Oleh:
Reka Baihaqi D, S.Kep
NIM. 1830913320036
NIM : 1830913320036
Mengetahui,
Agianto, S.Kep, Ns, M.N.S, Ph.D Ricca Desy Widiya P, S.Kep, Ns.
NIP. 19820818 200812 1 003 NIP. 19891218 201402 2 007
KEJANG
Definisi Klasifikasi
Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak Tipe Kejang Ciri Khas
dan sementara sebagai akibat dari aktivitas Bangkitan Parsial
neural yang abnormal dan pelepasan listrik Parsial sederhana Kesadaran tidak terganggu, kedutan pada wajah, tangan, atau salah satu sisi tubuh, muntah,
serebral yang berlebihan. berkeringat, muka merah, dilatasi pupil.
Parsial kompleks Terdapat gangguan kesadaran, mengecap-ngecapkan bibir, mengunyah, gerakan mencongkel
Etiologi yang berulang-ulang pada tangan.
1. Faktor genetik Bangkitan Umum
2. Cedera otak seperti trauma, hipoksia, Tonik-klonik Diawali hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku pada ekstremitas, batang tubuh dan wajah,
infeksi, toksin eksogen atau endogen dan berlangsung kurang dari 1 menit, disertai hilangnya kontrol kandung kemih dan usus, tidak
berbagai faktor lain ada respirasi dan sianosis, saat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan
3. Gangguan biokimia (hipoglikemia, bawah, letargi, konfusi.
hipokalsemia, dan defisiensi nutrisi tertentu) Absans Gangguan kewaspadaan dan responsivitas, tataan terpaku kurang dari 15 detik, awitan dan
akhiran cepat, setelah itu kembali waspada, dimulai dari usia 4-14 tahun dan sembuh sendiri
saat usia 18 tahun.
Mioklonik Kedutan-kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi mendadak, sering
Tanda dan Gejala
terlihat pada orang sehat saat tidur, umumnya berlangsung kurang dari 5 detik, kehilangan
1. Gangguan sensasi pada penglihatan,
kesadaran hanya sesaat
pendengaran, atau penciuman dan gerakan
Atonik Hilangnya tonus secara mendadak sehingga menyebabkan kelopak mata turun, kepala
berulang, seperti jalan berputar-putar
menunduk atau jatuh ke tanah, singkat dan terjadi tanpa peringatan
2. Gerakan menyentak pada salah satu lengan
Tonik Kontraksi otot yang berkepanjangan (±30 detik)
atau tungkai
Klonik Pergantian sentakan dan relaksasi ekstremitas secara berulang-ulang
3. Perubahan suasana hati, pusing, kesemutan
4. Tubuh kaku lalu dilanjukan dengan gerakan Status Epileptikus Biasanya kejang tonik-klonik umumnya terjadi berulang-ulang, tidak sadar kembali diantara
menyentak di seluruh tubuh dan gerakan kejang, potensila depresi pernafasan, hipotensi dan hipoksia, memerlukan pengobatan medis
menyentak di wajah, leher, dan tangan darurat dengan segera
5. Otot hilang kontrol sehingga dapat membuat
penderita tiba-tiba jatuh dan kaku otot,
Pemeriksaan Penatalaksanaan
terutama pada punggung dan tungkai
1. Pemeriksaan Elektroensefalografi (EEG) 1. Hentikan kejang segera
6. Pandangan kosong ke satu arah
untuk membantu menentukan jenis dan a. Pemberian antipiretik (jika terjadi hiperpireksia)
7. Penurunan kesadaran sesaat lalu bingung
fokus dari kejang b. Pemberian diazepam dengan intravena yaitu 0,3-0,5 mg/kg
saat sadar karena tidak ingat apa yang terjadi
2. CT Scan untuk mendeteksi perbedaan BB/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit dengan dosis
dan mata berkedip cepat
perapatan jaringan maksimal 20 mg, dengan intrarektal yaitu 5 mg
8. Terjadi perubahan perilaku, ulut berbusa
3. MRI untuk memperlihatkan daerah-daerah (BBkg<10kg), 10 mg (BB>10kg)
atau ngeces dan napas berhenti sementara
otak yang tidak terlihat dengan CT Scan 2. Tindakan penunjang
Komplikasi 4. Cek laboratorium seperti elektrolit, glukosa, a. Posisikan kepala terbuka
1. Gangguan mental seperti mudah marah dan ureum, kreatinin, darah lengkap, kadar obat b. Saluran napas tetap terbuka
depresi dalam serum c. Pakaian ketat dilonggarkan
2. Kehilangan memori atau ingatan jangka 5. LP (Liquor Pressure) untuk mendeteksi d. Amankan lidah
pendek tekanan abnormal dari cairan serebrospinal e. kosongkan isi lambung
3. Kerusakan permanen pada otak 6. PET (Positron Emission Tomography) untuk f. Jamin intake
mendemonstrasikan perubahan metabolik g. Berikan oksigen atau antibiotik jika perlu
PATHWAY KEJANG
Modula spinalis
Neuron
Hipoventilasi
Risiko Ketidakefektifan
Hipoksia jaringan otak
Perfusi Jaringan Otak
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN KEJANG
Ketidakefektifan Pola Napas Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak Risiko Aspirasi
NOC: Status Pernapasan: Ventilasi NOC: Perfusi Jaringan: Serebral NOC: Pencegahan Aspirasi
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30
menit, diharapkan pola napas pasien membaik, dengan menit diharapkan ketidakefektifan perfusi jaringan otak menit diharapkan aspirasi pada pasien tidak terjadi
kriteria hasil: pada pasien tidak terjadi dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil:
1. Tekanan darah, nadi, pernafasan pasien dalam rentang 1. Tanda-tanda vital dalam batas normal 1. Jalan nafas pasien
normal 2. Kesadaran meningkat 2. Pasien mudah bernafas dan tidak merasa tercekik
2. Saturasi oksigen pasien dalam batas normal 3. Tidak terdengar ada suara nafas tambahan
NIC: 4. Tidak terjadi aspirasi
NIC: Manajemen Kejang
Terapi Oksigen 1. Pertahankan jalan nafas NIC:
1. Monitor frekuensi nafas 2. Berikan oksigen jika diperlukan Pencegahan Aspirasi
2. Monitor TTV pasien 3. Monitor status neurologis 1. Monitor level kesadaran, refleks batuk dan
3. Monitor aliran oksigen 4. Kolaborasi pemberian medikasi anti kejang kemampuan menelan
4. Monitor saturasi oksigen 5. Monitor tanda-tanda vital 2. Pertahankan jalan nafas
5. Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi 6. Pertahankan akses infus 3. Monitor status pulmonal
6. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan Monitor Neurologi 4. Posisikan pasien untuk menghindari aspirasi
Pengaturan Posisi 1. Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaktivitas Penghisapan Lendir Pada Jalan Nafas
1. Posisikan untuk mengurangi dyspnea pupil 1. Lakukan auskultasi suara nafas pasien sebelum
2. Monitor status oksigenasi sebelum dan setelah 2. Monitor tingkat kesadaran dan GCS dan sesudah dilakukan tindakan suction jika
perubahan posisi 3. Monitor tanda-tanda vital tiap 60 menit diperlukan
Manajemen Obat 4. Monitor tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial 2. Monitor frekuensi nafas, irama nafas, dan saturasi
1. Tentukan obat apa yang diperlukan, dan kelola 5. Monitor refleks kornea dan refleks batuk oksigen pasien
menurut resep 6. Monitor tonus otot, pergerakan motoric, tremor, dan 3. Lakukan tindakan cuci tangan sebelum dan
2. Monitor mengenai efek terapeutik obat kesimetrisan wajah setelah tindakan keperawatan
3. Monitor efek samping obat 7. Catat jika adanya keluhan sakit kepala 4. Monitor dan catat warna, jumlah dan konsistensi
sekret
NOC DAN NIC
Moorhead, S., et al. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th Edition.
UK: Mosby Inc.
Smeltzer Suzanne C. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8.
Jakarta: EGC.