Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No.

1, Februari 2013

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGETAHUI BAKAT ANAK


MELALUI TES WISC (WECHSLER INTELLIGENCE SCALE FOR
CHILDREN) MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Akhlis Munazilin
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang
e-mail: akhlismunazilin@yahoo.com

ABSTRAKSI
Untuk mengetahui bakat anak, dapat dilakukan melalui tes WISC (Wechsler
Intelligence Scale For Children). Tes WISC telah dipatenkan dan diakui secara
internasional. Tes WISC merupakan kemajuan penting dalam mengembangkan
alat-alat psikodiagnostik. Dalam kenyataan test ini masih ada kendala. Untuk itu,
dapat diambil solusi alternatif dengan mengintegrasikan tes WISC dengan sistem
berbasis komputer. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memasukkan
pengetahuan seorang pakar dan aturan dalam tes WISC ke dalam sistem berbasis
komputer. Ini berarti menggabungkan dua bidang disiplin ilmu yaitu bidang
psikologi (menentukan bakat melalui tes WISC) dan bidang informatika (sistem
pakar dengan metode forward chaining). Penelitian ini bertujuan untuk
mempermudah pelaksanaan test dan menjamin hasil test yang lebih akurat. Hasil
penelitian ini disimpulkan dari dominasi bakat yang dimiliki user/testee.
Keakuratan sistem mencapai diatas 80 % sehingga sistem pakar ini cukup baik
untuk membantu psikolog/tester tes WISC.

Kata kunci : Sistem pakar, Tes WISC, Bakat anak, Forward Chaining.

ABSTRACT
To find out the talents of children, can be done through tests WISC (Wechsler
Intelligence Scale For Children). WISC test has been patented and internationally
recognized. WISC test is an important advance in developing tools psikodiagnostik.
In fact this test is no obstacle. For that, it can be an alternative solution by
integrating the WISC test with a computer-based system. This can be done by
incorporating expert knowledge and rules in the WISC test into a computer-based
system. This means combining two disciplines that psychology (define talent
through tests WISC) and informatics (an expert system with forward chaining
method). This study aims to facilitate the implementation of the test and to ensure
a more accurate test results. The results of this study concluded domination talent
user / testee. The accuracy of the system reaches above 80% so that the expert
system is good enough to help psychologists / tester WISC test.

Keywords: Expert systems, WISC test, Talent Children, Forward Chaining.

16 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

PENDAHULUAN tersebut. Jawaban yang diperoleh


Setiap orang lahir di dunia ini akan dianalisa, kemudian di telusuri
memiliki kelebihan masing-masing. sesuai aturan yang ada untuk
Kelebihan tersebut kadang tidak mengetahui bakat anak tersebut.
diketahui bahkan tidak Dalam pelaksanaan tes WISC
diperhatikan sehingga tidak terasah secara manual terdapat beberapa
dengan baik. Kelebihan tersebut kekurangan antara lain: tes WISC
dapat disebut sebagai bakat. ini membutuhkan waktu cukup
Definisi bakat yang ditegakkan lama yaitu 1,5–2 jam. Hal tersebut
dalam koridor gugus utama dapat membuat anak merasa bosan.
umumnya mengacu pada dua Selain itu, analisa hasil tes
pemahaman. Bakat adalah bawaan membutuhkan waktu yang lama
(given from God) dan bakat adalah untuk mengetahui bakat anak yaitu
sesuatu yang dilatih. jadi, bakat 2-3 minggu. Analisa dilakukan oleh
perlu diketahui seseorang lebih dini seorang psikolog ahli tes WISC
agar dapat dilatih sehingga (seorang pakar dalam melakukan
berkembang dan berguna bagi tes WISC). Kendala lain yaitu
orang tersebut. Bakat anak dapat sedikitnya seorang pakar ahli tes
diketahui melalui tes bakat. Salah WISC, sehingga pelaksanaan tes
satu tes bakat adalah tes WISC WISC tidak dapat berkembang
(Wechsler Intelligence Scale For secara cepat dan luas.
Children). Tes WISC telah Untuk itu, dapat diambil solusi
dipatenkan dan diakui secara alternatif dengan mengintegrasikan
internasional. Tes WISC telah tes WISC dengan sistem berbasis
terbukti dapat menentukan bakat komputer. Hal tersebut dapat
anak dengan tepat. Tes WISC dilakukan dengan memasukkan
merupakan kemajuan penting pengetahuan seorang pakar dan
dalam mengembangkan alat-alat aturan dalam tes WISC ke dalam
psikodiagnostik. sistem berbasis komputer. Sistem
Lembaga psikologi terapan yang dapat menampung
adalah lembaga yang bergerak pengetahuan seorang pakar disebut
dalam bidang psikologi dengan sebagai sistem pakar. Definisi
menggunakan alat-alat sistem pakar adalah Sebuah sistem
psikodiagnostik. Untuk menentukan komputer yang menyamai
bakat anak, lembaga psikologi (emulates) kemampuan
terapan menggunakan tes WISC. pengambilan keputusan dan
Lembaga tersebut telah memiliki kemampuan menyelesaikan
banyak pengalaman dan kerap masalah seperti layaknya seorang
melakukan tes WISC di berbagai pakar (human expert). Emulates
sekolah di Indonesia. Tes WISC berarti bahwa sistem pakar
dilakukan secara manual diharapkan dapat bekerja dalam
menggunakan pertanyaan- semua hal seperti seorang pakar.
pertanyaan yang disampaikan oleh Seorang pakar/ahli (human expert)
tester (pihak/psikolog yang adalah seorang individu yang
melakukan tes). Testee (anak yang memiliki kemampuan pemahaman
akan diteliti bakatnya) diminta yang superior dari suatu masalah.
menjawab pertanyaan-pertanyaan

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang 17


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

Sistem pakar telah terbukti yang akan dibangun diharapkan


dapat menyelesaikan permasalahan dapat mempersingkat waktu yang
pada berbagai bidang yang dibutuhkan dalam melakukan tes
membutuhkan seorang pakar. WISC. Dengan tampilan sistem yang
Sebagaimana penelitian yang dibuat menarik diharapkan testee
dilakukan oleh Irfan dan Rahmat tidak merasa bosan. Diharapkan
(2007), mereka mengintegrasikan juga, waktu yang diperlukan untuk
pengetahuan seorang dokter (pakar analisa hasil tes WISC dapat lebih
kesehatan) dengan sistem pakar singkat. Selain itu, sistem pakar juga
dalam mendiagnosis awal gangguan dapat bertahan lebih lama.
kesehatan. Pada tahun 2008, Dari latar belakang yang telah
tristianto membuat sistem pakar disampaikan, dirasa perlu untuk
untuk menentukan profil manusia. meneliti dan mengembangkan
Dengan ditetapkannya profil (Research & Development) sistem
individu dapat berdampak pada pakar untuk menentukan bakat
kemudahan dalam merancang anak melalui tes WISC. Sistem pakar
strategi pembelajaran, membangun yang akan dibangun merupakan
bisnis, karier, penempatan diri aplikasi perangkat lunak (software)
dalam suatu tim, dan berbagai berbasis web. Sistem pakar yang
kemungkinan positif lainnya. akan dibangun nantinya juga dibuat
Suhartono (2010) membuat sistem semenarik mungkin, sehingga
pakar untuk mengidentifikasi hama seorang anak tidak merasa bosan
dan penyakit pada tanaman apel. dalam melakukan tes bakat
Sistem pakar tersebut diharapkan tersebut. Bakat anak diketahui
dapat mengidentifikasi hama dan dengan jawaban atas pertanyaan-
penyakit tanaman apel secara cepat pertanyaan dari sistem pakar. Dari
dan tepat sehingga bisa jawaban anak tersebut akan
meminimalisir dampak yang ditelusuri sesuai aturan (rule) yang
ditimbulkan. Penelitian mengenai ada pada metode tes WISC.
sistem pakar juga dilakukan oleh Kemudian, ditentukan skala dan
akhlis dan jaenal (2010) yaitu bobot yang telah ditetapkan. Dari
membuat sistem pakar untuk skala dan bobot ini didapatkan
mengidentifikasi penyakit jeruk. deskripsi sebagai bentuk
Sistem pakar dapat dimanfaatkan interpretasi bakat yang dimiliki
dalam pemberian informasi anak tersebut (testee).
mengenai penyakit pada tanaman
jeruk, penyebab serta cara KAJIAN TEORI
pengendaliannya. Bakat
Pada penelitian ini, akan Definisi bakat yang ditegakkan
mengintegrasikan tes WISC dengan dalam koridor gugus utama
sistem pakar. Hal tersebut berarti umumnya mengacu pada dua
menggabungkan dua bidang disiplin pemahaman. Bakat adalah bawaan
ilmu yaitu bidang psikologi (given from God) dan bakat adalah
(menentukan bakat melalui tes sesuatu yang dilatih. Sebelum
WISC) dan bidang informatika memahami beberapa definisi dan
(sistem pakar dengan metode pendekatan bakat yang juga
forward chaining). Sistem pakar diungkapkan beberapa ahli, ada

18 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

baiknya kita yakini satu hal: yakin dan kelompok performance. WISC
dan percayalah bahwa setiap insan di terdiri atas 12 tes, dapat
muka bumi ini telah memiliki bakat dipaparkan pada tabel sebagai
berupa anugerah cuma-cuma dari berikut:
Sang Maha Kuasa.
Bakat adalah penggalian terus- Tabel 1. Tabel Pengelompokan Tes
menerus dan pemanfaatan seluruh WISC
kapasitas otak secara bertanggung Verbal Performance
jawab untuk mewujud nyatakan 1. Informasi 7. Melengkapi
berbagai hal yang tidak itu-itu saja, Gambar
atau sesuatu yang sudah terlanjur 2. Pemahaman 8. Mengatur
dicap sebagai bakat yang terbatas dan Gambar
tidak mau berusaha. 3. Berhitung 9. Rancangan
Jadi, yang disebut bakat adalah Balok
kemampuan alamiah untuk 4. Persamaan 10. Merakit Objek
memperoleh pengetahuan dan 5. Perbendahar 11. Simbol
keterampilan, baik yang bersifat aan Kata
umum maupun yang bersifat khusus 6. Rentang 12. Mazes
(Conny Semiawan 1990). Bakat Angka
umum apabila kemampuan yang
berupa potensi tersebut bersifat Untuk mengadakan standardisasi
umum. Misalnya bakat intelektual skala WISC, kedua belas macam tes
secara umum, sedangkan bakat tersebut dikenakan pada tiap-tiap
khusus apabila kemampuan bersifat subjek. Skala Verbal dan skala
khusus. Misalnya bakat akademik, Performace, masing-masing
sosial, dan seni kinestetik. Bakat menghasilkan IQ-Verbal dan IQ-
khusus biasanya disebut talent Performansi, dan kombinasi dari
sedangkan bakat umum (intelektual) keduanya menjadi dasar untuk
biasanya disebut gifted. perhitungan IQ-deviasi sebagai IQ
keseluruhan.
Tes WISC (Wechsler Intelligence Dengan mengetahui hasil tes
Scale for Children) diatas dapat diketahui tingkat
Wechsler Intelligence Scale For kemampuan testee yang terangkum
Children (WISC), yang dalam 12 macam kemampuan, akan
dikembangkan oleh David diperoleh 2 macam nilai (skala)
Wechsler, adalah tes kecerdasan intelegensi yaitu nilai intelegensi
individual diberikan untuk anak- pada kemampuan verbal, dan nilai
anak antara usia 5 sampai 15 tahun intelegensi performance, untuk
inklusif yang dapat diselesaikan kemudian dijumlahkan sehingga
tanpa membaca atau menulis. Tes ditemukan nilai intelegensi total.
WISC membutuhkan waktu 65-80 Dari skala yang diperoleh,
menit untuk mengelola dan kemudian dapat diinterpretasikan
menghasilkan nilai IQ yang untuk mengetahui bakat anak.
merupakan kemampuan umum
intelektual anak.
Skala WISC terbagi atas 2
kelompok yaitu: kelompok verbal

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang 19


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

Sistem Pakar Keterangan:


Secara umum, sistem pakar
(expert sistem) adalah sistem yang
berusaha mengadopsi pengetahuan
manusia ke komputer, agar
komputer dapat menyelesaikan
masalah seperti yang biasa
dilakukan oleh para ahli. Sistem
pakar yang baik dirancang agar
dapat menyelesaikan suatu METODOLOGI PENELITIAN
permasalahan tertentu dengan Pada pengembangan sistem
meniru kerja dari para ahli. Dengan pakar, dikembangkan melalui 2
sistem pakar ini, orang awam pun jalur yaitu pengembangan basis
dapat menyelesaikan masalah yang pengetahuan dan pengembangan
cukup rumit yang sebenarnya basis data. Untuk pengembangan
hanya dapat diselesaikan dengan sistem pakar pada penelitian yang
bantuan para ahli. Bagi para ahli, akan dilakukan mengikuti metode
sistem pakar ini juga akan pengembangan Sistem Pakar
membantu aktivitasnya sebagai menurut D. G. Dologite (1993:20)
asisten yang sangat berpengalaman sebagai berikut:
(Kusumadewi, 2008).
a. Membuat blok diagram dari
Forward Chaining domain pengetahuan yang akan
Forward Chaining (pelacakan dibahas.
ke depan) yaitu suatu rantai yang b. Membuat blok diagram target
dicari atau dilintasi dari suatu keputusan (faktor-faktor kritis).
permasalahan untuk memperoleh c. Mengubah diagram akhir pada
solusinya. Forward Chaining langkah dua ke bentuk
merupakan pendekatan untuk dependency diagram (diagram
mengontrol inferensi dalam sistem ketergantungan).
pakar berbasis aturan. (Arhami, d. Membuat decision table (tabel
2008). Forward Chaining memulai keputusan) sesuai dengan
dari sekumpulan data menuju dependency diagram.
kesimpulan. e. Mengubah decision table menjadi
aturan dalam bentuk IF-THEN
rule.
f. Memasukkan rule ke dalam
Sistem Pakar yang digunakan.
Adapun langkah-langkah
pengembangan sistem pakar
digambarkan pada diagram alir
(flowchart) berikut:

Gambar 1. Diagram pelacakan ke


depan
Sumber : Arhami, M (2008)

20 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

digunakan sebagai alat bantu bagi


psikolog khususnya dan pelaku tes
(testee) pada umumnya untuk
mengetahui bakat anak. Dengan
sistem pakar ini, untuk melakukan
pengukuran tingkat minat dan
bakat tidak lagi membutuhkan
waktu analisis yang lama. Hasil
dapat langsung diperoleh pengguna
setelah selesai menjalani tes.
Pada penelitian ini akan
dibuat sebuah aplikasi sistem pakar
yang dapat membantu psikolog
dalam menganalisis dan
Gambar 2. Langkah-langkah memberikan kesimpulan pada
pengembangan sistem pakar pengguna tentang bakat anak
Pengembangan sistem pakar melalui tes WISC. Terdapat
melibatkan pembinaan pangkalan beberapa bagian sistem pakar yang
pengetahuan dengan melibatkan dapat mengantikan kompleksitas
pakar atau sumber yang seorang pakar (psikolog).
didokumentasikan. Pengetahuan 2. Konsep Solusi Dari Sisi Tes
dalam sistem ini biasanya dibagi Wisc
atas deklaratif (fakta) dan Tes WISC merupakan tes yang
prosedural. dibuat untuk mengetahui bakat
anak. Anak yang dapat melakukan
tes WISC memiliki usia 5-15 tahun.
ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Tes WISC terbagi atas 2 kelompok
1. Analisis Masalah yaitu kelompok verbal dan
Setiap anak lahir di dunia ini kelompok performance. Tes WIS
memiliki bakat. Bakat perlu terdiri dari 12 tes. Sebagian dari
diketahui sejak dini agar dapat tes-tes dalam kelmpok verbal
dilatih dan dikembangkan secara mempunyai korelasi yang lebih
optimal. Namun untuk mengetahui besar satu dengan yang lainnya
bakat membutuhkan biaya yang daripada bila dibandingkan
relative mahal. Salah satu cara korelasinya dengan tes-tes dalam
untuk mengetahui bakat adalah kelompok performance.
dengan menjalani serangkaian tes Tes WISC dikelompokkan
WISC (Wechsler Intelligence Scale sebagai berikut: kelompok verbal
For Children). Tes WISC manual (informasi [30 soal], pemahaman
menggunakan pertanyaan- [14 soal], berhitung [16 soal],
pertanyaan dan media kertas. Hal persamaan [16 soal],
tersebut membutuhkan waktu perbendaharaan kata [20 soal],
cukup lama (1,5-2 jam) sehingga rentangan angka [28 soal]) dan
anak dapat merasa bosan. kelompok performance (melengkapi
Untuk mengatasi gambar [20 soal], mengatur gambar
permasalahan tersebut, maka perlu [7 soal], rancangan balok [7 soal],
dibuat suatu sistem pakar untuk merakit objek [4 soal], simbol [2
mengukur intelligensi. Sistem ini

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang 21


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

soal], mazes [8 soal]). Untuk inferensi untuk menggantikan


mengadakan standardisasi skala fungsi seorang pakar dalam
WISC, kedua belas macam tes menyelesaikan suatu masalah.
tersebut dikenakan pada tiap-tiap Sistem pakar sebagai kecerdasan
subjek. Interrelasi diantara kedua buatan, menggabungkan
belas tes WISC tertera pada tabel pengetahuan dan fakta-fakta serta
interkorelasi antar tes dalam WISC. teknik penelusuran untuk
Korelasi-korelasi dari tiap-tiap tes memecahkan permasalahan yang
dengan skor verbal, skor secara normal memerlukan
performance dan skor lengkap. keahlian dari seorang pakar.
Skor mentah dari tes verbal Tujuan sistem pakar adalah
dan pervormance, di skala menurut mentransfer kepakaran yang
skala WISC sesuai dengan usia dimiliki seorang pakar ke dalam
testee. Hasil skala skor verbal dan komputer, dan kemudian kepada
performance di konversi kedalam orang lain (non expert). Aktivitas
IQ (Intelligence Quotience). Dari yang dilakukan untuk
hasil IQ tersebut, kemudian memindahkan kepakaran adalah:
diinterpretasikan ke dalam bakat a. Knowledge Acquisition
dan minat anak. (mengumpulkan data dari pakar
Tahapan pada tes WISC dapat tes WISC, buku petunjuk tes WISC
digambarkan sebagai berikut:. dan sumber lain).
b. Knowledge Representation
(merepresen-tasikan data dari
pakar/knowledge base ke dalam
komputer).
c. Knowledge Inferencing
(mencocokan fakta-fakta yang ada
pada working memori dengan
domain pengetahuan yang
terdapat pada knowledge base,
untuk menarik kesimpulan dari
hasil tes WISC).
d. Knowledge Transfering
(mengalihkan penge-tahuan hasil
Gambar 3. Tahap menentukan bakat system pakar kepada user/testee).
anak melalui tes WISC
Konsep Integrasi Tes Wisc dan
a. Konsep Solusi Dari Sisi Sistem Sistem Pakar
Pakar Pada penelitian ini akan
Sistem pakar (expert System ) mengintegrasikan antara tes WISC
merupakan cabang dari kecerdasan (tes untuk mengetahui bakat anak)
buatan (artificial intelligence). dan sistem pakar (sistem komputasi
Sistem pakar merupakan sistem berbasis AI). Jadi, untuk mengetahui
yang dapat mengadopsi bakat anak melalui tes WISC secara
pengetahuan pakar. Sistem pakar manual akan diintegrasikan dengan
menggabungkan dasar pengetahuan sistem berbasis komputer yaitu
(knowledge base) dengan sistem sistem pakar. Dengan integrasi tes

22 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

WISC dan sistem pakar diharapkan pengetahuan hanya melibatkan


dapat menyelesaikan permasalahan analisis matematis sederhana dan
pada tes WISC secara manual. tidak membutuhkan data yang
Dalam penelitian yang akan besar sehingga tidak perlu
dilakukan, konsep pemikiran dikhawatirkan terjadi inefficient
(integrasi tes WISC dan sistem dan kerja lambat pada sistem.
pakar) yang akan digunakan Karena sistem bekerja dari fakta-
ditunjukkan dalam Gambar berikut: fakta khusus untuk mengambil
sebuah kesimpulan umum, maka
digunakan penalaran induktif. Pada
bagian akhir sistem dilakukan
penggabungan informasi (skor
skala verbal, skor skala
performance, konversi skor skala
verbal dan performance kedalam
IQ, dan konversi skor lengkap
kedalam IQ) untuk menyimpulkan
bakat anak dalam bidang
keminatan, pendidikan dan
Gambar 4. Konsep pemikiran pekerjaan yang sesuai. Representasi
(integrasi tes WISC dan sistem pengetahuan menggunakan metode
pakar) Frame pada penggabungan ini,
dengan alasan terdapat beberapa
Konsep integrasi Sistem pakar dan aturan (rule) yang saling berkaitan
Database (pewarisan) yakni antara skor
Bentuk integrasi yang skala, IQ, dan bakat.
digunakan adalah Sistem Pakar
berperan sebagai front-end bagi
basis data. Pada tahap ini,
kesimpulan akhir atau rekomendasi
dari Sistem Pakar digunakan
sebagai inisialisasi query untuk
mencari rekomendasi bakat anak
yang sesuai pada basis data.
Rekomendasi ini merupakan hasil
akhir yang akan diberikan kepada
user.

3. Analisis Sistem
a. Representasi Pengetahuan Gambar 5. Konsep Pembagian
Dalam perancangan sistem Pengetahuan
pakar untuk mengetahui bakat anak
melalui tes WISC, penulis memilih Sebelum sampai pada
model logika induktif untuk Representasi Logika dan Frame,
merepresentasi pengetahuan yang terdapat langkah-langkah yang
di dapat. Metode logika induktif harus ditempuh, yaitu menyajikan
digunakan dengan alasan pengetahuan yang berhasil

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang 23


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

didapatkan dalam bentuk tabel e. Struktur Menu (Lingkungan


keputusan (decision table). Pakar)
b. Representasi Logika
Keputusan yang dihasilkan
pada pembahasan sebelumnya
digunakan sebagai acuan dalam
menyusun kaidah/aturan,
sedangkan atribut di dalam tabel
keputusan menjadi premis di dalam
kaidah/aturan yang
direpresentasikan.
c. Inferensi
Teknik inferensi yang
digunakan adalah teknik inferensi
runut maju (forward chaining). Hal
ini dapat dilihat saat user
melakukan serangkaian tes Gambar 7. Struktur Menu Sistem
inteligensi secara berurutan dan Pakar untuk mengetahui bakat anak
dilanjutkan tes minat. Tes melalui tes WISC pada lingkungan
Inteligensi dimulai dari tes verbal, pakar
tes numeric, ter perceptual, tes
teknikal, tes analitik, tes spasial, dan f. Struktur Menu (Lingkungan
tes kecerdasan. Kemudian hasil dari User)
penelusuran ini akan dinilai dan di
kombinasikan dari berbagai jenis
tes sehingga dapat menghasilkan
beberapa kesimpulan. Kesimpulan
yang dapat diperoleh adalah skor IQ
dan jenis pekerjaan yang sesuai
berdasarkan minat dan
keahliannya.
d. Flow Map

Gambar 6. Flowmap Sistem Pakar


Minat dan Bakat Pekerjaan Gambar 8. Struktur Menu Sistem
Pakar Minat dan Bakat Pekerjaan di
lingkungan User

24 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

4. Hasil Sistem

a. Login Pakar

f. Menu User

b. Menu Pakar

g. Halaman Tes

c. Menu Tambah Soal

5. Pengujian Sistem Pakar


Pada pengujian sistem pakar, uji
coba dilakukan yaitu pengujian tes
WISC secara manual dan pengujian
d. Menu Tampil Soal
tes WISC secara komputer. Pengujian
ini bertujuan untuk membuktikan
kesesuaian antara masukan-keluaran
aplikasi dengan masukan-keluaran
hasil rumusan teori, dibuktikan
melalui proses konsultasi langsung
e. Registrasi User
dengan seorang pakar/psikolog.
Pihak yang berperan dalam pengujian
ini adalah tester/psikolog, testee, dan

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang 25


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

operator. Untuk mendapatkan hasil Tabel 3: Hasil bakat Anak


uji yang cukup obyektif, maka diambil
sekitar 10 user/testee yang akan
diarahkan untuk melakukan tes WISC
dengan psikolog (proses 1). Pada saat
yang sama, operator memberikan
input jawaban tester kedalam tes
WISC secara komputer (proses 2).
Sementara itu, dalam rangka
mengetahui tingkat kelayakan sistem,
maka dibandingkan anatar tes WISC
KESIMPULAN DAN SARAN
secara manual dan tes WISC secara Kesimpulan
Pada penelitian ini, dapat
komputer.
diperoleh kesimpulan sebagai
Tabel 1 : Proses I dan II berikut :
1. Sistem user yang telah dibuat
mampu melakukan proses
penelusuran bakat anak bagi
pengguna dengan teknik forward
chaining.
2. Dominasi bakat didapatkan dari
hasil tes tertinggi 3 dari 10
kategori tes WISC (informasi,
pemahaman, berhitung,
persamaan, perbendaharaan
kata, melengkapi gambar,
mengatur gambar, rancangan
balok, merakit objek, simbol).
3. Bidang pekerjaan disimpulkan
dari dominasi bakat yang dimiliki
user/testee.
4. Keakuratan sistem mencapai
Tabel 2: Pengujian skor IQ Lengkap diatas 80 % sehingga sistem
pakar ini cukup baik untuk
membantu psikolog/tester tes
WISC.

Saran
Setelah melakukan
perancangan sistem ini, ada
beberapa saran yang harus

26 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

diterapkan guna pengembangan 8. Hermawan, Arif. 2006. Jaringan


sistem lebih lanjut. Saraf Tiruan, teori dan Aplikasi.
1. Untuk tes WISC perlu C.V. Andi Offset. Yogyakarta.
dikembangkan menggunakan 9. Irfan dan Rahman. 2007. Aplikasi
suara. Sistem Pakar Untuk Diagnosis
2. Usia user/testee dapat ditambah Awal Gangguan Kesehatan Secara
sesuai dengan kemampuan tes Mandiri Menggunakan Variable-
WISC yaitu 5 – 15 tahun. Centered Intelligent Rule System.
3. Untuk pengujian keakuratan JUTI Volume 6. ITS. Surabaya.
(validasi) dapat ditambah 10. Iskandar, Haru. 2010. Tumbuhkan
responden user/testee. Minat dan Bakat. ST Book.
4. Perlu disediakan perangkat Yogayakarta.
hardware yang memadai untuk 11. Kastama, Emo. 2000. Variasi
menjalankan sistem pakar. Perilaku Manusia Menurut Sidik
5. Untuk soal tes WISC dapat Jarinya. Lembaga Penerbit FE-UI.
dilengkapi menjadi 12 kategori Jakarta.
dengan menambah kategori 12. Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi
rentangan angka dan mazes. Sistem Pendukung Keputusan.
Andi Offset. Yogyakarta.
13. Kusrini. 2006. Sistem Pendukung
Daftar Pustaka:
Keputusan Evaluasi Kinerja
1. Akhlis dan Jaenal. 2010.
Karyawan Untuk Promosi Jabatan.
Membangun Sistem Pakar Untuk
STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Mengidentifikasi Jenis Penyakit
14. Kusumadewi, S. 2008. Artificial
Pada Tanaman Jeruk. SENTIA 2010
Intelligence (Teknik dan
(Seminar Nasional Teknologi,
Aplikasinya).Graha
Informatika, dan Aplikasinya)
Ilmu.Yogyakarta.
Volume 2. Politeknik Negeri
15. Marnat, Gary Groth. 2010.
Malang. Malang.
Handbook of Psychological
2. Arhami, M. 2008. Konsep Dasar
Assessment. Pustaka Pelajar.
Sistem Pakar.Andi.Yogyakarta
Yogyakarta.
3. Azwar, S. 2008. Pengantar
16. Nugroho, Bunafit. 2008. Membuat
Psikologi Inteligensi.Pustaka
Aplikasi Sistem Pakar dengan PHP
Pelajar.Yogyakarta.
dan Editor Dreamweaver. Gava
4. Budiman, A. 2009. Panduan
Media. Yogyakarta.
Psikotes.Pustaka Grafika.Bandung.
17. Pamungkas, Satriya B. 2010. Super
5. Cheung, Theresa. 2006. Membaca
Dahsyat Sidik Jari. Pinang Merah
Wajah dan Tangan. Penerbit
Publisher. Yogyakarta.
Matahari. Jakarta.
18. PPS-UB. 2009. Pedoman Penulisan
6. Durkin, J. 2006. Expert Systems
Proposal Penulisan Tesis dan
Design and Development. Prentice
Disertasi. UB. Malang.
Hall International Inc. New Jersey.
19. Semiawan, Cony. 1990.
7. Gail, Mary, dan Sarah. 2008. The
Pengenalan dan Pengembangan
WISC-IV General Ability Index in a
Bakat Sejak Dini. Remaja
Non-clinical Sample. Journal of
Rosdakarya. Bandung.
Education and Human
20. Soenanto, H. 2005. Memahami
Development Volume 2.
Psikotes.Pustaka Grafika.Bandung.
University of Houston. Clear Lake.

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang 27


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

21. Soepomo, Aditya. 2010.


Mendeteksi Watak dan
Kepribadian. ST Book.
Yogayakarta.
22. Suhartono. 2010. Identifikasi
Hama Dan Penyakit Tanaman
Dengan Metode Sistem Pakar (
Studi Kasus Tanaman Apel ).
SENTIA 2010 (Seminar Nasional
Teknologi, Informatika, dan
Aplikasinya) Volume 2. Politeknik
Negeri Malang. Malang.
23. Suyantoro, FL. Sigit. 2006.
Macromedia Dreamweaver dengan
ASP. Andi Offset. Yogyakarta.
24. Tristianto, D.2008. Aplikasi Sistem
Pakar Untuk Menentukan Profil
Manusia Berdasarkan Konsep
Passion.Jurnal Manajemen
Informatika, Volume 9 Nomor 2.
Universitas Merdeka Madiun.
25. Wechsler, David. 1993. WISC Buku
Petunjuk Wechsler Intelligence
Scale for Children. Universitas
Gadjah Mada Fakultas Psikologi.
Yogyakarta.
26. Yunanto, Dwi. 2010. Mendeteksi
Kerusakan HP Secara Otomatis
Menggunakan Metode Backward
Chaining. SENTIA 2010 (Seminar
Nasional Teknologi, Informatika,
dan Aplikasinya) Volume 2.
Politeknik Negeri Malang. Malang.

28 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang

Anda mungkin juga menyukai