Anda di halaman 1dari 60

Pencegahan & Pengendalian

Infeksi
Tuberkulosa
Di Sampaikan Pada pelatihan Pencegahan Dan pengendalian Infeksi
(PPI)
IAMARS-NTB
TANGGAL 1 – 3 Oktober 2015
Kewaspadaan Isolasi
2 lapis

1.Kewaspadaan Standard /Standard Precautions / Routine


Practices
diterapkan terhadap semua pasien ,setiap saat dan disemua
fasyankes
Kombinasi UP dan BSI

2.Kewaspadaan berbasis transmisi/Transmission Precautions


sebagai tambahan Standard Precautions,
berdasar pd diagnosis dan suspek infeksi ditransmisikan,
infeksi atau kolonisasi mikroba yg secara epidemiologis penting
Kewaspadaan Standard
1. Kebersihan tangan
2. Sarung tangan,masker,goggle, face shield ,gaun
3. Disinfeksi dan sterilisasi alat untuk merawat pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penatalaksanaan Linen
6. Penatalaksanaan limbah cair dan limbah tajam
Perlindungan & kesehatan karyawan..
7. Penempatan pasien
8. Hygiene respirasi/Etika batuk
9. Praktek menyuntik yang aman
10. Praktek pencegahan infeksi unt prosedur lumbal pungsi
 - kewaspadaan kontak
- kewaspadaan droplet
- kewaspadaan airborne
 Dapat terjadi kombinasi transmisi
 Pemilihan APD :
selalu ukur risiko sebelum melakukan
tindakan/pelayanan
Transmisi Infeksi
 Transmisi melalui Kontak :
bahan darah,cairan tubuh,sekresi dan ekskresi
1. selama pasien dirawat oleh petugas,pengunjung dan
keluarga
2. selama aktivitas interaksi antar pasien di R bermain,R
makan
Cara
 Langsung
 Tidak langsung
Mikroba: MDRO ( MRSA,VRE,ESBL resisten E coli ISK,diare
karena suspek Clostridium difficile,Norovirus, RSV,
Pseudomonas aeruginosa,Herpes simplex virus
Transmisi Droplet
 Dikeluarkan saat berbicara,batuk,bersin
 >5mm,terlalu berat unt melayang diudara, dapat
terbawa sampai <1,8 m dr sumber
a.Langsung
mencapai membran mukosa atau terhirup
b.Tidak langsung
droplet jatuh di permukaan benda atau tangan
 ditransmisikan ke membran mukosa atau
makanan.
Cara yg lebih efisien dp cara droplet langsung
 RSV,Influenza
 Melalui partikel kecil<5mm membawa mikroba bersama
aliran udara >1,8 m dari sumber.
Partikel kemudian terhirup
 Varicella zoster,campak,TB paru
 Dampak penularan tergantung dosis,lama
paparan,kepekaan individu dan virulensi Mycobacterium TB
 1 kajiantraditional transmission 25%penularan dalam
keluarga dan teman dekat penularan terbesar terjadi di
tempat lain..fasyankes?
 Penyumbang TB terbesar no 4 didunia
 TB menular/th : 262.00 orang
 TB baru/th : 583.000 orang
 Perkiraan meninggal/th : 140.000 orang
 MDR TB dunia 450.000 (WHO Global TB 2013)
 MDR TB Indonesia 1,8% 2012: 6620
 HIV 0,2 % , estimasi ODHA 186.000
 Hepatitis B : 9,4%
 Masalah: beban yg tinggi,ancaman HIV dan MDR

Penularan Tuberkulosis
 Penularan MTb terjadi melalui udara (airborne)
yang menyebar melalui partikel percik renik (droplet
nuclei) saat seseorang batuk, bersin, berbicara,
berteriak atau bernyanyi
 Percik renik ini berukuran 1- 5 mikron dan dapat
bertahan di udara selama beberapa jam sampai
beberapa hari sampai akhirnya ditiup angin.
Penularan Tuberkulosis
 Infeksi  bila seseorang menghirup percik renik
yang mengandung M.Tb dan akhirnya sampai di
alveoli.
 Gejala timbul beberapa saat setelah infeksi,
umumnya setelah respons imun terbentuk 2-10
minggu setelah infeksi.
 Sejumlah kuman tetap dorman
bertahun tahun yang disebut
dengan infeksi laten.
Meningkat risiko penularan TB pada

 TB Paru atau Laringitis TB


 Batuk produktif
 BTA positif
 Kavitas
 Tidak menutup hidung atau mulut saat batuk dan bersin
 Tidak mendapat OAT
 Tindakan intervensi (induksi sputum,bronkoskopi,suction)
Risiko penularan TB pada petugas
Faktor yang mempengaruhi:

 Frekuensi kontak langsung


 Masa kerja
 Kontak dengan pasien yang belum terdiagnosis dan belum
diobati

 Risiko penularan HAIs dapat dikurangi dengan pengendalian


infeksi, diagnosis dini, dan pengobatan secepatnya pada
pasien TB.
PPITB
PPITB di fasyankes dalam upaya mendukung MDGs
( RS,Puskesmas,Rutan lapas dan fasyankes lain )

Menurunkan morbiditas dan mencegah epidemik


TB HIV , MDR TB & XDR-TB

Mycobacterium

tuberculosis ?
 Sasaran PPI : Pasien, Petugas, Keluarga pasien,
Pengunjung, Lingkungan

 Petugas kesehatan (health care workers) yang menangani


pasien TB merupakan kelompok dengan risiko tinggi
terinfeksi TB (prevalensi 33%-79%)

 Insiden infeksi TB pada Nakes adalah 69 - 5,780/100,000.


Fakta TB
 1/3 penduduk dunia terinfeksi TB dan 95% di negara berkembang
 RSPR 340 dari 4283 suspek yang di skrining di DKI ditemukan
53 TBMDR
 Sputum pasien BTA negatif dari 39 puskesmas diperiksa dengan
Genxpert ditemukan 730 Mtb positif dan 70 MDRTB
4 pilar PPITB

1. Dukungan Manajerial
2. Pengendalian Administrasi
3. Pengendalian Lingkungan
4. Pengendalian dengan Perlindungan diri
anajerial Komitmen manajer untuk mendukung Pasien,petugas,pengunju
program dengan mendukung
anggaran,fasilitas,sosialisasi,monev

dministratif Menurunkan risiko ekspose Siapa? Yang suspek TB,y


berisiko ekspose,yang TB
infeksius,TB yg resisten O

ngkungan mencegah penyebaran dan menurunkan Tempat yang optimal untu


konsentrasi dari droplet nuklei meminimalkan risiko
Mengontrol sumber infeksi
Mendilusi dan mengeluarkan udara yg
terkontaminasi Jaga udara terkontamina
Mengkontrol aliran udara harus bergerak keluar

erlindungan diri menurunkan risiko saat ekspos dengan penanganan khusus untu
menggunakan APD yang risiko tinggi
Area risiko tinggi dan prosedur
 Unit/departemen dg TB MDR/XDR
 Ruang tunggu dan unit/departemen untuk Diagnosis
 R Mapenaling di penjara ( sebelum dipindahkan)
 Ruang pengumpulan sputum
 Laboratorium yg memeriksa BTA dan kultur BTA
 Ruang tindakan bronkhoskopy
 Ruang bedah ?
1.Dukungan MANAJERIAL
• Membentuk tim PPITB :
( buat perencanaan, buat SOP, sosialisasi,
surveilans, monev)
• Fasilitasi dengan anggaran dan kebijakan
• Peningkatan budaya kerja petugas dlm
pelaksanaan PPITB
• Membangun & melaksanakan sistem PPITB
• Pemantauan & evaluasi pelaksanaan PPITB
Rencana PPI TB
1. Prosedur penyaringan pasien mulai dari Triase
2. Pendidikan pasien  etika batuk,hidup sehat
3. Ruang tunggu  fasilitasi ventilasi yg baik .
4. Proses ’mempercepat pelayanan bagi pasien batuk’
5. Upaya pengendalian lingkungan ( ranap)
6. Upaya perlindungan diri yg adekuat
7. Pelatihan & pendidikan petugas ttg TB dan PPITB
8. Pemeriksaan kesehatan bagi petugas
9. Monev pelaksanaan Rencana Kerja PPI-TB
2.PILAR PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
 Melaksanakan triase & pemisahan kasus
berpotensi infeksius
 Menerapkan ‘etika batuk’ untuk mencegah
transmisi patogen
 Mengurangi waktu pasien berada di fasilitas
pelayanan kesehatan.
No Warna Prioritas Diperuntukkan

1 Merah Utama 1.Terduga TB


2. Pasien TB BTA positif
3. Pasien TB BTA positif setelah fase intensif
belum konversi
4. Pasien TB BTA positif sudah konversi pada
bulan ke-2, positif kembali di bulan ke-5
5.TB dengan gambaran foto toraks kavitas
6.TB Laring

2 Biru Sedang Pasien TB BTA positif sudah konversi pada


bulan ke-2
3 Hijau Ringan 1.Pasien TB BTA negatif
2.Pasien TB extra paru tanpa kelainan paru
ALUR PASIEN
1. Pasien datang
2. Menunggu..............Pendaftaran
3. Menunggu..............Periksa Dokter
4. Menunggu..............Ke Penunjang
- Menunggu......... Rontgen
- Menunggu........ Laboratorium (Pendaftaran,
pembayaran, Sampling, ambil hasil )
5. Menunggu............. Konsul Dokter
6. Menunggu............. Apotek
Perlu ventilasi yang memadai- >12 ACH, natural ventilation
Lima Langkah Penatalaksanaan pasien
Untuk Mencegah Infeksi TB di RS
Langkah Kegiatan Keterangan
Pengenalan segera pasien suspek atau konfirm TB adalah langkah pertama.
Hal ini bisa dilakukan dengan menempatkan petugas untuk menyaring pasien dengan
batuk lama segera pada saat datang di fasilitas. Pasien dengan batuk ≥ 2 minggu, atau
1. Triase yang sedang dalam investigasi TB tidak dibolehkan meng-antri dengan pasien lain
untuk mendaftar atau mendapatkan kartu. Mereka harus segera dilayani mengikuti
langkah-langkah dibawah ini.
Meng-instruksi-kan pasien yang tersaring diatas untuk melakukan etiket batuk. Yaitu
2. Penyuluhan untuk menutup hidung dan mulut ketika batuk atau bersin. Kalau perlu berikan masker
atau tisu untuk membantu mereka menutup mulutnya
Pasien yang suspek atau kasus TB melalui pertanyaan penyaringan harus dipisahkan
dari pasien lain, dan diminta menunggu di ruang terpisah dengan ventilasi baik serta
3. Pemisahan
diberi masker bedah atau tisu untuk menutup mulut dan hidung pada saat menunggu.

Pada tempat pelayanan terpadu, pasien dengan gejala di-triase ke baris depan untuk
Pemberian mendapatkan pelayanan segera (misalnya VCT HIV, kunjungan ulang obat), agar
4. pelayanan segera dapat dilayani dan mengurangi waktu orang lain terpajan pada mereka.
Ditempat pelayanan terpadu, usahakan agar pasien yang hanya datang untuk
segera pelayanan HIV mendapatkan layanan HIV sebelum layanan untuk ODHA dengan TB.
Pemeriksaan diagnostik TB sebaiknya dilakukan ditempat pelayanan itu, tetapi bila
Rujuk layanan ini tidak tersedia, fasilitas perlu membina kerjasama baik dengan sentra
untuk diagnostik TB untuk merujuk pasien dengan gejala TB. Selain itu, fasilitas perlu
5. mempunyai kerjasama dengan sentra pengobatan TB untuk menerima rujukan
investigasi/
pengobatan bagi pasien terdiagnosa TB.
pengobatan TB
3.PILAR PENGENDALIAN LINGKUNGAN:
 Isolasi/spacing
 Penggunaan Sistem Ventilasi:
- Alamiah
- Mekanik
- Campuran
 Penggunaan Radiasi Ultraviolet
 Hepafilter bila udara akan diresirkulasi
Natural Ventilasi
 Membuka jendela dan pintu agar terjadi
pergerakan udara masuk dan keluar
 Menciptakan penataan ruang tunggu,
ruang pemeriksaan, dan ruang
perawatan yang benar
 Terbaik dan yang sangat dianjurkan
 bicara :
0 – 210 partikel
 batuk :
0 – 3500 partikel INH = 1 dalam 106
 bersin : RIF = 1 dalam 108
4500 – 1 juta partikel EMB = 1 dalam 106
Strep = 1 dalam 106

INH + RIF = 1 dalam 1014


Natural Ventilation di unit rajal

Doctor

Doctor Patient
Patient
Rekomendasi natural ventilasi di poli Rajal
Ventilasi Mekanik
Pertukaran udara
- Rekomendasi WHO laju ventilasi ruangan dgn risiko tinggi
penularan melalui udara : 12 ACH (airchanges per hour).

- Rumus :
ACH = Laju Pertukaran Udara per jam
Volume ruangan
Contoh Perhitungan ACH
- Luas jendela terbuka :

tinggi 0.5 m x lebar 0.5m = 0.25m2

- Kecepatan udara lewat jendela : 0.5 m/detik

- Volume ruangan :

Panjang 3 m x lebar 5 m x tinggi 3 m = 45 m

Perhitungan ACH :

= Luas jendela X kecepatan udara lewat jendela X 3600detik/jam

Volume ruangan

= 0.25m 2 x 0.5m/detik x 3600 detik/jam = 10 ACH

45m3
ACH pada ventilasi natural
Kondisi ruangan ACH
Jendela dibuka penuh+pintu dibuka 29,3 – 93,2

Jendela dibuka penuh+pintu ditutup 15,1 -31,4

Jendela dibuka separuh+pintu ditutup 10,5 - 24

Jendela ditutup+pintu dibuka 8,8

Qian ,Seto WH,Li Y,University of Hongkong and Queen Mary Hospital,observed inan
experimentIn China,Hongkong during SAR
Pertukaran udara perjam (ACH) & waktu yang dibutuhkan
untuk bersihkan kontaminan airborne

ACH WAKTU yg dibutuhkan unt membersihkan


( menit )
99% 99,9 %
2 138 207

4 69 104

6 46 69

12 23 35

15 18 28

20 7 14

50 3 6

400 <1 1
Ventilasi mekanik
 Mengalirkan udara bersih dan mengganti
udara di dalam ruangan

 Menyaring (dengan hepa filter) partikel


infeksius dari udara yang di resirkulasi

 Ditambahkan lampu UVGI untuk mendisinfeksi


udara yang di resirkulasi
Pemakaian sinar UV

Dapat dipakai saat Terminal dekontaminasi ( pasien


pulang)

Sinar UV kemudian diikuti dekontaminasi permukaan


dengan disinfektan
4. PILAR PERLINDUNGAN DIRI
1. Petugas pakai Respirator partikulat (N-95)

2. Edukasi & fasilitasi etika batuk(wastafel,tisu,sabun


cair,tempat sampah)
3. Keselamatan & Keamanan Laboratorium TB
4. Fasilitasi box penampungan sputum yang aman
5. Proteksi saat transportasi pasien (masker bedah )
Transmisi droplet
Transmisi Airborne

Mycobacterium
tuberculosis?
Chowdhury.PK..HVAC Design criteria for isolation room.Journal of magazine of Indian
society of heating,refrigerating and air Conditioning engineers.Jul-Sep 2002;1-19
Chowdhury.PK..HVAC Design criteria for isolation room.Journal of magazine of Indian
society of heating,refrigerating and air Conditioning engineers.Jul-Sep 2002;1-19
ETIKA BATUK
Respirator partikulat
* N 95 , N 99
• Melindungi seseorang dari partikel
< 5 mm

• pabrik kode : 1870,1860


Fit testing

Pakaikan hood dan collar seperti pada gambar


Siapkan sensitivity solution pada nebulizer untuk sensitivity test
Minta orang yang diperiksa untuk bernafas melalui mulut dengan lidah sedikit
keluar (seperti pada gambar)
Semprotkan nebulizer ke dalam hood melalui lubang yang tersedia
Minta orang yang diperiksa untuk memberi tanda saat rasa pahit mulai terasa
dan hitung berapa kali anda menyemprot.
 Jelaskan bahwa akan ada 7 tes yang akan
dilakukan, masing-masing selama 1 menit. Setiap
test yang dilakukan ditanyakan apakah ada rasa
pahit. Bila tidak dinyatakan lulus test dan bila
terasa pahit berarti gagal.
 Bila gagal berarti ukuran atau jenis masker tidak
sesuai harus dilakukan fit test pada jenis masker
yang lain
 Bersihkan nebulizer yang telah digunakan
dengan air dan keringkan
 Lengkapi formulir dan hasil akhir fit test
Masker bedah & Respirator
Masker bedah Respirator
• Terdiri 2 lapis ( sekarang 4 lapis)
• Mempunyai daya saring 95 % (
• Tidak melindungi pemakai dari partikel partikel sebesar <5 mikron )
infeksius di udara
• Lebih dikenal sbg masker N95
• Hanya dapat mengurangi penyebaran
• Dianjurkan dipakai oleh petugas
partikel ukuran >5 mikron dari
kesehatan pada saat melayani
pemakai ke sekelilingnya
pasien TB/TB MDR
• Tidak dianjurkan dipakai oleh petugas
• Setiap petugas yang menggunakan
kesehatan
masker N95 diharuskan melakukan
• Dianjurkan untuk dipakai oleh pasien fit test terlebih dahulu
TB/TB MDR
Keselamatan & Keamanan
Laboratorium TB

Biosafety cabinet kl 2 A
PPI di lab TB, bekerja sesuai SPO
1. Kebersihan tangan
2. Penggunakan APD yg benar
3. Bekerja menggunakan BSC ( 2A )
4. Ventilasi yg baik min ACH 12 /jam
5. Tumpahan bahan infeksius (punya spill kit)
6. Alur kerja
Area non
Area infeksius
infeksius

Koridor Ruang kerja laboratorium


Anteroom

BSC
Gunakan respirator (N95/bedah tergantung
kasus pasien) dengan benar
• Melepas respirator segera bila meninggalkan
ruangan & buang di tempat sampah (khusus
infeksius )
Hindari transportasi pasien ke tempat yg tidak
perlu
Pasien menggunakan masker bedah
Penempatan pasien
1. Ruangan khusus
Bila ruangan khusus tdk ada :
- kumpulkan pasien dgn diagnosis yg sama
(kohorting )
- pisahkan pasien , jarak minimal 1,8 m / gunakan
sekat fiberglas/korden plastik agar mudah
dibersihkan /antibakteri
Penempatan pasien
2. Ruangan khusus dengan pintu tertutup
 Ruang isolasi dengan tekanan negatif
 Ruang isolasi dengan pakai kipas dan ekshaus diatur
ACH min 12x/jam
 Ruangan khusus tdk ada : kohorting
 Pengunjung mengenakan APD yang sesuai
Perlindungan Petugas (TB)
- Support kesehatan petugas
- Monitoring kesehatan berkala sesuai
* Lokasi tempat kerja
* Lama kerja/kontak
- Anamnesa 2x/thn, pem. fisik
- Foto thorax 1x/thn
- Pemeriksaan penunjang
- Terapi
Risiko terinfeksi TB terkait dengan:
Lokasi tempat kerja :
Poliklinik rawat jalan,kasir,apotik
Laboratorium : loket,sampling
Rawat inap pasien TB
IGD
Radiologi
Kesimpulan
- TB ditransmisikan airborne
- Risiko penularan TB pada petugas kesehatan cukup tinggi
- Tujuan PPI TB : mencegah & mengendalikan penularan TB
- 4 pilar dalam PPI TB : dukungan pimpinan/ manajerial ,
pengendalian administrasi, lingkungan & perlindungan diri
- Penempatan pasien rawat : ruangan terpisah atau kohorting
- Perlindungan petugas
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai