SOP Dermatitis Atopik
SOP Dermatitis Atopik
No. Dokumen :
S SOP/ /IV/2016
O No. Revisi : 00
P Tanggal Terbit : 04 April 2016
Halaman :1/8
No. Dokumen :
S SOP/ /IV/2016
O No. Revisi : 00
P Tanggal Terbit : 04 April 2016
Halaman :2/8
Faktor Pemicu
a. Makanan: telur, susu, gandum, kedelai, dan kacang
tanah.
b. Tungau debu rumah.
c. Sering mengalami infeksi di saluran napas atas
(kolonisasi Staphylococus aureus).
No. Dokumen :
S SOP/ /IV/2016
O No. Revisi : 00
P Tanggal Terbit : 04 April 2016
Halaman :3/8
predileksi.
Lokasi predileksi :
a. Tipe bayi (infantil)
Dahi, pipi, kulit kepala, leher, pergelangan tangan
dan tungkai, serta lutut (pada anak yang mulai
merangkak).
Lesi berupa eritema, papul vesikel halus, eksudatif,
krusta.
b. Tipe anak
Lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian
dalam, kelopak mata, leher, kadang-kadang di
wajah.
Lesi berupa papul, sedikit eksudatif, sedikit
skuama, likenifikasi, erosi. Kadang-kadang disertai
pustul.
c. Tipe remaja dan dewasa
No. Dokumen :
S SOP/ /IV/2016
O No. Revisi : 00
P Tanggal Terbit : 04 April 2016
Halaman :4/8
No. Dokumen :
S SOP/ /IV/2016
O No. Revisi : 00
P Tanggal Terbit : 04 April 2016
Halaman :5/8
Diagnosis banding
Dermatitis seboroik (terutama pada bayi), Dermatitis
kontak, Dermatitis numularis, Skabies, Iktiosis , Psoriasis
(terutama di daerah palmoplantar), Sindrom Sezary,
Dermatitis herpetiformis
Pada bayi, diagnosis banding, yaitu Sindrom
imunodefisiensi (misalnya sindrom Wiskott-Aldrich),
Sindrom hiper IgE.
4. Petugas medis melakukan penatalaksanaan komprehensif
(Plan).
a. Penatalaksanaan dilakukan dengan modifikasi
gaya hidup, yaitu:
i. Menemukan faktor risiko.
ii. Menghindari bahan-bahan yang bersifat iritan
termasuk pakaian seperti wol atau bahan sintetik.
iii. Memakai sabun dengan pH netral dan
DERMATITIS ATOPIK
No. Dokumen :
S SOP/ /IV/2016
O No. Revisi : 00
P Tanggal Terbit : 04 April 2016
Halaman :6/8
mengandung pelembab.
iv. Menjaga kebersihan bahan pakaian.
v. Menghindari pemakaian bahan kimia tambahan.
vi. Membilas badan segera setelah selesai berenang
untuk menghindari kontak klorin yang terlalu lama.
vii. Menghindari stress psikis.
viii. Menghindari bahan pakaian terlalu tebal, ketat,
kotor.
ix. Pada bayi, menjaga kebersihan di daerah popok,
iritasi oleh kencing atau feses, dan hindari
pemakaian bahan-bahan medicated baby oil.
x. Menghindari pembersih yang mengandung anti
bakteri karena menginduksi resistensi.
b. Untuk mengatasi keluhan, farmakoterapi diberikan
dengan:
i. Topikal (2 kali sehari)
No. Dokumen :
S SOP/ /IV/2016
O No. Revisi : 00
P Tanggal Terbit : 04 April 2016
Halaman :7/8
No. Dokumen :
S SOP/ /IV/2016
O No. Revisi : 00
P Tanggal Terbit : 04 April 2016
Halaman :8/8