Neraca Massa Neraca Panas Dan Efisiensi PDF
Neraca Massa Neraca Panas Dan Efisiensi PDF
4.1 Distilasi
Distilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan menggunakan panas
sebagai pemisah atau “separating agent”. Jika larutan yang terdiri dari dua buah
komponen yang cukup mudah menguap, misalnya larutan benzene-toluena,
larutan n-Heptan dan n-Heksan dan larutan yang lain yang sejenis didihkan, maka
fase uap yang terbentuk akan mengandung komponen yang lebih mudah menguap
dalam jumlah yang relative lebih banyak dibandingkan dengan fase cair
(Geankoplis, 1938).
Distilasi dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu :
a. Pembentukan uap dengan jalan mendidihkan larutan yang akan dipisahkan dan
selanjutnya uap yang terbentuk diembunkan dengan tanpa adanya embunan
yang kembali dan berkontak dengan uap. Cara ini dibagi menjadi 2 macam
cara, yaitu : Distilasi keseimbangan dan distilasi sederhana atau diferensial.
b. Pembentukan uap dengan jalan mendidihkan larutan yang akan dipisahkan dan
selanjutnya mengembunkan uap yang terbentuk dan embun yang terjadi
sebagian dikembalikan supaya terjadi kontak anatara uap yang naik dan embun
yang dikembalikan. Cara yang kedua merupakan cara distilasi yang paling
banyak dijalankan dalam praktek, yang biasa disebut dengan rektifikasi
(Hardjono, 1984).
Pada cara rektifikasi ini umpan panas dimasukkan kedalam kolom
rektifikasi/fraksinasi pada suatu tempat tertentu. Didalam kolom, uap akan naik
keatas, sedangkan cairan akan turun kebawah. Uap yang meninggalkan kolom
rektifikasi setelah diembunkan oleh kondensor masuk ke dalam accumulator
refluks sebagai kondensat. Sebagian dari kondensat ini dikembalikan ke dalam
kolom sebagai refluks dan sebagian dipungut sebagai hasil puncak. Didalam
kolom, cairan yang turun kebawah akan berkontak dengan uap yang naik keatas
dan terjadi transfer massa dimana komponen ringan dalam fase cair akan
ditransfer kedalam fase uap, sedangkan komponen berat dalam fase uap akan
65
66
ditransfer kedalam fase cair. Dengan demikian maka komponen ringan akan
terkumpul dalam fase uap, sedangkan hasil puncak akan kaya dengan komponen
ringan dan hasil dasar akan kaya dengan komponen berat.
Didalam rektifikasi campuran dimana air akan diambil sebagai hasil dasar
atau dimana campuran yang mengalami rektifikasi tidak bercampur dengan air,
steam untuk pemanasan dapat langsung dimasukkan pada dasar kolom, proses ini
disebut kukus terbuka (open steam). Distilasi larutan air - alkohol yang terdapat
pada industri alkohol umumnya menggunakan metode tersebut (Hardjono, 1984).
Pada proses distilasi selain menentukan tingkat efisiensi, distilasi dalam
industri alkohol juga mempengaruhi mutu alkohol yang dihasilkan. Hal ini
disebabkan adanya ikutan yang dihasilkan oleh reaksi penguraian gula menjadi
alkohol dalam proses fermentasi. Sistem distilasi yang baik akan memisahkan
alkohol dari komponen-komponen lain seperti fusel, oil, ester dan asam-asam
organik. Oleh karena itu, pemahaman terhadap prinsip distilasi sangatlah penting
terutama dalam mencapai efisiensi yang optimal dan mutu yang dikehendaki.
Adapun macam – macam destilasi :
a. Destilasi atmosfer
Destilasi atmosfer adalah operasi yang digunakan pada proses pemisahan
suatu komponen dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didihnya dengan
menggunakan steam sebagai tenaga pemisah yang kondisi operasinya pada
tekanan atmosfer atau satu atmosfer. Destilasi ini banyak diterapkan pada industri
perminyakan dan industri penyulingan lainnya.
b. Destilasi Vakum
Destilasi vakum adalah operasi yang digunakan pada proses pemisahan
komponen dari campurannya dengan menggunakan tenaga panas sebagai tenaga
pemisah pada kondisi operasinya di bawah tekanan atmosfer dengan tujuan
menurunkan titik didih dari komponen – komponen yang akan dipisahkan. Hal ini
biasanya dilakukan untuk campuran yang memiliki kesetimbangan azeotrop (Joko
Suprapto.1985).
67
didihnya. Selain menentukan nilai efisiensi, distilasi dalam industri alkohol juga
mempengaruhi mutu alkohol yang dihasilkan. Hal ini disebabkan adanya ikutan
yang dihasilkan oleh reaksi penguraian gula menjadi alkohol dalam proses
fermentasi. Sistem distilasi yang baik akan memisahkan alkohol dari komponen
lain seperti aldehid, fusel oil dan ester serba asam organik, oleh karena itu
pemahaman terhadap prinsip-prinsip distilasi sangatlah penting terutama dalam
mencapai efisiensi yang optimal dan mutu yang dikehendaki.
4.5 Neraca Massa dan Neraca panas pada Proses Distilasi
Berdasarkan laporan dari pabrik pada tanggal 2 Februari s/d 23 Februari
2015 data operasional pada unit destilasi adalah :
Tabel 4.1 Data Operasional Unit Destilasi
Kapasitas Tangki 26 75.000 L
Volume Tangki 150 L/cm ketinggian
Flow Rate Beslag 81 cm/jam
Jumlah Beslag dibuang 1/3 Volume kerucut bag.bawah
Diameter dalam kerucut 4.47 m
Tinggi Kerucut 0.75 m
Brix larutan 10.5
Berat jenis larutan 1.03526 kg/lt
Berat jenis etanol 0.797075 kg/lt
Kadar alkohol 9.74%
F = 6357.6107 kg/jam
Xf = 9.74 %
Tf= 78 C
Maische Kolom
S = 1000 kg/jam
P = 0.45 – 0.5 Bar
Ts= 110 C
W = 5934.0907 kg/jam
Ts= 110 C
Jumlah Neraca massa input dan neraca massa Output adalah sama, dimana
besar massa input dan output pada Maische Kolom A sebesar 7357.6107 kg/jam.
Pada tabel 4.2 dapat dilihat komposisi dari Umpan berupa alkohol sebesar
619.232 kg/jam dan air 5738.3787 kg/jam, besar steam masuk 1000 kg/jam,
dengan hasil atas berupa alkohol sebesar 1423.520 kg/jam dan air sebesar 804.288
kg/jam, hasil atas yang berupa alkohol dan air menjadi umpan pada kolom
berikutnya yaitu umpan pada Voorloop Kolom.
Tabel 4.2 Neraca Massa Maische Kolom A
Keluar
Komposisi Masuk (kg/jam)
(Kg/jam)
Alkohol 619.232 0
Umpan
Air 5738.3787 0
Steam 1000 0
Alkohol 0 1423.520
Hasil Atas
Air 0 804.288
Hasil Bawah 0 5934.0907
Total 7357.6107 7357.6107
71
Qd = 419771.5682 Kj/jam
Qf = 1490713.514 Kj/jam
Maische Kolom A Qloss = 1140538.23 Kj/jam
Qs = 2260440 Kj/jam
Qw = 2190843.716 Kj/jam
Pada neraca panas Maische Kolom A terdapat lima jenis panas, dimana
panas masuk (Qin) berupa Qf (panas umpan), dan Qs (panas steam) sedangkan
panas keluar meliputi Qd (panas distilat), Qloss (kehilangan panas) dan Qw
(panas bawah/ bottom heat). Berdasarkan rumus perhitungan neraca panas besar
dari masing- masing jenis panas dapat dilihat pada tabel 4.3. Nilai efisiensi panas
pada Maische Kolom A sebesar 69.595 %, dan penetuan nilai efisiensi panas
didasarkan pada rumus :
𝑄𝑜𝑢𝑡
η = x 100 %
𝑄 𝑖𝑛
( 𝑄𝐷+𝑄𝑊)
= x 100 %
(𝑄𝑓+𝑄𝑆)
F = 6357.6107 kg/jam
Xf = 9.74 %
Tf= 78 C
Maische Kolom
S = 1000 kg/jam
P = 0.45 – 0.5 Bar
Ts= 110 C
W = 5934.7478 kg/jam
Ts= 110 C
Jumlah Neraca massa input dan neraca massa Output adalah sama, dimana
besar massa input dan output pada Maische Kolom A sebesar 7357.6107 kg/jam.
Pada tabel 4.4 dapat dilihat komposisi dari Umpan berupa alkohol sebesar
619.232 kg/jam dan air 5738.3787 kg/jam, besar steam masuk 1000 kg/jam,
dengan hasil atas berupa alkohol sebesar 619.23 kg/jam dan air sebesar 803.63
kg/jam, distilat alkohol (hasil atas) akan menjadi umpan di Voorloop Kolom.
Tabel 4.4 Neraca Massa Maische Kolom B
Keluar
Komposisi Masuk (kg/jam)
(Kg/jam)
Alkohol 619.231 0
Umpan
Air 5738.3787 0
Steam 1000 0
Alkohol 0 619.23
Hasil Atas
Air 0 803.63
Hasil Bawah 0 5934.7487
Total 7357.6097 7357.6087
73
Qd = 294920.4895 Kj/jam
Qf = 1490713.514 Kj/jam
Maische Kolom B Qloss = 1215349.068 Kj/jam
Qs = 2260440 Kj/jam
Qw = 2240883.957 Kj/jam
Pada neraca panas Maische Kolom B terdapat lima jenis panas, dimana
panas masuk (Qin) berupa Qf (panas umpan), dan Qs (panas steam) sedangkan
panas keluar meliputi Qd (panas distilat), Qloss (kehilangan panas) dan Qw
(panas bawah/ bottom heat). Berdasarkan rumus perhitungan neraca panas besar
dari masing- masing jenis panas dapat dilihat pada tabel 4.5. Nilai efisiensi panas
pada Maische Kolom A sebesar 67.60 %. Penetuan nilai efisiensi didasarkan pada
rumus:
𝑄𝑜𝑢𝑡
η = x 100 %
𝑄 𝑖𝑛
( 𝑄𝐷+𝑄𝑊)
= x 100 %
(𝑄𝑓+𝑄𝑆)
D = 112.54 kg/jam
Xd = 94 %
Td = 79 C
F = 2847.04 kg/jam
Xf = 43.5 %
Tf= 78 C
Voorlop Kolom
S = 800 kg/jam
P = 0.45 – 0.5 Bar
Ts= 110 C
W = 3534.5006 kg/jam
Xw = 40.3 %
Tw = 108 C
Jumlah Neraca massa input dan neraca massa Output adalah sama, dimana
besar massa input dan output pada Voorlop Kolom sebesar 3647.04 kg/jam. Pada
tabel 4.6 dapat dilihat komposisi dari Umpan berupa alkohol sebesar 1238.462
kg/jam dan air 1608.578 kg/jam, besar steam masuk 800 kg/jam, dengan hasil atas
berupa alkohol sebesar 105.7876 kg/jam dan air sebesar 6.7524 kg/jam, distilat
alkohol (hasil atas) akan menjadi umpan di Rektifiser Kolom.
Tabel 4.6 Neraca Massa Voorlop Kolom
Keluar
Komposisi Masuk (kg/jam)
(Kg/jam)
Alkohol 1238.462 0
Umpan
Air 1608.578 0
Steam 800 0
Alkohol 0 105.7876
Hasil Atas
Air 0 6.7524
Hasil Bawah 0 3534.5006
Total 3647.04 3647.0406
75
Qd = 18071.55319 Kj/jam
Qf = 580164.693 Kj/jam
Voorlop Kolom Qloss = 1065521.03 Kj/jam
Qs = 1808352 Kj/jam
Qw = 1304924.112 Kj/jam
Pada neraca panas Voorlop Kolom terdapat lima jenis panas, dimana panas
masuk (Qin) berupa Qf (panas umpan), dan Qs (panas steam) sedangkan panas
keluar meliputi Qd (panas distilat), Qloss (kehilangan panas) dan Qw (panas
bawah/ bottom heat). Berdasarkan rumus perhitungan neraca panas besar dari
masing- masing jenis panas dapat dilihat pada tabel 4.7. Nilai efisiensi panas pada
Voorlop Kolom sebesar 55.38 %. Penetuan nilai efisiensi didasarkan pada rumus :
𝑄𝑜𝑢𝑡
η = x 100 %
𝑄 𝑖𝑛
( 𝑄𝐷+𝑄𝑊)
= x 100 %
(𝑄𝑓+𝑄𝑆)
F = 3534.5006 kg/jam
Xf = 40.3 %
Tf= 78 C T = 1356.275 kg/jam
Rektifiser Kolom Xt = 55 %
Tt = 80 C
S = 1200 kg/jam
P = 0.45 – 0.5 Bar
Ts= 110 C
W = 2664.07375 kg/jam
Tw= 106 C
Pada tabel 4.8 dapat dilihat komposisi dari Umpan berupa alkohol sebesar
1424.403kg/jam dan air 2110.097kg/jam, besar steam masuk 1200 kg/jam, dengan
hasil atas berupa alkohol sebesar 678.45675 kg/jam dan air sebesar 35.70825
kg/jam, hasil tengah berupa alkohol dan air akan menjadi umpan pada kolom
berikutnya (Nachloop Kolom) sebesar 1356.275 kg/jam.
Tabel 4.8 Neraca massa pada Rektifiser Kolom
Masuk Keluar
Komposisi
(kg/jam) (Kg/jam)
Alkohol 1424.403742 0
Umpan
Air 2110.097 0
Steam 1200 0
Alkohol 0 678.45675
Hasil Atas
Air 0 35.70825
Hasil Alkohol 0 745.96
Tengah Air 0 610.315
Hasil Bawah 0 2664.07375
Total 4734.500 4734.513
77
Qd = 114019.249 Kj/jam
Rektifiser Kolom
Qloss = 2096598.873 Kj/jam
Qs = 2712528 Kj/jam
Qw = 961212.0766 Kj/jam
Pada neraca panas Rektifiser Kolom terdapat enam jenis panas, dimana
panas masuk (Qin) berupa Qf (panas umpan), dan Qs (panas steam) sedangkan
panas keluar meliputi Qd (panas distilat), Qa (panas tengah), Qloss (kehilangan
panas) dan Qw (panas bawah/ bottom heat). Nilai efisiensi panas pada Rektifiser
Kolom sebesar 39.106 %. Penetuan nilai efisiensi didasarkan pada rumus :
𝑄𝑜𝑢𝑡
η = x 100%
𝑄 𝑖𝑛
( 𝑄𝐷+𝑄𝑎+ 𝑄𝑊)
= x 100%
(𝑄𝑓+𝑄𝑆)
F = 1356.275 kg/jam
Xf = 55 %
Tf= 78 C
Nachloop Kolom
S = 1000 kg/jam
P = 0.45 – 0.5 Bar
Ts= 110 C
W = 1571.064 kg/jam
Tw= 108 C
Jumlah Neraca massa input dan neraca massa Output adalah sama, dimana
besar massa input dan output pada Nachloop Kolom sebesar 2356.275 kg/jam.
Pada tabel 4.10 dapat dilihat komposisi dari Umpan berupa alkohol sebesar
745.95125 kg/jam dan air 610.32375 kg/jam, besar steam masuk 1000 kg/jam,
dengan hasil atas berupa alkohol sebesar 745.95125 kg/jam dan air sebesar 39.260
kg/jam.
Tabel 4.10 Neraca Massa pada nachloop kolom
Keluar
Komposisi Masuk (kg/jam)
(Kg/jam)
Alkohol 745.95125 0
Umpan
Air 610.32375 0
Steam 1000 0
Alkohol 0 745.95125
Hasil Atas
Air 0 39.2605921
Hasil Bawah 0 1571.064
Total 2356.275 2356.275
79
Qd = 127486.9389 Kj/jam
Qf = 262196.3679 Kj/jam
Nachloop Kolom Qloss = 1815118.605 Kj/jam
Qs = 2260440 Kj/jam
Qw = 580030.8238 Kj/jam
Pada neraca panas Nachloop Kolom terdapat lima jenis panas, dimana
panas masuk (Qin) berupa Qf (panas umpan), dan Qs (panas steam) sedangkan
panas keluar meliputi Qd (panas distilat), Qloss (kehilangan panas) dan Qw
(panas bawah/ bottom heat). Besar dari masing- masing nilai jenis panas dapat
dilihat pada tabel 4.11. Nilai efisiensi panas pada Nachloop Kolom sebesar
28.046%. Penetuan nilai efisiensi didasarkan pada rumus :
𝑄𝑜𝑢𝑡
η = x 100 %
𝑄 𝑖𝑛
( 𝑄𝐷+𝑄𝑊)
= x 100 %
(𝑄𝑓+𝑄𝑆)
4.6 Pembahasan
Pada proses penyulingan, steam yang digunakan berasal dari Boiler tipe
pipa api yang ada di PS. Madukismo, steam yang dihasilkan ± 5 ton/jam. Steam
yang dihasilkan tersebut di suplay untuk kebutuhan penyulingan. Untuk
menghasilkan uap sebesar ± 5 ton/jam, boiler membutuhkan bahan bakar batu
bara ±15000 kg/hari, dengan nilai kalor batu bara sebesar 75000 kkal/kg.
Dalam proses distilasi ini terdapat beberapa macam aliran proses, yaitu :
Aliran umpan (feed), aliran yang masuk ke kolom distilasi. Pada neraca massa
distilasi ini, umpan (feed) Maische kolom berupa beslag dialirkan dari tangki T-
26. Aliran produk, aliran yang keluar dari kolom distilasi. Aliran produk pada
kolom distilasi ini berupa distilat (produk atas) dan produk bawah (buttom
product/ vinasse) dan aliran terakhir yaitu aliran internal berupa aliran uap (vapor
steam) dan aliran cair (liquid steam).
Jumlah neraca massa terbesar berada pada Maische Kolom A dan B yakni
sebesar ±12715.221 kg/jam. Hal tersebut disebabkan Maische Kolom A dan B
merupakan kolom distilasi pertama (kolom kasar) yang bertujuan memisahkan
alkohol dari larutan beslag. Total Umpan (feed) sebesar 12715.221 kg/jam,
menghasilkan alkohol prima kadar 95% sebesar 785.212 kg/jam yang merupakan
distilat (hasil atas) nachloop kolom dan alkohol teknis kadar 94% sebesar 2700.96
kg/jam yang merupakan distilat (hasil atas) Voorloop kolom.
Penggunaan panas terbesar juga berada pada Maische Kolom, hal tersebut
disebabkan semakin besar massa yang digunakan maka kebutuhan panas juga
akan semakin besar. Jumlah steam yang dikonsumsi oleh masing-masing kolom
dalam perhitungan neraca panas sebesar, Masiche Column A dan B = 2000
kg/jam, Vorloop Column = 800 kg/jam, Rektifiser Column = 1200 kg/jam dan
Nachloop Column = 1000 kg/jam. Konsumsi kalor berdasarkan steam pada
masing-masing kolom, Masiche Column A dan B = 7502307.05 kJ/jam, Vorloop
Column = 2388516.693 kJ/jam, Rektifiser Column = 3443067.003 dan Nachloop
Column = 2522636.368 kJ/jam. Adapun nilai efisiensi panas pada ke lima buah
kolom berdasarkan hasil perhitungan dan konsumsi uap dari tiap – tiap kolom
adalah sebagai berikut :
81