KEPERAWATAN GAWATDARURAT
ERINE FIBRIANI
1501470037
Makrofag
MK. Hipertermia
Apnea Kerusakan Sel Otak
Demam terjadi sebagai respons terhadap masuknya mikroba, sel-sel fagositik tertentu (makrofag)
melepas suatu bahan kimia yang disebut pirogen endogen yang mempunyai efek dalam melawan
infeksi, dan bekerja di pusat termoregulasi hipotalamus sekarang mempertahankan suhu pada
tingkat baru dan tidak mempertahankannya di suhu normal tubuh. Pirogen endogen meningkatkan
titik patokan hipotalamus dengan memicu pelepasan local prostaglandin yaitu mediator kimiawi
local yang bekerja langsung di hipotalamus. Contoh, pirogen endogen meningkat titik patokan
menjadi 102oF (38,9oC), maka hipotalamus mendeteksi bahwa suhu normal prademam terlalu
tinggi sehingga bagian otak ini memicu mekanisme-mekanisme respon dingin untuk
meningkatkan suhu menjadi 102oF. Secara spesifik, hipotalamus memicu menggigil agar produksi
panas segera mengurangi pengeluaran panas. Jadi, dari kedua tindakan tersebut dapat mendorong
suhu naik dan menyebabkan menggigil yang sering terjadi pada awal demam. Seseorang yang
merasa dingin akibatnya mereka menggunakan selimut untuk meningkatkan mekanisme volunteer
untuk membantu dalam meningkatkan suhu tubuh dengan menahan panas tubuh mereka. Sesudah
suhu baru tercapai maka suhu tubuh diatur sebagai normal dalam respon terhadap panas dan dingin
tetapi pada patokan yang lebih tinggi. Sehingga, terjadi demam sebagai respon terhadap infeksi
adalah tujuan yang disengaja dan bukan karena kurasakan termoregulasi Meskipun secara fisiologi
belum jelas, tapi para pakar kedokteran percaya bahwa suhu tubuh yang meningkat bermanfaat
untuk mengatasi infeksi. Demam memperkuat respon peradangan dan mungkin dapat menghambat
bakteri untuk berkembang biak. Keadaan demam kenaikan suhu 1oC jadi masalah keperawatan
kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan
oksigen akan meningkat 20%. Bahan baku untuk metabolisme otak yang penting adalah glukosa.
Sifat proses metabolisme adalah oksidasi dengan perantaran fungsi paru-paru kemudian diteruskan
ke otak melalui sistem kardiovaskuler. Jadi, sumber energi otak adalah glukosa yang melalui
oksidasi dipecah menjadi menjadi CO2 dan air. Membrane yang mengelilingi sel pada pemukaan
dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membrane sel neuron
dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrim (Na+) dan
elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi (K+) dalam sel neuron (Na+)
rendah, sedang diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan
konsentrasi ion didalam dan diluar sel, maka terdapat perbedaan potensial membrane yang disebut
potensial membrane dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane ini
diperlukan energy dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel. Jadi,
kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membrane sel neuron dan dalam waktu
yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui membrane tersebut
sehingga terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga
dapat meluas ke seluruh sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut “neurotransmitter” dan
terjadi kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung tinggi
rendahnya ambang kejang seseorang anak akan menderita kejang pada kenaikan suhu tertentu.
Pada anak dengan dengan ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38oC sedang
anak dengan ambang kejang tinggi kejang baru terjadi bila suhu mencapai 40oC atau lebih. Kejang
demam terjadi karena kenaikan suhu tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan sel otak karena
setiap terjadinya kejang menyebabkan konstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah tidak
lancar dan mengkibatkan peredaran oksigen ke otak terganggu, jika kejang tidak segera ditangani
maka berakhir dengan apnea dan kerusakan otak yang terjadi makin berat. Jika kerusakan otak itu
Tn Arif datang ke UGD Rumah sakit didekat ruamahnya. Membawa anaknya demam tinggi dan
muntah-muntah dengan hanya mengandalkan kartu miskin yang diterima dari kelurahan setempat.
Pada saat yang bersamaan, ada juga anak seorang pegawai rumah sakit yang berobat ke rumah
sakit tersebut dengan keluhan sakit di bagian kepala. Perawat ini kemudian hanya melayani
anggota dewan tersebut terlebih dahulu tanpa melihat pasien yang datang lebih awal yang parah.
Ketika Tn. Arif bertanya apakah anaknya bisa di tolong, perawat itu menjawab, “Maaf pak, bapak
duduk di ruang tunggu saja dulu. Saya akan menangani pasien ini dulu”. Setelah menunggu lama,
akhirnya Tn. Arif baru dipanggil oleh perawat tersebut untuk masuk. Melihat pakaian Tn. Arif
serta anaknya yang kumuh perawat tersebut enggan untuk melakukan anamnesis. Perawat
melakukan pengukuran suhu klien tanpa memberikan inform consent dan langsung memanggil
dokter untuk memeriksanya.