Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

MANAJEMEN PEMASARAN

DISUSUN OLEH :
Heidy Wandita 1633010046
Dinda Alvianita 1633010040
Ricke Aemelia 1633010042
Indhayu Nurinindya 1633010051

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era modern seperti saat ini, persaingan di berbagai sektor menjadi
semakin ketat. Dengan semakin majunya teknologi pada era globalisasi ini, setiap
perusahaan berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas produksi maupun
manajemen pemasaran dengan tujuan memaksimalkan keuntungankeuntungan
sesuai target yang diinginkan oleh setiap perusahaan. Persaingan yang semakin
ketat dalam dunia bisnis telah merambah ke semua sektor usaha (bisnis), sehingga
kompetisi yang ada antara perusahaan semakin ketat. Perusahaan yang bergerak
dalam dunia otomotif khususnya kendaraan roda dua, tidak lepas dari persaingan
tersebut, dimana suatu perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi berbagai
kendala yang timbul dalam mengelola bisnis usaha pemasarannya, juga untuk
menjamin perusahaan yang bersangkutan supaya dapat beroperasi dengan
manajemen yang efektif dan efisien.
Setiap perusahaan dapat meningkatkan penjualan produknya dengan
menggunakan system pemasaran yang efektif, serta strategi-strategi yang khusus
dalam meningkatkan pasar konsumen yang ada. Strategi pemasaran tersebut
adalah Strategi tentang Marketing Mix yaitu Price (harga), Product (produk),
Promotion (promosi), dan Places (distribusi). Pemasaran merupakan salah satu
fungsi yang sangat penting dalam perusahaan, dimana dengan pemasaran yang
tepat dapat menentukan volume penjualan dan posisi perusahaan (produk) di
pasar.
Perusahaan harus merancang stategi untuk mencapai tujuannya, sehingga
hasil yang diinginkan berupa daya saing dan profitabilitas yang tinggi dapat
dicapai. Tanpa dukungan strategi yang tepat perusahaan akan sulit bertahan di
tengah persaingan. Persaingan yang terjadi sekarang ini sangat berbeda dari
persaingan pada masa lalu sehingga strategi pemasaran perlu disesuaikan. Strategi
pemasaran menjadi kunci kesuksesan perusahaan dalam era globalisasi, sementara
orientasi wirausaha dipandang sebagai sebuah seni dalam melihat tantangan dan
peluang yang sedang dihadapi.
Orientasi wirausaha berkaitan dengan jiwa atau karakteristik personal dari
pemilik perusahaan dan mewarnai perusahaan tersebut. Ketiga hal ini yaitu
orientasi wirausaha, strategi pemasaran, dan lingkungan persaingan tampaknya
sudah menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Ketiganya dipandang sebagai
faktor yang mempengaruhi upaya perusahaan untuk meningkatkan kinerja
pemasarannya.

1
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian manajemen pemasaran.
2. Mengetahui strategi pemasaran.
3. Mengetahui keterkaitan antara manajemen pemasaran dengan
kewirausahaan.
4. Mengetahui keterkaitan pemasaran kewirausahaan dan kinerja penjualan.

1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen pemasaran
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara manajemen pemasaran dengan
kewirausahaan
4. Untuk mengetahui keterkaitan pemasaran kewirausahaan dan kinerja
penjualan.

2
BAB II
ISI

2.1. Pemasaran
Pemasaran adalah hasil sebuah prestasi kerja kegiatan usaha yang
berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen
(Sofjan, 2011). Proses pemasaran meliputi perencanaan pelaksanaan konsepsi,
penetapan harga, promosi, dan distribusi barang, ide dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi (Irmawati, 2014).
Manfaat pemasaran diantaranya adalah untuk memudahkan
pertukaran dan menghubungkan kesenjangan antara dua belah pihak dalam
proses pertukaran tersebut, yakni antara penghasil produk dan pemakai produk
(Amrin, 2007).
Pemasaran memliki berbagai konsep, meliputi konsep produksi, konsep
produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran
sosial. Konsep produksi artinya konsumen lebih menyukai produk yang tersedia
luas dan harganya terjangkau, Konsep produk artinya konsumen lebih menyukai
produk yang berkualitas, memiliki kinerja, dan fitur inovatif yang
tinggi. Konsep penjualan artinya konsumen tidak akan membeli cukup banyak
produk tanpa usaha penjualan dan promosi besar-besaran (Simamora, 2001).
Menurut Pribadi dan Mundung (2007:26) konsep pemasaran mengandung
tiga unsur pokok yaitu:
a. Mengarahkan usaha kepada pelayanan keperluan konsumen yang dilayani
(menyediakan/menemuka barang yang diperlukan).
b. Melaksanakan kegiatan pemasaran yang terpadu dalam usaha mempengaruhi
pasar untuk merebut konsumen.
c. Mewujudkan kepuasan konsumen dalam upaya menciptakan pelanggan tetap.

Crosier (2006) menyatakan konsep dasar dalam pemasaran tradisional


dapat diklasifikasikan menjadi tiga elemen meliputi:
1) Pemasaran sebagai budaya organisasi yang memperhatikan pentingnya pasar
atau konsumen.
2) Pemasaran sebagai proses strategis artinya perusahaan mampu bersaing dan
bertahan dipasaran.
3) Pemasaran merupakan serangkaian fungsi atau metode taktis dalam
menetapkan pengembangan produk, menetapkan harga, melakukan promosi
dan menggunakan saluran distribusi.

3
2.2 Manajemen Pemasaran

Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang


banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu
pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan
dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen
pemasaran dapat diartikan:
Manajemen pemasaran adalah analisis, perenccanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan
pertukaran dengan pasar yang dituju untuk mencapai tujuan organisasi (Kotler dan
Amstrong,2008).
Pemasaran biasanya dihadapkan pada masalah produk, harga, distribusi
dan promosi yaitu berapa dan bagaimana bauran tersebut ditetapkan, hal ini agar
tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Selain itu masalah lain yang
sering timbul adalah tentang keputusan pembelian konsumen (Fitri, 2012).

Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang usaha. Dalam


manajemen terdapat fungsi penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan atau
penerapan serta pengawasan. Tahap perencanan merupakan tahap yang
menentukan kelangsungan dan kesuksesan suatu organisasi pemasaran. Proses
perencanaan merupakan satu proses yang selalu memandang ke depan atau pada
kemungkinan masa akan datang termasuk dalam pengembangan program,
kebijakan, dan prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran (Hartono dkk, 2012).

2.3. Bauran Pemasaran


Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis
terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang
diinginkannya di pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Bauran pemasaran
juga dapat diartikan sebagai pemasaran yang terpadu dan menunjang satu sama
lain sehingga menghasilkan bauran pemasaran yang baik (Fuad et al., 2000).
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang digunakan
perusahaan untuk menerus mencapai tujuan pemasaranya di pasar sasaran. Bauran
pemasaran disebut juga dengan variabel-variabel pemasaran atau mix
marketingatau 4P, yang meliputi product, price, , promotion, dan place.
(Sari,2010)

2.3.1. Produk (Product)


Produk adalah segala sasuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuh kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik, jasa, orang/pribadi,
tempat, organisasi,dan ide. Pembeli akan membeli produk jika merasa cocok.
Oleh karena itu,produk harus disesuaikan dengan kebutuhan dan

4
keinginan pembeli, agar pemasaran produk berhasil (Tjiptono, 2005).
Produk dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumen yang menggunakannya
menjadi dua katagori yaitu produk konsumen dan produk industri (Kotler dan
Amstrong, 2003).
Kebijakan produk harus diperhatikan dalam membuat produk yang unggul
seperti model, merk, label dan kemasan. Untuk itu ada beberapa kemungkinan
pembuatan mode produk tertentu sebagai ciri sebagian atau seluruh produk yang
dipasarkan perusahaan (Rina, 2011).

2.3.2. Harga (Price)


Price (harga) adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli
produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount,
allowance, payment period, credit terms, and retail price. (Ratna, 2012). Harga
merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan
atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainya (produk, tempat,
dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya/pengeluaran (Tjiptono, 2008).
Harga merupakan suatu elemen marketing mix yang
menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan elemen-elemen lainya
hanya menimbulkan biaya, kerena menghasilkan penerimaan penjualan, maka
harga mempengaruhitingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share
pasar yang di dapat oleh perusahaan.Harga yang ditetapkan harus mampu
menutup semua biaya yang telah dikeluarkan untuk produksi ditambah presentase
laba ynag diinginkan. Jika hargayang ditetapkan terlalu tinggi, maka secara umum
akan kurang menguntungkan karena pembeli dan volume penjualan berkurang.
Akibatnya semua biaya yang telah telah dikeluarkan tidak tertutup,
sehingga perusahaan akan mengalami kerugian (Assauri, 2014).
Tujuan dari ditetapkannya harga adalah profit maximalization
pricing (maksimalisasi keuntungan), yaitu untuk mencapai maksimalisasi
keuntungan, market share pricing (penetapan harga untuk merebut pangsa
pasar), market skimming pricing jika ada sekelompok pembeli yang bersedia
membayar dengan harga yang tinggi terhadap produk yang ditawarkan
maka perusahaan akan menetapkan harga yang tinggi walaupun kemudian
harga tersebut akan turun (memerah pasar), current revenue pricing
(penetapan laba untuk pendapatan maksimal) penetapan harga yang tinggi untuk
memperoleh revenue yang cukup agar uang kas cepat kembali, target profit
pricing (penetapan harga untuk sasaran), promotional pricing (penetapan
harga untuk promosi (Kotler dan Armstrong, 2008).

2.3.3. Tempat (Place)


Tempat lebih diartikan sebagai kemampuan memilih produk yang tepat di
tempat dan waktu yang tepat untuk dikonsumsi. Penempatan produk
sering dipengaruhi oleh distributor (middle people) atau channel distributor

5
(Ratna, 2012). Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara
yang akan digunakan dalam saluran distribusi yang secara fisik menangani dan
mengangkat produk melalui saluran tersebut, maksudnya agar produk dapat
mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya (Fitri,2012).
Tempat (distribusi) merupakan tempat berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran
(Kotler, 2002). Tempat atau lokasi usaha dapat diklasifikasikan dalam berbagai
macam seperti daerah pusat bisnis, pusat pembelanjaan regional, pusat
pembelanjaan lingkungan, jalur pembelanjaan, dan lokasi didalam toko
atau tempat yang lebih besar seperti bandar udara, sekolah, atau toko
serba ada.Pengusaha dalam memilih lokasi harus benar-benar memilih
lokasi yang paling menguntungkan bagi tokonya, dalam memilih tempat
pengusaha dapat menggunakan berbagai metode untuk menilai lokasi, termasuk
menghitung lalu lintas, mensurvei kebiasaan belanja pelanggan, serta
menganalisis lokasi yang lebih mampu bersaing (Fuad, 2000).

2.3.4. Promosi (Promotion)


Promosi adalah suatu program yang memberi informasi kepada konsumen
mengenai keunggulan produk, terdapat berbagai macam alat promosi
yang digunakan untuk meraih tujuan pemasaran yaitu periklanan, promosi
penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan pemasaran langsung
(Kotler dan Amstrong, 2003).
Beberapa bentuk promosi seperti promosi personal selling, mass selling ,
promosi penjualan, public relation, direct marketing. Cara promosi yang dapat
dilakukan antara lain dengan promosi mounth by mounth, mengikuti even-even
tertentu, mengadakan diskon khusus pada saat tertentu, memberi member card
pada pelanggan (Rina, 2011). Tujuan promosi adalah menginformasikan
(information), membujuk pelanggan sasaran (persuading), dan
mengingatkan (reminding) (Sofjan, 2011).
Promosi adalah suatu program yang memberi informasi kepada konsumen
mengenai keunggulan produk, terdapat berbagai macam alat promosi
yang digunakan untuk meraih tujuan pemasaran yaitu periklanan, promosi
penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan pemasaran langsung
(Kotler dan Amstrong, 2003).
Beberapa bentuk promosi seperti promosi personal selling, mass selling
,promosi penjualan, public relation, direct marketing. Cara promosi yang
dapatdilakukan antara lain dengan promosi mounth by mounth, mengikuti even-
even tertentu, mengadakan diskon khusus pada saat tertentu, memberi member
card pada pelanggan (Rina, 2011). Tujuan promosi adalah
menginformasikan information), membujuk pelanggan sasaran (persuading),
dan mengingatkan (reminding) (Sofjan, 2011).

6
2.4. Efesiensi Pemasaran
Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna
pencapaian hasil yang optimum. Proses ini memerlukan biaya pemasaran yang
akan digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran, hal ini perlu adanya
perhatian masalah efisiensi pemasaran agar produk sampai di tangan konsumen
dengan harga yang wajar dan lembaga pemasaran yang terlibat masih mampu
menjalankan fungsi pemasaran secara baik (Tjiptono, 2008).
Efisiensi pemasaran akan terjadi jika biaya pemasaran bisa
ditekan sehingga ada keuntungan, pemasaran dapat lebih tinggi, persentase
pembedaan harga yang dibayarkan konsumen serta produsen tidak terlalu
tinggi dan tersedianya fasilitas fisik pemasaran. Efisiensi pemasaran tersebut
adalah indikasi kesejahteraan para pelaku kegiatan ekonomi produksi
pertanian meliputi produsen, lembaga pemasaran dan konsumen Melalui
efisiensi pemasaran terlihat perbedaan pendapatan produsen dengan biaya
konsumen serta kelayakan pendapatan produsen dengan pendapatan pelaku
pemasaran yang terlibat dalam kegiatan tataniaga (Ardhiana et al., 2014).
Efisiensi pemasaran diukur oleh tinggi rendahnya marjin pemasaran, jika
semakin tinggi marjin pemasaran, maka semakin tidak efisien sistem pemasaran
tersebut. Efisiensi pemasaran akan terjadi apabila biaya pemasaran bisa ditekan
sehingga ada keuntungan, pemasaran dapat lebih tinggi, prosentase pembedaan
harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi
serta tersedianya fasilitas fisik pemasaran (Hanafie, 2010).

2.5. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
mendapatkan laba(keuntungan) dalam suatu periode tertentu atau kemampuan
suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan,
aset, dan modal saham tertentu (Husnan, 2001)
Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para
investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan peurusahaan untuk
menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya
guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan
menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu
sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan
badan usaha tersebut. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu
dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis
untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan.
Ratio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi (Michelle & Megawati,
2005)

7
Profitabilitas sangat cocok untuk mengukur efektivitas manajemen dan
pengevaluasian kinerja manajemen dalam menjalankan bisnis dan
produktivitasnya dalam mengelola aset-aset perusahaan secara keseluruhan seperti
yang nampak pada pengembalian yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi,
serta untuk mengevaluasi kinerja ekonomi dari bisnis. Secara umum profitabilitas
merupakan pengukuran dari keseluruhan produktivitas dan kinerja perusahaan
yang pada akhirnya akan menunjukkan efisiensi dan produktivitas perusahaan
tersebut (Shapiro, 1991)

2.6 Pemasaran Kewirausahaan


Hultman, Miles, Morgan (2008) menyatakan interprestasi kewirausahaan
dalam pemasaran adalah Orientasi konsumen versus “orientasi inovasi”.
Manajer dan pemilik usaha berpendapat bahwa perubahan lebih sering dipicu oleh
eksistensi ide baru atau tekanan kompetitif, bukan kebutuhan konsumen yang
dapat diketahui dengan pasti. Bisnis awal tidak melalui analisis pasar tetapi
melalui perasaan intuitif tentang sesuatu yang harus dibutuhkan. Kreativitas dan
inovasi dalam pengembangan produk atau jasa adalah kegiatan pemasaran dari
entrepreneurship yang sukses dan tidak melalui kegiatan penelitian yang hati-hati
tentang kebutuhan konsumen.
Skala aktivitas entrepreneurial yang paling banyak digunakan, yang
dikemukakan oleh Carson, D. Cromie, S. Mc. Gowan, P. and Hill, J. (2007),
didasarkan pada dimensi perilaku seperti pengambilan resiko, inovasi dan respon
proaktif. Inovasi entrepreneurial meliputi penyesuaian dalam upaya pendekatan
pasar. Kegiatan yang dilakukan meliputi: mendekati segmen pasar baru dengan
jasa tertentu, atau meningkatkan jasa ke konsumen yang ada – dengan kata lain,
penyesuaian tambahan dan inovatif yang menciptakan keunggulan kompetitif.
Komunikasi berita dari mulut ke mulut di antarawirausaha dan pemilik
usaha kecil menjadi sumber utama dari ide inovatif. Pemasaran melalui berita dari
mulut ke mulut merupakan hal yang penting dalam proses inovatif karena hal ini
memainkan peran
penting dalam penggunaan produk dan jasa baru dari konsumen. Komunikasi
personal informal adalah sebuah aspek pemasaran kewirausahaan (Hadiyati,
2009).
Bjerke dan Hultman (2006) menyatakan aktivitas marketing
entrepreneurial yaitu dalam proses pertukaran langsung dan pembentukan
hubungan personal. Entrepreneur lebih suka pemasaran interkatif (marketing
interaktif). Manajer – pemilik usaha kecil merupakan pihak yang memiliki
kemampuan berinteraksi dengan target pasar karena memiliki preferensi kuat
dalam kontak personal dengan konsumen dan tidak melalui marketing impersonal
melalui promosi massa. Hubungan melalui pembicaraan sebagai suatu cara untuk
mendengar dan merespon suara konsumen dan tidak melakukan penelitian pasar
formal untuk memahami pasar.

8
2.7 Strategi Pemasaran
Marcati (2007) mengemukakan bahwa pendekatan “top-down” ke pasar
dengan tahapan segmentasi, posisioning dan target pasar. Seorang wirausaha yang
sukses mampu mentargetkan konsumen tertentu, melalui tiga tahap proses
segmentasi, posisioning dan target pasar. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa usaha kecil yang sukses menjalankan proses targeting
“bottom-up” ketika organisasi mengawalinya dengan melayani kebutuhan sedikit
konsumen dan kemudian memperluas basisnya secara bertahap dengan
pengalaman dan sumberdaya yang memungkinkan.
a) Manajer-pemilik mendeskripsikan proses targeting dengan tahapan sebagai
berikut: Identifikasi peluang pasar: Peluang pasar dari bentuk produk dan jasa,
diuji melalui uji coba di pasar, yang didasarkan pada harapan intuitif dari
entrepreneur.
b) Daya tarik basis konsumen awal. Seorang wirausaha sering melakukan kontak
reguler dengan konsumen dan mampu mengetahui preferensi dan
kebutuhannya.
c) Ekspansi melalui konsumen yang sama tapi lebih banyak. Seorang wirausaha
memperluas basis konsumen awalnya dengan mencari lebih banyak konsumen
dengan profil sama melalui pemasaran berita dari mulut ke mulut dan tidak
melalui penelitian formal dan pemasaran proaktif.
Hills, Gerald (2008), menyatakan proses pemasaran kewirausahaan
(Marketing Entrepreneurial) menjelaskan dari empat prinsip pemasaran dan
perilaku aktivitas entrepreneurial memudahkan melakukan perbandingan teori
pemasaran dalam teks buku standar seperti Kotler dan pemasaran yang telah
dilakukan dengan sukses oleh entrepreneur dan manajer dari usaha
entrepreneurial. Menurut Stokes (2007) menyatakan perbandingan prinsip
pemasaran tradisional dan pemasaran kewirausahaan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Prinsip Pemasaran Tradisional dan Pemasaran Entrepreneurial

9
Pada Tabel 1 menjelaskan bahwa konsep pemasaran kewirausahaan
difokuskan pada inovasi dan pengembangan ide yang sesuai dengan pemahaman
kebutuhan pasar; pemasaran tradisional berasumsi bahwa sebuah taksiran
kebutuhan konsumen mengawali pengembangan produk atau jasa. Entrepreneur
mentargetkan konsumen melalui pendekatan bottom-up ke pasar, tidak melalui
proses segmentasi, targeting dan positioning top-down dari marketing tradisional.
Pemasaran kewirausahaan lebih suka metode pemasaran interaktif, yang bekerja
berita dari mulut ke mulut untuk menemukan konsumen baru. Pemasarn
kewirausahaan digambarkan oleh pengumpulan informasi informal lewat jaringan
kontak personal, bukan pengumpulan inteligensi pasar sistematik yang ada di
dalam teks pemasaran tradisional (Hadiyati, 2009).
Pada Tabel 1. menunjukkan bahwa pemasaran bukanlah hal asing bagi
entrepreneur, tetapi tidak selalu didasarkan pada teori pemasaran konvensional.
Dengan pemasaran kewirausahan mampu meningkatkan kekuatan kewirausahaan
dengan merekognisi bahwa aspek kewirausahaan dapat dimasukkan dalam prinsip
pemasaran (Hadiyati, 2009).
Stokes (2007) menjelaskan dari hasil penelitiannya bahwa tenaga pemasar
yang baik pada umumnya berasal dari person-person yang memiliki jiwa
wirausaha yang tinggi. Jiwa wirausaha membuat seseorang mudah terbentuk
menjadi tenaga pemasar yang tangguh, sangat peka terhadap perkembangan
lingkungan dan dengan cepat ditangkap sebagai kesempatan pasar yang terbuka
untuk menciptakan produk yang akan ditawarkan di pasar. Tenaga pemasar yang
memiliki jiwa wirausaha untuk mencapai tujuan pemasaran dan perusahaan harus
memiliki konsep pemasaran dan kewirausahaan khususnya untuk Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM). Foremen–Pick, James, Moke Peace, Morgan, Brian
(2006) menyatakan bahwa pemasaran dan kewirausahaan pada usaha kecil
pengukuran kinerjanya dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan dan keuntungan.

2.8 Pemasaran Kewirausahaan dan Kinerja Penjualan.


Keterkaitan antara pemasaran kewirausahaan secara langsung akan
mempengaruhi atas hasil penjualan yang akan dicapai dalam melakukan usaha
yang terkait secara langsung dengan usaha (Birley, S, 2007).
Kocak, Akin, Ambibola (2009) dalam pernyataannya pemasaran
kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja usaha dari tingkat pertumbuhan
penjualan dan keuntungan. Melalui pemasaran kewirausahaan pemilik usaha
dapat melakukan evaluasi secara menyeluruh sebagai upaya dalam penetapan
kebijakan secara tepat dalam usaha untuk meningkatkan kinerja usaha meliputi
penjualan dan keuntungan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
 Pemasaran adalah hasil sebuah prestasi kerja kegiatan usaha yang
berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke
konsumen
 Pemasaran memliki berbagai konsep, meliputi konsep produksi, konsep
produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep
pemasaran sosial.
 Manajemen pemasaran adalah analisis, perenccanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan
pertukaran dengan pasar yang dituju untuk mencapai tujuan organisasi.
 Bauran pemasaran atau mix marketingatau 4P, yang meliputi product,
price, , promotion, dan place merupakan seperangkat alat yang
digunakan perusahaan untuk menerus mencapai tujuan pemasaranya di
pasar sasaran.
 Efisiensi pemasaran diukur oleh tinggi rendahnya marjin pemasaran, jika
semakin tinggi marjin pemasaran, maka semakin tidak efisien sistem
pemasaran tersebut.
 Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
mendapatkan laba(keuntungan) dalam suatu periode tertentu atau
kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit)
pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.
 kewirausahaan dalam pemasaran adalah Orientasi konsumen versus “orientasi
inovasi”.
 Strategi pemasaran ada dua yaitu “top-down” dan “bottom-up”.
 Keterkaitan antara pemasaran kewirausahaan secara langsung akan
mempengaruhi atas hasil penjualan yang akan dicapai dalam melakukan usaha
yang terkait secara langsung dengan usaha

11
DAFTAR PUSTAKA

Agus, S. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. BPEF, Yogyakarta.


Birley, S 2007. Marketing Entrepreneur And Bussines Performance. Journal
SMEs : Marketing Entrepreneur, Vol.3.No.7.
Bjerke dan Hultman, 2006. Marketing Entrepreneurship and National Culture, In
Research at the Marketing Entrepreneurship Interface. Chicago:
University of Illionis at Chicago.
Carson,D., Cromie, S., Mc. Gowan, P. and Hill, J., 2007. Marketing And
Entrepreneurship in SMEs – An Innovative Approach, London : Prentice
Hall.
Crosier, K., 2006.What Exactly is Marketing? Quarterly Review of Marketing,.
Vol. 1 (2)
Foremen–Pick, James, Moke Peace, Morgan, Brian,2006. Growth Sales and
Profitability of Small and Medium Sized Entreprises. Some wleshevidence.
Regional Studies, Vol.40, Issue 4, P. 307-320.
Hadiyati, E. 2009. Kajian Pendekatan Pemasaran Kewirausahaan Dan Kinerja
Penjualan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan,11, (2)
Hartono, H., Karyana H., Marshelia M. 2012. Pengaruh Strategi Pemasaran
Terhadap Peningkatan Penjualan Pada Perusahaan” Dengan Menetapkan
Alumni Dan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Sebagai Objek
Penelitian. Binus Business Journal. 3 (2)
Hills, Gerald, 2008. Marketing and Entrepreneurship, Research Ideas and
Opportunities. Journal SMEs of Research Marketing and
Entrepreneurship. 2 (4)
Hultman, Miles, Morgan, 2008. The Evaluation and Development of
Entrepreneurial Marketing. Journl of Small Business management, Vol46,
Issue 1, P99-112.
Kocak, Akin, Ambibola, 2009. The effect of Entrepreneurial Marketing on Born
Global Performance. International Marketing Review, Vol. 26 Issue 4/5, p.
439-452.
Komalasari, F. 2012. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusa
Pembelian Produk Handphone Nokia Eseries. Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma, Depok.
Kotler, P dan Armstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi kedua belas
Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Marcati, Guido, Eluso, 2007. What is Marketing for SME Entrepreneurs? The
Need to Market The Marketing Approach. University of Salento, Lecce,
Italy.
Pribadi, Fancholiq J., dan Ferdinand Andrias Mundung. 2007. Edisi 1.
Manajemen Usaha UMKM (Konsep, Pengalaman Empiris dan The Best
Practice). Malang: Bayumedia Publishing.
Rachmawati, R. 2011. Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
terhadap Peningkatkan Penjualan (Sebuah Kajian terhadap Bisnis
Restoran). Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Ramadhan, W. 2009. Analisis Margin Pemasaran Sapi Potong di Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.
http://www.deptan.go.id
Roostika, R. 2012. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Produk Cindera Mata
terhadap Kepuasan Wisatawan Domestik di Yogyakarta.
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Yogyakarta.
Saputra, H. 2008. Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh
Konsumen Rumah Tangga di Kota Medan. Sekolah Pascasarjana
Universitas SumateraUtara, Medan.
Sofjan, S. 2011. Manajemen Pemasaran. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Suyanto, M. 2007. Strategic Management : Global Most Admired Companies.
Yogyakarta : Andi Offset.
Stokes, D., 2007, Putting Entrepreneurship Into Marketing, Journal of Research in
Marketing & Entrepreneurship: Vol. 2 No. 1: Spring 2000
Tjiptono, F. 2008. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. ANDI,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai