Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2 TH 2014
Pasal 16 ayat (1) huruf C ini berkaitan pula dengan, Pasal 1 poin 8 dan
Pasal 44 ayat (1) dan (2). Pasal 1 poin 8 menyebutkan bahwa :
“Minuta akta adalah asli akta yang mencantumkan tanda tangan para
pengahadap, saksi, dan notaris yang disimpan sebagai bagian dari
Protokol Notaris”
Melekatkan sidik jari ini tidak dalam minuta akta tapi dibuat secara
terpisah layaknya surat dan dokumen. Karena juga dalam pengertian
minuta akta tidak disebutkan adanya sidik jari dalam minuta akta. Yang
Selain mengenai sidik jari, ada juga yang menarik dalam Perubahan
UUJN ini, yaitu adanya pengaturan mengenai Kewajiban seorang
Calon Notaris, hal ini diatur dalam Pasal 16 A, yang menyebutkan
bahwa :
Ayat (1) : Calon Notaris yang sedang melakukan magang wajib
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) Huruf a.
Ayat 2 : selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), calon
notaris juga wajib merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang
dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan
akta.
Namun ternyat perbaikan yang ada di dalam RUU juga tetap tidak
membuat redaksi pasal tersebut dapat dipahami.
1) Pasal ini tidak menentukan secara tegas bahwa akta wajib dibuat di
dalam bahasa yang dimengerti oleh notaris. Hal tersebut berbeda dengan
apa yang ditentukan di dalam Pasal 43 ayat (4) yang menentukan:” Akta
dapat dibuat dalam bahsa lain yang dipahami oleh notaris dan
saksi ...”.Demikian juga di dalam Pasal 27 ayat (1) PJN yang
menentukan “ Akta dapat di buat dalam bahasa yang dikehandaki oleh
para pihak, asal saja dimngerti oleh notaris”.
Sudah seharusnya suatu akta yang dibuat oleh atau dihadapan notaris
wajib dibuat didalam bahasa yang dimengerti oleh notaris. Bagaimana
Notaris dapat mengetahui keinginanpara pihak, bagaimana notaris
mengetahui bahwa akta yang dibautnya telah sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh para pihak jika notaris tidak mengerti bahsa yang
digunakan di dalam pembuatan akta tersebut.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi, syarat dan tata
cara pengangkatan dan pemberhentian, struktur organisasi, tata
kerja, dan anggaran majelis kehormatan Notaris diatur dengan
Peraturan Menteri.”
Menurut penulis alangkah lebih baik jika sanksi tersebut diatur didalam
pasal tersendiri dengan menyebutkan pasal-pasal yang dilanggar,
dengan mengelompokkannya sesuai jenis sanksinya.
Semoga bermanfaat