Anda di halaman 1dari 7

PENGELOLAAN SAMPAH

“MENJELASKAN DAN MEMAHAMI TIMBULAN SAMPAH DAN FAKTOR-


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULAN SAMPAH ”

Disusun oleh: Kelompok 3

2 D3 A

1. Adara Amalia P2.31.33.0.17.001

2. Erfin Syahrullah P2.31.33.0.17.010

3. Rizqa Hasanah Hasibuan P2.31.33.0.17.032

4. Tania Saosa Pratiwi P2.31.33.0.17.040

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643

Fax. 021.7397769 E-mail: info@poltekkesjkt2.ac.id Website: http://poltekkesjkt2.ac.id


A. Pengertian Timbulan Sampah

Timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan dari jenis
sumber sampah di wilayah tertentu per satuan yang dihasilkan dari jenis sumber sampah
diwilayah tertentu per satuan waktu (Depatermen PU, 2004). Timbulan sampah sangat
diperlukan untuk menentukan dan mendesain peralatan yang digunakan dalam transportasi
sampah, fasilitas recovery material, dan fasilitas Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) sampah.
Timbulan sampah biasanya dinyatakan dalam (Damanhuri, 2004):

 Satuan berat : kilogram per orang per hari (kg/o/h), kilogram per
meter– persegi bangunan per hari (kg/m2/h) atau kilogram per tempat tidur per hari
(kg/bed,h).
 Satuan volume : liter per orang per hari (l/o/h), liter per meter persegi
bangunan per hari hari (l/m2/h) atau liter tempat tidur per hari (kg/bed/h)

Prakiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun di masa mendatang
merupakan dasar dari perancangan dan pengkajian system pengelolaan persampahan.
Prakiraan rerata timbulan sampah merupakan langkah awal yang biasa dilakukan dalam
pengelolaan persampahan. Satuan timbulan sampah biasanya dinyatakan sebagai satuan
skala kuantitas per orang atau per unit bangunan dan sebagainya.

B. Jenis Timbulan Sampah


Sampah yang berasal dari masyarakat berpendapatan tinggi umumnya lebih banyak
mengandung kemasan dan material ringan, sedikit abu dan sampah makanan, demikian
pula sebaliknya.
Prakiraan rerata timbulan sampah merupakan langkah awal yang biasa dilakukan dalam
pengelolaan persampahan. Rata – rata timbulan sampah tidak akan sama antara daerah satu
dengan daerah lainnya, atau suatu negara dengan negara lainnya. Informasi mengenai
timbulan sampah yang diketahui akan berguna untuk menganalisis hubungan antara
elemen – elemen pengelolaan antara lain untuk (damanhuri, 1989):
1. Pemilihan peralatan
2. Perencanaan rute pengangkutan
3. Fasilitas untuk daur ulang
4. Luas dan jenis TPA.
Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Asalnya
Asal Besaran (per orang/hari)
Rumah permanen 2,5 L
Rumah semi permanen 2,25 L
Rumah non permanen 2,0 L
Kantor 0,5 - 0,75 L
Toko 2,5 – 3,0 L
Sekolah 0,15 L

Timbulan sampah bisa dinyatakan dengan satuan volume atau satuan berat. Jika
digunakan satuan volume, derajat pewadahan (densitas sampah) harus dicantumkan. Oleh
karena itu, lebih baik digunakan satuan berat karena ketelitiannya lebih tinggi dan tidak
perlu memperhatikan derajat pemadatan.Timbulan sampah ini dinyatakan sebagai:
1. Satuan berat: kg/o/hari, kg/m2/hari, kg/bed/hari, dan sebagainya
2. Satuan volume: L/o/hari, L/m2/hari, L/bed/hari, dan sebagainya.
Di Indonesia umumnya menerapkan satuan volume. Penggunaan satuan volume dapat
menimbulkan kesalahan dalam interpretasi karena terdapat faktor kompaksi yang harus
diperhitungkan. Sebagai ilustrasi, 10 unit wadah yang berisi air masing-masing 100 liter,
bila air tersebut disatukan dalam wadah yang besar, maka akan tetap berisi 1000 liter air.
Namun 10 unit wadah yang berisi sampah 100 liter, bila sampah tersebut disatukan dalam
sebuah wadah, maka volume sampah akan berkurang karena mengalami kompaksi. Berat
sampah akan tetap. Terdapat faktor kompaksi yaitu Densitas.
C. Satuan Timbulan Sampah Berdasarkan Sumbar Sampah
Komponen Sumber
NO. Satuan Volume (liter) Berat (Kg)
Sampah
1. Rumah permanen /orang/hari 2,25 – 2,50 0,350 – 0,400
2. Rumah Semi Permanen /orang/hari 2,00 – 2,25 0,300 – 0,350
3. Rumah Non Permanen /orang/hari 1,75 – 2,00 0,250 – 0,300
4. Kantor /pegawai/hari 0,50 – 0,75 0,025 – 0,100
5. Toko / Ruko /petugas/hari 2,50 – 3,00 0,150 – 0,350
6. Sekolah /murid/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,020
7. Jalan Arteri Skunder /m/hari 0,10 – 0,15 0,020 – 0,100
8. Jalan Kolektor Skunder /m/hari 0,10 – 0,15 0,10 – 0,050
9. Jalan Lokal /m/hari 0,05 – 0,10 0,005 – 0,25
10. Pasar /m2/hari 0,20 – 0,60 0,100 – 0,300

Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu daerah
dengan daerah lainnya, dan antara satu negara dengan negara lainnya. Variasi ini terutama
disebabkan oleh perbedaan, antara lain:

1. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya

2. Tingkat hidup: makin tinggi tingkat hidup masyarakat, makin besar timbulan
sampahnya

3. Musim: di negara Barat, timbulan sampah akan mencapai angka minimum pada musim
panas

4. Cara hidup dan mobilitas penduduk

5. Iklim: di negara Barat, debu hasil pembakaran alat pemanas akan bertambah pada
musim dingin

6. Cara penanganan makanannya.

Beberapa studi memberikan angka timbulan sampah kota di Indonesia berkisar antara
2-3 liter/orang/hari dengan densitas 200-300 kg/m3 dan komposisi sampah organik 70-
80%. Menurut SNI 19 -3964 -1994, bila pengamatan lapangan belum tersedia, maka untuk
menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka timbulan sampah sebagai berikut:
 Satuan timbulan sampah kota besar = 2– 2,5 L/orang/hari, atau = 0,4 – 0,5 kg/orang/hari

 Satuan timbulan sampah kota sedang/kecil = 1,5 – 2 L/orang/hari, atau = 0,3 – 0,4
kg/orang/hari

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulan Sampah


Tahun 1978 produksi sampah yang dihasilkan dirumah – rumah tangga dijakarta rata –
rata 1,96 liter/orang/hari. Produksi sampah ini selalu bertambah pada masing masa-masa
mendatang. Di Amerika Serikat laju kenaikan sampah – sampah sebesar 1,4% pertahun.
Di Indonesia laju kenaikan sapah diperkirakan lebih besar dari 1,4% pertahun. Jumlah
sampah yang terdapat dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah:
1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan penduduk. Semakin
padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk
menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang
dihasilkan semakin banyak.
2. Sistem pengumpulan atau pembuangan yang dipakai
Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika
dibandingkan menggunakan truk.
3. Pengambilan bahan – bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali
Metode ini dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi
golongan tertentu.
4. Factor geografis
Lokasi tempat pembuangan sampah di daerah pegunungan, lembah, pantau atua
dataran rendah mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan oleh suatu wilayah
sesuai dengan kondisi geografisnya.
5. Factor waktu
Factor waktu dipengaruhi pada faktor harian, mingguan, atau tahunan. Jumlah
sampah perhari bervariasi menurut waktu, sebagai contoh jumlah sampah pada
siang hari lebih banyak dari pada jumlah dipagi hari, atau jumlah sampah pada saat
libur.
6. Factor social - ekonomi dan budaya
Adat istiadat dan taraf mental masyarakat mempengaruhi jumlah sampah yang
dihasilkan pada suatu wilayah.
7. Factor musim
Pada musim hujan sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu air atau
penyaringan limbah.
8. Kebiasaan masyarakat
Kebiasaan masyarakat ini sebagai contoh seseorang suka mengkonsumsi satu
jenis makanan atau tanaman maka sampah makanan itu akan meningkat.
9. Kemajuan teknologi
Akibat kemajuan teknologi maka jumlah sampah dapat meningkat, kemajuan
teknologi semakin memberikan ragam atau karakteristik sampah yang semakin
besar.
10. Jenis sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula
macam dan jenis sampahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Puspawati, Catur. 2012. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah Padat (A). Jakarta :
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II

Anda mungkin juga menyukai