PENATALAKSANAAN
HEPATITIS B
PADA IBU HAMIL
DEFINISI
1.1.DEFINISI
Hepatitis B adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B. Data dari WHO, pada tahun 2010 diperkirakan 2 milyar penduduk dunia
terjangkit Hepatitis B.yang menyebabkan 100 juta kematian diseluruh dunia
pertahunnya, dengan sekitar 300 juta sampai 400 juta orang dperkirakan menjadi
karier atau pembawa virus. Dengan begitu virus Hepatitis B 100 kali lipat lebih
infeksius daripada virus HIV.
Sementara di Indonesia diperkirakan 1 dari 10 penduduk mengidap penyakit
Hepatitis B. Sebagian besar dari penderita tersebut tidak menyadarinya, sampai
timbul komplikasi. Keadaan yang sudah terlambat ini menyebabkan besarnya biaya
yang dibutuhkan untuk mengobati penyakit ini. Cara penularan penyakit ini ada 2,
yaitu horizontal : pada pasien bedah umum dan tidakan gigi yang terpapar darah
penderita Hepatitis B, petugas kesehatan dan mahasiswa kesehatan yang terpapar
darah dari pasien Hepatitis B, pengguna narkoba dengan jarum suntik, pasien yang
menggunakan alat cuci darah, dan lain – lain, dengan persentasi penularan sekitar 3 –
5%. Secara vertikal, penularan Hepatitis B terjadi melalui Ibu penggidap virus
Hepatitis B ke bayi yang dikandung atau dilahirkan, dengan persentasi kurang lebih
95 %.
Deteksi Dini Hepatitis B pada Ibu Hamil adalah langkah awal pencegahan
penularan hepatitis B secara vertikal, yaitu penularan dari ibu kepada anaknya pada
saat proses persalinan (kelahiran). Oleh sebab itu Departemen Kesehatan Republik
Indonesia melalui Sub. Direktorat Penyakit Hepatitis dan Infeksi Saluran Pencernaan
melalui Permenkes No. 52 Tahun 2017 mencanangkan target untuk deteksi dini
Hepatitis B yang ditularkan secara vertikal dari ibu ke anaknya pada tahun 2019 ini
sebanyak 70 %. Dimana untuk target ini meningkat setiap tahunnya, untuk tahun
2018 ditargekan sebanyak 60 %.
Terkait peningkatan dan standarisasi pelayanan dan berdasarkan hasil review
berkala terhadap sumberdaya termasuk di dalamnya dokumen pedoman kerja di
UPTD Puskesmas Selemadeg Bara,didapatkan hasil bahwa dokumen Panduan dan
SOP terkait deteksi dini Hepatits B pada ibu hamil belum ada sehingga perlu disusun
dengan segera.
Ruang lingkup dari panduan penatalaksaan Hepatitis B pada ibu hamil ini
adalah seluruh ibu hamil yang melakukan ante natal care dan melakukan proses
persalinan di UPTD Puskemas Selemadeg Barat termasuk di Jaringan Pelayanan
Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Selemadeg Barat. Selain itu ruang lingkup dari panduan ini adalah
seluruh bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil di UPTD Puskemas Selemadeg Barat
termasuk di Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Selemadeg Barat.
BAB III
TATA LAKSANA
Secara khusus pesan promosi kesehatan yang utama bagi ibu hamil yaitu:
1. Ibu hamil dan bayi yang dikandungnya berhak tetap sehat dan makin sehat.
2. Pelayanan antenatal terpadu 10 T bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil dan
bayi yang dikandungnya.
3. Pencegahan penularan dari ibu ke anak.
4. Deteksi dini penyakit baik menular maupun tidak menular wajib ditangani
secara dini pada ibu hamil.
5. Rujukan dan pendampingan dapat dilakukan tenaga kesehatan untuk
memastikan kehamilan berlangsung dengan baik dan janin yang dikandung
sejahtera.
6. Masyarakat dapat mendukung secara pribadi ataupun kelompok agar setiap
ibu/perempuan hamil tetap sehat.
Deteksi dini adalah upaya untuk mengenali secepat mungkin gejala, tanda,
atau ciri dari risiko, ancaman, atau kondisi yang membahayakan. Deteksi dini,
skrining, atau penapisan kesehatan pada ibu hamil dilaksanakan pada saat
pelayanan antenatal agar seorang ibu hamil mampu menjalani kehamilan dengan
sehat, bersalin dengan selamat, serta melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.
Adapun langkah – langkah deteksi dini Hepatitis B pada ibu hamil di UPTD
Puskesmas Selemadeg Barat adalah sebagai Berikut :
1. Dokter atau bidan menerima ibu hamil.
2. Dokter atau bidan menjelaskan kepada ibu hamil tentang penyakit hepatitis B.
3. Dokter atau bidan memberikan surat pengantar pemeriksaan ke laboratorium.
4. Ibu hamil melakukan pemeriksaan darah untuk deteksi dini hepatitis B.
5. Ibu hamil menyerahkan hasil dari labolatorium kepada petugas KIA.
6. Dokter atau bidan menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium kepada ibu hamil.
7. Dokter atau bidan melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan
laboratorium.
A. HbSAg non Reaktif
a) Ibu hamil melakukan ANC rutin sesuai jadwal.
B. HbSAg Reaktif
a) Dokter atau bidan melakukan KIE kepada ibu hamil.
b) Dokter akan merujuk ibu hamil ke Rumah Sakit untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
c) Dokter atau bidan memberikan penjelasan bahwa bayinya mendapatkan
HBIg gratis.
d) Ibu Hamil melakukan ANC sesuai jadwal.
B. Bahan :
1. Darah yang diperiksa (specimen)
C. Langkah – langkah Pemeriksaan :
1. Petugas laboratorium menerima dan mengkaji form permintaan pemeriksaan
laboratorium.
2. Petugas laboratorium melakukan identifikasi pasien.
3. Petugas laboratorium melakukan Inform Concern.
4. Petugas laboratorium menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
5. Petugas laboratorium menggunakan APD.
6. Petugas laboratorium mengeluarkan strip test pemeriksaan dari bungkusnya.
7. Petugas laboratorium memberikan label identitas pasien pada strip test.
8. Petugas laboratorium mengambil darah menggunakan spuit 3 ml, lalu
masukkan ke tabung pemeriksaan.
9. Petugas laboratorium memasukkan 100µ sampel serum, plasma atau whole
blood ke dalam sampel area menggunakan pipet tetes.
10. Petugas laboratorium menginterpretasikan hasil dalam 20 menit.
11. Petugas laboratorium melepaskan sarung tangan.
12. Petugas laboratorium mencatat hasil pemeriksaan pada buku register
laboratorium dan blanko hasil pemeriksaan.
13. Petugas laboratorium mencuci tangan.
14. Petugas laboratorium memberikan hasil pemeriksaan kepada dokter.
Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan hepatitis B non- reaktif, maka
diberikan vitamin K dan HB 0 sesegera mungkin (dianjurkan agar diberikan
kurang dari 24 jam) setelah kelahiran, diikuti vaksinasi hepatitis B
berikutnya sesuai jadwal program imunisasi nasional.
Selain tata laksana medis, asuhan kebidanan, dan asuhan keperawatan, pada
ibu hamil baik yang negatif maupun positif terinfeksi Hepatitis B juga dilakukan
konseling. Pada pelayanan antenatal maupun pemeriksaan laboratorium Hepatitis
B, pemberitahuan hasil pemeriksaan laboratorium sama seperti pada pemeriksaan
laboratorium pada umumnya yaitu dilakukan oleh yang meminta pemeriksaan,
disertai penjelasan atas hasil pemeriksaan disertai dengan rencana tindak lanjut
disebut konseling kesehatan pasca tes. Penyampaian hasil tes dan konseling
kesehatan diberikan secara individual sesuai ketentuan. Konseling pada ibu hamil
yang negatif maupun positif terinfeksi Hepatitis B dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
Setiap bayi dari ibu Hepatitis B wajib dilakukan imunisasi dengan jadwal imunisasi
seperti telah ditetapkan, terutama untuk jadwal Imunisasi Hepatitis yaitu HB0,1,2,3.
Keberhasilan Eliminasi Penularan Hepatitis B dari ibu ke anak bukan semata-mata
terlindungi dengan pemberian HBIg saat lahir tetapi lebih merupakan kombinasi
dengan imunisasi.
BAB IV
DOKUMENTASI
Proses dan hasil pelaksanaan kegiatan Deteksi Dini Hepatitis B pada ibu
hamil didokumentasikan dalam Register Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak,
Register Pelayanan Laboratorium,Buku Kesehatan Ibu dan Anak dan formulir
Pencatatan dan Pelaporan Triple Eliminasi.(Terlampir)