Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN TEORI BAYI

BARU LAHIR NORMAL

A. DEFINISI
1. Bayi baru lahir adalah bagian
dari neonatus yaitu suatu organisme
yang sedang bertumbuh yang baru
mengalami trauma kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uterin ke kehidupan
ekstra uterin ( Buku kuliah IKA 3 ).
2. Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat
badan 2500 – 4000 gram ( Ibrahim
Kristiana S Drs. ZR, Perawatan
Kebidanan jilid II, Bandung 1984 )

B.TAHAPAN BAYI BARU LAHIR


Pengkajian setelah kelahiran, terjadi
dalam 3 tahap :
1. Tahap I yaitu segera selama
menit-menit pertama kelahiran
menggunakan system scoring apgar
untuk fisik dan scoring gray untuk
interaksi bayi dan ibu.
2. Tahap II yaitu disebut tahap
transisional reaktivitas. Mengkaji
selama 24 jam pertama perubahan
prilaku.
3. Tahap III yaitu tahap periodic,
pengkajian setelah 24 jam pertama
masing-masing tubuh diperiksa. Pada
tinjauan teori ini kami mengambil
batasan yang dibahas adalah 1 jam
setelah lahir.

C.PERUBAHAN FISIOLOGIS BBL


1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan fungsi kehidupan intra
uteri ke kehidupan ekstra uterin :
a.Faktor Maturasi
Masa gestasi dari BBL
berhubungan erat dengan persiapan
fetus dari intra uteri ke ekstra uteri.
b. Factor adaptasi
Kemampuan janin dalam
menyesuaikan diri dari intra uteri
ke ekstra uteri
c.Factor toleransi
Kemempuan janian mentolerir,
menghadapi hal hal yang
sebetulnya berbahaya.
2. Perubahan-perubahan yang terjadi
:
a. Pernafasan
Pernafasan pertama pada BBL
normal pada waktu 30 detik setelah
lahir. Pada menit-menit pertama + 80
x/menit disertai pernafasan cuping
hidung. Rintihan berlangsung 10 – 15
menit selama dalam uterus, janin
mendapat O2 dari pertukaran gas
melalui placenta, setelah bayi lahir
pertukaran gas harus melalui paru-
paru bayi.
Rangsangan untuk gerakan
pernafasan pertama adalah :
1) Tekanan mekanis dari toraks
sewaktu melalui jalan lahir
2) Penurunan Pa O2 dan kenaikan Pa
CO2 merangsang komoreseptor yang
terletak di sinus karotikus.
3) Rangsangan dingin didaerah muka
dapat merangsang permulaan
pergerakan pernafasan.
4) Refleks Deflasi Hering Breur.
5) Tekanan rongga dada bayi pada
waktu melalui jalan lahir
pervaginam mengakibatkan bahwa
paru-paru yang pada janin normal
cukup bulan mengandung 80 – 100
ml cairan, kehilangan 1/3 dari cairan
ini, sesudah bayi lahir cairan yang
hilang diganti dengan udara.
b.Sistem Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru
tekanan oksigen didalam alveoli
meningkat. Sebaliknya tekanan O2
turun. Hal tersebut mengakibatkan
turunya resistensi pembuluh darah
paru-paru. Sehingga aliran ke alat
tersebut meningkat, ini menyebabkan
darah dari arteria pulmonalis mengalir
ke paru-paru dan duktus arteriosus
menutup. Dengan menciutnya arteri
dan vena umbilikalis serta
terpotongnya tali pusat aliran darah
dari placenta terhenti sehingga atrium
kiri menerima darah dari paru-paru,
tekanan di atrium kiri lebih tinggi dari
tekanan di atrium kanan, sehingga
foramen ovale menutup. Sirkulasi
janin sekarang menjadi sirkulasi bayi
yang hidup di luar badan bayi. Bunyi
jantung pada menit pertama 180 kali
permenit makin lama makin menurun,
menit 30 menjadi 120 – 140 kali
permenit.
c. Traktus digestivus
Traktus digestivus pada neonatus
relatif lebih berat dan lebih panjang
disbanding orang dewasa. Pada
neonatus traktus digestivus
mengandung mekoneum yang
terbentuk sejak 16 minggu kehamilan
dan keluar dalam 10 jam pertama dan
dalam 4 hari biasanya tinja sudah
terbentuk dan berwarna biasa. Apabila
bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25 derajat
celcius maka bayi akan kehilangan panas melalui
konveksi, radiasi, evaporasi sebanyak 200 kal/ kg
bb/menit. Akibat suhu yang rendah metabolisme
jaringan meningkat dan kebutuhan oksigennya
meningkat.
d. Metabolisme
Luas permukaan neonatus relatif lebih besar,
daripada orang dewasa, sehingga metabolisme basal
per kg BB lebih besar. Pada jam-jam pertama energi
didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada hari
kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah
mendapat susu + pada hari ke 6, energi 60 % didapat
dari lemak dan 40 % dari karbohidrat.
e. Hati
Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan
biokimia dan morfologis yaitu kenaikan kadar
protein dan penurunan kadar lemak dan oksigen. Sel
hemapoetik mulai berkurang, enzym hati belum aktif
benar, daya detoksofokasi hati juga belum sempurna.
f. Suhu
Pada saat lahir, bayi berada dalam suhu lebih
rendah daripada dalam kandungan dan dalam
keadaan basah. Bila tidak disesuaikan suhu
lingkungan maka BBL akan kehilangan kalori
melalui :
1) Evaporasi yaitu proses penghilangan panas
melalui cara penguapan oleh karena temperatur
lingkungan lebih rendah daripada temperatur
tubuh ( bila bayi dalam keadaan basah )
2) Konduksi yaitu proses hilangnya panas tubuh
melalui kontak langsung dengan benda-benda
yang mempunyai suhu lebih rendah.
3) Konveksi yaitu proses penyesuaian suhu tubuh
melalui sirkulasi udara terhadap lingkungan
4) Radiasi yaitu proses hilangnya panas tubuh bila
bayi diletakkan dekat dengan benda-benda yang
lebih rendah
5) Konveksi yaitu proses suhu tubuh melalui
sirkulasi udara terhadap lingkungan.
6) Radiasi yaitu proses hilangnya panas tubuh bila
bayi diletakkan dekat dengan benda-benda yang
lebih rendah suhunya dari tubuh. Bila suhu sekitar
turun, ada tiga cara tubuh untuk meninggikan
suhu yaitu aktifitas otot, shivering dan
nonshivering thermogenesis (NST) yaitu cara
utama untuk meninggikan suhu yaitu dengan
pembakaran “Broun Fat” yang memberikan lebih
banyak energi daripada lemak biasa.
g. Keseimbangan Asam – Basa.
Yaitu pH darah pada waktu lahir rendah karena
glikolis anaerobic. Dalam 24 jam neonatus telah
mengkompensasi asidosis ini.
h. Keseimbangan Air dan Fungsi ginjal
Yaitu Tubuh bayi relatif banyak air dan kada Na
lebih besar dari K. ini menandakan bahwa ruangan
ekstra selluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna
karena :
1) Jumlah nefron belum sebanyak orang dewasa.
2) Ada ketidakseimbangan antara luas permukaan
glomerulus dan volume tubulus proximal.
3) Renal blood flou relatif kurang bila disbanding
orang dewasa.
i. Kelenjar Endokrin.
Yaitu selama dalam uterus – fetus mendapatkan
hormon dari ibu. Pada waktu BBL, kadang hormon
tersebut masih berfungsi, padsa bayi laki-laki terlihat
pembesaran kelenjar air susu dan pada perempuan
ditambah pengeluaran darah dari vagina. Kelenjar
Adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar bila
disbanding orang dewasa. Kelenjar tiroid sudah
sempurna dan berfungsi.
j. Susunan Syaraf Pusat
Yaitu sewaktu bayi lahir motorik terutama ialah
subkortikal. Setelah lahir jumlah cairan otak
berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah.
Mielinisasi terjadi setelah bayi berumur 2 bulan.
Perubahan konsentrasi DNA dalam otak dapat
diketahui bahwa pertambahan sel berlangsung terus
sampai anak berumur + 1 tahun.
k. Imunoglobulin
Yaitu plasenta merupakan sawar sehingga fetus
bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada BBL
hanya terdapat globulin Gamma G, yaitu imunologi
dari ibu ( plasenta ibu ). Reaksi imonoglobulin dapat
membentuk plasma dan antibogi Gama A, Gama G,
dan Gama M. imunologi dari kolostrum dapat
sebagai proteksi local dalam traktus digestivus.
l. Refleks.
Yaitu bayi yang beru lahir mempunyai sejumlah
refleks. Hal ini merupakan dasar bagi bayi untuk
mengadakan reaksi dan tindakan aktif.
Ada 2 macam reflek yaitu :
1) Reflek permanen ( tidak akan menghilang )
a) Reflek urat achilas : Kontraksi urat daging
kempal, bila urat achilas dipukul.
b) Reflek urat patelair : Kontraksi urat
daging kaki atas bila ada pukulan bawah lutut.
c) Reflek pupil : Mengecilnya pupil bila
ada sinar.
2) Reflek sementara ( menghilang setelah umur 4 – 6
bulan )
a) Reflek morro = Reflek perut = Reflek terkejut.
Anak mengemnbangkan tangan kesamping
lebar-lebar, melebarkan jari-jari lalu
mengembalikan dengan tarikan cepat seakan-
akan memeluk seseorang.
b) Reflek Tonick neck : Reflek otot leher.
Anak akan mengangkat leher dan menoleh
kanan / kiri bila diletakan dalam posisi
tengkurap.
c) Reflek Rooting
Timbul karena stimulasi taktil pada pipi dan
daerah mulut, akan bereaksi seakan-akan
mencapai puting susu.
d) Reflek Sucking = menghisap dan menelan =
Reflek oral
Timbul bersama dengan rangsangan pipi unrtuk
menghisap puting susu dan menelan Asi
e) Reflek Grasping
Bila jari diletakkan pada telapak tangan, anak
akan menutup telapak tangan tadi.
f) Reflek Babinsky
Bila ada rangsangan pada telapak kaki, ibu jari
kaki akan bergerak keatas dan jari-jari lain
membuka.
g) Reflek Steping = Reflek melangkah
Jika bayi dibuat posisi berdiri maka akan ada
gerakan spontan kaki melangkah walaupun
belum bisa berjalan.

DAFTAR PUSTAKA :
1. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak III oleh Staff
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Unifersitas Indonesia tahun 1985.
2. Ibrahim Kristiana. S.Drs. ZR, Perawatan
Kebidanan Jilid II, Bandung 1984.

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Kebidanan
    Tugas Kebidanan
    Dokumen4 halaman
    Tugas Kebidanan
    Eka Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kasus Eklamsia
    Contoh Kasus Eklamsia
    Dokumen19 halaman
    Contoh Kasus Eklamsia
    Eka Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • SOAL
    SOAL
    Dokumen5 halaman
    SOAL
    Eka Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • SOAL
    SOAL
    Dokumen5 halaman
    SOAL
    Eka Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • SOAL
    SOAL
    Dokumen5 halaman
    SOAL
    Eka Rahmawati
    Belum ada peringkat