Anda di halaman 1dari 20

Maftuh Ni’am Abastiyar

P1337420618096
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal Pengkajian: 09 maret 2019 Ruang/RS: Ruang Melati, RSUD X


A. BIODATA
1. Biodata Pasien
a. Nama : Tn A
b. Umur : 21 th
c. Alamat : Semarang
d. Pendidikan : D3 Radiologi
e. Pekerjaan : Mahasiswa
f. Tanggal masuk : 08 maret 2019
g. Diagnosa medis : mobilitas fisik
h. Nomor register : 123456789

2. Biodata Penanggungg jawab


a. Nama : Tn M
b. Umur : 48 th
c. Alamat : Semarang
d. Pendidikan : S1 Akuntansi
e. Pekerjaan : Swasta
f. Hubungan dengan klien: Ayah kandung

B. KELUHAN UTAMA

Tn. A Mengeluh nyeri pada daerah luka post operasi fraktur femur sinistra saat
digerakan

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien Tn. A ( 21 th ) datang ke UGD RSUD X pada tanggal 08 maret 2019
pukul 14.00 WIB dengan keluhan nyeri paha kiri ( femur sinistra ) karena terjadi
fraktur femur sinistra yang diakibat oleh kecelakaan lalu lintas. Tn. A mengeluh
sakit yang luar biasa pada paha kiri (femur sinistra) setelah kecelakaan itu terjadi.
Kaki tidak dapat digerakan, dan bengkak. Semenjak datang ke RS Tn. A sudah
mendapatkan perawatan luka sebelum dilakukan operasi pemasangan pen seperti
pembersihan luka dibagian wajah dan paha. Tn. A mendapat terapi injeksi
penghilang rasa nyeri untuk menunggu waktu operasi. Tn. A dipasang penyangga
pada paha untuk meminimalisir pergerakan yang mungkin dapat mengubah posisi
tulang pahanya. Setelah dilakukan tindakan operasi pemasangan pen pada femur
pukul 14.30 WIB Tn. A dipindah ke ruang rawat inap untuk proses
penyembuhan. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 9 maret 2019 pukul 15.00
diperoleh bahwa Tn. A mengeluh susah mengerakan kaki dan merasakan nyeri
pada luka post operasi ( fraktur femur sinistra ) dengan skala 4 ketika bergerak.
Tn. A merasakan nyeri yang berdenyut denyut nyeri hilang dan timbul, nyeri
bertambah saat Tn. A melakukan pergerakan dan perubahaan posisi. Sehingga
Tn. A susah untuk merubah posisi dan tampak pemenuhan kebutuhannya masih
dibantu oleh keluarga seperti pemenuhan kebutuhan makan, maupun personal
hygiene. Untuk mengurangi rasa sakitnya keluarga melakukan tindakan mengelus
dan mengipasi agar Tn. A merasa lebih rileks dan tenang. Tetapi karena skala
nyeri yang tinggi Tn. A dan keluarga tidak dapat mengatasi rasa nyeri tersebut.
Tindakan selanjutnya yang dilakukan keluarga adalah memanggil perawat untuk
membantu mengatasi nyeri tersebut.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu


Keluarga dan Tn. A mengatakan bahwa Tn. A sebelumnya belum pernah
mengalami sakit seperti sekarang ini dan tidak memiliki alergi terhadap obat,
makanan atau benda lainnya yang dapat membahayakan kesehatan Tn. A

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga mengatakan bahwa keluarga yaitu paman Tn. A pernah mengalami
fraktur pada ekstremitas atas sehingga keluarga tau langkah tindakan yang harus
dilakukan untuk Tn. A. Tn. A dan keluarga tidak memiliki penyakit kronis atau
penyakit menular sehingga tidak memungkinkan menularkan penyakit tersebut ke
tenaga medis ataupun orang disekitar.
D. PENGKAJIAN MENGACU POLA FUNGSIONAL GORDON
(MOBILITAS FISIK)

1. Pola persepsi kesehatan


Untuk menjaga kesehatan Tn. A sering mengikuti olahraga lewat UKM basket
dikampusnya. Selain itu Tn. A juga menjaga kesehatannya dengan mengkonsumsi
vitamin c setiap dia merasakan tidak enak badan sehingga bisa meminimalisir
penyakit ataupun lainnya. Dari kebiasaan olahraga Tn. A yang teratur Tn. A bisa
menjaga kesehatannya. Selain itu Tn. A dan keluarga mengikuti program
pemerintah yaitu BPJS kesehatan untuk mengcover semua biaya kesehatan
keluarga.
2. Pola nutrisi & metabolism
Sebelum sakit Tn. A pola makannya tidak teratur kadang 2 kali sehari, dan
kadang 3 kali sehari. Nutrisi Tn. A juga tidak terpenuhi karena kost tidak ada yang
mengurus makannya. Tn. A selalu mengkonsumsi mie instan, dan jarang
mengkonsumsi buah dan sayur. Tn. A suka mengkonsumsi teh. Akibat pola
makan tersebut tulang Tn. A rentan dan tidak kuat karena kekurangan asupan
kalsium.
Pada waktu sakit Tn. A yang mengalami fraktur femur harus mengkonsumsi
nutrisi melebihi kebutuhan sehari hari seperti kalsium, zat besi, protein, vit c, dan
lainnya untuk membantu proses penyembuhan tulang. Tn. A mendapatkan diet
makanan dari ahli gizi 3 kali sehari sehingga pola makan Tn. A teratur, namun
setiap hari Tn. A tidak menghabiskan makanannya karena alasan makanan yang
kurang berasa dan berbumbu. Asupan buah, sayur, dan air Tn. A sudah terpenuhi
dari diet rumah sakit.

OBSERVASI
1. A (Antropometri) :
 Berat Badan Tn. A selama sakit mengalami penurunan tetapi tidak drastis.
 Tinggi badan : TETAP
 Lingkar lengan atas (LILA) : mengalami pengurangan karena berat badan
yang turun.
2. C (Cinical Sign) :
 Kulit : Dari pengkajian yang telah dilakukan kepada Tn. A terdapat bekas
incisi pada daerah femur, luka pada wajah dan dagu. Kulit tangan kering
karena kurang terawat selama di RS
 Keadaan rambut : kering dan kotor karena berbaring diatas tempat tidur.
Perlu dilakukan perawatan diri.
3. D (Diet intake ) : Dari pengkajian yang telah dilakukan kepada Tn. A diet
yang diberikan rumah sakit tidak selalu habis, dan Tn. A sering
mengkonsumsi makanan yang bukan dari RS dengan alasan tidak suka menu
yang disajikan.

3. Pola eleminasi
Tn A dengan post operasi fraktur femur sinistra ini mengalami gangguan
terhadap pola eliminasi, dengan pengkajian frekuensi, konsistensi, warna serta bau
fases pada pola eliminasi fecal tidak seperti sebelum Tn. A sakit. Tn. A
mengatakan BAB 1x sehari tanpa bantuan keluarga untuk ke kamar mandi dan
tidak mengalami kesulitan lainnya. Sedangkan pada pola eliminasi urin frekuensi,
kepekatan, warna yang bening, bau tidak menyengat, dan jumlah yang sesuai
antara intake dengan output.
Namun setelah sakit dan dilakukan tindakan operasi pemasangan pen Tn. A
mengalami gangguan dalam eliminasi urine ataupun fecal. Tn.A dipasang kateter
selama 7 hari setelah dilakukan tindakan karena Tn. A tidak boleh turun dari
tempat tidur. Dan belum BAB selama post operasi fraktur femur.

4. Pola istirahat &tidur


Sebelum sakit Tn.A memiliki pola tidur yang teratur antara 6-8 jam perhari
dengan kualitas tidur yang baik. Istirahat Tn. A sambil menonton bola . jam tidur
Tn. A tidak menentu dan tidak terbiasa tidur siang.
Setelah sakit kebiasaan pola tidur dan istirahat Tn A terganggu akibat nyeri
yang dirasakan pada bagian luka post operasi tersebut. Kualitas tidur Tn. A juga
tidak bagus karena nyeri yang dirasakan dan posisi tider sangat minimal
pergerakan. Akibat pergerakan banyak orang dirumah sakit juga menyebabkan
pola tidur Tn. A tidak baik.
5. Pola aktifitas dan latihan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapat data bahwa sebelum sakit Tn. A
melakukan aktivitas ADL sendiri di kost, di kampus maupun ditempat lainnya.
Mulai dari pemenuhan kebutuhan personal hygiene mandi, keramas, hingga gosok
gigi. Pemenuhan kebutuhan eliminasi BAK dan BAB, pemenuhan kebutuhan
nutrisi dan lainnya dilakukan sendiri tanpa bantuan keluarga atau orang lain dan
tanpa keluhan rasa sakit saat beraktivitas. Aktifitas Tn. A sebelum sakit berangkat
kuliah dan mengikuti UKM basket di kampus yang dilakukan latihan seminggu 2
kali setiap hari senin dan kamis. Kegiatan latihan yang dilakukan sedang dengan
waktu 2-3 jam per latihan. Tidak ada keterbatasan gerakan yang dilakukan Tn. A
seperti merasakan kesakitan saat bergerak. Tn. A melakukan semua aktifitasnya
sendiri tanpa perlu bantuan orang lain untuk bergerak.
Setelah fraktur Tn. A tidak dapat lagi pergi ke kampus selama proses
penyembuhan, dan tidak dapat mengikuti aktivitas olah raga basket karena masih
susah dalam bergerak dan rawan cedera akibat proses pemulihan. Aktifitas Daily
Living susah melakukannya sendiri sehingga harus dibantu oleh perawa ataupun
keluarga. Dengan keterbatasan gerak tersebut Tn. A merasa sangat tidak nyaman.
Yang dulunya biasa bergerak aktif dan beraktifitas dengan leluasa namun
sekarang harus diam dan terbatas dalam bergerak akibat fraktur femur sinistra
yang dialami Tn. A.

6. Pola peran & hubungan


Tn. A akan kehilangan peran di dalam kampus sebagai mahasiswa yang aktif
dalam bidang olah raga basket, keluarga sebagai kakak yang menjadi panutan dari
adiknya taupun masyarakat dalamberinteraksi dengan tetangga ataupun
masyarakat sekitar karena klien harus menjalani rawat inap
7. Pola presepsi sensori
Tn. A mengetahui sakitnya yaitu fraktur femur dan sudah dilakukan
pemasangan pen pada pahanya. Tn. A mengetahui program pengobatan yang akan
dijalaninya selama sakit yaitu kontrol rutin, minum obat, dan akan dilakukan
terapi. Tn. A juga mengetahui akibat dari tindakan operasi pemasangan pen yaitu
sering ngilu pada bagian post operasi jika suhu dingin. Pasien mengeluh nyeri
yang disebabkan oleh kerusakan jaringan (luka).
8. Pola persespsi diri /Konsep diri
Setelah Tn. A melakukan operasi akan mengalami gangguan konsep diri
dikarenakan perubahan cara berjalan akibat dari kecelakaan. Akan timbul bekas
pada paha (femur) akibat bekas incisi pada saat operasi. Tn. A memerlukan terapi
khusus untuk membantu meminimalisir perubahan body image
9. Pola Seksual & reproduksi
Karena Tn. A masih dalam status mahasiswa, Tn. A belum memiliki
kebutuhan akan berhubungan seksual. Tetapi Tn. A tidak dapat memenuhi
kebutuhan bertemu dengan kekasih karena harus dirawat inap.
10. Pola mekanisme koping
Tn. A setelah mengetahui bahwa dia mengalami fraktur femur sinistra merasa
syok dan terkejut. Dia memikirkan bagaimana nanti kegiatan perkuliahannya.
Namun sekarang Tn. A sudah menerima kenyataan yang ada dengan bantuan
nasehat dari keluarga dan perawat bahwa nanti setelah sembuh ia akan tetap bisa
berjalan dan tetap bisa melakukan kegiatan rutin sehari-harinya.

11. Pola nilai & Kepercayaan


Tn. A mengalami perubahan waktu dalam menjalani ibadah sesuai agama dan
keyakinan yang dianut. Dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya Tn A tidak perlu
didampingi oleh pendeta untuk memimpin ibadahnya.

E. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran
Compos mentis (kondisi Tn. A yang sadar sepenuhnya, terhadap dirinya maupun
terhadap lingkungan sekitarnya. Dan Tn. A dapat menjawab semua pertanyaan
yang diajukan pada saat dilakukan pemeriksaan dengan baik walaupun setelah
operasi Tn. A memiliki kesadaran tingkat semicoma akibat pengaruh anastesi
dokter)
c. Ttv
Tekanan darah normal 120/80, RR (respiratory rate ) 25x per menit setelah
melakukan sedikit gerakan, suhu tubuh 38 derajat C. RR dan suhu tubuh
meningkat karena rasa nyeri yang dirasakan Tn. A dengan skala 4
d. pemeriksaan kepala
Tidak terdapat benjolan atau massa, tidak tampak lesi dan rambut hitam.

e. Wajah
Tampak luka lecet pada pipi, dan luka bekas jaritan di bagian dagu.
f. Mata
Pupil dan konjungtiva normal
g. Hidung
Tidak terdapat luka, pernafasan cepat karena faktor nyeri akibat luka post operasi.
h. Leher
Tidak ada luka atau pembengkakan kelenjar tiroid
i. Dada
Jantung, paru dan abdomen normal. Diketahui lewat IPPA
j. Abdomen
Tidak kembung diketahui lewat pemeriksaan IPPA
k. kulit
Kering dan kusam karena lama berbaring ditempat tidur dan tidak dapat mandi
beberapa hari
l. eksremitas atas
Tangan lecet, kekuatan otot lemas karena pada saat jatuh otot tegang.

m. Eksremitas bawah
Terjadi patah tulang pada bagian paha kiri ( fraktur femur sinistra)
n. Kekuatan otot
Tonus otot terjadi kelemasan pada otot karena tidak dapat bergerak

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Rontgen
Terlihat pada hasil rongent fraktur terletak di femur 1/3 proksimal sinistra dengan
luas 2cm dan terdapat retak disekitar area femur sinistra
2. MRI
Terlihat kerusakan jaringan lunak pada femur sinistra sehingga menyebabkan
infeksi dalam
3. Hasil Laboratorium
Hb normal, jumlah SDP meningkat karena respon stres normal setelah trauma .

G. PROGRAM TERAPI
1. Dipasang infus RL 20 TPM untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit dari
awal datang ke rumah sakit, saat dilakukan oprasi hingga saat ini menjalani
pengobatan rawat inap.
2. Pemberian obat melalui parenteral yaitu antibiotik, anastesi pada saat oprasi, dan
anti radang.
3. Dilakukan transfusi darah sebanyak 3 kantong karena pada saat oprasi Tn. A
banyak mengeluarkan darah.
4. Dilakukan terapi sinar matahari untuk nutrisi vitamin D untuk perbaikan tulang
5. Dilakukan terapi berjalan untuk mengembalikan fungsi eksremitas bawah.
ANALISIS DATA
No Data Fokus Etiologi Masalah
1. Data 1. Tn. A merasakan nyeri Fraktur pada femur Hambatan
Subjektif pada daerah luka post sinistra Mobilitas Fisik
oprasi fraktur femur
sinistra
2. Tn. A mengatakan
kakinya tidak dapat
digerakan

Data 1. Kesadaran
Objektif composmentis
2. Melakukan aktifitas
dibantu oleh keluarga
3. Semua aktifitasnya
terhambat dan hanya
bisa melakukannya di
tempat tidur
4. Otot lemas
5. Klien tidak dapat banyak
bergerak, berdiri
maupun berjalan.
6. ADL dibantu oleh
keluarga ataupun
perawat
7. Tekanan darah : 120/80
mmHg
8. Pernafasan : 25x/menit
9. Denyut nadi : 82/menit
10. Suhu tubuh : 38 derajat
celcius

PRIORITAS MASALAH : Gangguan Mobilitas Fisik


DIAGNOSIS KEPERAWATAN :

Hambatan Mobilitas Fisik b.d nyeri, dan gangguan muskuloskeletal d.d tidak dapat
melakukan ADL sendiri, Eksremitas bawah tepatnya femur sinistra tidak dapat digerakan
karena post oprasi fraktur femur sinistra, kekuatan otot lemah dan lemas, dan pasien tidak
dapat turun dari tempat tidur ataupun berjalan

INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : Tn. A
No. Registrasi : 123456789
No. Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi Ttd/ Nama
Keperawatan Hasil Perawat
1. Hambatan Setelah dilakukan Manajemen nyeri (1400) Maftuh
Mobilitas tindakan keperawatan 1. Tentukan akibat dari
Fisik (00085) selama 3×24 jam klien pengalaman nyeri
dapat meningkatkan terhadap kualitas
mobilitas fisik dengan hidup pasien
kriteria hasil : (misalnya, tidur,
1. Skala nyeri dari 4 nafsu, makan,
berkurang menjadi pengertian, perasaan,
2 hubungan, performa
2. Klien dapat kerja, dan tanggung
menggerakan jawab peran)
bagian ekstremitas 2. Kendalikan faktor
bawah lingkungan yang
3. Kekuatan otot dapat mempengaruhi
meningkat dari 1 respon pasien
menjadi 2 terhadap
4. Mampu melakukan ketidaknyamanan
pemenuhan ADL (misalnya suhu
secara mandiri ruangan,
pencahayaan, dan
suara bising)
3. Ajarkan penggunaan
teknik non
farmakologi
akupressur

Terapi latihan : mobilitas


sendi (0224)
1. Monitor lokasi dan
kecendrungan adanya
nyeri dan
ketidaknyamanan
selama pergerakan /
aktivitas
2. Instruksikan
pasien/keluarga cara
melakukan latihan
ROM pasif, ROM
dengan bantuan atau
ROM aktif
3. Lakukan latihan ROM
pasif atau ROM
dengan bantuan,
sesuai indikasi

Perawatan traksi /
imobilisasi (0940)
1. Monitor sirkulasi,
gerakan dan sensasi
eksremitas yang sakit
2. Instruksikan
pentingnya nutrisi
adekuat untuk
penyembuhan tulang

Bantuan perawatan diri


(1800)
1. Berikan bantuan
sampai pasien mampu
melakukan perawatan
diri secara mandiri
2. Bantu pasien untuk
melakukan aktivitas
normal sehari-hari
sampai batas
kemampuan pasien
3. Dorong kemandirian
pasien, tetapi bantu
pasien ketika tidak
mampu
melakukannya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama :Tn. A
No. Registrasi :123456789

Hari/ Jam
Tgl No Intervensi Respon Paraf
dx
10 07.00 1 Mentukan akibat DS : Pasien mengatakan nyeri ketika Maftuh
Maret dari pengalaman luka post oprasi digerakan dan
2019 nyeri terhadap mengganggu kualitas tidur
kualitas hidup pasien pasien
DO : Pasien terlihat lesu, letih dan
kantung mata hitam.
07.05 1 Mengendalikan DS : Pasien mengatakan ruang Maftuh
faktor lingkungan kamarnya sudah nyaman
yang dapat dengan suhu ruangan yang
mempengaruhi adem dan tidak bising
respon pasien DO : Pasien tampak rilek dan
terhadap nyaman berada di ruangan
ketidaknyamanan
07.15 1 Memonitor lokasi DS : Pasien mengatakan nyeri pada Maftuh
dan kecendrungan pada luka post operasi
adanya nyeri dan eksremitas bawah pada saat
ketidaknyamanan digerakan
selama pergerakan / DO : Pasien tampak meringis ketika
aktivitas eksremitas bawah digerakan
oleh perawat
07.25 1 Memonitor sirkulasi, DS : Pasien mengatakan nyeri saat Maftuh
gerakan dan sensasi ekstremitas bawah digerakan
eksremitas yang DO : Pasien tampak meringis ketika
sakit menggerakan atau merubah
poposinya
07.35 1 Melakukan latihan DS : Pasien mengatakan bersedia Maftuh
ROM pasif atau melakukan ROM pasif yang
ROM dengan dibantu oleh perawat dan
bantuan, sesuai masih mengalami kontraktur
indikasi atau kaku pada otot eksremitas
bawahnya
DO : Pasien tampak tidak dapat
menggerakan eksremitas
bawahnya karena masih kaku
08.45 1 Mengajarkan DS : Pasien mengatakan setelah Maftuh
penggunaan teknik dilakukan akupressur oleh
non farmakologi perawat, nyeri yang dirasakan
akupressur di daerah post operasi sudah
berkurang
DO : Pasien tampak lesu dan
lemas,tetapi terlihat kondisi
yang lebih baik dibandingkan
hari-hari sebelumnya
09.10 1 Menginstruksikan DS : Pasien mengatakan nafsu Maftuh
pentingnya nutrisi makan tidak berubah setelah
adekuat untuk sakit dan pasien suka dengan
penyembuhan tulang susu tinggi kalsium yang
diberikan di RS
DO : Setelah dilakukan diet nutrisi
tinggi protein dan kalsium
kesembuhan pasien mengalami
perkembangan
09.15 1 Membantu pasien DS : Pasien mengatakan belum Maftuh
untuk melakukan mampu memenuhi kebutuhan
aktivitas normal ADL seperti kebutuhan
sehari-hari sampai eliminasi, makan dan lainnya
batas kemampuan sehingga perlu dibantu oleh
pasien perawat ataupun keluarga
DO : Pasien tampak masih belum
bisa melakukan aktivitas
normal sehari-hari
09.30 1 Memberikan bantuan DS : Pasien mengatakan susah Maftuh
sampai pasien untuk memenuhi kebutuhan
mampu melakukan perawatan dirinya sendiri
perawatan diri secara sehingga memerlukan bantuan
mandiri perawat maupun keluarga
DO : Pasien tampak menggunakan
pispot untuk pemenuhan
kebutuhan BAK dan BAB.
11 07.00 Memonitor lokasi DS : Pasien mengatakan merasakan Maftuh
Maret dan kecendrungan nyeri yang tidak begitu sakit
2019 adanya nyeri dan pada luka post operasi
ketidaknyamanan eksremitas bawah pada saat
selama pergerakan / digerakan
aktivitas DO : Pasien tampak ekspresi yang
tidak meringis lagi ketika
eksremitas bawah digerakan
oleh perawat
07.30 Melakukan latihan DS : Pasien mengatakan bersedia Maftuh
ROM pasif atau melakukan ROM pasif yang
ROM dengan dibantu oleh perawat dan
bantuan, sesuai mulai dapat melakukan
indikasi gerakan walaupun tidak
leluasa karena mengalami
kontraktur otot. Pasien
merasakan nyaman setelah
dilakukan ROM
DO : Pasien tampak sudah dapat
menggerakan eksremitas
bawah tetapi tidak leluasa
dengan kekuatan otot 2 tidak
mampu melawan gravitasi
karena masih dalam posisi
dipasang pen
08.20 1 Mengajarkan DS : Pasien dan keluarga Maftuh
penggunaan teknik mengatakan dapat
non farmakologi mempraktikan kepada pasien
akupressur sehingga ketika nyeri dengan
intensitas ringan dirasakan,
keluarga dapat langsung
mengatasi nyeri tersebut
dengan teknik akupressur yang
telah diajarkan perawat.
DO : Pasien tampak tidak lesu dan
lemas lagi karena kualitas tidur
klien meningkat ketika nyeri
dapat diatasi
08.40 Membantu pasien DS : Pasien mengatakan hanya Maftuh
untuk melakukan mampu memenuhi kebutuhan
aktivitas normal nutrisinya dengan makan
sehari-hari sampai sendiri, namun kebutuhan
batas kemampuan ADL seperti kebutuhan
pasien eliminasi, dan kebutuhan
perawatan diri tidak dapat
dilakukan sendiri sehingga
perlu dibantu oleh perawat
ataupun keluarga
DO : Pasien tampak masih belum
bisa melakukan aktivitas
normal sehari-hari kecuali
makan
09.00 Memberikan bantuan DS : Pasien mengatakan masih Maftuh
sampai pasien susah untuk memenuhi
mampu melakukan kebutuhan perawatan dirinya
perawatan diri secara seperti mandi sendiri kecuali
mandiri perawatan rambut dan kulit
yaitumenyisir dan memakai
lotion
DO : Pasien tampak menggunakan
pispot untuk pemenuhan
kebutuhan BAK dan BAB dan
masih membutuhkan bantuan.
12 07.00 Memonitor lokasi DS : Pasien mengatakan sudah tidak Maftuh
Maret dan kecendrungan merasakan nyeri pada luka
2019 adanya nyeri dan post operasi eksremitas bawah
ketidaknyamanan pada saat digerakan secara
selama pergerakan / ringan. Tetapi masih
aktivitas merasakan nyeri ketika
diangkat untuk
mempertahankan gravitasi
tidak mampu
DO : Pasien tampak nyaman ketika
eksremitas bawah digerakan
oleh perawat
07.30 Melakukan latihan DS : Pasien mengatakan sudah Maftuh
ROM pasif atau mampu duduk diatas kasur
ROM dengan walaupun masih butuh bantuan
bantuan, sesuai untuk bangun dengan kaki
indikasi tetap lurus.
DO : Pasien tampak sudah dapat
menggerakan eksremitas
bawahnya dan otot sudah tidak
kontraktur lagi mulai lemas
ketika dilatih ROM oleh
perawat. Kekuatan otot tetap 2
karena masih terpasang pen
pada femur sinistra. Namun
pasien sudah mampu untuk
bangun dan duduk diatas
tempat tidur
08.20 1 Mengajarkan DS : Pasien mengatakan akupressur Maftuh
penggunaan teknik sudah jarang dibutuhkan
non farmakologi karena nyeri jarang muncul.
akupressur Walaupun nyeri muncul sesaat
keluarga langsung dapat
mengatasi dengan
mempraktikan kepada pasien
teknik akupressur yang telah
diajarkan perawat.
DO : Pasien tampak kesehatannya
mulai berkembang karena
istirahat tidurnya terpenuhi.
08.40 Membantu pasien DS : Pasien mengatakan hanya sudah Maftuh
untuk melakukan mampu sehingga perlu dibantu
aktivitas normal oleh perawat ataupun keluarga
sehari-hari sampai DO : Pasien tampak masih belum
batas kemampuan bisa melakukan aktivitas
pasien normal sehari-hari kecuali
sudah mampu bangun dan
duduk diatas tempat tidur
09.00 Memberikan bantuan DS : Pasien mengatakan masih Maftuh
sampai pasien susah untuk memenuhi
mampu melakukan kebutuhan perawatan dirinya
perawatan diri secara seperti mandi sendiri kecuali
mandiri perawatan rambut dan kulit
yaitu menyisir dan memakai
lotion
DO : Pasien tampak menggunakan
pispot untuk pemenuhan
kebutuhan BAK dan BAB dan
masih membutuhkan bantuan.

EVALUASI KEPERAWATAN

Nama :Tn. A
No. Registrasi :123456789

Tanggal Jam No Evaluasi Paraf


Dx
13 Maret 08.00 1 S : Klien mengatakan nyeri yang Maftuh
2019 dirasakan intensitasnya menurun
dan jarang merasakan nyeri,
namun pasien masih belum dapat
melakukan ADL dan perawatan
diri secara mandiri karena post op
fraktur femur. Klien merasa
nyaman, sudah mampu
menggerakan eksremitas bawah
walaupun terbatas dan sudah
mampu duduk diatas kasur
setelah dilakukan latihan ROM
pasif.
O : Klien dapat melakukan gerakan
pada eksremitas bawah pada saat
dilakukan latihan ROM pasif,
kekuatan otot sudah meningkat
menjadi 2
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Bantu klien untuk melakukan
latihan rutin ROM pasif pada
ekstremitas bawah
- Bantu klien dalam
pemenuhan kebutuhan ADL
dan perawatan diri
- Monitor kekuatan otot klien
pada ekstremitas bawah

Anda mungkin juga menyukai