Anda di halaman 1dari 31

PENGELOLAAN

SAMPAH
INDONESIA
Quo Vadis?
Dr. Medrilzam
Direktur Lingkungan Hidup
Kedeputian Kemaritiman dan Sumber Daya Alam
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS

Disampaikan dalam Rapat Kerja Teknis Adipura Tahun 2019


Jakarta, 23 Juli 2019
1 Sampah dalam Konteks Ekonomi
Pencemaran
Jumlah Penduduk Volume air permukaan,
Jenis, Karakteristik Pencemaran air laut,
Sampah tidak
dan Pencemaran tanah,
terkelola Emisi GRK,
Timbulan sampah kompleksitas
per kapita penanganannya Sumber vector
penyakit
Pola
Konsumsi produktivitas
Penyakit
manusia

Pertumbuhan
Biaya pengelolaan
ekonomi

PDB PDB pariwisata Nilai estetika


(Rp)
pariwisata wilayah

Secara perlahan, pengelolaan sampah yang tidak baik,


akan membuat pertumbuhan ekonomi stagnan dan
Tahun
cenderung menurun
2
Kondisi Pengelolaan
Persampahan di Indonesia
Perilaku Masyarakat
terhadap Pengelolaan Sampah
206,26 261,89 Proyeksi Timbulan Sampah Perkapita
juta jiwa juta jiwa menurut Tingkat Pendapatan,
2030 & 2050
Jumlah Tahun Tahun
Penduduk 2000 2017
1,87
1,71
1,58
385,5 2.739,4
triliun triliun 0,99
0,79 0,83
0,63 0,69
0,56 0,53
Tahun Tahun 0,40 0,43

PDB 2000 2017

Pendapatan Rendah Pendapatan Pendapatan Pendapatan Tinggi

65,2 Low Income Menengah Bawah


Low-middle Income
Menengah Atas
Upper-middle
Income
High Income

juta ton/tahun Rata-rata/average Proyeksi 2030/projected Proyeksi 2050/projected


Timbulan
Sampah Tahun 2016
Sumber: What a Waste, World Bank 2018
Tren Komposisi Sampah

Managing Municipal Solid Waste & Packaging Waste


Municipal solid waste (MSW)
Background information MSW collection & treatment Number of treatment & disposal sites
MSW collection 45-50% (2015) No. of temporary solid waste
Population 267 million (2018)2 5,244 (treating 2.4%
coverage (40% in 2001) storage & recycling points
of the total waste)
(waste banks)
• Urban 55.3% (2018) • Urban areas 56%
• Incinerators No data
65.03 million t/year • Rural areas 5%
MSW generation
(2015) • Compost sites 242
Diversion from
14%
MSW per capita 0.7 kg/day (2015) disposal • Mechanical biological
No data
treatment
• Recycled (& reuse) 4.6%
• Urban 0.7-0.8 kg/day
(1.31 kg/day in Jakarta) • Composted 7.0% No. of final disposal sites 521
• Rural (islands) 0.45 kg/day (2008) • WtE/ biogas 2.4%
• No. of sanitary/
MSW generation Disposal 86% 24
2-4% annually • engineered landfills
growth
• Landfilled 66.4% • No. of controlled dumpsites 52
E-Waste 0.745 million t • Unmanaged 19.6% • No. of open dumpsites No data
Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber dan
Komposisi Sampah Tahun 2018

Sampah berdasarkan Sumber Komposisi Sampah

Sumber: KLHK, 2019


Komposisi Sampah
Studi kasus: Jakarta dan Surabaya
Komposisi Sampah Jakarta Komposisi Sampah Surabaya
90

80
55.37% 53.75%
70
Tahun Tahun

Persentase Berat
Sampah 2005 2011 60
Organik
50

40
1988
30
2006
13.25% 14.02% 20
2010
Tahun Tahun 10
Sampah 2005 2011 0
Plastik

Tren:
Sampah organik semakin menurun, Komposisi Sampah
Sampah plastik semakin meningkat
Data Fasilitas Pengelolaan Sampah
Kapasitas Masuk TPA Total TPA Total TPST Total TPS3R
75.363.036
3
529 59 1082
(m /tahun) unit unit unit

Dumptruck Armroll Compactor


12260 7254 895

Gerobak Motor Pick Up


79333 17844 3520

Sumber:
http://ciptakarya.pu.go.id/plp/simpersampahan/baseline/
Sampah Plastik:
Jangan sampai Plastik atau
salah persepsi… pengelolaan
sampah nya
Kebutuhan plastik domestik yang salah?
sangat tinggi dan tidak
dapat ditutupi suplai plastik
dalam negeri
Potret Buram Pengelolaan Persampahan Indonesia

TPA tidak terkelola baik dan penuh

Sapi pemakan sampah Pencemaran air oleh sampah

Sampah di pantai Kuta Kesadaran masyarakat rendah Infrastruktur yang tidak terawat
3
Langkah-langkah
yang telah diambil
Potret Kemajuan Pengelolaan Sampah (1)
Terbitnya Peraturan terkait Pengelolaan Sampah
• UU 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah.
• Permendagri 33/2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah.
• PP 81/2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis
Sampah Rumah Tangga
• PermenLH 13/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan
Recycle melalui Bank Sampah.
• PermenPU 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Sarana dan Prasarana
Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga.
• Perpres 97/2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
• Perpres 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah
Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
• Perpres 83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut.
Potret Kemajuan Pengelolaan Sampah (2)
Peningkatan Infrastruktur Pengelolaan Sampah di Indonesia

Sebaran Bank Sampah di Indonesia Perkembangan


Jumlah Bank Sampah
Potret Kemajuan Pengelolaan Sampah (3)

Pengelolaan
Sampah Menuju
Sirkular
Ekonomi
Potret Kemajuan Pengelolaan Sampah (4)

Menerapkan Teknologi
Pemanfaatan Sampah
Plastik Menjadi Bahan
Baku Aspal

Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Potret Kemajuan Pengelolaan Sampah (5)
KEBIJAKAN PELARANGAN KANTONG PLASTIK OLEH PEMERINTAH DAERAH

Sejak 1 Juni 2016, Kota Banjarmasin memulai pelarangan kantong plastik di ritel modern
dan menjadi kota pertama di Indonesia yang menerapkan kebijakan tersebut.

Sampai hari ini beberapa pemerintah kabupaten/kota yang mempunyai kebijakan


pelarangan kantong plastik, antara lain:

1. Provinsi Bali 8. Kota Denpasar


2. Kota Banjarmasin 9. Kota Bukittinggi
3. Kota Balikpapan 10. Kota Samarinda
4. Kota Banjarbaru 11. Kota Jayapura
5. Kota Bogor 12. Kota Bontang
6. Kota Padang 13. Kabupaten Badung
7. Kota Jambi
Potret Kemajuan Pengelolaan Sampah (6)

vs

PDU Jambangan PDU Humbang Hasundutan

• Kapasitas 5 ton per hari • Kapasitas 20 ton per hari


• Investasi Rp 500 juta (APBN KLHK TA 2017) • APBN KLHK TA 2016
• Pada saat dilakukan kunjungan pada tahun • Optimal dalam mengolah sampah organik dan non
2018, PDU belum beroperasi rutin dan optimal organik di Kelurahan Jambangan, Surabaya.
Potret Kemajuan Pengelolaan Sampah (7)
Kemajuan Teknologi Pengelolaan Sampah

• Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan BPPT bekerjasama


membangun Pilot Project PLTSa di TPST Bantar Gebang
• Pilot Project PLTSa dibuat kompak dan tertutup rapi,
untuk mengubah citra pengolahan sampah yang
kumuh menjadi lebih baik, sehingga dapat menjadi
lokasi pusat studi tentang sampah dan wisata

Flow Sampah: Nilai Kalor (LHV): Produk Listrik:


50 ton/hari 1.500 kkal/kg ± 400 kW
Apakah kemajuan tersebut sudah cukup?

Belum
Prinsip paling penting dalam Pengelolaan Sampah adalah:

Technically Financially Institutionally Law


sound viable capable enforcement
4
Preposisi untuk reformasi
pengelolaan persampahan
Indonesia
Preposisi untuk reformasi pengelolaan
persampahan Indonesia
PRINSIP UTAMA: Pengelolaan sampah terintegrasi dari hulu sampai ke hilir

• Pengelolaan sampah di hulu adalah keharusan (waste is not waste until it is wasted).
• Kehati-hatian dalam penanganan sampah di hilir. Contoh kasus waste to energy.

Pencegahan
Biaya Rendah
Minimisasi
Reuse
Circular
Recycling
Economy
Energy Recovery
Biaya Tinggi Pembuangan Akhir

a. Konvensional b. Trend Masa Depan


Preposisi untuk reformasi pengelolaan
persampahan Indonesia
1. Reformasi
Kelembagaan
MISSING LINK

• Pemerintah Daerah
bertanggung jawab
secara keseluruhan
terhadap sistem
pengelolaan sampah

• Pemerintah Daerah
mengkoordinasikan
dan memfasilitasi
kerjasama dengan
masyarakat dan
swasta.
Preposisi untuk reformasi pengelolaan
persampahan Indonesia: Prasyarat Hulu-Hilir
2. a) Memaksa masyarakat memilah sampah di sumber
b) Pemda (atau pokmas yang diserahi tanggungjawab)
mengumpulkan sampah terjadwal dan terpilah

b
a Senin-
Rabu-
RESIDU

Jumat

Pengumpulan
Pengolahan
Sementara
Selasa-
Sabtu
Regional
Sanitary Landfill

Kamis-
Minggu PUSAT DAUR
ULANG RESIDU
Preposisi untuk reformasi pengelolaan
persampahan Indonesia
Rp
3. Restukturisasi
retribusi
sampah yang Rp Rp

layak Rumah Tangga Tukang Sampah Pemda banyak Sampah tidak Terkelola
RT/RW

Populasi 1.769.920 orang


Orang per Keluarga 5 orang
Rumah Tangga 353.984 Rumah Tangga
Timbulan yang dihasilkan 0,5 kg/orang/hari
Timbulan sampah per
323.010 tonase/tahun
tahun
Retribusi per Bulan 25.000 Rp/bulan/rumah tangga
Total revenue per tahun 106.195.200.000 Rp/tahun
Notes:
Sanitary landfill: > Rp. 125 ribu/ton Kapasitas Fiskal
Waste to Energy: > Rp. 500 ribu/ton 328.767 Rp/ton
(HILANG)
Preposisi untuk reformasi pengelolaan
persampahan Indonesia
4. Retribusi di Rp

kumpulkan
Rp
Pemda dan
Optimalkan
Rp
potensial fiskal
retribusi sampah Pelayanan
Pengangkutan Rp
untuk jasa sampah
terpilah dan
pelayanan dan terjadwal
OM.

Tukang Sampah RT/RW


Preposisi untuk reformasi pengelolaan
persampahan Indonesia
5. Penegakan Hukum Pengelolaan Sampah

• Penegakan Hukum Pengelolaan Sampah sesuai peraturan


yang berlaku.
• Peningkatan kapasitas, kualitas, dan kuantitas dari Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup (PPLH) di daerah.
• Peran serta masyarakat dalam pengawasan.

Note: Peraturan turunan dari UU 18 tahun 2008 harus segera disusun.


Preposisi untuk reformasi pengelolaan
persampahan Indonesia
6. Penerapan Regional Sanitary Landfill

• Kerjasama Pemda dalam


Pembangunan TPA Regional.
• Alternatif teknologi:
1. Refuse Derived Fuels (RDF)
untuk Pabrik Semen atau
Pembangkit Listrik
2. Methane Capture pada
Sanitary Landfill existing
3. Penerapan Teknologi Thermal Penting:
1. Teknologi Termal sebaiknya untuk mengelola sampah yang
(Incinerator, Gasifikasi dan tidak bisa dimanfaatkan lagi.
Pirolisis) sebagai alternatif 2. Skema pendanaan dan kesiapan dalam operation-maintenance
terakhir harus diperhatikan dalam pemilihan teknologi
Preposisi untuk reformasi pengelolaan
persampahan Indonesia
7. Penguatan Database Pengelolaan Sampah

• Perlu adanya sinergisasi data


pengelolaan sampah di Indonesia.
• Melibatkan multistakeholder:
Pemerintah Daerah, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Kementerian PUPR, Kementerian
Dalam Negeri, dan Badan Pusat
Statistik

Saat ini data terkait sampah diakses di:


1. SIPSN – KLHK
2. SimPersampahan – Kementerian PUPR
http://ciptakarya.pu.go.id/plp/simpersampahan
Kesimpulan:
1) Pemerintah Daerah harus dapat memanfaatkan
berbagai peluang yang dihasilkan oleh
sampah.
2) Reformasi perlu dilakukan mulai dari
pengelolaan di Rumah Tangga sampai di TPA.
3) Restrukturisasi retribusi sampah dan
pengelolaan nya harus ditinjau secara
menyeluruh. Retribusi sampah Rp 2000 - Rp
3000/kk/ bulan sudah tidak masuk akal sehat.
4) Pemilihan teknologi pengolahan akhir jangan
sampai membebani masyarakat dan negara.
WtE bukan lah Panacea.
5) Penguatan Database Pengelolaan Sampah
6) Penegakan hukum harus dimulai diiringi
peningkatan kesadaran masyarakat
Terima kasih
Further Contact:

Dr. Medrilzam
Director for Environmental Affairs
BAPPENAS

Phone: +62-21-3900412, +62-811-802824


Email: medril@bappenas.go.id and
medrilzam.medrilzam@gmail.com
Preposisi untuk reformasi pengelolaan
persampahan Indonesia (3)
Retribusi per rumah per bulan
3. No Kota
Batas bawah Batas atas
Sumber

Restukturisasi 1 Jakarta IDR23.520 IDR23.520 Tahun 2012

retribusi 2 Bogor IDR1.500 IDR15.000 PERDA 5/2008

3 Depok IDR4.000 IDR35.000 PERDA 5/2012


sampah yang 4 Tangerang IDR1.500 IDR50.000 PERDA 1/2011

layak dan 5 Bekasi IDR3.000 IDR25.000 PERDA 9/2012

pembayaran 6 Bandung IDR3.000 IDR20.000 Tahun 2018

7 Yogyakarta IDR2.000 IDR15.000 PERDA 5/2012


sampah 8 Surabaya IDR500 IDR19.000 PERDA 10/2012

sepenuhnya 9 Denpasar IDR30.000 IDR30.000 Tahun 2016

dikendalikan 10 Medan IDR3.300 IDR38.500 PERDA 10/2012

11 Padang IDR5.000 IDR20.000 Tahun 2016


oleh Pemda 12 Palembang IDR20.000 IDR20.000 Tahun 2014

13 Balikpapan IDR2.500 IDR17.500 PERDA 9/2011

14 Makassar IDR16.000 IDR64.000 PERWAL 56/2015

15 Jayapura IDR25.000 IDR35.000 PERDA 8/2012


BACK

Anda mungkin juga menyukai