Anda di halaman 1dari 15

81

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP GAMBARAN


HISTOLOGIS HEPAR MENCIT JANTAN DEWASA (Mus musculus L)
YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMMATE

Eka Aprilia Arum Kanti, dr. Susianti, M.Sc


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak

Monosodium Glutammate (MSG) merupakan penambah rasa makanan yang


sering digunakan di seluruh dunia dan merupakan radikal bebas yang dapat
merusak sel hepar. Vitamin C merupakan antioksidan yang menangkal efek
radikal bebas dari MSG. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
vitamin C terhadap gambaran histologi hepar mencit jantan dewasa yang
diinduksi Monosodium Glutammate

Subjek penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit jantan dewasa strain DD


Webster yang dibagi secara acak dalam 5 kelompok yaitu K (-)(MSG 4mg/grBB),
K(+) (vitamin C 0,2 mg/grBB), P1 (MSG 4 mg/grBB dan vitamin C 0,07
mg/grBB), P2 (MSG 4 mg/grBBdan vitamin C 0,2 mg/grBB), P3 (MSG 4
mg/grBB dan vitamin C 0,6 mg/grBB) setelah 15 hari perlakuan dilakukan
penghitungan jumlah degenerasi lemak pada hepar mencit. Analisis data yang
digunakan uji one way Anova yang dilanjutkan dengan uji analisis post hoc
dengan metode LSD dan juga uji Kruskal wallis yang dilanjutkan dengan uji
mann whitney.

Diperoleh hasil setelah bahwa pemberian MSG dan pemberian vitamin C terdapat
penurunan jumlah degenerasi lemak pada hepar mencit dimana P < 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa pemberian MSG dan vitamin C berpengaruh terhadap
gambaran histologi hepar mencit.

Kata kunci : monosodium glutammate, vitamin C, hepar, degenerasi lemak,


mencit.
82

PENDAHULUAN Ahluwalia et al,. 1996). Hal ini

menggambarkan bahwa dengan


Monosodium Glutamat (MSG)
pemberian MSG 4 mg/ g berat badan
merupakan penambah rasa makanan
dapat menimbulkan terjadinya stress
yang banyak digunakan diseluruh
oksidatif yang diantisipasi oleh tubuh
dunia (Loliger, 2000). Advisory
dengan meningakatkan kadar
Committee on Hypersensitivity to
glutation dengan cara meningkatkan
Food Constituent di FDA
aktivitas enzim metaboliknya (
menyatakan, pada umumnya
Ahluwalia et al,. 1996). Telah
konsumsi MSG itu aman, tetapi bisa
dilaporkan bahwa pemberian MSG
terjadi reaksi jangka pendek pada
pada dosis 3 dan 6 g /g berat badan
sekelompok orang.
pada tikus dewasa secara oral selama
Penelitian terhadap mencit jantan
14 hari berturut-turut dapat
dewasa yang disuntikan MSG secara
menghambat perkembangan sel-sel
subkutan selama 6 hari dengan dosis
hati (Eweka, 2008).
4 mg/ gr berat badan dan 8 mg/gr
Berbagai usaha telah dilakukan
berat badan menyebabkan
untuk meningkatkan ketahanan
peningkatan kadar glukosa,
tubuh, khususnya organ hati, dari
peningkatan kadar peroksidasi lipid,
bahaya berbagai toksikan termasuk
kadar total glutation dan protein
MSG. Pemberian vitamin C dengan
yang terikat glutation serta
dosis 0,2 mg/g berat badan secara
peningkatan aktivitas enzim
oral dapat menanggalkan efek
Glutathione Peroksidase (GR),
senyawa radikal bebas (Fauzi, 2008).
Glutathione-S-Transferase (GST)
Selain itu pemberian vitamin C juga
dan Glutathione Peroxidase (GPX) (
83

dapat meningkatkan glutathion Desain yang digunakan pada

sehingga dapat mencegah kerusakan penelitian ini adalah penelitian

sel hati . eksperimental dengan Rancangan

Vitamin C dipercaya dapat Acak Terkontrol (RAT). Penelitian

menurunkan peroksidasi lipid yang ini menggunakan 5 (lima) kelompok

meningkat dengan pemberian dosis perlakuan terhadap hewan percobaan

1000 mg/hari pada mencit, dan mencit putih jantan (Mus musculus

merupakan dosis yang optimal dalam L) strain DD Webster dewasa.

melindungi hati agar tidak terjadi


Waktu dan Tempat Penelitian
degenarasi dan nekrosis sel hati
Penelitian dilaksanakan di Lab
(Dedy, 2008). Berdasarkan uraian
Farmakologi dan Patologi Anatomi
yang telah dikemukakan, maka
Fakultas Kedokteran Universitas
diketahui bahwa MSG dapat
Lampung pada bulan Oktober 2011
menyebabkan kerusakan hati dan
selama 2 bulan.
vitamin C berpotensi sebagai bahan
Variable Penelitian
pelindung hati dari pengaruh MSG
Variable Independent :MSG dan
tersebut.. Maka penelitian ini
Vitamin C. Variable Dependent
bertujuan untuk mengetahui
:Gambaran histologis hepar
pengaruh pemberian vitamin C
Definisi Operasional
terhadap gambaran histologi hati
Monosodium Glutamat adalah
yang mengkonsumsi MSG.
penambah rasa makanan dengan L-
METODE PENELITIAN
Glutamic Acid sebagai komponen
Desain Penelitian
asam amino. Adapun MSG yang

digunakan dalam penelitian ini


84

adalah SASA dengan kandungan 1 = <10% hepatosit yang mengalami

Monosodium Glutamat murni dan degenerasi lemak

digunakan sebanyak 4 mg/ kgBB. 2 = 10% – 33% hepatosit yang

Vitamin C yang diberikan pada mengalami degenerasi lemak

perlakuan dalam bentuk vitamin C 3 = 34% – 66% hepatosit yang

sintetik berupa cairan yang diberikan mengalami degenerasi lemak

per oral dengan beberapa macam 4 = >66% – 100% hepatosit yang

dosis yang berbeda pada setiap mengalami degenerasi lemak

kelompok perlakuan. Dosis efektif Alat dan Bahan

vitamin C pada mencit adalah 0,2 Alat Penelitian

mg/grBB. (ASEAN, 2007). Alat-alat yang digunakan yaitu :

Histologis hepar Kerusakan yang kandang mencit yang terbuat dari

diamati berupa degenerasi lemak kawat sebanyak 5 kandang, sonde

yang terjadi pada hepatosit. Skala lambung, spuit 1ml, botol yang

degenerasi lemak kemudian dihitung tutupnya diberi pipa alumunium

secara semikuantitatif dalam 5 sebagai tempat minum mencit,

lapang pandang berbeda (Kawasaki seperangkat alat bedah, mikroskop,

et al., 2009) dengan mikroskop pipet tetes, erlenmeyer, mikrotom,

cahaya perbesaran 1000x. Kriteria rotary evaporator, soxhlet, pipet

penilaian degenerasi lemak adalah eppendorf, objek glass, aluminium

(Kawasaki et al., 2009): foil, neraca analitik dan cover glass.

0 = tidak ada hepatosit yang \Bahan Penelitian

mengalami degenerasi lemak


Bahan Biologis: mencit jantan (Mus

musculus, L) strain DD webster


85

dewasa. umur 2,5-3 bulan dengan Kriteria Inklusi dan Ekslusi

berat 25-35 gram dan sehat.Bahan Kriteria Inklusi :Sehat, Memiliki

kimia: Vitamin C sintetik, berat badan antara 25-35 gr, Jenis

Monosodium glutamat murni, NaCl kelamin jantan dan Usia 2,5-3 bulan.

0,9%, pelet ayam sebagai pakan Kriteria Eksklusi: Terdapat

mencit, , alkohol 70-100%, paraffin, penurunan berat badan lebih dari

xylol, canada balsam, dan zat warna 10% setelah 1 minggu masa adaptasi

HE (Haematoksilin-Eosin) dan di laboratorium.

aquadest. Prosedur Penelitian

Pemeliharaan Hewan Uji


Populasi dan Sampel Penelitian
Kandang ditempatkan dalam suhu
Populasi dari penelitian ini adalah
kamar dan cahaya menggunakan
mencit jantan (Mus musculus, L)
sinar matahari tidak langsung.
strain DD webster dewasa. umur
Makanan dan minuman diberikan
2,5-3 bulan dengan berat 25-35 gram
secukupnya dalam wadah terpisah
dan sehat yang ditandai dengan
dan diganti setiap hari. Setiap mencit
gerakan aktif, diperoleh dari IPB
diberi perlakuan sekali sehari selama
(Institut Pertanian Bogor). Besar
35 hari.
sampel ditentukan berdasarkan buku

panduan penelitian WHO yaitu Persiapan Hewan Uji

minimal 5 ekor mencit tiap Sebelum diberi perlakuan, mencit

kelompok. Sedangkan, banyaknya diadaptasikan selama satu minggu di

pengulangan ditentukan berdasarkan Ruang penelitian

rumus Ferderrer:
(t-1)(n-1)
86

Penyediaan Vitamin C dan Pengenceran Vitamin C

Monosodium Glutamat
Berdasarkan Pedoman penelitian

Pada penelitian ini zat padat yang ASEAN, dosis yang akan diberikan

digunakan berupa Monosodium pada masing-masing hewan

Glutamat dengan kadar toksik 4 percobaan ialah: Kontrol: 0,2 mg/gr

mg/gr berat badan (Nayanatara et al., BB, Perlakuan 1: 0,07 mg/gr BB,

2008). Sedangkan larutan yang Perlakuan 2: 0,2 mg/gr BB,

digunakan sebagai pelarut ialah NaCl Perlakuan 3 : 0,6 mg/gr BB

(larutan garam) 0.9% sebanyak 0,5


Pemberian Perlakuan
ml.
Setiap kelompok mempunyai
Pelarutan Monosodium Glutamat
perlakuan yang berbeda, yaitu:

Tahap selanjutnya adalah melarutkan


Kontrol (-) : hanya diberi MSG 4
MSG, terlebih dahulu diukur berat
mg/gr berat badan yang dilarutkan
MSG yang akan digunakan.
dalam 0,5 ml NaCl 0,9% secara
Berdasarkan referensi dosis MSG
intraperitoneal.Kontrol (+) : diberi
yang digunakan ialah 4 mg/gr BB
vitamin C 0,2 mg/gr berat badan
hewan percobaan (Nayanatara et al.,
yang dilarutkan dalam 0,5 ml
2008). Setelah ditimbang, kemudian
aquadest secara oral setiap hari
dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu
selama 35 hari. P1 : diberi MSG 4
ditambahkan dengan 0,5 ml larutan
mg/gr berat badan yang dilarutkan
NaCl 0,9%. Setelah itu diaduk
dalam 0,5 ml NaCl 0.9% secara
dengan spatula sampai kristal MSG
intraperitoneal setiap hari selama 35
larut.
hari + diberi vitamin C 0,07 mg/rg
87

berat badan yang dilarutkan dalam pendek) dan 30 hari (kelompok

0,5 ml aquadest secara oral setiap jangka panjang) (Nayantara et al,

hari selama 35 hari.P2: diberi MSG 4 2008).

mg/gr berat badan yang dilarutkan Pengamatan

dalam 0,5 ml NaCl 0.9% secara Setelah 35 hari perlakuan, masing-

intraperitoneal setiap hari selama 35 masing hewan coba dikorbankan

hari + diberi vitamin C 0,2 mg/gr dengan cara dislokasi leher dan

berat badan yang dilarutkan dalam selanjutnya dibedah. Selanjutnya

0,5 ml aquadest secara oral setiap dilakukan pengamatan sebagai

hari selama 35 hari.P3 : diberi MSG berikut :

4 mg/gr berat badan yang dilarutkan


Pembuatan preparat hepar
dalam 0,5 ml NaCl 0.9% secara
Pembuatan sediaan mikroskopis
intraperitoneal setiap hari selama 35
dilakukan dengan metode paraffin
hari + diberi vitamin C 0,6 mg/gr
dan pewarnaan Hematoksilin-Eosin.
berat badan yang dilarutkan dalam
Hematoksilin memiliki sifat pewarna
0,5 ml aquadest secara oral setiap
basa, yaitu memulas unsur jaringan
hari selama 15 hari.
yang basofilik, sedangkan eosin
Perlakuan dilakukan selama 15 hari.
memulas unsur jaringan yang
Dosis toksik dari MSG didapatkan
bersifat asidofilik. Kombinasi ini
dari penelitian sebelumnya yang
yang paling banyak digunakan
dilakukan pada tikus Wistar jantan
(Junqueira dan Carneiro, 2007).
dewasa yang disuntikan MSG

dengan dosis 4 mg/kg berat badan

selama 15 hari (kelompok jangka


88

Pengamatan histologi hepar Pada tiap kelompok, data yang

terkumpul dianalisis menggunakan


Kerusakan yang diamati berupa
program SPSS 17.00 untuk Windows
degenerasi lemak yang terjadi pada
dengan menggunakan uji one way
hepatosit. Skala degenerasi lemak
anova untuk menguji perbedaan
kemudian dihitung secara
rerata pada kelompok perlakuan dan
semikuantitatif dalam 5 lapang
kelompok control
pandang berbeda (Kawasaki et al.,

2009) dengan mikroskop cahaya

perbesaran 1000x. Kriteria penilaian

degenerasi lemak adalah (Kawasaki

et al., 2009):

1. 0 = tidak ada hepatosit yang

mengalami degenerasi lemak

2. 1 = <10% hepatosit yang

mengalami degenerasi lemak

3. 2 = 10% – 33% hepatosit

yang mengalami degenerasi lemak

4. 3 = 34% – 66% hepatosit

yang mengalami degenerasi lemak

5. 4 = >66% – 100% hepatosit

yang mengalami degenerasi lemak

6. Analisa Data dan Pengujian

Hipotesis
89

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 2. Hasil perhitungan jumlah degenerasi sel hepar (%) mencit jantan
dewasa setelah pemberian MSG sebagai radikal bebas dan vitamin C sebagai
antioksidan

JUMLAH DEGENERASI SEL HEPAR (%)


Ulangan ke-
K(-) K(+) P1 P2 P3
1 47,39 30,64 32,96 37,36 31,30
2 48,00 30,50 41,05 36,50 32,00
3 42,00 21,00 42,00 37,40 30,08
4 47,00 29,00 42,60 38,00 31,90
5 47,40 28,00 41,30 35,60 28,00
Rerata 46,36 21,70 40,18 36,97 30,65
Keterangan:
Kelompok K(-): Diberi MSG 4mg/grBB secara IP selama 15 hari; Kelompok K(+): Diberi
vitamin C 0,2mg/grBB secara oral selama 15 hari ; Kelompok P1: Diberi vitamin C
0,1mg/grBB secara oral dan MSG 4mg/grBB selama 15 hari; Kelompok P2: Diberi vitamin C
0,2mg/grBB secara oral dan MSG 4mg/grBB selama 15 hari; Kelompok P3 : Diberi vitamin C
0,6mg/grBB secara oral dan MSG 4mg/grBB selama 15 hari

Tabel 3. Hasil uji normalitas data jumlah degenerasi sel hepar mencit pada
kelompok perlakuan

Kelompok Perlakuan p-value Keterangan


kontrol negatif 0.200* Data normal
kontrlol positif 0.200* Data normal
perlakuan 1 0.197 Data normal
perlakuan 2 0.200* Data normal
perlakuan 3 0.200* Data normal

Keterangan:
Kelompok K(-): Diberi MSG 4mg/grBB secara IP selama 15 hari; Kelompok K(+): Diberi
vitamin C 0,2mg/grBB secara oral selama 15 hari; Kelompok P1: Diberi vitamin C
0,1mg/grBB secara oral dan MSG 4mg/grBB selama 15 hari
Kelompok P2: Diberi vitamin C 0,2mg/grBB secara oral dan MSG 4mg/grBB selama 15 hari;
Kelompok P3 : Diberi vitamin C 0,6mg/grBB secara oral dan MSG 4mg/grBB selama 15 hari
90

Tabel 4. Hasil Uji Post Hoc Degenerasi Sel hepar mencit jantan dewasa
setelah pemberian MSG sebagai radikal bebas dan vitamin C sebagai
antioksidan

(J) Kelompok Keterangan


(I) Kelompok Perlakuan p-value
Perlakuan

Kontrol negatif kontrol positif .000 Bermakna


perlakuan 1 .002 Bermakna
perlakuan 2 .000 Bermakna
perlakuan 3 .000 Bermakna
kontrol positif Kontrol
.000 Bermakna
negatif
perlakuan 1 .000 Bermakna
perlakuan 2 .000 Bermakna
perlakuan 3 .142 Tidak bermakna
perlakuan 1 Kontrol
.002 Bermakna
negatif
kontrol positif .000 Bermakna
perlakuan 2 .117 Tidak bermakna
perlakuan 3 .000 Bermakna
perlakuan 2 Kontrol
.000 Bermakna
negatif
kontrol positif .000 Bermakna
perlakuan 1 .117 Tidak bermakna
perlakuan 3 .003 Bermakna
perlakuan 3 Kontrol
.000 Bermakna
negatif
kontrol positif .142 Tidak bermakna
perlakuan 1 .000 Bermakna
perlakuan 2 .003 Bermakna

Keterangan: *: signifikan pada taraf kekeliruan 5%


Pembahasan hepar yang bermakna terhadap

jumlah dosis vitamin C yang


Monosodium Glutammate (MSG)
diberikan. Pada uji one-way anova
sudah lama digunakan diseluruh
didapatkan p < 0,05, sehingga data
dunia sebagai penambah rasa
bermakna secara statistik dan
makanan dimana masih banyak
dilanjutkan dengan uji post hoc. Pada
kontroversi tentangnya. Pada
uji Post Hoc terlihat adanya
penelitian yng dilakukan oleh Eweka
pengaruh perlakuan terhadap
(2008) pemberian MSG pada dosis 3
penurunan jumlah degenerasi sel
dan 6 g /g berat badan pada tikus
hepar yang bermakna secara statistik
dewasa secara oral selama 14 hari
terhadap peningkatan dosis vitamin
berturut-turut dapat menghambat
C pada kelompok kontrol negatif dan
perkembangan sel-sel hati. Seperti
kontrol positif , kontrol negatif dan
diketahui bahwa vitamin C
perlakuan 1, control negative dan
merupakan antioksidan, dan
perlakuan 2, kontrol negatif dan
Pemberian vitamin C dengan dosis
perlakuan 3, kontrol positif dan
0,2 mg/g berat badan secara oral
perlakuan 1, control positif dan
dapat menanggalkan efek senyawa
perlakuan 2, perlakuan 1 dan
radikal bebas (Fauzi, 2008). Selain
perlakuan 2 juga pada perlakuan 1
itu pemberian vitamin C juga dapat
dan perlakuan 3 (p<0,05), tetapi
meningkatkan glutathion sehingga
pada kelompok kontrol positif dan
dapat mencegah kerusakan sel hati .
perlakuan 2 juga pada perlakuan 1
Pada penelitian yang telah dilakukan
dan perlakuan 2 tidak bermakna
didapatkan bahwa terdapat
secara statistik (p>0,05).
penurunan jumlah degenerasi sel
Pemberian MSG akan merangsang pada penelitian ini adalah 0.6

efek parasimpatik dan menghasilkan mg/grBB pada mencit, dan dosis ini

asetilkolin dalam darah sehingga apabila dikonversikan kepada

kolinesterase meningkat dalam manusia yaitu dikalikan 384,6

plasma dan merusak jaringan hati. (Laurence & Bacharach, 1964)

Selain itu penggunaan MSG terus sehingga dosis untuk manusia adalah

menerus akan menyebabkan 0,04 gr/KgBB.

terjadinya akumulasi MSG dalam


Penurunan jumlah degenerasi sel
hepar dikarenakan hepar merupakan
hepar yang bermakna terhadap dosis
organ yang berfungsi menawarkan
vitamin C yang diberikan dapat
zat-zat toksik yang masuk kedalam
terjadi akibat pengaruh vitamin C
tubuh, sehingga akumulasi ini dapat
sebagai antioksidan yang dapat
menyebabkan kerusakan sel hepar
menangkal efek radikal bebas yang
akibat efek radikal bebas yang
terjadi akibat induksi Monosodium
ditimbulkan oleh MSG itu sendiri.
Glutammate. Seperti diketahui
Vitamin C dapat digunakan untuk
bahwa radikal bebas dapat
melawan efek radikal bebas dari
menyebabkan stress oksidatif yang
MSG karena aktifitasnya sebagai
merupakan suatu kondisi dimana
antioksidan. Terbukti bahwa dosis
terjadi peningkatan kerusakan seluler
paling tinggi pada penelitian ini
yang disebabkan oleh oxygen-
memberi hasil yang baik dibanding
derived oxidant yang lebih dikenal
kelompok perlakuan yang lainnya.
sebagai ROS (Reactive Oxigen
Adapun dosis tertinggi yang
Species). Proses ini adalah hasil dari
mempunyai efek yang paling baik
ketidakseimbangan antara produksi
dan eliminasi ROS, dimana terjadi jantan dewasa yang telah diinduksi

peningkatan pembentukan ROS Monosodium Glutammate.

tanpa diimbangi oleh antioksidan


SIMPULAN DAN SARAN
dalam tubuh.
Simpulan :Pemberian vitamin C
Kerusakan oksidatif atau stress
dapat menurunkan jumlah degenerasi
oksidatif dapat meyebebkan
sel hepar mencit jantan dewasa yang
kerusakan DNA dan cross-linked
diinduksi Monsodium Glutammate
protein. Mitokondria memegang
Saran :Sebaiknya masyarakat dapat
peranan penting dalam apoptosis.
mengurangi penggunaan MSG
Peningkatan ros dapat merusak
mengingat efek yang dapat
membran mitokondria sehingga
ditimbulkannya.Sebaiknya
terjadi pelepasan protein sitokrom C
masyarakat dapat meningkatkan
yang akan menginduksi terjadinya
konsumsi vitamin C sebagai
apoptosis. Hal ini akan menyebabkan
antioksidan untuk menangkal radikal
hilangnya fungsi potensial membran
bebas yang masuk kedalam tubuh.
mitokondria sehingga akan terjadi

kematian sel (apoptosis).

Dari hasil pengamatan dan analisis


DAFTAR PUSTAKA
data yang telah dilakukan, menerima

hipotesis bahwa vitamin C Ahluwalia, P., Tewari, K. &


Choudary, P. 1996, Studies on
mempunyai pengaruh terhadap the effect of monosodium
glutamate (MSG) on oxydative
penurunan jumlah degenerasi sel stress on erithrocyte of adult
male mice. Toxicol lett. 84:
hepar mencit (Mus musculus L) 161-5.
Amirudin, R. 2007. Fisiologi dan
Biokimia Hati. Hlm 415-417.
Pada: Buku Ajar Ilmu Penyakit vitamin E and quertin. Hum
Dalam Jilid I Edisi IV. Sudoyo, Exp Toxicol. 25: 251-9.
A.W., B. Setiyohadi, I. Alwi,
M. Simadibrata, S. Setiati. Fauzi, T.M. (2008) Pengaruh
Pusat Penerbitan Departemen pemberian timbal asetat dan
Ilmu Penyakit Dalam FKUI. vitamin c terhadap peroksidasi
Jakarta lipid dan kualitas spermatozoa
di dalam sekresi epididimis
Asean Countries. 2007. Standart of mencit jantan ( mus musculus
Asean Herbal Medicine. Vol. I, L) Pascasarjana, Thesis,
Jakarta. Universitas Sumatera Utara.
Choudhari, P., Malik, V. B. T., Puri, FDA. 1995. FDA and monosodium
S. & Ahluwalia, P. (1995) glutamate (MSG) available at
Studies on the effects of http://www.fda.gov/opacom/ba
monosodium glutamate on ckgrounders/msg.html.
hepatic microsomal lipid
peroxidation, calcium, ascorbic Garattini, S. 2000. Glutamic Acid,
acid and glutathione and its Twenty Years Later.
dependent enzymes in adult J.Nutrition. 130: 901-909.
male mice. Department of
Geha, R., Beiser, A., Ren, C.,
Biochemistry, India.
Patterson, R., Greenberger, P.,
Diniz, Y. S., Faine, L. A., Galhardi, Grammer, L., Ditti, A., Harris,
C. M., Rodriges, H. G., Ebaid, K., Saughnassy, M., Yarnold,
G. X., Burneiko, R. C., P., Corrent, J., & Saxon, A.
Cicogna, A. C. & Novelli, E. 2000. Review og alleged
L. 2005. Monosodium reaction to monosodium
glutamate in standart and high- glutamate and outcome of a
fiber diets : metabolic multicenter double-blind
syndrome and oxydative stress placebo-controlled study. The
in rats. Nutrition. 21: 749-55. Journal of Nutrition. 130:
1058-62.
Eroschenko, V.P. 2003. Atlas
Histologi diFiore dengan
Korelasi Fungsional Edisi
Halpern, B. 2002. What’ in a name?
9. EGC. Jakarta. 361 hlm.
Are MSG and umami are the
same?. Chemical Sense.
Eweka, A. O dan Om’iniabosh, F.
(2007) Histological studies of Junqueira, L.C. dan J. Carneiro.
the effects of monosodium 2007. Histologi Dasar Teks
glutamate on the small dan Atlas Edisi 10. EGC.
intestine of adult wistar rats. j Jakarta. 501 hlm.
biomed, 2, 14-18.
Khadr, M.E., K.A. Mahdy, K.A. El-
Farombi, E., O. & Onyema, O., O.
Shamy, F.A. Morsy, S.R.
2006. Monosodium glutamate-
El-Zayat, A.A. Abd-Allah.
induced oxydative damage and
2007. Antioxidant activity
genotoxycity in the rat :
and hepatoprotective
Modulatory role of vitamin C,
potential of black seeed, Journal of Nutrition. 130:
honey, and silymarin on 1074-76.
experimental liver injuries
induced by CCl4 in rats. Price, S.A. dan L.M. Wilson. 2006.
Journal of Applied Sciences. Patofisiologi Konsep Klinis
7(24): 3909-3917. Proses-proses Penyakit
Edisi 6. EGC. Jakarta. 734
Loliger, J. 2000, Function and hlm.
important of glutamate for
savory of foods. J. Nutrition. Sherwood, L. 2001. Fisiologi
130: 915-20. Manusia dari Sel ke Sistem
Edisi 2. EGC. Jakarta. 739
Moore, K.L. dan A.M.R. Agur. hlm.
2002. Anatomi Klinis
Dasar. Hipokrates. Jakarta. Snell, R.S. 2006. Anatomi Klinik
505 hlm. untuk Mahasiswa
Kedokteran Edisi 6. EGC.
Naidu, K. 2003. Vitamin C in human Jakarta.
health and desease is still
mystery?. Nutrition Journal, Stevenson, D. D. (2000).
1-10. "Monosodium glutamate
and asthma". J. Nutr. 130
Olney, J, W., Schainker, B. 1969. (4S Suppl): 1067S?1073S.
Glutamat-type hipothalamic- PMID 10736384
pituitary syndrome in mice
treated with aspartat or Yi Li, Schellhorn, H. E. 2007. New
cysteated in infancy. Journal of development and novel
Neural Transmission , Volume therapeutic perspective for
35, Number 3, 207-215, DOI: vitamin C. J. Nutition. 137:
10.1007/BF01258952. 2171-84.
Olney, J. 1969. Brain lession,
obessity and othr disturbances
in mice threated with
monosdium glutamate.
Articles. 164: 719-721.
Prawirohardjono, W., Dwiprahasto,
I., Astuti, I., Hadiwandowo, S.,
Kristin, E., Muhammad, M &
Kelly, M. 2000. The
Administration to Indonesians
of Monosodium L-Glutamate
in Indonesian Foods : An
Assessment of Adverse
Reaction in a Randomized
Double-Blind, Crossover,
Placebo-Controlled study. The

Anda mungkin juga menyukai