Anda di halaman 1dari 52

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Air merupakan bagian dari ekosistem secara keseluruhan. Keberadaan air di suatu
tempat yang berbeda membuat air bisa berlebih dan bisa berkurang sehingga dapat
menimbulkan berbagai persoalan. Untuk itu, air harus dikelola dengan bijak dengan
pendekatan terpadu secara menyeluruh. Terpadu berarti keterikatan dengan berbagai
aspek. Untuk sumber daya air yang terpadu membutuhkan keterlibatan dari berbagai
pihak (Robert J. Kodoatie, 2008).

Menurut ilmu kimia, air adalah substansi kimia yang memiliki rumus H2O yang
merupakan satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen (H) dan oksigen (O). Pada
kondisi standar, air memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Zat
kimia di dalam air merupakan suatu pelarut, memiliki kemampuan melarutkan banyak
zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam
molekul organik.

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penyelenggara air
minum adalah badan usaha milik negara/ badan usaha milik daerah, koperasi, badan
usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan/ atau individual yang
melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum. Air minum aman bagi kesehatan
apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif
(Permenkes RI Nomor 492 Tahun 2010, 2017).

Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala
kegiatan sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan
bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia.
Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya
kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kualitas kimia yang terdiri atas pH,
kesadahan dan sebagainya serta kualitas biologi dimana air terbebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan
aktifitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu (Gabriel,2001).

Secara kuantitas jumlah kebutuhan air untuk rumah tangga per kapita tidaklah sama di
setiap daerah. Untuk itu, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
juga membagi standar kebutuhan air minum berdasarkan lokasi wilayah sebagai berikut:
1. Pedesaan dengan kebutuhan 60 liter/kapita/hari.
2. Kota Kecil dengan kebutuhan 90 liter/kapita/hari.
3. Kota Sedang dengan kebutuhan 110 liter/kapita/hari.
4. Kota Besar dengan kebutuhan 130 liter/kapita/hari.
5. Kota Metropolitan dengan kebutuhan 150 liter/kapita/hari.

Air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dapat berasal dari air
permukaan berupa air sungai, danau dan rawa, air tanah dan air hujan. Selanjutnya dari
sumber air tersebut penyediaan air rumah tangga dapat berupa air sumur gali/bor/pompa
dan air PDAM. Penyediaan air yang baik harus mampu melayani kebutuhan air yang
memadai baik dari segi kuantitas dan kualitas serta mendapat respon serta dukungan
yang positif dari masyarakat.Penggunaan sistem individual, apalagi sistem individual
dengan menggunakan sumur perorangan, akan membawa dampak pada deplesi
sumberdaya alam. Hal ini disebabkan air yang masih terdapat di dalam tanah bersifat
sumber daya milik umum. Apalagi jika dilihat dari sudut penguasaannya, terdapat dua
jenis sumber daya yaitu sumberdaya alam yang dapat dimiliki oleh perorangan (private
properly resources)dan sumber daya alam yang dimiliki oleh umum (common properly
resources) (Suparmoko, 1989).

Kualitas air tidak sama di semua tempat, sehingga dapat saja terjadi di dalam satu
komplek perumahan, terdapat warga yang sumber air tanahnya baik dan ada juga yang
tidak. Hal ini tentu saja bertentangan dengan prinsip keadilan, khususnya warga yang
menggunakan sumber daya air privat dengan menggunakan sumur gali/bor/pompa.
Secara kualitas, penyediaan air dengan menggunakan sistem publik lebih baik
dibandingkan dengan sistem individual, karena pada umumnya di dalam sistem publik
terdapat fasilitas pengolahan air bersih. Selain itu, pengambilan air tanah dapat
dikendalikan sehingga tidak terjadi deplesi sumber daya (Maryati, 1996).

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 2
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Namun tidak semua warga menggunakan sistempublik atau berlangganan air PDAM
untuk memperoleh air bersih, karena keterbatasan warga untuk membayar pemasangan
jaringan dan iuran per bulannya. Dengan menggunakan sumber daya air pribadi, warga
dengan bebas mengkonsumsi air tanpa memikirkan iuran yang harus dibayarkan. Selain
itu, penduduk yang menggunakan sumber air pribadi cenderung berperilaku boros
dalam mengkonsumsi air bersih (Sutrisno, 2004).

2.1.1. Siklus Hidrologi


Siklus hidrologi adalah suatu rangkaian proses yang terjadi dengan air yang terdiri dari
penguapan, presipitasi, infiltrasi dan pengaliran keluar (out flow). Penguapan terdiri dari
evaporasi dan transpirasi. Uap yang dihasilkan mengalami kondensasi dan dipadatkan
membentuk awan yang nantinya kembali menjadi air dan turun sebagai
presipitasi.Sebelum tiba di permukaan bumi presipitasi tersebut sebagian langsung
menguap ke udara, sebagian tertahan oleh tumbuh-tumbuhan (intersepsi) dan sebagian
mencapai permukaan tanah. Air yang sampai ke permukaan tanah sebagian akan
berinfiltrasi dan sebagian lagi mengisi cekungan-cekungan di permukaan tanah
kemudian mengalir ke tempat yang lebih rendah (runoff), masuk ke sungai-sungai dan
akhirnya ke laut. Dalam perjalanannya, sebagian air akan mengalami penguapan. Air
yang masuk ke dalam tanah sebagian akan keluar lagi menuju sungai yang disebut
dengan aliran antara (interflow), sebagian akan turun dan masuk ke dalam air tanah
yang sedikit demi sedikit dan masuk ke dalam sungai sebagai aliran bawah tanah
(ground water flow).

2.1.2. Neraca Air

Gambar 2.1 Neraca Air


Sumber: Danur, 2011

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 3
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat
pada periode tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah air tersebut
kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui kondisi air
pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta
dapat pula untuk mendayagunakan air sebaik- baiknya. Manfaat secara umum yang
dapat diperoleh dari analisis neraca air antara lain:
1. Digunakan sebagai dasar pembuatan tempat penyimpanan dan pembagian air serta
saluran-salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-
bulan yang defisit air.
2. Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian banjir. Hal ini
terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-bulan yang surplus air.
3. Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti
sawah, perkebunan, dan perikanan.

P= Q + E + ∆S ........................................................................................................... (2.1)
Dimana :
P = Presipitasi
Q = Aliran Permukaan
E = Evapotranspirasi
∆S = Perubahan Cadangan Air (dalam tanah atau batuan dasar)

Adapun yang mencakup jenis neraca air adalah :


1. Model Neraca Air Umum
Model ini menggunakan data klimatologis dan bermanfaat untuk mengetahui
berlangsungnya bulan-bulan basah (jumlah curah hujan melebihi kehilangan air untuk
penguapan dari permukaan tanah atau evaporasi maupun penguapan dari sistem
tanaman atau transpirasi, penggabungan keduanya dikenal sebagai evapotranspirasi).
2. Model Neraca Air Lahan
Model ini merupakan penggabungan data klimatologis dengan data tanah terutama data
kadar air pada Kapasitas Lapang (KL), kadar air tanah pada Titik Layu Permanen
(TLP), dan Air Tersedia (WHC = Water Holding Capacity).

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 4
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

a. Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan
jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air
yang dapat ditahan tanah tersebut akan terus-menerus diserap akar tanaman atau
menguap sehingga tanah makin lama makin kering.
b. Titik layu permanen adalah kondisi air tanah dimana akar-akar tanaman tidak mampu
lagi menyerap air tanah, sehingga tanaman layu.
c. Air tersedia adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman yaitu selisih antara
kapasitas lapang dan titik layu permanen.
3. Model Neraca Air Tanaman
Model ini merupakan penggabungan data kilmatologis, data tanah dan data tanaman.
Neraca air ini dibuat untuk tujuan khusus pada jenis tanaman tertentu. Data tanaman
yang digunakan adalah data tanaman
pada komponen keluaran dari neraca air.
Adapun unsur-unsur yang termasuk dalam neraca air adalah :
1. Presipitasi
2. Evapotranspirasi
3. Runoff
4. Infiltrasi
5. Water storage

2.1.3 Hubungan Siklus Hidrologi dengan Neraca Air


Dalam konsep siklus hidrologi bahwa jumlah air di suatu luasan tertentu di permukaan
bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang masuk (input) dan keluar (output) pada jangka
waktu tertentu. Semakin cepat siklus hidrologi terjadi maka tingkat neraca air nya akan
semakin dinamis. Kesetimbangan air dalam suatu sistem tanah-tanaman dapat
digambarkan melalui sejumlah proses aliran air yang kejadiannya berlangsung dalam
satuan waktu yang berbeda-beda.

2.1.4 Jenis Bangunan Pengambilan Air Baku


Bangunan Pengambilan Air Baku (Intake) Intake adalah suatu konstruksi yang berguna untuk
mengambil air dari sumber air di permukaan tanah seperti reservoir, sungai, danau atau
kanal. Konstruksi intake disesuaikan menurut konstruksi bangunan air, dan umumnya
secara kualitas airnya kurang baik namun biasanya secara kuatitas airnya cukup banyak.
Bangunan Intake terdiri dari 4 (empat) macam yaitu :

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 5
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

1. Reservoir Intake (Intake Tower)


Intake Tower terletak pada bagian pelimpahan atau dekat sisi bendungan. Pondasi
menara (tower) terpisah dari bendungan dan dibangun pada bagian hulu. Menara terdiri
atas beberapa inlet yang terletak pada ketinggian yang bervariasi untuk mengantisipasi
fluktuasi tinggi muka air dapat mengalir secara gravitasi ke fasilitas penjernihan air,
maka intake tower tidak diperlukan.

Gambar 2.2 Reservoir Intake


Sumber : Danur, 2011

2. River Intake
River Intake terdiri atas sumur beton berdiameter 3 – 6 m yang dilengkapi 2 atau lebih
pipa besar yang disebut penstock. Pipa-pipa tersebut dilengkapi dengan katup sehingga
memungkinkan air memasuki intake secara berkala. Air yang terkumpul dalam sumur
kemudian dipompa dan dikirim kedalam instalasi pengolahan. River Intake terletak pada
bagian hulu kota untuk menghidari pencemaran oleh air buangan.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 6
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Gambar 2.3 River Intake


Sumber : Danur, 2011
3. Lake Intake
Lake Intake terdiri atas satu atau lebih pipa bell-mouthed yang dipasang di dasar danau.
Bell-mouthed ditutup dengan saringan (screen). Sebagai penyangga pipa dibuat
jembatan yang menghubungkan pipa dari danau menuju tempat pengolahan air.

Gambar 2.4 Lake Intake


Sumber : Danur, 2011

4. Canal Intake
Canal Intake terdiri atas sumur beton yang dilengkapi dengan pipa bell-mouthed yang
terpasang menghadap ke atas. Terdapat saringan halus pada bagian atas untuk mencegah
masuknya ikan-ikan kecil dan benda-benda terapung. Ruangan juga dilapisi dengan
saringan dari kerikil.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 7
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Gambar 2.5 Canal Intake


Sumber : Danur, 2011
Jenis bangunan intake sangat tergantung dari lokasi sumber air bakunya, juga faktor
biaya baik biaya kontruksi, operasional maupun pemeliharaannya. Selain itu juga
tergantung dengan tingkat sedimentasi dari lokasi sumber air baku. Faktor estetis juga
bisa menjadi pertimbangan. Kombinasi dari beberapa tipe bangunan intake juga bisa
dilakukan untuk mengakomodir kondisi di lapangan.

2.2. Metode Proyeksi Penduduk


Prediksi jumlah penduduk di masa yang akan datang sangat penting dalam
memperhitungkan jumlah kebutuhan air minum di masa yang akan datang. Prediksi ini
didasarkan pada laju perkembangan kota dan kecenderungannya, arahan tata guna lahan
serta ketersediaan lahan untuk menampung perkembangan jumlah penduduk.
Dengan memperhatikan laju perkembangan jumlah penduduk masa lampau, maka
metode statistik merupakan metode yang paling mendekati untuk memperkirakan
jumlah penduduk di masa mendatang. Ada beberapa metode yang dapat digunakan
untuk menganalisa perkembangan jumlah penduduk di masa mendatang yaitu:
1. Aritmatika
2. Geometri
3. Regresi Linear
4. Logaritma
5. Metode Regresi Linear
6. Korelasi (r)
7. Standar Deviasi
Rizka Mardila Tanjung (160407002)
Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 8
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

2.2.1. Metode Aritmatika


Metode ini biasanya disebut juga dengan rata-rata hilang. Metode ini digunakan apabila
data berkala menunjukkan jumlah penambahan yang relatif sama tiap tahun. Hal ini
terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat pertumbuhan ekonomi kota
rendah dan perkembangan kota tidak terlalu pesat.
Rumus metode ini adalah:
Pn = P0 + r . (Tn-T0)........................................................................................................(2.2)
Pi  P(i 1)
r  i 1
N
........................................................................................................(2.3)
N
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk yang diproyeksikan pada tahun ke-n
P0 = Jumlah penduduk tahun dasar
r = Kenaikan rata-rata jumlah penduduk
Tn = Tahun ke-n
T0 = Tahun dasar
N = Jumlah data diketahui

2.2.2 Metode Geometri


Untuk keperluan proyeksi penduduk, metode ini digunakan bila data jumlah penduduk
menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu.
Rumus metode geometri:
Pn= P0(1+ r)n..................................................................................................................(2.4)
Pi  P( i 1)

N
i 1
Pi
𝑟= .................................................................................................. (2.5)
N

Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun yang diproyeksikan
Po = Jumlah penduduk awal
r = Rata-rata angka pertumbuhan penduduk tiap tahun
n = Jangka waktu
N = Jumlah data diketahui

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 9
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

2.2.3 Metode Eksponensial


Metode eksponensial dilakukan dengan menggunakan persamaan :
y = a.ebx .......................................................................................................................(2.6)
1
lna = 𝑁 (∑ ln 𝑦 − 𝑏 ∑ 𝑥) .............................................................................................(2.7)
𝑁 ∑(𝑥 ln 𝑦)−(∑ 𝑥 ∑ ln 𝑦
b= ................................................................................................(2.8)
𝑁(∑ 𝑥 2 )−(∑ 𝑥)2

2.2.4 Metode Logaritma


Metode logaritma dapat dirumuskan dalam suatu persamaan matematika, yaitu:
y = a + b ln x................................................................................................................(2.9)

1
𝑎= [∑ 𝑦 − 𝑏 ∑(𝑙𝑛 𝑥)]..........................................................................................(2.10)
𝑁

𝑁 ∑(𝑦 𝑙𝑛 𝑥)− ∑ 𝑦 ∑ 𝑙𝑛 𝑥
𝑏= ..............................................................................................(2.11)
𝑁 ∑(𝑙𝑛 𝑥)2 − (∑ 𝑙𝑛 𝑥)2

Untuk menentukan metode paling tepat yang akan digunakan dalam perencanaan,
diperlukan perhitungan faktor korelasi, standar deviasi dan keadaan perkembangan kota
di masa yang akan datang. Koefisien korelasi dan standar deviasi diperoleh dari hasil
analisa dan perhitungan data kependudukan yang ada dengan data penduduk dari
perhitungan metode proyeksi yang digunakan.

2.2.5 Metode Regresi Linear


Metode regresi linear dapat dirumuskan dalam suatu persamaan matematika, yaitu :
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥 (2.12)

∑ 𝑦 ∑𝑥 2 − ∑ 𝑥 ∑(𝑥𝑦)
𝑎= 𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
(2.13)

𝑁 ∑(𝑥𝑦)− ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑎= (2.14)
𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

2.2.6 Korelasi (r)


Korelasi (r), dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
∑(𝑃𝑛 −𝑃𝑟 )2 −∑(𝑃𝑛 −𝑃)2
𝑟2 = ∑(𝑃𝑛 −𝑃𝑟 )2
............................................................................................(2.15)

Kriteria korelasi adalah sebagai berikut:

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 10
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

r < 0, korelasi kuat, tetapi bernilai negatif dan hubungan diantara keduanya berbanding
terbalik.
r = 0, kedua data tidak memiliki hubungan.
r > 1, terdapat hubungan positif dan diperoleh korelasi yang kuat, diantara kedua
variabel memiliki hubungan yang berbanding lurus.

2.2.7 Standar Deviasi


Standar deviasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
1/2
∑(𝑃𝑛 −𝑃)2 [∑(𝑃𝑛 −𝑃)2 / 𝑛]
STD = [ ] ...............................................................................(2.16)
𝑛

Metode proyeksi yang dipilih adalah metode dengan nilai standar deviasi terendah dan
koefisien korelasi paling besar. Pola perkembangan kota sesuai dengan fungsi kota di
masa mendatang juga dijadikan acuan dalam menentukan metode proyeksi. Pada
umumnya fungsi sebuah kota dapat menunjukkan kecenderungan pertambahan
penduduk di masa mendatang.

2.3. Standar Kebutuhan Air Bersih


Tabel 2.1 Kriteria Perencanaan Air Bersih
No. Katagori Ukuran Kota Jumlah Penduduk (jiwa) Kebutuhan Air
(L/jiwa/hari)

1 I Kota Metropolitan >1.000.000 190

2 II Kota Besar 500.000 s/d 1.000.000 170

3 III Kota Sedang 100.000 s/d 500.000 150

4 IV Kota Kecil 20.000 s/d 100.000 130

5 V Perdesaan < 20.000 30

Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, 1998

2.3.1. Kebutuhan Air Domestik


Kebutuhan air domestik ialah pemakaian air untuk aktivitas di lingkungan rumah
tangga.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 11
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Tabel 2.2. Standar Kebutuhan Air Domestik Menurut PU Cipta Karya


Kategori Kota Jumlah Penduduk Sambungan Hidran Kehilangan
Rumah Umum Air
L/orang/hari L/orang/hari %
Metropolitan > 1.000.000 190 30 20 %
Kota Besar 500.000 – 1.000.000 170 30 20 %

Kota Sedang 100.000 – 500.000 150 30 20 %


Kota Kecil 20.000 – 100.000 130 30 20 %
IKK < 20.000 100 30 20 %
Sumber : Kebijaksanaan Operasional Program Air Bersih, Dirjen Cipta Karya, DPU,1996

2.3.2. Kebutuhan Air Non Domestik


Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas PU sebagai
berikut :
Tabel 2.3 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, IV
Kategori Kebutuhan Air

Umum Masjid 25-40 L/orang/hari


Gereja 5-15 L/orang/hari
Terminal 15-20 L/orang/hari
Sekolah 15-30 L/orang/hari

Rumah Sakit 220-300 L/bed/hari

Kantor 25-40 L/orang/hari

Komersil Bioskop 10-15 L/kursi /hari


Hotel 80-120 L/orang/hari
Rumah Makan 65-90 L/meja /hari
Pasar/Toko 5 L/m2/hari

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 12
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V (Desa)


SEKTOR NILAI SATUAN
Sekolah 5 liter/murid/hari
RumahSakit 200 liter/bed/hari
Puskesmas 1200 liter/unit/hari
Masjid 3000 liter/unit/hari
Musholla 2000 liter/unit/hari
Pasar 12000 liter/hektar/hari
Komersial / Industri 10 Liter/hari
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori lain


SEKTOR NILAI SATUAN
Lapangan 10 liter/orang/detik
Terbang 50 liter/orang/detik
Pelabuhan 10 liter/orang/detik
Stasiun KA dan Terminal 0,75 liter/detik/hektar
bus Kawasan Industri
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

2.3.3. Kebutuhan Air Sambungan Rumah


Sambungan rumah adalah jenis sambungan pelanggan yang menyediakan air langsung
ke rumah-rumah dengan menggunakan sambungan pipa- pipa distribusi air melalui
water meter dan instalasi pipa yang dipasang didalam rumah. Pelayanan air minum
dengan menggunakan sambungan rumah ditujukan bagi warga yang telah menempati
rumah permanen. Golongan masyarakat ini akan sanggup membayar air untuk
mendapatkan air bersih demi kesehatan. Biasanya yang termasuk golongan ini adalah
golongan ekonomi kelas menengah hingga atas.
Selama periode perencanaan, diperkirakan jumlah rumah permanen akan meningkat
sesuai dengan fungsi kota yaitu sebagai pusat industri dan permukiman. Fungsi kota ini
berpengaruh kepada perekonomian masyarakat yang diperkirakan akan meningkat
seiring berjalannya waktu.

2.3.4. Kebutuhan Air untuk Hidran Umum


Hidran umum adalah jenis sambungan yang menyediakan air melalui kran yang
dipasang di suatu tempat tertentu agar mudah dipergunakan oleh masyarakat umum

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 13
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

untuk mencukupi kebutuhan mandi, cuci dan minum. Pelayanan air minum ini ditujukan
bagi masyarakat dengan golongan ekonomi bawah atau menempati rumah non
permanen yaitu rumah yang terbuat dari bambu atau kayu. Golongan ini berpenghasilan
rendah dan lebih mengutamakan penggunaan air tanah yang bebas biaya sehingga
tingkat penggunaan air dengan sumber air permukaan akan menjadi sangat rendah
karena memerlukan biaya.
Jumlah penduduk yang menempati rumah non permanen di masa mendatang akan
mengalami penurunan karena diperkirakan akan terjadi peningkatan kondisi
perekonomian masyarakat.

2.3.5. Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota


Kebutuhan air untuk keperluan perkotaan terbagi menjadi dua bagian yaitu untuk :
a. Hidran Kebakaran
Hidran kebakaran adalah hidran yang digunakan untuk mengambil air jika terjadi
kebakaran. Kebutuhan air untuk penggunaan hidran kebakaran dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑄 = 3860√𝑃(1 − 0.01√𝑃) (2.17)


Dimana:
Q = debit kebutuhan (L/menit)

P = populasi dalam ribuan


Pada perencanaan ini ditentukan bahwa kebutuhan air untuk hidran kebakaran adalah 5
% dari total kebutuhan air.

b. Tata Kota
Kebutuhan air untuk tata kota meliputi kebutuhan air bagi pemeliharaan taman-taman di
wilayah perencanaan. Jumlah air yang disediakan adalah 5% dari total kebutuhan air
(Al-Layla, 1977).

2.3.6 Kehilangan Air


Kehilangan air (Non Revenue Water) dapat diartikan sebagai perbedaan yang tercatat
atau selisih antara air yang di produksi dan masuk kedalam sistem dengan jumlah air
yang tercatat pada meter pelanggan. Dengan pengertian tersebut, hilangnya sejumlah

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 14
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

air yang dapat terjadi karena keluar dari sistim tanpa dipergunakan atau tidak
tercatatnya penggunaan air karena berbagai sebab.
Kehilangan air berdasarkan penyebabnya dapat diklasifikasikan merupakan kehilangan
air secara fisik dan kehilangan non fisik. Kehilangan fisik (physical losses) adalah
kehilangan yang disebabkan adanya kebocoran yang terjadi pada komponen sistem,
pada reservoir, pada pipa baik distribusi maupun transmisi, atau pada sambungan
rumah. Kehilangan non fisik (nonphysical losses) adalah kehilangan air yang secara
fisik tidak terlihat tapi dapat diketahui dari perhitungan dan catatan jumlah air yang
didistribusikan kepada pelanggan.
Kehilangan air dapat dihitung berdasarkan besarnya kebutuhan domestik dan non
domestik, dikalikan dengan persentase kehilangan air yang dirumuskan sebagai
berikut :
𝑄𝑎 = (𝑄𝑑 + 𝑄𝑛)𝑥𝑟𝑎 ..............................................................................................(2.18)
Dimana :
Qn = Kebutuhan air non domestik
Qd = Kebutuhan air domestik
ra = Presentase kehilangan air

2.4. Sistem Distribusi dan Pengaliran Air Bersih


2.4.1. Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang
mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh
daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya,
hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir
distribusi (Damanhuri, 1989).

Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang
membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman,
perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini
adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang digunakan
saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyak
air yang digunakan, dan keran kebakaran. Dua hal penting yang harus diperhatikan pada

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 15
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi
(kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi
pengolahan.Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih
kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas,
kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang didambakan
oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu (Chandra, 2006).

Terdapat beberapa pola jaringan distribusi yang dapat dipergunakan untuk


mendistribusikan air kepada konsumen.Diantaranya :
a. Pola Cabang (Branch Pattern)
Pola ini merupakan pola yang menggunakan sistem dead end. Pada sistem ini pipa
distribusi utama akan dihubungkan dengan pipa distribusi sekunder dan selanjutnya pipa
distribusi sekunder akan dihubungkan dengan pipa pelayanan ke konsumen. Aliran air
yang terdapat dalam pipa merupakan aliran searah dengan air hanya akan mengalir
melalui satu pipa induk yang semakin mengecil kea rah hilirnya. Pola ini banyak
diterapkan pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit.
Keuntungan dari pola pengaliran jenis ini adalah pola ini merupakan sistem pengaliran
dengan desain perpipaan yang sederhana khusunya dalam perhitungan sistem, tekanan
sistem juga dapat dibuat relatif sama, serta dimensi pipa yang lebih ekonomis dan
bergradasi secara beraturan dari pipa induk hingga pipa pelayanan ke konsumen.
Namun selain itu juga terdapat beberapa kerugian bagi pola distribusi yang seperti ini.
Beberapa diantaranya adalah:
1) Kemungkinan terjadinya ‘air mati’ pada ujung pipa yang dapat menyebabkan air
menjadi memiliki rasa dan bau. Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan
pengurasan secara berkala.
2) Jika terjadi kerusakan pada pipa, maka dapat dipastikan daerah pelayanan yang
dilayani oleh pipa tersebut hingga jaringan yang berada dibawahnya tidak akan
mendapatkan air.
3) Bila terjadi pengembangan pada daerah pelayanan, maka penambahan sambungan
dapat menyebabkan pengurangan sehingga akan mengganggu pengaliran air pula.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 16
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

4) Jika terjadi kebakaran, suplay air pada fire hydrantnt lebih sedikit karena alirannya
hanya satu arah.

Gambar 2.4.1 Pola Cabang


Sumber: Rudi,2011
b. Pola Kisi (Grid Pattern)
Pola ini memiliki kondisi pipa yang satu dihubungkan dengan pipa yang lain sehingga
membentuk suatu lingkaran. Melalui pola jenis ini muka air dapat mengalir ke
konsumen dari beberapa arah sehingga tidak terdapat dead end dengan ukuran atau
dimensi pipa yang relatif sama. Kondisi daerah yang sesuai dengan pola ini adalah
daerah yang telah memiliki jaringan jalan yang saling berhubungan, elevasi tanah yang
relatif datar dan luas, dan pola pengembangan kota yang menyebar kesemua arah.
Keuntungan dari penggunaan pola ini adalah : air akan didistribusikan ke lebih dari satu
arah dan tidak akan terjadi stagnasi. Jika terjadi kerusakan atau perbaikan pada pipa
sehingga pada pipa tidak dapat dipergunakan dulu maka daerah yang dilayani oleh pipa
tersebut akan tetap memperoleh air. Pola ini dapat mengantisipasi tekanan yang di
akibatkan bervariasinya konsumsi air di daerah pelayanan maupun penambahan jumlah
sambungan pada jalur pipa yang telah ada dan gangguan lebih sedikit. Namun sistem ini
juga masih memiliki kelemahan, diantaranya adalah:
1) Bentuk dan arah perluasan memanjang dan terpisah, maupun daerah pelayanan
yang sedang berkembang dengan pola pengembangan yang tidak teratur.
2) Jalur jalan yang ada berhubungan satu dengan yang lainnya.
3) Elevasi permukaan tanahnya mempunyai perbedaan yang cukup tinggi dan
menurun secara teratur ataupun bervariasi.
4) Luas daerah pelayanan relaif kecil.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 17
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Gambar 2.4.2 Pola Kisi


Sumber: Rudi,2011

c. Pola Gabungan
Pola ini merupakan gabungan dari kedua pola diatas yang biasanya diterapkan pada
daerah yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Daerah pelanan sedang berkembang
2) Pola jalan pada daerah pelayanan tidak berhubungan satu sama lain dengan pola
pengembangan juga yang tidak teratur.
3) Daerah pelayanan memiliki elevasi yang bervariasi (Sutrisno, 2004).

Gambar 2.4.3 Pola Gabungan


Sumber: Rudi,2011

d. Pola Tertutup (Looped System)


Sistim loop terdiri dari jaringan pipa induk, jaringan pipa sekunder dan tersier. Jaringan
pipa induk hanya dapat di tapping pada lokasi-lokasi tertentu sesuai dengan yang telah
dipertimbangkan pada perhitungan hidrolisnya. Besarnya jumlah pengaliran maksimum
tidak boleh berbeda dari yang sudah direncanakan pada titik itu. Bila hal ini tidak
1diperhatikan, maka akan mengakibatkan terganggunya sistim aliran dan tekanan

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 18
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

diseluruh jaringan. Menggunakan sistim loop, biasanya membutuhkan jumlah pipa yang
lebih banyak sehingga nilai investasinya lebih besar. Keuntungan dari sistim loop ini
adalah sistim aliran dengan tidak satu arah, sehingga jika suatu tempat pada jalur pipa
dilakukan penutupan aliran, maka air akan tetap mengalir dari arah yang lain.

Gambar 2.4.4 Pola Tertutup


Sumber: Rudi, 2011

2.4.2. Sistem Pengaliran Air Bersih


Sistem distribusi air bersih dapat dilakukan dengan sistem gravitasi, pemompaan
ataupun kombinasi dari keduanya. Berikut penjelasan dari masing-masing pangaliran air
bersih:
1. Cara Gravitasi
Cara gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup
besar dengan elevasi daerah layanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan.
2. Cara Pemompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk
mendistribusikan air distribusi dari reservoir ke civitas akademika.
3. Cara Gabungan atau Kombinasi
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang
diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat
terjadi kebakaran atau tidak adanya energi (Al-Layla, 1980).

2.4.3. Situasi PDAM


Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan kota terbesar ketiga
di Indonesia dan saat ini sedang mengalami pertumbuhan fisik dan ekonomi yang cukup
pesat. Hal ini direalisasikan melalui dilakukannya pembangunan dan perbaikan di
segala bidang, termasuk dalam hal pelayanan umum. Pemerintah Kota Meda juga
menyadari bahwa pembangunan fasilitas publik merupakan hal yang perlu dibenahi
Rizka Mardila Tanjung (160407002)
Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 19
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

untuk mencapai Medan Kota Metropolitan.Salah satu fasilitas umum yang mendapat
perhatian adalah pelayanan air minum. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap
orang membutuhkan air sebagai sumber kehidupan. Pelayanan air minum Kota Medan
secara khusus, dan beberapa daerah di Provinsi Sumatera Utara dilakukan oleh PDAM
Tirtanadi.

PDAM Tirtanadi merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera
Utara dalam bidang pelayanan air minum yang berlokasi di Jl.Sisingamangaraja No.1
Medan. Air yang menjadi bahan baku yaitu air yang diambil dari sumber utama mata air
Rumah Sumbul di Sibolangit dengan kapasitas 3000 m3/hari. Air tersebut
ditransmisikan ke Reservoir Menara yang memiliki kapasitas 1200 m3 yang terletak di
Jl. Kapitan (sekarang kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara).
Reservoir ini memiliki ketinggian 42 m dari permukaan tanah. Reservoir ini dibuat dari
besi dengan diameter 14 m.

2.4.4. Sejarah PDAM


Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan merupakan Badan Usaha
Milik Daerah Propinsi Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman pemerintahan
Belanda pada tanggal 23 September 1905 dengan nama NV. Waterleiding Maatschappij
Ayer Bersih dan berkantor Pusat di Amsterdam, negeri Belanda. Meskipun telah
melalui zaman penjajahan Belanda dan Jepang, dan selanjutnya memasuki masa
kemerdekaan Republik Indonesia, Perusahaan masih mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara berkelanjutan. Status dan nama perusahaan telah berganti-
ganti dan berdasarkan peraturan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara
No: 11 tahun 1979 yang berpedoman kepada Undang-undang No: 5 tahun 1962 telah
ditetapkan nama dan status Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah milik
Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Perda No: 11 tahun 1979 ini disempurnakan lagi
dengan Perda Propinsi Sumatera Utara No: 25 tahun 1985, dan selanjutnya
disempurnakan dengan Perda No: 6 tahun 1991, dilakukan perubahan Peraturan Daerah
Propinsi Sumatera Utara yang mengatur bahwa Perusahaan Daerah Air Minum
Tirtanadi selain mengelola air bersih juga mengelola air limbah.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 20
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

PDAM Tirtanadi telah banyak mengalami perubahan-perubahan dan kemajuan,


diantaranya, selain melayani kebutuhan air bersih di kota Medan dan sekitarnya, juga
melakukan kerjasama operasi dan kerjasama manajemen dengan beberapa Pemerintah
Daerah/PDAM di Propinsi Sumatra Utara. Kerjasama ini dimaksudkan untuk
meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat sebagaimana diatur dalam Perda
No. 3 tahun 1999, direalisasikan pada tanggal 17 Juli 1999 dengan penandatanganan
naskah perjanjian kerjasama pembentukan beberapa cabang PDAM Tirtanadi di daerah
kabupaten, antara lain Kabupaten Deli Serdang, Simalungun, Toba Samosir, Mandailing
Natal, Tapanuli Tengah, Nias dan Tapanuli Selatan.

Perjanjian kerjasama tersebut berbentuk Kerjasama Operasional (KSO) selama 25


tahun, serta Kerjasama Management (KSM) dengan Pemerintah kabupaten Labuhan
Batu dan Pemerintah kabupaten Dairi. Diharapkan kerjasama ini akan meningkatkan
mutu pelayanan air bersih di daerah tersebut.Selain memperluas daerah pelayanan
PDAM Tiratanadi, baik di kota Medan dan sekitarnya maupun di daerah KSO/KSM,
jumlah penduduk yang dilayani juga mengalami peningkatan yang cukup pesat. Sebagai
gambaran bahwa pada tahun 2004 PDAM Tirtanadi medan mempunyai 335,339
pelanggan yang melayani ± 53.4.% penduduk didaerah pelayanan, terdiri dari 294,821
pelanggan di kota Medan dan sekitarnya, serta 40,518 pelanggan di daerah pelayanan
KSO/KSM. Khusus wilayah Kota Medan dan sekitarnya, PDAM Tirtanadi sudah
melayani ± 79,5% dari jumlah penduduk yang ada.Disamping mengelola air bersih,
PDAM - Tirtanadi juga diberikan tugas untuk mengelola pembuangan air limbah
(sewerage) di kota Medan yang pada akhir tahun 2004 telah melayani pelanggan
sebanyak 9,957 sambungan.

2.4.5. Gambaran Instalasi Pengelolahan air PDAM


Menurut data PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007, kapasitas
produksi air bersih yang berasal dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan beberapa
sumur bor yang dikelola oleh PDAM Tirtanadi berjumlah 5.046 Ltr/dtk. Instalasi
Pengolahan Air yang dimiliki oleh PDAM Tirtanadi terdiri dari:\

a) IPA Sibolangit

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 21
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Air bakunya berasal dari mata air. IPA Sibolangit ini merupakan bangunan pengolahan
pertama yang dibangun pada tahun 1907. Pengolahan dilakukan dengan sistem aerasi
dalam bangunan tertutup, yang berfungsi untuk menurunkan CO2 agresif. Selanjutnya
ditambahkan kapur/soda ash untuk netraliasi pH dan kaporit (sodiumhipochlorit)
sebagai desinfektan. Saat ini, kapasitas produksi air bersih sebesar 600 Ltr/dtk; yang
sudah semakin menurun.

b) IPA Sunggal
IPA Sunggal mulai dibangun pada tahun 1969, dengan kapasitas awal sebesar 300
Ltr/dtk., hingga akhirnya berkapasitas 1.500 Ltr/dtk. Dan pada tahun 2006, di up rating
hingga 1.800 Ltr/dtk. Sumber air baku berasal dari air air permukaan (Sungai Belawan).
Komponen pengolahan IPA Sunggal terdiri bendung intake, bak prasedimentasi,
clarifier, filter, dan reservoar. Selain komponen bangunan di atas, dilengkapi pula
dengan bar screenair baku, fasilitas gas chlor, pompa air baku, pompa disribusi, genset,
gudang kimia, dan laboratorium. Selanjutnya, dari reservoar produksi, didistribusikan
ke jaringan pipa air minum.

c) IPA Deli Tua


IPA Deli Tua mulai dibangun tahun 1989 secara bertahap, dengan kapasitas awal 350
Ltr/dtk, hingga saat selesai, kapasitasnya menjadi 1.400 Ltr/dtk. Sumber air bakunya
berasal dari Sungai Deli. Komponen pengolahannya terdiri dari intake bendung, bak
prasedimentasi, clarifier, filter dan reservoir. Selain komponen bangunan di atas,
dilengkapi pula dengan bar screen air baku, fasilitas gas chlor, pompa air baku, pompa
disribusi, genset, gudang kimia, laboratorium, dan ruang scada. Selanjutnya, dari
reservoar produksi, didistribusikan ke jaringan pipa air minum.

d) IPA Tirta Lyonnaise Medan


IPA Tirta Lyonnaise mulai dibangun sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2004,
melalui sistem BOT (Build Operation Transfer) antara PDAM Tirtanadi dengan
Lyonnaise des auxPrancis (sekarang bernama Ondeo Service). Berlokasi di desa Limau
Manis Kecamatan Tanjung Morawa. Tahap pertama selesai tahun 2000, dengan
kapasitas terpasang 200 Ltr/dtk. Tahap kedua selesai tahun 2001, dengan kapasitas
terpasang 200 Ltr/dtk. Tahap ketiga selesai tahun 2004, kapasitas terpasang 100 Ltr/dtk.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 22
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Total kapasitas sebesar 500 Ltr/dtk. Sumber air baku beraal dari air permukaan (Sungai
Belumai). Bangunan pengolahan terdiri dari intake bendung, bak
prasedimentasi,clarifier, filter dan reservoirserta dilengkapi dengan screen air baku,
fasilitas gas chlor, Raw Water Pump Station, distribution pump, genset, gudang kimia,
laboratorium, dan ruang scada.

e) IPA Hamparan Perak


IPA Hamparan Perak dibangun oleh PDAM Tirtanadi sejak tahun 2003, selesai
dibangun dan mulai dioperasikan tahun 2006, dengan kapasitas terpasang 200 Ltr/dtk.
Sumber air baku berasal dari Sungai Belawan. Pengolahan lengkap, dimulai dari intake,
bak prasedimentasi, bangunan flokulasi/sedimentasi, bangunan filtrasi dan reservoar.
Saat ini baru dioperasikan sebesar 120 Ltr/dtk.

f) IPA Belumai
Kapasitas terpasang IPA Belumai sebesar 500 Ltr/dtk. Air baku berasal dari Sungai
Belumai. Mulai dioperasikan sejak tahun 2006.

2.4.6. Gambaran Distribusi PDAM


Distribusi air bersih ke konsumen di daerah pelayanan 1(kota Medan dan sekitarnya)
dilakukan selama 24 jam/hari. Pendistribusian ini dilakukan secara pemompaan, baik
langsung dari reservoir produksi maupun melalui reservoir distribusi/booster, kecuali
pendistribusian air dari IPA Sibolangit yang terletak pada elevasi + 400 m diatas
permukaan laut, dilakukan secara gravitasi.
Pada insatalasi pengolahan air dan jaringan distribusi ini terdapat 17 reservoir dengan
total kapasitas design 94.000 m3. namun kapasitas effektif dari reservoir tersebut hanya
61.700 m3 atau kurang lebih 66% dari kapasitas design. Hal ini diduga sebagai salah
satu penyebab tidak baiknya pelayanan air ke konsumen.
Dalam rangka pembangunan IPA Hamparan Perak dan IPA Belumai 2, juga dibangun
reservoir distribusi Cemara Asri dengan kapasitas 4,000 m3. Secara garis besar,
reservoir ini dapat dibagi menjadi 2 jenis reservoir, yaitu :
1. Reservoir produksi, 2 unit di IPA Sunggal dan IPA Deli Tua.
2. Reservoir distribusi, 15 unit.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 23
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Reservoir produksi ini tidak hanya menampung air hasil produksi dan mengalirkannya
ke reservoir distribusi, tapi juga ada yang langsung dipompakan ke jaringan distribusi.
Reservoir produksi/distribusi ini dilengkapi dengan pompa distribusi sebagai berikut :
1. Total pompa pada seluruh reservoir produksi adalah 17 unit pompa distribusi.
2. Total pompa pada seluruh reservoir distribusi adalah 56 unit pompa distribusi.

Untuk mengukur volume air yang dialirkan ke jaringan pipa distribusi, sebagian dari
reservoir ini dilengkapi dengan meter air, dan sebagian lagi tidak dilengkapi dengan
meter air. Dari meter air yang terpasang, tidak seluruhnya dalam kondisi baik.

STRUKTUR ORGANISASI PDAM TIRTANADI

Gambar 2.4.5 Struktur Organisasi PDAM


Sumber: pdamtirtanadi.co.id

2.5. Sistem Waktu Pengaliran


1. Continuous system
Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus selama
24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat memperoleh air
bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun. Sedang kerugiannya
pemakaian air akan cenderung akan lebih boros dan bila terjadi sedikit kebocoran saja,
maka jumlah air yang hilang akan sangat besar jumlahnya.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 24
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

2. Intermitten system
Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari.
Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan perlu
menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air untuk fire
fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan
lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam beberapa jam saja.
Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari dan juga sistem ini
cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.

2.6. Jenis Pipa, Alat Sambung, dan Alat Pelengkap


Jenis Pipa
Jaringan perpipaan dapat dibagi beberapa golongan yang masing-masing mempunyai
fungsi sendiri-sendiri, sekalipun merupakan suatu kesatuan jaringan/unit jaringan yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
1. Pipa utama
Pipa utama atau pipa induk adalah pipa yang membawa pertama kali air yang
dikeluarkan dari pompa yang berasal dari bak-bak pengilahan dan menyebar ke seluruh
ruas-ruas pipa pencabangan untuk di distribusikan. Pada pipa ini terbuat dari pipa PVC
atau baja guna menanggulangi kebocoran-kebocoran yang akan terjadi.

Gambar 2.5 Pipa Utama


Sumber : Andi, 2014

2. Pipa pencabangan
Pipa pencabangan atau pipa sekunder adalah pipa yang membawa air yang berasal dari
pipa induk dan menuju ruas-ruas tersier dan biasanya adalah jenis pipa PVC yang
langsung menuju rumah-rumah penduduk setempat.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 25
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Gambar 2.6 Pipa Pencabangan


Sumber : Jono, 2011

3. Pipa plumbing
Pipa plumbing adalah jaringan pipa yang membawa air dari ruas-ruas pipa tersier
langsung ke dalam rumah atau pipa-pipa yg terdapat di dalam rumah.

Gambar 2.7 Pipa Plumbing


Sumber : Danur, 2011

4. Pipa PVC
Pipa PVC adalah jenis pipa plastik yang merupakan pipa tahan terhadap air agresif. Pipa
ini terbuat dari bahan chlorida yang berbentuk gugus Polyvinis Chloride. Pipa ini dibuat
dalam berbagai diametr mulai dari 10 mm sampai dengan diameter 300 mm, serta
panjang rata-rata 6 meter.

Gambar 2.8 Pipa PVC


Sumber : Joko, 2011

5. Pipa castiron
Pipa ini terbuat dari baja, pipa ini terbagi dari berbagai homogeny. Diameter yang
terbesar adalah 1300 mm, ukuran panjangnya adalah 6 meter sampai 6 meter.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 26
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Gambar 2.9 Pipa Castiron


Sumber: Bagaskara, 2010

6. Pipa asbestos cement (AC)


Pipa ini dibuat melalui proses autoclave yang terbuat dari bahan asbes semen Portland
dan Silica yang dicampur dengan homogen. Pipa Asbes mempunyai beberapa ukuran
diameter yaitu 80 mm sampai dengan diameter 600 mm, sedangkan ukuran panjang
pipa ini adalah 4 sampai 6 meter.

Gambar 2.10 Pipa asbestos cement (AC)


Sumber: Andi,2011

7. Pipa baja
Pipa baja ini dibuat dari baja yang bermutu tinggi, agar umur dari pipa tersebut dapat
tahan lama dan biasanya pipa ini digunakan utuk pipa induk, ukuran diameternya
berbagai macam 100 mm, 200 mm, 300 mm, 600 mm, serta 800 mm. Panjang pipa baja
adalah 6 sampai 8 meter.

Gambar 2.11 Pipa Baja


Sumber: Andi,2011

Pemilihan bahan pipa didasarkan kepada hal-hal berikut:

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 27
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

a. Keamanan terhadap tekanan dari dalam dan luar.


b. Tekanan dari dalam berasal dari tekanan hidrostatis dan pukulan air. Tekanan dari
luar berasal dari tekanan roda (bila pipa tertanam) atau beban-beban lain misal pada
jembatan.
c. Diameter pipa yang diperlukan menentukan jenis pipa.
d. Pipa harus tahan terhadap kondisi tanah jika berada dalam tanah.
e. Jenis pipa harus sesuai dengan keadaan lapangan, misalnya di tempat yang ramai, di
kota.
f. Pemasangan pipa harus dapat dilaksanakan dengan cepat. Pemasangan yang cepat
tergantung pada jenis pipa.
g. Air yang dialiri harus aman dari bahan karet, sehinggga pipa yang dipakaiharus dari
jenis yang tidak berkarat(Noerbamabang, 2000)

Alat Sambung
Macam-macam alat sambung yang dapat digunakan dalam perencanaan jaringan pipa
distribusi, antara lain:
a. Tee, berfungsi untuk mengalirkan air secara menyilang

Gambar 2.12 Tee


Sumber: Bagaskara, 2010

b. Bend, digunakan pada penyambung pipa yang berbelok

Gambar 2.13 Bend


Sumber: Bandi Yusuf, 2011

c. Valve, berfungsi untuk mengatur aliran, menutup dan membuka aliran


sertamengontrol tekanan aliran

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 28
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Gambar 2.14 Valve


Sumber: Andreana, 2011

d. Reducer, berfungsi untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang berbeda

Gambar 2.15 Reducer


Sumber: Andreana,2011

Alat Pelengkap
Macam-macam perlengkapan pipa yang mendukung sistem distribusi air minum antara
lain:
1. Gatevalve
Berfungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa assesoris ini dapat menutup suplai air
jika diinginkan dan membagi aliran ke bagian lain.

Gambar 2.16 Gatevalve


Sumber: Andreana,2011

2. Air releasevalve
Berfungsi untuk melepaskan udara yang ada di dalam aliran air. Dipasang pada setiap
jalur pipa tinggi dan mempunyai tekanan lebih dari 1 atm.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 29
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Gambar 2.17 Releaselve


Sumber: Andreana,2011

3. Blow off valve


Adalah gate valve yang dipasang pada setiap dead end atau titik terendah dari setiap
jalur pipa.

Gambar 2.18 Blow off valve


Sumber: Andreana,2011

1. Checkvalve
Valve ini dipasang bila pengaliran di dalam pipa diinginkan satu arah.Alat inidipasang
pada pipa tekan antara pompa dan gate valve. Tujuannya, bila pompa mati maka
pukulan akibat aliran balik tidak merusak pompa.

Gambar 2.19 Check valve


Sumber: Yudi,2012

2. Firehydrant
Berfungsi untuk memberikan air bila terjadi kebakaran.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 30
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Gambar 2.20 Firehydrant


Sumber: Yudi,2012

Alat ini dipasang pada area yang frekuensi kebakarannya cenderung tinggi
dantergantung pada :
a) Kepadatan penduduk danaktivitasnya
b) Luas daerahpelayanan
c) Setiap persimpangan jalan yang cukup padat sehingga memudahkan tugas pemadam
kebakaran.
3. Manhole/valvechamber
Sebagai tempat pemeriksaan atau perbaikan bila terjadi gangguan pada valve.
Penempatannya pada tempat assesoris yang penting dan pada jalur pipa setiap jarak
300-600 meter, terutama pada pipa berdiameter besar. Ukuran manhole ini biasanya 60
cm x 60 cm.

Gambar 2.21 Manhole/valvechamber


Sumber: Bada Wijaya, 2012

4. Bangunan perlintasan pipa


Diperlukan bila pipa harus memotong sungai, rel kereta api dan jalan agar keamanan
pipa dapat terjamin.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 31
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Gambar 2.22 Bangunan Perlintasan Pipa


Sumber: Budi Raka, 2011

5. Thrustblock
Diperlukan pada pipa yang mengalami beban hidrolik yang tidak seimbang, misalnya
pada pergantian diameter pipa, akhir pipa dan belokan. Gaya ini harus ditahan oleh
thrust block untuk menjaga agar fitting tidak bergerak. Umumnya lebih praktis
memasang thrust block ini setelah saluran ditimbun tanah dan dipadatkan, sehingga
menjamin mampu menahan getaran/gaya hidrolik atau beban lain. Thrust block
hendaknya dipasang pada sisi parit, maka dari itu perlu untuk meratakan sisi parit atau
menggali sebuah lobang masuk ke dalam dinding parit untuk menahan gaya geser.

Gambar 2.23 Thrustblock


Sumber: Yosef, 2011

6. Meter Tekanan
Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan kerja pompa.Kontrol perlu
dilakukan untuk menjaga keamanan distribusi dari tekanan kerja pompa dan menjaga
kontinuitas aliran.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 32
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Gambar 2.24 Mater Tekanan


Sumber: Yosef, 2011

7. Meter Air
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan juga sebagai alat
pendeteksi kebocoran.Meter air terpasang pada setiap sambungan yang dipasang secara
kontinu.

Gambar 2.25 Meter Air


Sumber: Prakoso. 2011

8. Sambungan pipa danperlengkapannya


Sambungan pipa dan perlengkapannya yang sering digunakan meliputi :
a) Bell dan spigot
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam bell (socket) pipa
lainnya.Untukmenghindari kebocoran, menahan pipa serta memungkinkan defleksi
(sudut sambungan berubah) maka dilengkapi dengan gasket.

Gambar 2.26 Bell dan spigot


Sumber: Juanda, 2011

b) Flange joint
Biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi dan untuk sambungan yang letaknya
dekat dengan instalasi pompa. Sebelum kedua flange disatukan dengan mur dan baut,
maka diantara flangedisisipkan packing untuk mencegahkebocoran.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 33
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Gambar 2.27 Flange Joint


Sumber: Juanda, 2011

c) Ball joint
Digunakan untuk sambungan dua pipa dalam air.

Gambar 2.8 Ball Joint


Sumber: Juanda, 2011

d) Reducer-increaser
Increaser untuk menyambung pipa dari diameter kecil ke diameter besar sedangkan
reducer untuk menyambung dua pipa dari diameter besar ke diameter kecil.
e) Bend
Merupakan assesoris untuk belokan pipa. Sudut belokan pipa yang umumnya
digunakan 900˚, 45,22.5˚, dan 11.25˚.
f) Tee
Untuk menyambung pipa pada percabangan.
g) Tappingband
Dipasang pada tempat yang perlu disadap dan untuk dialirkan ke tempat lain. Dalam hal
ini, pipa distribusi di bor dan tapping band dipasang dengan baut disekeliling pipa
dengan memeriksa agar cincin melingkar penuh pada keliling lubang.

2.7. Sistem Jaringan Pipa


Sistem jaringan induk distribusi yang digunakan dalam pendistribusian ada 2 macam,
yaitu :
a. Sistem Cabang atau Branch

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 34
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Pada sistem ini, air hanya mengalir dari satu arah dan pada setiap ujung pipa akhir
daerah pelayanan terdapat titik akhir (dead end). Sistem ini biasanya digunakan pada
daerah dengan sifat-sifat sebagai berikut: Perkembangan kota ke arah memanjang
Sarana jaringan jalan tidak saling berhubungan Keadaan topografi dengan kemiringan
medan yang menuju satu arah
Keuntungan:
1) Jaringan distribusi relatif lebih searah
2) Pemasangan pipa lebih mudah
3) Penggunaan pipa lebih sedikit karena pipa distribusi hanya dipasang pada daerah
yang paling padat penduduknya
Kerugian:
1) Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan di ujung pipa tidak
dapat dihindari sehingga setidaknya perlu dilakukan pembersihan
2) Bila terjadi kerusakan dan kebakaran pada salah satu bagian sistem maka suplay air
akan terganggu
3) Kemungkinan tekanan air yang diperlukan tidak cukupjika ada sambungan baru
4) Keseimbangan sistem pengaliran kurang terjamin, terutama jika terjadi tekanan kritis
pada bagian pipa yang terjauh
b. Sistem Melingkar atau Loop
Pada sistem ini, jaringan pipa induk distribusi saling berhubungan satu dengan yang lain
membentuk lingkaran-lingkaran, sehingga pada pipa induk tidakada titik mati (dead
end) dan air akan mengalir kesuatu titik yang dapat melalui beberapa arah. Sistem ini
biasa diterapkan pada:
1) Daerah dengan jaringan jalan yang saling berhubungan
2) Daerah yang perkembangan kotanya cenderung ke segala arah
3) Keadaan topografi yang relatif datar.
Keuntungan :
1) Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan lumpur dapat
dihindari (air dapat disirkulasi dengan bebas)
2) Bila terjadi kerusakan, perbaikan, atau pengambilan untuk pemadam kebakaran
pada bagian sistem tertentu, maka suplay air pada bagian lain tidak terganggu

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 35
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Kerugian :
1) Sistem perpipaan yang rumit
2) Perlengkapan pipa yang digunakan sangat banyak

2.8. Pipa Hantar dan Pipa Pelayanan


Pipa Hantar
Pipa hantar terdiri dari :
1) Pipa primer
Pipa yang berfungsimembawa air minum dari istalasi pengolahanair atau resevoir
distribusi ke satu zona atau daerah lainnya. Pipa primer ini memiliki diameter yang
relatif besar, umumnya berdiameter sama atu lebuh besar dari 150 mm. Pengambil air
dari jaringan pipa primer ini tidak dperbolehkan karna akan mengurangi tekanan.
2) Pipa sekunder
Pipa yang disambungkan dan tergantung pada pipa primer, serta mempunyai diameter
yang sama atau kurang dari diameter pipa primer.

Pipa Pelayanan
Pipa pelayanan terdiri dari :
1) Pipa tersier
Pipa yang dapat disambungkan langsung pada pipa sekunder atau primer. Fungsi pipa
ini adalah untuk melayanipipa retrikulasi atau pipa servis, karena pemasangan pipa
servis langsung pada pipa primer sangat tidak menguntungkan karena dapat
menyebabkan terganggunya pengaliran air dalam pipa.
2) Pipa retrikulasi
Pipa in umumnya berdiameter 20 mm- 150 mm, dan berfungsi mendistrbusikan air dari
jaringan utama ke konsumen.
3) Pipa servis
Pipa servis merupakan pipa yang dihubungkan ke konsumen dan dapat disambungkan
langsung pada pipa retrikulasi atau tersier.

2.9. Kualitas Air


2.9.1. Kekeruhan Air

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 36
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya


cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahana-bahan yang terdapat dalam air.
Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan
terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organik yang
berupa plankton dan mikroorganisme lain.
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas. Peralatan yang pertama kali digunakan
untuk mengukur turbiditasatau kekeruhan adalah Jackson Candler Turbidimeter,yang
dikalibrasi dengan menggunakan silika. Kemudian, Jackson Candler
Turbidimeterdijadikan sebagai alat baku atau standar bagi pengukuran kekeruhan. Satu
Unittur biditas Jackson Candler Turbidimeter dinyatakan dengan satuan 1 JTU.
Pengukuran kekeruhan dengan menggunakan Jackson Candler Turbdimeterbersifat
visual, yaitu membandingkan air sampel dengan standar (Chandra, 2005).

Kekeruhan pada air yang tergenang misalnya danau, lebih banyak disebabkan oleh
bahan tersupensi yang berupa koloid dan partikel–partikel halus. Sedangkan kekeruhan
pada sungai yang sedang banjir lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi
yang berukuran lebih besar, yang berupa lapisan permukaan tanah yang terbawa oleh
aliran air pada saat hujan. Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya
sistem osmoregulasi, misalnya, pernafasan dan daya lihat organisme akuatik, serta dapat
menghambat penetrasi cahaya kedalam air. Tingginya nilai kekeruhan juga dapat
mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses
penjernihan air (Effendi, 2003).

Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi : tanah liat, lumpur, bahan-
bahan organik yang tersebar secara baik dan partikel-partikel kecil yang tersuspensi
lainnya. Nilai yang menunjukkan kekeruhan didasarkan pada bahan-bahan tersuspensi
pada jalannya sinar melalui sampel. Nilai ini tidak secara langsung menunjukka n
banyaknya bahan tersuspensi, tetapi ia menunjukkan kemungkinan penerimaan
konsumen terhadap air tersebut. Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang
membahayakan, tetapi ia menjadi tidak disenangi karena rupanya. Untuk membuat air
memuaskan untuk penggunaan rumah tangga, usaha penghilangan secara hampir
sempur na bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan, adalah penting (Sutrisno, 2006).

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 37
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Standar yang ditetapkan oleh U.S. Public health Service mengenai kekeruhan ini adalah
batas maksimal 10 ppm dengan skala silikat, tetapi dalam angka praktik angka standar
ini umumnya tidak memuaskan. Kebanyakan bangunan pengolahan air yang modern
menghasilkan air dengan kekeruhan 1 ppm atau kurang. Kekeruhan pada air merupakan
satu hal yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi umum, mengingat
bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam usaha
penyaringan dan akan mengurangi efektivitas usaha desinfeksi (Sawyer, dkk, 2014).

2.9.2. Kualitas Bau dan Rasa Air


a) Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air
dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Kualitas air dari sisi bau adalah tidak berbau.
b) Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat
menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan, seperi rasa
logam/amis, rasa pahit, asin dan sebagainya. Syarat kesehatannya tidak berasa.

2.10. Penggunaan Air


Penggunaan air bersih disesuaikan dengan kebutuhan air bersih itu sendiri. Kebutuhan
air dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah
tangga, industri, pengelolaan kota dan lain – lain. Prioritas kebutuhan air meliputi
kebutuhan air meliputi kebutuhan air domestik, kebutuhan air untuk mengganti
kebocoran. Kebutuhan air bersihberbeda antara kota yang satu dengan kota yang
lainnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan air bersih adalah :
a) Iklim
Di daerah panas pemakaian air rerata per orang akan lebih banyak daripada di daerah
dingin.
b) Karakteristik Penduduk

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 38
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Tinggi rendah taraf kehidupan penduduk serta kebiasaan hidup sehari-hari sangat
mempengaruhi pula pemakaian air.
c) Keberadaan Industri
Keberadaan industri dapat mempengaruhi banyaknya kebutuhan air per kapita dari suatu
kota.
d) Kualitas air
Makin baik kualitas air maka akan semakin meningkat pemakaiannya dan demikian
pula sebaliknya. Air yang kurang baik kualitasnya, akan menimbulkan keengganan
orang untuk memakainya sehingga pemakaian rerata per orang per hari juga akan
menurun.
e) Harga Air
Makin tinggi harga air, makin berhemat orang menggunakannya, sehingga pemakaian
rata-rata tiap orang per hari juga akan menurun, walaupun pada umumnya hal ini tidak
terlalu besar pengaruhnya.

2.11. Persyaratan dalam Penyedian Air


Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas
dan kualitas sebagai berikut:
1. Syarat Kuantitas
Kebutuhan masyarakat terhadap air bervariasi dan bergantung pada keadaan
iklim,standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat. Konsumsi air bersih di perkotaan
Indonesia berdasarkan keperluan rumah tangga, diperkirakan sebanyak 138,5
liter/orang/hari dengan perincian yaitu untuk mandi,cuci, kakus 12 liter, minum 2 liter,
cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan
21,8 liter, wudhu 16,2 liter, lain-lain 33,3 liter (Slamet, 2007).
2. Syarat Kualitas
Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan mikrobiologis yang
memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

A. Parameter Fisik

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 39
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan jumlah zat padat terlarut
(TDS) yang rendah.
a) Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air
dapat memberi petunjuk akan kualitas air.
b) Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat
menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.
c) Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari
berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan
adanya tannin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna
kuning muda, menyerupai urin, oleh karenanya orang tidak mau menggunakannya.
Selain itu, zat organik ini bila terkena khlor dapat membentuk senyawa-senyawa
khloroform yang beracun. Warna pun dapat berasal dari buangan industri.
d) Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik
maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam,
sedangkan yang organik dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Buangan
industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan.
e) Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat
kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan, menghambat
reaksi-reaksi biokimia didalam saluran/pipa, mikroorganisme patogen tidak mudah
berkembang biak, dan bila diminum air dapat menghilangkan dahaga.
f) Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan
gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya, efek

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 40
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab
masalah tersebut.

B. Parameter Mikrobiologis
Sumber- sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri. Jumlah dan jenis
bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh karena
itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen.
Bakteri golongan coli tidakmerupakan bakteri golongan patogen, namum bakteri ini
merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen.

C. Parameter Radioaktivitas
Bahwa air tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang
mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta, dan gamma.
3. Syarat Kontinuitas
Semua makhluk hidup memerlukan air, karena air merupakan kebutuhan dasar bagi
kehidupan. Khususnya manusia, air diperlukan untuk berbagai keperluan, antara lain
rumah tangga, industri, pertanian dan sebagainya. Dalam memenuhi kebutuhan air,
selain kuantitas dan kualitas air manusia juga selalu memperhatikan kontinuitas air.
Kontinuitas air bersih adalah pencatatan debit air pada setiap saat, sehingga dengan
demikian akan dapat mengetahui air yang masak. Selain itu juga
mengontrol/memeriksa peralatan pencatatan debit serta peralatan lainnya (seperti
pompa, saringan, pintu air) untuk menjaga kontinuitas debitpengaliran.Pada saat
sekarang ini air harus diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan kepada para pelanggan
karena untuk mendapatkan hasil air yang bersih dan sehat (Sutrisno, 2004).
Urutan pengolahan air yang paling penting, yaitu :
1) Penyaringan
2) Aerasi (perpindahan gas)
3) Pencampuran
4) Flokulasi
5) Pengendapan
6) Filtrasi
7) Saringan mikro (Sasongko, 1997)

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 41
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

2.12. Kriteria Perencanaan


Dasar-dasar yang digunakan sebagai patokan dalam perencanaan sistem distribusi air
minum yaitu :
a. Perkiraan pengembangan pada waktu sekarang dan prospeknya pada masa yang akan
datang.
b. Kondisi fisik kota, seperti topografi, peta jaringan jalan, dll.
c. Kepadatan penduduk pada awal perencanaan dan proyeksi pertambahan penduduk
kota dalam jangka waktu perencanaan.
d. Aktivitas penduduk dan faktor lingkungan lainnya.
e. Perencanaan harus seekonomis mungkin.
Periode Perencanaan
Pengembangan sistem distribusi air minum ini direncanakan untuk memenuhi
kebutuhan air minum penduduk selama 10 tahun yang dibagi dalam 3 tahap,yaitu sejak
tahun 2003, tahun 2007, dan tahun 2012 dengan target 80 % penduduk dapat terlayani.

2.13. Penggunan Software EPANET


2.13.1. Definisi
Menjelaskan bahwa EPANET adalah program komputer yang menggambarkan simulasi
hidrolis dan kecenderungan kualitas air yang mengalir di dalam jaringan pipa. Jaringan
itu sendiri terdiri dari pipa, Node (titikkoneksi pipa), pompa, katub, dan tangki air atau
reservoir. EPANET menjajaki aliran air di tiap pipa, kondisitekanan air di tiap titik dan
kondisi konsentrasi bahan kimia yang mengalir didalam pipa selama dalam periode
pengaliran. Sebagai tambahan, usia air (water age) dan pelacakan sumber dapat juga
disimulasikan (Rossman, 2000).

EPANET di design sebagai alat untuk mencapai dan mewujudkan pemahaman tentang
pergerakan dan nasib kandungan air minum dalam jaringan distribusi. Jugadapat
digunakan untuk berbagai analisa berbagai aplikasi jaringan distribusi. Sebagai contoh
untuk pembuatan design, kalibrasi model hidrolis, analisa sisa khlor, dan analisa
pelanggan. EPANET dapat membantu dalam mengatur strategi untuk merealisasikan
qualitas air dalam suatu sistem (Rossman, 2000).

2.13.2 Tahapan Menggunakan EPANET

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 42
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

Untuk analisa sistem jaringan distribusi air bersih dengan menggunakan program
EPANET 2.0 dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara Single Period dan
Extended Period Simulation. Pada single period proses analisa distribusi kebutuhan air
bersih dianggap sama setiap jamnya dan alirannya mantap, sedangkan pada extended
period simulation analisa distribusi kebutuhan air bersih berbeda-beda pada tiap waktu.

Dalam analisa perencanaan ini digunakan sistem extended period simulation. Dalam
pengolahan data pada program EPANET 2.0 diperlukan beberapa asumsi, yaitu :
1. Kondisi jaringan dan kualitas air dianggap baik.
2. Seluruh pipa menggunakan jenis HDPE dan angka kekasaran pipa dihitung menurut
persamaan Hazen-Williams.
3. Kebutuhan air setiap jaringan rumah ditinjau berdasarkan produksi total Filter Water
Tank menggunakan metode luasan rumah.
4. Reservoir dilapangan dimodelkan berupa tampungan dengan kondisi penyediaan air
tidak terbatas berapapun kebutuhan selama 24 jam reservoir dapat memenuhi.
5. Pompa dilapangan dimodelkan dengan debit dan tekanan sesuai data spesifikasi
pompa yang didapat dari PT. Pusri.

Adapun langkah kerja yang dilakukan untuk memulai analisa dengan program EPANET
2.0 adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan project baru.
b. Pengaturan program.
c. Penggambaran skema jaringan distribusi air bersih.
d. Input data komponen jaringan distribusi air bersih.
e. Input data pola kebutuhan air.
f. Simulasi program.
g. Interpretasi hasil simulasi.
Setelah program dijalankan, maka selanjutnya melihat hasil simulasi. Hasil simulasi
dapat diakses berupatabel, grafik, dan peta parameter jamnya (Rossman, 2000).

2.13.3 Ruang Kerja EPANET


Ruang kerja dasar EPANET 2.0 dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut. Terdiri dari
elemen:menu bar, dua buah tool bar, status bar, network mapwindows, browser

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 43
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

window, dan property editor window. Penjelasan masing-masing elemen ada pada
penjelasan berikut ini:

Gambar 2.2 Ruang Kerja Dasar EPANET 2.0


Sumber : Epanet 2.0 Users Manual

2.13.4 Penggunaan untuk Peta


Peta jaringan distribusi digambar ulang pada network map EPANET 2.0 dengan input
yang sesuai dengan model eksisting dan data sekunder yang telah didapat. Input peta
tahap awal meliputiketinggian elevasinode, diameter pipa,panjang pipa. Input
selanjutnya adalah berupa input water demand pada titik-titik komsumsi yang telah
ditentukan. Setelah itu, simulasidilakukan untuk mengetahui apakah gambar jaringan
pada EPANET 2.0 dapat berjalan dan terhubung dengan baik.

2.13.5 Menganalisa Jaringan


Kegunaan EPANET 2.0 dalam Analisa Jaringan Distribusi Air Bersih ialah sebagai
berikut:
1) Didesain sebagai alat untuk mengetahui perkembangan dan pergerakan air serta
degradasi unsur kimia yang ada dalam air pipa distribusi.
2) Dapat digunakan sebagai dasar analisa dan berbagai macam sistem distribusi, detail
desain, model kalibrasi hidrolik, analisa sisa khlor dan berbagai unsur lainnya.
3) Dapat membantu menentukan alternatif strategis manajemen dan sistem jaringan
pipa distribusi air bersih seperti:

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 44
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

a. Sebagai penentuan alternatif sumber / instalasi, apabila terdapat banyak sumber /


instalasi.
b. Sebagai simulasi dalam menentukan alternatif pengoperasian pompa dalam
melakukan pengisian reservoir maupun injeksi ke sistem distribusi.
c. Digunakan sebagai pusat treatment seperti dimana dilakukan proses khlorinasi, baik
diinstalasi maupun dalam sistem jaringan.
d. Dapat digunakan sebagai penentuan prioritas terhadap pipa yang akan dibersihkan/
diganti.

EPANET merupakan analisis hidrolis yang terdiri dari:


a. Analisis ini tidak dibatasi oleh letak lokasi jaringan
b. Kehilangan tekanan akibat gesekan (friction) dihitung dengan menggunakan
persamaan Hazen-Williams, Darcy-Weisbachatau Chezy-Manning formula
c. Disamping mayor losses, minor losses (kehilangan Tekanan di bend, elbow, fitting)
dapat dihitung
d. Model konstanta atau variabel kecepatan pompa
e. Perhitungan energi dan biaya pompa
f. Berbagai tipe model valve yang dilengkapi dengan shut off dan check. Pressure
regulating dan valve yang dilengkapi dengan kontrol kecepatan
g. Reservoir dalam berbagai bentuk dan ukuran
h. Faktor fluktuasi pemakaian air
i. Sebagai dasar operating sistemuntuk mengontrol level air di reservoir dan waktu.

EPANET juga memberikan analisa kualitas air sebagai berikut:


a. Model pergerakan unsur material non reaktif yang melalui jaringan tiap saat.
b. Model perubahan material reaktif dalam proses desinfektan dan sisa khlor.
c. Model unsur air yang mengalir dalam jaringan.
d. Model reaksi kimia sebagai akibat pergerakan air dan dinding pipa.

2.13.6 Melihat Hasil dan Mencetak


1. Memilih Printer
Untuk memilih printer diantara printer yang telah terinstal dalam windows dan
mengaturnya :

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 45
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

1. Pilih File>>Page Setup dari menu utama


2. Klik tombol Printer pada dialog Page Setup yang muncul
3. Pilihprinter dari pilihan yang tersedia pada kotak dari dialog kemudian yang muncul
4. Klik tombol Properties untuk memilih printer ( dengan berbagai variasi pilihan)
5. Klik OK pada setiap kotak dialog untuk menerima pilihan anda.

2. Mengatur Format Halaman.


Untuk mengatur halaman yang dicetak :
1. Pilih File>>Page Setup dari menu utama
2. Gunakan Margin pada dialog Page Setup yang muncul untuk:
a. Memilih printer
b. Memilih orientasi kertas (portrait atau landscape)
c. Mengatur margin kiri, kanan, atas dan bawah
3. Menggunakan halaman headers/footer dari kotak dialog untuk
a. Menyediakan teks untuk header yang akan nampak untuk setiap halaman
b. Mengindikasikan apakah header akan di cetak atau tidak
c. Menyediakan teks untuk footer yang akan muncul pada setiap halaman
d. Mengindikasikan apakah footer akan dicetak apa tidak
e. Mengindikasikan apakah halaman akan diberi nomer
4. Klik OK untuk menerima pilihan:
a) Print Preview
Untuk melihat terlebih dahulu hasil print, pilih File>>Print Preview dari menu utama.
Sebuah penampakan akan muncul menunjukkan bagaimana setiap halaman dari objek
yang akan di cetak nantinya.
b) Mencetak yang nampak saat ini
Untuk mencetak apa yang terlihat dalam window dalam EPANET, pilih File>>Print
dari menu utama atau klik pada Standard Toolbar. Yang ikut tercetak adalah :
a) Data Browser (properti dari objek yang terpilih)
b) Network Map (pada level perbesaran saat itu)
c) Grafik (Time Series, profil, kontur, frekuensi dan sistem aliran)
d) Tabel (Network dan waktu)
e) Status, energi kalibrasi dan laporan reaksi.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 46
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

5. Mengcopy ke Clipboard atau ke file.


EPANET dapat mengkopi teks dan grafik dari yang nampak kepada Windows klipboard
atau ke file. Yang nampak yang dapat di copy termasuk Network map, grafik, tabel, dan
laporan-laporan. Untuk mengkopi apa yang terlihat saat itu menuju clipboard dan file :
1. Pilih Edit>>Copy to dari menu utama atau klik
2. Pilih pilihan dari dialog copy yang muncul dan klik tombol OK.
3. Jika anda memilih copy-to file, masukkan nama dari file pada kotak dialog Save As
yang muncul dan klik OK.
Gunakan dialog Copy untuk menyatakan bagaimana anda ingin mengkopi data dan
ditujukan ke mana :
1. Pilih tujuan untuk materi yang akan dikopi (Cliboard atau file)
2. Pilih format untuk di copy dalam :
a. Bitmap (hanya grafik)
b. Metafile (hanya grafik)
c. Data (text, pilihan cell pada tabel, atau data yang digunakan untuk membentuk grafik)
3. Klik OK untuk menerima pilihan atau Cancel untuk membatalkan permintaan copy.

2.14 Penggunaan Software ArcGIS


2.14.1 Defenisi GIS
1. GIS adalah sistem yang berbasiskan komputer (CBIS) yang digunakan untuk
menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. GIS dirancang untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena di mana
lokasi geografis merupakan karateristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.
Dengan demikian, GIS merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan
berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis:
1. Masukan
2. Manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data)
3. Analisis dan manipuasi data
4. Keluaran (Aronoff, 1989)

2. GIS adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangka lunak, data, manusia
(brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan,

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 47
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-


daerah di permukaan bumi (Chrisman, 1997)

3. GIS adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografis.
Sistem ini diimplementasikan dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat
lunak komputer yang berfungsi untuk:
a. Akusisi dan verifikasi data
b. Kompilasi data
c. Penyimpanan data
d. Perubahan dan updating data
e. Manajemen an pertukaran data
f. Manipulasi data
g. Pemanggilan dan persentase data
h. Analisa data (Bern, 1992)
4. GIS adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan
permukaan bumi (Demers, 1997).

5. GIS adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan
mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karateristik-karateristik
fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. GIS yang lengkap akan mencakup
metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial, perangkat keras,
perangkat lunak dan struktur organisasi (Gistut, 1994).

Secara umum pengertian GIS sebagai berikut: ” Suatu komponen yang terdiri dari
perangkat keras, perangkat lunak,data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja
bersama secara efektif untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui,
mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam
suatu informasi berbasis geografis ”.

2.14.2 Metode Penentuan Posisi dan Lokasi Sistem Koordinat


Informasi spasial memakai lokasi, dalam suatu sistemkoordinat tertentu, sebagai dasar
referensinya.Karenanya SIG mempunyai kemampuanuntukmenghubungkan berbagai da

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 48
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

ta pada suatutitiktertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisadan akhirnya memet


akan hasilnya.
Aplikasi SIG menjawab beberapa pertanyaan seperti: lokasi, kondisi, trend, pola, dan
pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.
Dilihat dari definisinya, SIG adalah suatu sistem yang
terdiri dari berbagai komponen yang tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Memiliki
perangkat keras komputer beserta dengan perangkat lunaknya belum berarti bahwa kita
sudah memiliki SIG apabila data geografis dan sumberdaya manusia yang
mengoperasikannya belum ada. Sebagaimana sistem komputer pada umumnya, SIG
hanyalah sebuah ‘alat’ yang mempunyai kemampuan khusus. Kemampuan sumberdaya
manusia untuk memformulasikan persoalan dan menganalisa hasil akhir sangat berperan
dalam keberhasilan sistem SIG.
a. Sistem Koordinat
Informasi lokasi ditentukan berdasarkan sistem koordinat, yang di antaranya mencakup
datum dan proyeksi peta. Datum adalah kumpulan parameter dan titik kontrol yang
hubungan geometriknya diketahui, baik melalui pengukuran atau penghitungan.
Sedangkan sistem proyeksi peta adalah sistem yang dirancang untuk merepresentasikan
permukaan dari suatu bidang lengkung atau spheroid (misalnya bumi) pada suatu
bidang datar. Proses representasi ini menyebabkan distorsi yang perlu diperhitungkan
untuk memperoleh ketelitian beberapa macam properti, seperti jarak, sudut, atau luasan.
b. Menentukan Posisi
Kegunaan alat penerima GPS yang utama adalah untuk mengambil posisi koordinat
dari suatu titik di bumi ini dan menyimpannya sebagai waypoint.
Cara penggunaannya adalah:
1. Aktifkan GPS dan tunggu sampai halaman satelit 3D muncul. Untuk dapat
menggunakan alat penerima GPS dengan sempurna, alat tersebut harus menerima sinyal
dari minimum 4 satelit
2. Setelah memperoleh sinyal yang diinginkan, tekan tombol MARK, sehingga layar
akan berubah menjadi MARK POSITION.
3. Nilai koordinat dimana kita berada akan muncul di layar.
Untuk menyimpan nilai koordinat, pindahkan kursor ke SAVE dan diikuti dengan

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 49
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

4. Untuk memberi nama file pada titik tersebut, tekan ENTER lalu gunakan tombol
ROCKER, Ada dua cara menggunakan tombol ROCKER: (i) arah ke atas/ ke bawah
untuk memilih huruf atau angka, dan (ii) arah ke kiri/kanan untuk memindahkan ke
huruf atau angka sebelumnya/berikutnya. Akhiri dengan menekan ENTER.
5. Untuk menyimpan nama yang baru saja kita buat pada alat, tekan sekali lagi tombol
ROCKER, arahkan menuju pilihan SAVE. Jangan lupa untuk kemudian menekan
tombol.

2.14.3 Mengukur Jarak dan Mebuat Skala


a. Mengukur Jarak
Misalnya akan mengukur jarak Kota A ke Kota B, yang paling sederhana dan mudah
adalah dengan menggunakan measure
1. Klik pada measure
2. Aktifkan ikon measure line
3. Klik di kota A, kemudian gerakkan mpouse ke kota B
4. Hasil pengukuran menunjukan bahwa jarak A-B adalah 885.741m
5. Pengukuran yang anda lakukan pasti berbeda, coba lah berkali-kali melakukan
pengukuran maka akan menghasilkan hasil yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh
akurasi mouse dalam menentukan posisi A dan B
6. Matikan proses pengukuran dengan double click di sembarang posisi

b. Membuat Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak pada model (peta, view) dengan jarak
sebenarnya di lapangan. Mengatur skala adalah salah satu cara mengatur zoom
karena skala dapat berperan sebagai Zoom Level. Skala dapat diatur dengan
mengatur tool skala yang biasanya berada pada toolbar standart. Pengaturan skala
dapat dilakukan dengan salah satu dari cara berikut:
1) Ketikan skala secara manual, misalnya 1:20,000,000. Perlu diingat bahwa kita
tidak perlu mengisi angka 1 (satu) ataupun pemisah satuan ribuan. Sebagai contoh untuk
mengisi skala 1 : 20.000.000 , kita cukup mengetikkan 20000000.
2) Klik pada Dropdown, kemudian pilih skala yang tersedia.
Daftar skala yang tersedia menggunakan skala-skala baku di US, kita bisa memodifikasi

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 50
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

daftar skala yang tersedia agar pengaturan skala dengan drop-down lebih cepat, dengan
cara sbb:
a) Klik pada dropdown skala
b) Klik <Costumize this list…>
c) Pilih Delete All
d) Isikan angka 10000
e) Klik add
f) Isikan satu persatu skala standar yang diinginkan, misalnya 10000, 25000, 50000,
100000, 250000, dan seterusnya
g) Klik OK

2.14.4 Mengolah Peta dan Melihat Atribut Data


a. Mengolah Peta
Untuk memulai membuat peta sederhana langkah pertama yang harus dilakukan
adalah menambah data ke dalam map project. Berikut langkah-langkahnya:
1. Klik pada tombol “Add Vector Layer” pada QGIS, dimana tombol tersebut
terlihatsepertiini:ketikamenambah sebuah shapefile pada QGIS, shapefile tersebut a
kan menjadi sebuah layer. Ketika menambahkan file dalam jumlah banyak, maka
akan memiliki multiple layer. Kemudian dapat mengurutkan layer-layer ini sehingga
layer tertentu dapat muncul di depan layer yang lain.
2. Sebuah kotak dialog akan muncul yang memperbolehkan untuk memilih file yang
akan ditambahkan ke program GIS
3. Klik Browse dan navigasikan pada shapefile yang ada di dalam folder tempat
penyimpanan shapefile. Dapat memilih beberapa shapefile untuk dimuat dengan
menahan tombol “Ctrl” pada keyboard dan meng-klik pada file yang berbeda.
4. Setelah memilih shapefile yang diinginkan untuk ditampilkan pada project klik
“Open”. Klik “Open” lagi pada dialog “Add vector layer”. Layer terdaftar pada sisi kiri,
dan akan dapat melihat data yang ditunjukan pada jendela utama di sebelah kanan.
b. Melihat Atribut Data
1. Pada panel layer di sebelah kiri QGIS, klik kanan pada layer apa saja dan klik “Open
Attribute Tabel”

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 51
Tugas Penyediaan dan Distribusi Air Minum RTL (2221)

2. Tampilan jendela yang terlihat spreadsheet (seperti tabel excel). Ini merupakan
sebuah daftar dari semua fitur yang terkandung pada layer. Masing-masing baris
(Record) merupakan satu fitur di petanya.
3. Double-klik pada salah satu kolom dan Anda dapat melihat bahwa semua fitur akan
di sortir berdasarkan alfabet dari kolom tersebut . Field ini akan memberitahu kita lokasi
dimana titik tersebut direpresentasikan.

2.14.5 Merubah Tampilan Layar


Caranya yaitu:
a. Klik kanan pada layer di panel TOC,dan buka jendela properties.
b. Klik pada tab yang bertuliskan Style
c. Untuk mengganti warnanya, klik pada tombol yang bertuliskan Change dan pilih
sebuah warna yang baru untuk sungai. Ketika Anda telah memilih sebuah warna, klik
OK
d. Ubah ketebalan, klik pada tanda panah pada box yang disebelahnya bertuliskan
“Width” dan tingkatkan ketebalan garis untuk jalan tersebut sedikit. Klik OK di
bawah jendela properties, tampilan berubah.

Rizka Mardila Tanjung (160407002)


Tashania Fadina S (160407021)
Yolan Kriscordio (160407069) II- 52

Anda mungkin juga menyukai