Anda di halaman 1dari 3

PENYUSUNAN FORMULARIUM

RS PKU
MUHAMMADIYAH No Dokumen : No Revisi : Halaman :
GAMPING 001- FAR /II/2019 02 1/3

.
Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR
Tanggal terbit
PROSEDUR
2 Februari 2019
OPERASIONAL
dr. H. Ahmad Faesol, Sp. Rad., M. Kes. MMR.
NBM: 797.692
Pengertian Formularium adalah daftar obat beserta informasi singkat
mengenainya yang dipilih dan disusun oleh Komite Farmasi dan
Terapi untuk digunakan sebagai sumber informasi dan acuan dalam
penulisan resep dan penyediaan obat di Rumah Sakit PKU
Muhamamdiyah Gamping
Tujuan Untuk mendapatkan standar obat yang sesuai dengan pola penyakit,
produk obat yang aman dan bermutu, terjamin ketersediaannya,
digunakan secara rasional dan cost-effective, serta sesuai dengan
kebijakan manajemen rumah sakit dan sesuai dengan prinsip syariah.
Kebijakan Proses penyusunan formularium obat rumah sakit disusun secara
kolaboratif dengan melibatkan unsur tenaga medis/dokter, tenaga
kefarmasian/apoteker dan tenaga keperawatan yang termaktub dalam
Komite Farmasi dan Terapi serta peran dari Komite Fatwa.
Prosedur 1. Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi melakukan analisis
terhadap konsumsi obat satu tahun terakhir dan dikelompokkan
menjadi pareto A (fast moving), pareto B (slow moving) dan
pareto C (very slow moving) serta dikombinasi dengan analisis
VEN.
2. Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi melakukan rekapitulasi
terhadap usulan dokter dan Unit Farmasi untuk obat-obat yang
belum ada di formularium edisi sebelumnya beserta seluruh
suplemennya.
3. Komite Farmasi dan Terapi melakukan penilaian terhadap hasil
analisis dan usulan dokter atau unit farmasi dengan
memperhatikan peraturan perundangan yang meliputi:
a. Sesuai dengan pola penyakit di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping
b. Mengutamakan produk yang memiliki sertifikasi Halal dan
sedapat mungkin menghindari dari produk yang mengandung
unsur Haram
PENYUSUNAN FORMULARIUM

RS PKU
MUHAMMADIYAH No Dokumen : No Revisi : Halaman :
GAMPING 001- FAR /II/2019 02 2/3

.
c. Dalam kondisi tidak ada pilihan lain, unsur bahan yang
diharamkan dapat dimasukkan dalam Formularium dan dapat
digunakan karena termasuk kondisi darurat.
d. Pemilihan sediaan farmasi harus sesuai dengan syariat Islam
dan bebas dari risywah
e. Mengutamakan penggunaan obat esensial dan daftar obat
Formularium Nasional
f. Kualitas obat terjamin, termasuk uji bioavailabilitas dan
bioekuivalensi, serta stabilitas
g. Produsen obat dengan mengutamakan produsen tersertifikat
GMP (Good Manifacturing Product) atau CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik) dan terikat kontrak atau kerja
sama dengan RS PKU Muhammadiyah Gamping dan atau
Persyarikatan Muhammadiyah
h. Cost effective yang tinggi dihitung dari total biaya perawatan
i. Kemudahan dalam pengadaan
j. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
k. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan.
l. Satu zat aktif obat memiliki maksimal 2 nama dagang untuk
produk fast moving dan 1 nama dagang untuk produk slow
moving.
m. Sedapat mungkin menghindari obat yang mengandung unsur
LASA/NORUM baik dalam nama obat maupun kemasannya.
n. Mudah dalam hal prosedur pengembalian/retur obat jika obat
rusak atau hampir kadaluarsa (3 bulan sebelum kadaluarsa).
4. Obat dengan kategori very slow moving, non esensial dan tidak
memenuhi syarat diatas akan dikeluarkan dari formularium RS.
5. Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi membuat surat pengajuan
untuk obat-obat yang mengandung unsur Haram kepada Komite
Fatwa untuk mendapatkan rekomendasi
6. Komite Fatwa akan memberikan rekomendasi kepada Komite
Farmasi dan Terapi berupa hasil telaah berdasarkan Fatwa resmi
baik dari dalam maupun luar negeri
7. Hasil pembahasan dikembalikan kepada Kelompok Staf Medik
(KSM) untuk mendapatkan umpan balik untuk kemudian dibahas
kembali oleh Komite Farmasi dan Terapi
PENYUSUNAN FORMULARIUM

RS PKU
MUHAMMADIYAH No Dokumen : No Revisi : Halaman :
GAMPING 001- FAR /II/2019 02 3/3

.
8. Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi membuat Draft Usulan
Buku Formularium dan mengajukan kepada Direktur Utama
untuk disahkan.
9. Draft Formularium yang sudah disetujui dan disahkan oleh
Direktur Utama akan dicetak dan disosialisasikan kepada seluruh
dokter penulis resep, Unit Farmasi serta unit perawatan pasien.
Unit Terkait 1. Direktur Utama
2. Komite Medik
3. Komite Fatwa
4. Komite Farmasi dan Terapi
5. Kelompok Staf Medik Dokter
6. Unit Farmasi
7. Unit perawatan pasien
8. Poliklinik

Anda mungkin juga menyukai