Anda di halaman 1dari 6

Falentina's Blog

Minggu, 11 Desember 2016

Teks Argumentasi Kontra terhadap Tindakan Aborsi


di Kalangan Remaja yang Hamil Diluar Nikah

Secara umum, aborsi didefinisikan sebagai mengeluarkan atau membuang baik embrio atau fetus
secara prematur. Aborsi dibagi menjadi 2 jenis, aborsi alami dan aborsi buatan. Aborsi alami adalah
saat terjadi pengguguran kandungan yang tidak direncanakan atau karena kecelakaan. Sedangkan
aborsi buatan adalah dimana kandungan disengaja dimatikan atau dibunuh. Yang menjadi
permasalahan adalah aborsi buatan. Tetapi ada situasi-situasi dimana aborsi boleh dilakukan yaitu bila
terjadi kehamilan akibat perkosaan dan bila memiliki kedaruratan medis. Namun yang akan dibahas
adalah aborsi yang dilakukan oleh para remaja yang melakukan hubungan di luar nikah yang akhirnya
hamil dan melakukan aborsi. Bila dilihat dari berbagai sudut pandang baik agama, hukum, kesehatan,
dan juga kemanusian jelas tindakan aborsi adalah suatu tindakan yang salah selain akibat
pemerkosaan dan kedaruratan medis.

Pertama dari segi agama. Menurut islam sejak bertemunya sel sperma dengan ovum (sel telur)
maka aborsi adalah haram, sebab sudah ada kehidupan pada kandungan yang sedang mengalami
pertumbuhan dan persiapan untuk menjadi makhluk baru yang bernyawa yang bernama manusia
yang harus dihormati dan dilindungi eksistensinya. Akan makin jahat dan besar dosanya, jika aborsi
dilakukan setelah janin bernyawa. Begitu juga menurut agama kristen, gereja menentang tindakan
aborsi karena menurut alkitab saat janin masih berbentuk embrio atau segumpal darah itu saja sudah
cukup menunjukan bahwa adanya tanda-tanda kehidupan berupa manusia sehingga bila dilakukan
aborsi itu menunjukan bahwa wanita tersebut telah melakukan pembunuhan. Kedua dari segi hukum.
Banyak sekali hukum dan peraturan yang melarang tentang tindakan aborsi, contohnya KUHP Bab XIX
Pasal 346 yang berbunyi "Seorang perempuan yang dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun." Bukan hanya sang wanita tetapi para oknum-oknum aborsi ilegal pun juga dapat dijerat
hukum misalnya pada pasal 348 yang berbunyi "(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang perempuan dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan.; (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan
tersebut, diancam dengan pidana penjara tujuh tahun." Dan masih banyak lagi hukum yang melarang
tindakan aborsi.

Ketiga dari segi kesehatan. Para wanita yang melakukan aborsi akan merasakan efek-efek
pendarahan atau infeksi apabila tidak dikerjakan oleh orang yang ahli dimana alat-alat yang dipakai
mungkin tembus sampai ke perut dan dapat mendatangkan kematian, infeksi di rahim dapat menutup
saluran tuba dan menyebabkan kemandulan, penyumbatan pembuluh darah yang terbuka oleh
gelembung udara yang bisa mengakibatkan kematian, perobekan dinding rahim oleh alat-alat yang
dimasukkan ke dalamnya, operasi aborsi tersebut tidak steril sehingga dapat mengakibatkan
keracunan lalu kematian, menstruasi menjadi tidak teratur, dan yang terakhir tubuh menjadi lemah
dan akan sering keguguran. Tetapi selain itu, aborsi juga memiliki resiko kesehatan mental. Biasanya
seorang wanita yang melakukan aborsi akan kehilangan harga diri (82%), berteriak-teriak histeris
(51%), mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%), ingin bunuh diri (28%), mencoba menggunakan
obat-obat terlarang (41%), tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%). Dan juga proses aborsi
yang menyakitkan luar biasa contoh yang pertama adalah melalui ramuan dan dukun. Jadi, terdapat
seorang gadis yang datang kepada seorang dukun meminta bantuan mengaborsi anaknya, dan
ternyata prosedur ini cukup menyakitkan hingga dia berteriak-teriak. Gadis ini diberikan ramuan jamu
yang sangat pahit, lalu sekitar 5 menit kemudian dukun tersebut menginjak-injak perutnya kemudian
mengurut-urut perut itu. Setelah itu gadis tersebut memiliki pendarahan dan pada akhirnya berhasil
menggugurkan bayi tersebut. Selain melalui cara itu, terdapat cara lain yaitu melalui jasa dokter
kandungan dengan metode curet sedot (suction curettage).

Dalam rahim, janin tersebut berusaha sekuat tenaga untuk menahan alat penghisap yang
mencabut kepalanya. Kekuatan alat penghisap itu mencabik-cabik dan melibas tubuh janin itu sampai
hancur, hingga akhirnya hanya tinggal kepalanya yang kecil. Dan, bila kepala bayi terlalu besar untuk
dapat melewati pipa menghisap, asisten dokter akan memasukkan gunting ke dalam rahim dan
menghancurkan janin hingga menjadi potongan kecil agar dapat melewati tabung penghisap. Bila
tidak ingin digunting-gunting atau disedot, janin juga dapat diracun dengan garam, bedah caesar, atau
prostaglandin. Peracunan dengan garam biasa dilakukan saat janin berusia lebih dari 16 minggu, ketika
sudah cukup banyak cairan yang terkumpul di sekitar bayi dalam kantung anak lalu akan dimasukkan
larutan garam yang pekat ke dalam kandungan itu. Bagi bedah caesar (histeromi), biasa dilakukan
pada janin yang berusia 3 bulan terakhir dengan cara operasi terhadap kandungan. Terakhir,
Prostagladin, yaitu dengan cara memakai bahan-bahan kimia yang mengakibatkan rahim ibu
mengerut, sehingga bayi yang hidup itu akan mati dan terdorong keluar.
Tentunya, janin yang digugurkan itu pasti merasakan penderitaan yang sangat luar biasa.
Keempat dari segi kemanusiaan. Bagaimana bisa seorang wanita dengan tega sengaja menggugurkan
janin yang sedang dikandungnya?, apakah ia tidak sadar bahwa yang dilakukannya adalah tindakan
pembunuhan?, tidakkah ia merasa bersalah?. Mungkin itu hanyalah beberapa pertanyaan dari
banyaknya pertanyaan. Bila dipikirkan baik-baik janin yang telah tertanam di dalam rahim seorang
wanita sudah menunjukan bahwa wanita tersebut hamil dan akan menjadi seorang ibu. Hal itu
menunjukan bahwa wanita itu akan memiliki anak, memiliki seorang bayi, bayi yang nantinya hidup.
Bila calon bayi yang belum lahir itu diaborsi bukankah itu sudah melanggar hak asasi manusia dimana
tertulis semua manusia memiliki hak untuk hidup. Terlepas dari ia masih segumpal darah atau embrio
atau janin, semua orang mengetahui bahwa yang berupa segumpal darah atau embrio atau janin itu
nantinya akan menjadi manusia. Bila saat ia belum menjadi manusia saja sudah tidak diinginkan dan
akhirnya dibunuh oleh calon ibunya sendiri, apakah wanita itu masih punya hati nurani?.

Tetapi banyak pihak yang mendukung tindakan aborsi ini dilegalkan bagi para remaja yang hamil
di luar nikah. Banyak yang mengatakan bahwa aborsi dilakukan demi masa depan remaja dan anaknya,
kesehatan mental remaja karena belum siap memiliki anak, masalah perekonomian dan kepadatan
penduduk, menjaga nama baik keluarga, tidak diharamkan menurut islam karena ruh baru
dihembuskan saat 120 hari atau 4 bulan. Aborsi dilakukan demi masa depan sang wanita dan anak
yang bila sang anak tetap dipertahankan maka sang wanita harus menanggung kehidupan anaknya,
padahal sang wanita saja masih ditanggung orang tuanya dan masa depan sang anak yang akan hidup
kekurangan, ini adalah alasan yang bila ditelaah kembali.
Bila dilakukan aborsi apakah sang wanita akan memiliki masa depan yang lebih baik? Belum tentu,
karena bila sang wanita melakukan aborsi masih ada banyak masalah kesehatan yang akan
menghantuinya dan dapat mendatangkan kematian, apakah kematian ini yang dianggap masa depan
yang lebih baik? Lalu dari masa depan anak, bila dilakukan aborsi maka sang anak akan dibunuh sejak
dalam kandungan hal ini menunjukan bahwa sang anak sudah tidak bernyawa, bagaimana bisa anak
yang tidak bernyawa bisa memiliki masa depan?. Lalu kesehatan mental remaja karena belum siap
memiliki anak, yang perlu diketahui setelah melakukan aborsi lebih banyak masalah psikis yang akan
dialami sang wanita daripada ia melahirkan sang anak. Masalah perekonomian dan kepadatan
penduduk, untuk masalah perekonomian firman Allah SWT “Dan janganlah kamu membunuh anak-
anak kamu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizki kepada mereka dan kepadamu.” (Qs. al-
Isra` [17]: 31). Bahkan Allah saja sudah menjamin hal ini, bila ada yang menggunakan alasan ini bisa
dikatakan mereka menentang firman Allah. Sedangkan masalah kepadatan penduduk aborsi bukanlah
jalan yang tepat karena kepadatan penduduk bukan hanya berasal dari lahirnya seorang anak dari
hubungan diluar nikah seorang remaja, perlu kita ketahui sebenarnya masalah kepadatan penduduk
mayoritas berasal dari banyak pasangan yang sudah menikah tapi mereka tidak memahami yang
namanya program kb. Lagipula ada pepatah yang mengatakan "lebih baik mencegah daripada
mengobati" para remaja ini pasti sudah mengetahui bahwa seks bebas itu haram hukumnya dan seks
tanpa alat kontrasepsi pasti memiliki kemungkinan besar untuk hamil.
Bila mereka mengatakan aborsi untuk menjaga nama baik keluarga yang tidak ingin dicap buruk
karena anak remajanya hamil diluar nikah, tetapi bukankah sebagai gantinya akan beredar berita sang
remaja sudah melakukan aborsi. Mereka berpendapat aborsinya dilakukan secara rahasia tidak akan
ada yang tahu, perlu diingat kembali di dunia ini ada yang namanya hukum karma, hubungan sebab
akibat, dan ada juha pepatah yang mengatakan "bagai menyimpan bangkai" yang berarti sepintar-
pintarnya menyembunyikan suatu hal buruk pasti akan ketahuan juga. Dan yang terakhir ada
pendapat aborsi tidak diharamkan menurut islam karena ruh baru dihembuskan saat 120 hari atau 4
bulan.

Yang perlu ditegaskan adalah masalah aborsi tidak diharamkan dalam jangka waktu tertentu
menurut pandangan islam ini memiliki banyak versi belum ada yang benar-benar yakin jangka waktu
yang tepat. Ada yang berpendapat aborsi setelah 40 hari kehamilan adalah haram, haram setelah 120
hari atau 4 bulan karena sudah bernyawa. Karena hal ini masih rancu alasan ini tidak dapat digunakan
secara valid untuk melegalkan aborsi bagi remaja.

Bila dipikirkan baik-baik, dampak positif dari aborsi sangatlah sedikit dan hampir tidak ada
dibandingkan dengan resiko aborsi atau dampak negatifnya. Ada yang mengatakan anak adalah
anugerah terindah yang pernah diberikan Tuhan. Banyak wanita diluar sana yang mendambakan
seorang anak, bahkan ada yang sampai menculik anak orang lain lalu diadopsi karena sangat
mendambakan seorang anak. Bila kita melakukan aborsi maka selain tidak mensyukuri dan menolak
anugerah Tuhan. Kita juga menyakiti banyak hati wanita diluar sana. Aborsi adalah sesuatu yang salah
kecuali bagi korban pemerkosaan dan darurat medis, pemerintah harus lebih menaruh banyak
perhatian bagi masalah aborsi bagi para remaja.

Dibuat oleh :

1. Falentina Suci Linawati (2016091015)

2. Imka Mario Putra Ramadhan (2016091020)

3. Lala Diana (2016091026)

4. Liana Widya Hari (2016091027)

5. Ricky Rialdi Chandra (2016091039)

Daftar Pustaka
 Ditinjau dari sisi agama, memandang apapun alasan dalam melakukan aborsi yang di sengaja
merupakan perbuatan yang bertentangan dengan agama karena menghilangkan nyawa janin yang
berarti melakukan pembunuhan. Agama manapun tidak memperbolehkan manusia melakukan
tindakan penghentian kehamilan dengan alasan apapun.

 Ditinjau dari sisi kesehatan, dengan dilakukannya aborsi yang tidak menggunakan peralatan
steril, maka dapat membahayakan bagi sang ibu karena organ reproduksi dapat menjadi infeksi dan
akhirnya menjadi rusak sehingga dapat menimbulkan kemungkinan sang ibu tidak dapat mempunyai
anak lagi. Bahkan tindakan aborsi dapat menyebabkan kematian bagi sang ibu.

Resiko kesehatan yang dialami


 Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
 Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
 Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
 Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
 Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
 Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).
 Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.
 Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
 Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
 Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

 Ditinjau dari sisi psikologis, tindakan aborsi dapat menyebabkan shock dan trauma hebat.
Para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama
bertahun-tahun dalam hidupnya.

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami


hal-hal seperti berikut ini:
 Kehilangan harga diri (82%)
 Berteriak-teriak histeris (51%)
 Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
 Ingin melakukan bunuh diri (28%)
 Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
 Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

 Ditinjau dari setiap dampak yang ditimbulkan dari tindakan aborsi, maka dapat disimpulkan
bahwa tindakan aborsi merupakan tindakan yang tidak baik dan menimbulkan banyak kerugian
sehingga tindakan aborsi harus diminimalisir sekecil mungkin atau bahkan dihentikan sama sekali.
Undang – undang yang mengatur mengenai aborsi

Mengenai aborsi, dalam KUHP Bab XIX Pasal 346 s/d 350 dinyatakan sebagai berikut
:
Menurut Agama, tindakan aborsi tidak dibenarkan oleh semua agama. Oleh karena
itu hendaknya kita sebagai seorang wanita berhati-hati pada hal-hal yang mengarah pada
tindak aborsi . Berusahalah agar diri anda tidak sampai melakukan hal yang seperti itu,
karena sama saja anda membunuh nyawa seseorang yaitu (calon) bayi dan itu hukumannya
sangat berat baik didunia maupun diakhirat nanti. Jagalah diri anda baik-baik dan jagalah
nama baik keluarga anda.

Menurut norma yang berlaku,melakukan aborsi apa pun alasannya mengandung


suatu persoalan yang mengancam kesehatan dan keselamatan seorang ibu. Aborsi dapat
menimbulkan risiko terhadap keselamatan secara fisik dan dapat menimbulkan risiko
gangguan psikologis. Ditinjau dari segi manapun, aborsi sangat bertentangan baik dari segi
etika.

Menurut etika, tidak ada pembenaran tentang aborsi karena itu merupakan resiko
dari perilaku sebelumnya. Dan itu menjadi tanggung jawab pelaku. Dapat disarankan untuk
aborsi bila kehamilan tersebut membahayakan kesehatannya

Menurut etiket, aborsi adalah sebuah tindakan yang tidak baik apabila digugurkan
dengan sengaja. Diharapkan kepada orangtua agar lebih memperhatikan kondisi/ keadaaan
anak khususnya perempuan, seperti membatasi pergaulan, dan memberikan informasi lebih
awal tentang aborsi, dan memberikan pemahaman lebih mendalam dengan harapan agar si
anak tidak terjebak dalam kondisi yang kemungkinan dapat terjadi seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai