Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1
ditunjukkan oleh sikap kurang antusias, tidak merespon dan malas untuk
berhitung.
Berdasarkan observasi melalui pengamatan langsung anak kurang
merespon dan malas dalam kegiatan membilang disebabkan media
pembelajaran yang monoton, kurang menarik, dan abstrak, metode
pembelajaran yang tidak bervariasi serta kurangnya mengkaitkan antara teori
dengan kehidupan sehari-hari.
Akibat pasifnya anak mengikuti kegiatan pembelajaran menyebabkan
pencapaian TPP (Tingkat Pencapaian Perkembangan) anak rendah.
Berdasarkan perolehan data awal anak didik TKIT Nurul ‘Ilmi diperoleh data
rata-rata kegiatan harian hanya mencapai bintang 2,5. Hal ini ditunjukkan oleh
sebagian besar anak belum memenuhi Tingkat Pencapaian Perkembangan
(TPP) minimal bintang 3. Anak didik yang mencapai TPP 3 anak (20%),
sedangkan 15 anak (80%) belum mencapai TPP.
Sasaran pembelajaran membilang 1 sampai 10 yang tidak tercapai
secara optimal yang ditunjukkan dengan anak didik kurang aktif maka perlu
adanya tindakan kelas dengan model pembelajaran secara langsung
(Contextual Teaching and Learning) dengan menghitung benda nyata (real
object) yang lebih menarik bagi anak, menyenangkan dan bermakna bagi
anak.
Model pembelajaran Contextual Teaching Learning adalah
pembelajaran dengan menghubungkan kegiatan berhitung dengan suasana
menghitung benda-benda sesungguhnya (nyata). Anak-anak dibawa dalam
suasana yang berbeda dari suasana kegiatan pembelajaran biasanya.
Terkait dengan pengertian tersebut peneliti mengembangkan model
pembelajaran CTL dengan real object. Model pembelajaran dengan real
object diawali dengan menentukan tema kegiatan mingguan. Kemudian
kegiatan berhitung atau membilang benda-benda nyata ini disesuaikan dengan
tema yang sedang dipelajari saat itu juga. Karena tema minggu IV dan V
adalah lingkunganku maka anak dibawa pada suasana berhitung atau
membilang benda-benda yang ada di sekitar lingkungan anak. Anak diminta
untuk berhitung atau membilang benda nyata dalam tempat atau suasana yang
2
sebenarnya, yaitu menghitung pohon di kebun, serta menghitung benda-benda
yang ada di masjid kemudian anak mengerjakan Lembar Kerja Anak (LKA)
yang sudah dipersiapkan oleh guru. Lembar Kerja Anak berisi gambar benda
yang sudah dihitung anak sehingga diharapkan akan lebih memudahkan dan
bermakna bagi anak.
Oleh karena itu, model pembelajaran dengan real object diharapkan
dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran berhitung atau membilang,
karena dengan pembelajaran melalui real object anak akan lebih tertarik untuk
aktif dalam kegiatan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
berhitung atau membilang 1 sampai 10 pada anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka dapat
diajukan rumusan masalah yaitu “Bagaimana usaha meningkatkan
kemampuan membilang 1 sampai 10 dengan real object pada anak kelompok
A di TKIT Nurul ‘Ilmi Gelangan RT 15, Patalan, Jetis, Bantul?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan membilang 1 sampai 10 dengan real object pada anak kelompok
A di TKIT Nurul ‘Ilmi Gelangan RT 15, Patalan, Jetis, Bantul.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Anak
a. Meningkatkan kemampuan membilang 1 sampai 10 pada anak didik.
b. Meningkatkan kemampuan membilang 1 sampai 10 pada anak didik
dengan model pembelajaran yang kebih menyenangkan.
2. Bagi Peneliti
a. Memberikan gambaran kepada guru dalam merancang pembelajaran
kegiatan membilang 1 sampai 10.
b. Merangsang minat guru untuk merancang model pembelajaran yang
lebih menarik, menyenangkan dan berguna bagi anak didik.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi pada masyarakat khususnya orang tua mengenai
upaya peningkatan perkembangan anak melalui hal-hal yang menarik,
menyenangkan dan nyata bagi anak.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
praoperasional yang mempunyai karakteristik penggunaan simbol dan
penyusunan tanggapan internal, misalnya dalam permainan, bahasa dan
peniruan.
Dalam Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini
Pengembangan matematika anak TK diarahkan untuk kemampuan berhitung
atau konsep berhitung permulaan. Kemampuan yang dikembangkan antara
lain: menghitung benda, menghubungkan konsep bilangan dengan lambang
bilangan, mengerjakan atau menyelesaikan operasi matematika dengan
menggunakan konsep dari konkret ke abstrak.
Dalam menyurun rencana kegiatan di Taman Kanak-Kanak diperlukan
suatu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini.
Kegiatan membilang dengan real object merupakan salah satu model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini, yaitu belajar
dari yang konkret (nyata) ke abstrak. Anak secara langsung berhubungan
dengan benda-benda yang akan dihitungnya.
Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2005).
Menurut Nurhadi (2003:13) pembelajaran kontekstual adalah konsep
belajar dimana guru menghadirkan situasi nyata pada siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam
penerapannya dengan kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran
kontekstual kegiatan pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas,
tapi bisa di laboratorium, tempat kerja, sawah, atau tempat-tempat lainnya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa untuk
meningkatkan keaktifan dan kemampuan berhitung anak TK bisa dilakukan
dengan kegiatan yang menerapkan model pembelajaran kontekstual. Kegiatan
berhitung dengan real object (benda nyata) adalah salah satu kegiatan yang
5
menggunakan model pembelajaran kontekstual dimana anak belajar langsung
dengan benda nyata (tidak abstrak). Dengan pembelajaran di luar kelas dan
dihadapkan langsung dengan benda nyata yang harus dihitung anak
diharapkan akan mampu meningkatkan keaktifan dan kemampuan membilang
anak.
Dalam penelitian ini, anak diajak untuk membilang benda-benda nyata
yang ada di sekitar anak. Benda-benda yang akan dihitung anak ditentukan
berdasarkan tema yang ada pada Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)
semester I tahun 2014/2015. Tema saat penelitian ini dilakukan yaitu
lingkunganku, maka anak akan diajak untuk menghitung benda-benda yang
ada di lingkungan terdekat anak.
6
BAB III
RENCANA PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di TKIT Nurul ‘Ilmi yang beralamat di Jalan
Prangtritis Km. 14 Gelangan RT 15 Patalan, Jetis, Bantul.
2. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan : Semester I
Waktu : II siklus
Siklus I : Tanggal 8 September 2014 s/d 12 September 2014
Siklus II : Tanggal 15 September 2014 s/d 19 September 2014
3. Tema
Tema : Lingkunganku
4. Kelompok
Kelompok yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak
kelompok A di TKIT Nurul ‘Ilmi sebanyak 15 anak yang terdiri atas : 8
anak laki-laki dan 7 anak perempuan.
5. Karakteristik Anak :
Anak didik di TKIT Nurul ‘Ilmi bersifat heterogen, ada anak yang aktif
dan ada juga anak yang pasif. Bahkan masih ada satu anak yang belum
mau berpisah dengan ibunya.
7
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:3) Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Upaya ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari
jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di
kelas. Model penelitian yang dipilih adalah model siklus yang dilakukan
secara berulang dan berkelanjutan (Spiral Siklus) artinya proses pembelajaran
yang semakin lama semakin meningkat hasil belajarnya.
1. Rencana Pelaksanaan
a. Rencana Tindakan
Siklus : Pertama
Tema : Lingkunganku/Kebun
Tanggal : Tanggal 8 September 2014 s/d 12 September
2014
Tujuan Perbaikan : meningkatkan kemampuan membilang 1 sampai
10 pada anak kelompok A di TKIT Nurul ‘Ilmi
dengan real object.
Identifikasi Masalah :
(1) Pembelajaran selama ini kurang menarik sehingga anak kurang
aktif dalam kegiatan berhitung.
(2) Kemampuan membilang 1 sampai 10 masih rendah.
(3) Model pembelajaran membilang yang dilaksanakan selama ini
monoton sehingga anak-anak kurang antusias dalam mengikuti
kegiatan.
Analisis Masalah :
Dari hasil identifikasi masalah tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan membilang anak masih rendah, yang disebabkan karena
ketidakaktifan anak, kegiatan yang tidak menarik dan model
pembelajaran yang monoton. Oleh karena itu diperlukan model
pembelajaran yang menarik, yaitu model pembelajaran kontekstual
8
dengan real object untuk dapat meningkatkan kemampuan membilang
1 sampai 10 pada anak.
Perumusan Masalah :
Bagaimana meningkatkan kemampuan membilang 1 sampai 10 dengan
real object pada anak kelompok A di TKIT Nurul ‘Ilmi Gelangan RT
15, Patalan, Jetis, Bantul ?
b. Langkah-langkah Perbaikan
1) Menentukan tempat untuk pelaksanaan penelitian, yaitu untuk
siklus I di kebun.
2) Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan untuk siklus I.
3) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH)
4) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
5) Menyiapkan instrumen penelitian
6) Mempersiapkan jurnal penelitian
7) Mempersiapkan APKG 1 dan 2
9
3. Rencana Pengamatan dan Pengumpulan Data
Rencana pengamatan dan pengumpulan data dalam penelitian ini
akan dilakukan pada saat kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dan pengumpulan data untuk mengetahui kemajuan
kemampuan anak menggunakan lembar instrumen penilaian yang berisi 4
aspek yang dinilai yaitu keaktifan, kelancaran, ketepatan dan kebenaran.
Data-data tersebut disempurnakan dengan adanya dokumentasi kegiatan.
4. Rencana Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu
tindakan dengan catatan yang telah dibuat dalam observasi.
a. Refleksi dilakukan setelah kegiatan perbaikan pembelajaran selesai
dilaksanakan.
b. Refleksi dilakukan dengan cara diskusi atau melakukan penilaian
terhadap proses kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah terjadi,
masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan
yang dilakukan dengan supervisor 2 atau penilai.
c. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pada
kegiatan perbaikan pembelajaran yang sudah berlangsung sehingga
bisa merancang rencana perbaikan siklus selanjutnya.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
3) Anak dibagi menjadi 3 kelompok untuk melaksanakan
kegiatan hari itu (gambar 1.2).
12
6) Guru membantu anak yang belum mau aktif menghitung.
7) Setelah semua kelompok melakukan kegiatan membilang dan
kegiatan lainnya, anak duduk melingkar di gardu.
8) Anak diajak menyanyi, kemudian guru mereview tentang kegiatan
membilang yang sudah dilakukan. Guru bertanya berapa banyak
pohon pisang, pohon ketela dan pohon kelapa yang sudah dihitung
anak-anak. Tampak pada gambar 1.4.
9) Anak-anak berbaris kemudian kembali ke sekolah.
13
d. Refleksi
1) Kelemahan
- Guru masih belum bisa mengendalikan anak saat kegiatan di
kebun bahkan ada anak yang sampai di kebun minta ijin untuk
BAK sehingga guru harus mengantar ke sekolah lagi.
- Anak-anak hanya berlarian dan bergerombol seperti terlihat
pada gambar 1.5.
- Guru masih kurang persiapan, tidak membatasi banyaknya
pohon yang harus dihitung oleh anak.
- Anak kesulitan mencari pohon ketela dan pohon kelapa.
14
Pertemuan ke-2
a. Perencanaan
1) Menyusun RKH 2
2) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran
3) Menyiapkan instrument penilaian
4) Menyiapkan APKG 1 dan APKG 2
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan ke-2 dilaksanakan hari Selasa, 9 September 2014.
2) Setelah kegiatan pembukaan, anak-anak dikondisikan berbaris
kemudian bersama guru menuju ke kebun.
3) Anak-anak dibagi menjadi 3 kelompok. Guru menjelaskan kegiatan
hari ini yang akan dilakukan, yaitu 3 kegiatan yang nanti akan
dikerjakan secara bergiliran menurut kelompok masing-masing.
4) Guru bersama kelompok 1 menuju ke kebun.
5) Sebelum berhitung guru memberi tanda pada pohon pisang yang
akan dihitung oleh anak (gambar 1.6).
15
pohon ketela yang akan dihitung anak. Karena pohon kelapa tidak
terlalu banyak maka tidak perlu diberi tanda.
7) Guru mengarahkan anak yang masih belum mau aktif menghitung.
Tampak pada gambar 1.7. di bawah ini.
16
- Kelancaran : prosentase anak yang lancar dalam membilang
meningkat menjadi 46,67% (pada pertemuan pertama 26,67%).
- Ketepatan : prosentase ketepatan membilang mengalami
peningkatan menjadi 26,67% dari 13,33% pada pertemuan pertama.
- Kebenaran : prosentase kebenaran membilang meningkat dari
13,33% menjadi 26,67%.
d. Refleksi
1) Kelemahan:
- Masih ada anak yang hanya bergerombol.
- Belum tepat dalam penghitungan.
- Hitungan meloncat.
- Ada anak yang keluar dari jalur hitungan pohonnya.
2) Kekuatan:
- Persiapan guru baik, mengkondisikan anak juga baik.
- Ada anak yang membilang melebihi banyaknya pohon yang
harus dihitung.
- Anak gigih dalam mencari pohon kelapa.
Berdasarkan hasil refleksi pertemuan ke-2 maka dirancang perbaikan
untuk pertemuan ke-3 yaitu dengan membuat LKA yang selain bisa
dijadikan bahan tambahan untuk evaluasi anak juga bisa membuat
anak lebih aktif dalam kegiatan membilang.
Pertemuan ke-3
a. Perencanaan
1) Menyusun RKH
2) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran
3) Membuat Lembar Kerja Anak
4) Menyiapkan instrumen penilaian
5) Menyiapkan jurnal penelitian, APKG 1 dan APKG 2
17
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan ke-3 dilaksanakan hari Rabu, 10 September 2014.
2) Anak-anak berbaris bersama guru menuju ke kebun.
3) Sesampainya di kebun, anak-anak dibagi menjadi 3 kelompok
seperti pada pertemuan sebelumnya.
4) Guru memberikan penjelasan tentang 3 kegiatan yang akan
dilakukan anak, kelompok 1 bersama guru membilang pohon di
kebun. Kegiatan dilakukan secara bergiliran seperti biasanya.
5) Guru mengajak anak tepuk semangat, kemudian guru menjelaskan
bahwa setelah menghitung pohon anak-anak harus mengerjakan
LKA yang sudah disiapkan bu guru (gambar 1.8.)
18
10) Setelah semua kelompok selesai melaksanakan kegiatan, anak-
anak dikondisikan duduk melingkar di gardu.
11) Guru mereview kegiatan yang sudah dilakukan anak, menanyakan
siapa yang kesulitan menghitung dan siapa yang kesulitan
mengerjakan LKA.
12) Anak-anak dikondisikan berbaris untuk kembali ke sekolah.
19
c. Observasi dan Evaluasi
Dari haril observasi didapatkan hasil evaluasi pertemuan 3 siklus I dari
15 anak, yaitu:
- Keaktifan : prosentase anak yang yang belum aktif tidak ada,
artinya anak sudah mulai aktif untuk melakukan kegiatan. Anak
mulai aktif meningkat menjadi 10 anak (66,67%), anak aktif (20%),
sangat aktif 13,33% (2 anak).
- Kelancaran : prosentase anak yang sangat lancar 6,67% (1 anak),
yang lancar 26,67% kemudian anak yang mulai lancar dan belum
lancar masing-masing 33,34%.
- Ketepatan : prosentase ketepatan membilang mengalami
peningkatan, membilang sangat tepat ada 1 anak (6,66%),
membilang dengan tepat 26,67%; mulai tepat 40% dan belum tepat
26,67%.
- Kebenaran : prosentase kebenaran membilang mengalami
peningkatan, membilang sangat benar ada 1 anak (6,66%),
membilang dengan benar 26,67%; mulai benar 40% dan
belum benar 26,67%.
d. Refleksi
1) Kelemahan
- Ketepatan dalam membilang masih kurang.
- Anak kesulitan dalam mengerjakan LKA.
- LKA tidak menarik karena gambar pohon tidak berwarna.
- Anak lupa dengan banyaknya pohon yang harus diisikan pada
lembar LKA karena pengisian LKA setelah anak selesai
menghitung semua pohon, sehingga ada anak yang menghitung
ulang banyaknya pohon.
- Anak mengeluh sulit menulis karena tidak ada alas untuk
menulis (mengerjakan LKA).
2) Kekuatan
- Persiapan guru baik, anak terkondisi dengan baik.
- Anak antusias, anak yang tidak aktif mulai aktif dalam
kegiatan.
- Anak-anak saling membantu dalam mengerjakan LKA
(kerjasama).
20
Perbaikan yang dirancang untuk pertemuan ke-4 berdasarkan hasil refleksi
adalah mencetak LKA anak dengan cetakan warna sehingga anak lebih
tertarik dan mengerti gambar pohon yang dimaksud.
Pertemuan ke-4
a. Perencanaan
1) Menyusun RKH
2) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran
3) Membuat Lembar Kerja Anak
4) Menyiapkan instrumen penilaian
5) Menyiapkan jurnal penelitian, APKG 1 dan APKG 2
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan dilaksanakan hari Kamis, 11 September 2014.
2) Setelah kegiatan pembukaan atau kegiatan awal, anak-anak
berbaris bersama guru menuju ke kebun.
3) Anak dibagi menjadi 3 kelompok, guru memberikan penjelasan
tentang 3 kegiatan yang akan dilakukan secara bergantian.
4) Kelompok 1 bersama guru mengerjakan kegiatan membilang
pohon.
5) Anak diajak untuk tepuk semangat kemudian guru menjelaskan
kegiatan menghitung. Anak diminta untuk menghitung pohon
pisang kemudian mengisikan lambang bilangannya pada LKA,
dilanjutkan menghitung pohon ketela kemudian mengisikan
lambang bilangannya pada LKA. Terakhir anak disuruh
menghitung pohon pisang kemudian menuliskan lambang
bilangannya pada LKA. Lembar LKA dikerjakan di pembatas
kebun. Kegiatan tersebut terlihat pada gambar 1.11 berikut ini.
21
Gambar 1.11. Anak melakukan kegiatan menghitung pohon
6) Guru melakukan pengamatan
kemudian dan memberikan
mengerjakan lembar LKA.bantuan pada anak
yang kesulitan dalam mengerjakan LKA (gambar 1.12).
22
- Kelancaran : prosentase kelancaran mengalami peningkatan, anak
yang sangat lancar 13,34% (2 anak); lancar 33,33% (5 anak). 20%
anak lancar dan 33,33% anak mulai lancar.
- Ketepatan : prosentase anak yang sangat tepat dalam membilang
mengalami peningkatan, yaitu 13,34% (2 anak).
- Kebenaran : prosentase kebenaran dalam membilang mengalami
peningkatan, anak yang sangat benar menjadi 2 anak (13,34%).
d. Refleksi
1) Kelemahan
- Anak masih kesulitan dalam mengerjakan LKA.
- Masih kurang tepat dalam membilang.
- Masih ada anak yang kesulitan mencari pohon kelapa.
2) Kekuatan
- Semua anak aktif dalam kegiatan
- Gambar pohon dalam LKA berwarna, anak jadi mengerti
gambar pohon apa dan lebih menarik bagi anak.
Perbaikan untuk pertemuan ke-5 berdasarkan hasil refleksi adalah
membuat LKA yang lebih mudah untuk anak, membantu anak dalam
mencari pohon kelapa.
Pertemuan ke-5
a. Perencanaan
1) Menyusun RKH 5
2) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran
3) Membuat Lembar Kerja Anak
4) Menyiapkan instrumen penilaian
5) Menyiapkan jurnal penelitian, APKG 1 dan APKG 2
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan ke-5 dilaksanakan hari Jum’at, 12 September 2014.
2) Setelah kegiatan pembukaan atau kegiatan awal, anak-anak
berbaris bersama guru menuju ke kebun.
3) Anak dibagi menjadi 3 kelompok, guru memberikan penjelasan
tentang 3 kegiatan yang akan dilakukan secara bergantian.
23
4) Kelompok 1 bersama guru mengerjakan kegiatan membilang
pohon.
5) Guru memberikan penjelasan kegiatan hari ini dan cara
mengerjakan LKA.
6) Anak diajak menghitung pohon kelapa dengan melihat batangnya
kemudian anak mengerjakan LKA (melingkari gambar pohon
kelapa sesuai banyaknya hitungan pohon kelapa). Seperti tampak
pada gambar 1.13.
24
Gambar 1.14. Anak-anak menghitung pohon pisang lalu
mengerjakan LKA.
8) Guru memberikan bimbingan atau arahan pada anak yang mulai
aktif mengikuti kegiatan dan anak yang kesulitan dalam
mengerjakan LKA
Gambar 1.15. Guru memberikan bimbingan pada anak yang pasif dan anak
yang kesulitan dalam mengerjakan LKA.
25
- Kebenaran : prosentase kebenaran dalam membilang mengalami
peningkatan, anak yang sangat benar menjadi 2 anak (13,34%).
26
d. Refleksi
1) Kelemahan
- Ketepatan dalam membilang masih kurang.
- Dalam mengerjakan LKA ada anak yang melingkari gambar
pohon mengikuti hitungan temannya, tidak berdasarkan
hitungan sendiri.
2) Kekuatan
- Persiapan guru baik, anak terkondisi dengan baik pula.
- Anak antusias dalam mengikuti kegiatan.
Berdasarkan hasil refleksi pertemuan ke-5 pada siklus I maka
penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan merancang perbaikan-
perbaikan diantaranya variasi kegiatan dan variasi LKA yang menarik
dan mudah bagi anak.
RKH
2. 13,33 40 46,67 - 33,33 20 46,67 - 33,33 40 26,67 - 33,33 40 26,67 -
ke 2
RKH
3. - 66,67 20 13,33 33,33 33,33 26,67 6,67 26,67 40 26,67 6,66 26,67 40 26,67 6,66
ke 3
RKH
4. - 53,33 33,33 13,34 33,33 20 33,33 13,34 26,67 33,33 26,67 13,33 26,67 33,33 26,67 13,33
ke 4
RKH
5. - 40 46,67 13,33 20 20 40 20 20 26,67 40 13,33 20 26,67 40 13,33
ke 5
27
Berdasarkan hasil rekapitulasi data siklus I yang menunjukkan TPP untuk
indikator membilang 1 sampai 10 untuk bintang 4 belum bisa mencapai
75 % serta berdasarkan rangkuman refleksi berupa kelemahan dan
kekuatan siklus I maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.
3. Siklus II
Pertemuan ke-1
a. Perencanaan
1) Membuat RKH
2) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
3) Membuat Lembar Kerja Anak
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
5) Menyiapkan APKG 1 dan APKG 2
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan ke-1 dilaksanakan hari Senin, 15 September 2014.
2) Guru terlebih dahulu menyiapkan setting kegiatan menghitung
Al-Qur’an di masjid seperti terlihat pada gambar 2.1. di bawah ini.
28
5) Anak-anak dibagi menjadi 3 kelompok yang akan melakukan
3 kegiatan secara bergiliran. Pembagian kelompok terlihat pada
gambar 2.2.
29
8) Setelah selesai menghitung anak diberi tugas mengerjakan LKA,
yaitu menggambar bentuk persegi sebanyak hitungan anak di setiap
meja. Bila di meja 1 anak menghitung ada 4 maka anak
menggambar bentuk persegi sebanyak 4, demikian juga di meja
kedua dan ketiga (gambar 2.4.).
9) Setelah semua kelompok selesai melakukan kegiatan, anak-anak
dikondisikan duduk melingkar. Guru melakukan review tentang
kegiatan yang sudah dikerjakan. Anak diberi pertanyaan ada
berapa banyak Al-Qur’an di meja kesatu, kedua dan ketiga.
10) Anak-anak dikondisikan untuk berbaris kembali ke sekolah.
30
d. Refleksi
1) Kelemahan
- Anak kesulitan menghitung karena penataan Al-Qur’an dengan
cara ditumpuk.
- Ketepatan dalam menghitung masih kurang.
- Ada anak yang kesulitan dalam menggambar persegi.
2) Kekuatan
- Persiapan guru baik, anak-anak sangat antusias.
- Anak-anak terkondisi baik.
- Ada anak yang menggambar persegi bersusun seperti letak
Al-Qur’an walaupun banyaknya tidak sama dengan banyaknya
Al-Qur’an yang di meja.
Berdasarkan refleksi pertemuan ke-1, maka untuk pertemuan ke-2 akan
dilakukan perbaikan yaitu Al-Qur’an diletakkan tidak bersusun tetapi
berjajar agar anak lebih mudah dalam membilang.
Pertemuan ke-2
a. Perencanaan
1) Membuat RKH
2) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
3) Membuat Lembar Kerja Anak
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
5) Menyiapkan APKG 1 dan APKG 2
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan ke-2 dilaksanakan hari Selasa, 16 September 2014.
2) Guru mempersiapkan tempat kegiatan di masjid. Al-Qur’an
diletakkan sejajar agar anak mudah dalam menghitungnya
(Gambar 2.5.)
31
Gambar 2.5. Al-Qur’an diletakkan sejajar agar anak lebih
mudah dalam menghitungnya.
32
7) Anak yang mengalami kesulitan dibantu guru.
8) Setelah semua kelompok selesai mengerjakan 3 kegiatan anak-
anak dikondisikan untuk duduk melingkar.
9) Anak-anak diajak menyanyi lagu tentang angka, kemudian guru
mereview kegiatan membilang yang sudah dilakukan. Guru
menanyakan berapa banyak Al-Qur’an di meja 1, 2 dan 3. Guru
juga menanyakan siapa yang kesulitan menggambar persegi
sebanyak Al-Qur’an yang ada di meja.
10) Anak-anak dikondisikan berbaris dan kembali ke sekolah
bersama guru.
d. Refleksi
1) Kelemahan
- Ketepatan membilang masih kurang.
- Ada anak yang menggambar persegi tidak sesuai dengan
banyaknya Al-Qur’an yang ada di meja.
2) Kekuatan
- Persiapan guru baik, anak jadi aktif dan antusias dalam
kegiatan.
- Anak terkondisi dengan baik, mau antri dalam barisan.
33
Perbaikan untuk pertemuan ke-3 berdasarkan hasil refleksi pertemuan ke-2
yaitu dengan variasi LKA. LKA dibuat lebih mudah bagi anak.
Pertemuan ke-3
a. Perencanaan
1) Membuat RKH
2) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
3) Membuat Lembar Kerja Anak
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
5) Menyiapkan APKG 1 dan APKG 2
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan ke-3 dilaksanakan hari Rabu, 17 September 2014.
2) Guru menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan di masjid.
Al-Qur’an diletakkan sejajar, kemudian ada potongan gambar
AL-Qur’an dalam piring kertas dan juga ada lem. Settingan dapat
terlihat pada gambar 2.7. berikut ini.
34
6) Anak-anak berbaris, guru menjelaskan alat dan bahan yang sudah
disiapkan di atas meja. Guru menjelaskan kegiatan membilang
yaitu anak akan diberi LKA kemudian anak diminta membilang
banyaknya Al-Qur’an. Setelah itu anak mengambil gambar
Al-Qur’an sebanyak hitungan meja 1 lalu menempelkan pada
lembar LKA, begitu seterusnya sampai meja ke 3. Guru mengamati
dan memberikan bantuan pada anak yang mengalami kesulitan
(gambar 2.8.).
35
Gambar 2.9. Guru mereview kegiatan yang sudah dilakukan.
c. Observasi dan Evaluasi
Hasil dari pengamatan dan penilaian selama kegiatan sebagai berikut:
- Keaktifan : semua anak aktif, prosentase anak aktif dengan bintang
4 ada 66,67% (10 anak), sedangkan bintang 3 ada 33,33% (5 anak).
- Kelancaran : prosentase kelancaran mengalami peningkatan, anak
lancar membilang dengan bintang 4 ada 53,33% (8 anak); lancar
membilang dengan bintang 3 ada 46,67% (8 anak).
- Ketepatan : prosentase tepat membilang dengan bintang 4 ada
53,33% (8 anak), bintang 3 ada 46,67%.
- Kebenaran : prosentase kebenaran dalam membilang mengalami
peningkatan, anak dengan bintang 4 ada 53,33% (8 anak), bintang 3
ada 46,67% (7 anak).
d. Refleksi
1) Kelemahan
- Ada anak yang tidak sabar dalam bergantian memakai lem.
- Ketepatan membilang masih rendah.
2) Kekuatan
- Anak aktif dalam kegiatan.
- Anak terkondisi dengan baik.
Berdasarkan hasil refleksi pertemuan ke-3 maka dilakukan perbaikan
untuk pertemuan ke-4 yaitu variasi kegiatan dalam menghitung dan LKA
yang berbeda dari pertemuan ke-3.
Pertemuan ke-4
a. Perencanaan
1) Membuat RKH
2) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
3) Membuat Lembar Kerja Anak
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
36
5) Menyiapkan APKG 1 dan APKG 2
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan ke-4 dilaksanakan hari Kamis, 18 September 2014.
2) Guru menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan di masjid, yaitu
meja untuk meletakkan Al-Qur’an, meja untuk meletakkan toples
berisi manik-manik dan piring kertas. Penataannya bisa terlihat
pada gambar 2.10. berikut ini.
37
dan ke 3 juga. Setelah itu anak mengerjakan LKA yaitu
menghitung gambar Al-Qur’an lalu menuliskan lambang
bilangannya. Langkah-langkah kegiatan ini bisa terlihat pada
gambar 2.11.
8) Anak berbaris kemudian melakukan kegiatan.
38
Gambar 2.12. Guru melakukan pengamatan dan bimbingan pada anak yang
mengalami kesulitan.
39
c. Observasi dan Evaluasi
Hasil dari pengamatan dan penilaian selama kegiatan sebagai berikut:
- Keaktifan : semua anak aktif, prosentase anak aktif dengan bintang
4 ada 73,33% (11 anak), sedangkan bintang 3 ada 26,67% (4 anak).
- Kelancaran : prosentase kelancaran mengalami peningkatan, anak
lancar membilang dengan bintang 4 ada 80% (12 anak); lancar
membilang dengan bintang 3 ada 20% (3 anak).
- Ketepatan : prosentase tepat membilang dengan bintang 4 ada
66,67% (10 anak), bintang 3 ada 33,33%.
- Kebenaran : prosentase kebenaran dalam membilang mengalami
peningkatan, anak dengan bintang 4 ada 66,67% (10 anak), bintang
3 ada 33,33% (5 anak).
d. Refleksi
1) Kelemahan
- Manik-manik terlalu kecil.
- Anak kesulitan menulis lambang bilangan.
3) Kekuatan
- Anak aktif dalam kegiatan.
- Anak terkondisi dengan baik
- Kelancaran dalam membilang tinggi.
Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pertemuan ke-4 dimana TPP belum
tercapai dan masih ada anak yang kesulitan dalam mengerjakan LKA
maka diadakan perbaikan pada pertemuan ke-5 yaitu manik-manik diganti
butiran tasbih yang besar dan pembuatan LKA yang lebih sederhana bagi
anak serta guru harus lebih rinci dalam menjelaskan kepada anak.
Pertemuan ke-5
a. Perencanaan
1) Membuat RKH
2) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
3) Membuat Lembar Kerja Anak
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
5) Menyiapkan APKG 1 dan APKG 2
40
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan ke-5 dilaksanakan hari Jum’at, 19 September 2014.
2) Guru menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan di masjid.
3) Setelah anak melakukan kegiatan awal di kelas, anak berbaris lalu
bersama guru menuju masjid.
4) Anak-anak dikondisikan duduk melingkar, guru menjelaskan 3
kegiatan yang akan dilakukan anak dan LKA yang harus
dikerjakan anak (Gambar 2.13.).
Gambar 2.13. Guru memberikan penjelasan kepada anak tentang kegiatan dan
cara mengerjakan LKA.
41
Gambar 2.14. Kegiatan menghitung pada pertemuan ke-5.
42
- Kebenaran : prosentase kebenaran dalam membilang mengalami
peningkatan, anak dengan bintang 4 mencapai 80% (12 anak),
bintang 3 ada 20% (3 anak).
e. Refleksi
Hasil refleksi bersama dengan teman sejawat atau supervisor 2 selama
kegiatan berlangsung sebagai berikut:
- Persiapan guru cukup baik sehingga anak antusias dalam kegiatan.
- Anak terkondisi dengan baik.
- Anak mampu mengerjakan LKA dengan baik.
- TPP untuk indikator membilang 1 sampai 10 tercapai.
Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pertemuan ke-5 siklus II yang
menunjukkan pencapaian TPP lebih dari 75% maka penelitian dihentikan.
RKH
2. - - 46,67 53,33 - - 60 40 - 20 53,33 26,67 - 20 53,33 26,67
ke 2
RKH
3. - - 33,33 66,67 - - 46,67 53,33 - - 46,67 53,33 - - 46,67 53,33
ke 3
RKH
4. - - 26,67 73,33 - - 20 80 - - 33,33 66,67 - - 33,33 66,67
ke 4
RKH
5. - - 13,33 86,67 - - 13,33 86,67 - - 20 80 - - 20 80
ke 5
43
Berdasarkan hasil rekapitulasi data siklus II serta berdasarkan rangkuman
refleksi berupa kelemahan dan kekuatan siklus menunjukkan bahwa TPP
untuk indikator membilang 1 sampai 10 dengan aspek penilaian meliputi
keaktifan, kelancaran, ketepatan dan kebenaran telah mencapai lebih dari
75 % untuk bintang 4. Oleh karena itu maka penelitian ini dikatakan
berhasil dan dihentikan pada siklus II.
44
80.00%
70.00% 66.67%
45
50.00% 46.67%
45.00%
40% 40%
40.00%
35.00% 33.33% 33.33% 33.33%
33.33% 33.33%33.33%
Prosentase Anak
10.00% 6.67%
5.00%
0% 0%
0.00%
RKH 1 RKH 2 RKH 3 RKH 4 RKH 5
40.00%
33.33% 33.33% 33.33%
30.00% 26.67% 26.67%26.67% 26.67%26.67% 26.67%
20%
20.00%
13.33% 13.33% 13.33%
10.00% 6.66%
0% 0%
0.00%
RKH 1 RKH 2 RKH 3 RKH 4 RKH 5
Kegiatan Harian
Belum Tepat Mulai Tepat
Tepat Sangat Tepat
46
60.00%
53.33%
50.00%
40% 40% 40%
Prosentase Anak
40.00%
33.33% 33.33% 33.33%
10.00% 6.66%
0% 0%
0.00%
RKH 1 RKH 2 RKH 3 RKH 4 RKH 5
Belum Benar Mulai Benar Kegiatan Harian
Benar Sangat Benar
47
100.00%
86.67%
90.00%
80.00% 73.33%
66.67%
Prosentase Anak
70.00%
60.00% 53% 53%
46.67%
50.00%
40.00% 33.34% 33%
26.67%
30.00%
20.00% 13.33% 13.33%
10.00% 0.00% 0.00%
0% 0%
0.00% 0%
0.00% 0% 0%
0.00%
RKH 1 RKH 2 RKH 3 RKH 4 RKH 5
Belum Aktif Mulai Aktif Kegiatan Harian
Aktif Sangat Aktif
100.00%
86.67%
90.00%
80.00%
80.00%
Prosentase Anak
70.00%
60.00%
60.00% 53.33%
47%
50.00%
40.00%
40% 40%
40.00%
30.00%
20.00% 20.00%
20.00% 13.33%
10.00%
0.00% 0.00%
0% 0%0.00% 0%0.00% 0% 0%
0.00%
RKH 1 RKH 2 RKH 3 RKH 4 RKH 5
Belum Lancar Mulai Lancar Kegiatan Harian
Lancar Sangat Lancar
48
Aspek ketepatan pada siklus II bisa mencapai target TPP yang
diharapkan yaitu anak dengan bintang 4 mencapai 75%. Anak dengan bintang
4 pada aspek ketepatan mencapai 80% (12 anak). Demikian juga dengan aspek
kebenaran, anak dengan bintang 4 mencapai 80% (12 anak).
Terlihat dalam gambar 4.3. berikut ini.
90.00%
80.00%
80.00%
70.00% 66.67%
60.00%
Prosentase Anak
53.33% 53.33%
50.00% 47%
40.00%
40.00% 33.33% 33.33%
30.00% 27% 27%
20% 20.00%
20.00%
10.00%
0.00% 0.00% 0%0.00% 0%0.00% 0% 0%
0.00%
RKH 1 RKH 2 RKH 3 RKH 4 RKH 5
Kegiatan Harian
Belum Tepat Mulai Tepat
Tepat Sangat Tepat
49
90.00%
80.00%
80.00%
70.00% 66.67%
Prosentase Anak
50
Peningkatan kemampuan dari siklus ke siklus II pada setiap aspek
penilaian terjadi secara signifikan. Peningkatan kemampuan aspek keaktifan
100% I ke siklus II bisa dilihat pada gambar 5.1. Aspek keaktifan pada
dari siklus
86.67%
siklus 90%
I mulai tampak pada RKH 3, RKH 4 dan RKH 5 dan terus meningkat
80%
pada RKH I siklus II sampai pada RKH 5 siklus 73.33%
II yaitu mencapai 86,67%.
70% 66.67%
Prosentase Anak
RKH 1
60% 53.33%
RKH 2
50% 53.33%
RKH 3
40%
RKH 4
30%
RKH 5
20% 13.33%
13.33% 13.33%
10%
0%0%
0%
Siklus 1 Siklus 2
Tahapan Siklus
Gambar 5.1. Peningkatan TPP aspek keaktifan dalam kegiatan dari siklus I
ke siklus II
100%
90% 86.67%
80.00%
80%
70%
Prosentase Anak
RKH 1
60% 53.33% RKH 2
50% RKH 3
40.00%
40% 40.00% RKH 4
30% RKH 5
20.00%
13.34%
20%
10% 6.67%
0%0%
0%
Siklus 1
Tahapan Siklus Siklus 2
51
Gambar 5.2. Peningkatan TPP aspek kelancaran dalam kegiatan dari siklus I
ke siklus II
Demikian juga pada aspek ketepatan dan kebenaran membilang, pada siklus I
baru tampak pada RKH 3, RKH 4 dan RKH 5 dan terus meningkat pada RKH
I siklus II sampai pada RKH 5 yaitu mencapai 80%. Hal tersebut terlihat pada
gambar 5.3. dan gambar 5.4. berikut ini.
90%
80.00%
80%
70% 66.67%
60%
Prosentase Anak
53.33%
50% RKH 1
40%
RKH 2
26.67%
30%
RKH 3
20% 13.34% 26.67%
13.34% RKH 4
10% 6.67%
0% 0% RKH 5
0%
Siklus 1 Siklus 2
Tahapan Siklus
Gambar 5.3. Peningkatan TPP aspek ketepatan dalam kegiatan dari siklus I
ke siklus II
90%
80.00%
80%
70% 66.67%
60%
Prosentase Anak
53.33%
50% RKH 1
40% RKH 2
30% 26.67%
RKH 3
53
Berdasarkan peningkatan yang signifikan pada setiap aspek penilaian,
yaitu keaktifan dalam kegiatan, kelancaran membilang, ketepatan membilang
dan kebenaran membilang dari siklus I ke siklus II membuktikan bahwa
pembelajaran dengan real object mampu meningkatkan kemampuan
membilang 1 sampai 10 pada anak. Aspek keaktifan dalam kegiatan mencapai
86,67%, aspek kelancaran mencapai 86,67%, aspek ketepatan membilang
mencapai 80% dan aspek kebenaran mencapai 80%. Dengan pembelajaran
real object ini mampu meningkatkan kemampuan membilang 1 sampai 10
pada anak kelompok A di TKIT Nurul ‘Ilmi seperti yang diharapkan.
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran dengan real object dapat
meningkatkan kemampuan membilang 1 sampai 10 pada anak kelompok A di
TKIT Nurul ‘Ilmi Gelangan, Patalan, Jetis, Bantul. Peningkatan kemampuan
ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan prosentase anak yang mendapat
bintang 4 pada kegiatan membilang dengan real object dari pelaksanaan siklus
I dan siklus II (aspek keaktifan dalam kegiatan mencapai 86.67%; aspek
kelancaran 86.67%; aspek ketepatan 80% dan aspek kebenaran 80%).
Pencapaian TPP seperti yang diharapkan tersebut membuktikan bahwa
pembelajaran dengan real object mampu meningkatkan kemampuan
membilang 1 sampai 10 pada anak.
B. Saran
Saran yang bisa disampaikan berdasarkan pembahasan pada hasil
perbaikan sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas diri dalam mendidik dan meningkatkan kualitas anak
didik harus terus diupayakan oleh seorang guru khsusnya guru PAUD
yaitu, dengan selalu mengikuti perkembangan dunia pendidikan sehingga
mampu menciptakan inovasi-inovasi pembelajaran yang bermanfaat untuk
pendidikan anak usia dini.
2. Penerapan pembelajaran dengan real object harus terus dilakukan untuk
dapat menstimulasi kemampuan membilang dan seluruh bidang
pengembangan pada anak TK.
3. Perlu adanya sosialisasi mengenai kegiatan pembelajaran dengan real
object untuk dapat memberikan gambaran kepada guru maupun orang tua
tentang pembelajaran yang tetap mengacu pada karakteristik anak usia
dini.
55
DAFTAR PUSTAKA
56