Anda di halaman 1dari 18

BAB 4.

NERACA MASSA DAN NERACA PANAS PADA DISTILASI


PS.MADUKISMO YOGYAKARTA

4.1 Distilasi
Distilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan menggunakan panas
sebagai pemisah atau “separating agent”. Jika larutan yang terdiri dari dua buah
komponen yang cukup mudah menguap, misalnya larutan benzene-toluena,
larutan n-Heptan dan n-Heksan dan larutan yang lain yang sejenis didihkan, maka
fase uap yang terbentuk akan mengandung komponen yang lebih mudah menguap
dalam jumlah yang relative lebih banyak dibandingkan dengan fase cair
(Geankoplis, 1938).
Distilasi dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu :
a. Pembentukan uap dengan jalan mendidihkan larutan yang akan dipisahkan dan
selanjutnya uap yang terbentuk diembunkan dengan tanpa adanya embunan
yang kembali dan berkontak dengan uap. Cara ini dibagi menjadi 2 macam
cara, yaitu : Distilasi keseimbangan dan distilasi sederhana atau diferensial.
b. Pembentukan uap dengan jalan mendidihkan larutan yang akan dipisahkan dan
selanjutnya mengembunkan uap yang terbentuk dan embun yang terjadi
sebagian dikembalikan supaya terjadi kontak anatara uap yang naik dan embun
yang dikembalikan. Cara yang kedua merupakan cara distilasi yang paling
banyak dijalankan dalam praktek, yang biasa disebut dengan rektifikasi
(Hardjono, 1984).
Pada cara rektifikasi ini umpan panas dimasukkan kedalam kolom
rektifikasi/fraksinasi pada suatu tempat tertentu. Didalam kolom, uap akan naik
keatas, sedangkan cairan akan turun kebawah. Uap yang meninggalkan kolom
rektifikasi setelah diembunkan oleh kondensor masuk ke dalam accumulator
refluks sebagai kondensat. Sebagian dari kondensat ini dikembalikan ke dalam
kolom sebagai refluks dan sebagian dipungut sebagai hasil puncak. Didalam
kolom, cairan yang turun kebawah akan berkontak dengan uap yang naik keatas
dan terjadi transfer massa dimana komponen ringan dalam fase cair akan
ditransfer kedalam fase uap, sedangkan komponen berat dalam fase uap akan

65
66

ditransfer kedalam fase cair. Dengan demikian maka komponen ringan akan
terkumpul dalam fase uap, sedangkan hasil puncak akan kaya dengan komponen
ringan dan hasil dasar akan kaya dengan komponen berat.
Didalam rektifikasi campuran dimana air akan diambil sebagai hasil dasar
atau dimana campuran yang mengalami rektifikasi tidak bercampur dengan air,
steam untuk pemanasan dapat langsung dimasukkan pada dasar kolom, proses ini
disebut kukus terbuka (open steam). Distilasi larutan air - alkohol yang terdapat
pada industri alkohol umumnya menggunakan metode tersebut (Hardjono, 1984).
Pada proses distilasi selain menentukan tingkat efisiensi, distilasi dalam
industri alkohol juga mempengaruhi mutu alkohol yang dihasilkan. Hal ini
disebabkan adanya ikutan yang dihasilkan oleh reaksi penguraian gula menjadi
alkohol dalam proses fermentasi. Sistem distilasi yang baik akan memisahkan
alkohol dari komponen-komponen lain seperti fusel, oil, ester dan asam-asam
organik. Oleh karena itu, pemahaman terhadap prinsip distilasi sangatlah penting
terutama dalam mencapai efisiensi yang optimal dan mutu yang dikehendaki.
Adapun macam – macam destilasi :
a. Destilasi atmosfer
Destilasi atmosfer adalah operasi yang digunakan pada proses pemisahan
suatu komponen dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didihnya dengan
menggunakan steam sebagai tenaga pemisah yang kondisi operasinya pada
tekanan atmosfer atau satu atmosfer. Destilasi ini banyak diterapkan pada industri
perminyakan dan industri penyulingan lainnya.
b. Destilasi Vakum
Destilasi vakum adalah operasi yang digunakan pada proses pemisahan
komponen dari campurannya dengan menggunakan tenaga panas sebagai tenaga
pemisah pada kondisi operasinya di bawah tekanan atmosfer dengan tujuan
menurunkan titik didih dari komponen – komponen yang akan dipisahkan. Hal ini
biasanya dilakukan untuk campuran yang memiliki kesetimbangan azeotrop (Joko
Suprapto.1985).
67

4.2 Neraca Massa dan Neraca Panas

Penentuan kapasitas peralatan pabrik serta kebutuhan energi suatu pabrik,


diperlukan perhitungan terhadap neraca massa dan neraca energi yang masuk dan
keluar dari suatu peralatan. Kedua neraca ini sangat diperlukan dalam penentuan
spesifikasi setiap peralatan proses. Jumlah panas yang dibutuhkan sesuai dengan
jumlah massa yang diproses. Demikian juga ukuran peralatan ditentukan oleh
jumlah massa yang harus ditangani.
4.2.1 Neraca Massa
Neraca massa merupakan penerapan dari pada prinsip kekekalan massa
pada satuan proses. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa ”massa tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dirubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain”. Perubahan dapat terjadi bila terjadi perubahan
energi, tetapi dalam reaksi kimia perubahan massa kecil sekali sehingga prinsip
kekekalan massa dapat diberlakukan.
4.2.2 Neraca Panas
Neraca panas dibuat pada peralatan yang berkaitan atau yang mengalami
interaksi panas. Ada beberapa macam tujuan dalam perhitungan neraca panas
antara lain untuk merancang : spesifikasi alat pemroses, jumlah bahan utilitas
yang diperlukan pada suatu alat proses dan total bahan utilitas yang
diperhitungkan pada suatu pabrik. Neraca panas didasarkan pada panas yang
masuk dan keluar dari suatu peralatan proses.
68

4.3 Alat Distilasi DI PS. MADUKISMO

Alat distilasi yang digunakan di PS.Madukismo adalah jenis bubble cap


tray. Bubble cap tray adalah suatu alat kontak uap-cairan yang menggunakan
“Bubble cap”, untuk mencapai tahap kesetimbangan. Bubble cap adalah “Cap”
atau tutup berupa mangkok terbalik dimana uap dapat masuk dari bawah tray dan
terdispersi pada permukaan bawah cairan melewati celah-celah yang terdapat pada
cap. Bubble cap yang dirancang dengan baik akan memberikan turbulensi massa
yang besar, sehingga efisiensi tray tinggi. Terdapat 2 keuntungan dalam
penggunaan Bubble cap tray :
1. Memungkinkan peralatan beroperasi pada kondisi yang beragam dengan
efisiensi yang relatife tetap.
2. Banyaknya data teknis dan pengalaman tentang Bubble cap tray akan
mendorong perancang memilih peralatan tersebut jika resiko yang ada cukup
tinggi (Barnaseoni,1995)
PS. Madukismo untuk proses distilasi menggunakan distilasi uap. Distilasi
uap adalah suatu proses dimana steam dikontakkan langsung dengan sistem
distilasinya (open steam). Di PS.Madukismo untuk proses distilasi open steam
digunakan uap bersuhu 100 - 110 oC dan bertekanan 0.6 kg/cm2. Panas dari steam
akan dapat langsung menguapkan alkohol setelah tercapai keseimbangan antara
fase uap dan fase cair.
Distilasi uap digunakan untuk menyaring suatu campuran dari zat-zat tidak
bercampur. Distilasi uap merupakan tipe khusus dari sebuah distilasi (proses
pemisahan) untuk suatu bahan yang sensitife terhadap suhu.
4.4 Proses Distilasi Alkohol
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat didihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori
bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
69

didihnya. Selain menentukan nilai efisiensi, distilasi dalam industri alkohol juga
mempengaruhi mutu alkohol yang dihasilkan. Hal ini disebabkan adanya ikutan
yang dihasilkan oleh reaksi penguraian gula menjadi alkohol dalam proses
fermentasi. Sistem distilasi yang baik akan memisahkan alkohol dari komponen
lain seperti aldehid, fusel oil dan ester serba asam organik, oleh karena itu
pemahaman terhadap prinsip-prinsip distilasi sangatlah penting terutama dalam
mencapai efisiensi yang optimal dan mutu yang dikehendaki.
4.5 Neraca Massa dan Neraca panas pada Proses Distilasi
Berdasarkan laporan dari pabrik pada tanggal 2 Februari s/d 23 Februari
2015 data operasional pada unit destilasi adalah :
Tabel 4.1 Data Operasional Unit Destilasi
Kapasitas Tangki 26 75.000 L
Volume Tangki 150 L/cm ketinggian
Flow Rate Beslag 81 cm/jam
Jumlah Beslag dibuang 1/3 Volume kerucut bag.bawah
Diameter dalam kerucut 4.47 m
Tinggi Kerucut 0.75 m
Brix larutan 10.5
Berat jenis larutan 1.03526 kg/lt
Berat jenis etanol 0.797075 kg/lt
Kadar alkohol 9.74%

Data Operasional pabrik pada tabel 4.1 digunakan dalam menghitung


jumlah beslag yang masuk ke kolom distilasi pertama atau Maische Kolom.
Berdasarkan perhitungan, jumlah beslag yang masuk ke Maische Kolom sebesar
12715.2214 kg/jam. Dalam menghitung jumlah beslag yang masuk, volume bahan
dari T-26 di buang sebanyak 1/3 Volume kerucut. Volume bahan pada T-26 yang
dibuang tersebut disebabkan oleh kerak, yang timbul karena adanya penambahan
superfloc. Apabila endapan tersebut tidak dibuang maka akan berpengaruh pada
proses distilasi. Umpan sebesar 12715.2214 kg/jam, masuk pada Maische Kolom
(Kolom Kasar) A dan Maische Kolom ( Kolom Kasar) B, sehingga umpan dari
masing-masing Maische kolom sebesar 6357.6107 kg/jam dan 6357.6107 kg/jam.
70

4.5.1 Neraca Massa dan Neraca Panas pada Maische Kolom A


Umpan (beslag) yang masuk pada Maische Kolom A sebesar 6357.6107
kg/jam dan besar Steam 1000 kg/jam. Pada Maische Kolom A output neraca
massa berupa distilat sebesar 1423.520 kg/jam dan hasil bawah berupa Vinasse
sebesar 5934.0907 kg/jam. Perhitungan neraca massa terdapat pada lembar
lampiran.
D = 1423.520 kg/jam
Xd = 43.5 %
Ts= 78 C

F = 6357.6107 kg/jam
Xf = 9.74 %
Tf= 78 C
Maische Kolom

S = 1000 kg/jam
P = 0.45 – 0.5 Bar
Ts= 110 C

W = 5934.0907 kg/jam
Ts= 110 C

Gambar 4.1 Neraca Massa Maische Kolom A

Jumlah Neraca massa input dan neraca massa Output adalah sama, dimana
besar massa input dan output pada Maische Kolom A sebesar 7357.6107 kg/jam.
Pada tabel 4.2 dapat dilihat komposisi dari Umpan berupa alkohol sebesar
619.232 kg/jam dan air 5738.3787 kg/jam, besar steam masuk 1000 kg/jam,
dengan hasil atas berupa alkohol sebesar 1423.520 kg/jam dan air sebesar 804.288
kg/jam, hasil atas yang berupa alkohol dan air menjadi umpan pada kolom
berikutnya yaitu umpan pada Voorloop Kolom.
Tabel 4.2 Neraca Massa Maische Kolom A
Keluar
Komposisi Masuk (kg/jam)
(Kg/jam)
Alkohol 619.232 0
Umpan
Air 5738.3787 0
Steam 1000 0
Alkohol 0 1423.520
Hasil Atas
Air 0 804.288
Hasil Bawah 0 5934.0907
Total 7357.6107 7357.6107
71

Perhitungan neraca panas di seluruh kolom distilasi menggunakan rumus :


Q = n × Cp × ∆T
Dimana nilai n didapat dari perkalian antara laju alir massa (m) dan berat molekul
larutan (BM). Dalam perhitungan neraca panas, jenis panas yang dihitung
meliputi Qf (panas umpan), Qs (panas steam), Qd (panas distilat), Qloss
(kehilangan panas) dan Qw (panas bawah/ bottom heat).

Qd = 419771.5682 Kj/jam

Qf = 1490713.514 Kj/jam
Maische Kolom A Qloss = 1140538.23 Kj/jam

Qs = 2260440 Kj/jam

Qw = 2190843.716 Kj/jam

Gambar 4.2 Neraca Panas pada Maische Kolom A

Pada neraca panas Maische Kolom A terdapat lima jenis panas, dimana
panas masuk (Qin) berupa Qf (panas umpan), dan Qs (panas steam) sedangkan
panas keluar meliputi Qd (panas distilat), Qloss (kehilangan panas) dan Qw
(panas bawah/ bottom heat). Berdasarkan rumus perhitungan neraca panas besar
dari masing- masing jenis panas dapat dilihat pada tabel 4.3. Nilai efisiensi panas
pada Maische Kolom A sebesar 69.595 %, dan penetuan nilai efisiensi panas
didasarkan pada rumus :
𝑄𝑜𝑢𝑡
η = x 100 %
𝑄 𝑖𝑛
( 𝑄𝐷+𝑄𝑊)
= x 100 %
(𝑄𝑓+𝑄𝑆)

Tabel 4.3 Neraca Panas Maische Kolom A


Jenis panas Qin( Kj/jam) Qout(Kj/jam)
Qf 1490713.514 0
Qs 2260440 0
Qd 0 419771.5682
Qw 0 2190843.716
Qlos 0 1140538.23
Total 3751153.514 3751153.514
Efisiensi 69.59499989
72

4.5.2 Neraca Massa dan Neraca Panas pada Maische Kolom B

Umpan (beslag) yang masuk pada Maische Kolom B sebesar 6357.6107


kg/jam dan besar Steam 1000 kg/jam. Pada Maische Kolom B output neraca
massa berupa distilat sebesar 1422.86 kg/jam dan hasil bawah berupa Vinasse
sebesar 5934.7478 kg/jam. Perhitungan neraca massa dapat dilihat pada lembar
lampiran.
D = 1422.86 kg/jam
Xd = 43.52 %
Ts= 78 C

F = 6357.6107 kg/jam
Xf = 9.74 %
Tf= 78 C
Maische Kolom

S = 1000 kg/jam
P = 0.45 – 0.5 Bar
Ts= 110 C

W = 5934.7478 kg/jam
Ts= 110 C

Gambar 4.3 Neraca Massa Maische Kolom B

Jumlah Neraca massa input dan neraca massa Output adalah sama, dimana
besar massa input dan output pada Maische Kolom A sebesar 7357.6107 kg/jam.
Pada tabel 4.4 dapat dilihat komposisi dari Umpan berupa alkohol sebesar
619.232 kg/jam dan air 5738.3787 kg/jam, besar steam masuk 1000 kg/jam,
dengan hasil atas berupa alkohol sebesar 619.23 kg/jam dan air sebesar 803.63
kg/jam, distilat alkohol (hasil atas) akan menjadi umpan di Voorloop Kolom.
Tabel 4.4 Neraca Massa Maische Kolom B
Keluar
Komposisi Masuk (kg/jam)
(Kg/jam)
Alkohol 619.231 0
Umpan
Air 5738.3787 0
Steam 1000 0
Alkohol 0 619.23
Hasil Atas
Air 0 803.63
Hasil Bawah 0 5934.7487
Total 7357.6097 7357.6087
73

Perhitungan neraca panas di seluruh kolom distilasi menggunakan rumus :


Q = n × Cp × ∆T
Dimana nilai n didapat dari perkalian antara laju alir massa (m) dan berat molekul
larutan (BM). Dalam perhitungan neraca panas, jenis panas yang dihitung
meliputi Qf (panas umpan), Qs (panas steam), Qd (panas distilat), Qloss
(kehilangan panas) dan Qw (panas bawah/ bottom heat).

Qd = 294920.4895 Kj/jam

Qf = 1490713.514 Kj/jam
Maische Kolom B Qloss = 1215349.068 Kj/jam

Qs = 2260440 Kj/jam

Qw = 2240883.957 Kj/jam

Gambar 4.4 Neraca Panas pada Maische Kolom B

Pada neraca panas Maische Kolom B terdapat lima jenis panas, dimana
panas masuk (Qin) berupa Qf (panas umpan), dan Qs (panas steam) sedangkan
panas keluar meliputi Qd (panas distilat), Qloss (kehilangan panas) dan Qw
(panas bawah/ bottom heat). Berdasarkan rumus perhitungan neraca panas besar
dari masing- masing jenis panas dapat dilihat pada tabel 4.5. Nilai efisiensi panas
pada Maische Kolom A sebesar 67.60 %. Penetuan nilai efisiensi didasarkan pada
rumus:
𝑄𝑜𝑢𝑡
η = x 100 %
𝑄 𝑖𝑛
( 𝑄𝐷+𝑄𝑊)
= x 100 %
(𝑄𝑓+𝑄𝑆)

Tabel 4.5 Neraca Panas pada Maische Kolom B


Jenis panas Qin( Kj/jam) Qout(Kj/jam)
Qf 1490713.514 0
Qs 2260440 0
Qd 0 294920.4895
Qw 0 2240883.957
Qlos 0 1215349.068
Total 3751153.514 3751153.515
Efisiensi 67.60065768
74

4.5.3 Neraca Massa dan Neraca Panas pada Vorloop kolom


Umpan (distilat Maische Kolom) yang masuk pada Vorloop kolom sebesar
2847.04 kg/jam dan besar Steam 800 kg/jam. Pada Vorloop kolom output neraca
massa berupa distilat sebesar 112.54 kg/jam dan hasil bawah berupa luther wasser
sebesar 3534.5006 kg/jam. Perhitungan neraca massa dapat dilihat pada lembar
lampiran.

D = 112.54 kg/jam
Xd = 94 %
Td = 79 C

F = 2847.04 kg/jam
Xf = 43.5 %
Tf= 78 C
Voorlop Kolom

S = 800 kg/jam
P = 0.45 – 0.5 Bar
Ts= 110 C

W = 3534.5006 kg/jam
Xw = 40.3 %
Tw = 108 C

Gambar 4.5 Gambar Neraca Massa Voorlop Kolom

Jumlah Neraca massa input dan neraca massa Output adalah sama, dimana
besar massa input dan output pada Voorlop Kolom sebesar 3647.04 kg/jam. Pada
tabel 4.6 dapat dilihat komposisi dari Umpan berupa alkohol sebesar 1238.462
kg/jam dan air 1608.578 kg/jam, besar steam masuk 800 kg/jam, dengan hasil atas
berupa alkohol sebesar 105.7876 kg/jam dan air sebesar 6.7524 kg/jam, distilat
alkohol (hasil atas) akan menjadi umpan di Rektifiser Kolom.
Tabel 4.6 Neraca Massa Voorlop Kolom

Keluar
Komposisi Masuk (kg/jam)
(Kg/jam)
Alkohol 1238.462 0
Umpan
Air 1608.578 0
Steam 800 0
Alkohol 0 105.7876
Hasil Atas
Air 0 6.7524
Hasil Bawah 0 3534.5006
Total 3647.04 3647.0406
75

Perhitungan neraca panas di seluruh kolom distilasi menggunakan rumus :


Q = n × Cp × ∆T
Dimana nilai n didapat dari perkalian antara laju alir massa (m) dan berat molekul
larutan (BM). Dalam perhitungan neraca panas, jenis panas yang dihitung
meliputi Qf (panas umpan), Qs (panas steam), Qd (panas distilat), Qloss
(kehilangan panas) dan Qw (panas bawah/ bottom heat).

Qd = 18071.55319 Kj/jam

Qf = 580164.693 Kj/jam
Voorlop Kolom Qloss = 1065521.03 Kj/jam

Qs = 1808352 Kj/jam

Qw = 1304924.112 Kj/jam

Gambar 4.6 Neraca Panas pada Voorlop Kolom

Pada neraca panas Voorlop Kolom terdapat lima jenis panas, dimana panas
masuk (Qin) berupa Qf (panas umpan), dan Qs (panas steam) sedangkan panas
keluar meliputi Qd (panas distilat), Qloss (kehilangan panas) dan Qw (panas
bawah/ bottom heat). Berdasarkan rumus perhitungan neraca panas besar dari
masing- masing jenis panas dapat dilihat pada tabel 4.7. Nilai efisiensi panas pada
Voorlop Kolom sebesar 55.38 %. Penetuan nilai efisiensi didasarkan pada rumus :
𝑄𝑜𝑢𝑡
η = x 100 %
𝑄 𝑖𝑛
( 𝑄𝐷+𝑄𝑊)
= x 100 %
(𝑄𝑓+𝑄𝑆)

Tabel 4.7 Neraca Panas Voorlop Kolom


Jenis panas Qin( Kj/jam) Qout(Kj/jam)
Qf 580164.693 0
Qs 1808352 0
Qd 0 18071.55319
Qw 0 1304924.112
Qlos 0 1065521.03
Total 2388516.693 2388516.695
Efisiensi 55.3898437
76

4.5.4 Neraca Massa dan Neraca Panas pada Rektifiser Kolom


Umpan (distilat Voorlop Kolom) yang masuk pada Rektifiser sebesar
3534.5008 kg/jam dan besar Steam 1200 kg/jam. Pada Vorloop kolom output
neraca massa berupa distilat sebesar 714.165 kg/jam, hasil tengah berupa alkohol
muda sebesar 1356.275 kg/jam dan hasil bawah berupa luther wasser sebesar
2664.073 kg/jam. Perhitungan neraca massa dapat dilihat pada lembar lampiran.
D = 714.165 kg/jam
Xd = 95 %
Td = 79 C

F = 3534.5006 kg/jam
Xf = 40.3 %
Tf= 78 C T = 1356.275 kg/jam
Rektifiser Kolom Xt = 55 %
Tt = 80 C
S = 1200 kg/jam
P = 0.45 – 0.5 Bar
Ts= 110 C

W = 2664.07375 kg/jam
Tw= 106 C

Gambar 4.7 Neraca Massa Rektifiser Kolom

Pada tabel 4.8 dapat dilihat komposisi dari Umpan berupa alkohol sebesar
1424.403kg/jam dan air 2110.097kg/jam, besar steam masuk 1200 kg/jam, dengan
hasil atas berupa alkohol sebesar 678.45675 kg/jam dan air sebesar 35.70825
kg/jam, hasil tengah berupa alkohol dan air akan menjadi umpan pada kolom
berikutnya (Nachloop Kolom) sebesar 1356.275 kg/jam.
Tabel 4.8 Neraca massa pada Rektifiser Kolom
Masuk Keluar
Komposisi
(kg/jam) (Kg/jam)
Alkohol 1424.403742 0
Umpan
Air 2110.097 0
Steam 1200 0
Alkohol 0 678.45675
Hasil Atas
Air 0 35.70825
Hasil Alkohol 0 745.96
Tengah Air 0 610.315
Hasil Bawah 0 2664.07375
Total 4734.500 4734.513
77

Perhitungan neraca panas di seluruh kolom distilasi menggunakan rumus :


Q = n × Cp × ∆T
Dimana nilai n didapat dari perkalian antara laju alir massa (m) dan berat molekul
larutan (BM). Dalam perhitungan neraca panas, jenis panas yang dihitung
meliputi Qf (panas umpan), Qs (panas steam), Qd (panas distilat), Qa (panas
tengah), Qloss (kehilangan panas) dan Qw (panas bawah/ bottom heat).

Qd = 114019.249 Kj/jam

Qf = 730539.0034 Kj/jam Qa = 271236.7989 Kj/jam

Rektifiser Kolom
Qloss = 2096598.873 Kj/jam
Qs = 2712528 Kj/jam

Qw = 961212.0766 Kj/jam

Gambar 4.8 Neraca Panas pada Rektifiser Kolom

Pada neraca panas Rektifiser Kolom terdapat enam jenis panas, dimana
panas masuk (Qin) berupa Qf (panas umpan), dan Qs (panas steam) sedangkan
panas keluar meliputi Qd (panas distilat), Qa (panas tengah), Qloss (kehilangan
panas) dan Qw (panas bawah/ bottom heat). Nilai efisiensi panas pada Rektifiser
Kolom sebesar 39.106 %. Penetuan nilai efisiensi didasarkan pada rumus :
𝑄𝑜𝑢𝑡
η = x 100%
𝑄 𝑖𝑛
( 𝑄𝐷+𝑄𝑎+ 𝑄𝑊)
= x 100%
(𝑄𝑓+𝑄𝑆)

Tabel 4.9 Neraca Panas pada Rektifiser Kolom


Jenis panas Qin( Kj/jam) Qout(Kj/jam)
Qf 730539.0034 0
Qs 2712528 0
Qd 0 114019.249
Qa 0 271236.7989
Qw 0 961212.0766
Qlos 0 2096598.878
Total 3443067.003 3443067.003
Efisiensi 39.10664893
78

4.5.5 Neraca Massa dan Neraca Panas pada Nachloop Kolom


Umpan (distilat Rektifiser Kolom) yang masuk pada Nachloop kolom
sebesar 1356.275 kg/jam dan besar Steam 1000 kg/jam. Pada Nachloop kolom
output neraca massa berupa distilat sebesar 785.212 kg/jam dan hasil bawah
berupa luther wasser sebesar 1571.064 kg/jam. Perhitungan neraca massa dapat
dilihat pada lembar lampiran.
D = 785.212 kg/jam
Xd = 95 %
Td = 80 C

F = 1356.275 kg/jam
Xf = 55 %
Tf= 78 C
Nachloop Kolom

S = 1000 kg/jam
P = 0.45 – 0.5 Bar
Ts= 110 C

W = 1571.064 kg/jam
Tw= 108 C

Gambar 4.9 Neraca Massa Nachloop Kolom

Jumlah Neraca massa input dan neraca massa Output adalah sama, dimana
besar massa input dan output pada Nachloop Kolom sebesar 2356.275 kg/jam.
Pada tabel 4.10 dapat dilihat komposisi dari Umpan berupa alkohol sebesar
745.95125 kg/jam dan air 610.32375 kg/jam, besar steam masuk 1000 kg/jam,
dengan hasil atas berupa alkohol sebesar 745.95125 kg/jam dan air sebesar 39.260
kg/jam.
Tabel 4.10 Neraca Massa pada nachloop kolom
Keluar
Komposisi Masuk (kg/jam)
(Kg/jam)
Alkohol 745.95125 0
Umpan
Air 610.32375 0
Steam 1000 0
Alkohol 0 745.95125
Hasil Atas
Air 0 39.2605921
Hasil Bawah 0 1571.064
Total 2356.275 2356.275
79

Perhitungan neraca panas di seluruh kolom distilasi menggunakan rumus :


Q = n × Cp × ∆T
Dimana nilai n didapat dari perkalian antara laju alir massa (m) dan berat molekul
larutan (BM). Dalam perhitungan neraca panas, jenis panas yang dihitung
meliputi Qf (panas umpan), Qs (panas steam), Qd (panas distilat), Qloss
(kehilangan panas) dan Qw (panas bawah/ bottom heat).

Qd = 127486.9389 Kj/jam

Qf = 262196.3679 Kj/jam
Nachloop Kolom Qloss = 1815118.605 Kj/jam

Qs = 2260440 Kj/jam

Qw = 580030.8238 Kj/jam

Gambar 4.10 Neraca Panas pada Nachloop Kolom

Pada neraca panas Nachloop Kolom terdapat lima jenis panas, dimana
panas masuk (Qin) berupa Qf (panas umpan), dan Qs (panas steam) sedangkan
panas keluar meliputi Qd (panas distilat), Qloss (kehilangan panas) dan Qw
(panas bawah/ bottom heat). Besar dari masing- masing nilai jenis panas dapat
dilihat pada tabel 4.11. Nilai efisiensi panas pada Nachloop Kolom sebesar
28.046%. Penetuan nilai efisiensi didasarkan pada rumus :
𝑄𝑜𝑢𝑡
η = x 100 %
𝑄 𝑖𝑛
( 𝑄𝐷+𝑄𝑊)
= x 100 %
(𝑄𝑓+𝑄𝑆)

Tabel 4.11 Neraca Panas Pada Nachloop Kolom


Jenis panas Qin( Kj/jam) Qout(Kj/jam)
Qf 262196.3679 0
Qs 2260440 0
Qd 0 127486.9389
Qw 0 580030.8238
Qlos 0 1815118.605
Total 2522636.368 2522636.368
Efisiensi 28.04675981
80

4.6 Pembahasan
Pada proses penyulingan, steam yang digunakan berasal dari Boiler tipe
pipa api yang ada di PS. Madukismo, steam yang dihasilkan ± 5 ton/jam. Steam
yang dihasilkan tersebut di suplay untuk kebutuhan penyulingan. Untuk
menghasilkan uap sebesar ± 5 ton/jam, boiler membutuhkan bahan bakar batu
bara ±15000 kg/hari, dengan nilai kalor batu bara sebesar 75000 kkal/kg.
Dalam proses distilasi ini terdapat beberapa macam aliran proses, yaitu :
Aliran umpan (feed), aliran yang masuk ke kolom distilasi. Pada neraca massa
distilasi ini, umpan (feed) Maische kolom berupa beslag dialirkan dari tangki T-
26. Aliran produk, aliran yang keluar dari kolom distilasi. Aliran produk pada
kolom distilasi ini berupa distilat (produk atas) dan produk bawah (buttom
product/ vinasse) dan aliran terakhir yaitu aliran internal berupa aliran uap (vapor
steam) dan aliran cair (liquid steam).
Jumlah neraca massa terbesar berada pada Maische Kolom A dan B yakni
sebesar ±12715.221 kg/jam. Hal tersebut disebabkan Maische Kolom A dan B
merupakan kolom distilasi pertama (kolom kasar) yang bertujuan memisahkan
alkohol dari larutan beslag. Total Umpan (feed) sebesar 12715.221 kg/jam,
menghasilkan alkohol prima kadar 95% sebesar 785.212 kg/jam yang merupakan
distilat (hasil atas) nachloop kolom dan alkohol teknis kadar 94% sebesar 2700.96
kg/jam yang merupakan distilat (hasil atas) Voorloop kolom.
Penggunaan panas terbesar juga berada pada Maische Kolom, hal tersebut
disebabkan semakin besar massa yang digunakan maka kebutuhan panas juga
akan semakin besar. Jumlah steam yang dikonsumsi oleh masing-masing kolom
dalam perhitungan neraca panas sebesar, Masiche Column A dan B = 2000
kg/jam, Vorloop Column = 800 kg/jam, Rektifiser Column = 1200 kg/jam dan
Nachloop Column = 1000 kg/jam. Konsumsi kalor berdasarkan steam pada
masing-masing kolom, Masiche Column A dan B = 7502307.05 kJ/jam, Vorloop
Column = 2388516.693 kJ/jam, Rektifiser Column = 3443067.003 dan Nachloop
Column = 2522636.368 kJ/jam. Adapun nilai efisiensi panas pada ke lima buah
kolom berdasarkan hasil perhitungan dan konsumsi uap dari tiap – tiap kolom
adalah sebagai berikut :
81

Tabel 4.12 Efisiensi panas penyulingan


Efisiensi Panas
Efisiensi ideal menara
Kolom Distilasi
Panas (%) distilasi
(MCcabe,1985)
Maische Kolom A 69.59
Maische Kolom B 67.6
Vorloop Kolom 55.38 30 - 70%
Rektifiser Kolom 39.1
Nachloop Kolom 28.04

Efisiensi panas tertinggi sebesar 69.59%, losses panas 30.41% berada


pada Maische Kolom A dan efisiensi panas terendah berada pada Nachloop
Kolom sebesar 28.04% losses panas 71.96%. Efisiensi panas Maische Kolom B
67.6% losses panas 32.4%, Vorloop Kolom 55.38% losses panas 44.62% dan
Rektifiser Kolom 39.1% losses panas 60.9%. Penurunan efisiensi panas dari
kolom ke kolom disebabkan karena besar massa dari kolom pertama ke kolom
berikutnya semakin menurun sehingga besar efisiensi panas juga semakin rendah.
Faktor – faktor lain yang mempengaruhi kehilangan panas (losses) adalah:
Gesekan yang terjadi di sepanjang aliran, panas yang hilang akibat gesekan dapat
terjadi antara elemen fluida dan antara fluida dengan dinding sepanjang saluran.
Perbedaan Suhu juga merupakan faktor kehilangan panas, karena perbedaan panas
yang terjadi anatara sistem dan lingkungannya, sehingga terjadi kehilangan panas
dari sistem ke lingkungan yang menyebabkan losses. Umur pakai (life time) dari
masing-masing kolom/menara juga mempengaruhi. Semakin lama massa pakai
suatu peralatan maka kinerjanya akan semakin menurun.
Efisiensi panas pada kolom-kolom tersebut termasuk ideal, karena
keadaan ideal efisiensi menara berkisar antara 30 - 70% (McCabe et.al 1985).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa efisiensi panas pada menara distilasi di
PS.Madukismo tergolong ideal. Hanya pada Nachloop Kolom (kolom terakhir),
efisiensi dibawah kisaran ideal hal tersebut disebabkan oleh jumlah massa yang
masuk rendah, di samping itu kolom dari menara Nachloop belum dilakukan
penggantian kolom, sedangkan ketiga menara lainnya sudah dilakukan
penggantian kolom.
82

Kadar alkohol yang dihasilkan oleh PS.Madukismo Yogyakarta 94% v/v


alkohol teknis dan 95% v/v alkohol Prima. Alkohol kadar 95 % v/v sudah tidak
dapat dinaikkan lagi kadarnya. Hal tersebut disebabkan oleh salah satu sifat
alkohol yaitu Azeotrop. Ethanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop.
Azeotrop merupakan campuran dari dua atau lebih larutan (kimia) dengan
perbandingan tertentu, dimana komposisi ini tetap/tidak bisa diubah lagi dengan
cara destilasi sederhana. Saat campuran azeotrop didihkan, uap yang terbentuk
memiliki komposisi yang sama dengan cairannya. Karena komposisinya yang
tidak berubah oleh pendidihan, azeotrop dikenal dengan istilah campuran didih
tetap (Constant boiling mixture) (Kusuma dan Dwiatmiko,2009). Kondisi ini
terjadi karena ketika azeotrop di didihkan, uap yang dihasilkan juga memiliki
perbandingan konsentrasi yang sama dengan larutannya semula akibat ikatan
antar molekul pada kedua larutannya (Supriyono, 2011). Karena itu pemurnian
etanol yang mengandung air dengan cara distilasi fraksional hanya mampu
menghasilkan etanol dengan kemurnian 95%. Setelah komposisi ini telah dicapai,
cairan dan uap memiliki komposisi yang sama dan tidak ada pemisahan lebih
lanjut yang terjadi. Azeotrop dapat didistilasi dengan menggunakan tambahan
pelarut tertentu untuk memisahkan air. Salah satu caranya adalah dengan
melakukan dehidrasi. Untuk mendapatkan kadar alkohol sebesar 99.9 -100%,
tidak dapat dilakukan dengan cara distilasi, perlu adanya proses dehidrasi.
Dehidrasi merupakan proses penghilangan senyawa hidrat pada etanol untuk
menghasilkan di etil eter.

Anda mungkin juga menyukai