Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM VIROLOGI VETERINER

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
Jl.P.B.Sudirman Denpasar 80232Telp/Fax (0361)701808;223791
Nomor Isolat : 106/Vir/FKH/2019 Hewan Ayam/ Layer
Tanggal Nekropsi : 25 Mei 2019 Kelamin Betina
Pemeriksa : Baiq Nia Rolyana Astrin, S.KH Umur/ BB 26 Minggu/1,8 Kg
NIM : 1809612004 Warna Coklat
TTD Dosen Piket

SINYALMEN

Nama Pemilik Bapak Eka


Hewan Ayam
Ras Hewan Layer
Umur/BB 26 minggu/ 1,8 Kg
Jenis Kelamin Betina
Warna Coklat
LABORATORIUM VIROLOGI VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
Jl.P.B.Sudirman Denpasar 80232Telp/Fax (0361)701808;223791
Anamnesa :
Kasus dengan nomor protokol 298/N/19 berasal dari peternakan ayam milik bapak Eka di
desa Demulih kecamatan Susut kabupaten Bangli. Ayam berumur 26 minggu dengan populasi 1008
ekor, 574 menunjukkan gejala sakit dan 434 ekor mati. Ayam dipelihara dengan kandang tipe Baterai,
lokasi kandang berada di tengah persawahan. Pakan yang diberikan berupa pakan jadi dengan
pemberian dua kali sehari, air minum berasal dari sumur yang ditampung dalam tangki dan diberikan
secara adlibitum. Ayam yang dipelihara pernah divaksinasi dengan vaksin ND dan AI.
Ayam kasus mulai menunjukkan gejala klinis pada hari kamis 18 mei 2019, gejala awal yang
muncul adalah tidak mau makan, lemas, keluar leleran mukus dari mata dan hidung. Kepala
mengalami pembengkakan ,pial mengalami sianosis, diare berwarna putih kehijauan. Menurut
informasi dari pemilik satu hari sebelum terjadi wabah disamping kandang pernah dilewati oleh
sekolomopk itik, hal tersebut menjadi faktor yang dicurigai oleh pemilik sebagai pembawa agen
penyebab kematian pada peternakan tersebut. Ayam yang mati sebagian dibuang dan sebagian
dikubur. Setelah di nekropsi, terlihat adanya perubahan patologi anatomi seperti perdarahan pada otak,
perdarahan pada paru-paru, perdarahan pada trakea, hiperemi hati, perdarahan jantung, perdarahan
ginjal, perdarahan ventrikulus dan pendarahan pada usus

Tanda Klinis
Tanda klinis yang dapat teramati pada ayam adalah tidak mau makan, lemas, keluar leleran mukus
dari mata dan hidung. Kepala mengalami pembengkakan, pial mengalami sianosis, diare berwarna
putih kehijauan.

(Hewan Kasus)
LABORATORIUM VIROLOGI VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
Jl.P.B.Sudirman Denpasar 80232Telp/Fax (0361)701808;223791
Epidemiologi :
Hospes
Ayam kasus berumur 26 minggu berjenis kelamin betina. Jumlah ayam yang dipelihara oleh
Bapak Eka berjumlah 1008 ekor. Jumlah yang sakit sebanyak 574 kemudian ayam yang mati
sebanyak 434 ekor.
Agen
Agen yang dapat menginfeksi ayam yaitu virus, bakteri dan agen infeksius lainnya.
Berdasarkan hasil anamnesa yang dilakukan, riwayat vaksinasi pernah dilakukan ulangan vaksinasi
AI pada umur 16 minggu. Riwayat pengobatan hanya berupa vitamin. Apabila ditinjau dari segi
gejala klinis yang muncul, morbiditas dan mortalitas serta rentan waktu sakit yang relatif singkat
maka agen penyebab penyakit dicurigai mengarah ke virus.
Lingkungan
Sistem pemeliharaan menggunakan kandang baterai lokasi kandang berada ditengah
persawahan dengan kondisi angin yang cukup kencang. Disamping kandang ayam ada kandang bebek
yang berjarak sekitar 15 meter. Selain itu menurut informasi dari pemilik disekitar kandang juga
terdapat kandang ayam layer lainnya yang pernah terjadi wabah dengan tingkat mortalitas yang lebih
tinggi.
LABORATORIUM VIROLOGI VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
Jl.P.B.Sudirman Denpasar 80232Telp/Fax (0361)701808;223791
Materi pemeriksaan : Otak, Trakea, Paru-Paru, Limpa, Usus

Metode pemeriksaan :
1. Inokulasi pada TAB (Telur Ayam Bertunas) umur 9-11 hari melalui ruang alantois.
2. Uji Hemaglutinasi (HA) dan uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI).

A. Diagnosa :
1. Diagnosa sementara : Avian Influenza (AI)
2. Diagnosa banding : Newcastle Disease (ND)
Pembuatan Inokulum
Spesimen berupa organ dipotong kecil-kecil dengan gunting kemudian masukkan kedalam
tabung Eppendorf dan dihancurkan kembali dengan stik. Setelah itu ditambahkan NaCl dan
disentrifuge dengan kecepatan 10000 rpm selama 10 menit. Dari inoculum diambil supernatannya dan
dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf, lalu ditambahkan antibiotic penisilin dan streptomisin
masing-masing sebanyak 0,1 ml (total 0,2 ml), kemudian divortek dan diinkubasikan selama 30 menit
pada suhu 37ºC.
Penanaman Inokulum Pada Telur Ayam Bertunas (TAB)
Inakulasi dilakukan pada telur ayam bertunas (TAB) yang berusia 9 hari. Telur ayam bertunas
terlebih dahulu diamati menggunakan teropong (candling) untuk mengetahui keadaan embrio dan
batas dari daerah kantong udara. Batas kantong udara dan embrio ditandai dengan pensil, kemudian
dilakukan penusukan dengan menggunakan alat penusuk/bor telur pada cangkang telur di daerah atas
dari garis perbatasan antara kantung udara dan daerah embrio. Disuntikkan inoculum pada lubang
bekas tusukan kedalam ruang allantois menggunakan spuit 1 ml dengan dosis 0,2 ml pada setiap butir
telur. Tutup lubang pada cangkang telur tersebut menggunakan kuteks dan diberikan label.Selanjutnya
telur diinkubasikan pada suhu 37ºC.Pengamatan dilakukan setiap hari dan pemanenan dilakukan pada
hari ke-3 pasca inokulasi.
Pemanenan Cairan Alantois
Cangkang telur dibuka dengan gunting di daerah kantong udara yang sebelumnya sudah ditandai
menggunakan pensil.Cairan allantois diambil dengan pipet mikro dan ditampung pada tabung
Eppendorf steril. Kemudian tabung dilabelkan dengan nama.steril. Kemudian tabung dilabelkan
dengan nama.
LABORATORIUM VIROLOGI VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
Jl.P.B.Sudirman Denpasar 80232Telp/Fax (0361)701808;223791
Uji Rapit Hemaglutina (HA)
Uji rapid HA dilakukan dengan menambahkan 0,025 ml PBS pada sumuran microplate, lalu
ditambahkan antigen virus sebanyak 0,025 ml dan 0,05 ml suspensisel darah merah 1% lalu diayak
selama 30 detik. Selanjutnya inkubasikan pada suhu kamar selama 1 jam lalu amati reaksi
hemaglutinasi yang terjadi setiap 15 menit. Reaksi positif ditandai dengan tidak terjadinya
pengendapan pada dasar sumuran yang menunjukkan bahwa sel darah diaglutinasi oleh antigen virus.
Uji Hemaglutinasi (HA)
Uji hemaglutinasi dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus.Beberapa jenis virus memiliki
sifat mengaglutinasi sel darah merah, salah satunya adalah virus Avian Influenza dan Newcastle
Disease. Uji hemaglutinasi dilakukan dengan caramenambahkan 0,025 ml NaCl fisiologis pada setiap
sumuran plat mikro, kemudian tambahkan antigen virus pada sumuran 1 dan 2 sebanyak 0,025 ml.
Selanjutnya dilakukan pengenceran berseri kelipatan 2 mulai dari sumuran 2 hingga 11 dengan
menggunakan pipet mikro lalu tambahkan 0,025 ml PBS ke dalam tiap-tiap lubang 1-12 dan
selanjutnya aduk dengan pengocok mikro, selanjutnya tambahkan 0,05 ml suspensi sel darah merah
1% lalu ayak selama 30 detik. Inkubasikan pada suhu kamar selama 1 jam lalu amati reaksi
hemaglutinasi yang terjadi. Pada uju hemaglutinasi hasil positif teramati dengan adanya seperti
butiran pasir atau tidak terjadinya pengendapan pada dasar sumuran yang mengindikasikan bahwa
antigen virus telah mengaglutinasi sel darah merah. Pembacaan titel HA dilakukan dengan cara
memiringkan plat mikro pada kemiringan 45º dan penentuan titer HA dilihat dari pengenceran antigen
tertinggi yang masih dapat menghemaglutinasi sel darah merah. Sebelum identifikasi lebih lanjut
dalam uji hambatan hemaglutinasi/HI, suspense virus diencerkan terlebih dahulu menjadi 4 unit HA
yang selanjutnya digunakan pada uji HI.
Uji Rapid Hambatan Hemaglutinasi (HI)
Uji hambatan hemaglutinasi cepat dilakukan dnegan menambahkan PBS sebanyak 0,025 ml
dan antigen sebanyak 0,025 ml ke dalam sumuran.Selanjutnya lakukan pengayakan selama 30 detik
lalu inkubasikan pada suhu kamar selama 30 menit. Setelahnya lakukan penambahan suspense sel
darah merah 1% sebanyak 0,05ml dan lakukan pengayakan kembali selama 30 detik. Inkubasikan
kembali pada suhu kamar selama 1 jam lalu amati setiap 15 menit perubahan yang terjadi. Pada uji
hambatan hemaglutinasi hasil positif teramati dengan adanya endapan pada dasar sumuran
mengindikasikan antibody yang berasal dari sumuran mengikat antigen sehingga sel darah merah
bebas untuk mengendap.
LABORATORIUM VIROLOGI VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
Jl.P.B.Sudirman Denpasar 80232Telp/Fax (0361)701808;223791
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Virologi
No Pengujian Spesimen Hasil Keterangan
1 Isolasi Virus: Telur Otak, trakea, paru-paru, TAB mati TAB dipanen
Ayam Bertunas limpa, usus pada hari ke-3
(TAB) umur 9-11 pascainokulasi
hari Inokulasi
melalui ruang
alantois
2 Identifikasi Virus : Cairan alantois dari TAB Positif Ditandai dengan
Uji Rapid HA terjadinya reaksi
hemaglutinasi sel
darah merah
3 Uji HA Cairan alantois dari TAB Positif dengan Terjadi reaksi
titer 26 hemaglutinasi
pada sumuran 2-7
4 Uji Rapid HI Cairan alantois dari TAB Positif Tidak terjadi
reaksi
hemaglutinasi
ditandai dengan
adanya endapan
sel darah merah.
LABORATORIUM VIROLOGI VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
Jl.P.B.Sudirman Denpasar 80232Telp/Fax (0361)701808;223791
LAMPIRAN VIROLOGI
1. Panen Cairan Alantois TAB

Keterangan : Embrio hasil panen dari Telur Ayam Bertunas (TAB) yang di isolasi virus dalam
keadaan mati dan mengalami pendarahan seta petekie
2. Hasil Uji Rapid HA

Keterangan :

Positif Hemaglutinasi sel darah merah

Kontrol sel darah merah

3. Hasil Uji HA

Keterangan

Positif Hemaglutinasi sel darah merah, titer HA = 26 HAU

Kontrol sel darah merah

Kontrol Positif
LABORATORIUM VIROLOGI VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
Jl.P.B.Sudirman Denpasar 80232Telp/Fax (0361)701808;223791

4. Hasil Uji Rapid HI


ND AI

1 2 3 4
Keterangan:
1. Tidak terjadi hambatan hemaglutinasi pada sumuran yang diisi serum ND
2. Terjadi hambatan hemaglutinasi pada sumuran yang diisi serum AI
3. Kontrol antigen dengan sel darah merah
4. Kontrol sel darah merah

Kesimpulan Diagnosa
Berdasarkan hasil pemeriksaan dengan menggunakan uji serologi yaitu HA dan HI maka dapat
disimpulkan bahwa kasus positif infeksi virus Avian Influenza (AI)

Denpasar, 19 Juli 2019


Mengetahui
Dosen Pembimbing Mahasiswa

Prof. Dr. drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana, MP Baiq Nia Rolyana Astrin
NIP. 19590605 198503 2 002 NIM. 1809612004

Anda mungkin juga menyukai