Anda di halaman 1dari 284

PEMBAHASAN 1

1. B. PAPUL
• laki-laki usia 44 tahun
• tumbuh daging di kaki sejak 2 bulan lalu.
• tambah besar bila digaruk.
• ukuran lesi <1/2 cm

• efloresensi kasus ini?


Papul = Penonjolan di atas permukaan kulit,
sirkumskrip, berukuran diameter lebih kecil dari
1/2 cm, dan berisikan zat padat.

• DX : Veruka vulgaris : Papul berwarna kulit


sampai keabuan dengan permukaan verukosa
Pilihan lainnya:
• Makula → lesi datar dengan warna yang
berbeda dengan jaringan di sekitarnya
• Plak→ Peninggian di atas permukaan kulit,
permukaannya rata, diameternya 2 cm atau
lebih
• Vesikel → Gelembung berisi cairan serum,
beratap, berukuran kurang dari ½ cm
• Pustula → Vesikel yang berisi nanah
c. Furunkel
2.
• laki-laki usia 5 tahun
• timbul bintil-bintil bernanah pada tungkai
bawah.
• peradangan folikel rambut dan jaringan
sekitarnya berupa papuldengan eritema di
sekitarnya.

Diagnosis kasus ini?


Furunkel
• Furunkel adalah peradangan folikel rambut
dan jaringan sekitarnya berupa papul, vesikel
atau pustul perifolikuler dengan eritema di
sekitarnya dan disertai rasa nyeri.
• Staphylococcus aureus
Tatalaksana
• Lesi sedikit → antibiotik topikal
• Lesi banyak → antibiotik topikal + antibiotik
sistemik
• Jika kelaainan sering berulang → cari faktor
predisposisi
Pilihan lainnya:
• Impetigo bulosa → peradangan yang
memberikan gambaran vesikobulosa dengan
lesi bula hipopion
• Impetigo krustosa → krusta kering kekuningan
seperti madu (Honey like)
• Ektima → peradangan yang menimbulkan
kehilangan jaringan dermis bagian atas (ulkus
dangkal)
• Folikulitis → peradangan folikel rambut
Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
3. A. Streptococcus beta hemolyticuss grup A

• anak 2 tahun
• keluhan timbul luka koreng didaerah
sekitar mulut
• krusta kering kekuningan seperti madu
(Honey like).

Etiologi ?
Impetigo krustosa (impetigo
contagiosa)
adalah peradangan yang memberikan gambaran
vesikel yang dengan cepat berubah menjadi
pustul dan pecah sehingga menjadi krusta kering
kekuningan seperti madu (Honey like).
Impetigo krustosa Impetigo bulosa
Streptococcus beta hemolyticuss grup A Staphylococcus aureus

Ektima Erisipelas
Steptococcus beta hemoliticus Streptococcus,

Selulitis Folikulitis
Streptococcus beta hemolitikus, Staphylococcus aureus ,
staphylococcus aureus

Furunkel Karbunkel
Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus

Hidradenitis Supurativa
Streptococcusviridans, Staphylococcus aureus, bakteri
anaerob(Peptostreptococcus spesies,
Bacteroidesmelaninogenicus, dan Bacteroides corrodens),
Coryneformbacteria
Tatalaksana :
• Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salep
antibiotik. Antibiotik sistemik diberikan bila
krusta banyak.
Pilihan lainnya:
• Staphylococcus aureus → impetigo bulosa
• Bacteroidesmelaninogenicus→ Hidradenitis
supurativa
• Bacteroides corrodens → Hidradenitis
supurativa
• Malassezia furfur → PVC

Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
A. Ektima
4.
• anak usia 15 tahun
• luka koreng pada daerah tungkai bawah
• ulkus dangkal krusta tebal melekat
menutupi ulkus dibawahnya

Diagnosis ?
Ektima
Epidemiologi :
Terdapat pada anak-anak dan dewasa

Pemeriksaan fisik :
Ektima adalah peradangan yang menimbulkan
kehilangan jaringan dermis bagian atas (ulkus dangkal).
Krusta tebal melekat menutupi ulkus dibawahnya

Predileksi :
Tungkai bawah → tempat yang relatif banyak trauma
Tempat lainnya adalah bokong dan paha
Tatalaksana
• Sedikit : angkat krusta + salep antibiotik
• Banyak : angkat krusta +antibiotik sistemik
• Terapi oral dan sistemik pada ektima sama
dengan impetigo
Pilihan lainnya:
• Selulitis → eritema berbatas tidak tegas
• Karbunkel → kumpulan dari beberapa furunkel
• Flegmon → Selulitis dengan supurasi
(undreainable)
• Erisipelas → eritema, edema, berbatas tegas,

Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
5. E. Erisipelas
• laki-laki usia 65 tahun
• gatal, rasa terbakar, nyeri dan bengkak pada daerah
wajah
• Riwayat jerawat dan sering melakukan ektraksi
jerawat menggunakan alat yang tidak steril.
• area zigomaticus di temukan eritema, edema,
berbatas tegas. Teraba rasa panas dan nyeri tekan
(+).
• Riw. DM (+)
Diagnosis?
Erisipelas
peradangan epidermis dan dermis yang ditandai
dengan infiltrat eritema, edema, berbatas tegas,
dan disertai dengan rasa panas dan nyeri. Onset
penyakit ini sering didahului dengan gejala
prodromal berupa menggigil, panas tinggi, sakit
kepala, mual muntah, dan nyeri sendi.
Pilihan lainnya:
• Ektima→ ulkus dangkal krusta tebal melekat
menutupi ulkus dibawahnya
• Selulitis → eritema berbatas tidak tegas
• Karbunkel → kumpulan dari beberapa furunkel
• Flegmon → Selulitis dengan supurasi
(undreainable)
6. E. Kompres Balut
• laki-laki usia 65 tahun
• gatal, rasa terbakar, nyeri dan bengkak pada daerah
wajah
• Riwayat jerawat dan sering melakukan ektraksi
jerawat menggunakan alat yang tidak steril.
• area zigomaticus di temukan eritema, edema,
berbatas tegas. Teraba rasa panas dan nyeri tekan
(+).
• Riw. DM (+)

Edukasi yang tidak tepat?


Tatalaksana erisipelas
• Istirahat
• Tungkai bawah dan kaki yang diserang
ditinggikan
• Antibiotik sistemik
• Topikal : kompres terbuka dengan larutan
antiseptik
7. B. Kerion
• laki-laki usia 17
• benjolan yang terasa sakit pada kepalanya. Keluhan
• sering mengalami ketombe yang tak kunjung
membaik.
• Pembengkakan yang menyerupai sarang lebah
dengaan sebukaan sel radang disekitarnya. Apakah
diagnosis yang paling tepat pada pasien

• Diagnosis?
kerion
peradangan berat pada tinea kapitis berupa
pembengkakan yang menyerupai sarang lebah
dengaan sebukaan sel radang disekitarnya
Pilihan lainnya:
• Gray patch Ring worm → rambut warna abu-
abu, mudah patah dan terlepas dari akarnya
• Dot ring worm → rambut terkena infeksi patah
tepat pada muara folikel dan yang tertinggal
adalah ujung rambut yang penuh spora
• Dermatitis seboroik → ketombe ringan pada
kulit kepala (pitiriasis sika)
• Tinea kapitis → dermatofitosis pada kulit dan
rambut kepala→ kerion salah 1 didalamnya
8. B. Tinea Kruris
• perempuan usia 51 tahun
• keluhan timbul bercak kemerahan pada
daerah selangkangan
• Tertama saat pasien berkeringat.
• BB pasien 68 kg, TB pasien 155 cm
• Riwayat DM (+)
• bercak merah bersisik daerah inguinal,
dengan tepi lebih aktif

Diagnosis ?
Tinea kruris
pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong,
dan perut bagian bawah
Klasifikasi dermatofitosis
berdasarkan lokasi, yaitu antara lain:
• Tinea kapitis, dermatofitosis pada kulit dan
rambut kepala
• Tinea barbae, dermatofitosis pada dagu dan
jenggot.
• Tinea kruris, pada daerah genitokrural, sekitar
anus, bokong, dan perut bagian bawah.
• Tinea pedis et manum, pada kaki dan tangan.
• Tinea unguium, pada kuku jari tangan dan kaki.
• Tinea korporis, pada daerah lain
9. A. Ketokonazol 1 x 200 mg (selama 14 hari)

• perempuan usia 51 tahun


• keluhan timbul bercak kemerahan pada
daerah selangkangan
• Tertama saat pasien berkeringat.
• BB pasien 68 kg, TB pasien 155 cm
• Riwayat DM (+)
• bercak merah bersisik daerah inguinal,
dengan tepi lebih aktif

Terapi ?
Pilihan lainnya:
• Grisefulvin 1 x 400mg (selama 14 hari) → first
line → dosis salah (1x 500 mg)
• Itrakonazol 1 x 200 mg (selama 14 hari) → dosis
salah (1 x 100 mg)
• Terbinafin 1 x 300 mg (selama 14 hari) → dosis
salah (1 x 250 mg)
• Flukonazol 1 x 200 mg (bukan pilihan terapi
tinea)
10. B. Trichophyton
• laki-laki usia 20 tahun
• keluhan rambut rontok dan berketombe. 1
tempat hinggga hampir gundul ditempat
tersebut.
• rambut patah bersisa sedikit dan membentuk
titik-titik hitam dimana ujung rambut terlihat
yang penuh spora.

etiologi ?
dot ring worm
rambut terkena infeksi patah tepat pada muara
folikel dan yang tertinggal adalah ujung rambut
yang penuh spora
Pilihan lainnya:

Gray patch dot ring worm


Microsporum trichophyton
11. A. Kuning keemasan

• laki-laki usia 10 tahun


• bercak putih di daerah bahu kanan
• gatal terutama saat anak berkeringat
• makula hipopigmentasi, berskuama halus,
berbentuk bulat dengan batas tegas disertai
skuama tipis dengan menggores kulit (finger
nail sign) (+).

lampu Wood fluoresensin ?


Tinea Vesikolor
• disebabkan oleh jamur
Malassezia furfur
• Lesi berupa makula
hipopigmentasi atau
berwarna-warni, berskuama
halus, berbentuk bulat atau
tidak beraturan dengan
batas tegas atau tidak tegas.
Skuama biasanya tipis
seperti sisik dan kadangkala
hanya dapat tampak dengan
menggores kulit (finger nail
sign).
Pemeriksaan penunjaang
• lampu Wood → kuning keemasan
• Pemeriksaan KOH→ spaghetti and meatball
appearance
Pilihan lainnya:
• Merah terang → Erisipelas
• Kuning kehijauan → Tinea
12. E. Sampo selenium sulfida 1,8%
• laki-laki usia 10 tahun
• bercak putih di daerah bahu kanan
• gatal terutama saat anak berkeringat
• makula hipopigmentasi, berskuama halus,
berbentuk bulat dengan batas tegas disertai
skuama tipis dengan menggores kulit (finger
nail sign) (+).

Terapi topikal?
PVC→ Terapi
– Pengobatan topikal
• Suspensi selenium sulfida 1,8%, dalam bentuk shampo yang
digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit
sebelum mandi.
• Derivat azol topikal, antara lain mikonazol dan klotrimazol.
– Pengobatan sistemik
• Ketokonazol per oral dengan dosis 1x200 mg sehari selama
10 hari, atau
• Itrakonazol per oral dengan dosis 1 x 200 mg sehari selama
5-7 hari (pada kasus kambuhan atau tidak responsif dengan
terapi lainnya).
Pilihan lainnya:
• Itrakonazol → tidak ada topikal
• Griseovulvin → bukan pilihan PVC
• Fluconazol → tidak ada topikal
• Nistatin → bukan pilihan PVC
13. A. Kandidiasis intertriginosa
• usia 35 tahun G2P1A0 uk 36 mg
• kemerahan yang gatal pada daerah lipat
payudara
• Lesi bercak berbatas tegas, bersisik, basah,
dan eritematosa didaerah lipatan payudara.
• tidak menggunakan BH, dan tidak memiliki
riwayat alergi sebelumnya.

Diagnosis ?
Kandidiasis intertriginosa
• Penyakit jamur yang disebabkan oleh candida
spp. Dapat mengenai kulit, kuku, membran
mukosa, serta dapat menyebabkan kelainan
sistemik.
• Lesi bercak berbatas tegas, bersisik, basah,
dan eritematosa didaerah lipatan ketiak,
genitokrural, intraglteal, lipat payudara
Pilihan lainnya:
• Tinea Korporis → kemerahan, berskuama, tepi
aktif
• Dermatitis Atopi → riw. Alergi, predileksi
• Skabies → ditemukan dilipatan lain, riw.
Keluarga/lingkungan
• Dermatitis kontak alergi →riw. Atopi (-),
terpapar alergen (-)

Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
14. D. sel ragi, blastospora, atau pseudohifa
• usia 35 tahun G2P1A0 uk 36 mg
• kemerahan yang gatal pada daerah lipat
payudara
• Lesi bercak berbatas tegas, bersisik, basah,
dan eritematosa didaerah lipatan payudara.
• tidak menggunakan BH, dan tidak memiliki
riwayat alergi sebelumnya.

Pemeriksaan kerokan KOH ?


Kandidiasis intertriginosa
Pemeriksaan langsung kerokan kulit dengan
larutan KOH 10%
• Gambaran mikrokopik : sel ragi, blastospora,
atau pseudohifa
Pilihan lainnya:
• hifa pendek dan spora-spora bulat yang dapat
berkelompok → PVC
• spaghetti and meatball appearance → PVC
• Hifa sejati → tinea
Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
15. C. Kehamilan
• usia 35 tahun G2P1A0 uk 36 mg
• kemerahan yang gatal pada daerah lipat
payudara
• Lesi bercak berbatas tegas, bersisik, basah,
dan eritematosa didaerah lipatan payudara.
• tidak menggunakan BH, dan tidak memiliki
riwayat alergi sebelumnya.

FR?
Faktor Resiko
Perubahan • usia, kehamilan, haid
fisiologik
• trauma(luka bakar), oklusi lokal, kelembaban, maserasi,
Faktor mekanik kegemukan

Penyakit nutrisi • avitaminosis, defisiensi zat besi, malnutrisi

Penyakit • penyakit endokrin (missalnya diabetes melitus,


sindroma cushing), keganasan, imunodefisiensi
sistemik
• penggunaan kateter, radiasi sinar x, pengggunaan obat-
Iatrogenik obatan (misalnya glukokortikoid, obat imunosupresi,
antibiotik, dll)
16. A. Morbili
• anak usia 7 tahun
• timbul bercak-bercak pada tubuhnya. awalnya
muncul dibelakang telinga
• 4 hari sebelumnya pasien demam tidak terlalu
tinggi disertai batuk pilek.
• Angka trombosit 220.000.
• Didapatkan lesi makula dan papula eritem
generalisata, koplik spot (+).
• riwayat imunisasi pasien tidak lengkap

Diagnosis
Morbili
• Morbili adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh virus
Measles. Nama lain dari
penyakit ini adalah rubeola
atau campak.
• lesi makula dan papula eritem,
yang dimulai pada kepala
daerah perbatasan dahi
rambut, di belakang telinga,
dan menyebar secara
sentrifugal ke bawah hingga
muka, badan, ekstremitas, dan
mencapai kaki
• orofaring ditemukan koplik
spot
Pilihan lainnya:
• Varisela → lesi polimorf. Dimulai daari sentral
tubuh
• Rubela → coryza, forcheimer
spot,limphadenopati
• Roseola infantum → usia 6-36 bln. demam
tinggi, ruam dari leher
• DHF → AT baik
Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
17. A. Vitamin A 200.000 IU/hari PO 2 dosis
• anak usia 7 tahun
• timbul bercak-bercak pada tubuhnya. awalnya
muncul dibelakang telinga
• 4 hari sebelumnya pasien demam tidak terlalu
tinggi disertai batuk pilek.
• Angka trombosit 220.000.
• Didapatkan lesi makula dan papula eritem
generalisata, koplik spot (+).
• riwayat imunisasi pasien tidak lengkap

Tx ?
Terapi
• Terapi suportif diberikan dengan menjaga cairan tubuh dan
mengganti cairan yang hilang dari diare dan emesis.
• Obat diberikan untuk gejala simptomatis, demam dengan
antipiretik. Jika terjadi infeksi bakteri sekunder, diberikan
antibiotik.
• Suplementasi vitamin A diberikan pada:
– Bayi usia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/hari PO diberi 2 dosis.
– Usia 6-11 bulan 100.000 IU/hari PO 2 dosis.
– Usia di atas 1 tahun 200.000 IU/hari PO 2 dosis.
– Anak dengan tanda defisiensi vitamin A, 2 dosis pertama sesuai
usia, dilanjutkan dosis ketiga sesuai usia yang diberikan 2-4
minggu kemudian.
18. B. Varisela
• laki-laki usia 31 tahun
• keluhan timbul plenting-plenting seluruh
tubuh.
• awalnya timbul di daerah dada lalu menyebar
keseluruh tubuh.
• papul, vesikel, krusta polimorf. Vesikel seperti
tetesan embun (tear drops).

Diagnosis
Varisela
• infeksi akut primer oleh virus Varicella zoster yang
menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh. Masa inkubasi 14-21 hari. Penularan
melalui udara (air-borne) dan kontak langsung.
• Erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu
beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini
khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan
menjadi keruh dan kemudian menjadi krusta. Sementara
proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel baru yang
menimbulkan gambaran polimorfik khas untuk varisela.
Penyebaran terjadi secara sentrifugal, serta dapat
menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas
atas.
Pilihan lainnya:
• Morbili → mulai belaakang telinga, bercak
koplik, cough, coriza
• Rubela → coriza, forcheimer
spot,limphadenopati
• Roseola infantum → usia 6-36 bln. demam
tinggi, ruam dari leher
• DHF → AT baik
19. D. Valasiklovir: dewasa 3 x 1000 mg selama 7 hari

• laki-laki usia 31 tahun


• keluhan timbul plenting-plenting seluruh
tubuh.
• awalnya timbul di daerah dada lalu menyebar
keseluruh tubuh.
• papul, vesikel, krusta polimorf. Vesikel seperti
tetesan embun (tear drops).

Tx ?
Penatalaksanaan
• Gesekan kulit perlu dihindari agar tidak mengakibatkan
pecahnya vesikel. Selain itu, dilakukan pemberian
nutrisi TKTP, istirahat dan mencegah kontak dengan
orang lain..
• Losio kalamin dapat diberikan untuk mengurangi gatal.
• Pengobatan antivirus oral, antara lain:
– Asiklovir: dewasa 5 x 800 mg/hari, anak-anak 4 x 20
mg/kgBB (dosis maksimal 800 mg), atau
– Valasiklovir: dewasa 3 x 1000 mg/hari.
• Pemberian obat tersebut selama 7-10 hari dan efektif
diberikan pada 24 jam pertama setelah timbul lesi
Pilihan lainnya:
• Acyclovir 5 x 400 mg selama 7 hari → dosis salah
• Acyclovir 5 x 200 mg Selama 7 hari → dosis
H.simpleks
• Vitamin A 200.000 IU/hari PO 2 dosis -> morbili
• Panciclovir 5x 800 mg selama 7 hari → sediaan
cream
20. B. Herpes zooster
• anak laki-laki
• keluhan timbul plenting bergerombol di
daerah punggung.
• gatal disertai panas.
• BB pasien 30 kg.
• vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan
edema dan mengikuti dermatom

Diagnosis ?
Herpes zooster
• Herpes Zoster adalah infeksi kulit
dan mukosa yang disebabkan
oleh virus Varisela- zoster.
• Nyeri radikular dan gatal terjadi
sebelum erupsi. Keluhan dapat
disertai dengan gejala prodromal
sistemik berupa demam, pusing,
dan malaise. Setelah itu timbul
gejala kulit kemerahan yang
dalam waktu singkat menjadi
vesikel berkelompok dengan
dasar eritem dan edema
Pilihan lainnya:
• Herpes simpleks → HSV 1,2
• Varisela → vesikel generalisata
• Dermatitis atopi→ Riw. Atopi ?
• Insect bite → kissing lesion

Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
21. A. Acyclovir 5 x 600 mg selama 7 hari
• anak laki-laki
• keluhan timbul plenting bergerombol di
daerah punggung.
• gatal disertai panas.
• BB pasien 30 kg.
• vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan
edema dan mengikuti dermatom

Tatalaksana ?
Tatalaksana
• Pengobatan antivirus oral, antara lain dengan:
– Asiklovir: dewasa 5 x 800 mg/hari, anak-anak 4 x
20 mg/kgBB (dosis maksimal 800 mg), selama 7
hari, atau
– Valasiklovir: dewasa 3 x 1000 mg/hari.
• Pemberian obat tersebut selama 7-10 hari dan
efektif diberikan pada 24 jam pertama setelah
timbul lesi.
C. Otitis media akut stadium
22.
supuratif
• Wanita usia 22 tahun
• Nyeri telinga sebelah kiri, nyeri dirasakan
hebat dan disertai dengan demam.
• Onset: sejak 2 hari yll
• Riwayat batuk pilek
• Pemeriksaan ditemukan membran timpani
menonjol.
• Diagnosis?
Otitis Media Akut
Adalah Peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid
Etiologi:
• Sumbatan tuba Eustachius
• Infeksi saluran napas atas
• Kuman mikroorganisme: Streptokokus
hemolitikus, Stafilococcus aureus,dll
23. A. Angina Ludwigs
• Laki-laki, 19 tahun
• keluhan bengkak pada leher
• Onset: 3 hari
• Keluhan disertai dengan demam, nyeri pada leher
• Riwayat gigi berlubang
• Hasil pemeriksaan tanda vital:
TD:120/70, HR: 110x/menit, T: 38ºC.
• Pemeriksaan mulut → caries dentis molar 2 kiri rahang bawah
• Pemeriksaan leher → edema, hiperemis dan nyeri tekan
• Diagnosis?
Diagnosis
Phlegmon dasar mulut (Angina Ludwigs)

definisi etiologi:
Selulitis supuratif difus Streptococcus sp
akut yang menyebar
terutama pada jaringan (terbanyak)
ikat longgar Faktor resiko:
• Gigi (odontogenik)
• Jarum tidak steril
• Sialodenitis
• Fraktur maksila/
mandibula
•Laserasi dasar mulut
Klinis:
Selulitis meluas
menyebabkan
pembengkakan dasar
mulut, bull neck,
nyeri, demam,
takikardi , takipneu,
cemas, trismus,
Terapi:
berliur, postur tubuh ✓ Nilai jalan napas
“mengendus” → (penanganan awal)
kompensasi obstruksi ✓ Oro/nasotrakeal
saluran napas atas ✓ Krikotiroidektomi/
trakeostomi
✓ Antibiotik spektrum
luas
✓ Kortikosteroid
✓ Tindakan operatif
Pilihan lainnya:
• Parotitis → infeksi virus kelenjar parotis
• Abses submandibula → nanah dalam suatu
rongga akibat kerusakan jaringan
• Karsinoma nasofaring → tumor ganas yang
disebabkan oleh Epstein Barr Virus, bersifat
kronis
• Faringitis → peradangan dinding faring,
pembengkakan leher (-)
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
24. A. tuli konduktif
• Perempuan usia 14 tahun
• keluhan penurunan pendengaran pada telinga kiri
• Onset: sejak 3 hari yang lalu
• Hasil pemeriksaan otoskopi → serumen props pada liang
telinga kiri.
• Hasil pemeriksaan telinga kiri:
- rinne negatif pada telinga kiri
- webber lateralisasi kearah kiri
- schwabah hantaran tulang memanjang
• Diagnosis?
Diagnosis Rinne Webber Schwabach

Normal (+) Lateralisasi (-) Sama

Tuli Konduktif (-) Lateralisasi ke Memanjang


telinga yang sakit

Tuli Lateralisasi ke Memendek


Sensorineural (+) telinga sehat

Jadi, jawabannya adalah tuli konduktif


Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
25 &
26
• An.N, laki-laki usia 13 tahun
• Keluhan : hidung sering tersumbat 3 bulan terakhir
• Keluhan lainnya: mimisan terus menerus, banyak selama
3 hari ini
• Keluhan disertai dengan gangguan penciuman
• Pemeriksaan rinoskopi → tumor berwarna keabu-abuan.
• Diagnosa?
• Kontraindikasi pemeriksaan?
❑ klinis:
• Hidung tersumbat yang progresif
• Epistaksis berulang yang massif
• Rinorea kronis
• Gangguan penciuman
• Ketulian atau otalgia
• Sefalgia hebat

❑ Pemeriksaan fisik
Rinoskopi posterior → massa tumor konsistensi kenyal,
warnanya bervariasi dari abu-abu sampai merah muda
Pilihan lainnya:
Angiofibroma Karsinoma
nasofaring nasofaring
o tumor jinak o tumor ganas
o epistaksis berat o epistaksis ringan
o biopsi (x) o biopsi (√)

• Polip nasal → terletak difossa nasalis dan bukan di nasofaring, tidak


meluas ke fossa pterigopalatina, sinus sphenoidalis, maupun ke
intra kranial.
• Sinusitis →hidung tersumbat karena peradangan sinus bukan
karena tumor
• Epistaksis → symptom
Penunjang:
• CT Scan dan arteriografi (penunjang diagnosis) →
karena tumor mudah berdarah
• Ct Scan dengan kontras →perluasan masssa
tumor serta destruksi tulang ke jaringan sekitar
• MRI →Menentukan batas tumor
• Pemeriksaan kadar hormonal dan
immunohistokimia → melihat adanya gangguan
hormonal
• Pemeriksaan patologi anatomik (biopsy) →
kontraindikasi karena tumor mudah berdarah
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
Jadi… jawaban nyaa
4. E. Angiofibroma nasofaring
5. E. Biopsi
27. A. Rhinitis alergi
• Perempuan usia 20 tahun
• Keluhan : sering bersin-bersin, hidung buntu dan keluar
cairan encer, mata gatal dan sering berair
• Onset: seminggu yang lalu
• Keluhan sering timbul saat pasien membersihkan rumah
• Rinoskopi → konka edema, mukosa livide, secret serous.
• Diagnosis?
RHINITIS RHINITIS RHINITIS
ALERGI VASOMOTOR MEDIKAMENTOSA
✓ Riwayat terpapar ✓ Riwayat terpapar ✓ Riwayat penggunaan
alergen (+) alergen (-) obat-obatan
✓ keluhan bersin & gatal ✓keluhan bersin & gatal
menojol tidak menojol
✓Gatal dimata sering ✓Gatal di mata tidak
dijumpai dijumpai
✓Eosinofil darah ✓Eosinofil darah tidak
meningkat meningkat

- Rhinitis non alergi → bersin kronis atau hidung tersumbat, meler


tanpa reaksi alergi yang teridentifikasi.
- Sinusitis → komplikasi dari rhinitis

Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
28. C. otitis media efusi
• Anak laki-laki usia 8 tahun
• keluhan : tidak terdengar saat dipanggil oleh ibunya
• Demam (-) nyeri (-) cairan keluar dari telinga (-)
• Pemeriksaan otoskopi→ membran timpani suram,
tampak terdapat cairan di kavum timpani
• Diagnosa??
OTITIS MEDIA EFUSI
Peradangan ditelinga tengah dengan pengumpulan cairan,
DEFINISI tidak ada tanda infeksi akut dan tidak ada perforasi membran
timpani

EPIDEMIOLOGI Insiden tertinggi penyebab ketulian tersering anak


GEJALA Rasa penuh ditelinga, Pendengaran ↓
-Membran timpani suram, keabuan
TANDA atau kemerahan
- Kadang tampak ada gelembung udara
atau cairan di kavum timpani
-MT menipis atau menebal, vaskularisasi
bertambah

DIAGNOSIS Diagnosis OME tidak mudah karena sangat jarang dan butuh
pemeriksaan lainnya. Diagnosis pasti→rujuk spesialis THT
Pilihan lainnya:
• Otitis media akut → ada tanda peradangan
akut
• Otitis media kronik → membran timpani
perforasi, secret keluar terus
• Serumen prop → massa dr produksi kelenjar
sebasea, partikel debu di 1/3 luar liang telinga
• Herpes zoster otikus → adanya lesi kulit &
gangguan saraf. Keadaan berat: tuli
sensorineural
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
29. B. Antibiotik
• Anak, usia 6 tahun ke puskesmas tanjung batu,
karimun
• keluhan : nyeri telinga sebelah kanan sejak 2 hari
• Nyeri telinga disertai dengan demam
• Riwayat batuk pilek sebelumnya.
• Pemeriksaan otoskopi : membrane timpani
bulging
• Tatalaksana?
OTITIS MEDIA AKUT
Otitis Media Akut stadium supurasi

Tatalaksana:
1. Antibiotik oral
2. Miringotomi
Antibiotik → tatalaksana yang tepat pada faskes pertama
Miringotomi → kurang tepat jika di faskes pertama
Ear toilet → kurang tepat karena tidak ada sekret
Antihistamin → kurang tepat, tidak ada gejala alergi
Analgetik → diberikan sebagai obat simptomatis
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
30. E. Menghindari air masuk
dalam telinga
• Pria 33 tahun
• Keluhan : keluar cairan dari telinga kanan setelah
berenang
• Pemeriksaan : membrane timpani perforasi
dengan tepi perforasi rata, licin dan tebal
• Edukasi tepat?
a. Jangan berenang
b. Diberikan obat tetes telinga terus menerus
c. kontrol ke dokter terus menerus
d. Timpanoplasti
e. Menghindari air masuk dalam telinga

EDUKASI yang tepat


31. b. Medikamentosa dan
menghindari alergen
• Wanita 22 tahun
• Keluhan sering pilek sejak 1 tahun yang lalu,
terutama jika terpapar dingin, debu, dan asap
rokok Riwayat paparan alergen

• Rhinoskopi anterior → konka edema berwarna


pucat dan livide
• Terapi tepat?
RHINITIS
ALERGI
a. Medikamentosa
b. Medikamentosa dan menghindari dingin
c. Medikamentosa dan menghindari allergen
d. Medikamentosa dan operatif
e. Operatif
TERAPI RHINITIS ALERGI
paling tepat

Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
32. A. Otitis Eksterna Sirkumskripta
• Anak usia 9 tahun
• keluhan telinga terasa sakit dan pedih.
• Riwayat mengorek kuping dengan cotton bud
• Pemeriksaan → liang telinga hiperemis, nyeri
tekan perikondrium serta terdapat furunkel kecil
pada liang telinga.
• Diagnosa??
Diagnosa banding

OTITIS EKSTERNA OTITIS EKSTERNA OTOMIKOSIS


SIRKUMSKRIPTA DIFUS
Infeksi folikel rambut pada Infeksi pada 2/3 liang Infeksi jamur di liang
1/3 luar liang telinga dari telinga tampak kulit liang telinga dipermudah oleh
folikulitis hingga telinga hiperemis dan kelembaban yang tinggi di
membentuk abses kecil edema yang tidak jelas daerah tersebut
(furunkel=bisul) batasnya.

Klinis: Klinis: Klinis:


• Hiperemis, edema • Nyeri tekan tragus • Gatal hebat
• Nyeri yang hebat • Liang telinga sangat • Rasa penuh di telinga
• Nyeri tekan perikondrium sempit
• Nyeri tarik daun telinga • Sekret berbau
• Penurunan pendengaran
bila furunkel menutupi
liang telinga
Pilihan lainnya
• Otitis media akut → letak pada telinga dalam,
tidak ada furunkel, bersifat akut
• Otitis media supuratif kronis → letak pada
telinga dalam, tidak ada furunkel, bersifat
kronik

Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
33. D. antibiotik, analgetik dan
steroid
• Anak perempuan, 5 tahun
• keluhan nyeri ditelinga kanan sejak 2 hari yang
lalu
• Keluhan lain : hidung tersumbat sejak 1 minggu
yang lalu
• Pemeriksaan fisik : TV dbn
Gambaran kanalis aurikularis eksterna lapang,
membran timpani intak dan hiperemis.
• Terapi??
→Sesuai dengan onset perjalanan penyakit
pasien membutuhkan antibiotik, analgetik
dan steroid. Tindakan supuratif terhadap
pasien sangat disarankan.
Pemberian antibiotik yang disarankan:
- amoxicilin
Pemberian analgetik yang disarankan:
- Ibu profen, paracetamol
Pilihan lainnya:
• Antibiotik dan mastoidektomi → tidak ada
indikasi
• Antibiotik, analgetik, miringotomi → tidak ada
indikasi
• Antipiretik, steroid → tidak ada kenaikan suhu
• Steroid dan miringoplasti → tidak ada indikasi

Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
34. B. Alergic shiners
• Seorang anak perempuan usia 4 tahun
• keluhan pilek sejak 3 bulan yang lalu hilang timbul,
disertai bersin-bersin dan gatal
• Riwayat alergi (-)
• Gejala muncul setiap pagi hari
• Pemeriksaan :
- Tanda vital dalam batas normal
- Pemeriksaan rhinoskopi anterior → edema pada
mukosa cavum nasi, hiperemis, dan
ditemukan warna hitam dibawah mata
• Sebutan tanda hitam di bawah mata???
Diagnosis:
RHINITIS
ALERGI

Sign:
• Alergic shiners : dark circles di sekitar mata,
berhubungan dengan vasodilatasi atau obstruksi
hidung
• Alergic crease : lipatan horizontal yang melewati
setengah bagian bawah hidung akibat kebiasaan
menggosok hidung ke atas dengan tangan
• Alergic salute : kebiasaan menggosok-gosok hidung
karena gatal Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
35. C. Rhinitis medikamentosa
• Laki laki usia 23 tahun
• Keluhan hidung tersumbat, gatal dan bersin-bersin
• Riwayat rutin penggunaan obat semprot setiap hidung
pasien tersumbat
• Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal
• Pemeriksaan rhinoskopi didapatkan mukosa hidung
edem, secret (+)
• Diagnosa ??
Rhinitis Medikamentosa
• Gejala rhinitis √
• Riwayat pemakaian obat topikal (dekongestan)
dalam waktu lama (> 2 minggu) √

Pilihan lainnya:
▪ Rhinitis alergi
Tidak ada riwayat penggunaan obat
▪ Rhinitis vasomotor
▪ Rhinitis bacterial Bukan klasifikasi rhinitis
▪ Rhinitis viral
Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
36. E. Tonsilofaringitis akut
• Anak perempuan usia 10 tahun
• Keluhan sakit tenggorokan sejak kemarin
• Keluhan disertai batuk berdahak, pilek dan demam
• Pemeriksaan fisik: nadi 100x/menit, respirasi 20 x/menit,
suhu 38ºC
• Pemeriksaan rongga mulut didapatkan tonsil T2-T2
hiperemis (+), detritus (+), faring hiperemis
• Diagnosa ??
a. Tonsillitis akut
b. Tonsillitis kronis
c. Faringitis akut
Diagnosa yang paling
d. Faringitis kronis tepat→ Karena
e.
e Tonsilofaringitis akut didapatkan tanda dan
gejala dari tonsilis dan
faringitis akut

Refensi:
Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi 7. 2012. FKUI
37. B. LH
• Dalam siklus menstruasi Hormon yang
berfungsi untuk mempertahankan korpus
luteum untuk mengeluarkan estrogen dan
progesteron

hormon ?
Pilihan Lain
• FSH → FSH akan menyebabkan pematangan
dari folikel.
• GnRH → Hormon yang menstimulasi
pengeluaran LH FSH, Bila kadar estrogen
tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar
GnRH
• HcG → hormon saat hamil
• Oksitosin→ hormon kontraksi uterus
38. d. Menometroraghia
• Seorang wanita usia 25 tahun datang
kepoli kandungan dengan keluhan
menstruasi tidak teratur, darah sangat
banyak hingga mengganti pembalut 5
kali/hari, dan dalam 1 siklus dapat selama
10 hari.

Siklus menstruasi disebut?


Pilihan Lain
• Amenorrhea → Tidak ada menstruasi lebih dari 6
bulan
• Menorrhagia → Menstruasi dengan perdarahan
banyak (>80 ml/siklus) atau durasi memanjang
>7 hari
• Metroraghia → Siklus menstruasi irreguler dan
interval bervariasi
• Menometroraghia→ Menstruasi irreguler,
perdarahan banyak, dan memanjang
• Polymenorrhea→ Frekuensi menstruasi
meningkat
39. B. konsumsi estrogen dosisi tinggi 14- 21 hari

• Wanita 30 thn, keluhan bercak darah dari


kemaluan selama 8 hari, sebelumnya
pasien punya riwayat suntik kb
progesterone

terapi definitive?
Pilihan Lain
• konsumsi kb oral kombinasi 1 siklus
• transfusi darah
Bukan terapi
• injeksi vit k definitif

• kb suntik kombinasi
40. A. Amenore primer

• Seorang wanita usia 21 tahun dibawa


ibunya ke seorang dokter umum karena
belum mendapatkan menstruasi. Tinggi
badan pasien 155cm dan berat badannya
50kg. Payudara dan rambut pubis tumbuh
normal.

Diagnosis?
Pilihan Lain
• Amenore primer → Tidak menstruasi setelah
usia 16 tahun dengan pertumbuhan seksual
sekunder normal (pembesaran payudara,
pubes, dll) atau tidak menstruasi setelah usia
14 tahun tanpa disertai pertumbuhan seksual
sekunder
• Amenore sekunder → Tidak mestruasi selama
lebih dari 6 bulan pada wanita yang
sebelumnya menstruasi normal
41. A. Disminore primer

• Seorang anak perempuan usia 14 tahun


datang diantar ibnya dengan keluhan nyeri
keram perut yang hebat yang dirassakan
selama siklus menstruasi ini. Diketahui
menstruasi ini merupakan menstruasi ke
3nya. Tanda vital dan status generalis
dalam batas normal.

Diagnosis ?
Disminore primer
• Tejadi 6-12 bulan setelah menarche
• Sering terjadi selama 48-72 jam
• Rasa keram seperti ingin melahirkan
• Diduga karna prostaglandin F2α (PGF2α)
Pilihan Lain
• Disminore sekunder → Dismenore dimulai
pada usia 20-an atau 30-an, setelah siklus
sebelumnya yang relatif tidak menyakitkan,
Sering disebabkan endometriosis,
adenomiosis, PID, infeksi
42. C. Paracetamol

• Seorang anak perempuan usia 14 tahun


datang diantar ibnya dengan keluhan nyeri
keram perut yang hebat yang dirassakan
selama siklus menstruasi ini. Diketahui
menstruasi ini merupakan menstruasi ke
3nya. Tanda vital dan status generalis
dalam batas normal.

Tatalaksana ?
Treatment:
• NSAID = celecoxib, Ibuprofen, Naproxen,
mefenamic acid
• Hormonal = COC, Levonorgestrel-releasing
intrauterine system Medroxyprogesterone
injection
Pilihan lain
• Pil Kb esterogen
• Pil Kb kombinasi Terapi hormonal bukan
pilihan utama
• Asam tranexamat
• Oksitosin
43. D. jaringan endometrium diluar korpus uteri

• Seorang pasien wanita usia 40 tahun datang


dengan dengan keluhan nyeri berat saat
menstruasi yang sudah dialaminya selama
bertahun-tahun. Pasien juga sering mengeluh
nyeri daetah panggul kronis saat tidak
menstruasi. Pasien sudah menikah selama 5
tahun namun tidak juga dikaruniai anak. Jika
dilakukan pemeriksaan penunjang,

hasil apa yang kemungkinan didapatkan oleh


dokter ?
Endometriosis
• Kondisi ditemukannya jaringan endometrium
diluar korpus uteri → merespon estrogen →
perdarahan → inflamasi
• TRIAS klasik: dismenorhea berat, dyspareunia/
nyeri panggul kronis, infertil
• Penunjang: Transvaginal/endorectal USG, MRI
(deteksi implantasi endometrial)
44. A. suppress the hypothalamus through negative feedback

• Seorang pasien wanita usia 40 tahun datang


dengan dengan keluhan nyeri berat saat
menstruasi yang sudah dialaminya selama
bertahun-tahun. Pasien juga sering mengeluh
nyeri daetah panggul kronis saat tidak
menstruasi. Pasien sudah menikah selama 5
tahun namun tidak juga dikaruniai anak. Jika
dilakukan pemeriksaan penunjang,

Cara kerja progesten?


Terapi
• Progestagen→ suppress the hypothalamus
through negative feedback → hypoestrogenic
state
• GnRH Agonist →Menurunkan LH& FSH melalui
mekanisme down regulation. Efek samping: bone
loss. Tidak utk usia <16th dan long term therapy.
• Aromatase Inhibitor → suppress the conversion
of androstenedione and testosterone to estrogen.
Dipilih jika obat lain tdk efektif dan sebaiknya dgn
kombinasi obat lain karena efek samping yg
severe
45. A. Hypogonadotropic hypogonadal anovulation

• seorang wanita usia 30 tahun datang


dengan keluhan tidak menstruasi sejak 7
bulan terakhir. Sebelumnya, menstruasi
pasien lancaar dan tidak ada keluhan.
Setelah dilakukan pemeriksaan kadar
hormon didapatkan. Kadar FSH serum
rendah dan GnRH serum rendah.

Menurut WHO kelainan pasien disebut


46. B. Fase Perimenopause

• Seorang wanitaa usia 49 tahun datang


dengan keluhan menstruasi tidak teratur
dan kadang kadang banyak, dan kadang
sebentar kadang lama, pasien juga
mengeluhkan emosi yang tidak stabil, dan
berkurangnya cairan lubrikasi saat
berhubungan seksual.

Diagnosis ?
Perimenopause Menopause Postmenopause

• Periode 3-5 tahun • Periode dimana • Periode setelah


sebelum menopause siklus menstruasi menopause, gejala
yang ditandai dengan secara permanen menopause sudah
peningkatan berhenti. Diagnosis mulai berkurang,
frekuensi irregular secara retrospektif tetapi berisiko
anovulatory bleeding sejak 12 bulan paska terhadap beberapa
yang selanjutnya amenorrhea. (Rerata penyakit seperti
diikuti periode usia 51 tahun). osteoporosis dan
amenorrhea dan penyakit jantung
gejala-gejala akibat estrogen yang
menopause lainnya rendah.
47. E. fungsi ovarium menjadi sangat menurun

• Seorang wanitaa usia 49 tahun datang


dengan keluhan menstruasi tidak teratur
dan kadang kadang banyak, dan kadang
sebentar kadang lama, pasien juga
mengeluhkan emosi yang tidak stabil, dan
berkurangnya cairan lubrikasi saat
berhubungan seksual.

Patofisiologi ?
Patofisiologi
• pada usia sekitar 50 tahun fungsi ovarium menjadi sangat menurun.
Folikel mencapai jumlah yang kritis, maka akan terjadi gangguan
sistem pengaturan hormon
• insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik dan pada akhirnya
terjadi oligomenore
• Masa perimenopause → aktivitas folikel dalam ovarium mulai
berkurang.
• Ketika ovarium tidak menghasilkan ovum dan berhenti memproduksi
estradiol, kelenjar hipofise berusaha merangsang ovarium untuk
menghasilkan estrogen, sehingga terjadi peningkatan produksi FSH.
• Pada pascamenopause kadar LH dan FSH akan meningkat, FSH
biasanya akan lebih tinggi dari LH sehingga rasio FSH/ LH menjadi lebih
besar dari satu.
• Hal ini disebabkan oleh hilangnya mekanisme umpan balik negatif dari
steroid ovarium dan inhibin terhadap pelepasan gonadotropin.
48. E. Kista Bartholini

• Seorang wanita usia 25 tahun


• keluhan terdapat benjolan pada daerah
vagina. Benjolan dirasakan nyeri.
• ditemukan adanya kista yang terbentuk di
labia mayor.

• Diagnosis?
Kista Bartholini
Kista yang terbentuk akibat sumbatan pada
duktus / kelenjar bartholini. Dapat dilihat dari
bagian luar/vulva, lokasi pada labia mayor,
umumnya muncul pada usia reproduksi. Dapat
berkembang menjadi abses jika terinfeksi. Bakteri
penyebab tersering N. Gonnorhea. -
→Tatalaksana: insisi drainase, marsupialisasi
Pilihan lain
• Kista Gardner → liang vagina
• Kista Nabothi →endoserviks
49. D. Polip serviks

• Seorang wanita usia 40 tahun


• nyeri saat berhubungan dengan suami.
Pernah terdapat keluhan keluar darah saat
berhubungan namun tidak banyak.
• massa bertangkai pada daerah serviks.

Diagnosis
Polip serviks
• Lokasi: Endo-ektoserviks → Asal: Lapisan
Stroma endo-ektoserviks →S&S: Massa
bertangkai, rapuh, merah/pucat, bleeding,
dyspareunia
Pilihan lain
• Ca serviks → Px pap smear
• Cervicitis → Px IVA
• Ca in situ → Px biopsi
• Ruptur porsio→ tdk ada tanda
cedera/robekan
50. E. marsupialisasi

• Seorang wanita usia 40 tahun


• nyeri saat berhubungan dengan suami.
Pernah terdapat keluhan keluar darah saat
berhubungan namun tidak banyak.
• massa bertangkai pada daerah serviks.

Tx kecuali ?
tatalaksana
• Tx: Ekstirpasi , kuretase , kauterisasi
51. A. Ca serviks

• wanita usia 50 tahun


• perdarahan pervaginam,
• sering dialami perdarahan saat melakukan
hubungan seksual
• riwayat keputihan (+)
• Pasien juga mengaku mengalami penurunan berat
badaan 10 kg dalam beberapa bulan terakhir.
• Displasia mukosa serviks.

Diagnosis ?
Kanker serviks
• Displasia adalah hilangnya diferensiasi normal
dari epitel serviks
• Tempat paling sering terjadinya displasia
adalah junctio epitelium skuamosum dan
kolumnar (zona transformasi)
• Daerah ini paling rentan terhadap infeksi virus,
perubahan pH vagina dan fluktuasi level
estrogen
Tampilan klinis
Anamnesis: perdarahan pervagina (terutama
setelah berhubungan seksual), uretra, atau
rektum, keputihan berbau, penurunan berat
badan.
52. D. HPV tipe 16,18

• wanita usia 50 tahun


• perdarahan pervaginam,
• sering dialami perdarahan saat melakukan
hubungan seksual
• riwayat keputihan (+)
• Pasien juga mengaku mengalami penurunan berat
badaan 10 kg dalam beberapa bulan terakhir.
• Displasia mukosa serviks.

Agen penyebab ?
53. E. Stage 4

• Jika dilakukaan USG didapatkan adanya


metastasis pada daerah hepar.

Tingkat keparahan penyakit ?


Pilihan lain
a. Stage 0 : carcinoma is situ
b. Stage I : terbatas di serviks
c. Stage II : keluar dari serviks tapi belum sampai
dinding pelvis, 1/3 posterior vagina
d. Stage III: lesi sudah sampai ke dinding pelvis
dan 1/3 anterior vagina
e. Stage IV: sudah menginvasi vesica urinaria,
rectum, atau metastase
54. a. 1 tahun lagi

• Seorang wanita usia 28 tahun.


• menikah selama 6 tahun, memiliki 2 orang
anak.
• tes IVA hasil negatif.

Edukasi kapan kembali?


Screening
• Mulai pemeriksaan tiga tahun setelah
hubungan seksual pertama kali pada wanita
yang berhubungan seksual sebelum usia 21
tahun
• Usia < 30 tahun: screening setiap tahun
• Usia > 30 tahun: screening setiap tahun atau
dua tahun sekali
• Screening bisa dihentikan setelah usia 65
tahun
55. E. Kondom

• Seorang pasien yang datang dengan tujuan


untuk ingin mencegah kehamilan.
• Pekerja seks komersail yang sehari-hari
sering berganti-ganti pasangan.
• riwayat ibu kanker ovarium dan kakak
kanker payudara.

Pilihan kontrasepsi?
Pilihan lain
a. Metode lendir serviks → Sistem Pantang
Berkala → efektifitas rendah
b. Metode suhu basal → Sistem Pantang
Berkala → efektifitas rendah
c. Diafragma + spermisida → tidak mencegah
penularan infeksi seksual
d. Pil KB → terdapat riwayaat Ca pada keluarga
56. B. Suntik 3 bulan

• Seorang ibu menyusui datang ingin


berkonsultasi tentang penggunaan
kontrasepsi.

Kontrasepsi yaang paling efektif yang


dianjurkan oleh dokter adalah
KB ibu hamil
• Kontrasepsi Progestin
Cara kerja: menekan ovulasi, mencegah implantasi,
mengentalkan lendir serviks, mengganggu pergerakan tuba
Disuntikan 3 bulan sekali (Depo Provera) atau 2 bulan sekali
(Depo Noristerat)

• Pil Progestin / mini pil


Tidak menurunkan produksi ASI , Harus diminum setiap hari
dengan waktu yang sama , Dapat menjadi kontrasepsi
darurat

• Metode Amenore Laktasi


Adalah metode kontrasepsi dengan pemberian ASI sebagai
usaha alamiah untuk menjarangkan kehamilan
Pilihan lain
A. Pil KB kombinasi → terdapat esterogen
C. Suntik 1 bulan → terdapat esterogen
D. Metode suhu basal → tidak efektif untuk ibu
menyusui
E. Metode lendir serviks → tidak efektif untuk
ibu menyusui
57. d. AKDR

• Seorang wanita datang berkonsultasi


tentang Kb. Usia 35 tahun, jumlah anak
hidup 2 pasien ingin menjarangkan
kehamilan. BB pasien 80 kg TB 160 cm.
Pasien tidak ingin menggunakan
kontrasepsi homonal.

Kontrasepsi yang paling efektif dapat


dianjurkan pada pasien adalah
Pilihan lain
a. Metode lendir serviks → kurang efektif
b. MOW → tidak untuk menjarangkan
kehamilan
c. Diafragma + spermisida → lebih efektif AKDR
d. Kondom → lebih efektif AKDR
58. c. setelah 6 minggu

• Seorang wanita P2A0 pasca pesalinan 1


hari. Berkonsultasi KB. Pasien akan ingin
mengatakan ingin menggunakan KB suntik
3 bulan setelah melahirkan ini karna pasien
menyusui aktif anaknya.

Kapankah waktu yang tepat pemberian KB


suntik 3 bulan pada pasien ?
Kontrasepsi Pasca Persalinan
• MAL: setelah pesalinan hingga 6 bulan
• Barier: segera setelah persalinan
• AKDR: setelah 3 minggu
• Progesteron: setelah 6 minggu
• KB alamiah: setelah 6 minggu
• Kombinasi: setelah 6 bulan
59. B. Oligozoospermia

• Pasangan suami istri datang untuk berkonsultasi.


Selama 1 tahun pasangan aktif melakukan ubungan
taanpa alat kontrasepsi, namun blum dikaruniai
anak. Lalu dilakukan analisis sperma didapatkan
hasil

• Jumlah : < 20 juta/ml


• Motilitas : >50% sperma a,
• Morfologi : sperma normal > 30%

Dari hasil tersebut diagnosis suami adalah ?


Pilihan lain
• Normozoospermia → Jumlah sperma ≥ 20 juta/ml
• Oligozoospermia → Jumlah sperma < 20 juta/ml
• Astenozoospermia → Motilitas sperma a (gerak cepat
dan lurus) < 25% atau a+b (gerak lambat,tidak lurus)
<50%. Sperma c (bergerak di tempat), sperma d (tidak
bergerak)
• Teratozoospermia → Morfologi sperma normal < 30%
• Azoospermia →0 sperma tapi masih ada plasma
semen
• Aspermia → 0 sperma + 0 plasma semen
60. d. Plano test

• Berikut ini yang meruapakan tanda pasti


dalam kehamilan ?
Tanda kehamilan tidak pasti
Tanda pasti kehamilan
(probable sign)

Denyut jantung janin (USG, doppler,


Amenorrhea
laenec)

Mual dan muntah Palpasi (UK > 12 minggu)

USG (gestational sac, polus embrional,


Mastodinia
gerak janin, plasenta)

tuberkel montogmery menonjol, sekresi


Fetal ECG
kolostrum

Gerakan janin (quickening) Plano test / PP test positif

Keluhan kencing

Konstipasi

Perubahan BB

Peningkatan temperatur basal

Perubahan kulit

Chadwick sign

Hegar sign

Pembesaran uterus

Kontraksi uterus & BALLOTEMENT


Pilihan lain
a. Amenorrhea
b. Mastodinia Tanda tak pasti
c. montogmery menonjol
e. quickening
61. A. 4 minggu setelah TT1

• Seorang wnita usia 20 tahun G1P0A0 uk 4


minggu datang memeriksakan kandungan.
Pasien mengaku belum pernah di imunisasi
tetanus sebelumnya, lalu pada kunjungan
itu dilakukan pemberian suntikan TT pada
ibu.

Edukasi yang tepat untuk ibu untuk


mengulang imunisasi TT nya adalah
Pemberian TT untuk ibu yang belum pernah imunisasi atau
tidak mengetahui status imunisasinya
Pemberian selang waktu minimal

TT1 Sedini mungkin saat kunjungan pertama

TT2 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)

TT3 6 Bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang


minimal terpenuhi)

TT4 1 tahun setelah TT3

TT5 1 Tahun setelah TT4


Pemberian TT untuk ibu yang sudah pernah imunisasi

Pernah Pemberian dan selang waktu minimal

1 kali TT2, 4 minggu seteleah TT1 (pada kehamilan)

2 kali TT3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu
minimal terpenuhi)

3 kali TT4, 1 tahun setelah TT3

4 kali TT5, 1 tahun setelah TT4

5 kali Tidak Perlu lagi


Pilihan lain
b. 6 Bulan setelah TT1
c. 1 tahun setelah TT1 Pengulangan booster
d. 1 Tahun setelah TT1 kurang tepat

e. Tidak Perlu lagi


62. A. Suspect
• Seorang wanita
• sariawan berulang sejak 3 bulan terakhir.
• sering diare yang sulit disembuhkan.
• Pasien mengaku merupakan pekerja seks
komersial yang kadang bekerja tanpa
pengaman saat melayani kliennya.

pasien termasuk kasus ?


Definisi Kasus
• Suspect
Faktor risiko + sign & symptom
• Probable
Faktor risiko + sign & symptom +
penunjang
• Definite
Faktor risiko + sign & symptom +
penunjang gold standart
Pilihan lainnya:
• Incubatory Carrier → Belum ada gejala. Akan
menjadi sakit, namun sudah bisa menularkan
sebelum timbulnya gejala (contoh: HIV)
• Case finding → screening pada kelompok yang
lebih kecil
63. b. secondary prevention
• Seorang wanita
• sariawan berulang sejak 3 bulan terakhir.
• sering diare yang sulit disembuhkan.
• Pasien mengaku merupakan pekerja seks
komersial yang kadang bekerja tanpa
pengaman saat melayani kliennya

Jika dilakukan pemeriksaaan ?


Pilihan lainnya:
• Primary prevention → Health Promotion,
Specific protection
• Tertiary prevention → Rehabilitation
• Health promotion → Nutrition, Smoking,
cessation
• Specific protection → Vaccination, Protective,
equipment
64. b. Specific protection
• Petugas puskesmas melakukan pemberian
vaksin MR ke sekolah-sekolah dalam
Kabupaten Karimun.

Kegiatan tersebut termasuk kedalam


kegiatan?
Pilihan lainnya:
• Health promotion →Nutrition, Smoking,
cessation
• Specific protection→ Vaccination, Protective
equipment
• Early detection and prompt Treatment →
Screening
• Disability limitation → medikamentosa
• Rehabilitation → Fisioterapi
65. d. Singgle disease screening
• Seorang wanita
• 45 tahun G2P1A0
• Dokter lalu melakukan pemeriksaan
laboraturium berupa pemeriksaan HbsAg.

Screening yang dilakukan oleh dokter


termasuk kedalam ?
Screening

Mass Selective Case Finding Single Disease Multi-phase

• Semua • Pada • Kelompok • Satu • Beberapa


populasi. kelompok yang lebih penyakit tes. Contoh:
Contoh: X- risiko tinggi. kecil. tertentu. medical
ray masal Contoh: HIV Contoh: Contoh: check up
penyakit HBsAg
menurun
Pilihan lainnya:
• Health promotion →Nutrition, Smoking,
cessation
• Specific protection→ Vaccination, Protective
equipment
• Early detection and prompt Treatment →
Screening
• Disability limitation → medikamentosa
• Rehabilitation → Fisioterapi
66. A. Biological vector
• Dalam perjalanan penyakit demam
berdarah. Nyamuk dikenal sebagai ?
Vector
Biological vector
• Organisme / parasit berkembang atau
bereplikasi di dalam vektor (contoh: nyamuk)

Mechanical vector
• Organisme / parasit tidak berkembang atau
bereplikasi di dalam vektor (contoh: lalat)
Pilihan lainnya:
• Convalescent carrier → Akan menjadi sakit,
namun sudah bisa menularkan sebelum
timbulnya gejala (contoh: HIV)
• Healthy carrier → Tidak akan menjadi sakit,
namun bisa menularkan penyakit (contoh:
polio)
• Incubatory carrier → Akan menjadi sakit,
namun sudah bisa menularkan sebelum
timbulnya gejala (contoh: HIV)
67. c. Infektisitas
• Kesanggupan dari organisme untk
beradaptasi sendiri terhadap lingkungan
host untuk mampu tinggal dan
berkembang biak dalam jaringan / host

Definisi?
Pilihan lainnya:
• Infektifitas→ kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi
sendiri thdp lingkungan hostuntuk mampu tinggal &
berkembang biak dlm jaringan/ host
• Patogenesis → kesanggupan organisme u/ menimbulkan
suatu reaksi klinik khusus yg patologis setelah terjadinya
infeksi pd host yg diserang
• Virulensi → kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi
sendiri thdp lingkungan hostuntuk mampu tinggal &
berkembang biak dlm jaringan/ host
• Toksisitas → kesanggupan organismeyg memproduksi reaksi
kimia yg toksik olehsubstansi kimia yg dibuatnya.
• Antigenicitas → kesanggupan organisme untuk merangsang
reaksi imunologis dlm host
68. A. Endemik
• Angka kejadian kasus Malaria di daerah
papua tidak pernah mencapai angka 0.
Papua termasuk daerah .... kasus Malaria
Endemik
• Suatu penyakit yang persisten ditemukan di
daerah tertentu. Contoh: malaria di papua.
• Never zero
Pilihan lainnya:
• Epidemik atau Outbreak→ Kasus/ penyakit baru
pada suatu populasi tertentu, dalam suatu periode
waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju
ekspektasi/ dugaan, yang didasarkan pada
pengalaman mutakhir.
• Pandemik → Suatu epidemi yang meluas dan
bersifat global.
• Sporadik → Suatu keadaan dimana suatu masalah
kesehatan / penyakit yang ada di suatu wilayah
tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut
perubahan waktu.
69. A. Endemik
• Hepatitis sudah menyerang masyarakat
indonesia sejak lama dan masih bertahan
sampai saat ini
• prevalensi peyakit Hepatitis B sebesar
9,4%. Nilai itu tidak pernah menurun
bahkan dominan

epidemiologi
Endemik
• Suatu penyakit yang persisten ditemukan di
daerah tertentu. Contoh: malaria di papua.
• Never zero
Pilihan lainnya:
• Epidemik atau Outbreak→ Kasus/ penyakit baru
pada suatu populasi tertentu, dalam suatu periode
waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju
ekspektasi/ dugaan, yang didasarkan pada
pengalaman mutakhir.
• Pandemik → Suatu epidemi yang meluas dan
bersifat global.
• Sporadik → Suatu keadaan dimana suatu masalah
kesehatan / penyakit yang ada di suatu wilayah
tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut
perubahan waktu.
E. Case fatality rate dalam satu kurun waktu tertentu
70. menunjukkan kenaikan ≥ 30% dibanding periode
sebelumnya

Berikut ini yang tidak termasuk kedalam


kriteria KLB adalah ?
Kejadian Luar Biasa
Kriteria:
• Penyakit menular baru
• Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama tiga kurun
waktu tertentu
• Peningkatan kejadian kesakitan ≥ 2 kali dibandingkan dengan
periode sebelumnya
• Jumlah penderita baru dalam periode satu bulan meningkat ≥ 2 kali
dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun
sebelumnya
• Case fatality rate dalam satu kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan ≥ 50% dibanding periode sebelumnya
• Proprotional rate penderita baru pada satu periode meningkat ≥ 2
kali dibanding satu periode sebelumnya
E. menggambarkan tingkat keberhasilan
71. program pemberantasan penyakit

Berikut ini yang tidak termansuk manfaat


dari perhitungan angka insidensi adalah?
Fungsi insidensi Fungsi prevalensi
mengukur angka kejadian penyakit- menggambarkan tingkat keberhasilan
program pemberantasan penyakit-
Dalam penelitian epidemiologi-
Penyusunan pelayanan kesehatan
Perbandingan antara populasi dengan misal obat,tenaga dan ruangan.-
pemaranyang berbeda-
Menyatakan banyaknya kasus yang
Mengukur besarnya resiko dapat didiagnosis
determinantertentu
Pilihan lain
• mengukur angka kejadian penyakit
• Dalam penelitian epidemiologi
• Perbandingan antara populasi dengan Manfaat
pemaran berbeda insidensi
• Mengukur besarnya resiko determinan
tertentu
72. B. NSTEMI
• Laki-laki, 40 tahun
• Nyeri pada dada
• Onset 3 hari yang lalu
• EKG tidak dijumpai kelainan
• Marka jantung terjadi
peningkatan
• Diagnosis?
CONSEQUENCES OF
CORONARY THROMBOSIS

Lilly. Pathophysiology of Heart Disease, 4th Ed. Lippincott Williams,


2007. Page 173
Pilihan lainnya:

• APS (Angina Pektoris Stabil): EKG Normal,


Biomarka jantung tidak mengalami peningkatan
• UAP : EKG Depresi Segmen ST atau T
Invers, biomarka jantung
tidak mengalami peningkatan
• STEMI : EKG dijumpai ST Elevasi dan
biomarka jantung mengalami
peningkatan
Referensi :
Lilly. Pathophysiology of Heart
Disease, 4th Ed. Lippincott
73. C. Demam Rematik Akut
• Anak Laki-laki, 12 tahun
• Riwayat sakit tenggorokan,
demam, nyeri sendi
• Onset 3 hari yang lalu
• Pemeriksaan Fisik: Hipotensi
(TD: 90/60 mmhg)
• Diagnosis?
Demam Rematik Akut

• Kriteria JONES: 2 Mayor/1 Mayor+2 Minor


Hipotensi, Poliartritis, Demam
• Gejala klinis:
1. Artritis : Gejala mayor, meliputi sendi besar seperti lutut,
pergelangan kaki, paha, lengan, panggul, siku dan bahu
2. Karditis : Jika mengenai endokardium (adanya bising jantung),
paling sering katup mitral
3. Chorea : 10% Demam Rematik, Gerakan-gerakan tidak disadari yang
menghilang saat tidur akan ditemukan pada wajah dan anggota
gerak tubuh bersifat unilateral
4. Eritema Marginatum: Kira-kira 5% dari Demam Rematik, berlangsung
berminggu-minggu dan berbulan, tidak nyeri dan tidak gatal
5. Nodul Subkatinius: Kira-kira 0,5-2 cm, bundar, terbatas, dan tidak
nyeri tekan
Pilihan lainnya:

• ISPA : Tidak ada nyeri sendi


• Faringitis Akut : Faring hiperemis, tidak ada
nyeri sendi
• Penyakit Jantung Rematik : Harus ada hasil
echocardiografi murmur
stenosis
• Perikarditis : Nyeri dada, PR interval
memanjang
Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi keenam FKUI
74. B. VSD

• Anak Ibu, 30 tahun


• Riwayat menderita jantung
bocor
• Pemeriksaan Fisik: Murmur
Pansistolik
• Diagnosis?
VSD

Gejala Klinis:
• Bergantung defek dan umur saat
ditemukan,
defek yang kecil terdengar bising
pansistolik
• Defek kecil bersifat benigna, dan dpt
menutup spontan tergantung
tipenya, biasanya tidak mengganggu
pertumbuhan
Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi keenam FKUI
Pilihan lainnya:

• ASD : Pulsasi ventrikel kanan pada daerah


parasternal kanan,
Wide fixed splitting bunyi jantung kedua
• PDA : Bising kontinu pada garis sternal
kiri atas, menyebar ke
belakang
• COARCTATIO AORTA: Adanya thrill sistolik pada daerah
suprasternal
• TGV : Jarang bertahan sampai dewasa kecuali
disertai ASD/VSD
Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi keenam FKUI
75. D. CHF

• Ibu, 60 tahun
• Sesak nafas & kaki bengkak
• Riwayat sesak nafas 10 hari
sebelumnya, kaki bengkak
• Pemeriksaan Fisik: TD (170/90
mmhg)
• Diagnosis?
CHF
• Kriteria Major Kriteria Minor
- Paroksismal Nokturnal Dispnea - Edema
Ekstremitas
- Distensi Vena Leher - Batuk Malam
Hari
- Ronki Paru - Dispnea d’effort
- Kardiomegali - Hepatomegali
- Edema Paru Akut - Efusi Pleura
- Gallop S3 - Penurunan
Kapasitas Vital
- Peninggian Tekanan Vena Jugularis 1/3 dari normal
- Refluks Hepatojugular - Takikardia
(>120/menit)
Pilihan lainnya:

• CAD : Nyeri dada berat


• TOF : Sianosis, mudah capek
• CKD : Oliguria/Anuria, Hiperkalemia
• ASD : Sesak karena hipertensi
pulmonal

Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi keenam FKUI
76. B. STEMI Septal Anterior

• Laki-laki, 47 tahun
• Pingsan, nyeri dada kiri &
berkeringat dingin
• Pemeriksaan Fisik: TD (150/90
mmhg)
• EKG : ST ELEVASI V1-V4
• Diagnosis?
Pilihan lainnya:

• STEMI ANTERIOR : V3-V4


• STEMI LATERAL : V5-V6
• STEMI ANTERO EKSTENSIF: I, aVL, V1-V6
• STEMI ANTERO LATERAL : I, aVL, V3-V6

Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi keenam FKUI
77. D. HIPERTENSI URGENSI

• Laki-laki, 59 tahun
• Sakit kepala hebat, muntah-
muntah
• Riwayat hipertensi
• Pemeriksaan Fisik: TD (180/120
mmhg)
• Diagnosis?
Hipertensi Urgensi
• Dimana tekanan darah yang sangat tinggi tetapi
tidak disertai kelainan/kerusakan organ target
yang progresif,
sehingga penurunan tekanan darah dapat
dilaksanakan lebih lambat
(dalam hitungan jam sampai hari)
• Diagnosis:
Jika:
TD > 180/110 mmHg,
dengan gejala sakit kepala hebat, sesak nafas
Pilihan lainnya:

Referensi :
JNC 7
78. C. TOF

• Laki-laki, 4 tahun
• Mudah capek
• Riwayat kejang saat menangis
• Pemeriksaan Fisik: TD (100/60
mmhg), ujung jari tangan dan kaki
biru
• Diagnosis?
Tetralogy Fallot
Insiden
5-8% dari semua penyakit jantung
kongenital

Anatomy
Cause: Left-anterior deviation of
infundibular septum

Terdiri dari 4 sindrom:


 VSD
 pulmonary stenosis
 aortic over-riding
 RVH
Pilihan lainnya:

• ASD : Tidak ada Sianosis


• VSD : Tidak ada Sianosis
• TGF : Kondisi anatomi aorta keluar dari
ventrikel kanan dan arteri
pulmonal keluar dari ventrikel kiri
• PDA : Tidak ada Sianosis
Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi keenam FKUI
79. B. Ventrikular Takikardia

• Laki-laki, 60 tahun
• Tiba-tiba pingsan, nyeri dada hebat
• Riwayat sumbatan jantung
• EKG:

• Diagnosis?
Ventrikular Takikardia

Laju : 150-250x/menit
Irama : Regular
Gelombang P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Durasi QRS : Memanjang (>0,12
detik), bentuk aneh
Pilihan lainnya:

• Ventrikular Fibrilasi:

• Atrial Fibrilasi:

• Atrial Flutter:

• VES:
80. C. Defibrilasi 360 Joule

• Laki-laki, 60 tahun
• Tiba-tiba pingsan, nyeri dada hebat
• Riwayat sumbatan jantung
• EKG:

• Tatalaksana?
Ventrikular Takikardia

• Cardioversi:
Atrial Fibrilasi : mulai dgn 120 joule
Atrial Flutter : mulai dgn 50 joule
• Defibrilasi (pada cardiac arrest):
VT/VF : mulai dgn 360 joule

Referensi : ACLS Algoritma


81. C. PEA

• Laki-laki, 50 tahun
• Tiba-tiba pingsan, dada berdebar-
debar
• Riwayat penyakit jantung
• EKG:

• Kemungkinan gambaran EKG?


PEA

• Manifestasi klinis : Jatuh Pingsan, tidak dapat


memberi respon
• Tidak ada denyut jantung yang dapat dinilai
melalui palpasi
• Penyebab: 5H (Hipovolemia, Hipoksia,
Hidrogen ion (asidosis), Hipokalemia,
Hipotermi), Tension Pneumothorax, Tamponade
Jantung, Thrombosis Koroner, Thrombosis Paru
Pilihan lainnya:

• VF:

• AF:

• SVT:

• VT:
82. A Emboli cairan amnion

• Berdasarkan kata kunci diatas → kasus ini


menunjukan Gejala DIC (disaminated intravascuar
coagulation). DIC merupakan gangguan faal
hemostasis dan imbalans antara thrombosis dan
thrombolisis. Umumnya prevalensi DIC sangat
rendah tetapi dapat terjadi pada intrapartum
maupun post partum.
• DIC sendiri dapat dicetuskan oleh solusio
plasenta, HPP. HELLP syndrome dan Emboli
Cairan Amnion
• Emboli cairan amnion merupakan salah satu
komplikasi dari persalinan. Sekitar 80% emboli
cairan amnion berkembang menjadi DIC.
• AFES terjadi ketika ada hubungan antara
komparetemen maternal dan fetal yang
menyebabkan masuknya cairan amnion
kedalam sirkulasi maternal.
• Trias AFES :
– Hipotensi
– Hipoxemia dengan gagal nafas
– DIC
• Pilihan lainnya :
– Intraserebral hemorrhage → ekslusi karena tidak
terdapat defisit neurologis
– Infarct miokardial → IMA intrapartum secara
epidemiologi sangat jarang. Pada soal tidak
dijelaskan nyeri dada
– Status asmaticus → pada pemeriksaan fisik tidak
ditemukan whhezing
– Toxic shock syndrome → secara epidemiologi
sangat jarang pada saat intrapartum
83. D. SVT

• Guru, 60 tahun
• Tiba-tiba pingsan
• Riwayat tidak memiliki penyakit jantung
• Vital Sign: tidak respon, tanpa nadi, tanpa
nafas
• EKG:

• Gambaran EKG?
Pilihan lainnya:

• VF:

• AF:

• PEA:

• VT:
Referensi : EKG Mininote
84. B. Syok Kardiogenik
• Laki-laki, 45 tahun
• Tiba-tiba pingsan
• Riwayat sumbatan pembuluh
darah jantung
• Vital Sign: TD: 90/60 mmhg, HR:
110 x/i, kulit dingin & pucat
• EKG: ST Elevasi V1-V4
• Diagnosis?
Pilihan lainnya:
• Syok hipovolemik, misalnya diare dan muntah, luka bakar,
perdarahan.
• Syok kardiogenik, terjadi akibat kelainan jantung, misalnya
infark miokard.
• Syok neurogenik, terjadi akibat trauma otak atau spinal
sehingga mengganggu kontrol vasomotor neurogenik.
• UAP : EKG Depresi Segmen ST atau T Invers,
biomarka jantung
tidak mengalami peningkatan
• NSTEMI : EKG tidak dijumpai ST Elevasi dan biomarka
jantung
mengalami peningkatan
Referensi : Eimed PAPDI
85. D. TOF
• Laki-laki, 3 tahun
• Sesak
• Riwayat sesak dan biru sejak lahir
(+)
• Vital Sign: TD: 80/60 mmhg, HR:
100 x/i, kulit dingin & pucat
• Foto Thorax: Boot Shape
• Diagnosis?
Tetralogy Fallot

CXR :
Boot-shaped
Concave pulmonary
segment
Pilihan lainnya:
• VSD : Kardiomegali, Apeks tertanam
• ASD : Atrium Kanan Membesar
• TGF : Kardiomegali, Egg On Side Heart
• PDA : Sama dengan VSD

Referensi: Lilly. Congenital of Heart Disease, 4th Ed. Lippincott


Williams, 2007.
86. C. Buerger Disease
• Laki-laki, 25 tahun
• Kaki hitam dikaki kiri dialami 3
minggu tidak hilang dgn istirahat
• Riwayat merokok lama, gemuk
• Vital Sign: TD: 100/60 mmhg, HR: 80
x/i, RR: 20 x/i, T: 38℃, kulit kaki
menghitam, pucat dan tidak teraba
pulsasi
• Diagnosis?
Buerger Disease
• Thromboangitis obliterans adalah penyakit
inflamasinon-aterosklerotik pada arteri ukuran
sedang, arteri kecil serta vena ekstremitas.
• Klinis: > 3 minggu, nyeri berkurang atau
menghilang, warna segmen vena berwarna
lebih gelap dan teraba keras seperti kawat.
Hilangnya pulsasi arteri dibagian distal.
Referensi: Panduan Praktis Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah. 2015
Pilihan lainnya:
• PAD :Penurunan perfusi tungkai. Gejala: nyeri hebat, kesemutan,
nadi tidak teraba, lumpuh, pucat, rasa dingin
• ALI : Gejala (5P: pain, pulselessness, palor, paresthesias,
paralysis)
• Raynaud Disease : Kumpulan gejala akibat vasospasme periodic
pembuluh darah jari-jari. Gejala: jari-jari sulit digerakkan,
perubahan warna kulit, sianosis sampai kemerahan,
hiperhidrosis
• Arteritis Takayasu : Penyakit panarteritis tidak spesifik, Gejala:
Pucat, pulsasi turun, nyeri, dingin dan kebas.

Referensi: Panduan Praktis Klinis & Clinical Pathway Penyakit Jantung dan
87. C. Arteri Pulmonalis

• Patent Ductus Arteriosus


• Menghubungkan Aorta
dengan?
PDA
Insidence
+ 10%
Female : Male = 1.2 to 1.5 : 1
Premature and LBW higher

Anatomy
Fetus: ductus arteriosus connects PA and
aorta.
If ductus does not closs  Patent Ductus
arteriosus
Lilly. Pathophysiology of Heart Disease, 4th Ed. Lippincott Williams,
2007.
88. A. Vasodilatasi Pembuluh
Darah
• Seseorang mengalami Heart
Attack
• Diberikan NO
• Bermanfaat untuk?
NITRAT
• Sebagai vasodilator:
Melebarkan pembuluh darah sehingga aliran
darah dapat mengalir
dengan lebih lancar, sehingga tidak
membebani jantung dalam
memompa darah.
Referensi: MIMS
89. C. Orofaring

• Seseorang terinfeksi
Endokarditis
• Etiologi: Streptococcus viridans
group
• Sumber infeksi berasal dari?
• Kuman Beta Haemolitik Streptococcus Group
A (SGA)
adalah kuman terbanyak menimbulkan
tonsilofaringitis, dengan akibat delayed
autoimmune dan berakibat demam reumatik
(Rheumatic Fever=RF) dan Penyakit Jantung
Reumatik (Rheumatic Heart Disease = RHD).
Hampir semua Streptococcus grup A (SGA)
adalah beta hemolitik.
Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi keenam FKUI
D. Anti-streptolysin O
90. assay positif
• Anak laki-laki, 15 tahun
• Gejala: Poliarthritis, cardiac
murmur (+)
• Riwayat Demam
• Diagnosis: Rheumatic Fever
• Hasil Laboratorium?
Anti-streptolysin O assay positif
• Adanya kenaikan titer ASTO dan anti DNA-se
menjelaskan adanya infeksi Streptococcus
• Hapusan tenggorok pada saat akut dapat
dilakukan Pemeriksaan Mikrobiologi. Biasanya
kultur SGA negatif pada fase akut. Bila positif
belum pasti membantu diagnosis sebab masih
ada kemungkinan terjadi kekambuhan dari
kuman SGA atau infeksi streptococcus dengan
strain yang lain.
Referensi :
PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi keenam FKUI
91. B. Staphylococcus aureus

• Laki-laki, 22 tahun
• kultur darah & pewarnaan gram
dijumpai bakteri kokus gram positif
tersusun seperti buah anggur
• Diagnosis: Endokarditis
• Hasil uji katalase positif, uji koagulase
positif, dan kuman tumbuh di media
MSA, memfermentasi manitol
• Etiologi?
Bentuk bakteri
Bentuk coccus
• A-1 Staphylococcus
• A-2 Streptococcus
• A-3 Diplococcus yang berpasangan
seperti lanset (Streptococcus pneumonia)
• A-4 Diplococcus seperti biji kopi ( Neisseria)
• Seperti buah anggur (Staphylococcus sp.),
seperti rantai panjang (Streptococcus sp.),
rantai pendek/ berpasang-pasangan (Diplococcus)
92. B. TEN
• perempuan usia 20
• keluhan kulit terkelupas luas
• Riwayat pemberian obat suntikan 2 hari
setelah dirumah kulit pasien terkelupas. Riw.
Alergi obat (+) paracetamol.
• bula kendur dengan tanda nikolsky positif
daerah dada, perut, punggung, lengan atas
kanan kiri, wajah, tungkai atas kanan kiri.

DX?
SJS- TEN
• SJS dan TEN merupakan reaksi mukokutaneus
akut yang mengancam jiwa , yang ditandai
dengan nekrosis luas dan pengelupasan
epidermis
SJS- TEN
• Lesi kulit : makula eritematosa atau purpurik,
dapat dijumpai menjadi nekrotik sehingga
terjadi bula kendur dengan tanda nikolsky
positif. Lesi tersebar simetris di wajaah, badan
dan eksremitas
• Lesi mukosa : eritema dan erosi pada minimal
2 lokasi yaitu mulut dan konjungtiva dan
genital
• SJS <10% dari BSA
• SJS/TEN Overlap 10-30% dari BSA
• TEN > 30% dari BSA
93. D. Pitriasis Rosea
• Seorang wanita usai 20 tahun
• lesi kemerahan yang awalnya satu kemudian
diikuti dengan lesi yang lebih kecil yang
menyerupai pohon cemara terbalik
• beberapa lesi, dimana terdapat lesi yang lebih
besar herald patch soliter, berbentuk oval, dan
anular, diameternya sekitar 3 cm berskuama
dengan lesi-lesi yang lebih kecil disekitarnya.

Dx?
Pitriasis Rosea
• Penyakit ini belum diketahui sebabnya, dimulai
dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan
skuama halus (mother patch), kemudian disusul
oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan, lengan dan
paha atas, yang tersusun sesuai dengan lipatan
kulit
• Keluhan Pasien datang dengan keluhan lesi
kemerahan yang awalnya satu kemudian diikuti
dengan lesi yang lebih kecil yang menyerupai
pohon cemara terbalik
Pilihan lain
– Dermatitis numularis → bentuk seperti
uang logam
– Miliaria rubra → vesikel miliar
– Dermatitis atopi → riw. Alergi ?
– Exanthematous Drug Eruption → riw.
Penggunaan obat ?

Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
94. E. Simtomatik
• Seorang wanita usai 20 tahun
• lesi kemerahan yang awalnya satu kemudian
diikuti dengan lesi yang lebih kecil yang
menyerupai pohon cemara terbalik
• beberapa lesi, dimana terdapat lesi yang lebih
besar herald patch soliter, berbentuk oval, dan
anular, diameternya sekitar 3 cm berskuama
dengan lesi-lesi yang lebih kecil disekitarnya.

Tx?
Tatalaksana
• Terapi adalah dengan pengobatan
simptomatik, misalnya untuk gatal diberikan
antipruritus seperti bedak asam salisilat 1-2%
atau mentol 0.25- 0.5%.
• Edukasi pasien dan keluarga bahwa penyakit
ini swasirna
95. B. Dermatitis kontak iritan
• laki-laki usia 35 tahun
• punggung kaki kemerahan yang dirasakan
pedih, panas, dan terbakar.
• petugas pembersih toilet umum yang sehari-
hari tidak menggunakan alas kaki saat
bertugas dan sring terpapar sabun cuci lantai.
• bercak eritem, lembab dengan papul
diatasnya.

DX?
Dermatitis kontak iritan
• Dermatisis kontak iritan (DKI) adalah reaksi
peradangan kulit non-imunologik. Kerusakan
kulit terjadi secara langsung tanpa didahului oleh
proses sensitisasi. DKI dapat dialami oleh semua
orang tanpa memandang umur, jenis kelamin,
dan ras. Penyebab munculnya dermatitis jenis ini
adalah bahan yang bersifat iritan

• → bahan pembersih lantai


Tatalaksana
1. Topikal (2x sehari)
• Pelembab krim hidrofilik urea 10%.
• Kortikosteroid Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak tersedia dapat
digunakan fluosinolon asetonid krim 0.025%).
• Pada kasus DKI kumulatif dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason valerat krim
0.1% atau mometason furoat krim 0.1%).
• Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian
antibiotik topikal.
2. Oral sistemik
• Antihistamin hidroksisin (2 x 1 tablet) selama maksimal 2 minggu,
atau
• Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu..
Pilihan lain
– Dermatitis kontak alergi → paparan
bahantidak pengiritasi
– Neurodermatitis→ likenifikasi
– Dermatitis atopi → riw. Alergi?
– Dermatitis numularis→ lesi seperti uang
logam

Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
96. B. Morbus Hansen tipe MB
• laki-laki usia 30
• keluhan muncul bercak kemerahan pada
kulit dan mati rasa
• bercak eritematous, hipoestesi, dengan
tanda kerusakan saraf ulnarisdan hail BTA
(+).

Dx?
Morbus Hansen
• Penyakit hansen adalah sebuah penyakit infeksi kronis
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.
Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada
saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas; dan
lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar.
Tanda Utama PB MB

Bercak kusta Jumlah 1-5 Jumlah > 5

Penebalan saraf 1 saraf >1 saraf


disertai
gangguan fungsi
saraf
Sediaan apusan BTA negatif BTA positif
Pilihan lain
– Morbus Hansen tipe PB → BTA (-)
– TB chancre → penetrasi langsung TB ke kulit
– TB verukosa kutis → infeksi Tb pada kulit
org yang menderita TB
– Scrofuloderma → penyebaran TB ke nodus
limfatik, tulang atau sendi
97. B. Rifampisin 600 mg/bulan, Clofazimine 300 mg/ bulan, Dapson 100
mg/ hari, Clofazimine 50 mg/ hari selama 12 bulan

• laki-laki usia 30
• keluhan muncul bercak kemerahan pada
kulit dan mati rasa
• bercak eritematous, hipoestesi, dengan
tanda kerusakan saraf ulnarisdan hail BTA
(+).

Tx?
Terapi kusta MB

Minum di depan petugas:


• Rifampisin 600 mg/bulan
• Clofazimine 300 mg/ bulan
Minum di rumah :
• Dapson 100 mg/ hari
• Clofazimine 50 mg/ hari
1 blister = 1 dosis 28 hari
Jumlah pengobatan = 12 dosis
Jangka waktu pengobatan = 12-18 bulan
Pilihan lain
– Rifampisin 600 mg/bulan, Dapson 100
mg/hari selama 6 bulan → terapi MH PB

Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
98. D. Tes auspitz
• pasien laki-laki usia 21 tahun
• plak keputihan di paha kanan
• Plak eritematosa dengan skuama tebal
putih keperakan.

saat lesi digores keluar titik perdarahan→


nama pemeriksaan ?
Psoriasis

• Penyakit yang disebabkan autoimun


• Plak eritematosa dengan skuama tebal putih
keperakan, menyerang ekstensor (siku,lutut).
Penyakit yang kronik residif .Tanda khas: tetes
lilin(lesi digores tapak seperti lilin) auspitz
(titik perdarahan jika lesi digores) koebner
(kulit yang trauma dapat menjadi psoriasis)
Pilihan lain
– Tes lilis → lesi digores tapak seperti lilin
– Tes nikolsky → bula kendor → TEN/SJS
– Tes borrow ink → tes skabies
– Tes koebner→ kulit yang trauma dapat
menjadi psoriasis
99. C. Cefixime 400 mg PO dan azitromisin 1
gram PO dosis tunggal
• laki-laki usia 35 tahun
• keluhan kencing bernanah
• pekerja bis antar pulau yang jarang pulang ke
rumah
• Tidak ada keluhan BAK
• bakteri diplokokus gram negatif seperti biji
kopi.

Tx?
GO
• Gonorea (Neisseria gonorrhea), inkubasi 2-7
hari. Keluhan kencing bernanah, dengan atau
tanpa nyeri berkemih (uretritis).
• Penunjang : gram (diplokokus gram negatif
seperti biji kopi) dari sampel sekret uretra.
• Tatalaksanan : Harus dianggap pula menderita
uretritis non-gonorea sehingga juga diberikan
pengobatan non GO
Pilihan lain
– Ceftriaxone 250 mg IM-> hanya GO
– Cefixime 400 mg PO→ Hanya GO
– Ceftriaxone 250 mg IM dan Cefixime 400
mg PO→ GO dan GO
– doksisiklin 2 x 100 mg PO selama 7hari→
Hanya non GO

Referensi :
Djuanda, A, Hamzah. 2013. Ilmu Penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam FKUI
100. A. metronidazol 1 x 2 gram single dose

• wanita usia 35 tahun


• Keputihan berwarna hijau dan berbau
busuk.
• Pasien memiliki kebiasaan menggunakan
sabun pencuci kewanitaan.
• didapatkan gambaran strawberry serviks

TX ?
Trichomoniasis
Trichomonas sp., dengan duh tubuh warna
kehijauan berbau busuk, tampak strawberry
cervix. Tatalaksana dengan metronidazol 1 x 2
gram single dose.
Pilihan lain
• mikonazol/klotrimazol 200 mg intravagina
→ pengobatan Candidiasis vulvovaginal
• flukonazol 150 mg PO dosis tunggal
→ pengobatan Candidiasis vulvovaginal
• itrakonazol 200 mg PO dosis tunggal
→ pengobatan Candidiasis vulvovaginal
• metronidazol 3x 500 mg selama 3 hari→
minimal 5 hari

Anda mungkin juga menyukai