Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER MATRIKULASI

KEPERAWATAN GAWATDARURAT

ERINE FIBRIANI
1501470037

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
MALANG
2019
Infeksi atau Peradangan
Suhu Tubuh

Makrofag

Metabolisme Basal 10-15% Kebutuhan Oksigen hingga 20%


Pirogen Endogen

Difusi ion Na dan K


Prostaglandin

Pelepasan ion Na dan


K Titik pathogen hipotalamus

Pelepasan muatan listrik keseluruhan


Inisiasi “respon dingin”
tubuh dengan bantuan“Neurotransmiter”

Produksi panas, pengeluaran panas


Kejang

suhu tubuh ke titik patokan baru=Demam


Kontriksi Pembuluh Darah

MK. Hipertermia
Apnea Kerusakan Sel Otak

MK. Resiko Perfusi Serebral tidak Efektif


Demam merupakan peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh infeksi peradangan.

Demam terjadi sebagai respons terhadap masuknya mikroba, sel-sel fagositik tertentu (makrofag)

melepas suatu bahan kimia yang disebut pirogen endogen yang mempunyai efek dalam melawan

infeksi, dan bekerja di pusat termoregulasi hipotalamus sekarang mempertahankan suhu pada

tingkat baru dan tidak mempertahankannya di suhu normal tubuh. Pirogen endogen meningkatkan

titik patokan hipotalamus dengan memicu pelepasan local prostaglandin yaitu mediator kimiawi

local yang bekerja langsung di hipotalamus. Contoh, pirogen endogen meningkat titik patokan

menjadi 102oF (38,9oC), maka hipotalamus mendeteksi bahwa suhu normal prademam terlalu

tinggi sehingga bagian otak ini memicu mekanisme-mekanisme respon dingin untuk

meningkatkan suhu menjadi 102oF. Secara spesifik, hipotalamus memicu menggigil agar produksi

panas segera mengurangi pengeluaran panas. Jadi, dari kedua tindakan tersebut dapat mendorong

suhu naik dan menyebabkan menggigil yang sering terjadi pada awal demam. Seseorang yang

merasa dingin akibatnya mereka menggunakan selimut untuk meningkatkan mekanisme volunteer

untuk membantu dalam meningkatkan suhu tubuh dengan menahan panas tubuh mereka. Sesudah

suhu baru tercapai maka suhu tubuh diatur sebagai normal dalam respon terhadap panas dan dingin

tetapi pada patokan yang lebih tinggi. Sehingga, terjadi demam sebagai respon terhadap infeksi

adalah tujuan yang disengaja dan bukan karena kurasakan termoregulasi Meskipun secara fisiologi

belum jelas, tapi para pakar kedokteran percaya bahwa suhu tubuh yang meningkat bermanfaat

untuk mengatasi infeksi. Demam memperkuat respon peradangan dan mungkin dapat menghambat

bakteri untuk berkembang biak. Keadaan demam kenaikan suhu 1oC jadi masalah keperawatan

pada orang dengan demam adalah Hipertermia. (Sherwood, 2011)


Kejang demam terjadi karena adanya peningkatan suhu tubuh. Pada keadaan demam

kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan

oksigen akan meningkat 20%. Bahan baku untuk metabolisme otak yang penting adalah glukosa.

Sifat proses metabolisme adalah oksidasi dengan perantaran fungsi paru-paru kemudian diteruskan

ke otak melalui sistem kardiovaskuler. Jadi, sumber energi otak adalah glukosa yang melalui

oksidasi dipecah menjadi menjadi CO2 dan air. Membrane yang mengelilingi sel pada pemukaan

dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membrane sel neuron

dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrim (Na+) dan

elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi (K+) dalam sel neuron (Na+)

rendah, sedang diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan

konsentrasi ion didalam dan diluar sel, maka terdapat perbedaan potensial membrane yang disebut

potensial membrane dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane ini

diperlukan energy dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel. Jadi,

kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membrane sel neuron dan dalam waktu

yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui membrane tersebut

sehingga terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga

dapat meluas ke seluruh sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut “neurotransmitter” dan

terjadi kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung tinggi

rendahnya ambang kejang seseorang anak akan menderita kejang pada kenaikan suhu tertentu.

Pada anak dengan dengan ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38oC sedang

anak dengan ambang kejang tinggi kejang baru terjadi bila suhu mencapai 40oC atau lebih. Kejang

demam terjadi karena kenaikan suhu tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan sel otak karena

setiap terjadinya kejang menyebabkan konstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah tidak
lancar dan mengkibatkan peredaran oksigen ke otak terganggu, jika kejang tidak segera ditangani

maka berakhir dengan apnea dan kerusakan otak yang terjadi makin berat. Jika kerusakan otak itu

terjadi maka Resiko terjadi Perfusi Jaringan Serebral tidak Efektif.

Tn Arif datang ke UGD Rumah sakit didekat ruamahnya. Membawa anaknya demam tinggi dan
muntah-muntah dengan hanya mengandalkan kartu miskin yang diterima dari kelurahan setempat.
Pada saat yang bersamaan, ada juga anak seorang pegawai rumah sakit yang berobat ke rumah
sakit tersebut dengan keluhan sakit di bagian kepala. Perawat ini kemudian hanya melayani
anggota dewan tersebut terlebih dahulu tanpa melihat pasien yang datang lebih awal yang parah.
Ketika Tn. Arif bertanya apakah anaknya bisa di tolong, perawat itu menjawab, “Maaf pak, bapak
duduk di ruang tunggu saja dulu. Saya akan menangani pasien ini dulu”. Setelah menunggu lama,
akhirnya Tn. Arif baru dipanggil oleh perawat tersebut untuk masuk. Melihat pakaian Tn. Arif
serta anaknya yang kumuh perawat tersebut enggan untuk melakukan anamnesis. Perawat
melakukan pengukuran suhu klien tanpa memberikan inform consent dan langsung memanggil
dokter untuk memeriksanya.

Anda mungkin juga menyukai

  • HIL Laporan
    HIL Laporan
    Dokumen14 halaman
    HIL Laporan
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Peritonitis
    Leaflet Peritonitis
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Peritonitis
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Gadar
    Gadar
    Dokumen20 halaman
    Gadar
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Cva Ich
    Cva Ich
    Dokumen21 halaman
    Cva Ich
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Diet Tetp
    Diet Tetp
    Dokumen14 halaman
    Diet Tetp
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Proposal Ronde
    Proposal Ronde
    Dokumen32 halaman
    Proposal Ronde
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Askep DM
    Askep DM
    Dokumen51 halaman
    Askep DM
    ganteng indra
    Belum ada peringkat
  • Erine Fibriani-Tugas Individu Jiwa
    Erine Fibriani-Tugas Individu Jiwa
    Dokumen20 halaman
    Erine Fibriani-Tugas Individu Jiwa
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Revisi M2
    Revisi M2
    Dokumen9 halaman
    Revisi M2
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Uas Gadar
    Uas Gadar
    Dokumen6 halaman
    Uas Gadar
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • HIL
    HIL
    Dokumen10 halaman
    HIL
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Bu Esti Fix
    Bu Esti Fix
    Dokumen17 halaman
    Bu Esti Fix
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Pathway SC
    Pathway SC
    Dokumen3 halaman
    Pathway SC
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Leaflet MIOMA
    Leaflet MIOMA
    Dokumen2 halaman
    Leaflet MIOMA
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Pathway KB Suntik
    Pathway KB Suntik
    Dokumen1 halaman
    Pathway KB Suntik
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Dokumen18 halaman
    Pneumonia
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Selulitis: Universitas Brawijaya
    Selulitis: Universitas Brawijaya
    Dokumen8 halaman
    Selulitis: Universitas Brawijaya
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Pathway SC
    Pathway SC
    Dokumen3 halaman
    Pathway SC
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • R24QA
    R24QA
    Dokumen13 halaman
    R24QA
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh KB Suntik 3 Bulan Terhadap IMT
    Pengaruh KB Suntik 3 Bulan Terhadap IMT
    Dokumen3 halaman
    Pengaruh KB Suntik 3 Bulan Terhadap IMT
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Peserta Penyuluhan
    Daftar Hadir Peserta Penyuluhan
    Dokumen1 halaman
    Daftar Hadir Peserta Penyuluhan
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • CIDERA
    CIDERA
    Dokumen14 halaman
    CIDERA
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Pathway SC
    Pathway SC
    Dokumen3 halaman
    Pathway SC
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Sap Fraktur
    Sap Fraktur
    Dokumen9 halaman
    Sap Fraktur
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • KMB
    KMB
    Dokumen1 halaman
    KMB
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • Diet Tetp
    Diet Tetp
    Dokumen14 halaman
    Diet Tetp
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • CIDERA
    CIDERA
    Dokumen14 halaman
    CIDERA
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • LP CA Mamae
    LP CA Mamae
    Dokumen18 halaman
    LP CA Mamae
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat
  • LP CA Mamae
    LP CA Mamae
    Dokumen18 halaman
    LP CA Mamae
    Erine Fibriani
    Belum ada peringkat