Makalah Kwu
Makalah Kwu
MANAJEMEN PEMASARAN
DISUSUN OLEH :
Heidy Wandita 1633010046
Dinda Alvianita 1633010040
Ricke Aemelia 1633010042
Indhayu Nurinindya 1633010051
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian manajemen pemasaran.
2. Mengetahui strategi pemasaran.
3. Mengetahui keterkaitan antara manajemen pemasaran dengan
kewirausahaan.
4. Mengetahui keterkaitan pemasaran kewirausahaan dan kinerja penjualan.
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen pemasaran
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara manajemen pemasaran dengan
kewirausahaan
4. Untuk mengetahui keterkaitan pemasaran kewirausahaan dan kinerja
penjualan.
2
BAB II
ISI
2.1. Pemasaran
Pemasaran adalah hasil sebuah prestasi kerja kegiatan usaha yang
berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen
(Sofjan, 2011). Proses pemasaran meliputi perencanaan pelaksanaan konsepsi,
penetapan harga, promosi, dan distribusi barang, ide dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi (Irmawati, 2014).
Manfaat pemasaran diantaranya adalah untuk memudahkan
pertukaran dan menghubungkan kesenjangan antara dua belah pihak dalam
proses pertukaran tersebut, yakni antara penghasil produk dan pemakai produk
(Amrin, 2007).
Pemasaran memliki berbagai konsep, meliputi konsep produksi, konsep
produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran
sosial. Konsep produksi artinya konsumen lebih menyukai produk yang tersedia
luas dan harganya terjangkau, Konsep produk artinya konsumen lebih menyukai
produk yang berkualitas, memiliki kinerja, dan fitur inovatif yang
tinggi. Konsep penjualan artinya konsumen tidak akan membeli cukup banyak
produk tanpa usaha penjualan dan promosi besar-besaran (Simamora, 2001).
Menurut Pribadi dan Mundung (2007:26) konsep pemasaran mengandung
tiga unsur pokok yaitu:
a. Mengarahkan usaha kepada pelayanan keperluan konsumen yang dilayani
(menyediakan/menemuka barang yang diperlukan).
b. Melaksanakan kegiatan pemasaran yang terpadu dalam usaha mempengaruhi
pasar untuk merebut konsumen.
c. Mewujudkan kepuasan konsumen dalam upaya menciptakan pelanggan tetap.
3
2.2 Manajemen Pemasaran
4
keinginan pembeli, agar pemasaran produk berhasil (Tjiptono, 2005).
Produk dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumen yang menggunakannya
menjadi dua katagori yaitu produk konsumen dan produk industri (Kotler dan
Amstrong, 2003).
Kebijakan produk harus diperhatikan dalam membuat produk yang unggul
seperti model, merk, label dan kemasan. Untuk itu ada beberapa kemungkinan
pembuatan mode produk tertentu sebagai ciri sebagian atau seluruh produk yang
dipasarkan perusahaan (Rina, 2011).
5
(Ratna, 2012). Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara
yang akan digunakan dalam saluran distribusi yang secara fisik menangani dan
mengangkat produk melalui saluran tersebut, maksudnya agar produk dapat
mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya (Fitri,2012).
Tempat (distribusi) merupakan tempat berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran
(Kotler, 2002). Tempat atau lokasi usaha dapat diklasifikasikan dalam berbagai
macam seperti daerah pusat bisnis, pusat pembelanjaan regional, pusat
pembelanjaan lingkungan, jalur pembelanjaan, dan lokasi didalam toko
atau tempat yang lebih besar seperti bandar udara, sekolah, atau toko
serba ada.Pengusaha dalam memilih lokasi harus benar-benar memilih
lokasi yang paling menguntungkan bagi tokonya, dalam memilih tempat
pengusaha dapat menggunakan berbagai metode untuk menilai lokasi, termasuk
menghitung lalu lintas, mensurvei kebiasaan belanja pelanggan, serta
menganalisis lokasi yang lebih mampu bersaing (Fuad, 2000).
6
2.4. Efesiensi Pemasaran
Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna
pencapaian hasil yang optimum. Proses ini memerlukan biaya pemasaran yang
akan digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran, hal ini perlu adanya
perhatian masalah efisiensi pemasaran agar produk sampai di tangan konsumen
dengan harga yang wajar dan lembaga pemasaran yang terlibat masih mampu
menjalankan fungsi pemasaran secara baik (Tjiptono, 2008).
Efisiensi pemasaran akan terjadi jika biaya pemasaran bisa
ditekan sehingga ada keuntungan, pemasaran dapat lebih tinggi, persentase
pembedaan harga yang dibayarkan konsumen serta produsen tidak terlalu
tinggi dan tersedianya fasilitas fisik pemasaran. Efisiensi pemasaran tersebut
adalah indikasi kesejahteraan para pelaku kegiatan ekonomi produksi
pertanian meliputi produsen, lembaga pemasaran dan konsumen Melalui
efisiensi pemasaran terlihat perbedaan pendapatan produsen dengan biaya
konsumen serta kelayakan pendapatan produsen dengan pendapatan pelaku
pemasaran yang terlibat dalam kegiatan tataniaga (Ardhiana et al., 2014).
Efisiensi pemasaran diukur oleh tinggi rendahnya marjin pemasaran, jika
semakin tinggi marjin pemasaran, maka semakin tidak efisien sistem pemasaran
tersebut. Efisiensi pemasaran akan terjadi apabila biaya pemasaran bisa ditekan
sehingga ada keuntungan, pemasaran dapat lebih tinggi, prosentase pembedaan
harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi
serta tersedianya fasilitas fisik pemasaran (Hanafie, 2010).
2.5. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
mendapatkan laba(keuntungan) dalam suatu periode tertentu atau kemampuan
suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan,
aset, dan modal saham tertentu (Husnan, 2001)
Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para
investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan peurusahaan untuk
menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya
guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan
menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu
sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan
badan usaha tersebut. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu
dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis
untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan.
Ratio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi (Michelle & Megawati,
2005)
7
Profitabilitas sangat cocok untuk mengukur efektivitas manajemen dan
pengevaluasian kinerja manajemen dalam menjalankan bisnis dan
produktivitasnya dalam mengelola aset-aset perusahaan secara keseluruhan seperti
yang nampak pada pengembalian yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi,
serta untuk mengevaluasi kinerja ekonomi dari bisnis. Secara umum profitabilitas
merupakan pengukuran dari keseluruhan produktivitas dan kinerja perusahaan
yang pada akhirnya akan menunjukkan efisiensi dan produktivitas perusahaan
tersebut (Shapiro, 1991)
8
2.7 Strategi Pemasaran
Marcati (2007) mengemukakan bahwa pendekatan “top-down” ke pasar
dengan tahapan segmentasi, posisioning dan target pasar. Seorang wirausaha yang
sukses mampu mentargetkan konsumen tertentu, melalui tiga tahap proses
segmentasi, posisioning dan target pasar. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa usaha kecil yang sukses menjalankan proses targeting
“bottom-up” ketika organisasi mengawalinya dengan melayani kebutuhan sedikit
konsumen dan kemudian memperluas basisnya secara bertahap dengan
pengalaman dan sumberdaya yang memungkinkan.
a) Manajer-pemilik mendeskripsikan proses targeting dengan tahapan sebagai
berikut: Identifikasi peluang pasar: Peluang pasar dari bentuk produk dan jasa,
diuji melalui uji coba di pasar, yang didasarkan pada harapan intuitif dari
entrepreneur.
b) Daya tarik basis konsumen awal. Seorang wirausaha sering melakukan kontak
reguler dengan konsumen dan mampu mengetahui preferensi dan
kebutuhannya.
c) Ekspansi melalui konsumen yang sama tapi lebih banyak. Seorang wirausaha
memperluas basis konsumen awalnya dengan mencari lebih banyak konsumen
dengan profil sama melalui pemasaran berita dari mulut ke mulut dan tidak
melalui penelitian formal dan pemasaran proaktif.
Hills, Gerald (2008), menyatakan proses pemasaran kewirausahaan
(Marketing Entrepreneurial) menjelaskan dari empat prinsip pemasaran dan
perilaku aktivitas entrepreneurial memudahkan melakukan perbandingan teori
pemasaran dalam teks buku standar seperti Kotler dan pemasaran yang telah
dilakukan dengan sukses oleh entrepreneur dan manajer dari usaha
entrepreneurial. Menurut Stokes (2007) menyatakan perbandingan prinsip
pemasaran tradisional dan pemasaran kewirausahaan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Prinsip Pemasaran Tradisional dan Pemasaran Entrepreneurial
9
Pada Tabel 1 menjelaskan bahwa konsep pemasaran kewirausahaan
difokuskan pada inovasi dan pengembangan ide yang sesuai dengan pemahaman
kebutuhan pasar; pemasaran tradisional berasumsi bahwa sebuah taksiran
kebutuhan konsumen mengawali pengembangan produk atau jasa. Entrepreneur
mentargetkan konsumen melalui pendekatan bottom-up ke pasar, tidak melalui
proses segmentasi, targeting dan positioning top-down dari marketing tradisional.
Pemasaran kewirausahaan lebih suka metode pemasaran interaktif, yang bekerja
berita dari mulut ke mulut untuk menemukan konsumen baru. Pemasarn
kewirausahaan digambarkan oleh pengumpulan informasi informal lewat jaringan
kontak personal, bukan pengumpulan inteligensi pasar sistematik yang ada di
dalam teks pemasaran tradisional (Hadiyati, 2009).
Pada Tabel 1. menunjukkan bahwa pemasaran bukanlah hal asing bagi
entrepreneur, tetapi tidak selalu didasarkan pada teori pemasaran konvensional.
Dengan pemasaran kewirausahan mampu meningkatkan kekuatan kewirausahaan
dengan merekognisi bahwa aspek kewirausahaan dapat dimasukkan dalam prinsip
pemasaran (Hadiyati, 2009).
Stokes (2007) menjelaskan dari hasil penelitiannya bahwa tenaga pemasar
yang baik pada umumnya berasal dari person-person yang memiliki jiwa
wirausaha yang tinggi. Jiwa wirausaha membuat seseorang mudah terbentuk
menjadi tenaga pemasar yang tangguh, sangat peka terhadap perkembangan
lingkungan dan dengan cepat ditangkap sebagai kesempatan pasar yang terbuka
untuk menciptakan produk yang akan ditawarkan di pasar. Tenaga pemasar yang
memiliki jiwa wirausaha untuk mencapai tujuan pemasaran dan perusahaan harus
memiliki konsep pemasaran dan kewirausahaan khususnya untuk Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM). Foremen–Pick, James, Moke Peace, Morgan, Brian
(2006) menyatakan bahwa pemasaran dan kewirausahaan pada usaha kecil
pengukuran kinerjanya dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan dan keuntungan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pemasaran adalah hasil sebuah prestasi kerja kegiatan usaha yang
berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke
konsumen
Pemasaran memliki berbagai konsep, meliputi konsep produksi, konsep
produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep
pemasaran sosial.
Manajemen pemasaran adalah analisis, perenccanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan
pertukaran dengan pasar yang dituju untuk mencapai tujuan organisasi.
Bauran pemasaran atau mix marketingatau 4P, yang meliputi product,
price, , promotion, dan place merupakan seperangkat alat yang
digunakan perusahaan untuk menerus mencapai tujuan pemasaranya di
pasar sasaran.
Efisiensi pemasaran diukur oleh tinggi rendahnya marjin pemasaran, jika
semakin tinggi marjin pemasaran, maka semakin tidak efisien sistem
pemasaran tersebut.
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
mendapatkan laba(keuntungan) dalam suatu periode tertentu atau
kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit)
pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.
kewirausahaan dalam pemasaran adalah Orientasi konsumen versus “orientasi
inovasi”.
Strategi pemasaran ada dua yaitu “top-down” dan “bottom-up”.
Keterkaitan antara pemasaran kewirausahaan secara langsung akan
mempengaruhi atas hasil penjualan yang akan dicapai dalam melakukan usaha
yang terkait secara langsung dengan usaha
11
DAFTAR PUSTAKA