Anda di halaman 1dari 5

STUDI SISTEM PENGUATAN DENGAN SIKAT (BRUSH EXCITATION) PADA

GENERATOR SINKRON TIGA FASA PLTA


PT. PJB UP CIRATA BANDUNG JAWA BARAT
Yoegi Dwivanjaya 1; Dr. Eng. Suroso 2.
1,2
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Sudirman
(1)
Mahasiswa Pemakalah, (2)Dosen Pembimbing Kerja Praktik

Abstrak - Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan konstruksi motor
sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron. Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang
merupakan dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC (membangkitkan
medan magnet, biasa disebut sistem penguatan) dan sebuah kumparan (biasa disebut kumparan jangkar)
tempat dibangkitkannya GGL arus bola-balik. Hampir semua mesin sinkron mempunyai belitan GGL berupa
stator yang diam dan struktur medan magnit berputar yang disebut sebagai rotor. Kumparan DC pada struktur
medan yang berputar dihubungkan pada sumber DC luar melaui slipring dan sikat arang yang disebut system
penguatan dengan sikat (brush excitation), tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang yang disebut
sistem penguatan tanpa sikat (brushless excitation).

Kata Kunci: Sistem Penguatan

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan
Proses pembangkitan energi listrik yang banyak Kerja praktik yang dilakukan di PT. PJB UP
dilakukan adalah dengan cara memutar generator Cirata Bandung Jawa Barat bertujuan untuk:
sinkron sehingga menghasilkan energi listrik dengan 1 Mengetahui sistem dan proses pembangkitan energi
arus bolak-balik tiga fasa. Untuk menghasilkan energi listrik di PT. PJB UP Cirata Bandung.
listrik dengan arus bolak-balik yang stabil, diperlukan 2 Mengamati dan mempelajari proses dari sistem
sebuah teknologi berupa sistem eksitasi. Sistem eksitasi penguatan dengan sikat (brush excitation) pada
ini adalah sebuah teknik penguatan arus medan magnet generator sinkron tiga fasa PLTA PT. PJB UP
yang dibangkitkan pada generator dengan prinsip Cirata Bandung.
elektromagnetis untuk menghasilkan medan magnet 3 Mengetahui cara pemeliharaan serta permasalahan
penguat. Bila rotor berputar akan menimbulkan (trouble shooting) yang mungkin terjadi pada
perpototongan antara kumparan medan dengan stator sistem penguatan dengan sikat di PT. PJB UP
winding sehingga menghasilkan Gaya Gerak Listrik Cirata
(GGL).
Generator utama PLTA Cirata Bandung II. SEJARAH DAN SISTEM
menggunakan sistem eksitasi dengan sikat (brush PEMBANGKITAN LISTRIK DI PT. PJB
excitation). Sistem eksitasi dengan sikat yang akan UP CIRATA
menjadi uraian dari laporan kerja praktik di PT. PJB UP 2.1 Sejarah
Cirata. Unit Pembangkitan Cirata merupakan PLTA
terbesar di Asia Tenggara, dengan bangunan power
1.2 Lingkup Pembahasan house empat lantai di bawah tanah yang
Untuk menghindari terlampau luasnya ruang pengoperasisannya dikendalikan dari ruang kontrol
lingkup pembahasan dan agar tercapainya suatu hasil (switch yard) berjarak kurang lebih 2 km dari mesin-
yang jelas maka dalam penyusunan laporan kerja mesin pembangkit yang terletak di power house. PLTA
praktek ini permasalahan yang akan di bahas meliputi: Cirata pertama kali dioperasikan pada tahun 1988
1. Secara umum akan membahas mengenai sejarah dikelola oleh PLN (Persero) Pembangkitan dan
umum dan sistem pembangkitan listrik di PT. PJB Penyaluran Jawa Bagian Barat (PLN KJB) sektor
UP Cirata, Bandung. Cirata. Pada tanggal 3 Oktober 1995, terjadi
2. Secara khusus yakni : restrukturisasi di PLN (Persero) yang mengakibatkan
a. Membahas mengenai pembangkitan listrik AC pembentukan dua anak perusahaan, yaitu PT PLN
melalui proses medan elektromagnetis pada Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali 1 dan 2 yang
generator sinkron tiga fasa. disebut PT PJB I dan PT PJB II sehingga sektor Cirata
b. Membahas mengenai sistem penguatan dengan masuk wilayah kerja PT PLN Pembangkitan Tenaga
sikat (brush eksitation) pada generator AC tiga Listrik Jawa-Bali II. Pada tahun 1997, sektor Cirata
fasa menggunakan sumber DC atau sumber berubah nama menjadi PT PLN Pembangkitan Tenaga
AC yang disearahkan. Listrik Jawa-BaliII Unit Pembangkitan Cirata. Dengan
c. Membahas cara pemeliharaan sistem perkembangan organisasi sejak tanggal 3 Oktober 2000,
penguatan dengan sikat (brush eksitation) pada berubah nama menjadi PT Pembangkitan Tenaga
generator sinkron tiga fasa PT. PJB UP Cirata.

1
Listrik Jawa-Bali, Unit pembangkitan Cirata (PT PJB
UP Cirata). Arus searah untuk suplai penguatan awal start
generator digunakan suplai dari beterai, yang sering
2.2 Sistem Pembangkitan dinamakan penguat mula, dimana arus ini selanjutnya
Produksi dan sistem pengoperasian kegiatan usaha disalurkan ke belitan medan AC eksiter. Tegangan
inti adalah pembangkit tenaga listrik dengan total daya keluaran dari generator sinkron ini disearahkan oleh
terpasang 1008 Mega Watt (MW) dengan penyearah menggunakan dioda, yang disebut thyristor.
dioperasikannya 8 buah turbin berkapasitas masing- Arus medan pada generator utama dikontrol oleh arus
masing 129.000 KW dan dengan putaran 187,5 RPM. yang mengalir pada kumparan medan generator penguat
Adapun tinggi air jatuh efektif untuk memutar turbin (eksiter). Setelah tegangan generator mencapai
adalah 112,5 meter dengan debit air maksimum 135 tegangan nominalnya maka catu daya DC (baterai)
m3/detik. Tenaga listrik yang dihasilkan PLTA Cirata dilepas dan digantikan oleh penyearah. Penguatan yang
melalui generator dengan tegangan 16,5 kV yang dipakai adalah Self Exitation Sistem yaitu sitem dimana
dinaikkan menjadi 500 kV melalui trafo utama yang sumber daya untuk penguatnya diperoleh dari keluaran
kemudian melalui gardu induk tegangan ekstra tinggi tiga fasa generator itu sendiri.
500 kV (GITET) Cirata, energi tersebut disalurkan ke
sistem interkonoeksi 500 kV Jawa-Madura-Bali 3.2 Bagian-bagian Utama Sistem Penguatan dengan
(Jamali). Jaringan 500 kV tersebut dikendalikan oleh Sikat (Brush Excitation)
Pusat Pengaturan dan Penyaluran beban (P3B) Gandul- 3.2.1 Transformator tenaga untuk penguatan
Jakarta (excitator transformer)
Mengoperasikan unit pembangkit Cirata dapat Transformator yang dipakai adalah
dilakukan melalui 3 mode sistem pengoperasian yaitu transformator tenaga yang biasa digunakan untuk trafo
mode operasi local manual, mode operasi local auto, distribusi dengan data teknis tertentu, dengan sistem
mode operasi remote pendingin minyak. Prinsip kerja trafo penguatan sama
dengan prinsip kerja trafo tenaga distribusi.
III. SISTEM PENGUATAN PADA Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi
GENERATOR SINKRON TIGA FASA elektromagnetik.Tegangan masukan bolak-balik yang
PLTA PT. PJB UP CIRATA membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang
3.1 Sistem Penguatan dengan Sikat (Brush idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder.
Excitation) Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam
Sistem penguatan pada PLTA Cirata Bandung lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya
adalah jenis sistem penguatan menggunakan sikat pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan
(brush excitation system), dimana sebuah generator sekunder.
(main generator) sebagai sumber tegangan AC yang
diubah menjadi DC memelui penyearah (thyristor). 3.2.2 Pengatur arus medan (automatic voltage
Penggunaan baterai sebagai sumber tegangan DC awal, regulator/AVR)
untuk mengalirkan arus penguatan dari main exciter ke Prinsip kerja dari pengatur arus medan adalah
rotor generator digunakan slip ring dan sikat arang. mengatur arus penguatan pada eksiter. Apabila
Medan magnet dihasilkan oleh 32 pole winding rotor tegangan output generator di bawah tegangan nominal
yang dipasang satu poros dengan satu unit slipring yang tegangan generator, maka AVR akan memperbesar
masing-masing terdiri dari slipring positif ( + ) dan arus penguatan pada eksiter. Dan juga sebaliknya
slipring negative ( - ). Melalui 12 buah carbon brush apabila tegangan output generator melebihi tegangan
yang dipasang menempel pada sisi luar permukaan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus
slipring positif (+) dan 12 buah carbon brush dipasang penguatan pada eksiter. Dengan demikian apabila
menempel pada sisi luar permukaan slipring negative (- terjadi perubahan tegangan output generator akan
), arus DC dari thryrstor di panel excitation disupply ke dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis
pole winding rotor melalui carbon brush dan slipring dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat
untuk menghasilkan medan magnet yang dibutuhkan yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
generator. Untuk memperjelas penjelasan di atas, ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
berikut akan disajikan gambaran dari sistem eksitasi
PLTA Cirata. 3.2.3 Thyristor
Sistim thyristor disini untuk mengubah
tegangan AC ke DC (rectifier). Thyristor merupakan
pengembangan dari dioda dimana kelebihan thyristor
adalah memiliki gate untuk input sudut penyalaan.
Untuk kebutuhan arus penguatan, sistim rangkaian
thyristor yang digunakan disini tersusun dari 6 buah
thyristor dan 6 buah fuse. Fuse ini berjenis fuse
kecepatan tinggi (high speed fuse). Konstruksi fuse ini
terdiri dari suatu resin melanin dan terminal metal
Gambar 3.1 Rangkaian Peralatan Sistem Penguatan pada kedua ujung, disekitarnya digunakan lempengan
dengan Sikat porselen untuk meredam busur api.
2
3.2.4 Kutub-kutub magnit dan rotor
Terdiri dari bagian utama sebagai berikut:
a. Slip ring dan sikat arang
Penempatan slip ring dan sikat arang untuk rotor
generator dapat dilihat pada Gambar 3.2. Banyak
sikat (brushes) yang harus dipasang pada setiap
ring untuk penggunaan arus tinggi dari suatu
generator berkapasitas besar. Penggunaan sikat
arang dapat menyebabkan problem yaitu
timbulnya bunga api, oleh karena itu perlu adanya
suatu pemeliharaan dengan cara pembaruan sikat-
sikat karena pemakaian dan penyetelan pegas
sikat.
Gambar 3.3 . Rangkaian Penyearah Tiga Fasa untuk
Supply arus DC ke rotor generator

Besar kecilnya tegangan pada rangkaian


penyearah/thyristor menentukan hasil output generator
yang di induksi, sehingga keluarannya merupakan
komando atau bergantung pada rangkaian control AVR.

3.4 Cara Kerja Sistem Penguatan dengan Sikat


PLTA Cirata
Turbin generator berputar menggerakan rotor
generator sampai dengan putaran nominal 187,5 rpm.
Pada saat putaran generator menuju 80% dari putaran
nominal 187,5 rpm yaitu 150 rpm, kontakswitch
tegangan initial baterai 110 V DC dan kontak field
Gambar 3.2 Slip Ring (a) dan Sikat discarger circuit breaker menutup untuk memberikan
Arang/Burshgear (b) penguatan arus medan (If) awal ke rotor generator (pada
saat ini trafo eksitasi 16,5 kV/393 V belum kerja)
b. Penahanan medan (field suppression) sampai dengan 20% dari I fn = 1.830 A = 336 A kira-
Setiap sistem penguatan perlu dipasang saklar kira tegangan pada terminal generator -+ 3.3 kV).
pada sirkuitnya dengan tujuan agar Pada saat penguatan arus medan If = 20% dari I fn =
memungkinkan sirkuit medan terisolasi saat 366 A, bersama itu kontak switch tegangan initial
perneliharaan atau pada kondisi-kondisi baterre 110 V DC membuka dan penguatan arus medan
gangguan. Saklar yang dipasang pada sirkuit rotor If rotor generator berpindah, selanjutnya energy eksitasi
utama dihubungkan kesaklar medan utama didapat dari busbar generator melalui trafo tegangan
dengan pengaturan khusus yang interlock satu eksitasi 16,5 kV/393 V. Thristor dari converter dan
sama lain. Bila interlock pada beban penuh trip, untuk pengaturan tegangan serta pengaturan medan
maka saklar utama terbuka sehingga arus DC dan dikontrol oleh gate control thrystor. Selanjutnya secara
medan magnit akan hilang dengan cepat sekali. otomatis tegangan generator dikontrol oleh AVR hingga
Medan magnit yang berubah dengan cepat akan tegangan pada terminal generator menujukan 16,5 kV.
menginduksikan tegangan yang tinggi yang dapat Tegangan tersebut dipertahankan kestabilannya secara
merusak isolator dari rotor. Oleh karena itu bila otomatis oleh sistem kontrol tegangan AVR (Automatic
saklar medan terbuka maka saklar penahanan Voltage Regulator).
medan akan menutup (membuat sirkuit tertutup)
3.5 Sistem Proteksi dari Sistem Penguatan dengan
3.3 Proses Terjadinya Control Tegangan DC ke Sikat
Rotor Untuk mendeteksi serta untuk mengamankan
Keluaran tegangan generator yang tinggi peralatan dari system penguatan, perlu adanya peralatan
diturunkan melalui transformator penguatan sehingga pengaman/proteksi yang mrmpu bekerja sesuai dengan
outputnya menjadi lebih rendah dan disearahkan, output fungsinya. Terdapat beberapa peralatan pengaman pada
penyearah telah menjadi DC. sisim penguatan tersebut, antara lain:
3.5.1 Voltage Balance Relay
Relai ini berfungsi untuk mengetahui apakah
output generator normal/tidak dan apakah fuse sisi
sekunder/primer dalam kondisi normal.
3.5.2 Over Temperature Relay
Relai ini berfungsi untuk mendeteksi

3
temperatur yang bekerja pada trafo eksitasi, yaitu GANGGUAN KEMUNGKINAN
menditeksi apakah temperatur trafo melebihi batas PENYEBAB
yang ditentukan. 1. Tegangan - Flasing contactor tidak
3.5.3 Over Current generator tidak berfungsi
Relai over current berfungsi untuk muncul waktu - Tegangan flasing
mendeteksi apakah pemakaian arus pada trafo eksitasi flasing belum tersedia
melebihi batas yang ditentukan. - Rangkaian flasing
3.5.4 Ground Fault Relay terbuka
Relai ini berfungsi untuk mengamankan dan - Rangkaian medan
mendeteksi apabila terjadi gangguan hubung singkat terbuka/hubungan
pada rotor generator atau sistem supply DC ke singkat
kumparan medan. - Pengaman lebur
Relay merupakan sebuah alat-alat yang bekerja flasing terputus
secara otomatis mengatur/memasukan suatu rangkaian
listrik (rangkaian trip/alarm) akibat adanya perubahan 2. Sistem - Regulator Gain (AC
rangkaian lain yang berbentuk signal/inputan seperti eksitasi tidak atau DC) diset terlalu
mekanik (aliran, tekanan), listrik (tegangan, Arus, setabil tinggi
frekuensi), thermos (suhu), elektronik (pulsa, frekuensi) - Gangguan catu
yang bias berupa logc analog maupun digital. Relay daya
proteksi adalah suatu alat yang di digunakan untuk Gangguan regulator
mengamankan peralatan-peralatan listrik terhadap - Beban turbin
kondisi abnormal. goyang

3.6 Pemeliharaan Sistem Penguatan dengan Sikat


Guna menjaga kelangsungan kerja dari sistim IV. PENUTUP
operasi unit maka harus dilaksanakan pemeliharaan 4.1 Kesimpulan
pada sistim penguatan generator. Hal ini perlu dilakukan Dari kerja praktek yang dilakukan di PT. PJB UP
agar menjaga life time dari sistem penguatan dengan Cirata Bandung dapat diambil kesimpulan sebagai
sikat dari suatu pembangkit. berikut:
Dalam sistim penguatan dengan sikat pada 1. Konstruksi dari generator sinkron adalah sama
generator, perawatan yang perlu dilakukan antara lain: dengan konstruksi motor sinkron. Ada dua struktur
1. Posisi MCB yang terdapat didalam panel penguatan kumparan pada mesin sinkron yang merupakan
perlu dicek posisinya apakah normaly open atau dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan
normaly off pada saat operasi. yang mengalirkan penguatan DC (membangkitkan
2. Polarity Reversing Link merupakan kontaktor DC medan magnet/sistem penguatan) dan sebuah
yang harus dipindahkan Setiap 6 bulan sekali. kumparan (biasa disebut kumparan jangkar) tempat
Diharapkan dari perpindahan kontaktor ini akan dibangkitkannya GGL arus bola-balik. Hampir
menjaga keausan salah satu polarity DB (+/ -) semua mesin sinkron mempunyai belitan GGL
menjadi sama. Sehingga life time system penguatan berupa stator yang diam dan struktur medan magnit
dengan sikat menjadi lebih lama. berputar sebagai rotor. Kumparan DC pada struktur
3. Menjaga kebersihan pressure-pressure switch di medan yang berputar dihubungkan pada sumber
dalam panel dan saringan udara pada panel. DC luar melaui slipring dan sikat arang, tetapi ada
4. Membersihkan kotoran atau arang tipis yang timbul juga yang tidak mempergunakan sikat arang yaitu
dalam field breaker. Arang tipis yang menempel ini brushless excitation system.
timbul karena bunga api pembukaan field breaker. 2. Sistem penguatan dengan sikat (brush excitation)
Pada saat pembersihan ini kondisi unit harus shunt mempunyai kelemahan dalam masalah
down dan peralatan yang bertegangan harus sudah pemeliharaan karena bunga api, diperlukan
digrounding. pemeliharaan dalam pembaruan sikat-sikat karena
pemakaian, penyetelan pegas sikat dan sebagainya.
3.7 Trouble Shooting Sistem Penguatan dengan Sikat 3. Nilai arus penguatan harus dijaga agar selalu sesuai
Teknik troubleshooting merupakan kemampuan yang dengan arus dasar pada sistem penguatan sehingga
perlu di kuasai oleh teknisi pemeliharaan. kestabilan sistem secara keseluruhan tetap stabil.
Troubleshooting atau perburuan sumber gangguan yang
sering terjadi pada unit instalasi mesin maupun listrik 4.2 Saran
harus dapat diselesaikan dalam waktu yang sesingkat- 1. Sistem penguatan dengan sikat (brush excitation)
singkatnya. dapat dialihkan dengan menggunakan sistem
Sebelum dapat membangun tegangan sendiri penguatan tanpa sikat (brushless excitation) karena
sistem penguatan ini mendapat injeksi pendahuluan dari biaya perawatan relatif lebih rendah.
baterai (flashing). Flasing terjadi pada putaran sekitar 2. Untuk menghasilkan tegangan sistem yang stabil,
95%. Permasalahan-permasalahan yang dapat terjadi besarnya arus penguatan harus selalu diperhatikan
pada sistem penguatan dapat dijelaskan sebagai berikut: berkaitan dengan fluktuasi beban yang terjadi.

4
V. DAFTAR PUSTAKA
1. File pusat pendidikan dan latihan PT. PJB (persero)

2. Muslim, Supari dkk. 2008, Teknik Pembangkit


Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional:
Jakarta.

3. Arismunandar, Artono dan Kuwahara, Susumu.


1997. Teknik Tenaga Listrik Jilid III. PT. Pradnya
Paramita. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai