Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN DIET HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN Commented [i-[1]: Tambah desain, gambar dll.

TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KASIHAN 1

Usulan Proposal Sederhana

Oleh :

Sari Purwanti

04.16.4378

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2019
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN DIET HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN Commented [i-[2]: Tambah desain, gambar dll.
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KASIHAN 1
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena
dapat menyebabkan kematian. Menurut Global Status Report On Noncommunicable Diseases
penyakit hipertensi merupakan target global ke- 6 dari 9 penyakit lainnya. Afrika merupakan
kawasan dengan penderita hipertensi paling tinggi dengan persentase sebanyak 46%, kemudian
Asia Tenggara dengan persentase sebanyak 36% dan kawasan Amerika dengan persentase
kejadian hipertensi sebanyak 35%. Berdasarkan data World Health Statistics di seluruh dunia
pada tahun 2014 prevalensi di wilayah Asia Tenggara tekanan darah tinggi di kalangan orang
dewasa yang berusia ≥ 18 tahun sebesar 25,3% laki-laki dan 24,2% perempuan. (WHO, 2015).
Hipertensi merupakan penyakit penyebab kematian peringkat ketiga di Indonesia dengan
CFR sebesar 4,81%. Prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat seiring bertambahnya usia,
yaitu hipertensi pada usia 55-64 tahun sebesar 45,9%, usia 65-74 tahun sebesar 57,6%, dan usia
>75 tahun sebesar 63,8%. Di Indonesia, terdapat beberapa daerah dengan kejadian hipertensi
yang tinggi yaitu Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan dan DIY (Kemenkes RI, 2013).
Bantul merupakan salah satu kabupaten di DIY yang memiliki tingkat kejadian hipertensi
yang tinggi, terdapat sekitar 38.641 kasus untuk kejadian hipertensi dari total penduduk
Kabupaten Bantul. Hal ini menempatkan penyakit hipertensi sebagai urutan kedua dalam
distribusi 10 besar penyakit di Puskesmas Kabupaten Bantul (Dinas Kesehatan Bantul, 2014).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular, yang ditandai dengan adanya
peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar ≥90 mmHg.
(WHO, 2015). Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi. Menurut Fauzi
(2014) faktor penyebab hipertensi terdiri dari faktor yang tidak dapat di ubah berupa umur dan
faktor genetik. Sedangkan faktor yang dapat di ubah berupa obesitas, kebisaan merokok, stress,
asupan makanan tinggi lemak, aktivitas fisik yang rendah dan mengkonsumsi alkohol dan kafein.
Diet merupakan cara yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Sedangkan
kepatuhan diet merupakan hal yang harus diperhatikan oleh penderita hipertensi. Penderita
hipertensi sebaiknya patuh menjalankan diet hipertensi agar dapat mencegah terjadinya
komplikasi. Penderita hipertensi harus menjalankan diet hipertensi setiap hari dengan ada atau
tidaknya sakit dan gejala yang timbul. Hal ini dimaksudkan agar keadaan tekanan darah tetap
stabil. Dengan demikian, diet ditujukan untuk menurunkan faktor risiko seperti obesitas,
tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah.

B. Rumusan Masalah
Adakah Hubungan Antara Kepatuhan Diet Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kasihan 1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya Hubungan Antara Kepatuhan Diet Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kasihan 1
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Kasihan 1
b. Mengetahui hubungan kepatuhan diet hipertensi dengan tekanan darah pada penderita
hipertensi di Puskesmas Kasihan 1
c. Mengetahui gambaran kepatuhan diet hipertensi pada penderita hipertensi di Puskesmas
Kasihan 1
D. Telaah Teori Commented [i-[3]: Ikuti alur di slide
1. Konsep Kepatuhan
a. Definisi
Kepatuhan (adherence) secara umum didefinisikan sebagai tingkatan perilaku seseorang
yang mendapatkan pengobatan, mengikuti diet, dan melaksanakan gaya hidup sesuai dengan
rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan (WHO, 2003 dalam Syamsiyah, 2011).
b.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Menurut Notoadmojo (2003) dalam devita (2014) faktor yang mempengaruhi kepatuhan :
1. Pemahaman tentang instruksi
Tidak seorang pun mematuhi instruksi jika dirinya salah paham tentang instruksi yang
diberikan. Hal ini disebabkan karena kesalahan dalam memberikan informasi dalam
penggunaan istilah medis dan memberikan intruksi yang harus diingat oleh penderita.
2. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang pendidikan tersebut
diperoleh secara mandiri lewat tahapan-tahapan tertentu. Akan tetapi pada umur yang
tertentu akan mengalami penurunan.
3. Kesakitan dan pengobatan
Perilaku kepatuhan lebih rendah untuk penyakit kronis karena tidak ada akibat buruk yang
dirasakan.
4. Keyakinan, sikap dan kepribadian
Orang-orang yang tidak patuh adalah orang-orang yang lebih mengalami depresi,
ansietas, sangat memperhatikan anggota jaringan sosial individu sering kali mempengaruhi
seseorang dalam mencari pelayanan kesehatan.
5. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi dalam menentukan
kenyakinan progam pengobatan
c. Faktor-faktor yang Mendukung Kepatuhan
Menurut Notoadmojo (2003) dalam devita (2014) faktor yang mendukung kepatuhan :
1. Pendidikan
Pendidikan dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang pendidikan tersebut merupakan
pendidikan yang aktif seperti penggunaan buku-buku dan kaset oleh pasien secara mandiri.
2. Akomodasi
Suatu usaha yang harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang dapat
mempengaruhi kepatuhan.
3.Modifikasi faktor lingkungan dan social
Hal ini berarti membangun dukungan social dari keluarga dan teman-teman
4.Perubahan Model Terapi
Program-program pengobatan dapat dibuat sederhana mungkin, dan pasien terlihat aktif
dalam program tersebut.
5.Meningkatkan Interaksi Professional Kesehatan dengan Pasien
Interaksi professional kesehatan suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada
pasien setelah memperoleh informasi tentang diagnostik
2. Konsep Diet Hipertensi
a. Pengertian
Diet hipertensi adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek yang serius,
karena metode pengendaliannya yang alami (Purwati, 2010). Diet juga dapat diartikan
sebagai pengaturan jenis dan jumlah makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan serta status nutrisi mencegah dan membantu penyembuhan
penyakit ( Darmawan, 2012)
b. Prinsip Diet Hipertensi
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
1. Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
2. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
3. Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar
diet.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1.Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,gajih).
2.Makanan yang diolah menggunakan garam natrium (keripik, makanan kering yang asin).
3.Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, soft drink).
4.Makanan yang diawetkan (dendeng, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin).
5.Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang
tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6.Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu
penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

3.Konsep Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Depkes, 2014).
b.Klasifikasi
Menurut American Heart Association, dan Joint National Comitte VIII (AHA & JNC
VIII, 2014) , klasifikasi hipertensi yaitu :
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal 120-129 80-89
Normal Tinggi 130-139 89
Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Hipertensi Derajat 3 >180 > 110
(Depkes, 2016)

c. Etiologi
Menurut Smeltzer (2013), berdasarkan penyebab terjadinya, hipertensi terbagi atas dua
bagian, yaitu :
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa antara 90% - 95%. Hipertensi
primer tidak bisa disembuhkan, akan tetapi bisa dikontrol dengan terapi yang tepat. Dalam hal
ini, faktor genetik mungkin berperan penting untuk pengembangan hipertensi primer dan
bentuk tekanan darah tinggi yang cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-
tahun (Bell, Twiggs, & Olin, 2015).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan peningkatan tekanan darah dan disertai
penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis, kehamilan, medikasi tertentu, dan
penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa bersifat menjadi akut, yang menandakan
bahwa adanya perubahan pada curah jantung (Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017).
Menurut Santoso (2014) penyebab hipertensi adalah :
a. Usia
Pertambahan usia mengakibatkan berbagai perubahan fisiologis dalam tubuh seperti
penebalan dinding arteri akibat penumpukan zat kolagen ada lapisan otot. Sehingga
pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku yang milai pada
usia 45 tahun.
b. Jenis Kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria hamper sama dengan wanita. Namun wanita
terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Sehingga pada usia diatas
45-55 tahun prevalensi hipertensi pada wanita menjadi lebih tinggi.
c. Faktor Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga menyebabkan keluarga itu mempunyai resiko
penderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler
dan rendahnya rasio antara potassium terhadap sodium.
d. Obesitas
Obesitas mempunyai kolerasi positif dengan hipertensi. Akibat obesitas para penderita
cenderung menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes mellitus.
e. Konsumsi lemak
Kebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat badan
yang beresiko terjadinya hipertensi .
f. Konsumsi natrium
Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6gr/hari setara dengan 110 mmol
natrium atau 2400 mg/hari. Asupan natrium yang tinggi dapat menyebabkan tubuh
meretensi cairan sehingga meningkatkan volume darah.
g. Merokok
Seseorang yang merokok lebih dari satu pak (15 batang) rokok sehari menjadi 2 kali
lebih rentan untuk menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskuler daripada mereka
yang tidak merokok.
h. Konsumsi alcohol atau kafein
Alkohol bersifat meningkatkan aktivitas saraf simpatis karena merangsang sekresi
peningkatan tekanan darah. Sementara kafein menstimulsi jantung untuk bekerja lebih
cepat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
i. Stress
Stres memiliki hubungan dengan hipertensi.

d.Pengobatan Hipertensi
Jenis obat anti hipertensi yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
1. Diuretika
Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine.
Tetapi karena potasium kemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan
konsumsi potasium harus dilakukan.
2. Beta Blockers
Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses
memperlambat kerja jantung dan memperlebar pembuluh darah.
3. Calsium channel blocker
Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan yang biasa dipakai
dalam pengontrolan darah tinggi atau hipertensi melalui proses relaksasi pembuluh darah yang
juga memperlebar pembuluh darah.

E. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan Case Control

Patuh +

Retrospektif (Kasus) Hipertensi +


Tidak Patuh -

Populasi
Patuh + (sampel)
Retrospektif (Kontrol) Tidak Hipertensi -

Tidak Patuh -

F. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Diet Hipertensi Commented [i-[4]: terbalik
2. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi

G. Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada Hubungan Antara Kepatuhan Diet Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kasihan 1
Ha : Ada Hubungan Antara Kepatuhan Diet Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kasihan 1
H. Kerangka Teori Penderita Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan
Tekanan Darah Pada
tekanan darah diastolik lebih dari 90
Penatalaksanaan Hipertensi Penderita Hipertensi
mmHg pada dua kali pengukuran
1. Non Farmakologi Normal
dengan selang waktu lima menit Normal Tinggi
dalam keadaan cukup istirahat/tenang a. Diet Hipertensi
- Diet rendah garam Hipertensi Derajat 1
(Depkes, 2014). Hipertensi Derajat II
- Diet rendah kolesterol
- Diet tinggi serat Hipertensi Derajat III
Kepatuhan Diet - Diet kegemukan
- Gaya Hidup Baik Faktor-faktor yang
b. Mengurangi Asupan Garam mempengaruhi
Faktor yang Mempengaruhi Olahraga Hipertensi :
Penurunan Berat Badan - Jenis Kelamin
Kepatuhan
Berhenti Merokok - Umur
a. Pemahaman Tentang Intruksi Hentikan mengkonsumsi alcohol - Keturunan
2. Farmakologis ( Genetik).
b.Tingkat Pendidikan
Diuretik, Penghambat Adrenergik, - Konsumsi Alkohol
c. Kesakitan dan Pengobatan & Kafein
Vasodilator, Beta blocker, Calsium
d.Dukungan Keluarga Chanel Blocker - Obesitas
e. Keyakinan, sikap dan kepribadian - Konsumsi lemak
& natrium
Gambar Kerangka Teori Penelitian - Merokok
( Sumber : (Depkes, 2016) ;Fauzi (2014) ;
Notoadmojo (2003) dalam devita (2014) )
I. Kerangka Konsep
Variabel Terikat
Variabel Bebas
Penurunan Tekanan Darah
Kepatuhan Diet Hipertensi
Pada Penderita Hipertensi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Hipertensi :
- Jenis Kelamin
- Umur
- Keturunan
( Genetik).
Gambar Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
: Diteliti

:Tidak diteliti
: Arah Hubungan
J. Definisi Operasional
N Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor
O Operasional
1. Variabel Ketaatan 1. Mengatur Kuesioner Ordinal Pernyataan Positif :
Independen pada tujuan pola makan Selalu 4
: Kepatuhan yang 2. Mengurangi Sering 3
Diet ditentukan konsumsi Kadang-kadang 2
Hipertensi dalam diet garam Tidak Pernah 1
hipertensi 3. Makan Pernyataan Negatif :
banyak buah Selalu 1
dan sayuran Sering 2
Kadang-kadang 3
Tidak Pernah 4
Tidak Patuh : < 56
%
Cukup Patuh 56-
75%
Patuh 76-100%
2. Variabel Keadaan Sphygmom Ordinal Normal (120-
Dependen subjek yang anometer 129/80-89 mmHg)
: Tekanan memiliki dan Normal Tinggi
Darah TD ≥140/90 Stetoskop (130-139/89
Pada mmHg mmHg)
Penderita Hipertensi Derajat 1
Hipertensi (140-159/90-99
mmHg)
Hipertensi Derajat
II (≥160/≥100
mmHg)
Hipertensi Derajat
III (>180/>110
mmHg)

K. Cara Pengumpulan Data


Data dalam penelitian ini yaitu :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dengan
menggunakan alat pengukur atau alat mengambil data langsung pada subyek sebagai
informasi yang dicari ( Saryono, 2011 ). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari
pengisian kuesioner tentang kepatuhan diet hipertensi yang di isi oleh penderita
hipertensi di Puskesmas Kasihan 1.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh orang lain dan tidak
dipersiapkan untuk kegiatan penelitian, tetapi dapat digunakan untuk tujuan penelitian
(Riwidikdo, 2008). Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari jumlah dan
komposisi penderita hipertensi yang diperoleh dari petugas kesehatan Puskesmas Kasihan
1.
L. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data (Arikunto, 2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar kuesioner tentang kepatuhan diet hipertensi dan alat ukur yang digunakan
Sphygmomanometer dan Stetoskop.

M. Kisi-kisi Instrument
Variabel Indikator No Soal Positif Negatif
Kepatuhan Diet 1. Mengatur Pola Makan 1,2,3,4 1,2,4 3
Hipertensi pada 2. Mengurangi konsumsi 5,6,7 5,6 7
Penderita garam
Hipertensi 3. Makan banyak buah 8,9,10,11,12 8,9,10 11,12
dan sayuran segar

N. Angket
Petunjuk Pengisian Angket
Beri Tanda ceklis (√)
Keterangan :
S = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang-kadang
TP = Tidak Pernah
No Pertanyaan S SR KK TP
1 Saya menghindari makan sate, jeron setiap hari karena bisa
menyebabkan tekanan darah tinggi
2 Saya mengurangi minum minuman yang mengandung soda
3 Saya sering makan daging berlemak, kerang, kepiting
4 Saya melakukan diet rendah kolesterol seperti menghindari
daging bebek, makanan bersantan
5 Saya membatasi konsumsi garam dapur setiap hari
6 Saya membatasi mengkonsumsi makanan yang mengandung
garam
7 Saya mengkonsumsi garam dapur setiap hari tanpa ada
batasan
Saya mengkonsumsi mentimun karena dapat menurunkan
8 tekanan darah tinggi
9 Saya makan sayuran segar karena dapat menurunkan tekanan
darah tinggi
10 Saya makan buah segar karena dapat menurunkan tekanan
darah tinggi
11 Saya makan buah segar karena dapat meningkatkan tekanan
darah tinggi
12 Saya makan sayur untuk meningkatkan tekanan darah tinggi
O. Daftar Pustaka
American Heart Association, dan Joint National Comitte VIII (AHA & JNC VIII, 2014)
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Depkes (2017) Sebagian Besar Penderita Hipertensi tidak Menyadarinya, Biro
Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI.
Fauzi, Isma. (2014). Buku Pintar Deteksi Dini Gejala dan Pengobatan Asam Urat,
Diabetes dan Hipertensi. Yogyakarta : Araska.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003).Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Riwidikdo. 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Purwokerto : UPT Percetakan dan
Perbitan UNSOED.
Smeltzer, Bare. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
World Health Organization. 2015. A global brief on hypertension: silent killer, global
public health crisis.

Anda mungkin juga menyukai