Anda di halaman 1dari 9

HIPERTENSI ESENSIAL

No ICD-10 : I10 Essential (primary)


hypertension
No. Dokumen :
SOP/C.VII/UKP/ /IX/2018
No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit :
3 September 2018
Halaman : 1/9

Puskesmas dr. Catur Yuni M, MM


Karanglewas NIP197306152002122006

1. Pengertian Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui


penyebabnya dengan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 90 mmHg.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan pasien dengan kasus
Hipertensi esensial di Puskesmas Karanglewas.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Karanglewas Nomor: 440/131/2018
tentang Pelayanan Klinis Puskesmas Karanglewas
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/ 1. Petugas menanyakan keluhan pasien (subjective), apakah
Langkah- terdapat :
langkah a. Sakit atau nyeri kepala
b. Gelisah
c. Jantung berdebar-debar
d. Pusing
e. Leher kaku
f. Penglihatan kabur
g. Rasa sakit di dada
2. Petugas menanyakan apakah
a. pasien memiliki riwayat hipertensi dan kardiovaskular
sebelumnya
b. terdapat riwayat penyakit darah tinggi dan kardiovaskuler
pada keluarga
c. bagaimana riwayat pola makan
d. apakah ada riwayat konsumsi alcohol berlebihan
e. aktifitas fisik kurang
f. ada kebiasaan merokok
g. ada riwayat lemak darah yang tinggi
h. ada riwayat diabetes mellitus
i. ada riwayat stress dan psikososial
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik berupa keadaan umum
pasien, tekanan darah, dan pemeriksaan fisik secara
keseluruhan.
4. Petugas menentukan diagnosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik sesuai JNC 7 yaitu :
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tingkat 1 140-159 80-99
Hipertensi tingkat 2 ≥160 ≥100

5. Petugas menulis resep


Hipertensi stage 1 dapat diberikan diuretic (HCT 12,5 – 50
mg/hari, atau pengambat ACE (captopril 3x12,5 – 50 mg/hari)
atau nifedipin long acting 30 – 60 mg/hari atau kombinasi
Hipertensi stage 2 apabila target tidak tercapai setelah
observasi selama 2 minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat,
biasanya golongan diuertik , tiazid, dan penghambat ACE atau
penyekat reseptor beta atau penghambat kalsium.
6. Petugas melakukan edukasi berupa
a. menjaga berat badan ideal, pembatasan konsumsi natrium,
stop alcohol, stop merokok, menjaga pola makan (diet
rendah garam, rendah lemak), melakukan aktivitas fisik
aerobic yang teratur seperti jalan cepat, melakukan
pemeriksaan kadar gula darah dan tekanan darah secara
teratur.
b. Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara
obat-obatan yang harus diminum untuk jangka panjang (misalnya
untuk mengontrol tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek
untuk menghilangkan gejala (misalnya untuk mengatasi mengi),
cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat dan
berapa kali minum sehari.
c. Menginformasikan untuk kontrol setiap 2 minggu atau 1 bulan
untuk mengoptimalkan hasil pengobatan.
7. Petugas merujuk pasien apabila terdapat kriteria
a. Hipertensi dengan komplikasi
b. Resistensi hipertensi
c. Hipertensi emergensi (hipertensi dengan tekanan darah
sistol >180)
8. Petugas menulis hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis,
dan terapi di rekam medis pasien
6. Bagan Alir
Subjective

Objective

Assessment

Plan

7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait Pemeriksaan Umum, R.Tindakan, KIA-KB-Imunisasi
9. Dokumen
Rekam Medis
terkait
10. Rekaman historis perubahan
Tanggal Mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan
1 Kop SPO 3 September 2018
2 No. Dokumen SPO/C.VII/UKP/149/IV/2016 3 September 2018
3 Pengertian No ICPC-2 : K86 Hypertension 3 September 2018
uncomplicated
No ICD-10 : I10 Essential (primary)
hypertension
Tingkat Kemampuan 4A
Masalah Kesehatan
Hipertensi esensial merupakan hipertensi
yang tidak diketahui penyababnya.
Hipertensi menjadi masalah karena
meningkatnya prevalensi, masih banyak
pasien yang belum mendapat pengobatan,
maupun yang telah mendapat terapi tetapi
target tekanan darah belum tercapai serta
adanya penyakit penyerta dan komplikasi
yang dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas.
4 Tujuan Semua pasien yang datang ke Puskesmas 3 September 2018
Karanglewas mendapatkan pelayanan yang
sesuai dengan prosedur
5 Kebijakan Keputusan Kepala Pusat Kesehatan 3 September 2018
Masyarakat Karanglewas nomor :
440/C.VII/SK/06/I/2016 Tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis Puskesmas Karanglewas
6 Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective) 3 September 2018
Keluhan
Mulai dari tidak bergejala sampai dengan
bergejala. Keluhan hipertensi antara lain:
1. Sakit atau nyeri kepala
2. Gelisah
3. Jantung berdebar-debar
4. Pusing
5. Leher kaku
6. Penglihatan kabur
7. Rasa sakit di dada
Keluhan tidak spesifik antara lain tidak
nyaman kepala, mudah lelah dan impotensi.
Faktor Risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Riwayat hipertensi dan penyakit
kardiovaskular dalam keluarga.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:


1. Riwayat pola makan (konsumsi garam
berlebihan)
2. Konsumsi alkohol berlebihan
3. Aktivitas fisik kurang
4. Kebiasaan merokok
5. Obesitas
6. Dislipidemia
7. Diabetus Melitus
8. Psikososial dan stres
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Sederhana(Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit
ringan-berat bila terjadi komplikasi
hipertensi ke organ lain.
2. Tekanan darah meningkat sesuai kriteria
JNC VII.
3. Pada pasien dengan hipertensi, wajib
diperiksa status neurologis dan
pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena
jugular, batas jantung, dan ronki).

Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : Urinalisis (proteinuria), tes
gula darah, profil lipid, ureum, kreatinin
2. X raythoraks
3. EKG
4. Funduskopi

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint


National Committee VII (JNC VII)
Klasifikasi TD TD
Sistoli Diastolik
k
Normal < 120 < 80 mm
mmHg Hg
Pre- 120- 80-89
Hipertensi 139 mmHg
mmHg
Hipertensi 140- 80-99
stage -1 159 mmHg
mmHg
Hipertensi ≥ 160 ≥ 100
stage -2 mmHg mmHg

Diagnosis Banding
White collar hypertension, Nyeri akibat
tekanan intraserebral, Ensefalitis
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol
dengan perubahan gaya hidup dan terapi
farmakologis.

Algoritme tata laksana hipertensi

1. Hipertensi tanpa compelling


indication
1.1 Hipertensi stage1 dapat diberikan
diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari,
atau pemberian penghambat ACE
(captopril 3x12,5- 50 mg/hari),
atau nifedipin long acting 30-60
mg/hari) atau kombinasi.
1.2 Hipertensi stage2
Bila target terapi tidak tercapai
setelah observasi selama 2
minggu, dapat diberikan
kombinasi 2 obat, biasanya
golongan diuretik, tiazid dan
penghambat ACE atau penyekat
reseptor beta atau penghambat
kalsium.
1.3 Pemilihan anti hipertensi
didasarkan ada tidaknya
kontraindikasi dari masing-masing
antihipertensi diatas. Sebaiknya
pilih obat hipertensi yang diminum
sekali sehari atau maksimum 2
kali sehari.
Bila target tidak tercapai maka
dilakukan optimalisasi dosis atau
ditambahkan obat lain sampai
target tekanan darah tercapai

Kondisi khusus lain


1. Lanjut Usia
1.1 Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah
12,5 mg/hari.
1.2 bat hipertensi lain mempertimbangkan
penyakit penyerta.
2. Kehamilan
2.1 Golongan metildopa, penyekat
reseptor β, antagonis kalsium,
vasodilator.
2.2 Penghambat ACE dan antagonis
reseptor AII tidak boleh digunakan
selama kehamilan.
Komplikasi
1. Hipertrofi ventrikel kiri
2. Proteinurea dan gangguan fungsi ginjal
3. Aterosklerosis pembuluh darah
4. Retinopati
5. Stroke atau TIA
6. Gangguan jantung, misalnya infark
miokard, angina pektoris, serta gagal
jantung

Konseling
a. Edukasi tentang cara minum obat di
rumah, perbedaan antara obat-obatan
yang harus diminum untuk jangka
panjang (misalnya untuk mengontrol
tekanan darah) dan pemakaian jangka
pendek untuk menghilangkan gejala
(misalnya untuk mengatasi mengi), cara
kerja tiap-tiap obat, dosis yang
digunakan untuk tiap obat dan berapa
kali minum sehari.
b. Pemberian obat anti hipertensi
merupakan pengobatan jangka
panjang. Kontrol pengobatan dilakukan
setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan.
c. Penjelasan penting lainnya adalah
tentang pentingnya menjaga kecukupan
pasokan obat-obatan dan minum obat
teratur seperti yang disarankan
meskipun tak ada gejala.
d. Individu dan keluarga perlu
diinformasikan juga agar melakukan
pengukuran kadar gula darah, tekanan
darah dan periksa urin secara teratur.
Pemeriksaan komplikasi hipertensi
dilakukan setiap 6 bulan atau minimal 1
tahun sekali.

Kriteria Rujukan
1. Hipertensi dengan komplikasi
2. Resistensi hipertensi
3. Hipertensi emergensi (hipertensi dengan
tekanan darah sistole >180)
Peralatan
1. Laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan urinalisis dan glukosa
2. EKG
3. Radiologi (X ray thoraks)
Prognosis
Prognosis umumnya bonam apabila
terkontrol.

Anda mungkin juga menyukai