Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan

ekonomis (Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 : 5). Indikator

dalam menilai derajat kesehatan masyarakat pada umumnya tercermin dalam

kondisi morbiditas, mortalitas dan status gizi. Derajat kesehatan Indonesia

digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita

(AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka morbiditas beberapa

penyakit (Depkes RI, 2010:9).

Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI

di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 32 per

1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi pada tahun 2012 adalah

gangguan pernapasan (36,9%), prematuritas (32,4%), sepsis (12%), hipotermi

(6,8%) dan kelainan darah/ikterus (6,6%). Penyebab kematian ibu yang paling

umum di Indonesia adalah penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan 28 %,

preeklampsi / eklampsi 24 %, infeksi 11 %, sedangkan penyebab tidak

langsung adalah trauma obstetri 5 % dan lain –lain 11 % (Departemen

Kesehatan RI, 2012:43)

1
2

Berdasarkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010

AKI mencapai 103 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB mencapai 40,87

per 1.000 kelahiran hidup, yang menjadi penyebab langsung kematian bayi di

Jawa Barat sebagian besar disebabkan Aspiksia, Infeksi dan BBL (Bayi Baru

Lahir) yang berat badan kurang dari 2.500 gram (Pemda Provinsi Jabar,

2012:7).

Sedangkan menurut Dinas Kesehatan Majalengka pada tahun 2012

jumlah kematian bayi sebanyak 299 dari 21.988 kelahiran hidup dan jumlah

kematian ibu sebanyak 46 orang. Penyebab kematian ibu di Kabupaten

Majalengka pada tahun 2012 adalah hipertensi dalam kehamilan sebanyak 21

orang (45,62%), perdarahan 10 orang (21,73%), infeksi 4 orang (8,69%),

penyakit jantung 8 orang (17,39%), penyakit kronis 1 orang (2,17%), gagal

ginjal 1 orang (2,17%) dan hilang kesadaran akut 1 orang (2,17%). (Dinkes

Majalengka, 2012:64).

Berdasarkan data dinas kesehatan Kabupaten Majalengka bahwa

kematian ibu banyak terjadi pada masa nifas, maka pelayanan kesehatan ibu

nifas perlu ditingkatkan. Masa ini cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk

selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal

dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah bahkan dapat berlanjut

pada komplikasi masa nifas.

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu (Saleha, 2009 :
3

2). Namun masa nifas ada juga yang lebih sebentar dan sifatnya tidak

umum. Hal ini bisa berlangsung mulai dari perawatan 6 jam postpartum, 6

hari dan 6 minggu atau berlangsung selama 42 hari. Namun secara

keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, 2010: 1 )

Pada masa 6 jam postpartum merupakan masa-masa yang sangat

penting. Pada masa ini harus dilakukan pemantauan perubahan-perubahan

yang terjadi untuk mengantisipasi komplikasi pada masa nifas. Komplikasi

yang sering terjadi pada masa nifas perawatan 6 jam postpartum meliputi

perdarahan postpartum. Perdarahan ini meliputi atonia uteri, robekan jalan

lahir, retensio plasenta. Selain itu, komplikasi pada masa nifas antara lain

infeksi nifas, trombosis, tromboembolisme, sepsis puerperalis, vulvitis,

vaginitis, servisitis dan endometritis, sakit kepala, nyeri epigastrik,

penglihatan kabur, demam dan rasa sakit waktu berkemih. (Sulistyawati,

2011 : 78).

Pada masa 6 jam postpartum ibu nifas harus mengatur mobilisasi

dan kebersihan. Mobilisasi dan gerak dianjurkan untuk melakukan ambulasi

berupa miring ke kiri dan ke kanan dan eliminasi. Selain itu untuk

kebersihan diri seperti menjaga kebersihan daerah organ vital, pakaian,

rambut serta melakukan istirahat secukupnya. Hal-hal tersebut merupakan

bagian dari kebutuhan dasar ibu pada masa postpartum yang sangat penting

dilakukan. Ini untuk mencegah terjadinya gangguan atau komplikasi pada

masa nifas.
4

Berdasarkan data tersebut, pada dasarnya semua bersumber pada

pemahaman dan pengetahuan ibu nifas itu sendiri. Ibu nifas yang memiliki

pengetahuan yang benar dimungkinkan tingkat kematian bayi akan bisa

ditekan. Pengetahuan yang dimaksud bukan hanya pada masa kehamilan

saja namun lebih pengetahuan dalam masa nifas.

Menurut data dari RSUD Majalengka jumlah persalinan pada tahun

2013 sebanyak 1.271 persalinan. Ibu bersalin yang mengalami infeksi nifas

yaitu sebanyak 3 orang (0,27%). Hasil studi pendahuluan yang telah

dilakukan oleh peneliti kepada 14 ibu nifas di RSUD Majalengka,

didapatkan sebanyak 5 orang (35,71%) berpengetahuan kurang dan

sebanyak 9 orang (64,23%) berpengetahuan baik.

Masih banyaknya ibu nifas yang berpengetahuan kurang tentang

perawatan 6 jam postpartum dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya pendidikan, umur dan paritas. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007: 12) bahwa perilaku seseorang dapat

dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengetahuan juga dapat dipengaruhi oleh

faktor pendidikan dan umur. Kedua faktor ini yang memberikan pengaruh

besar terhadap pengetahuan seseorang. Selain itu Mubarok (2007:30)

menambahkan bahwa pengetahuan itu juga dapat dipengaruhi oleh

pengalaman.

Hasil penelitian Herlina (2009:2) tentang hubungan karakteristik

dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang Perawatan masa nifas di

Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru


5

Tahun 2009 didapatkan ada hubungan yang signifikan antara umur dengan

tingkat pengetahun responden, ada hubungan yang signifikan antara

pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden dan ada hubungan yang

signifikan antara jumlah anak dengan tingkat pengetahuan responden.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut, peneliti merasa

tertarik untuk meneliti tentang “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan perawatan 6 jam postpartum di

RSUD Majalengka Periode Mei - Juni Tahun 2014”.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Di RSUD Majalengka masih banyak ibu nifas yang berpengetahuan

kurang tentang perawatan perawatan 6 jam postpartum yaitu sebesar

35,71%. Adapun pertanyaan penelitiannya adalah “Faktor-faktor apa saja

yang berhubungan dengan pengetahuan ibu nifas tentang perawatan

perawatan 6 jam postpartum di RSUD Majalengka Periode Mei - Juni tahun

2014?”

C. Ruang Lingkup

Penelitian ini dibatasi pada hubungan pendidikan, umur dan paritas

dengan pengetahuan ibu nifas dalam perawatan perawatan 6 jam postpartum

di RSUD Majalengka Periode Mei - Juni Tahun 2014. Penelitian dilakukan

karena masih banyak ibu nifas yang berpengetahuan kurang tentang

perawatan 6 jam postpartum. Subyek penelitian ini adalah ibu nifas dan
6

objeknya adalah pengetahuan tentang perawatan 6 jam postpartum.

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Majalengka Kabupaten Majalengka

pada Mei sampai Juni 2014. Jenis penelitian ini menggunakan metode

penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain cross sectional.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu

nifas tentang perawatan perawatan 6 jam postpartum di RSUD

Majalengka Periode Mei - Juni Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan

perawatan 6 jam postpartum di RSUD Majalengka Periode Mei -

Juni Tahun 2014.

b. Diketahuinya gambaran pendidikan ibu nifas di RSUD -

Majalengka Periode Mei - Juni Tahun 2014.

c. Diketahuinya gambaran umur ibu nifas di RSUD Majalengka

Periode Mei - Juni Tahun 2014.

d. Diketahuinya gambaran paritas ibu nifas di RSUD Majalengka

Periode Mei - Juni Tahun 2014.

e. Diketahuinya hubungan pendidikan dengan pengetahuan ibu nifas

tentang perawatan 6 jam postpartum di RSUD Majalengka Periode

Mei - Juni Tahun 2014 .


7

f. Diketahuinya hubungan umur dengan pengetahuan ibu nifas

tentang perawatan 6 jam postpartum di RSUD Majalengka Periode

Mei - Juni Tahun 2014.

g. Diketahuinya hubungan paritas dengan pengetahuan ibu nifas

tentang perawatan 6 jam postpartum di RSUD Majalengka Periode

Mei - Juni Tahun 2014 .

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan dalam pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan

pada ibu dan bayi dalam pelaksanaan perawatan perawatan 6 jam

postpartum.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah bahan bacaan perpustakaan dan dapat menjadi

masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa Program Studi D3

Kebidanan STIKes YPIB Majalengka.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan

pengalaman dalam melaksanakan penelitian sesuai dengan masalah

penelitian ini.
8

4. Bagi Ibu Nifas

Dapat memberikan pengetahuan bagi ibu nifas dan para ibu-ibu

yang mau melahirkan agar dapat memahami dan melaksanakan

berbagai faktor dalam perawatan perawatan 6 jam postpartum.

5. Peneliti Lain

Dapat memberikan sumber inspirasi dan referensi tambahan untuk

para penelitian lain yang bermaksud meneliti lanjutan dengan masalah

yang sama di tempat yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai