DI SUSUN OLEH :
ROSI ADITYANA
NIM. P.09043
DI SUSUN OLEH :
ROSI ADITYANA
NIM. P.09043
i
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME
NIM : P.09043
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
ROSI ADITYANA
NIM. P.09043
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P.09043
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan di : Surakarta
iii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : P.09043
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep.,Ns
NIK. 201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
Husada Surakarta.
ini.
S.Kep.,Ns selaku penguji III yang telah membimbing dan memberi masukan-
v
5. Seluruh Dosen dan Karyawan beserta Staff Prodi DIII Keperawatan STIKES
6. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat,
bentuknya serta atas doanya selama ini yang tidak terbalas oleh apapun.
semangat, motivasi, doa, dan nasihat sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
STIKES Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat
Ilmiah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
B. Pengkajian ............................................................................. 6
vii
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN ......................................... 14
A. Pembahasan .......................................................................... 14
B. Simpulan .............................................................................. 23
C. Saran ..................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sampai 150 juta penduduk dunia menderita asma. Jumlah ini diperkirakan
Peningkatan prevalensi asma pada masa yang akan datang, akan lebih tinggi
bila tidak dicegah dan ditangani dengan baik. Prevalensi penyakit asma
Indonesia pada tahun 2007 antara lain sebagai berikut : Nangroe Aceh
Darussalam 0,09%, Sumatra Utara 1,82%, Sumatra Barat 3,58%, Riau 3,30%,
Jambi 3,13%, Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta 2,94%, Jawa Barat 4,12%,
Jawa Tengah 3,01%, Jawa Timur 2,62%, Bali 3,74%, Daerah Istimewa
oleh periode episodik spasme otot-otot polos dalam dinding saluran udara
(Asih dan Effendy, 2003). Gejala-gajala seseorang terserang asma sangat khas
yang terdiri atas trias asma yaitu wheezing, hipersekresi, dan bronkospasme.
Trias gejala tersebut mungkin bisa dijumpai pada seorang penderita asma,
tetapi gejala wheezing merupakan gejala pasti seseorang terserang asma. Asma
yang berat selalu disertai dengan hipoksia, meskipun sianosis baru terjadi pada
tahap akhir dan merupakan tanda bahaya. Kematian asma banyak disebabkan
oleh hipoksia yang hebat, dan oksigen harus diberikan secepat mungkin. Oleh
asma.
proses penambahan oksigen kedalam sistem kimia atau fisika (Mubarak dan
Chayatin, 2007). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau
yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
adalah untuk memperoleh oksigen agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh
ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh. Kapasitas udara dalam
paru-paru adalah 4.500-5000 ml (4,5-5 liter). Udara yang diproses paru-paru
hanya sekitar 10% (±500 ml), yakni yang dihirup saat inspirasi dan yang
yang tepat merupakan tindakan yang utama dalam menghadapi pasien dengan
asma untuk mencegah komplikasi yang lebih fatal dan diharap pasien dapat
oksigenasi pada pasien asma. Kerjasama dengan tim kesehatan lain serta
hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dan membuat
oksigenasi pada Ny. N dengan asma di ruang Anggrek I RSUD Dr. Moewardi
keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
C. Manfaat Penulisan
kesehatan, pembaca.
kebutuhan oksigenasi.
4. Bagi pembaca
penyakit asma.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien
Sekolah Menengah Atas (SMA), Ny. N seorang ibu rumah tangga yang
ke RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada hari Selasa 27 Maret 2012 dengan
B. Pengkajian
wheezing, ekspirasi lebih panjang dari inspirasi, ada nafas cuping hidung,
dan pasien tampak lemah. Keadaan umum pasien baik, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, dan frekuensi pernapasan 26 kali
sejak 2 tahun yang lalu, yang menyebabkan sesak pasien bukan karena
alergi, tetapi aktifitas membawa beban berat pada waktu dulu saat masih
jam sehari. Kira-kira pukul 22.00 WIB – 05.00 WIB dan jumlah tidur
pispot.
Pola mekanisme koping, sebelum sakit pasien mengatakan selalu
bercerita tentang masalah kepada suami dan anaknya. Selama sakit pasien
vital pasien adalah tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit,
pembesaran polip, tidak ada sekret, tidak ada lesi, ada nafas cuping hidung
dan terpasang kanul oksigen dengan terapi 2 liter per menit. Pemeriksaan
mulut dan bibir, mulut pasien bersih, membran mukosa tidak sianosis,
simetris antara kanan dan kiri, pengembangan dada kanan dan kiri sama.
Palpasi vocal premitus kanan kiri depan belakang sama. Perkusi bunyi
4. Pemeriksaan Penunjang
didapat hasil : hemoglobin 8,5 g/dl, eritrosit 3,17 jt/ul, leukosit 15,6 rb/ul,
total 5,1 g/dl, albumin 1,0 g/dl, globulin 4,1 g/dl, besi 10 g/dl. Hasil
ditandai dengan data subjektif pasien mengeluh sesak nafas, dan data objektif
yaitu pasien terpasang kanul oksigen dengan terapi 2 liter per menit, terdengar
suara nafas wheezing, ekspirasi lebih panjang dari inspirasi, batuk disertai
sputum, ada nafas cuping hidung, frekuensi pernapasan 26 kali per menit.
D. Perencanaan
selama 3 kali 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas dapat kembali efektif
dengan kriteria hasil menunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif, sesak
bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas tambahan rasionalnya untuk mengetahui
adanya penurunan atau tidaknya ventilasi dan ada tidaknya bunyi tambahan
Intervensi keempat adalah beri klien posisi yang nyaman semi fowler
potensi jalan nafas. Intervensi keenam berikan terapi oksigen sesuai program,
E. Implementasi
implementasi yaitu mengobservasi tanda tanda vital pada pukul 10.00 WIB
dengan respon pasien bersedia dan hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80
kali per menit, frekuensi pernafasan 26 kali per menit, suhu 36,8 derajat
celcius. Melakukan auskultasi bunyi nafas dan mencatat adanya bunyi nafas
tambahan pada pukul 11.00 WIB, dengan respon pasien kooperatif dan hasil
WIB dengan respon frekwensi pernafasan 26 kali per menit, ekspirasi lebih
panjang dari inspirasi. Mengajarkan klien posisi semi fowler dilakukan pada
pukul 12.00 WIB dengan respon pasien kooperatif, pasien mengatakan lebih
memberikan terapi oksigen 2 liter per menit melalui selang kanul pada pukul
10.00 WIB dengan respon pasien lebih nyaman dengan menggunakan terapi
oksigen. Melakukan auskultasi bunyi nafas pada pukul 11.00 WIB dengan
tanda-tanda vital pada pukul 13.00 WIB dengan hasil tekanan darah 160/100
mmHg, nadi 80 kali per menit, frekwensi pernafasan 28 kali per menit, suhu
diafragma dan batuk efektif dilakukan pada pukul 13.15 WIB dengan respon
implementasi yaitu melakukan auskultasi bunyi nafas pada pukul 10.10 WIB
efektif dilakukan pada pukul 10.15 WIB dengan respon pasien bersedia diajari
11.15 WIB dengan hasil tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 120 kali per
menit, frekwensi pernafasan 28 kali per menit, suhu 36,8 derajat celcius.
F. Evaluasi
masih sesak nafas, sedangkan evaluasi objektif pasien terdengar bunyi nafas
wheezing, ekspirasi lebih panjang dari inspirasi dan hasil tanda-tanda vital
yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, frekuensi
pernafasan 26 kali per menit, suhu 36,8 derajat celcius, maka dapat
evaluasi subjektif yaitu pasien mengatakan masih sesak nafas, batuk terkadang
hasil auskultasi terdengar bunyi wheezing, ada nafas cuping hidung. Hasil
tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 80 per menit,
frekwensi pernafasan 28 per menit, suhu 36,5 derajat celcius, maka dapat
evaluasi subjektif yaitu pasien mengatakan masih sesak nafas, batuk terkadang
Hasil tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 120 kali per
menit, frekwensi pernafasan 28 kali per menit, suhu 36,8 derajat celcius, maka
A. Pembahasan
fisiologis merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup, salah satunya
adalah kebutuhan oksigenasi (Potter dan Perry, 2005). Terkait dengan hal
tersebut pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan terhadap asuhan
1. Pengkajian
verifikasi, dan komunikasi data tentang klien (Potter dan Perry, 2005 :
pengkajian data fokus yang terdapat pada teori dan ditemukan pada kasus
2012 penulis menemukan tanda dan gejala asma yaitu sesak nafas,
panjang dari inspirasi, ada nafas cuping hidung, pasien tampak lemah,
pernafasan 26 kali per menit. Dalam teori disebutkan bahwa tanda dan
gejala asma antara lain dispnea, batuk terutama pada malam hari,
usaha nafas yang ditandai dengan retraksi dada, nafas cuping hidung,
kesesuaian tanda dan gejala penyakit asma antara teori dengan kasus
yang ada.
nafas sejak 2 tahun yang lalu, yang menyebabkan sesak pasien bukan
karena alergi, tetapi aktifitas membawa beban berat pada waktu dulu
saat masih bekerja. Dalam hal ini tipe asma terbagi menjadi tiga
disebabkan oleh alergi, seperti bulu binatang, debu, tepung sari, dan
seperti common cold, infeksi saluran nafas atas, aktifitas yang berat,
dan emosi akan menimbulkan serangan asma. Tipe asma ini biasanya
dimulai pada saat dewasa, yaitu lebih dari 35 tahun. Tipe yang ketiga
asma ekstrinsik dan instrinsik (Somantri, 2008). Dalam kasus pada Ny.
dalam teori tipe asma instrinsik salah satunya disebabkan oleh aktifitas
berat dan biasanya dimulai pada saat dewasa, yaitu lebih dari 35 tahun.
c. Pemeriksaan Penunjang
udara.
g/dl didapatkan hasil 8,5 gr/dl, dalam teori disebutkan bahwa pasien
oksigen, sehingga pasien terjadi sesak nafas (Potter dan Perry, 2005).
2. Diagnosa
Data yang menurut teori ada dalam kasus Ny. N adalah adanya sesak
yang berpusat pada klien dari hasil perkiraan ditetapkan dan intervensi
jalan nafas yang efektif, sesak nafas berkurang, dapat batuk efektif, irama
vital, auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas tambahan, pantau
frekwensi pernafasan, catat rasio inspirasi, ekspirasi, beri klien posisi yang
posisi semi fowler, ajarkan cara batuk efektif, bantu klien latihan nafas
dalam, pertahankan intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari kecuali tidak
diindikasikan, lakukan fisioterapi dada dengan teknik postural drainase,
pengkajian.
4. Implementasi
bunyi nafas dan mencatat adanya bunyi nafas tambahan, dilakukan untuk
lebih dari 20 kali per menit disebabkan karena penyempitan jalan nafas
oksigen karena pasien merasa sesak nafas, pasien merasa lebih nyaman
dengan diberi terapi oksigen. Nasal kanula diberikan dengan kontinu aliran
1-6 liter per menit dengan konsentrasi oksigen 24-44 % (Tarwoto, 2010).
terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung
5. Evaluasi
objektif pasien auskultasi terdengar bunyi nafas wheezing dan hasil tanda-
tanda vital tanggal 3 April 2012 adalah tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
80 kali per menit, frekwensi pernafasan 26 kali per menit, suhu 36,8
derajat celcius. Tanggal 4 April 2012 adalah 160/100 mmHg, nadi 80 kali
per menit, pernafasan 28 kali per menit, suhu 36,5 derajat celcius. Tanggal
5 April 2012 didapatkan hasil tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 120 kali
per menit, frekwensi pernafasan 28 kali per menit, suhu 36,8 derajat
nafas, frekwensi pernafasan masih belum normal yaitu lebih dari 24 kali
per menit, yang normalnya adalah 16 – 24 kali per menit, pasien belum
bisa batuk secara efektif, dan pada auskultasi masih terdengar suara
bunyi nafas, catat bunyi nafas tambahan, pantau frekwensi pernafasan, dan
B. Simpulan
dari 24 kali per menit. Pemeriksaan paru pada Ny. N didapatkan hasil,
inspeksi dada terlihat simetris antara kanan dan kiri, pengembangan dada
kanan dan kiri sama. Palpasi didapatkan hasil vocal premitus kanan kiri
selama 3 kali 24 jam bersihan jalan nafas dapat kembali efektif, dengan
kriteria hasil menunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif, sesak nafas
frekwensi pernafasan, catat rasio inspirasi, ekspirasi, beri klien posisi yang
nyaman misalnya peninggian kepala tempat tidur, semi fowler, ajarkan dan
berikan terapi oksigen sesuai program, kolaborasi dengan tim medis dalam
5. Evaluasi dari tindakan yang sudah dilakukan penulis pada tanggal 6 April
6. Ny. S dengan diagnosa medis asma ditandai dengan sesak nafas, wheezing,
batuk disertai sputum, frekwensi pernafasan lebih dari 24 kali per menit.
belum teratasi.
C. Saran
mencapai hasil evaluasi yang maksimal tentu perlu adanya kerja sama
dengan tim kesehatan lain seperti dokter, fisioterapi, ahli gizi dan yang
Asih dan Effendy, (2003). Keperawatan Medikal Bedah : klien dengan gangguan
system pernafasan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Hadibroto dan Alam, (2005). Asma. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Mubarak dan Chayatin, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Mukty dan Alsagaff, (2006). Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit Airlangga
University Press, Surabaya.
Muttaqin Arif, (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Potter dan Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Riwayat Pekerjaan :
Riwayat Organisasi :
Publikasi :
LAMPIRAN