Pedoman Tata Tulis Karya Ilmiah Sistem Turabian
Pedoman Tata Tulis Karya Ilmiah Sistem Turabian
Tetapi kalau suatu nama menjadi kata jadian dan sudah sudah hilang makna aslinya huruf
kecil:
Judul buku selain artikel dalam ilmu-ilmu sosial, semua pakai huruf besar kecuali kata
penghubung atau kata sandang:
Judul bab atau bagian lain dari buku, dan judul cerpen, essays, dan artikel dalam terbitan
berkala menggunakan tanda kutip:
3. Judul disertasi dan karya yang tidak dipublikasikan dibuat dalam tanda kutip:
Thoby, A. Mesakh, “Konsep Keadilan dalam Pancasila” (Ph.D .diss., Satya Wacana Christian
University, 2007).
“Konsep Keadilan dalam Pancasila” (Dis. Dr. Universitas Kristen Satya Wacana, 2007)
“Masalah Agama dan Masyarakat,” makala dalam Seminar Nasional Pluralisme Agama dan
Kebangsaan Indonesia.
4. Kitab Suci
Judul Kitab Suci (Alkitab, Quran, Talmud, cs) dan nama-nama buku dalam Kitab Suci dan
Apokrifa ditulis biasa tanpa miring dan tanda kutip:
Jelas, hal ini merujuk kepada gagasan Sits im Leben sebagai bagian dari kemajuan
pengembangan teologi pada jaman keemasan Academia Germania abad 19.
Kebingungan yang ditimbulkan oleh tulisan The Jesus Family Tomb adalah ketika ditulis “the
tomb of Jesus, son of Joseph and five members of his family, including his wife and son, has
been discovered.”
Kata-kata asing yang sudah dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetap
ditulis biasa tanpa perlu dihuruf-miringkan.
2. Kutipan
1. Semua kutipan harus tunduk kepada UU HAKI di Indonesia dan US Copyright Act of 1976.
2. Plagiasi
Kutipan kata-kata dan idea seseorang harus diakui secara tertulis. Kelalaian untuk
mengakuinya adalah suatu jiplakan (plagiasi).
3. Kutipan prosa
Kutipan pendek dan langsung sebaiknya dimasukkan dalam teks di antara tanda kutip awal
dan akhir. Kalau panjangnya sampai dua kalimat dan mencapai 8 baris atau lebih, dibuat
dalam kutipan blok. Kutipan blok adalah kutipan yang dibuat dalam alinea tersendiri yang
dimulai dengan empat ketikan dari batas kiri halaman dan dibuat satu spasi.
4. Epigraf
Epigraf yang ditempatkan pada awal suatu tulisan tidak termasuk dalam kutipan. Nama
pengarang dan karya disebutkan di bawah kanan tulisan.
6. Tanda Kutip
Semua kutipan langysung kecuali kutipan blok, dimulai dan diakhiri dengan tanda kutip
ganda (”. . .”). Kalau dalam teks yang dikutip itu terdapat kutipan, maka tanda kutip dari teks
yang dikutip itu menggnunkan tanda kutip tunggal (’. . .’).
Tanda kutip ganda juga digunakan untuk menetapkan judul dan kata-kata tunggal, huruf-
huruf, nomor-nomor dan konsep-konsep:
Sebanyak 21 makala disiapkan di bawah judul ”Latar Belakang,” ”Hubungan dengan Kartu
Katalog,” ”Teknik-Teknik,” dsbnya.
Dalam novel Ashadi Siregar ”Kampus Biru,” si Joko berkata kepada kekasihnya, ”Benar
katamu, sayang.”
Hawa menjawab, ”Apakah ular itu berkata ’Yang hidup tidak akan mati’?”
”Saya tidak yakin,” kata Tony, ”bahwa yang ia maksudkan adalah ’bisnis.’ ”
Tanda-tanda baca dapat diletakkan sebelum atau sesudah tiga titik tersebut.
3. Catatan (Notes)
1. Dua macam catatan
Catatan kaki (foot-notes) dan catatan akhir (end-notes).
2. Nomor catatan
Nomor catatan menggunakan nomor arab dibuat superscript. Nomor dibuat berurutan.
Tiap bab dimulai dengan nomor urut baru, kecuali dalam makala yang tidak dibagi dalam
bab.
Dalam catatan, unsur-unsur di atas dipisahkan oleh tanda koma, sedangkan fakta
penerbitan pakai tanda kurung (parenthesis). Koma sebelum fakta penerbitan diganti
tanda kurung.
4. Pengarang
Nama pengarang harus dicatat sesuai dengan yang muncul dalam bukunya, dimulai
dengan nama kecilnya dulu. Kalau pengarangnya tunggal:
Kalau beberapa pengarang, catat semua nama dipisahkan oleh kata dan untuk dua
pengarang, atau dipisahkan tanda koma untuk lebih dari dua pengarang untuk tiap
pengarang, kecuali untuk pengarang terakhir ditambah tanda koma.
1
Mary Lion, Bryce Lyon, and Henry S. Lucas, The Wardrobe Book, with
collaboration of Jean de Sturier (Brussels: Commission Royale d’Histoire de Begiique,
1983), 175.
Kalau ada lebih dari tiga pengarang, biasanya dalam catatan (tapi tidak untuk daftar
pustaka), hanya nama pengarang pertama dari buku yang dicatat lengkap diikuti dengan et
al., yang artinya dan lain-lainnya, tanpa tanda koma.
2
Martoyo Sumadilaga et al., eds., Jaringan Kerja Terorirsme (Jakarta: Gunung
Merbabu, 2007), 55.
Gelar dan atribut kesarjanaan lainnya tidak perlu disebutklan dalam catatan, sekalipun di
buku disebutkan.
Apabila selain pengarang, di buku disebutkan pula editornya, atau penterjemah atau
penyunting, sebutkan nama-nama tersebut sesudah judul buku.
3
Emile Durkheim, On Morality and Society,ed. Robert N. Bellah (New York:
Doubleday, 1967), 17.
4
J. Abidin, “Masalah UAN: Monster Pemerintah?” Jurnal Ilmu Pendidikan 75
(Juni 2007): 1103.
6
A. Faqih Dewantoro, “Petani Temanggung dalam Soropadan Expo,” Suara
Merdeka, 16 Juni 2007, seksi L.
7
Max Weber, “Politics as a Vocation,” dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et
al., From Max Weber: Essays in Sociology, Part Three: Religion (New York: Oxford
University Press, 1958) dikutip Suryono Sukanto, Pengantar Sosiologi (Jakarta:
Djambatan, 1975), 27-39.
8
Suryono Sukanto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Djambatan, 1975), 27-39
mengutip Max Weber, “Politics as a Vocation,” dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et
al., From Max Weber: Essays in Sociology, Part Three: Religion (New York: Oxford
University Press, 1958).
9. Catatan dari Penulis yang sama dengan beberapa tulisan yang sama dan yang berbeda dari
buku.
Sekali suatu karya sudah dicatat lengkap, catatan langsung berikutnya dibuat dalam bentuk
sederhana dalam bahasa Latin Ibid. (untuk ibidem). Penggunaan op. cit. dan loc. cit. tidak
lagi digunakan.
9
Max Weber, “Politic as a Vocation,” dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et
al., From Max Weber: Essays in Sociology, Part Three: Religion (New York: Oxford
University Press, 1958), 27.
10
Ibid.
11
Ibid., 40
Kalau diselingi tulisan lain dan kemudian mengacu pengarang yang sama sebelumnya tetapi
buku yang sama atau buku yang lain.
9
Max Weber, “Politics as a Vocation,” dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et
al., From Max Weber: Essays in Sociology, Part Three: Religion (New York: Oxford
University Press, 1958), 27.
10
Ibid.
11
Ibid., 40.
12
Emile Durkheim, Division of Labour in Society (New York: Free Press, 1957),
35.
13
Max Weber, Economy and Society (Berkeley: UC Berkeley Press, 1980), 23-27.
14
Idem, Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (New York: Garper and
Row, 1957), 37.
15
Ibid., 57. Bandingkan Emile Durkheim, Elementary Forms of Religious Life
(San Francisco: Harper and Row, 1948), 345.
16
Weber, Protestant Ethic, 125.
17
Sumanto Al-Qurtubi, Arus Cina Jawa (Jakarta: INTI Press, 2005), 76.
18
Idem, Lubang Hitam Agama (Jogyakarta: Leknas, 2007), 34.
10. Catatan dari Penulis yang sama dengan beberapa tulisan yang sama dan yang berbeda dari
terbitan berkala (Jurnal, Majalah, Suratkabar).
Prinsipya sama dengan yang buku,kecuali data-datanya yang berbeda.
Jurnal:
20Fishman, ”Un grand homme,” 691.
21
Farrar, ”Antibiotic Resistance,” 1104.
Majalah:
22
Fisher, Ford is Back,” 18.
Suratkabar:
23
Marshall, “200th Birthday,” sec.1A, p 3.
24
Norman, “Once-Sinmple Folk Tale,” 15 (N).
11. Daftar Pustaka
Cara penulisan Daftar Pustaka pada dasarnya sama dengan catatan acuan lengkap terutama
foot note(Catatan Kaki). Bedanya adalah di catatan kaki orang ingin tahu halaman yang diacu,
sedangkan Daftar Pustaka memberi informasi tentang buku. Unsur-unsurnya dan urutannya
sama, kecuali setiap unsur diakhiri dengan titik, bukan koma dan tanda kurung.
Susunannya alfabetik, dimulai dengan nama keluarga terlebih dahulu. Baris kedua masuk 5
ketuk masuk ke kanan dengan spasi satu. Tiap data dipisahkan satu spasi kosong.
Sedangkan untuk pengarang yang sama, buku keduanya tidak menulis nama lengkap, tetapi
delapan garis ke kanan diikuti judul buku, dstnya.
Bahar, Saafroedin, Ananda B. Kusuma dan Nannie Hudawati (Tim Penyunting). Risalah
Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) – Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945 –
22 Agustus 1945, dengan Kata Pengantar oleh Taufik Abdullah (Jakarta:
Sekretariat Negara R.I., 1995.
Cahill, Thomas. The Gifts of the Jews: How a Tribe of Desert Nomads Changed the Way
Everyone Thinks and Feels. Oxford: Lion Publishing, 1998.
Hick, John. God Has Many Names. Philadelphia: Westminster Press, 1982.
Lang, Bernhard, Monotheism and the Prophetic Minority: An Essay in Biblical History and
Sociology. The Social World of Biblical Antiquity Series 1. Shefield: The Almond Press,
1983.
Microsoft® Encarta® Encyclopedia 2003. © 1993-2002 Microsoft Corporation. All rights reserved
diambil 21 Desember 2008..
Ricouer, Paul. Lectures on Ideology and Utopia. Edited by George H. Taylor. New York: Columbia
University Press, 1986.
Shaked, Shaul. ‘Zoroastrianism and Judaism,’ dalam Pheroza J. Godrej & Firoza Punthakey
Mistree (eds), A Zoroastrian Tapestry: Art Religion & Culture. Ahmedabad:
Mapin Publishing, 2002.