Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

ELEKTRONIKA DISKRIT

SCR DAN TRIAC

Dosen Pembimbing:

Torib Hamzah, S.Pd., M.Pd

Abdul Kholiq, SST., MT

Singgih Yudha Setiawan, SST

Disusun Oleh :

Erlyana Putri Marselina

P27838017027

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK

TAHUN AJARAN 2017/2018


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi saat ini ditandai dengan banyaknya manusia memanfaatkan peralatan modern
yang berbasiskan komputer atau elektronik untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Adanya
kemudahan-kemudahan peralatan yang semakin canggih merupakan sumbangan yang banyak dan tak
ternilai dari kemajuan teknologi peralatan yang menggunakan komponen elektronika. Komponen-
komponen penting yang membentuk sebuah peralatan elektronika seperti dioda, transistor dan thyristor
adalah komponen elektronika aktif yang terbuat bahan semikonduktor. Oleh karena itu, bahan
semikonduktor memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan teknologi elektronika.
Untuk mempermudah pengendalian arus yang tinggi, maka dibuatlah TRIAC atau triode alternating
current. TRIAC juga dibuat untuk mengurangi penggunaan SCR, karena TRIAC ekuivalen dengan dua
buah SCR yang disambungkan anti paralel dan kaki gerbangnya disambungkan bersama. TRIAC dapat
digambarkan seperti SCR yang disusun bolak-balik. Untuk penyaklaran tegangan yang tinggi juga
dapat menggunakan TRIAC sehingga TRIAC sangat berguna dalam dunia elektronika

1.2 Batasan Masalah


1. Memahami fungsi dari SCR dan TRIAC.
2. Memahami prinsip kerja dari SCR dan TRIAC.
3. Mengetahui cara mengukur SCR dan TRIAC menggunakan multimeter.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa fungsi dari SCR dan TRIAC ?
2. Bagaimana cara kerja SCR dan TRIAC ?
3. Bagaimana cara mengukur SCR dan TRIAC menggunakan multimeter ?

1.4 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi SCR dan TRIAC.
2. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik SCR dan TRIAC.
3. Mahasiswa dapat mengukur tegangan pada kaki-kaki SCR dan TRIAC.

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Dalam praktikum kali ini agar mahasiswa dapat memahami SCR dan TRIAC secara teoritis.
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja SCR dan TRIAC dalam suatu rangkaian.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SCR

Gambar 2.1 Diagram, Simbol dan Bentuk SCR


SCR adalah singkatan dari silicon controlled rectifier yang merupakan salah satu jenis dioda
yang memiliki fungsi sebagai pengendali. Berbeda dari dioda pada umumnya yang hanya memiliki dua
kaki, yakni kaki anoda dan katoda, SCR ini memiliki tiga kaki. Disamping anoda dan katoda, SCR
memiliki sebuah kaki yang disebut terminal gate atau gerbang.
Terminal tersebut berfungsi sebagai pengontrol. Perlu diketahui bahwa komponen SCR ini
masih masuk ke dalam keluarga komponen thyristor yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1956.
SCR memiliki kemampuan dapat mengendalikan daya maupun tegangan yang cukup tinggi. Oleh
sebab itu komponen ini biasa difungsikan sebagai sebuah switch tegangan atau arus menengah ke atas.
Beberapa jenis rangkaian yang sering menggunakan komponen SCR diantaranya adalah
rangkaian logika, lampu dimmer, osilator, chopper, pengendali kecepatan motor, inverter, timer, dan
masih banyak lagi yang lainnya. SCR memiliki 4 lapis semikonduktor, yakni positif, negatif, positif
negatif (PNPN). Cara kerja SCR tak berbeda dari dua buah bipolar transistor yang disambung.

2.1.1 Fungsi SCR


Seperti yang telah dijelaskan tadi, bahwa komponen SCR memiliki fungsi sebagai
pengendali atau sebagai saklar (switch). Dalam sebuah rangkaian elektronika, komponen
elektronika dalam memutus dan menyambung arus serta tegangan listrik kelas menengah ke atas.

2.1.2 Karakteristik SCR


Pada gambar tertera tegangan breakover Vbo, yang jika tegangan forward SCR
mencapai titik ini, maka SCR akan on. Lebih penting lagi adalah arus Ig yang dapat menyebabkan
tegangan Vbo turun menjadi lebih kecil. Pada gambar ditunjukkan beberapa arus Ig dan
korelasinya terhadap tegangan breakover. Pada datasheet SCR, arus trigger gate ini sering ditulis
dengan notasi IGT (gate trigger current). Pada gambar ada ditunjukkan juga arus Ih yaitu arus
holding yang mempertahankan SCR tetap on. Jadi agar SCR tetap on maka arus forward dari
anoda menuju katoda harus berada di atas parameter ini.
Sejauh ini yang dikemukakan adalah bagaimana membuat SCR menjadi on. Pada
kenyataannya, sekali SCR mencapai keadaan on maka selamanya akan on, walaupun tegangan
gate dilepas atau di short ke katoda. Satu-satunya cara untuk membuat SCR menjadi off adalah
dengan membuat arus anoda dan katoda turun dibawah arus Ih (holding current). Pada gambar 5
kurva I-V SCR, jika arus forward berada dibawah titik Ih, maka SCR kembali pada keadaan off.
Berapa besar arus holding ini, umumnya ada di dalam datasheet SCR. Kurva tegangan dan arus
dari sebuah SCR adalah seperti yang ada pada gambar berikut.

Gambar 2.2 Karakteristik Arus dan Tegangan SCR


Cara membuat SCR menjadi off tersebut adalah sama saja dengan menurunkan tegangan
anoda dan katoda ke titik nol. Karena inilah SCR atau thyristor pada umumnya tidak cocok
digunakan untuk aplikasi DC. Komponen ini lebih banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi
tegangan AC, dimana SCR bisa off pada saat gelombang tegangan AC berada di titik nol.
Ada satu parameter penting lain dari SCR, yaitu VGT. Parameter ini adalah tegangan
trigger pada gate yang menyebabkan SCR on. Kalau dilihat dari model thyristor seperti pada
gambar sebelumnya di atas, tegangan ini adalah tegangan Vbe pada transistor Q2. VGT seperti
halnya VBE, besarnya kira-kira 0,7 volt. Seperti contoh rangkaian gambar dibawah ini sebuah
SCR diketahui memiliki IGT = 10 mA dan VGT = 0,7 volt. Maka dapat dihitung tegangan Vin
yang diperlukan agar SCR ini on adalah sebesar:
Vin = Vr + VGT
Vin = IGT(R) + VGT = 4,9 volt

Gambar 2.3 Rangkaian Bias Tegangan SCR


2.1.3 Prinsip Kerja SCR
Perlu dipahami bahwa prinsip kerja dari komponen SCR sebenarnya tak berbeda dari
komponen dioda pada umumnya. Akan tetapi karena SCR memiliki 3 kaki, maka perlakuannya
juga sedikit berbeda. Agar dapat berkerja sebagaimana mestinya, kaki ketiga (gate) dari
komponen SCR ini memerlukan tegangan positif sebagai trigger atau pemicu.
Saat SCR dalam keadaan on, maka seterusnya akan dalam keadaan on walaupun
tegangan pemicu dilepas. Dan untuk mengembalikannya ke posisi off, arus maju pada anoda dan
katoda harus diturunkan sampai berada di posisi Ih (holding current) SCR. Perlu diketahui bahwa
masing-masing SCR memilik arus holding yang berbeda-beda.

2.1.4 Cara Mengukur SCR Dengan Multimeter


1. Atur posisi selektor multimeter ke ohm (Ω) x10K.
2. Hubungkan probe hitam multimeter (negatif) ke kaki anoda SCR dan probe merah
multimeter (positif) ke kaki katoda SCR.
3. Baca hasil pengukuran di layar multimeter, hasil pengukurannya harus menunjukan nilai
resistansi yang tinggi. Jika hasil pengukurannya menunjukan nilai resistansi yang sangat
rendah, maka SCR tersebut dinyatakan hubung singkat (short)/rusak.
4. Hubungkan probe merah multimeter (positif) ke kaki anoda SCR dan probe hitam multimeter
(negatif) ke kaki katoda SCR.
5. Baca hasil pengukuran di layar multimeter, hasil pengukurannya juga harus menunjukan nilai
resistansi yang tinggi. Jika hasil pengukurannya menunjukan nilai resistansi yang sangat
rendah, maka SCR tersebut dinyatakan hubung singkat (short)/rusak.
6. Pada kondisi probe merah dan probe hitam masih terhubung di kaki SCR seperti pada
langkah ke-4, hubungkan kaki anoda dan kaki gate pada SCR dengan menggunakan sebuah
kabel penghubung jumper. Jika SCR berfungsi dengan baik maka nilai resistansi yang tampil
pada layar multimeter akan menunjukan nilai resistansi yang sangat rendah. Nilai
resistansinya ini akan tetap rendah meskipun kabel penghubung jumper tersebut dilepas.
Jumper atau kabel penghubung ini berfungsi untuk memberikan arus ke kaki gate SCR atau
sebagai pemicu trigger SCR.

Gambar 2.4 Mengukur SCR dengan Multimeter


2.2 TRIAC
TRIAC adalah perangkat semikonduktor berterminal tiga yang berfungsi sebagai pengendali
arus listrik. Nama TRIAC ini merupakan singkatan dari triode for alternating current (trioda untuk
arus bolak balik). Sama seperti SCR, TRIAC juga tergolong sebagai thyristor yang berfungsi sebagai
pengendali atau switching. Namun, berbeda dengan SCR yang hanya dapat dilewati arus listrik dari
satu arah (unidirectional), TRIAC memiliki kemampuan yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua
arah (bidirectional) ketika dipicu. Terminal gate TRIAC hanya memerlukan arus yang relatif rendah
untuk dapat mengendalikan aliran arus listrik AC yang tinggi dari dua arah terminalnya. TRIAC sering
juga disebut dengan bidirectional triode thyristor. Pada dasarnya, sebuah TRIAC sama dengan dua
buah SCR yang disusun dan disambungkan secara anti paralel (paralel yang berlawanan arah) dengan
terminal gerbang atau gatenya dihubungkan bersama menjadi satu. Jika dilihat dari strukturnya,
TRIAC merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 4 lapis semikonduktor dan 3 terminal,
ketiga terminal tersebut diantaranya adalah MT1, MT2 dan gate. MT adalah singkatan dari main
terminal.

Gambar 2.5 Bentuk, Kontruksi Fisik dan Simbol TRIAC

2.2.1 Karakteristik TRIAC


TRIAC tersusun dari lima buah lapis semikonduktor yang banyak digunakan pada
pensaklaran elektronik. TRIAC biasa juga disebut thyristor bidirectional. TRIAC merupakan dua
buah SCR yang dihubungkan secara paralel berkebalikan dengan terminal gate bersama.
Berbeda dengan SCR yang hanya melewatkan tegangan dengan polaritas positif saja,
tetapi TRIAC dapat dipicu dengan tegangan polaritas positif dan negatif, serta dapat dihidupkan
dengan menggunakan tegangan bolak-balik pada gate. TRIAC banyak digunakan pada rangkaian
pengedali dan pensaklaran.
TRIAC hanya akan aktif ketika polaritas pada anoda lebih positif dibandingkan
katodanya dan gatenya diberi polaritas positif, begitu juga sebaliknya. Setelah terkonduksi,
sebuah TRIAC akan tetap bekerja selama arus yang mengalir pada TRIAC (IT) lebih besar dari
arus penahan (IH) walaupun arus gate dihilangkan. Satu-satunya cara untuk membuka (meng-
offkan) TRIAC adalah dengan mengurangi arus IT di bawah arus IH.
2.2.2 Prinsip Kerja TRIAC
TRIAC akan tersambung (on) :
Ketika berada di kuadran 1 yaitu saat arus positif kecil melewati terminal gate ke MT1,
dan polaritas MT2 lebih tinggi dari MT1, saat TRIAC terhubung dan rangkaian gate tidak
memegang kendali, maka TRIAC tetap tersambung selama polaritas MT2 tetap lebih tinggi dari
MT1 dan arus yang mengalir lebih besar dari arus genggamnya (holding current/Ih).
TRIAC juga akan tersambung saat arus negatif melewati terminal gate ke MT1, dan
polaritas MT1 lebih tinggi dari MT2, dan TRIAC akan tetap terhubung walaupun rangkaian gate
tidak memegang kendali selama polaritas MT1 lebih tinggi dari MT2 dan arus yang mengalir
lebih besar dari arus genggamnya (holding current/Ih).
Selain dengan cara memberi pemicuan melalui teminal gate, TRIAC juga dapat dibuat
tersambung (on) dengan cara memberikan tegangan yang tinggi sehingga melampaui tegangan
breakovernya terhadap terminal MT1 dan MT2, namun cara ini tidak diizinkan karena dapat
menyebabkan TRIAC akan rusak. Pada saat TRIAC tersambung (on) maka tegangan jatuh maju
antara terminal MT1 dan MT2 sangatlah kecil yaitu berkisar antara 0,5 volt sampai dengan 2
volt.

2.2.3 Cara Mengukur TRIAC Menggunakan Multimeter


Langkah 1 :
1. Atur posisi selektor multimeter pasa skala ohm.
2. Hubungkan probe merah (+) multimeter ke terminal MT1 TRIAC.
3. Hubungkan probe hitam (-) multimeter ke MT2 TRIAC.
4. Layar multimeter akan menunjukan tanda over load. Kondisi ini menandakan TRIAC dalam
kondisi baik.
Langkah 2 :
1. Posisi selektor multimeter pada skala ohm.
2. Hubungkan probe hitam (-) multimeter ke terminal MT1 TRIAC.
3. Hubungkan probe merah (+) multimeter ke MT2 TRIAC.
4. Layar multimeter akan menunjukan tanda over load. Kondisi ini menandakan TRIAC dalam
kondisi baik.
5. Pindahkan probe merah (+) multimeter ke terminal gate.
6. Layar multimeter akan menunjukan nilai sekitar 0,127V. Kondisi ini menandakan TRIAC
dalam kondisi baik.
Gambar 2.6 Mengukur TRIAC dengan Multimeter
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Resistor 5 buah
2. SCR 1 buah
3. TRIAC 1 buah
4. Jepit Buaya secukupnya
5. Multimeter 1 buah
6. PCB 1 buah
7. LED 1 buah
8. Power Supply 1 buah

3.2 Langkah Percobaan


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai pada PCB sesuai gambar yang disediakan.
3. Mengamati yang terjadi pada LED.
4. Memasukkan hasil pengukuran atau data pada tabel pengamatan.
5. Membuat analisa dan kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan.

3.3 Gambar Rangkaian

3.4 Tabel Pengamatan


Tabel 3.1 Hasil Pengamatan SCR
No. Vin Vgate Vanoda Vkatoda VLED Kondisi LED
1. 0V 0V 4,8 V 0V 0V Mati
2. 0,1 V 0,1 V 4,8 V 0V 0V Mati
3. 0,2 V 0,2 V 4,8 V 0V 0V Mati
4. 0,3 V 0,3 V 4,8 V 0V 0V Mati
5. 0,4 V 0,4 V 4,8 V 0V 0,1 V Mati
6. 0,5 V 0,5 V 4,6 V 0V 1,6 V Redup
7. 0,6 V 0,6 V 0,6 V 0V 1,8 V Nyala
8. 0,7 V 0,6 V 0,6 V 0V 1,8 V Nyala
9. 0,8 V 0,6 V 0,6 V 0V 1,8 V Nyala

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan TRIAC


No. Vin Vgate VT1 VT2 VLED Kondisi LED
1. 10 V 220 V 215 V 10 V 10 V Mati
2. 20 V 210 V 216 V 20 V 20 V Mati
3. 30 V 212 V 218 V 30 V 30 V Redup
4. 40 V 208 V 219 V 40 V 40 V Redup
5. 50 V 200 V 220 V 50 V 50 V Redup
BAB 4
ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1 Analisis
Dari praktikum yang telah kami lakukan, bahwa komponen TRIAC dapat diaplikasikan
sebagai rangkaian dimmer dengan menggunakan komponen potesiometer sebagai pengatur resistansi
supaya lampu bisa menyala terang sampai lampu bias mati lagi. Tetapi rangakain yang kami buat tidak
bisa menjalankan lampu secara linier, karena dalam rangkaia ini kita hanya menggunakan komponen
TRIAC saja yang tidak bisa menyulut secara simetris. Komponen potensiometer disini bisa bekerja
menyalakan lampu ketika diputar setengah dari puturan potensiometer, karena resistansi yang
digunakan cukup tinggi.

4.2 Kesimpulan
SCR singkatan dari silicon control rectifier termasuk dari dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau therystor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan karakteristik
yang serupa dengan tabung thiratron sebagai pengendalinya adalah gate (G). SCR sebetulnya dari
bahan campuran P dan N isi SCR terdiri dari PNPN (positif negatif positif negatif) dan biasanya disebut
PNPN trioda. TRIAC adalah bagian dari thyristor yang dapat digunakan untuk mengendalikan arus
yang tinggi, penyaklaran dan juga dapat menggantikan fungsi dua buah SCR yang disambungkan
secara anti paralel.
DAFTAR PUSTAKA

[1.] Noname. 2016. “SCR”.


http://belajarelektronika.net/pengertian-dan-fungsi-scr-serta-prinsip-kerjanya/
Diakses pada : 3 Desember 2017
[2.] Noname. 2016. “TRIAC”.
http://ten10kuntoro.blogspot.co.id/2015/03/padakesempatan-kali-ini-saya-ingin.html
Diakses pada : 3 Desember 2017
LAMPIRAN

1. Foto Praktikum
2. Laporan Sementara
FOTO PRAKTIKUM

GAMBAR KETERANGAN
Percobaan Menggunakan SCR

Pengukuran Tegangan pada Rangkaian TRIAC

Percobaan Menggunakan komponen TRIAC

Anda mungkin juga menyukai