Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Maret 2019 • Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2018
sebesar 9,06 persen turun menjadi 8,92 persen pada Maret 2019. Sementara
turun menjadi persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2018
sebesar 14,73 persen turun menjadi 14,27 persen pada Maret 2019.
12,62 persen • Selama periode September 2018 - Maret 2019, jumlah penduduk miskin di
daerah perkotaan naik sebanyak 1,66 ribu orang (dari 230,20 ribu orang pada
September 2018 menjadi 231,86 ribu orang pada Maret 2019), sementara
di daerah perdesaan turun sebanyak 29,6 ribu orang (dari 861,40 ribu orang
pada September 2018 menjadi 831,80 ribu orang pada Maret 2019).
• Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar
dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang,
pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan
terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2019 tercatat sebesar 74,97 persen.
Kondisi ini sedikit meningkat dibandingkan dengan kondisi September 2018
yaitu sebesar 74,88 persen.
• Jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis
Kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek
filter, telur ayam ras, tempe, mie instan, dan gula pasir. Sedangkan komoditi
non makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis kemiskinan di
perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan,
dan perlengkapan mandi.
16.00
14.28 14.21 14.35 14.29
13.53 13.86 13.69
14.00 13.04 13.14 13.01
12.62
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
Mar 2014 Sep 2014 Mar 2015 Sep 2015 Mar 2016 Sep 2016 Mar 2017 Sep 2017 Mar 2018 Sep 2018 Mar 2019
Lampung Nasional
Tabel 2
Garis Kemiskinan dan Perubahannya Menurut Daerah,
Maret 2018 - Maret 2019
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Daerah/Tahun
Makanan Bukan Makanan Total
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan
Maret 2018 321 620 122 626 444 246
September 2018 327 530 125 523 453 053
Maret 2019 335 947 127 707 463 654
Perubahan Mar’18 - Mar’19(%) 4,45 4,14 4,37
Perubahan Sep’18 - Mar’19(%) 2,57 1,74 2,34
Perdesaan
Maret 2018 293 926 92 038 385 965
September 2018 299 041 93 160 392 201
Maret 2019 304 512 94 425 398 937
Perubahan Mar’18 - Mar’19(%) 3,60 2,59 3,36
Perubahan Sep’18 - Mar’19(%) 1,83 1,36 1,72
Total
Maret 2018 301 234 101 073 402 307
September 2018 306 926 102 955 409 881
Maret 2019 313 620 104 689 418 309
Perubahan Mar’18 - Mar’19(%) 4,11 3,58 3,98
Perubahan Sep’18 - Mar’19(%) 2,18 1,68 2,06
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2018, September 2018, dan Maret 2019
Selama periode September 2018 - Maret 2019, Garis Kemiskinan naik sebesar 2,06 persen, yaitu
dari Rp 409.881,- per kapita per bulan pada September 2018 menjadi Rp 418.309,- per kapita per bulan
pada Maret 2019. Sementara pada periode Maret 2018 - Maret 2019, Garis Kemiskinan naik sebesar 3,98
persen, yaitu dari Rp 402.307,- per kapita per bulan pada Maret 2018 menjadi Rp 418.309,- per kapita per
bulan pada Maret 2019.
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat pada Tabel 3 bahwa peranan
komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Besarnya
sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2019 sebesar 74,97 persen.
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2019
Pada Maret 2019, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK baik di
perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. Beras memberi sumbangan sebesar 19,97
persen di perkotaan dan 25,74 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar
kedua terhadap GK (15,07 persen di perkotaan dan 9,42 persen di perdesaan). Komoditi lainnya adalah
telur ayam ras (4,54 persen di perkotaan dan 4,46 persen di perdesaan), tempe (2,50 persen di perkotaan
dan 2,47 persen di perdesaan), gula pasir (2,21 persen di perkotaan dan 3,09 persen di perdesaan),
mie instan (2,11 persen di perkotaan dan 1,99 di perdesaan), roti (2,00 persen di perkotaan dan 2,59 di
perdesaan), dan seterusnya. Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada
GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.
Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2018, September 2018, dan Maret 2019
Apabila dibandingkan antara daerah perkotaan dan perdesaan, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan lebih tinggi daripada di daerah perkotaan.
Pada Maret 2019, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk daerah perkotaan sebesar 1,47 sedangkan
di daerah perdesaan jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 2,14. Sementara itu nilai Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) untuk perkotaan adalah 0,35 sedangkan di perdesaan mencapai sebesar 0,48.
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2016 - Maret 2019
Gambar 3
Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah, Maret 2018-Maret 2019
23
22 21.66 21.75
20.97
21
20.14 20.33
20 19.47 19.45 19.64
19 18.42
18
17
16
Perkotaan Perdesaan Lampung
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2018 - Maret 2019