Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia atau disebut Schizophrenia merupakan kepribadian yang

terpecah antara pikiran, perasaan dan perilaku, dalam artian apa yang dilakukan

tidak sesuai dengan pikiran dan perasaannya. Secara spesifik, Skizofrenia adalah

orang yang mengalami gangguan emosi, pikiran dan perilaku (Prabowo, 2014).

Diperkirakan 90% klien Skizofrenia mengalami halusinasi penglihatan. Halusinasi

penglihatan (visual) merupakan gangguan stimulus visual dalam bentuk beragam

seperti bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambaran kartun dan atau

panorama yang luas dan kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau

menakutkan (Yosep, 2012). Harapannya klien skizofrenia yang mengalami

halusinasi penglihatan dapat ditangani dengan menggunakan terapi modalitas

yaitu terapi aktivitas kelompok, sehingga klien halusinasi penglihatan dapat

mengurangi halusinasinya bahkan bisa disembuhkan dan jumlah klien halusinasi

tidak bertambah setiap tahunnya.

Namun pada kenyataannya sebagian besar penderita halusinasi pengelihatan

masih membutuhkan waktu cukup lama dalam masa pemulihannya, sehingga

seseorang tersebut menjalani kesehariannya di RSJ dr Radjiman Wediodiningrat

untuk mendapatkan perhatian khusus seperti pemberian terapi kelompok. Jumlah

dari penderita masih cukup tinggi baik di dunia maupun Indonesia. Data Badan

Kesehatan Dunia (WHO) hingga Oktober 2016 mencatat jumlah gangguan jiwa

di Indonesia mencapai 21 juta orang terkena skizofrenia. Dinas Sosial Provinsi

1
2

Jawa Timur menyatakan bahwa jumlah klien gangguan jiwa pada tahun

2016sebanyak 2.369 orang. Menurut data RSJ dr.Radjiman Wediodiningrat

Lawang, hingga tanggal 28 September 2016, jumlah gangguan jiwa di RSJ

dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang mencapai 700 klien dan sampai bulan

Desember 2016 tercatat ada 660 klien dari 700 klien yang menjadi kapasitas

RSJ.Berdasarkan data yang diperoleh RSJ dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang,

selama 1 tahun dari bulan Januari-Desember 2016 jumlah klien Skizofrenia

dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan sebanyak 72 klien.

Gangguan jiwa dapat menghampiri segala usia karena gangguan jiwa

terjadi karena di dalam otak, terdapat milyaran sambungan sel. Setiap sambungan

sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima pesan dari sambungan

sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang disebut

neurotransmitters yang membawa pesan dari ujung sambungan sel yang satu ke

ujung sambungan sel yang lain. Pada otak klien schizophrenia, sinyal-sinyal yang

dikirim mengalami gangguan sehingga tidak berhasil mencapai sambungan sel

yang dituju. Skizofrenia terbentuk secara bertahap dimana keluarga maupun klien

tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres di dalam otaknya dalam kurun

waktu yang lama. Kerusakan yang perlahan-lahan ini yang akhirnya menjadi

Skizofrenia yang tersembunyi dan berbahaya. Gejala yang timbul secara perlahan-

lahan ini bisa saja menjadi Skizofrenia akut. Periode Skizofrenia akut adalah

gangguan yang singkat dan kuat, yang meliputi penyesatan pikiran (delusi),

kegagalan berpikir dan halusinasi (Yosep, 2012). Pada gangguan jiwa

skhizofrenia, halusinasi penglihatan merupakan hal yang sering terjadi seperti

berbicara pada dinding karena merasa yakin bahwa disana ada seseorang dan
3

bahkan merasa mampu berkomunikasi dengan mahkluk “yang ada” di dinding

tersebut yang bahkan mempengaruhi tingkah laku sehingga dapat mempengaruhi

respon tertentu. Beberapa penderita akan mengalami gangguan seumur hidup.

Kebanyakan didapati bahwa mereka dikucilkan, menderita depresi yang hebat,

dan tidak dapat berfungsi sebagaimana layaknya orang normal dalam

lingkungannya. Oleh karena itu, tindakan mandiri keperawatan dengan

memberikan terapi modalitas akan membantu mengurangi dan mengatasi

gangguan halusinasi penglihatan pada klien skizofrenia.

Peran perawat mengenai klien Skizofrenia yang mengalami halusinasi

penglihatan yaitu membantu klien mengenai halusinasinya dengan terapi

modalitas, yang bertujuan mengubah perilaku klien gangguan jiwa dengan

perilaku maladaptifnya menjadi perilaku yang adaptif. Adapun jenis-jenis terapi

modalitas yang akan diterapkan dala melakukan asuhan keperawatan pada pasien

gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan adalah terapi aktivitas

kelompok yang mengacu pada terapi stimulus sensori.Berdasarkan uraian di atas,

penulis mengangkat masalah ini dalam membuat proposal “Asuhan Keperawatan

Gangguan Persepsi Sensori: halusinasi penglihatan pada klien skizofrenia di RSJ

dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang”

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan keperawatan gangguan

persepsi sensori: halusinasi pengelihatan pada pasien skizofrenia di RSJ dr.

Radjiman Wediodiningrat
4

1.3 Rumusan Masalah

BagaimanakahAsuhan Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori: halusinasi

penglihatan pada klien skizofrenia di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Menggambarkan Asuhan Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori:

halusinasi penglihatan pada klien skizofrenia di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat

Lawang.

1.4.2 Tujuan Khusus

1) Menggambarkan pengkajian analisa data Gangguan Persepsi Sensori:

halusinasi penglihatan pada klien skizofrenia di RSJ dr.Radjiman

Wediodiningrat Lawang

2) Menggambarkandiagnosa keperawatan Gangguan Persepsi Sensori:

halusinasi penglihatan pada klien skizofrenia di RSJ dr. Radjiman

Wediodiningrat Lawang

3) Menggambarkan perencanaan Gangguan Persepsi Sensori: halusinasi

penglihatan pada klien skizofrenia di RSJ dr.Radjiman Wediodiningrat

Lawang

4) Menggambarkan tindakan keperawatan Gangguan Persepsi Sensori:

halusinasi penglihatan pada klien skizofrenia di RSJ dr. Radjiman

Wediodiningrat Lawang

5) Menggambarkan evaluasi Gangguan Persepsi Sensori: halusinasi

penglihatan pada klien skizofrenia di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat

Lawang
5

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Teoritis

Proposal ini diharapkan sebagai kerangka pikir ilmiah dalam perkembangan

ilmu di bidang keperawatan jiwa khususnya pada Gangguan Persepsi Sensori:

halusinasi penglihatan pada klien skizofrenia.

1.5.2 Praktis

1) Rumah sakit

Dapat menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang

berkaitan dengan masalah pada Gangguan Persepsi Sensori: halusinasi

penglihatan pada klien skizofrenia.

2) Institusi pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi institusi dalam

meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang

3) Klien dan keluarga

Dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, mampu menangani

masalah, serta mengetahui cara penyelesaian masalah tentang Gangguan

Persepsi Sensori: halusinasi penglihatan pada klien skizofrenia.

Anda mungkin juga menyukai