Tiga Ciri Orang Yang Dicintai Allah
Tiga Ciri Orang Yang Dicintai Allah
Dicintai Allah
KHUTBAH PERTAMA
ِ ِّئَب١ َعَٚ ِس أَ ْٔفُ ِغَٕبُْٚ ُر ِثبهللِ ِِ ْٓ ُششُْٛ َٔؼَٚ َُٖٔ ْغزَ ْغفِ ُشَٚ ُُٕٗ١ْ َٔ ْغزَ ِؼَٚ ُِٖإ َّْ ْاٌ َح ّْ َذ هللِ َٔحْ َّ ُذ
ْٓ َِ د أَ ْػ َّبٌَِٕب
َ ٠ْ حْ َذُٖ الَ َش ِشَٚ َُ ُذ أَ ْْ الَ ِإٌََٗ ِإالَّ هللاٙأَ ْشَٚ ٌَُٗ ٞ
ٌَُٗ ه َ ُعْ ًٍِْ فَالَ َ٘ب ِد٠ ْٓ َِ َٚ ُ ٌَٗ ًَّ ع ِ ُِ َ ِذ ِٖ هللاُ فَالْٙ َ٠
.ٌُُُْٗٛ َسعَٚ َُٖ ُذ أَ َّْ ُِ َح َّّذاً َػ ْج ُذٙأَ ْشَٚ
َ ُّ ٍِأَٔزُُ ُِّ ْغَٚ َّرُ َّٓ ِإالُّٛ َالَ رَٚ ِٗ ِك رُمَبر
”.ْٛ ّ اٛ
َّ هللاَ َح ْ ُا ارَّمٛ
ْ َُِٕ ٓ آ٠
َ َب اٌَّ ِزُّٙ٠ََب أ٠“
َّ َثَٚ َبٙ َجْٚ َب َصْٕٙ ِِ ك
ُ َّبْٕٙ ِِ ث َ ٍَ َخَٚ اح َذ ٍح
ِ َٚ ظ ْ َُب إٌَّبطُ ارَّمُّٙ٠ََب أ٠“
ٍ َخٍَمَ ُىُ ِِّٓ َّٔ ْفٞا َسثَّ ُى ُُ اٌَّ ِزٛ
”.ًجب١ِ ُى ُْ َسل١ْ ٍَبْ َػ ّ َّْ األَسْ َحب ََ ِإَٚ ِٗ ْ ِثٛ
َ هللاَ َو َ ٌُ رَ َغبءٞهللاَ اٌَّ ِز
ّ اٛ ْ ُارَّمَٚ ِٔ َغبءَٚ ًشا١ِِس َجبالً َوث
ُْ ثَ ُىَُٛٔ ْغ ِفشْ ٌَ ُى ُْ ُر٠َٚ ُْ ُصْ ٍِحْ ٌَ ُى ُْ أَ ْػ َّبٌَ ُى٠ . ًذا٠الً َع ِذْٛ َا لٌُُٛٛلَٚ َهللا
َّ اُٛا ارَّمَُِٕٛ ٓ آ٠َ َب اٌَّ ِزُّٙ٠ََب أ٠“
َّ ُِط ْغ٠ َِٓ َٚ
”ً ّب١صاً َػ ِظْٛ ٌََُٗ فَمَ ْذ فَب َص فُٛ َسعَٚ َهللا
أِب ثؼذ
Jamaah Jumat rahimakumullah
Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta‟ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya,
yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu „alaihi wa sallam
serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu „alaihi wa sallam.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad shallallahu „alaihi wa
sallam, kemudia keluarga, sahabat-sahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Di dalam sebuah hadits yang shahih diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu,
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
َّ ٌََِ َز َمشَّةُ إ٠ َٞ َضا ُي َػ ْج ِذ٠ َالَٚ ،ِٗ ١ْ ٍَ ِِ َّّب ا ْفزَ َشظْ زُُٗ َػٟ
ًِ ا ِفَٛ ٌَّٕ ثِبٟ َّ ٍء أَ َحْٟ ثِ َشٞ َػ ْج ِذٟ
َّ ٌَِت إ َّ ٌََِّة إ
َ َِب رَمَشَٚ ،ة ِ ًّْب فَمَ ْذ آ َر ْٔزُُٗ ثِب ٌْ َحش١ٌَِٚ ٌِٟ َِٜ ْٓ َػب َد
ِٟٕ ٌٌَََ ِئ ْٓ َعأَٚ ،َبٙ ِثٟ ّْ ِش٠َ ٟ ِسجْ ٍَُٗ اٌَّ ِزَٚ ،بَٙ ْج ِطشُ ِث٠َ ٟ َذُٖ اٌ َّ ِز٠َ َٚ ،ِٗ ص ُش ِث ِ ُ ْج٠ ٞص َشٖ ُ اٌَّ ِز َ َثَٚ ِٗ ْغ َّغُ ِث٠َ ٞذ َع ّْ َؼُٗ اٌَّ ِزُ ْٕ فَئِ َرا أَحْ َج ْجزُُٗ ُو،َُّٗ أُ ِحجََّٝحز
َُّٗٔ َز١ْ ألُ ِػٌَِٟٔئِ ِٓ ا ْعزَ َؼب َرَٚ ،ََُّٕٗ١ألُ ْػ ِط
“Siapa yang memusuhi wali-Ku maka telah Aku umumkan perang terhadapnya. Tidak ada
taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali beribadah dengan apa yang
telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan
nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya. Dan jika Aku
telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar,
penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan
kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan Aku berikan dan
jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.” (Riwayat Bukhari).
Al-Hakim dalam Mustadraknya yang disetujui oleh Imam Adz-dzahabi akan kesahihannya,
menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ِخ َشح٢َب َجب ِ٘ ًٍ ثِ ْب١ْٔ ُ ْج ِغطُ ُو ًَّ َػبٌِ ٍُ ثِبٌ ُّذ٠ َٝ ٌإِ َّْ هللاَ رَ َؼب
“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam
perkara akhirat”.
Orang seperti itu mirip dengan orang kafir yang Allah sebut dalam surat Ar-Rum:
َ ٍَُِ ِخ َش ِح ُ٘ ُْ َغبف٢ُ٘ ُْ َػ ِٓ ْاَٚ َب١ْٔ َب ِح اٌ ُّذ١ْ ظَب ِ٘شًا ِِ َٓ ْاٌ َحٛ
ْٛ َ ُّ ٍََ ْؼ٠
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang
(kehidupan) akhirat adalah lalai.” (Ar-Rum: 7)
Lantas apa ciri-ciri orang yang dicintai Allah? Pertama, dia dibimbing oleh Allah. Ketika Allah
mencintai seorang hamba, maka hamba tersebut akan berada dalam tuntunan Allah Ta’ala. Allah
Arahkan dia dalam kebaikan. Allah tidak ridho langkahnya menuju hal yang dibenci Allah. Allah
tidak Ridho matanya melihat apa yang dibenci oleh Allah. Allah tidak Ridha pendengarannya
mendengar apa yang dibenci Allah ta’ala. Apakah artinya dia maksum?
Dia tidak maksum. Dosa adalah sebuah keniscayaan, tetapi orang yang dicintai oleh Allah ketika
melakukan perbuatan dosa, dengan tuntunan Allah yang baik, kepadanya diarahkan kepada kebaikan,
maka dia dipercepat. Dia akan dibimbing oleh Allah untuk mudah sadar dan kembali kepada-Nya
dengan bertobat.
Lihatlah Bagaimana Allah ta’ala menjaga sahabat Ma’iz radiallahu anhu, sahabat yang dia datang
kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia mengatakan, “Ya Rasulullah sucikan aku!” Maka
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menanyakan kepada para sahabat apakah sahabat Maiz
sudah gila? Para sahabat mengatakan, “Tidak wahai Rasulullah! Sesungguhnya dia dalam keadaan
waras.”
Ma’iz disuruh pulang, namun hari berikutnya datang kembali kepada Rasulullah seraya mengatakan
“Ya Rasulullah, sucikan aku.” Ia berkata begitu karena telah melakukan perbuatan zina. Rasulullah
masih belum yakin dan memastikan apakah ia berbicara secara sadar.
Setelah tiga kali datang dan dipastikan, maka Ma’iz dihukum rajam. Setelah kematiannya,
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
Kemudian ciri yang kedua dari orang yang dicintai Allah ta’ala adalah Allah Ta’ala akan
mengumpulkannya dengan orang yang mencintai dirinya karena Allah dan dia mencintai mereka
karena Allah Ta’ala
Cinta karena Allah Ta’ala adalah faktor yang menyebabkan kecintaan Allah kepada seseorang. Oleh
karena itu hati yang dipadu cinta bersama saudaranya karena Allah Ta’ala, akan mudah melekat.
Seiring dengan berjalannya waktu dia akan tetap melekat. berbeda dengan kecintaan yang dibangun
bukan atas dasar Allah ta’ala. Oleh karena itu dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh
imam muslim Rasulullah bersabda:
ِ هللاِٟ ْاٌجُ ْغطُ فَٚ ِ هللاِٟاٌْحُتُّ فَٚ ،ِ هللاِٟ ْاٌ ُّ َؼب َداحُ فَٚ ِ هللاِٟ َاالحُ فَٛ ُّ ٌ َّب ِْ ْا٠اْل ُ َثْٚ َأ
ِ ْ ٜك ُػ َش
“Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan antipati karena Allah, serta cinta
karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Thabarani)
Contoh dalam masalah ini adalah Saad bin Muadz Radiallahu anhu. Ibnu Al Jauzi mengisahkan
ketika Saad bin Muadz sedang menderita sakit, maka beliau menangis karena melihat banyak
temannya yang dekat dengan dirinya tidak menjenguk, sehingga kemudian dia bertanya kepada
pembantunya, “Ada apa dengan teman-temanku ini? kenapa mereka tidak menjengukku?”
Maka pembantunya diminta untuk mencari sebabnya. Kemudian diketahui bahwa mereka tidak
menjenguk Saad bin Muadz Karena mereka malu akibat memiliki hutang kepadanya. Maka Saad bin
Muadz mengatakan, “Sungguh dunia telah memisahkan antara diriku dan para sahabatku yang
membangun cinta karena Allah Ta’ala.”
Saat kemudian memerintahkan pembantunya untuk mengumpulkan kantong sebanyak orang yang
berhutang kepadanya, kemudian kantong itu diisi dinar dan dirham. Kantong-kantong itu kemudian
dibagikan kepada orang yang berhutang kepadanya dan dia mengatakan semua utang mereka bebas
karena Allah Ta’ala.
Kecintaan karena Allah Ta’ala tidak akan pudar dan sesungguhnya kecintaan kepada Allah Ta’ala
akan menyebabkan kecintaan dari Allah Azza wa Jalla. Kemudian ciri berikutnya di antara tanda
cinta Allah kepada hamba, yaitu diberi ujian oleh Allah.
Jangan memandang ujian sebagai hal yang negatif, karena ada di antara ujian yang Allah berikan
kepada hamba-Nya itu baik untuk dirinya. Ujian yang Allah berikan kepada hamba-Nya merupakan
bagian dari cara Allah menunjukkan rasa cintanya.
Oleh karena itu Ibnu Qayyim menyebutkan sesungguhnya dari sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala
adalah cinta dan cemburu. Allah cemburu jika hambanya sibuk jangan dunia sehingga fokusnya
hanya pada dunia saja, dan lupa kepada Allah ta’ala. Kecemburuan Allah ini ditunjukkan dengan
Allah memberikan ujian kepada-Nya, agar dia tahu ke mana dia pulang.
Dalam hal ini, para Nabi adalah orang-orang yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala
karena mereka diberikan banyak ujian oleh Allah ta’ala. Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi
أَلُ ُْ ٛي لَ َْ َ٘ ٌِٟٛزاَٚ ،أَ ْعزَ ْغفِ ُشُٖ اٌ َؼ ِظ ْ َُ ١اٌ َجٍِ ُْ ٌََٚ ْٟ ٌِ ًَ ١ى َُْ ٌَِٚ ،ج ِِّْ ١غ اٌ ُّ ْغٍِ ُِّ ْٓ ِِ َْٓ ١و ًِّ َر ْٔ ٍ
ت ،فَب ْعزَ ْغفِش ُُْٖٚ؛ إَُِّٔٗ
ُ٘ َ ٛاٌ َغفُ ُْ ٛس اٌ َش ِح ُُْ ١
KHUTBAH KEDUA
Di khutbah kedua ini, marilah kita berdoa kepada Allah, agar selalu diberi kesadaran atas setiap dosa,
sehingga kita menjadi orang yang bersegera untuk bertobat kepada-Nya. Semoga kita didekatkan
dengan orang-orang yang saleh dan berteman dengan mereka, sehingga kita kelak dibangkitkan
bersama mereka. Dan semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk sabar menghadapi setiap
ujian, sehingga kita tetap di jalan-Nya dan menjadi orang-orang yang dicintai-Nya.
اٌٍَّ َُّ ُٙاجْ َؼًْ َج ّْ َؼَٕب َ٘ َزا َج ّْؼب ً َِشْ ح ُِْٛبًَٚ ،اجْ َؼًْ رَفَشُّ لََٕب ِِ ْٓ ثَ ْؼ ِذ ِٖ رَفَشُّ لب ً َِ ْؼص ُِْٛبًَٚ ،ال رَ َذ ْع فِ َْٕ١ب َٚال َِ َؼَٕب
َشمًِّ١ب َٚال َِحْ ش ُِْٚب ً.
اٌٍَّ َُّ ُٙأَ ِػ َّض ا ِْل ْعالَ ََ َْ ٚاٌ ُّ ْغٍِ ِِّّ َٚ َٚ ،َْٓ ١ح ِذ اٌٍَُّ َُّ ُٙ
صفُ ْٛفََٚ ،ُْ ُٙأَجّغ وٍّزَ ُٙػٍَ ٝاٌحكَٚ ،ا ْو ِغشْ َش َْ ٛوخ َ
غالَ ََ َٚاألَ ِْ َٓ ٌِ َؼجبدن أجّؼ.ٓ١ اٌظبٌَّٚ ،ٓ١ا ْوزُ ِ
ت اٌ َّ
َسثََّٕب آرَِٕب ف ٟاٌ ُّذ َْٔ١ب َح َغَٕخً َٚف ٟاِ ٢خ َش ِح َح َغَٕخً َٚلَِٕب َػ َز َ
اة إٌ َّ ِ
بس.
PT. BINA SAWIT MAKMUR, 30 November 2018
ه أَ ْٔ َ
ذ اٌ ََّ٘ٛبةُ . َسثََّٕب ال رُ ِض ْؽ لٍُُ ْٛثََٕب ثَ ْؼ َذ إِ ْر َ٘ َذ ْ٠زََٕبََ٘ٚ ،تْ ٌََٕب ِِ ْٓ ٌَ ُذْٔ َ
ه َسحْ َّخً ،إِٔ َّ َ
َسثََّٕب ظٍََ َّْٕب أَْٔفُ َغَٕب َٚإِ ْْ ٌَ ُْ رَ ْغفِشْ ٌََٕب َٚرَشْ َح َّْٕب ٌََٕ ُى ْ َٓ ِِ َّٓ َٔٛاٌ َخب ِع ِش.َْٓ ٠
هللاَ َ٠أْ ُِ ُش ثِ ْبٌ َؼ ْذ ِي َٚا ِْلحْ َغب ِْ َٚإِ٠زَب ِء ِرْ ٞاٌمُشْ ثََ َْٕٝٙ َ٠َٚ ٝػ ْٓ ْاٌفَحْ َشب ِء َْ ٚاٌ ُّٕ َى ِش َٚاٌْجَ ْغ ِٟ ػجب َد هللا( ،إِ َّْ َّ
بْ ثَ ْؼ َذ رَ ِْ ٛوِ ١ذَ٘ب َٚلَ ْذ َج َؼ ٍْزُ ُْ َّ
هللاَ هللاِ إِ َرا َػبَ٘ ْذرُ ُْ َٚال رَٕمُعُٛا األَ َْ َّ ٠
َُٚ (،)ْٚأَ ْٚفُٛا ثِ َؼ ِْ ٙذ َّ ِ َ٠ؼظُ ُى ُْ ٌَ َؼٍ َّ ُى ُْ رَ َز َّوش َ
٠ض ْدوُِ ٌٚ ،ز ْو ُش هللا ِ ،)ْٛفبروشٚا هللاَ ٠ز ُوشْ وُٚ ،اش ُىش ٖٚػٍٔ ٝؼ ِّٗ ِ َػٍَ ُْ ١ى ُْ َوفِ١الً إِ َّْ َّ
هللاَ ْ َ٠ؼٍَ ُُ َِب رَ ْف َؼٍُ َ
أوجشٚ ،هللاُ ٠ؼٍ ُُ ِب رصٕؼْٛ