TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Air merupakan bagian dari ekosistem secara keseluruhan. Keberadaan air di suatu
tempat yang berbeda membuat air bisa berlebih dan bisa berkurang sehingga dapat
menimbulkan berbagai persoalan. Untuk itu, air harus dikelola dengan bijak dengan
pendekatan terpadu secara menyeluruh. Terpadu berarti keterikatan dengan berbagai
aspek. Untuk sumber daya air yang terpadu membutuhkan keterlibatan dari berbagai
pihak (Robert J. Kodoatie, 2008).
Menurut ilmu kimia, air adalah substansi kimia yang memiliki rumus H2O yang
merupakan satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen (H) dan oksigen (O). Pada
kondisi standar, air memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Zat
kimia di dalam air merupakan suatu pelarut, memiliki kemampuan melarutkan banyak
zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam
molekul organik.
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penyelenggara air
minum adalah badan usaha milik negara/ badan usaha milik daerah, koperasi, badan
usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan/ atau individual yang
melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum. Air minum aman bagi kesehatan
apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif
(Permenkes RI Nomor 492 Tahun 2010, 2017).
Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala
kegiatan sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan
bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia.
Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya
kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kualitas kimia yang terdiri atas pH,
kesadahan dan sebagainya serta kualitas biologi dimana air terbebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)
lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan
aktifitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu (Gabriel,2001).
Secara kuantitas jumlah kebutuhan air untuk rumah tangga per kapita tidaklah sama di
setiap daerah. Untuk itu, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
juga membagi standar kebutuhan air minum berdasarkan lokasi wilayah sebagai berikut:
1. Pedesaan dengan kebutuhan 60 liter/kapita/hari.
2. Kota Kecil dengan kebutuhan 90 liter/kapita/hari.
3. Kota Sedang dengan kebutuhan 110 liter/kapita/hari.
4. Kota Besar dengan kebutuhan 130 liter/kapita/hari.
5. Kota Metropolitan dengan kebutuhan 150 liter/kapita/hari.
Air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dapat berasal dari air
permukaan berupa air sungai, danau dan rawa, air tanah dan air hujan. Selanjutnya dari
sumber air tersebut penyediaan air rumah tangga dapat berupa air sumur gali/bor/pompa
dan air PDAM. Penyediaan air yang baik harus mampu melayani kebutuhan air yang
memadai baik dari segi kuantitas dan kualitas serta mendapat respon serta dukungan
yang positif dari masyarakat.Penggunaan sistem individual, apalagi sistem individual
dengan menggunakan sumur perorangan, akan membawa dampak pada deplesi
sumberdaya alam. Hal ini disebabkan air yang masih terdapat di dalam tanah bersifat
sumber daya milik umum. Apalagi jika dilihat dari sudut penguasaannya, terdapat dua
jenis sumber daya yaitu sumberdaya alam yang dapat dimiliki oleh perorangan (private
properly resources)dan sumber daya alam yang dimiliki oleh umum (common properly
resources) (Suparmoko, 1989).
Kualitas air tidak sama di semua tempat, sehingga dapat saja terjadi di dalam satu
komplek perumahan, terdapat warga yang sumber air tanahnya baik dan ada juga yang
tidak. Hal ini tentu saja bertentangan dengan prinsip keadilan, khususnya warga yang
menggunakan sumber daya air privat dengan menggunakan sumur gali/bor/pompa.
Secara kualitas, penyediaan air dengan menggunakan sistem publik lebih baik
dibandingkan dengan sistem individual, karena pada umumnya di dalam sistem publik
terdapat fasilitas pengolahan air bersih. Selain itu, pengambilan air tanah dapat
dikendalikan sehingga tidak terjadi deplesi sumber daya (Maryati, 1996).
Namun tidak semua warga menggunakan sistempublik atau berlangganan air PDAM
untuk memperoleh air bersih, karena keterbatasan warga untuk membayar pemasangan
jaringan dan iuran per bulannya. Dengan menggunakan sumber daya air pribadi, warga
dengan bebas mengkonsumsi air tanpa memikirkan iuran yang harus dibayarkan. Selain
itu, penduduk yang menggunakan sumber air pribadi cenderung berperilaku boros
dalam mengkonsumsi air bersih (Sutrisno, 2004).
Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat
pada periode tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah air tersebut
kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui kondisi air
pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta
dapat pula untuk mendayagunakan air sebaik- baiknya. Manfaat secara umum yang
dapat diperoleh dari analisis neraca air antara lain:
1. Digunakan sebagai dasar pembuatan tempat penyimpanan dan pembagian air serta
saluran-salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-
bulan yang defisit air.
2. Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian banjir. Hal ini
terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-bulan yang surplus air.
3. Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti
sawah, perkebunan, dan perikanan.
P= Q + E + ∆S ........................................................................................................... (2.1)
Dimana :
P = Presipitasi
Q = Aliran Permukaan
E = Evapotranspirasi
∆S = Perubahan Cadangan Air (dalam tanah atau batuan dasar)
a. Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan
jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air
yang dapat ditahan tanah tersebut akan terus-menerus diserap akar tanaman atau
menguap sehingga tanah makin lama makin kering.
b. Titik layu permanen adalah kondisi air tanah dimana akar-akar tanaman tidak mampu
lagi menyerap air tanah, sehingga tanaman layu.
c. Air tersedia adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman yaitu selisih antara
kapasitas lapang dan titik layu permanen.
3. Model Neraca Air Tanaman
Model ini merupakan penggabungan data kilmatologis, data tanah dan data tanaman.
Neraca air ini dibuat untuk tujuan khusus pada jenis tanaman tertentu. Data tanaman
yang digunakan adalah data tanaman
pada komponen keluaran dari neraca air.
Adapun unsur-unsur yang termasuk dalam neraca air adalah :
1. Presipitasi
2. Evapotranspirasi
3. Runoff
4. Infiltrasi
5. Water storage
2. River Intake
River Intake terdiri atas sumur beton berdiameter 3 – 6 m yang dilengkapi 2 atau lebih
pipa besar yang disebut penstock. Pipa-pipa tersebut dilengkapi dengan katup sehingga
memungkinkan air memasuki intake secara berkala. Air yang terkumpul dalam sumur
kemudian dipompa dan dikirim kedalam instalasi pengolahan. River Intake terletak pada
bagian hulu kota untuk menghidari pencemaran oleh air buangan.
4. Canal Intake
Canal Intake terdiri atas sumur beton yang dilengkapi dengan pipa bell-mouthed yang
terpasang menghadap ke atas. Terdapat saringan halus pada bagian atas untuk mencegah
masuknya ikan-ikan kecil dan benda-benda terapung. Ruangan juga dilapisi dengan
saringan dari kerikil.
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun yang diproyeksikan
Po = Jumlah penduduk awal
r = Rata-rata angka pertumbuhan penduduk tiap tahun
n = Jangka waktu
N = Jumlah data diketahui
1
𝑎= [∑ 𝑦 − 𝑏 ∑(𝑙𝑛 𝑥)]..........................................................................................(2.10)
𝑁
𝑁 ∑(𝑦 𝑙𝑛 𝑥)− ∑ 𝑦 ∑ 𝑙𝑛 𝑥
𝑏= ..............................................................................................(2.11)
𝑁 ∑(𝑙𝑛 𝑥)2 − (∑ 𝑙𝑛 𝑥)2
Untuk menentukan metode paling tepat yang akan digunakan dalam perencanaan,
diperlukan perhitungan faktor korelasi, standar deviasi dan keadaan perkembangan kota
di masa yang akan datang. Koefisien korelasi dan standar deviasi diperoleh dari hasil
analisa dan perhitungan data kependudukan yang ada dengan data penduduk dari
perhitungan metode proyeksi yang digunakan.
∑ 𝑦 ∑𝑥 2 − ∑ 𝑥 ∑(𝑥𝑦)
𝑎= 𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
(2.13)
𝑁 ∑(𝑥𝑦)− ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑎= (2.14)
𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
r < 0, korelasi kuat, tetapi bernilai negatif dan hubungan diantara keduanya berbanding
terbalik.
r = 0, kedua data tidak memiliki hubungan.
r > 1, terdapat hubungan positif dan diperoleh korelasi yang kuat, diantara kedua
variabel memiliki hubungan yang berbanding lurus.
Metode proyeksi yang dipilih adalah metode dengan nilai standar deviasi terendah dan
koefisien korelasi paling besar. Pola perkembangan kota sesuai dengan fungsi kota di
masa mendatang juga dijadikan acuan dalam menentukan metode proyeksi. Pada
umumnya fungsi sebuah kota dapat menunjukkan kecenderungan pertambahan
penduduk di masa mendatang.
untuk mencukupi kebutuhan mandi, cuci dan minum. Pelayanan air minum ini ditujukan
bagi masyarakat dengan golongan ekonomi bawah atau menempati rumah non
permanen yaitu rumah yang terbuat dari bambu atau kayu. Golongan ini berpenghasilan
rendah dan lebih mengutamakan penggunaan air tanah yang bebas biaya sehingga
tingkat penggunaan air dengan sumber air permukaan akan menjadi sangat rendah
karena memerlukan biaya.
Jumlah penduduk yang menempati rumah non permanen di masa mendatang akan
mengalami penurunan karena diperkirakan akan terjadi peningkatan kondisi
perekonomian masyarakat.
b. Tata Kota
Kebutuhan air untuk tata kota meliputi kebutuhan air bagi pemeliharaan taman-taman di
wilayah perencanaan. Jumlah air yang disediakan adalah 5% dari total kebutuhan air
(Al-Layla, 1977).
air yang dapat terjadi karena keluar dari sistim tanpa dipergunakan atau tidak
tercatatnya penggunaan air karena berbagai sebab.
Kehilangan air berdasarkan penyebabnya dapat diklasifikasikan merupakan kehilangan
air secara fisik dan kehilangan non fisik. Kehilangan fisik (physical losses) adalah
kehilangan yang disebabkan adanya kebocoran yang terjadi pada komponen sistem,
pada reservoir, pada pipa baik distribusi maupun transmisi, atau pada sambungan
rumah. Kehilangan non fisik (nonphysical losses) adalah kehilangan air yang secara
fisik tidak terlihat tapi dapat diketahui dari perhitungan dan catatan jumlah air yang
didistribusikan kepada pelanggan.
Kehilangan air dapat dihitung berdasarkan besarnya kebutuhan domestik dan non
domestik, dikalikan dengan persentase kehilangan air yang dirumuskan sebagai
berikut :
𝑄𝑎 = (𝑄𝑑 + 𝑄𝑛)𝑥𝑟𝑎 ..............................................................................................(2.18)
Dimana :
Qn = Kebutuhan air non domestik
Qd = Kebutuhan air domestik
ra = Presentase kehilangan air
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang
membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman,
perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini
adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang digunakan
saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyak
air yang digunakan, dan keran kebakaran. Dua hal penting yang harus diperhatikan pada
sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi
(kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi
pengolahan.Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih
kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas,
kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang didambakan
oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu (Chandra, 2006).
4) Jika terjadi kebakaran, suplay air pada fire hydrantnt lebih sedikit karena alirannya
hanya satu arah.
c. Pola Gabungan
Pola ini merupakan gabungan dari kedua pola diatas yang biasanya diterapkan pada
daerah yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Daerah pelanan sedang berkembang
2) Pola jalan pada daerah pelayanan tidak berhubungan satu sama lain dengan pola
pengembangan juga yang tidak teratur.
3) Daerah pelayanan memiliki elevasi yang bervariasi (Sutrisno, 2004).
diseluruh jaringan. Menggunakan sistim loop, biasanya membutuhkan jumlah pipa yang
lebih banyak sehingga nilai investasinya lebih besar. Keuntungan dari sistim loop ini
adalah sistim aliran dengan tidak satu arah, sehingga jika suatu tempat pada jalur pipa
dilakukan penutupan aliran, maka air akan tetap mengalir dari arah yang lain.
untuk mencapai Medan Kota Metropolitan.Salah satu fasilitas umum yang mendapat
perhatian adalah pelayanan air minum. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap
orang membutuhkan air sebagai sumber kehidupan. Pelayanan air minum Kota Medan
secara khusus, dan beberapa daerah di Provinsi Sumatera Utara dilakukan oleh PDAM
Tirtanadi.
PDAM Tirtanadi merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera
Utara dalam bidang pelayanan air minum yang berlokasi di Jl.Sisingamangaraja No.1
Medan. Air yang menjadi bahan baku yaitu air yang diambil dari sumber utama mata air
Rumah Sumbul di Sibolangit dengan kapasitas 3000 m3/hari. Air tersebut
ditransmisikan ke Reservoir Menara yang memiliki kapasitas 1200 m3 yang terletak di
Jl. Kapitan (sekarang kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara).
Reservoir ini memiliki ketinggian 42 m dari permukaan tanah. Reservoir ini dibuat dari
besi dengan diameter 14 m.
a) IPA Sibolangit
Air bakunya berasal dari mata air. IPA Sibolangit ini merupakan bangunan pengolahan
pertama yang dibangun pada tahun 1907. Pengolahan dilakukan dengan sistem aerasi
dalam bangunan tertutup, yang berfungsi untuk menurunkan CO2 agresif. Selanjutnya
ditambahkan kapur/soda ash untuk netraliasi pH dan kaporit (sodiumhipochlorit)
sebagai desinfektan. Saat ini, kapasitas produksi air bersih sebesar 600 Ltr/dtk; yang
sudah semakin menurun.
b) IPA Sunggal
IPA Sunggal mulai dibangun pada tahun 1969, dengan kapasitas awal sebesar 300
Ltr/dtk., hingga akhirnya berkapasitas 1.500 Ltr/dtk. Dan pada tahun 2006, di up rating
hingga 1.800 Ltr/dtk. Sumber air baku berasal dari air air permukaan (Sungai Belawan).
Komponen pengolahan IPA Sunggal terdiri bendung intake, bak prasedimentasi,
clarifier, filter, dan reservoar. Selain komponen bangunan di atas, dilengkapi pula
dengan bar screenair baku, fasilitas gas chlor, pompa air baku, pompa disribusi, genset,
gudang kimia, dan laboratorium. Selanjutnya, dari reservoar produksi, didistribusikan
ke jaringan pipa air minum.
Total kapasitas sebesar 500 Ltr/dtk. Sumber air baku beraal dari air permukaan (Sungai
Belumai). Bangunan pengolahan terdiri dari intake bendung, bak
prasedimentasi,clarifier, filter dan reservoirserta dilengkapi dengan screen air baku,
fasilitas gas chlor, Raw Water Pump Station, distribution pump, genset, gudang kimia,
laboratorium, dan ruang scada.
f) IPA Belumai
Kapasitas terpasang IPA Belumai sebesar 500 Ltr/dtk. Air baku berasal dari Sungai
Belumai. Mulai dioperasikan sejak tahun 2006.
Reservoir produksi ini tidak hanya menampung air hasil produksi dan mengalirkannya
ke reservoir distribusi, tapi juga ada yang langsung dipompakan ke jaringan distribusi.
Reservoir produksi/distribusi ini dilengkapi dengan pompa distribusi sebagai berikut :
1. Total pompa pada seluruh reservoir produksi adalah 17 unit pompa distribusi.
2. Total pompa pada seluruh reservoir distribusi adalah 56 unit pompa distribusi.
Untuk mengukur volume air yang dialirkan ke jaringan pipa distribusi, sebagian dari
reservoir ini dilengkapi dengan meter air, dan sebagian lagi tidak dilengkapi dengan
meter air. Dari meter air yang terpasang, tidak seluruhnya dalam kondisi baik.
2. Intermitten system
Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari.
Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan perlu
menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air untuk fire
fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan
lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam beberapa jam saja.
Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari dan juga sistem ini
cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.
2. Pipa pencabangan
Pipa pencabangan atau pipa sekunder adalah pipa yang membawa air yang berasal dari
pipa induk dan menuju ruas-ruas tersier dan biasanya adalah jenis pipa PVC yang
langsung menuju rumah-rumah penduduk setempat.
3. Pipa plumbing
Pipa plumbing adalah jaringan pipa yang membawa air dari ruas-ruas pipa tersier
langsung ke dalam rumah atau pipa-pipa yg terdapat di dalam rumah.
4. Pipa PVC
Pipa PVC adalah jenis pipa plastik yang merupakan pipa tahan terhadap air agresif. Pipa
ini terbuat dari bahan chlorida yang berbentuk gugus Polyvinis Chloride. Pipa ini dibuat
dalam berbagai diametr mulai dari 10 mm sampai dengan diameter 300 mm, serta
panjang rata-rata 6 meter.
5. Pipa castiron
Pipa ini terbuat dari baja, pipa ini terbagi dari berbagai homogeny. Diameter yang
terbesar adalah 1300 mm, ukuran panjangnya adalah 6 meter sampai 6 meter.
7. Pipa baja
Pipa baja ini dibuat dari baja yang bermutu tinggi, agar umur dari pipa tersebut dapat
tahan lama dan biasanya pipa ini digunakan utuk pipa induk, ukuran diameternya
berbagai macam 100 mm, 200 mm, 300 mm, 600 mm, serta 800 mm. Panjang pipa baja
adalah 6 sampai 8 meter.
Alat Sambung
Macam-macam alat sambung yang dapat digunakan dalam perencanaan jaringan pipa
distribusi, antara lain:
a. Tee, berfungsi untuk mengalirkan air secara menyilang
d. Reducer, berfungsi untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang berbeda
Alat Pelengkap
Macam-macam perlengkapan pipa yang mendukung sistem distribusi air minum antara
lain:
1. Gatevalve
Berfungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa assesoris ini dapat menutup suplai air
jika diinginkan dan membagi aliran ke bagian lain.
2. Air releasevalve
Berfungsi untuk melepaskan udara yang ada di dalam aliran air. Dipasang pada setiap
jalur pipa tinggi dan mempunyai tekanan lebih dari 1 atm.
1. Checkvalve
Valve ini dipasang bila pengaliran di dalam pipa diinginkan satu arah.Alat inidipasang
pada pipa tekan antara pompa dan gate valve. Tujuannya, bila pompa mati maka
pukulan akibat aliran balik tidak merusak pompa.
2. Firehydrant
Berfungsi untuk memberikan air bila terjadi kebakaran.
Alat ini dipasang pada area yang frekuensi kebakarannya cenderung tinggi
dantergantung pada :
a) Kepadatan penduduk danaktivitasnya
b) Luas daerahpelayanan
c) Setiap persimpangan jalan yang cukup padat sehingga memudahkan tugas pemadam
kebakaran.
3. Manhole/valvechamber
Sebagai tempat pemeriksaan atau perbaikan bila terjadi gangguan pada valve.
Penempatannya pada tempat assesoris yang penting dan pada jalur pipa setiap jarak
300-600 meter, terutama pada pipa berdiameter besar. Ukuran manhole ini biasanya 60
cm x 60 cm.
5. Thrustblock
Diperlukan pada pipa yang mengalami beban hidrolik yang tidak seimbang, misalnya
pada pergantian diameter pipa, akhir pipa dan belokan. Gaya ini harus ditahan oleh
thrust block untuk menjaga agar fitting tidak bergerak. Umumnya lebih praktis
memasang thrust block ini setelah saluran ditimbun tanah dan dipadatkan, sehingga
menjamin mampu menahan getaran/gaya hidrolik atau beban lain. Thrust block
hendaknya dipasang pada sisi parit, maka dari itu perlu untuk meratakan sisi parit atau
menggali sebuah lobang masuk ke dalam dinding parit untuk menahan gaya geser.
6. Meter Tekanan
Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan kerja pompa.Kontrol perlu
dilakukan untuk menjaga keamanan distribusi dari tekanan kerja pompa dan menjaga
kontinuitas aliran.
7. Meter Air
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan juga sebagai alat
pendeteksi kebocoran.Meter air terpasang pada setiap sambungan yang dipasang secara
kontinu.
b) Flange joint
Biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi dan untuk sambungan yang letaknya
dekat dengan instalasi pompa. Sebelum kedua flange disatukan dengan mur dan baut,
maka diantara flangedisisipkan packing untuk mencegahkebocoran.
c) Ball joint
Digunakan untuk sambungan dua pipa dalam air.
d) Reducer-increaser
Increaser untuk menyambung pipa dari diameter kecil ke diameter besar sedangkan
reducer untuk menyambung dua pipa dari diameter besar ke diameter kecil.
e) Bend
Merupakan assesoris untuk belokan pipa. Sudut belokan pipa yang umumnya
digunakan 900˚, 45,22.5˚, dan 11.25˚.
f) Tee
Untuk menyambung pipa pada percabangan.
g) Tappingband
Dipasang pada tempat yang perlu disadap dan untuk dialirkan ke tempat lain. Dalam hal
ini, pipa distribusi di bor dan tapping band dipasang dengan baut disekeliling pipa
dengan memeriksa agar cincin melingkar penuh pada keliling lubang.
Pada sistem ini, air hanya mengalir dari satu arah dan pada setiap ujung pipa akhir
daerah pelayanan terdapat titik akhir (dead end). Sistem ini biasanya digunakan pada
daerah dengan sifat-sifat sebagai berikut: Perkembangan kota ke arah memanjang
Sarana jaringan jalan tidak saling berhubungan Keadaan topografi dengan kemiringan
medan yang menuju satu arah
Keuntungan:
1) Jaringan distribusi relatif lebih searah
2) Pemasangan pipa lebih mudah
3) Penggunaan pipa lebih sedikit karena pipa distribusi hanya dipasang pada daerah
yang paling padat penduduknya
Kerugian:
1) Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan di ujung pipa tidak
dapat dihindari sehingga setidaknya perlu dilakukan pembersihan
2) Bila terjadi kerusakan dan kebakaran pada salah satu bagian sistem maka suplay air
akan terganggu
3) Kemungkinan tekanan air yang diperlukan tidak cukupjika ada sambungan baru
4) Keseimbangan sistem pengaliran kurang terjamin, terutama jika terjadi tekanan kritis
pada bagian pipa yang terjauh
b. Sistem Melingkar atau Loop
Pada sistem ini, jaringan pipa induk distribusi saling berhubungan satu dengan yang lain
membentuk lingkaran-lingkaran, sehingga pada pipa induk tidakada titik mati (dead
end) dan air akan mengalir kesuatu titik yang dapat melalui beberapa arah. Sistem ini
biasa diterapkan pada:
1) Daerah dengan jaringan jalan yang saling berhubungan
2) Daerah yang perkembangan kotanya cenderung ke segala arah
3) Keadaan topografi yang relatif datar.
Keuntungan :
1) Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan lumpur dapat
dihindari (air dapat disirkulasi dengan bebas)
2) Bila terjadi kerusakan, perbaikan, atau pengambilan untuk pemadam kebakaran
pada bagian sistem tertentu, maka suplay air pada bagian lain tidak terganggu
Kerugian :
1) Sistem perpipaan yang rumit
2) Perlengkapan pipa yang digunakan sangat banyak
Pipa Pelayanan
Pipa pelayanan terdiri dari :
1) Pipa tersier
Pipa yang dapat disambungkan langsung pada pipa sekunder atau primer. Fungsi pipa
ini adalah untuk melayanipipa retrikulasi atau pipa servis, karena pemasangan pipa
servis langsung pada pipa primer sangat tidak menguntungkan karena dapat
menyebabkan terganggunya pengaliran air dalam pipa.
2) Pipa retrikulasi
Pipa in umumnya berdiameter 20 mm- 150 mm, dan berfungsi mendistrbusikan air dari
jaringan utama ke konsumen.
3) Pipa servis
Pipa servis merupakan pipa yang dihubungkan ke konsumen dan dapat disambungkan
langsung pada pipa retrikulasi atau tersier.
Kekeruhan pada air yang tergenang misalnya danau, lebih banyak disebabkan oleh
bahan tersupensi yang berupa koloid dan partikel–partikel halus. Sedangkan kekeruhan
pada sungai yang sedang banjir lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi
yang berukuran lebih besar, yang berupa lapisan permukaan tanah yang terbawa oleh
aliran air pada saat hujan. Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya
sistem osmoregulasi, misalnya, pernafasan dan daya lihat organisme akuatik, serta dapat
menghambat penetrasi cahaya kedalam air. Tingginya nilai kekeruhan juga dapat
mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses
penjernihan air (Effendi, 2003).
Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi : tanah liat, lumpur, bahan-
bahan organik yang tersebar secara baik dan partikel-partikel kecil yang tersuspensi
lainnya. Nilai yang menunjukkan kekeruhan didasarkan pada bahan-bahan tersuspensi
pada jalannya sinar melalui sampel. Nilai ini tidak secara langsung menunjukka n
banyaknya bahan tersuspensi, tetapi ia menunjukkan kemungkinan penerimaan
konsumen terhadap air tersebut. Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang
membahayakan, tetapi ia menjadi tidak disenangi karena rupanya. Untuk membuat air
memuaskan untuk penggunaan rumah tangga, usaha penghilangan secara hampir
sempur na bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan, adalah penting (Sutrisno, 2006).
Standar yang ditetapkan oleh U.S. Public health Service mengenai kekeruhan ini adalah
batas maksimal 10 ppm dengan skala silikat, tetapi dalam angka praktik angka standar
ini umumnya tidak memuaskan. Kebanyakan bangunan pengolahan air yang modern
menghasilkan air dengan kekeruhan 1 ppm atau kurang. Kekeruhan pada air merupakan
satu hal yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi umum, mengingat
bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam usaha
penyaringan dan akan mengurangi efektivitas usaha desinfeksi (Sawyer, dkk, 2014).
Tinggi rendah taraf kehidupan penduduk serta kebiasaan hidup sehari-hari sangat
mempengaruhi pula pemakaian air.
c) Keberadaan Industri
Keberadaan industri dapat mempengaruhi banyaknya kebutuhan air per kapita dari suatu
kota.
d) Kualitas air
Makin baik kualitas air maka akan semakin meningkat pemakaiannya dan demikian
pula sebaliknya. Air yang kurang baik kualitasnya, akan menimbulkan keengganan
orang untuk memakainya sehingga pemakaian rerata per orang per hari juga akan
menurun.
e) Harga Air
Makin tinggi harga air, makin berhemat orang menggunakannya, sehingga pemakaian
rata-rata tiap orang per hari juga akan menurun, walaupun pada umumnya hal ini tidak
terlalu besar pengaruhnya.
A. Parameter Fisik
Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan jumlah zat padat terlarut
(TDS) yang rendah.
a) Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air
dapat memberi petunjuk akan kualitas air.
b) Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat
menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.
c) Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari
berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan
adanya tannin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna
kuning muda, menyerupai urin, oleh karenanya orang tidak mau menggunakannya.
Selain itu, zat organik ini bila terkena khlor dapat membentuk senyawa-senyawa
khloroform yang beracun. Warna pun dapat berasal dari buangan industri.
d) Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik
maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam,
sedangkan yang organik dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Buangan
industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan.
e) Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat
kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan, menghambat
reaksi-reaksi biokimia didalam saluran/pipa, mikroorganisme patogen tidak mudah
berkembang biak, dan bila diminum air dapat menghilangkan dahaga.
f) Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan
gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya, efek
TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab
masalah tersebut.
B. Parameter Mikrobiologis
Sumber- sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri. Jumlah dan jenis
bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh karena
itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen.
Bakteri golongan coli tidakmerupakan bakteri golongan patogen, namum bakteri ini
merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen.
C. Parameter Radioaktivitas
Bahwa air tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang
mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta, dan gamma.
3. Syarat Kontinuitas
Semua makhluk hidup memerlukan air, karena air merupakan kebutuhan dasar bagi
kehidupan. Khususnya manusia, air diperlukan untuk berbagai keperluan, antara lain
rumah tangga, industri, pertanian dan sebagainya. Dalam memenuhi kebutuhan air,
selain kuantitas dan kualitas air manusia juga selalu memperhatikan kontinuitas air.
Kontinuitas air bersih adalah pencatatan debit air pada setiap saat, sehingga dengan
demikian akan dapat mengetahui air yang masak. Selain itu juga
mengontrol/memeriksa peralatan pencatatan debit serta peralatan lainnya (seperti
pompa, saringan, pintu air) untuk menjaga kontinuitas debitpengaliran.Pada saat
sekarang ini air harus diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan kepada para pelanggan
karena untuk mendapatkan hasil air yang bersih dan sehat (Sutrisno, 2004).
Urutan pengolahan air yang paling penting, yaitu :
1) Penyaringan
2) Aerasi (perpindahan gas)
3) Pencampuran
4) Flokulasi
5) Pengendapan
6) Filtrasi
7) Saringan mikro (Sasongko, 1997)
EPANET di design sebagai alat untuk mencapai dan mewujudkan pemahaman tentang
pergerakan dan nasib kandungan air minum dalam jaringan distribusi. Jugadapat
digunakan untuk berbagai analisa berbagai aplikasi jaringan distribusi. Sebagai contoh
untuk pembuatan design, kalibrasi model hidrolis, analisa sisa khlor, dan analisa
pelanggan. EPANET dapat membantu dalam mengatur strategi untuk merealisasikan
qualitas air dalam suatu sistem (Rossman, 2000).
Untuk analisa sistem jaringan distribusi air bersih dengan menggunakan program
EPANET 2.0 dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara Single Period dan
Extended Period Simulation. Pada single period proses analisa distribusi kebutuhan air
bersih dianggap sama setiap jamnya dan alirannya mantap, sedangkan pada extended
period simulation analisa distribusi kebutuhan air bersih berbeda-beda pada tiap waktu.
Dalam analisa perencanaan ini digunakan sistem extended period simulation. Dalam
pengolahan data pada program EPANET 2.0 diperlukan beberapa asumsi, yaitu :
1. Kondisi jaringan dan kualitas air dianggap baik.
2. Seluruh pipa menggunakan jenis HDPE dan angka kekasaran pipa dihitung menurut
persamaan Hazen-Williams.
3. Kebutuhan air setiap jaringan rumah ditinjau berdasarkan produksi total Filter Water
Tank menggunakan metode luasan rumah.
4. Reservoir dilapangan dimodelkan berupa tampungan dengan kondisi penyediaan air
tidak terbatas berapapun kebutuhan selama 24 jam reservoir dapat memenuhi.
5. Pompa dilapangan dimodelkan dengan debit dan tekanan sesuai data spesifikasi
pompa yang didapat dari PT. Pusri.
Adapun langkah kerja yang dilakukan untuk memulai analisa dengan program EPANET
2.0 adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan project baru.
b. Pengaturan program.
c. Penggambaran skema jaringan distribusi air bersih.
d. Input data komponen jaringan distribusi air bersih.
e. Input data pola kebutuhan air.
f. Simulasi program.
g. Interpretasi hasil simulasi.
Setelah program dijalankan, maka selanjutnya melihat hasil simulasi. Hasil simulasi
dapat diakses berupatabel, grafik, dan peta parameter jamnya (Rossman, 2000).
window, dan property editor window. Penjelasan masing-masing elemen ada pada
penjelasan berikut ini:
2. GIS adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangka lunak, data, manusia
(brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan,
3. GIS adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografis.
Sistem ini diimplementasikan dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat
lunak komputer yang berfungsi untuk:
a. Akusisi dan verifikasi data
b. Kompilasi data
c. Penyimpanan data
d. Perubahan dan updating data
e. Manajemen an pertukaran data
f. Manipulasi data
g. Pemanggilan dan persentase data
h. Analisa data (Bern, 1992)
4. GIS adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan
permukaan bumi (Demers, 1997).
5. GIS adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan
mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karateristik-karateristik
fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. GIS yang lengkap akan mencakup
metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial, perangkat keras,
perangkat lunak dan struktur organisasi (Gistut, 1994).
Secara umum pengertian GIS sebagai berikut: ” Suatu komponen yang terdiri dari
perangkat keras, perangkat lunak,data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja
bersama secara efektif untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui,
mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam
suatu informasi berbasis geografis ”.
4. Untuk memberi nama file pada titik tersebut, tekan ENTER lalu gunakan tombol
ROCKER, Ada dua cara menggunakan tombol ROCKER: (i) arah ke atas/ ke bawah
untuk memilih huruf atau angka, dan (ii) arah ke kiri/kanan untuk memindahkan ke
huruf atau angka sebelumnya/berikutnya. Akhiri dengan menekan ENTER.
5. Untuk menyimpan nama yang baru saja kita buat pada alat, tekan sekali lagi tombol
ROCKER, arahkan menuju pilihan SAVE. Jangan lupa untuk kemudian menekan
tombol.
b. Membuat Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak pada model (peta, view) dengan jarak
sebenarnya di lapangan. Mengatur skala adalah salah satu cara mengatur zoom
karena skala dapat berperan sebagai Zoom Level. Skala dapat diatur dengan
mengatur tool skala yang biasanya berada pada toolbar standart. Pengaturan skala
dapat dilakukan dengan salah satu dari cara berikut:
1) Ketikan skala secara manual, misalnya 1:20,000,000. Perlu diingat bahwa kita
tidak perlu mengisi angka 1 (satu) ataupun pemisah satuan ribuan. Sebagai contoh untuk
mengisi skala 1 : 20.000.000 , kita cukup mengetikkan 20000000.
2) Klik pada Dropdown, kemudian pilih skala yang tersedia.
Daftar skala yang tersedia menggunakan skala-skala baku di US, kita bisa memodifikasi
daftar skala yang tersedia agar pengaturan skala dengan drop-down lebih cepat, dengan
cara sbb:
a) Klik pada dropdown skala
b) Klik <Costumize this list…>
c) Pilih Delete All
d) Isikan angka 10000
e) Klik add
f) Isikan satu persatu skala standar yang diinginkan, misalnya 10000, 25000, 50000,
100000, 250000, dan seterusnya
g) Klik OK
2. Tampilan jendela yang terlihat spreadsheet (seperti tabel excel). Ini merupakan
sebuah daftar dari semua fitur yang terkandung pada layer. Masing-masing baris
(Record) merupakan satu fitur di petanya.
3. Double-klik pada salah satu kolom dan Anda dapat melihat bahwa semua fitur akan
di sortir berdasarkan alfabet dari kolom tersebut . Field ini akan memberitahu kita lokasi
dimana titik tersebut direpresentasikan.