Laporan Tutorial Blok 7 Modul 1
Laporan Tutorial Blok 7 Modul 1
INSISIVUS 5
Nama Anggota:
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
A. Skenario 1 “Pipi Bengkak Bondan
Bondan (24 tahun) sudah 2 hari sakit gigi dan terlihat membengkak,
berwarna merah di pipi kanan disertai rasa sakit. Makin lama bengkak
semakin membesar dan sakit.
Pemeriksaan dokter gigi didapati bentuk muka Bondan yang asimetris
dengan pembengkakan besar pada regio mandibula sebelah kanan disertai
warna kemerahan dan sakit bila tersentuh. Pemeriksaan intra oral gigi
ditemukan gigi 47 gangren. Dokter gigi menjelaskan bahwa yang dialami
Bondan adalah infeksi yang sudah meluas dengan tanda-tanda reaksi
jaringan. Gigi 47 yang gangrene sebagai salah satu penyebabnya. Tanda-
tanda infeksi lainnya dapat dilihat atau didiagnosa melalui pemeriksaan darah.
Bagaimana saudara menjelaskan infeksi yang diderita Bondan?
B. Langkah seven jumps
1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-
hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.
2. Menentukan masalah.
3. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior
knowledge.
4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan
dan mencari korelasi dan interaksi agar masing-masing komponen untuk
membuat solusi secara terintegrasi.
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran.
6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain.
7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh.
C. Diskusi
Langkah 1: Terminologi
“Gangren”
Pembahasan:
Gangrene adalah kematian jaringan akibat kurangnya suplai darah
ataupun infeksi pada jaringan.
“Asimetris”
Pembahasan:
Asimetris adalah ketidakseimbangan antara satu sisi dengan sisi
lainnya yang bisa terjadi pada setiap individu.
11. Bagaimana pencegahan agar tidak terinfeksi bakteri, virus, dan jamur?
a. Bakteri
Staphylococcus aureus
Staphylococcus epidermitis
Streptococcus salivarius
Bacterioides fragilis
Lactobacillus
a) Bakteri
- Hidung berair.
- Bersin.
- Sakit tenggorokan.
- Sesak napas.
- Kadang batuk.
b) Virus
- Flu.
- Mimisan.
- Susah tidur
c) Jamur
- Gatal-gatal.
11. Bagaimana pencegahan agar tidak terinfeksi bakteri, virus, dan jamur?
Melakukan vaksinasi.
Melakukan imunisasi.
Menjaga kebersihan.
Bondan
(24 tahun)
Darah Jaringan
infeksi.
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagaimana pencegahan
terhadap infeksi.
8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan patofisiologi karies dan
Menurut Potter & Perry pada tahun 2005, infeksi adalah proses invasif
oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan
sakit. Sedangkan menurut Smeltzer & Brenda pada tahun 2002, infeksi adalah
beberapa penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan habitat patogenik
dalam tubuh.
3) Jamur
Jamur Candida Albicans merupakan flora normal yang hidup di dalam
rongga mulut, namun dapat menyebabkan infeksi Candidiasis jika
jumlahnya melebihi batas normal.
A. Bakteri
Berdasarkan bentuk, dibagi menjadi:
Batang (Bacillus)
Basil tunggal, basil ganda (diplobasil), dan streptobasil.
Bola (Coccus)
- Monococcus (Neisseria gonorrhoeae)
- Diplococcus (Diplococcus pneumonia)
- Streptococcus
- Staphilococcus
Spiral
Berdasarkan pewarnaan gram, dibagi menjadi:
Bakteri gram-positif
Bakteri gram-positif merupakan bakteri cosmopolitan yang jika
diberi pewarnaan gram berubah menjadi warna ungu.
Contohnya, Neisseria gonorrhoeae dan Treponema pallidum.
Bakteri gram-negatif
Bakteri gram-negatif merupakan bakteri yang hidup pada
daerah ekstrim yang jika diberi pewarnaan gram berubah
menjadi warna merah/merah muda. Contohnya, Escherichia coli
dan S. mutans.
B. Virus
Virus menyerang sel dalam tubuh inang untuk melakukan replikasi dan
bertahan hidup. Contohnya Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Virus sebagai penyebab infeksi secara umum dibagi menjadi:
Virus penyebab infeksi pada saluran pernapasan
- Orthomyxovirus (influenza)
- Respiratory Synctial Virus (RSV)
- Adenovirus (Pneumonia)
Virus penyebab infeksi pada saluran pencernaan
- Rotavirus
- Norovirus
- Astrovirus
Ketiganya merupakan virus penyebab gastroenteritis.
Virus penyebab infeksi pada kulit
- Varicella zoster (cacar air)
- Papopavirus (kutil)
- Poxyvirus (cacar)
- Paramyxovirus (campak)
- Herpesvirus (herpes)
Virus penyebab infeksi pada hati
- Hepatitis Virus penyebab penyakit Hepatitis A, B, C , D ,
dan E.
Virus penyebab infeksi pada sistem saraf
- Enterovirus
- Arbovirus
- Poliovirus (polio)
- Human Immunodeficiency Virus (AIDS)
- Rhabdovirus (rabies)
- Arenavirus (meningitis)
C. Jamur
Yang rentan terkena infeksi jamur yakni penderita HIV/AIDS, pasien
kemoterapi, dan pasien pasca transplantasi organ.
Infeksi yang disebabkan oleh jamur dibagi menjadi:
Candidiasis
Candidiasis disebabkan oleh jamur Candida yang hidup alami
di permukaan kulit, namun jika pertumbuhannya tidak
terkendali dapat menyebabkan infeksi. Biasanya Candidiasis
disebabkan oleh kurangnya kebersihan diri, sering
menggunakan pakaian ketat, dan kulit yang lembab.
Candidiasis auris
Candida auris disebabkan oleh jamur Candida auris yang
kebal terhadap obat anti-jamur Candida. Candidiasis auris
dapat menyebabkan kematian. Penyebaran infeksi ini dapat
terjadi melalui pemakaian alat bersama yang terkontaminasi.
Kurap
Kurap disebabkan oleh jamur yang hidup di tanah seperti
Epidermophyton dan Microsporum. Kurap dapat menyebar
jika menyentuh tanah yang terkontaminasi ataupun kontak
langsung antara manusia sehat-manusia terkontaminasi dan
manusia sehat-hewan terkontaminasi.
Mucormicosis
Mucormicosis merupakan infeksi yang terjadi akibat
menghirup spora jamur Mucoralesm dan dapat terjadi jika
terpapar pada kulit yang luka saat defisiensi imunitas (pada
penderita kanker dan diabetes). Jamur Mucorales terdapat
pada daun, tanah, dan tumpukan kompos.
D. Parasit
Parasite sebagai penyebab infeksi dapat berpindah melalui kontak
mulut ataupun kulit.
Protozoa (bersel 1)
Dapat ditularkan melalui serangga, makanan/minuman
terkontaminasi feses manusia yang terinfeksi parasite.
- Amoeba (Entamoeba penyebab amubiasis)
- Flagellate (Giardia penyebab giardiasis)
- Cilliata (Balantidium penyebab balantidiasis)
- Sporozoa (Plasmodium penyebab malaria)
Cacing pada tubuh manusia
- Platyhelminthes (cacing pipih) penyebab taeniasis.
- Acanthocephala (cacing kepala duri)
- Nematoda (cacing kremi)
Ektoparasit
Ektoparasit merupakan jenis parasite yang hidup diluar sel
hospes namun membutuhkan makanan yang berasal dari sel
hospes sehingga menghisap bagian sel hospes dan bersifat
merugikan.
- Kutu di kulit kepala
- Tungau penyebab kudis (Scabies)
1. Rubor (kemerahan)
2. Calor (panas)
3. Tumor (pembengkakan)
4. Dolor (Nyeri)
Rasa nyeri pada area yang terinfeksi, terjadi karena sel mengalami
infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu seperti histamine disertai
perubahan pH local yang dapat merangsang ujung saraf sehingga
timbul nyeri. Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan
peningkatan tekanan local sehingga menimbulkan rasa sakit. Nyeri
juga mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak
normal.
5. Fungsiolesa
- Demam - Bersin
- Muntah - Diare
- Batuk - Lemas
Menurut Perry & Potter (2005), proses terjadinya infeksi seperti rantai yang
saling terkait antar berbagai faktor yang saling memengaruhi, yaitu agen
infeksi, reservoir, portal of exit, cara penularan, portal of entry, dan host
(pejamu yang rentan).
Agen infeksi
Host/pejamu Reservoir
a. Agen infeksi
c. Portal of entry
d. Cara penularan
e. Portal of exit
f. Host/pejamu
TAHAP I
1. Transmisi langsung
- Water-borne (air)
TAHAP II
TAHAP III
Patogen akan melakukan perkembangbiakan setelah berhasil masuk dengan
tindakan destruktif terhadap jaringan, walaupun ada perlawanan dari jaringan
tetap akan terjadi infeksi jika pathogen penyebab infeksi sudah berhasil
masuk yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi jaringan.
Abses adalah rongga patologis yang berisi pus. Pus merupakan infeksi bakteri
campuran (Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus), jaringan
nekrosis, dan leukosit mati. Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus
akan menginfeksi gigi dan hingga menyebabkan kematian pulpa. Pulpa yang
telah mati akan menjadi media perkembangbiakan bakteri sehingga bakteri
berhasil merambah ke dalam jaringan periapikal dan menimbulkan respon
inflamasi dari jaringan yang terinfeksi. Jika infeksi berhasil menembus
jaringan periapikal dan melewati jaringan periodontal maka akan bertambah
parah menjadi facial abses.
a. Imunitas seluler
menyerang antigen.
b. Imunitas humoral
c. Antibody
a) Inflamasi
c) Interferon
a) Bakteri
- Menerima vaksin.
- Menjaga kebersihan ketika mempersiapkan makanan.
b) Virus
- Menerima vaksin.
- Menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin
untuk menghindari penularan kepada orang lain.
c) Jamur
d) Parasite
2) Menggunakan antiseptic.
Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tetapi dapat dikurangi
kemungkinannya sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan
pencegahan infeksi secara benar dan konsisten.
Karies disebabkan oleh sisa-sisa makanan yang jarang dibersihkan dari gigi
sehingga menjadi tempat akumulasi bakteri seperti Streptococcus mutans dan
Lactobacillus. Kedua bakteri ini akan mengubah sisa makanan yang
mengandung gula (sucrose) menjadi asam laktat, jika asam laktat terus-
terusan berkontak dengan gigi akan menyebabkan demineralisasi kristal
hidroksiapatit, kalsium, dan fosfor pada enamel. Jika proses ini tidak ditangani
dan terus dibiarkan, karies akan menembus dentin menjadi karies media
bahkan terus berkembang hingga menjadi karies profunda yang telah sampai
ke pulpa dan menyebabkan pulpa nekrosis. Jika pulpa sudah mengalami
nekrosis, gigi sulit untuk dipertahankan dan seringkali karies yang sudah
menembus jaringan periapikal akan menyebabkan gangrene karena
menyebabkan infeksi pada jaringan lunak periodontal.
1. Gigi
2. Bakteri
3. Difermentasi karbohidrat
4. Waktu