Pembahasan
Pembahasan
1. B. PAPUL
• laki-laki usia 44 tahun
• tumbuh daging di kaki sejak 2 bulan lalu.
• tambah besar bila digaruk.
• ukuran lesi <1/2 cm
• anak 2 tahun
• keluhan timbul luka koreng didaerah
sekitar mulut
• krusta kering kekuningan seperti madu
(Honey like).
Etiologi ?
Impetigo krustosa (impetigo
contagiosa)
adalah peradangan yang memberikan gambaran
vesikel yang dengan cepat berubah menjadi
pustul dan pecah sehingga menjadi krusta kering
kekuningan seperti madu (Honey like).
Impetigo krustosa Impetigo bulosa
Streptococcus beta hemolyticuss grup A Staphylococcus aureus
Ektima Erisipelas
Steptococcus beta hemoliticus Streptococcus,
Selulitis Folikulitis
Streptococcus beta hemolitikus, Staphylococcus aureus ,
staphylococcus aureus
Furunkel Karbunkel
Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus
Hidradenitis Supurativa
Streptococcusviridans, Staphylococcus aureus, bakteri
anaerob(Peptostreptococcus spesies,
Bacteroidesmelaninogenicus, dan Bacteroides corrodens),
Coryneformbacteria
Tatalaksana :
• Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salep
antibiotik. Antibiotik sistemik diberikan bila
krusta banyak.
Pilihan lainnya:
• Staphylococcus aureus → impetigo bulosa
• Bacteroidesmelaninogenicus→ Hidradenitis
supurativa
• Bacteroides corrodens → Hidradenitis
supurativa
• Malassezia furfur → PVC
Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
A. Ektima
4.
• anak usia 15 tahun
• luka koreng pada daerah tungkai bawah
• ulkus dangkal krusta tebal melekat
menutupi ulkus dibawahnya
Diagnosis ?
Ektima
Epidemiologi :
Terdapat pada anak-anak dan dewasa
Pemeriksaan fisik :
Ektima adalah peradangan yang menimbulkan
kehilangan jaringan dermis bagian atas (ulkus dangkal).
Krusta tebal melekat menutupi ulkus dibawahnya
Predileksi :
Tungkai bawah → tempat yang relatif banyak trauma
Tempat lainnya adalah bokong dan paha
Tatalaksana
• Sedikit : angkat krusta + salep antibiotik
• Banyak : angkat krusta +antibiotik sistemik
• Terapi oral dan sistemik pada ektima sama
dengan impetigo
Pilihan lainnya:
• Selulitis → eritema berbatas tidak tegas
• Karbunkel → kumpulan dari beberapa furunkel
• Flegmon → Selulitis dengan supurasi
(undreainable)
• Erisipelas → eritema, edema, berbatas tegas,
Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
5. E. Erisipelas
• laki-laki usia 65 tahun
• gatal, rasa terbakar, nyeri dan bengkak pada daerah
wajah
• Riwayat jerawat dan sering melakukan ektraksi
jerawat menggunakan alat yang tidak steril.
• area zigomaticus di temukan eritema, edema,
berbatas tegas. Teraba rasa panas dan nyeri tekan
(+).
• Riw. DM (+)
Diagnosis?
Erisipelas
peradangan epidermis dan dermis yang ditandai
dengan infiltrat eritema, edema, berbatas tegas,
dan disertai dengan rasa panas dan nyeri. Onset
penyakit ini sering didahului dengan gejala
prodromal berupa menggigil, panas tinggi, sakit
kepala, mual muntah, dan nyeri sendi.
Pilihan lainnya:
• Ektima→ ulkus dangkal krusta tebal melekat
menutupi ulkus dibawahnya
• Selulitis → eritema berbatas tidak tegas
• Karbunkel → kumpulan dari beberapa furunkel
• Flegmon → Selulitis dengan supurasi
(undreainable)
6. E. Kompres Balut
• laki-laki usia 65 tahun
• gatal, rasa terbakar, nyeri dan bengkak pada daerah
wajah
• Riwayat jerawat dan sering melakukan ektraksi
jerawat menggunakan alat yang tidak steril.
• area zigomaticus di temukan eritema, edema,
berbatas tegas. Teraba rasa panas dan nyeri tekan
(+).
• Riw. DM (+)
• Diagnosis?
kerion
peradangan berat pada tinea kapitis berupa
pembengkakan yang menyerupai sarang lebah
dengaan sebukaan sel radang disekitarnya
Pilihan lainnya:
• Gray patch Ring worm → rambut warna abu-
abu, mudah patah dan terlepas dari akarnya
• Dot ring worm → rambut terkena infeksi patah
tepat pada muara folikel dan yang tertinggal
adalah ujung rambut yang penuh spora
• Dermatitis seboroik → ketombe ringan pada
kulit kepala (pitiriasis sika)
• Tinea kapitis → dermatofitosis pada kulit dan
rambut kepala→ kerion salah 1 didalamnya
8. B. Tinea Kruris
• perempuan usia 51 tahun
• keluhan timbul bercak kemerahan pada
daerah selangkangan
• Tertama saat pasien berkeringat.
• BB pasien 68 kg, TB pasien 155 cm
• Riwayat DM (+)
• bercak merah bersisik daerah inguinal,
dengan tepi lebih aktif
Diagnosis ?
Tinea kruris
pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong,
dan perut bagian bawah
Klasifikasi dermatofitosis
berdasarkan lokasi, yaitu antara lain:
• Tinea kapitis, dermatofitosis pada kulit dan
rambut kepala
• Tinea barbae, dermatofitosis pada dagu dan
jenggot.
• Tinea kruris, pada daerah genitokrural, sekitar
anus, bokong, dan perut bagian bawah.
• Tinea pedis et manum, pada kaki dan tangan.
• Tinea unguium, pada kuku jari tangan dan kaki.
• Tinea korporis, pada daerah lain
9. A. Ketokonazol 1 x 200 mg (selama 14 hari)
Terapi ?
Pilihan lainnya:
• Grisefulvin 1 x 400mg (selama 14 hari) → first
line → dosis salah (1x 500 mg)
• Itrakonazol 1 x 200 mg (selama 14 hari) → dosis
salah (1 x 100 mg)
• Terbinafin 1 x 300 mg (selama 14 hari) → dosis
salah (1 x 250 mg)
• Flukonazol 1 x 200 mg (bukan pilihan terapi
tinea)
10. B. Trichophyton
• laki-laki usia 20 tahun
• keluhan rambut rontok dan berketombe. 1
tempat hinggga hampir gundul ditempat
tersebut.
• rambut patah bersisa sedikit dan membentuk
titik-titik hitam dimana ujung rambut terlihat
yang penuh spora.
etiologi ?
dot ring worm
rambut terkena infeksi patah tepat pada muara
folikel dan yang tertinggal adalah ujung rambut
yang penuh spora
Pilihan lainnya:
Terapi topikal?
PVC→ Terapi
– Pengobatan topikal
• Suspensi selenium sulfida 1,8%, dalam bentuk shampo yang
digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit
sebelum mandi.
• Derivat azol topikal, antara lain mikonazol dan klotrimazol.
– Pengobatan sistemik
• Ketokonazol per oral dengan dosis 1x200 mg sehari selama
10 hari, atau
• Itrakonazol per oral dengan dosis 1 x 200 mg sehari selama
5-7 hari (pada kasus kambuhan atau tidak responsif dengan
terapi lainnya).
Pilihan lainnya:
• Itrakonazol → tidak ada topikal
• Griseovulvin → bukan pilihan PVC
• Fluconazol → tidak ada topikal
• Nistatin → bukan pilihan PVC
13. A. Kandidiasis intertriginosa
• usia 35 tahun G2P1A0 uk 36 mg
• kemerahan yang gatal pada daerah lipat
payudara
• Lesi bercak berbatas tegas, bersisik, basah,
dan eritematosa didaerah lipatan payudara.
• tidak menggunakan BH, dan tidak memiliki
riwayat alergi sebelumnya.
Diagnosis ?
Kandidiasis intertriginosa
• Penyakit jamur yang disebabkan oleh candida
spp. Dapat mengenai kulit, kuku, membran
mukosa, serta dapat menyebabkan kelainan
sistemik.
• Lesi bercak berbatas tegas, bersisik, basah,
dan eritematosa didaerah lipatan ketiak,
genitokrural, intraglteal, lipat payudara
Pilihan lainnya:
• Tinea Korporis → kemerahan, berskuama, tepi
aktif
• Dermatitis Atopi → riw. Alergi, predileksi
• Skabies → ditemukan dilipatan lain, riw.
Keluarga/lingkungan
• Dermatitis kontak alergi →riw. Atopi (-),
terpapar alergen (-)
Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
14. D. sel ragi, blastospora, atau pseudohifa
• usia 35 tahun G2P1A0 uk 36 mg
• kemerahan yang gatal pada daerah lipat
payudara
• Lesi bercak berbatas tegas, bersisik, basah,
dan eritematosa didaerah lipatan payudara.
• tidak menggunakan BH, dan tidak memiliki
riwayat alergi sebelumnya.
FR?
Faktor Resiko
Perubahan • usia, kehamilan, haid
fisiologik
• trauma(luka bakar), oklusi lokal, kelembaban, maserasi,
Faktor mekanik kegemukan
Diagnosis
Morbili
• Morbili adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh virus
Measles. Nama lain dari
penyakit ini adalah rubeola
atau campak.
• lesi makula dan papula eritem,
yang dimulai pada kepala
daerah perbatasan dahi
rambut, di belakang telinga,
dan menyebar secara
sentrifugal ke bawah hingga
muka, badan, ekstremitas, dan
mencapai kaki
• orofaring ditemukan koplik
spot
Pilihan lainnya:
• Varisela → lesi polimorf. Dimulai daari sentral
tubuh
• Rubela → coryza, forcheimer
spot,limphadenopati
• Roseola infantum → usia 6-36 bln. demam
tinggi, ruam dari leher
• DHF → AT baik
Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
17. A. Vitamin A 200.000 IU/hari PO 2 dosis
• anak usia 7 tahun
• timbul bercak-bercak pada tubuhnya. awalnya
muncul dibelakang telinga
• 4 hari sebelumnya pasien demam tidak terlalu
tinggi disertai batuk pilek.
• Angka trombosit 220.000.
• Didapatkan lesi makula dan papula eritem
generalisata, koplik spot (+).
• riwayat imunisasi pasien tidak lengkap
Tx ?
Terapi
• Terapi suportif diberikan dengan menjaga cairan tubuh dan
mengganti cairan yang hilang dari diare dan emesis.
• Obat diberikan untuk gejala simptomatis, demam dengan
antipiretik. Jika terjadi infeksi bakteri sekunder, diberikan
antibiotik.
• Suplementasi vitamin A diberikan pada:
– Bayi usia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/hari PO diberi 2 dosis.
– Usia 6-11 bulan 100.000 IU/hari PO 2 dosis.
– Usia di atas 1 tahun 200.000 IU/hari PO 2 dosis.
– Anak dengan tanda defisiensi vitamin A, 2 dosis pertama sesuai
usia, dilanjutkan dosis ketiga sesuai usia yang diberikan 2-4
minggu kemudian.
18. B. Varisela
• laki-laki usia 31 tahun
• keluhan timbul plenting-plenting seluruh
tubuh.
• awalnya timbul di daerah dada lalu menyebar
keseluruh tubuh.
• papul, vesikel, krusta polimorf. Vesikel seperti
tetesan embun (tear drops).
Diagnosis
Varisela
• infeksi akut primer oleh virus Varicella zoster yang
menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh. Masa inkubasi 14-21 hari. Penularan
melalui udara (air-borne) dan kontak langsung.
• Erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu
beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini
khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan
menjadi keruh dan kemudian menjadi krusta. Sementara
proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel baru yang
menimbulkan gambaran polimorfik khas untuk varisela.
Penyebaran terjadi secara sentrifugal, serta dapat
menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas
atas.
Pilihan lainnya:
• Morbili → mulai belaakang telinga, bercak
koplik, cough, coriza
• Rubela → coriza, forcheimer
spot,limphadenopati
• Roseola infantum → usia 6-36 bln. demam
tinggi, ruam dari leher
• DHF → AT baik
19. D. Valasiklovir: dewasa 3 x 1000 mg selama 7 hari
Tx ?
Penatalaksanaan
• Gesekan kulit perlu dihindari agar tidak mengakibatkan
pecahnya vesikel. Selain itu, dilakukan pemberian
nutrisi TKTP, istirahat dan mencegah kontak dengan
orang lain..
• Losio kalamin dapat diberikan untuk mengurangi gatal.
• Pengobatan antivirus oral, antara lain:
– Asiklovir: dewasa 5 x 800 mg/hari, anak-anak 4 x 20
mg/kgBB (dosis maksimal 800 mg), atau
– Valasiklovir: dewasa 3 x 1000 mg/hari.
• Pemberian obat tersebut selama 7-10 hari dan efektif
diberikan pada 24 jam pertama setelah timbul lesi
Pilihan lainnya:
• Acyclovir 5 x 400 mg selama 7 hari → dosis salah
• Acyclovir 5 x 200 mg Selama 7 hari → dosis
H.simpleks
• Vitamin A 200.000 IU/hari PO 2 dosis -> morbili
• Panciclovir 5x 800 mg selama 7 hari → sediaan
cream
20. B. Herpes zooster
• anak laki-laki
• keluhan timbul plenting bergerombol di
daerah punggung.
• gatal disertai panas.
• BB pasien 30 kg.
• vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan
edema dan mengikuti dermatom
Diagnosis ?
Herpes zooster
• Herpes Zoster adalah infeksi kulit
dan mukosa yang disebabkan
oleh virus Varisela- zoster.
• Nyeri radikular dan gatal terjadi
sebelum erupsi. Keluhan dapat
disertai dengan gejala prodromal
sistemik berupa demam, pusing,
dan malaise. Setelah itu timbul
gejala kulit kemerahan yang
dalam waktu singkat menjadi
vesikel berkelompok dengan
dasar eritem dan edema
Pilihan lainnya:
• Herpes simpleks → HSV 1,2
• Varisela → vesikel generalisata
• Dermatitis atopi→ Riw. Atopi ?
• Insect bite → kissing lesion
Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
21. A. Acyclovir 5 x 600 mg selama 7 hari
• anak laki-laki
• keluhan timbul plenting bergerombol di
daerah punggung.
• gatal disertai panas.
• BB pasien 30 kg.
• vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan
edema dan mengikuti dermatom
Tatalaksana ?
Tatalaksana
• Pengobatan antivirus oral, antara lain dengan:
– Asiklovir: dewasa 5 x 800 mg/hari, anak-anak 4 x
20 mg/kgBB (dosis maksimal 800 mg), selama 7
hari, atau
– Valasiklovir: dewasa 3 x 1000 mg/hari.
• Pemberian obat tersebut selama 7-10 hari dan
efektif diberikan pada 24 jam pertama setelah
timbul lesi.
C. Otitis media akut stadium
22.
supuratif
• Wanita usia 22 tahun
• Nyeri telinga sebelah kiri, nyeri dirasakan
hebat dan disertai dengan demam.
• Onset: sejak 2 hari yll
• Riwayat batuk pilek
• Pemeriksaan ditemukan membran timpani
menonjol.
• Diagnosis?
Otitis Media Akut
Adalah Peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid
Etiologi:
• Sumbatan tuba Eustachius
• Infeksi saluran napas atas
• Kuman mikroorganisme: Streptokokus
hemolitikus, Stafilococcus aureus,dll
23. A. Angina Ludwigs
• Laki-laki, 19 tahun
• keluhan bengkak pada leher
• Onset: 3 hari
• Keluhan disertai dengan demam, nyeri pada leher
• Riwayat gigi berlubang
• Hasil pemeriksaan tanda vital:
TD:120/70, HR: 110x/menit, T: 38ºC.
• Pemeriksaan mulut → caries dentis molar 2 kiri rahang bawah
• Pemeriksaan leher → edema, hiperemis dan nyeri tekan
• Diagnosis?
Diagnosis
Phlegmon dasar mulut (Angina Ludwigs)
definisi etiologi:
Selulitis supuratif difus Streptococcus sp
akut yang menyebar
terutama pada jaringan (terbanyak)
ikat longgar Faktor resiko:
• Gigi (odontogenik)
• Jarum tidak steril
• Sialodenitis
• Fraktur maksila/
mandibula
•Laserasi dasar mulut
Klinis:
Selulitis meluas
menyebabkan
pembengkakan dasar
mulut, bull neck,
nyeri, demam,
takikardi , takipneu,
cemas, trismus,
Terapi:
berliur, postur tubuh ✓ Nilai jalan napas
“mengendus” → (penanganan awal)
kompensasi obstruksi ✓ Oro/nasotrakeal
saluran napas atas ✓ Krikotiroidektomi/
trakeostomi
✓ Antibiotik spektrum
luas
✓ Kortikosteroid
✓ Tindakan operatif
Pilihan lainnya:
• Parotitis → infeksi virus kelenjar parotis
• Abses submandibula → nanah dalam suatu
rongga akibat kerusakan jaringan
• Karsinoma nasofaring → tumor ganas yang
disebabkan oleh Epstein Barr Virus, bersifat
kronis
• Faringitis → peradangan dinding faring,
pembengkakan leher (-)
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
24. A. tuli konduktif
• Perempuan usia 14 tahun
• keluhan penurunan pendengaran pada telinga kiri
• Onset: sejak 3 hari yang lalu
• Hasil pemeriksaan otoskopi → serumen props pada liang
telinga kiri.
• Hasil pemeriksaan telinga kiri:
- rinne negatif pada telinga kiri
- webber lateralisasi kearah kiri
- schwabah hantaran tulang memanjang
• Diagnosis?
Diagnosis Rinne Webber Schwabach
❑ Pemeriksaan fisik
Rinoskopi posterior → massa tumor konsistensi kenyal,
warnanya bervariasi dari abu-abu sampai merah muda
Pilihan lainnya:
Angiofibroma Karsinoma
nasofaring nasofaring
o tumor jinak o tumor ganas
o epistaksis berat o epistaksis ringan
o biopsi (x) o biopsi (√)
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
28. C. otitis media efusi
• Anak laki-laki usia 8 tahun
• keluhan : tidak terdengar saat dipanggil oleh ibunya
• Demam (-) nyeri (-) cairan keluar dari telinga (-)
• Pemeriksaan otoskopi→ membran timpani suram,
tampak terdapat cairan di kavum timpani
• Diagnosa??
OTITIS MEDIA EFUSI
Peradangan ditelinga tengah dengan pengumpulan cairan,
DEFINISI tidak ada tanda infeksi akut dan tidak ada perforasi membran
timpani
DIAGNOSIS Diagnosis OME tidak mudah karena sangat jarang dan butuh
pemeriksaan lainnya. Diagnosis pasti→rujuk spesialis THT
Pilihan lainnya:
• Otitis media akut → ada tanda peradangan
akut
• Otitis media kronik → membran timpani
perforasi, secret keluar terus
• Serumen prop → massa dr produksi kelenjar
sebasea, partikel debu di 1/3 luar liang telinga
• Herpes zoster otikus → adanya lesi kulit &
gangguan saraf. Keadaan berat: tuli
sensorineural
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
29. B. Antibiotik
• Anak, usia 6 tahun ke puskesmas tanjung batu,
karimun
• keluhan : nyeri telinga sebelah kanan sejak 2 hari
• Nyeri telinga disertai dengan demam
• Riwayat batuk pilek sebelumnya.
• Pemeriksaan otoskopi : membrane timpani
bulging
• Tatalaksana?
OTITIS MEDIA AKUT
Otitis Media Akut stadium supurasi
Tatalaksana:
1. Antibiotik oral
2. Miringotomi
Antibiotik → tatalaksana yang tepat pada faskes pertama
Miringotomi → kurang tepat jika di faskes pertama
Ear toilet → kurang tepat karena tidak ada sekret
Antihistamin → kurang tepat, tidak ada gejala alergi
Analgetik → diberikan sebagai obat simptomatis
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
30. E. Menghindari air masuk
dalam telinga
• Pria 33 tahun
• Keluhan : keluar cairan dari telinga kanan setelah
berenang
• Pemeriksaan : membrane timpani perforasi
dengan tepi perforasi rata, licin dan tebal
• Edukasi tepat?
a. Jangan berenang
b. Diberikan obat tetes telinga terus menerus
c. kontrol ke dokter terus menerus
d. Timpanoplasti
e. Menghindari air masuk dalam telinga
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
32. A. Otitis Eksterna Sirkumskripta
• Anak usia 9 tahun
• keluhan telinga terasa sakit dan pedih.
• Riwayat mengorek kuping dengan cotton bud
• Pemeriksaan → liang telinga hiperemis, nyeri
tekan perikondrium serta terdapat furunkel kecil
pada liang telinga.
• Diagnosa??
Diagnosa banding
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
33. D. antibiotik, analgetik dan
steroid
• Anak perempuan, 5 tahun
• keluhan nyeri ditelinga kanan sejak 2 hari yang
lalu
• Keluhan lain : hidung tersumbat sejak 1 minggu
yang lalu
• Pemeriksaan fisik : TV dbn
Gambaran kanalis aurikularis eksterna lapang,
membran timpani intak dan hiperemis.
• Terapi??
→Sesuai dengan onset perjalanan penyakit
pasien membutuhkan antibiotik, analgetik
dan steroid. Tindakan supuratif terhadap
pasien sangat disarankan.
Pemberian antibiotik yang disarankan:
- amoxicilin
Pemberian analgetik yang disarankan:
- Ibu profen, paracetamol
Pilihan lainnya:
• Antibiotik dan mastoidektomi → tidak ada
indikasi
• Antibiotik, analgetik, miringotomi → tidak ada
indikasi
• Antipiretik, steroid → tidak ada kenaikan suhu
• Steroid dan miringoplasti → tidak ada indikasi
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
34. B. Alergic shiners
• Seorang anak perempuan usia 4 tahun
• keluhan pilek sejak 3 bulan yang lalu hilang timbul,
disertai bersin-bersin dan gatal
• Riwayat alergi (-)
• Gejala muncul setiap pagi hari
• Pemeriksaan :
- Tanda vital dalam batas normal
- Pemeriksaan rhinoskopi anterior → edema pada
mukosa cavum nasi, hiperemis, dan
ditemukan warna hitam dibawah mata
• Sebutan tanda hitam di bawah mata???
Diagnosis:
RHINITIS
ALERGI
Sign:
• Alergic shiners : dark circles di sekitar mata,
berhubungan dengan vasodilatasi atau obstruksi
hidung
• Alergic crease : lipatan horizontal yang melewati
setengah bagian bawah hidung akibat kebiasaan
menggosok hidung ke atas dengan tangan
• Alergic salute : kebiasaan menggosok-gosok hidung
karena gatal Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
35. C. Rhinitis medikamentosa
• Laki laki usia 23 tahun
• Keluhan hidung tersumbat, gatal dan bersin-bersin
• Riwayat rutin penggunaan obat semprot setiap hidung
pasien tersumbat
• Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal
• Pemeriksaan rhinoskopi didapatkan mukosa hidung
edem, secret (+)
• Diagnosa ??
Rhinitis Medikamentosa
• Gejala rhinitis √
• Riwayat pemakaian obat topikal (dekongestan)
dalam waktu lama (> 2 minggu) √
Pilihan lainnya:
▪ Rhinitis alergi
Tidak ada riwayat penggunaan obat
▪ Rhinitis vasomotor
▪ Rhinitis bacterial Bukan klasifikasi rhinitis
▪ Rhinitis viral
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
36. E. Tonsilofaringitis akut
• Anak perempuan usia 10 tahun
• Keluhan sakit tenggorokan sejak kemarin
• Keluhan disertai batuk berdahak, pilek dan demam
• Pemeriksaan fisik: nadi 100x/menit, respirasi 20 x/menit,
suhu 38ºC
• Pemeriksaan rongga mulut didapatkan tonsil T2-T2
hiperemis (+), detritus (+), faring hiperemis
• Diagnosa ??
a. Tonsillitis akut
b. Tonsillitis kronis
c. Faringitis akut
Diagnosa yang paling
d. Faringitis kronis tepat→ Karena
e.
e Tonsilofaringitis akut didapatkan tanda dan
gejala dari tonsilis dan
faringitis akut
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
37. B. LH
• Dalam siklus menstruasi Hormon yang
berfungsi untuk mempertahankan korpus
luteum untuk mengeluarkan estrogen dan
progesteron
hormon ?
Pilihan Lain
• FSH → FSH akan menyebabkan pematangan
dari folikel.
• GnRH → Hormon yang menstimulasi
pengeluaran LH FSH, Bila kadar estrogen
tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar
GnRH
• HcG → hormon saat hamil
• Oksitosin→ hormon kontraksi uterus
38. d. Menometroraghia
• Seorang wanita usia 25 tahun datang
kepoli kandungan dengan keluhan
menstruasi tidak teratur, darah sangat
banyak hingga mengganti pembalut 5
kali/hari, dan dalam 1 siklus dapat selama
10 hari.
terapi definitive?
Pilihan Lain
• konsumsi kb oral kombinasi 1 siklus
• transfusi darah
Bukan terapi
• injeksi vit k definitif
• kb suntik kombinasi
40. A. Amenore primer
Diagnosis?
Pilihan Lain
• Amenore primer → Tidak menstruasi setelah
usia 16 tahun dengan pertumbuhan seksual
sekunder normal (pembesaran payudara,
pubes, dll) atau tidak menstruasi setelah usia
14 tahun tanpa disertai pertumbuhan seksual
sekunder
• Amenore sekunder → Tidak mestruasi selama
lebih dari 6 bulan pada wanita yang
sebelumnya menstruasi normal
41. A. Disminore primer
Diagnosis ?
Disminore primer
• Tejadi 6-12 bulan setelah menarche
• Sering terjadi selama 48-72 jam
• Rasa keram seperti ingin melahirkan
• Diduga karna prostaglandin F2α (PGF2α)
Pilihan Lain
• Disminore sekunder → Dismenore dimulai
pada usia 20-an atau 30-an, setelah siklus
sebelumnya yang relatif tidak menyakitkan,
Sering disebabkan endometriosis,
adenomiosis, PID, infeksi
42. C. Paracetamol
Tatalaksana ?
Treatment:
• NSAID = celecoxib, Ibuprofen, Naproxen,
mefenamic acid
• Hormonal = COC, Levonorgestrel-releasing
intrauterine system Medroxyprogesterone
injection
Pilihan lain
• Pil Kb esterogen
• Pil Kb kombinasi Terapi hormonal bukan
pilihan utama
• Asam tranexamat
• Oksitosin
43. D. jaringan endometrium diluar korpus uteri
Diagnosis ?
Perimenopause Menopause Postmenopause
Patofisiologi ?
Patofisiologi
• pada usia sekitar 50 tahun fungsi ovarium menjadi sangat menurun.
Folikel mencapai jumlah yang kritis, maka akan terjadi gangguan
sistem pengaturan hormon
• insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik dan pada akhirnya
terjadi oligomenore
• Masa perimenopause → aktivitas folikel dalam ovarium mulai
berkurang.
• Ketika ovarium tidak menghasilkan ovum dan berhenti memproduksi
estradiol, kelenjar hipofise berusaha merangsang ovarium untuk
menghasilkan estrogen, sehingga terjadi peningkatan produksi FSH.
• Pada pascamenopause kadar LH dan FSH akan meningkat, FSH
biasanya akan lebih tinggi dari LH sehingga rasio FSH/ LH menjadi lebih
besar dari satu.
• Hal ini disebabkan oleh hilangnya mekanisme umpan balik negatif dari
steroid ovarium dan inhibin terhadap pelepasan gonadotropin.
48. E. Kista Bartholini
• Diagnosis?
Kista Bartholini
Kista yang terbentuk akibat sumbatan pada
duktus / kelenjar bartholini. Dapat dilihat dari
bagian luar/vulva, lokasi pada labia mayor,
umumnya muncul pada usia reproduksi. Dapat
berkembang menjadi abses jika terinfeksi. Bakteri
penyebab tersering N. Gonnorhea. -
→Tatalaksana: insisi drainase, marsupialisasi
Pilihan lain
• Kista Gardner → liang vagina
• Kista Nabothi →endoserviks
49. D. Polip serviks
Diagnosis
Polip serviks
• Lokasi: Endo-ektoserviks → Asal: Lapisan
Stroma endo-ektoserviks →S&S: Massa
bertangkai, rapuh, merah/pucat, bleeding,
dyspareunia
Pilihan lain
• Ca serviks → Px pap smear
• Cervicitis → Px IVA
• Ca in situ → Px biopsi
• Ruptur porsio→ tdk ada tanda
cedera/robekan
50. E. marsupialisasi
Tx kecuali ?
tatalaksana
• Tx: Ekstirpasi , kuretase , kauterisasi
51. A. Ca serviks
Diagnosis ?
Kanker serviks
• Displasia adalah hilangnya diferensiasi normal
dari epitel serviks
• Tempat paling sering terjadinya displasia
adalah junctio epitelium skuamosum dan
kolumnar (zona transformasi)
• Daerah ini paling rentan terhadap infeksi virus,
perubahan pH vagina dan fluktuasi level
estrogen
Tampilan klinis
Anamnesis: perdarahan pervagina (terutama
setelah berhubungan seksual), uretra, atau
rektum, keputihan berbau, penurunan berat
badan.
52. D. HPV tipe 16,18
Agen penyebab ?
53. E. Stage 4
Pilihan kontrasepsi?
Pilihan lain
a. Metode lendir serviks → Sistem Pantang
Berkala → efektifitas rendah
b. Metode suhu basal → Sistem Pantang
Berkala → efektifitas rendah
c. Diafragma + spermisida → tidak mencegah
penularan infeksi seksual
d. Pil KB → terdapat riwayaat Ca pada keluarga
56. B. Suntik 3 bulan
Keluhan kencing
Konstipasi
Perubahan BB
Perubahan kulit
Chadwick sign
Hegar sign
Pembesaran uterus
2 kali TT3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu
minimal terpenuhi)
Mechanical vector
• Organisme / parasit tidak berkembang atau
bereplikasi di dalam vektor (contoh: lalat)
Pilihan lainnya:
• Convalescent carrier → Akan menjadi sakit,
namun sudah bisa menularkan sebelum
timbulnya gejala (contoh: HIV)
• Healthy carrier → Tidak akan menjadi sakit,
namun bisa menularkan penyakit (contoh:
polio)
• Incubatory carrier → Akan menjadi sakit,
namun sudah bisa menularkan sebelum
timbulnya gejala (contoh: HIV)
67. c. Infektisitas
• Kesanggupan dari organisme untk
beradaptasi sendiri terhadap lingkungan
host untuk mampu tinggal dan
berkembang biak dalam jaringan / host
Definisi?
Pilihan lainnya:
• Infektifitas→ kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi
sendiri thdp lingkungan hostuntuk mampu tinggal &
berkembang biak dlm jaringan/ host
• Patogenesis → kesanggupan organisme u/ menimbulkan
suatu reaksi klinik khusus yg patologis setelah terjadinya
infeksi pd host yg diserang
• Virulensi → kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi
sendiri thdp lingkungan hostuntuk mampu tinggal &
berkembang biak dlm jaringan/ host
• Toksisitas → kesanggupan organismeyg memproduksi reaksi
kimia yg toksik olehsubstansi kimia yg dibuatnya.
• Antigenicitas → kesanggupan organisme untuk merangsang
reaksi imunologis dlm host
68. A. Endemik
• Angka kejadian kasus Malaria di daerah
papua tidak pernah mencapai angka 0.
Papua termasuk daerah .... kasus Malaria
Endemik
• Suatu penyakit yang persisten ditemukan di
daerah tertentu. Contoh: malaria di papua.
• Never zero
Pilihan lainnya:
• Epidemik atau Outbreak→ Kasus/ penyakit baru
pada suatu populasi tertentu, dalam suatu periode
waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju
ekspektasi/ dugaan, yang didasarkan pada
pengalaman mutakhir.
• Pandemik → Suatu epidemi yang meluas dan
bersifat global.
• Sporadik → Suatu keadaan dimana suatu masalah
kesehatan / penyakit yang ada di suatu wilayah
tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut
perubahan waktu.
69. A. Endemik
• Hepatitis sudah menyerang masyarakat
indonesia sejak lama dan masih bertahan
sampai saat ini
• prevalensi peyakit Hepatitis B sebesar
9,4%. Nilai itu tidak pernah menurun
bahkan dominan
epidemiologi
Endemik
• Suatu penyakit yang persisten ditemukan di
daerah tertentu. Contoh: malaria di papua.
• Never zero
Pilihan lainnya:
• Epidemik atau Outbreak→ Kasus/ penyakit baru
pada suatu populasi tertentu, dalam suatu periode
waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju
ekspektasi/ dugaan, yang didasarkan pada
pengalaman mutakhir.
• Pandemik → Suatu epidemi yang meluas dan
bersifat global.
• Sporadik → Suatu keadaan dimana suatu masalah
kesehatan / penyakit yang ada di suatu wilayah
tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut
perubahan waktu.
E. Case fatality rate dalam satu kurun waktu tertentu
70. menunjukkan kenaikan ≥ 30% dibanding periode
sebelumnya
Gejala Klinis:
• Bergantung defek dan umur saat
ditemukan,
defek yang kecil terdengar bising
pansistolik
• Defek kecil bersifat benigna, dan dpt
menutup spontan tergantung
tipenya, biasanya tidak mengganggu
pertumbuhan
Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi keenam FKUI
Pilihan lainnya:
• Ibu, 60 tahun
• Sesak nafas & kaki bengkak
• Riwayat sesak nafas 10 hari
sebelumnya, kaki bengkak
• Pemeriksaan Fisik: TD (170/90
mmhg)
• Diagnosis?
CHF
• Kriteria Major Kriteria Minor
- Paroksismal Nokturnal Dispnea - Edema
Ekstremitas
- Distensi Vena Leher - Batuk Malam
Hari
- Ronki Paru - Dispnea d’effort
- Kardiomegali - Hepatomegali
- Edema Paru Akut - Efusi Pleura
- Gallop S3 - Penurunan
Kapasitas Vital
- Peninggian Tekanan Vena Jugularis 1/3 dari normal
- Refluks Hepatojugular - Takikardia
(>120/menit)
Pilihan lainnya:
Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi keenam FKUI
76. B. STEMI Septal Anterior
• Laki-laki, 47 tahun
• Pingsan, nyeri dada kiri &
berkeringat dingin
• Pemeriksaan Fisik: TD (150/90
mmhg)
• EKG : ST ELEVASI V1-V4
• Diagnosis?
Pilihan lainnya:
Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi keenam FKUI
77. D. HIPERTENSI URGENSI
• Laki-laki, 59 tahun
• Sakit kepala hebat, muntah-
muntah
• Riwayat hipertensi
• Pemeriksaan Fisik: TD (180/120
mmhg)
• Diagnosis?
Hipertensi Urgensi
• Dimana tekanan darah yang sangat tinggi tetapi
tidak disertai kelainan/kerusakan organ target
yang progresif,
sehingga penurunan tekanan darah dapat
dilaksanakan lebih lambat
(dalam hitungan jam sampai hari)
• Diagnosis:
Jika:
TD > 180/110 mmHg,
dengan gejala sakit kepala hebat, sesak nafas
Pilihan lainnya:
Referensi :
JNC 7
78. C. TOF
• Laki-laki, 4 tahun
• Mudah capek
• Riwayat kejang saat menangis
• Pemeriksaan Fisik: TD (100/60
mmhg), ujung jari tangan dan kaki
biru
• Diagnosis?
Tetralogy Fallot
Insiden
5-8% dari semua penyakit jantung
kongenital
Anatomy
Cause: Left-anterior deviation of
infundibular septum
• Laki-laki, 60 tahun
• Tiba-tiba pingsan, nyeri dada hebat
• Riwayat sumbatan jantung
• EKG:
• Diagnosis?
Ventrikular Takikardia
Laju : 150-250x/menit
Irama : Regular
Gelombang P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Durasi QRS : Memanjang (>0,12
detik), bentuk aneh
Pilihan lainnya:
• Ventrikular Fibrilasi:
• Atrial Fibrilasi:
• Atrial Flutter:
• VES:
80. C. Defibrilasi 360 Joule
• Laki-laki, 60 tahun
• Tiba-tiba pingsan, nyeri dada hebat
• Riwayat sumbatan jantung
• EKG:
• Tatalaksana?
Ventrikular Takikardia
• Cardioversi:
Atrial Fibrilasi : mulai dgn 120 joule
Atrial Flutter : mulai dgn 50 joule
• Defibrilasi (pada cardiac arrest):
VT/VF : mulai dgn 360 joule
• Laki-laki, 50 tahun
• Tiba-tiba pingsan, dada berdebar-
debar
• Riwayat penyakit jantung
• EKG:
• VF:
• AF:
• SVT:
• VT:
82. A Emboli cairan amnion
• Guru, 60 tahun
• Tiba-tiba pingsan
• Riwayat tidak memiliki penyakit jantung
• Vital Sign: tidak respon, tanpa nadi, tanpa
nafas
• EKG:
• Gambaran EKG?
Pilihan lainnya:
• VF:
• AF:
• PEA:
• VT:
Referensi : EKG Mininote
84. B. Syok Kardiogenik
• Laki-laki, 45 tahun
• Tiba-tiba pingsan
• Riwayat sumbatan pembuluh
darah jantung
• Vital Sign: TD: 90/60 mmhg, HR:
110 x/i, kulit dingin & pucat
• EKG: ST Elevasi V1-V4
• Diagnosis?
Pilihan lainnya:
• Syok hipovolemik, misalnya diare dan muntah, luka bakar,
perdarahan.
• Syok kardiogenik, terjadi akibat kelainan jantung, misalnya
infark miokard.
• Syok neurogenik, terjadi akibat trauma otak atau spinal
sehingga mengganggu kontrol vasomotor neurogenik.
• UAP : EKG Depresi Segmen ST atau T Invers,
biomarka jantung
tidak mengalami peningkatan
• NSTEMI : EKG tidak dijumpai ST Elevasi dan biomarka
jantung
mengalami peningkatan
Referensi : Eimed PAPDI
85. D. TOF
• Laki-laki, 3 tahun
• Sesak
• Riwayat sesak dan biru sejak lahir
(+)
• Vital Sign: TD: 80/60 mmhg, HR:
100 x/i, kulit dingin & pucat
• Foto Thorax: Boot Shape
• Diagnosis?
Tetralogy Fallot
CXR :
Boot-shaped
Concave pulmonary
segment
Pilihan lainnya:
• VSD : Kardiomegali, Apeks tertanam
• ASD : Atrium Kanan Membesar
• TGF : Kardiomegali, Egg On Side Heart
• PDA : Sama dengan VSD
Referensi: Panduan Praktis Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan
87. C. Arteri Pulmonalis
Anatomy
Fetus: ductus arteriosus connects PA and
aorta.
If ductus does not closs Patent Ductus
arteriosus
Lilly. Pathophysiology of Heart Disease, 4th Ed. Lippincott Williams,
2007.
88. A. Vasodilatasi Pembuluh
Darah
• Seseorang mengalami Heart
Attack
• Diberikan NO
• Bermanfaat untuk?
NITRAT
• Sebagai vasodilator:
Melebarkan pembuluh darah sehingga aliran
darah dapat mengalir
dengan lebih lancar, sehingga tidak
membebani jantung dalam
memompa darah.
Referensi: MIMS
89. C. Orofaring
• Seseorang terinfeksi
Endokarditis
• Etiologi: Streptococcus viridans
group
• Sumber infeksi berasal dari?
• Kuman Beta Haemolitik Streptococcus Group
A (SGA)
adalah kuman terbanyak menimbulkan
tonsilofaringitis, dengan akibat delayed
autoimmune dan berakibat demam reumatik
(Rheumatic Fever=RF) dan Penyakit Jantung
Reumatik (Rheumatic Heart Disease = RHD).
Hampir semua Streptococcus grup A (SGA)
adalah beta hemolitik.
Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi keenam FKUI
D. Anti-streptolysin O
90. assay positif
• Anak laki-laki, 15 tahun
• Gejala: Poliarthritis, cardiac
murmur (+)
• Riwayat Demam
• Diagnosis: Rheumatic Fever
• Hasil Laboratorium?
Anti-streptolysin O assay positif
• Adanya kenaikan titer ASTO dan anti DNA-se
menjelaskan adanya infeksi Streptococcus
• Hapusan tenggorok pada saat akut dapat
dilakukan Pemeriksaan Mikrobiologi. Biasanya
kultur SGA negatif pada fase akut. Bila positif
belum pasti membantu diagnosis sebab masih
ada kemungkinan terjadi kekambuhan dari
kuman SGA atau infeksi streptococcus dengan
strain yang lain.
Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi keenam FKUI
91. B. Staphylococcus aureus
• Laki-laki, 22 tahun
• kultur darah & pewarnaan gram
dijumpai bakteri kokus gram positif
tersusun seperti buah anggur
• Diagnosis: Endokarditis
• Hasil uji katalase positif, uji koagulase
positif, dan kuman tumbuh di media
MSA, memfermentasi manitol
• Etiologi?
Bentuk bakteri
Bentuk coccus
• A-1 Staphylococcus
• A-2 Streptococcus
• A-3 Diplococcus yang berpasangan
seperti lanset (Streptococcus pneumonia)
• A-4 Diplococcus seperti biji kopi ( Neisseria)
• Seperti buah anggur (Staphylococcus sp.),
seperti rantai panjang (Streptococcus sp.),
rantai pendek/ berpasang-pasangan (Diplococcus)
92. B. TEN
• perempuan usia 20
• keluhan kulit terkelupas luas
• Riwayat pemberian obat suntikan 2 hari
setelah dirumah kulit pasien terkelupas. Riw.
Alergi obat (+) paracetamol.
• bula kendur dengan tanda nikolsky positif
daerah dada, perut, punggung, lengan atas
kanan kiri, wajah, tungkai atas kanan kiri.
DX?
SJS- TEN
• SJS dan TEN merupakan reaksi mukokutaneus
akut yang mengancam jiwa , yang ditandai
dengan nekrosis luas dan pengelupasan
epidermis
SJS- TEN
• Lesi kulit : makula eritematosa atau purpurik,
dapat dijumpai menjadi nekrotik sehingga
terjadi bula kendur dengan tanda nikolsky
positif. Lesi tersebar simetris di wajaah, badan
dan eksremitas
• Lesi mukosa : eritema dan erosi pada minimal
2 lokasi yaitu mulut dan konjungtiva dan
genital
• SJS <10% dari BSA
• SJS/TEN Overlap 10-30% dari BSA
• TEN > 30% dari BSA
93. D. Pitriasis Rosea
• Seorang wanita usai 20 tahun
• lesi kemerahan yang awalnya satu kemudian
diikuti dengan lesi yang lebih kecil yang
menyerupai pohon cemara terbalik
• beberapa lesi, dimana terdapat lesi yang lebih
besar herald patch soliter, berbentuk oval, dan
anular, diameternya sekitar 3 cm berskuama
dengan lesi-lesi yang lebih kecil disekitarnya.
Dx?
Pitriasis Rosea
• Penyakit ini belum diketahui sebabnya, dimulai
dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan
skuama halus (mother patch), kemudian disusul
oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan, lengan dan
paha atas, yang tersusun sesuai dengan lipatan
kulit
• Keluhan Pasien datang dengan keluhan lesi
kemerahan yang awalnya satu kemudian diikuti
dengan lesi yang lebih kecil yang menyerupai
pohon cemara terbalik
Pilihan lain
– Dermatitis numularis → bentuk seperti
uang logam
– Miliaria rubra → vesikel miliar
– Dermatitis atopi → riw. Alergi ?
– Exanthematous Drug Eruption → riw.
Penggunaan obat ?
Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
94. E. Simtomatik
• Seorang wanita usai 20 tahun
• lesi kemerahan yang awalnya satu kemudian
diikuti dengan lesi yang lebih kecil yang
menyerupai pohon cemara terbalik
• beberapa lesi, dimana terdapat lesi yang lebih
besar herald patch soliter, berbentuk oval, dan
anular, diameternya sekitar 3 cm berskuama
dengan lesi-lesi yang lebih kecil disekitarnya.
Tx?
Tatalaksana
• Terapi adalah dengan pengobatan
simptomatik, misalnya untuk gatal diberikan
antipruritus seperti bedak asam salisilat 1-2%
atau mentol 0.25- 0.5%.
• Edukasi pasien dan keluarga bahwa penyakit
ini swasirna
95. B. Dermatitis kontak iritan
• laki-laki usia 35 tahun
• punggung kaki kemerahan yang dirasakan
pedih, panas, dan terbakar.
• petugas pembersih toilet umum yang sehari-
hari tidak menggunakan alas kaki saat
bertugas dan sring terpapar sabun cuci lantai.
• bercak eritem, lembab dengan papul
diatasnya.
DX?
Dermatitis kontak iritan
• Dermatisis kontak iritan (DKI) adalah reaksi
peradangan kulit non-imunologik. Kerusakan
kulit terjadi secara langsung tanpa didahului oleh
proses sensitisasi. DKI dapat dialami oleh semua
orang tanpa memandang umur, jenis kelamin,
dan ras. Penyebab munculnya dermatitis jenis ini
adalah bahan yang bersifat iritan
Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
96. B. Morbus Hansen tipe MB
• laki-laki usia 30
• keluhan muncul bercak kemerahan pada
kulit dan mati rasa
• bercak eritematous, hipoestesi, dengan
tanda kerusakan saraf ulnarisdan hail BTA
(+).
Dx?
Morbus Hansen
• Penyakit hansen adalah sebuah penyakit infeksi kronis
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.
Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada
saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas; dan
lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar.
Tanda Utama PB MB
• laki-laki usia 30
• keluhan muncul bercak kemerahan pada
kulit dan mati rasa
• bercak eritematous, hipoestesi, dengan
tanda kerusakan saraf ulnarisdan hail BTA
(+).
Tx?
Terapi kusta MB
Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
98. D. Tes auspitz
• pasien laki-laki usia 21 tahun
• plak keputihan di paha kanan
• Plak eritematosa dengan skuama tebal
putih keperakan.
Tx?
GO
• Gonorea (Neisseria gonorrhea), inkubasi 2-7
hari. Keluhan kencing bernanah, dengan atau
tanpa nyeri berkemih (uretritis).
• Penunjang : gram (diplokokus gram negatif
seperti biji kopi) dari sampel sekret uretra.
• Tatalaksanan : Harus dianggap pula menderita
uretritis non-gonorea sehingga juga diberikan
pengobatan non GO
Pilihan lain
– Ceftriaxone 250 mg IM-> hanya GO
– Cefixime 400 mg PO→ Hanya GO
– Ceftriaxone 250 mg IM dan Cefixime 400
mg PO→ GO dan GO
– doksisiklin 2 x 100 mg PO selama 7hari→
Hanya non GO
Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
100. A. metronidazol 1 x 2 gram single dose
TX ?
Trichomoniasis
Trichomonas sp., dengan duh tubuh warna
kehijauan berbau busuk, tampak strawberry
cervix. Tatalaksana dengan metronidazol 1 x 2
gram single dose.
Pilihan lain
• mikonazol/klotrimazol 200 mg intravagina
→ pengobatan Candidiasis vulvovaginal
• flukonazol 150 mg PO dosis tunggal
→ pengobatan Candidiasis vulvovaginal
• itrakonazol 200 mg PO dosis tunggal
→ pengobatan Candidiasis vulvovaginal
• metronidazol 3x 500 mg selama 3 hari→
minimal 5 hari