K3RS
K3RS
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Rumah Sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan yang komplek dan padat
tenaga kerja memiliki berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan berbagai
masalah kesehatan bagi para pekerjanya. Potensi bahaya di RS berasal dari
lingkungan rumah sakit berupa faktor biologi (virus, bakteri, jamur), faktor kimia (gas
anestesi, bahan kimia berbahaya), faktor fisik (pencahayaan, bising, getaran, suhu),
bahaya mekanik, bahaya listrik, dan limbah RS yang dapat menimbulkan kecelakaan
kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Penerapan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) diatur
dalam suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja Rumah Sakit
(SMK3RS).Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
adalah bagian dari manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktivitas proses kerja di Rumah Sakit guna
terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman bagi sumber daya
manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
Rumah Sakit (Permenkes Nomor 66 Tahun 2016).
1.2.Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk membahas masalah keselamatan dan kesehatan kerja
(K3RS) bagi pekerja di rumah sakit dari kondisi lingkungan dan penyakit akibat kerja.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui tentang pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
rumah sakit (K3RS)
2. Mengetahui upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit
(K3RS)
3. Mengetahui bahaya potensial di rumah sakit
4. Mengetahui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
rumah sakit (SMK3RS)
5. Mengetahui standar pelayanan kesehatan kerja di rumah sakit.
6. Mengetahui standar pelayanan kesehatan kerja di rumah sakit.
7. Mengetahui penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit
(K3RS)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit akibat kerja (PAK) di RS, umumnya berkaitan dengan faktor biologi
(kuman pathogen yang berasal dari pasien), faktor kimia (pemaparan dalam dosis
kecil namun terus menerus seperti antiseptic pada kulit, gas anestesi pada hati), faktor
ergonomik (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah), faktor fisik dalam dosis
kecil namun terus menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi pada sistem reproduksi,
dan radiasi), faktor psikologik (ketegangan di kamar bedah, penerimaan pasien, gawat
darurat dan bangsal penyakit jiwa).
b) Perencanaan K3RS
Perencanaan K3RS dibuat berdasarkan manajemen risiko K3RS, peraturan
perundang-undangan, dan persyaratan lainnya ditetapkan oleh Kepala atau Direktur
Rumah Sakit dan disusun berdasarkan tingkat faktor risiko. Perencanaan K3RS dibuat
secara berkala setiap 1 (satu) tahun dan ditinjau jika terdapat perubahan sarana dan
prasarana serta proses kerja di Rumah Sakit.
Perencanaan K3RS meliputi :
A. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor resiko.
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS dilakukan oleh sumber daya manusia di
bidang K3RS yang ditugaskan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit.Pemantauan
dan evaluasi kinerja K3RS dilaksanakan melalui pemeriksaaan, pengujian,
pengukuran, dan audit internal SMK3 Rumah Sakit. Dalam hal Rumah Sakit tidak
memiliki sumber daya manusia di bidang K3RS untuk melakukan pemantauan dan
evaluasi kinerja K3RS dapat menggunakan jasa pihak lain. Hasil pemantauan dan
evaluasi kinerja K3RS digunakan untuk melakukan tindakan perbaikan.
PEMBAHASAN
Rumah Sakit Umum Daerah Haji melakukan proses evaluasi program kerja
K3 untuk mengetahui keberhasilan suatu program. Selain itu, review program
bermanfaat untuk menyesuaikan program dengan peraturan perundang- undangan
yang berlaku. Rumah Sakit juga mengadakan mengadakan audit secara berkala. Audit
yang dilakukan bersifat internal maupun eksternal, audit ekternal dilaksanakan oleh
ISO. Dalam proses audit tersebut, tim audit memberi rekomendasi perbaikan kepada
unit yang di audit dan unit kerja berkewajiban melakukan perbaikan. Dalam ajaran
Islam diyakini bahwa segala kejadian terjadi karena perbuatan manusia itu
sendiri.Jadi, sangat dianjurkan untuk menjaga diri dan melakukan usaha untuk
memelindungi diri dari bahaya.
Hal ini karena dari hasil wawancara yang dilakukan pada pekerja Rumah Sakit
diketahui bahwa Tidak ada sistem rewarddan punishment dari tim K3RS. Kendala
yang dirasakan dalamhal sumber daya terutamasumber daya manusianya terkait
pelaksanaan K3RS yaituadanya pekerjaan utama danmekanisame kerja secara
yangmasih bersifat tim.Berdasarkan hasilobservasi, tim K3RS sudahmempunyai
bagan organisasisecara tertulis danterdokumentasi.Dalam OHSAS18001 disebutkan
bahwa untukmengelola K3 dengan baikdiperlukan struktur organisasi,baik bersifat
struktural maupunfungsional yang disesuaikandengan kebutuhan organisasi.
Tidak adanya pembagian tugas dan wewenang tertulis juga menjadi kendala
sedangkan Rumah Sakit telah mengganggarkan dana khusus di bidang K3 yang
dialokasikan untuk pendidikan dan pelatihan K3 mengenai tanggap darurat dan
kebakaran bagi karyawan rumah sakit serta penyediaan rambu-rambu K3.
Pada jurnal yang berjudul “ Analisa Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Petugas Kesehatan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Akademik UGM, dari
hasil penelitiannya menggambarkan bahwa Proses pekerjaan yang
mengalamikecelakaan terbanyak yaitu prosespemasangan infus sebanyak 3
kasus(33,4%) dari 9 kasus. Berdasarkananalisis yang dilakukan denganpendekatan
metode AS/NZS 4360:2004didapatkan hasil bahwa bahaya fisik padatiap pekerjaan
berasal dari jarum suntik,jarum jahit, dan instrumen tajam.Bahayabiologi berasal dari
darah pasien yangmemiliki riwayat penyakit menular(Hepatitis, HIV dan AIDS).
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) adalah upaya pengendalian
berbagai faktor lingkungan yang terdapat di rumah sakit dan mempunyai damapak
potensial terhadap terjadinya gangguan kesehatan. Penerapan upaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) diatur dalam suatu Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan kerja Rumah Sakit (SMK3RS).