Anda di halaman 1dari 11

49

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI


DI LINGKUNGAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

LEARNING MODEL OF ANTI CORRUPTION EDUCATION


IN BANDUNG STATE POLYTECHNIC

N.S. Junaedi, Ita Susanti, Sumiyati


(Staf Pengajar KL MKU Politeknik Negeri Bandung)

ABSTRAK

Korupsi di Indonesia sudah dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary
crime). Diperlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya. Upaya pemberantasan
korupsi yang paling murah dan efektif adalah dengan tindakan pencegahan (preventif) antara
lain melalui pembelajaran pendidikan antikorupsi dan penanaman nilai-nilai integritas (perilaku
nonkoruptif) kepada mahasiswa. Model pembelajaran pendidikan antikorupsi di lingkungan
Politeknik Negeri Bandung yang cocok adalah pendekatan secara terintegrasi ke dalam mata
kuliah yang relevan dengan pendidikan nilai/karakter. Disinergikan dengan pemberdayaan
lingkungan yang mencerminkan nilai dan karakter institusi, dan kegiatan kemahasiswaan
melalui kegiatan kokurikuler maupun ekstrakurikuler.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Pendidikan Antikorupsi.

ABSTRACT

Corruption in Indonesia is regarded as an extraordinary crime, so it required


tremendous efforts to eradicate it. The least inexpensive and effective way to combat corruption
is the precaution (prevention), such as, learning anti-corruption education and cultivating
integrity values (non-corruption behavior) to the students. The learning model of anti-
corruption education which is suitable for Bandung State Polytechnics is an approach
integrated into the course relevant to the educational values/character. This could be
synergized with empowering environment that reflects the values and character of the
institution, and student activities through co-curricular activities and extra-curricular
activities.

Keywords: Learning Model, Anti Corruption Education.

PENDAHULUAN Peran aktif mahasiswa diharapkan lebih


Latar Belakang difokuskan pada upaya pencegahan korupsi
Permasalahan korupsi di Indonesia dengan ikut membangun budaya
sudah sampai pada taraf yang menimbulkan antikorupsi di masyarakat. Mahasiswa
skeptic pada semua kalangan, termasuk diharapkan dapat berperan sebagai agen
mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa dalam perubahan dan motor penggerak dari
upaya pemberantasan korupsi tentu tidak gerakan antikorupsi di masyarakat.
pada upaya penindakan yang merupakan Untuk dapat berperan aktif dalam
kewenangan institusi penegak hukum. gerakan antikorupsi, mahasiswa perlu
50 Sigma-Mu Vol.6 No.1 – Maret 2014

dibekali pengetahuan yang cukup tentang TINJAUAN PUSTAKA


seluk beluk korupsi dan pemberantasannya.
Yang tidak kalah penting, mahasiswa harus Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa
memahami dan menerapkan nilai-nilai
Latin corruptio yang kemudian dikenal
antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari. istilah corruption, corrupt (Inggris),
Pendidikan anti- korupsi di perguruan corruption (Perancis), dan corruptie/
tinggi bertujuan untuk memberikan korruptie (Belanda). Arti kata korupsi
pengetahuan yang cukup tentang seluk secara harfiah adalah kebusukan,
beluk korupsi dan pemberantasannya serta keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat
menanamkan nilai-nilai antikorupsi. Tujuan disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
jangka panjangnya adalah menumbuhkan
Istilah korupsi yang telah diterima
budaya antikorupsi di kalangan mahasiswa dalam perbendaharaan kata bahasa
dan mendorong mahasiswa untuk dapat Indonesia, adalah “kejahatan, kebusukan,
berperan serta secara aktif dalam upaya dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan dan
pemberantasan korupsi di Indonesia. ketidakjujuran” (Wojowasito-
Mendesain mata kuliah Anti- Poerwadarminta, 1978). Pengertian lainnya,
“perbuatan yang buruk seperti penggelapan
korupsi agar menjadi sebuah pembelajaran
uang, penerimaan uang sogok, dan
yang menarik, tidak monoton dan efektif sebagainya” (Poerwadarminta: 1976).
bukan hal mudah. Materi tentu penting Dengan demikian, arti kata korupsi
untuk memperkuat aspek kognitif namun adalah sesuatu yang busuk, jahat, dan
pemilihan metode pembelajaran yang merusak. Berdasarkan kenyataan tersebut,
kreatif merupakan kunci bagi keberhasilan perbuatan korupsi menyangkut sesuatu
unutk mengoptimalkan intelektualitas, sifat yang bersifat amoral, sifat dan keadaan
kritis, dan menumbukembangkan etika yang busuk, menyangkut jabatan instansi
integritas mahasiswa. Dosen harus menjadi atau aparatur pemerintah, penyelewengan
komunikator, fasilitator, dan motivator kekuasaan dalam jabatan karena
yang baik bagi mahasiswa. Peran pimpinan pemberian, menyangkut faktor ekonomi
perguruan tinggi juga diperlukan untuk dan politik dan penempatan keluarga atau
menciptakan kampus sebagai land of golongan ke dalam kedinasan di bawah
integrity yang mendukung efektivitas kekuasaan jabatan. (Karsona dalam
pendidikan antikorupsi itu sendiri. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan
Tinggi, Kementerian Pendidikan dan
Permasalahan Penelitian Kebudayaan RI, 2012).
Perumusan masalah pada penelitian
ini adalah
1. bagaimana konsep, substansi, dan model Hakikat Pendidikan dan Pembelajaran
Pendidikan pada hakikatnya adalah
pendidikan anti korupsi di perguruan
upaya sadar dari suatu masyarakat dan
tinggi. pemerintah suatu negara untuk menjamin
2. bagaimana model pembelajaran anti kelangsungan hidup dan kehidupan
korupsi yang tepat untuk pendidikan generasi penerusnya secara berguna
tinggi vokasi seperti Politeknik Negeri (berkaitan dengan kemampuan spiritual)
Bandung . dan bermakna (berkaitan dengan
kemampuan kognitif dan psikomotorik)
serta mampu mengantisipasi hari depan
mereka yang senantiasa berubah dan selalu
terkait dengan konteks dinamika budaya
bangsa, Negara, dan hubungan
Model Pembelajaran Pendidikan Antikorupsi 51
di Lingkungan Politeknik Negeri Bandung

internasionalnya. Pendidikan berisi suatu (positive reinforcement & negative


interaksi antara pendidik dengan peserta reinforcement). Seseorang dianggap telah
didik dalam upaya membantu peserta didik belajar sesuatu apabila ia mampu
untuk menguasai tujuan pendidikan. menunjukkan perubahan tingkah laku.
Pendidikan tinggi di Indonesia Menurut Thorndike, belajar adalah
sebagai subsistem pendidikan nasional proses interaksi antara stimulus yang mungkin
tidak dapat melepaskan diri dari konsep berupa pikiran, perasaan, atau gerakan, dan
bahwa setiap perbuatan pendidikan respons (yang juga bisa berbentuk pikiran,
diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan perasaan, atau gerakan). Perubahan tingkah
tertentu, apakah berkenaan dengan laku itu bisa berwujud sesuatu yang konkret
pembinaan kepribadian, pembinaan (dapat diamati) atau yang nonkonkret (tidak
kemampuan sosial, kemampuan untuk dapat diamati).
bekerja, atau pembinaan kemampuan Menurut Watson, stimulus dan respons
untuk perkembangan lebih lanjut. tersebut harus berbentuk tingkah laku yang
Pendidikan merupakan reorganisasi dan dapat diamati (observable). Menurut
rekonstruksi yang konstan dari pandangan Hull, semua fungsi tingkah laku
pengalaman. Pada setiap saat yang ada bermanfaat terutama untuk menjaga
tujuan, perbuatan pendidikan selalu kelangsungan hidup. Kebutuhan biologis dan
ditujukan untuk mencapai tujuan. pemuasan kebutuhan biologis menempati
Pendidikan adalah usaha sadar akan tujuan. posisi sentral. Stimulus hampir selalu
Untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikaitkan dengan kebutuhan biologis ini.
dimaksud, interaksi pendidikan pada Sementara, Guthrie berpandangan stimulus
umumnya, pembelajaran pada khususnya tidak harus berbentuk kebutuhan biologis.
berjalan dalam suatu sistem, yang terdiri Hubungan antara stimulus dan
atas beberapa komponen. Sistem yang respons cenderung bersifat sementara
dimaksud dapat digambarkan sebagai sehingga diperlukan pemberian stimulus yang
berikut : (Syaodih, 1988: 4) sering agar hubungan itu menjadi lebih
langgeng. Suatu respons akan lebih kuat (dan
bahkan menjadi kebiasaan) apabila respons
tersebut berhubungan dengan berbagai
macam stimulus. Hukuman berperan penting
dalam proses belajar; suatu hukuman yang
diberikan pada saat yang tepat, akan mampu
mengubah kebiasaan seseorang.
Skinner menyatakan bahwa deskripsi
hubungan antara stimulus dan respons
menjelaskan perubahan tidaklah sederhana.
Gambar 1 Komponen-komponen utama Pada dasarnya, setiap stimulus yang diberikan
pendidikan berinteraksi satu dengan lainnya dan interaksi
ini akhirnya memengaruhi respons yang
dihasilkan tersebut. Untuk memahami tingkah
Secara teoritis, perilaku belajar laku mahasiswa secara tuntas, kita harus
didasarkan . teori belajar yang terdiri atas memahami hubungan antara satu stimulus
1) Tingkah Laku (behaviourm) dengan stimulus lainnya, memahami respons
Menurut aliran tingkah laku, belajar itu sendiri, dan berbagai konsekuensi yang
adalah perubahan dalam tingkah laku diakibatkan oleh respons tersebut.
sebagai akibat interaksi antara stimulus dan 2) Teori Belajar Kognitivisme
respons. Belajar adalah perubahan dalam Belajar adalah perubahan persepsi
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi dan pemahaman yang tidak selalu berbentuk
antara stimulus (in put) dan respons (out put). perubahan tingkah laku yang dapat diamati.
Faktor lain yang juga penting adalah Asumsi dasar teori ini adalah bahwa setiap
penguatan (reinforcement), yaitu perlakuan orang telah mempunyai pengalaman dan
yang dapat memperkuat timbulnya respons
52 Sigma-Mu Vol.6 No.1 – Maret 2014

pengetahuan di dalam dirinya. Pengalaman pendidikan adalah daya upaya untuk


dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
struktur kognitif. Proses belajar akan berjalan (kekuatan batin, karakter), pikiran
baik apabila materi pelajaran yang baru (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian
beradaptasi (bersinambung) secara tepat itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat
dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki memajukan kesempurnaan hidup anak-anak
oleh mahasiswa. Teori kognitif lebih kita.
mementingkan proses belajar daripada hasil Pendidikan karakter bukan saja
belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya menjadi kebutuhan bangsa Indonesia yang
melibatkan hubungan antara stimulus dan secara faktual masih relatif muda, Negara
respons, belajar melibatkan proses berpikir seperti Amerika Serikat pun, yang telah
yang sangat kompleks. memiliki pengalaman berbangsa (nation
Menurut teori ini, ilmu pengetahuan state) ratusan tahun, tidak luput dari upaya
dibangun dalam diri seorang individu melalui ini. Sebagaimana dikemukakan Lickona
proses interaksi yang berkesinambungan (1991) dalam Budimansyah (2010:50)
dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan bahwa kebutuhan pendidikan karakter
terpatah-patah (terpisah-pisah), tetapi melalui dirasakan Amerika Serikat pada saat
proses yang mengalir, berkesinambungan, memasuki abad ke-21 dan merasakan
menyeluruh. Tokoh teori ini antara lain Jean terjadinya krisis nilai-moral yang
Piaget (tahap-tahap perkembangan); Ausubel mencemaskan karena beberapa alasan
(belajar bermakna); Jerome Bruner (free mendasar sebagai berikut:
discovery learning). a. Adanya kebutuhan nyata dan
3) Teori Belajar Humanistik mendesak.
Proses belajar harus berhulu dan b. Proses transmisi nilai sebagai proses
bermuara pada manusia yang bertujuan untuk peradaban.
"memanusiawikan manusia". Proses belajar c. Peranan satuan pendidikan sebagai
dianggap berhasil jika mahasiswa telah pendidik moral yang vital pada saat
nemahami lingkungannya dan dirinya sendiri. melemahnya pendidikan nilai dalam
Mahasiswa dalam proses belajamya harus masyarakat.
berusaha agar ia mampu mencapai aktualisasi d. Tetap adanya kode etik dalam
diri sebaik-baiknya. masyarakat yang sarat konflik nilai.
Secara umum, teori ini cenderung e. Kebutuhan demokrasi akan pendidikan
bersifat eklektik, dalam arti memanfaatkan moral.
teknik belajar apa pun asal tujuan belajar f. Kenyataan yang sesungguhnya bahwa
mahasiswa dapat tercapai. Teori ini terwujud tidak ada pendidikan yang bebas nilai.
dalam karya Ausubel (Meaningful Leaming); g. Persoalan moral sebagai salah satu
David Krathwohl dan Benjamin Bloom persoalan dalam kehidupan.
(Taksonomi Blom), Kolb ( Belajar Empat h. Adanya landasan yang kuat dan
Tahap); Honey dan Mumford (pembagian dukungan luas terhadap pendidikan
tentang macam mahasiswa); Habermas (Tiga moral di satuan pendidikan.
Macam/Tipe Belajar).

Pendidikan Antikorupsi sebagai METODOLOGI


Pendidikan Nilai Penelitian ini menggunakan tinjauan
Pendidikan Antikorupsi (PAK) dan kajian dari sudut pandang (1).
secara substansial adalah bagian dari Regulasi-regulasi bidang pendidikan yang
pendidikan karakter, yaitu pendidikan berlaku di Indonesaia terutama Undang-
yang menekankan pada pembinan nilai- undang nomor 12 tahun 2012 tentang
nilai kehidupan bermasyarakat. Ki Hajar Pendidikan Tinggi; (2). Perkembangan
Dewantara, sebagai Bapak Pendidikan pragmatis dalam dunia pendidikan tinggi,
Nasional Indonesia, telah meletakkan lokal, regional, nasional maupun
landasan pendidikan yang menyatakan internasional; (3). Kajian keilmuan bidang
Model Pembelajaran Pendidikan Antikorupsi 53
di Lingkungan Politeknik Negeri Bandung

pendidikan antikorupsi khususnya di (2) mencegah orang lain agar tidak


lingkungan pendidikan tinggi. melakukan tindak korupsi dengan cara
Metode penelitian dipilih studi memberikan peringatan. Sikap anti-
komparatif dan eksploratif untuk korupsi ini akan memberikan efek
memperoleh informasi empirik mengenai tular ke lingkungan sekitar; mahasiswa
berani mengingatkan atau mencegah
kondisi eksisting pendidikan antikorupsi di
orang lain agar tidak melakukan tindak
perguruan tinggi pada umumnya untuk korupsi dalam bentuk apa pun,
dijadikan kajian penerapan pada tataran termasuk mampu memberikan
pendidikan tinggi vokasi. informasi kepada orang lain mengenai
Analisis data menggunakan metode hal-hal terkait korupsi dan antikorupsi.
deskriptif untuk mendeskripsikan (3) mendeteksi adanya tindak korupsi.
pendidikan antikorupsi di perguruan tinggi: Mahasiswa mampu mendeteksi adanya
suatu tindak korupsi secara
(a). Kondisi eksisting pendidikan
komprehensif mulai bentuk, proses,
antikorupsi di pendidikan tinggi umum peraturan yang dilanggar, pelaku,
(nonvokasi) (b). Kebutuhan pendidikan kerugian/dampak yang ditimbulkan.
antikorupsi di Politeknik Negeri Bandung Selanjutnya, mampu dihasilkan
sebagai pendidikan vokasi. penyelesaian masalah (problem
solving).

HASIL DAN PEMBAHASAN Pendidikan antikorupsi merupakan


salah satu bentuk pencegahan terhadap
Konsep dan Substansi Pendidikan Anti- korupsi. Tujuan pendidikan adalah
korupsi di Perguruan Tinggi menghaluskan budi. Melalui pendidikan
Tujuan atau capaian pembelajaran antikorupsi, diharapkan dapat dibentuk
(learning outcome) pendidikan anti- integritas setiap individu, diharapkan dapat
korupsi di perguruan tinggi dalam bahasa memunculkan keteladanan terutama dari
KPK sesuai dengan misinya adalah pengajar/dosen, pimpinan perguruan tinggi,
terputusnya mata rantai korupsi di dan lainnya, yang nantinya akan
Indonesia. Dalam rumusan Ditjen Dikti, diteladani/diikuti oleh seluruh mahasiswa.
misi pendidikan antikorupsi di perguruan Pendidikan antikorupsi merupakan
tinggi adalah menghasilkan kepribadian manifestasi dari pendidian karakter. Kalau
antikorupsi pada diri pribadi mahasiswa kita menginginkan agar masyarakat
serta membangun semangat sebagai agent berperilaku tidak korupftif, harus dimiliki
of change bagi kehidupan bermasyarakat sikap atau nilai antikorupsi (yang mendasar
dan bernegara yang bersih dan bebas dari misalnya sikap jujur). Untuk mewujudkan
ancaman korupsi. Standar kompetensi yang nilai dan perilaku anti-korupsi dalam
ingin dicapai adalah mahasiswa mampu kehidupan masyarakat suatu perguruan
(1) mencegah dirinya sendiri agar tidak tinggi misalnya, harus dimulai dari adanya
melakukan tindak korupsi (individual rencana besar (grand design). yaitu sikap
competence). Kompetensi individual pentingnya perilaku antikorupsi sebagai
dimulai dari mahasiswa memiliki visi bersama (menyamakan visi). Visi ini
persepsi negatif mengenai korupsi dan harus datang dan dimulai dari pucuk
persepsi positif mengenai antikorupsi, pimpinan institusi.
menguatnya kesadaran (awareness) Bahan/materi kajian pendidikan anti-
terhadap adanya potensi tindak korupsi harus memuat nilai-nilai anti-
korupsi. Mahasiswa akhirnya memiliki korupsi yang terdiri atas nilai inti, nilai
sikap antikorupsi dalam arti berusaha etos, dan nilai/sikap. Substansi nilai
untuk tidak melakukan tindak korupsi tersebut dijabarkan ke dalam nilai-nilai
sekecil apa pun. yang dikembangkan melalui pendidikan
antikorupsi. Nilai-nilai pendidikan anti-
54 Sigma-Mu Vol.6 No.1 – Maret 2014

korupsi di perguruan tinggi merujuk kepada nilai (termasuk pendikan antikorupsi),


nilai-nilai yang dikembangkan oleh Komisi intinya mahasiswa diajak untuk memahami
Pemberantasan Korupsi (KPK) terdiri atas apa dan bagaimana makna hidup dan
sembilan nilai yang disingkat “JUPE
kehidupan. Dengan pengondisian
MANDI TANGKER KEBEDIL”. Meliputi
: (1) Kejujuran, (2) Kepedulian, (3) lingkungan yang kondusif, harus tercipta
Kemandirian, (4) Kedisiplinan, (5) perilaku belajar mahasiswa yang
Tanggung jawab, (6) Kerja keras, (7) mencerminkan implikasi dan implementasi
Kesederhanaan, (8) Keberanian, (9) dari nilai-nilai, antara lain mengerjakan
Keadilan. Pendidikan antikorupsi tidak tugas/PR tidak dengan copy paste milik
berlandaskan salah satu perspektif orang lain; tidak menjadi plagiat; ujian
keilmuan secara khusus, tetapi
tidak mencontek.
berlandaskan fenomena permasalahan serta
pendekatan budaya. Upaya ini lebih Sistem penilaian keberhasilan
menekankan pada pembangunan karakter pembelajaran dalam pendidikan anti-
antikorupsi (anti-corruption character korupsi di perguruan tinggi tidak ada
building) pada diri individu mahasiswa. kekhususan yang baku. Kewenangannya
Pendidikan Antikorupsi (PAk) pada diserahkan kepada masing-masing
hakikatnya adalah suatu upaya pencegahan pendidikan tinggi penyelenggara. Penilaian
perilaku korupsi yang dapat dimulai dengan
hasil belajar mahasiswa adalah untuk
menanamkan nilai-nilai anti- korupsi pada
semua individu, khususnya pada diri mengukur capaian pembelajaran dengan
mahasiswa sebagai generasi muda yang bentuk yang dapat bermacam-macam,
bertanggung jawab sebagai calon pemimpin seperti penugasan individual atau
bangsa. Merujuk pada buku Pendidikan kelompok, kuis, ujian tengah semester,
Anti-Korupsi untuk Perguruan Tinggi, ujian akhir semester, penilaian diri (self
bahan ajar dasar kajian/materi perkuliahan
assessment), penilaian sejawat (peer
terdiri atas (1) Pengertian Korupsi, (2)
Faktor Penyebab Korupsi, (3) Dampak assessment), dan observasi kinerja
Masif Korupsi, (4) Nilai dan Prinsip mahasiswa melalui tampilan lisan atau
AntiKorupsi, (5) Upaya Pemberantasan tertulis. Hasil capaian
Korupsi di Indonesia, (6) Gerakan, Kerja pembelajaran pendidikan anti-korupsi tidak
sama dan Instrumen Internasional semata-mata pada hasil ujian di kelas,
Pencegahan Korupsi, (7) Tindak Pidana tetapi harus dilihat pula bagaimana
Korupsi dalam Peraturan Perundang-
mahasiswa menjalani proses berkehidupan.
undangan, dan (8) Peranan Mahasiswa
dalam Gerakan Anti- korupsi. Misalnya, melalui pemantauan/pengamatan
Penciptaan (pengondisian) dalam proses diskusi kelompok.
lingkungan (environment) dalam
Kondisi Eksisting Pembelajaran
pendidikan karakter merupakan strategi
Pendidikan Antikorupsi di Perguruan
yang mendasar untuk pembiasaan. Tinggi di Indonesia
Peciptaan lingkungan harus melibatkan Universitas Paramadina, Jakarta
semua unsur (sivitas akademika) mulai memasukkan mata kuliah ini dengan nama
pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, dan Anti-Korupsi sebagai mata kuliah wajib di
mahasiswa. Pendidikan sikap dan nilai setiap program studi dengan beban 2 SKS.
Pembelajaran Antikorupsi dikembangkan
harus melibatkan segenap potensi institusi,
dengan format sebagai berikut:
yang di dalamnya dibutuhkan komitmen  Misi pendidikan antikorupsi yang
dan konsistensi dari semua pihak yang mendasar adalah menimbulkan
terlibat sebagai suatu sistem pendidikan. kepedulian (awareness) pada diri
Dalam pendidikan karakter/pendidikan mahasiswa terhadap perilaku koruptif.
Model Pembelajaran Pendidikan Antikorupsi 55
di Lingkungan Politeknik Negeri Bandung

 Dari 16 minggu pertemuan dalam satu dengan efektif karena didukung nilai-nilai
semester, delapan pertemuan pertama universitas (core of competency) yang
dilaksanakan tatap muka dengan sasaran meliputi (1) leadership, (2)
pembelajaran penguatan kognitif. interpreuneurship, (3) ethic, yang wajib
Metode pembelajaran lebih ditekankan diimplementasikan sampai tingkat program
melalui problem base dengan studi. Itu semua ditopang oleh nilai-nilai
memanfaatkan multimedia antara lain integritas sebagai kebijakan pimpinan dan
pemutaran film sebagai bahan budaya lingkungan yang kondusif.
diskusi/kajian konsep dan nilai-nilai Berkembangnya budaya organisasi dan
antikorupsi. figur kepemimpinan di Universitas
 Pada periode awal-awal perkuliahan Paramadina dirasakan sangat mendukung
(sebelum UTS), dilaksanakan studium efektivitas pelaksanaan pendidikan
general dengan mengundang pembicara antikorupsi. Walaupun belum diadakan
dari tokoh/pakar yang berkaitan dengan kajian melalui penelitian ilmiah terhadap
pendidikan/gerakan antikorupsi (kerja efektivitas hasil/dampak dari pendidikan
sama dengan KPK). antikorupsi pada perilaku anti-koruptif
 Kunjungan menghadiri persidangan di mahasiswa, secara normatif akademik
Pengadilan Tipikor. Sasaran kegiatan ini program ini dirasakan keberhasilannya,
adalah ranah afektif, yaitu untuk antara lain, terbentuknya berbagai
menumbuhkembangkan empati komunitas aktivitas mahasiswa yang
mahasiswa terhadap kondisi dan berpartisipasi pada gerakan anti- korupsi
perasaan koruptor saat di sidang di (kepanitiaan kegiatan gerakan anti-
pengadilan. korupsi).
 Dibentuk forum “Kompetesi Debat Di Universitas Negeri Semarang
Antikorupsi” tingkat universitas, yaitu (UNNES), khususnya di lingkungan
suatu kegiatan sebagai sarana untuk Fakultas Ilmu Sosial mulai 2012,
menguji kemampuan mahasiswa di Pendidikan Antikorupsi dijadikan mata
dalam memahami persoalan secara kuliah wajib di Program Studi Pendidikan
kontekstual yang berkaitan dengan Kewarganegaraan dan Ilmu Politik dengan
korupsi di Indonesia. beban 2 SKS dan pada enam program studi
 Pada bagian akhir perkuliahan, lainnya dimasukkan sebagai mata kuliah
mahasiswa diwajibkan melakukan pilihan. Sementara itu, di fakultas selain
“investigasi sederhana”, yaitu FIS UNNES, pendidikan antikorupsi
mahasiswa harus menemukan kasus- dilaksanakan dengan cara lain yang
kasus korupsi tingkat “sederhana/kecil” berbasis konservasi.
yang terjadi di masyarakat. Perilaku Berbasis konservasi adalah suatu
koruptif tersebut harus model pendidikan karakter di lingkungan
didokumentasikan (dalam bentuk UNNES, yang sejalan dengan misi dan
rekaman video) untuk diuji/dilombakan nilai-nilai Pendidikan Antikorupsi. Dalam
pada tingkat universitas. Sebelum terjun konteks yang lebih luas, konservasi tidak
ke lapangan untuk melaksanakan hanya diartikan secara sempit sebagai
investigasi, para mahasiswa diberi menjaga atau memelihara lingkungan alam
pembekalan tentang teknik dan etika (pengertian konservasi fisik), tetapi juga
(format) investigasi. Pembekalan ini bagaimana nilai-nilai hasil budaya dirawat,
juga difasilitasi/bekerja sama dengan dipelihara, dijunjung tinggi, dan
pihak KPK. dikembangkan demi kesempurnaan hidup
 Tolok ukur keberhasilan pembelajaran manusia. Pendidikan berbasis konservasi
pendidikan antikorupsi lebih ditekankan merupakan model yang menekankan pada
pada tingkat partisipasi mahasiswa prinsip pendidikan berbasis kompetensi
dalam proses pembelajaran. dengan landasan karakter.
Pendidikan antikorupsi di Strategi konservasi dilaksanakan
Universitas Paramadina dapat berjalan melalui kegiatan akademik dan
56 Sigma-Mu Vol.6 No.1 – Maret 2014

kemahasiswaan. Strategi ini menekankan UNNES baik melalui kegiatan


pada sikap santun dan peduli yang pembelajaran maupun aktivitas
dibangun di atas delapan nilai (karakter) kemahasiswaan.
yang dikembangkan UNNES. Kedelapan Kebijakan pengendalian dari
nilai karakter yang dimaksud adalah pimpinan, sebagai bentuk komitmen
religius, jujur, peduli, toleran, demokratis, terhadap pendidikan antikorupsi di UNNES
santun, cerdas, dan tangguh untuk melalui pendidikan karakter berbasis
mewujudkan kegiatan pendidikan karakter konservasi, diwujudkan dalam bentuk
melalui dua kegiatan dimaksud sebagai kebijakan Sistem Pengelolaan Berbasis
atap kegiatan adalah keteladanan. Online sebagai bentuk pengendalian dalam
Prinsip dasar yang dikembangkan sistem informasi akademik terpadu
dalam pelaksanaan pendidikan karakter di (Sikadu). Sikadu memilki dampak yang
UNNES adalah (1) kesesuaian, yaitu nilai- signifikan bagi mahasiswa, dosen, dan
nilai yang dikembangkan disesuaikan sistem administrasi akademik. Sikadu
dengan visi, misi, tujuan, rencana strategis, mampu menumbuhkan nilai-nilai karakter
dan kebijakan umum UNNES serta luhur, yaitu kedisiplinan.. Pengendalian
pandangan hidup dan nilai-nilai karakter merupakan upaya strategis dalam
luhur yang telah dijadikan pedoman pencegahan perilaku antikoruptif. Wujud
perilaku bagi warga UNNES. (2) konkret, kebijakan pengendalian inilah yang yang
yaitu dilakukan dalam bentuk aktivitas dan merupakan kunci strategis dalam
pengalaman belajar yang konkret, praktis, menciptakan lingkungan yang kondusif
dan memberikan pengalaman langsung untuk tumbuh dan berkembangnya nilai-
kepada mahasiswa melalui kegiatan nilai antikorupsi di UNNES.
pembelajaran yang menyenangkan dan
aktivitas kemahasiswaan. (3) proporsional, Model Pembelajaran Pendidikan Anti-
yaitu dilakukan secara seimbang antara Korupsi Politeknik Negeri Bandung
pelaksanaan pembelajaran (perkuliahan) Memperhatikan karakteristik
dan pembinaan kemahasiswaan. kurikulum dan sistem pembelajaran yang
Perkuliahan yang berorientasi pada berlaku di lingkungan Politeknik Negeri
pencapaian kompetensi akademik tidak
Bandung, pengembangan model
menafikan aktivitas pembinaan
kemahasiswaan yang lebih berorientasi pembelajaran pendidikan antikorupsi yang
pada pengembangan kepribadian, paling memungkinkan adalah pembelajaran
khususnya pengembangan bakat dan minat. di kelas yang disinergikan dengan
(4) terpadu, dilakukan terpadu di antara pembelajaran di luar kelas.
kedelapan nilai-nilai yang dikembangkan; Pembelajaran di kelas tidak
tidak ditanamkan secara terpisah, tetapi berbentuk mata kuliah tersendiri. Model
secara terpadu dalam suatu kegiatan.
kurikulum dan pembelajarannya
Demikian pula, pelaksanaan pendidikan
karakter terintegrasi dalam kegiatan diintegrasikan ke dalam mata kuliah yang
pembelajaran dan kemahasiswaan. (5) ada dan relevan/serumpun sebagai
kontekstual dan multikonteks, yaitu pendidikan nilai/karakter/humaniora.yang
mahasiswa dihadapkan pada persoalan tergabung dalam kelompok Mata kuliah
nyata kehidupan sehari-hari. Berbagai Pengembangan Kepribadian (MPK), yaitu
fenomena di lingkungan sekitar, kejadian, Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila,
dan isu-isu lingkungan, sosial budaya, dan
dan Pendidikan Kewarganegaraan.
moralitas diangkat dalam kegiatan
pembelajaran dan kemahasiswaan. (6) Pembelajaran secara terintegrasi ini
berkelanjutan, proses pengembangan ditujukan sebagai dasar pemahaman
nilai-nilai karakter merupakan proses konseptual substansial dan misi pendidikan
panjang; dilakukan secara terus menerus antikorupsi yang ditunjang metodologi
sepanjang mahasiswa menempuh studi di
Model Pembelajaran Pendidikan Antikorupsi 57
di Lingkungan Politeknik Negeri Bandung

pembelajaran dengan prinsip pendekatan Model Pemberlajaran Antikorupsi


Student Active Learning. dapat divisualisasikan ke dalam gambar
Pembelajaran di luar kelas adalah sebagai berikut:
aktivitas pengembangan potensi diri
mahasiswa dalam mengeksplorasi dan
menemukan realita kehidupan serta
permasalahannya. Melalui aktivitas
pembelajaran di luar kelas, mahasiswa
dilatih untuk mencari solusi permasalahan
nilai-nilai antikorupsi. Pengembangan nilai-
nilai antikorupsi akan sangat bermakna dan
berguna manakala mahasiswa menemukan
serta merasakan secara langsung. Potensi
lingkungan kampus dapat diberdayakan
dalam pendekatan ini bekerja sama dengan
Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA)
dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang
relevan di lingkungan Politeknik Negeri Gambar 2 Model Pembelajaran
Bandung. Pendidikan Antikorupsi di POLBAN
Model pembelajaran, sebagaimana
telah dipaparkan, akan kurang optimal Pendidikan antikorupsi merupakan
terhadap pencapaian sasaran pembelajaran manifestasi pendidian karakter. Melalui
pendidikan nilai bila tidak didukung pendidikan antikorupsi, diharapkan dapat
kondusivitas lingkungan strategis. Oleh terbentuk integritas setiap individu, dapat
karenanya, misi Politeknik Negeri dimunculkan keteladanan terutama dari
Bandung yang berkaitan dengan nilai pengajar/dosen, pimpinan perguruan tinggi,
karakter dapat dielaborasi lebih jauh guna dan yang lainnya, yang nantinya akan
melahirkan kondisi lingkungan yang diteladani/diikuti oleh seluruh mahasiswa.
mendukung terwujudnya pembiasaan
Substansi pendidikan antikorupsi
(habituasi) perilaku antikorupsi.
adalah terwujudnya pribadi-pribadi
Pemberdayaan nilai karakter Politeknik
mahasiswa yang memiliki integritas,
Negeri Bandung (Soft-Skill 59-YOTupPssS)
tumbuh dan kembangnya nilai-nilai anti-
tidak hanya sebatas himbauan moralitas,
korupsi. Individu yang berintegritas dan
melainkan menjadikannya sebagai
berperilaku antikorupsi didasari sikap dan
kebijakan institusi yang normatif dan
perilaku jujur, cerdas, tangguh, dan peduli
implementatif. Yang juga sangat strategis
yang dilandasi nilai spiritual. Nilai spiritual
adalah pengendalian lingkungan berupa
adalah landasan kehidupan manusia sebagai
kebijakan normatif yang mengikat
individu yang merupakan fondasi dalam
(imperative) dari unsur manajemen
kehidupan bermasyarakat. Nilai spiritual
institusi secara menyeluruh dan terpadu
adalah keyakinan yang mempribadi
sebagai faktor pendukung penegakan
(charaterizing). Dengan demikian, nilai-
kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, dan
nilai yang dikembangkan mempunyai
tanggung jawab. Dengan demikian,
landasan yang kuat yang berada pada dan
diharapkan tercipta budaya organisasi yang
menjadi nilai keyakinan pribadi
mendukung kondusivitas nilai-nilai anti-
(internalisasi).
korupsi.
58 Sigma-Mu Vol.6 No.1 – Maret 2014

SIMPULAN DAN SARAN kurikuler bagi setiap program studi di


Simpulan lingkungan Politeknik Negeri
Secara konseptual, pembelajaran Bandung.
pendidikan antikorupsi di perguruan tinggi 2) Menyinergikan kegiatan dengan
telah memenuhi kaidah akademik dalam Pembantu Direktur Bidang
pengembangan pembelajarannya serta Kemahasiswaan untuk mendukung
sesuai dengan arah pengembangan misi pendidikan antikorupsi melalui
pendidikan antikorupsi yang dipersiapkan kegiatan kokurikuler maupun ekstra-
serta telah menjadi ketetapan oleh kurikuler.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 3) Menyosialisasi program pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. antikorupsi kepada kelompok dosen
Mengingat sistem pendidikan yang terkait melalui Unit Pelaksana
Politeknik Negeri Bandung sebagai Mata Kuliah Umum (UP MKU) untuk
pendidikan vokasi yang secara kurikuler ditindaklanjuti dalam bentuk
memiliki beban studi cukup padat, serta workshop/pelatihan.
dengan perkuliahan sistem paket secara
klasikal, keberadaan suatu mata kuliah DAFTAR PUSTAKA
dalam kurikulum adalah kewajiban untuk
ditempuh dan lulus. Dengan demikian, Budimansyah, Dasim (Ed). 2006.
model pembelajaran pendidikan anti- Pendidikan Nilai Moral dalam
Dimensi Pendidikan
korupsi di lingkungan Politeknik Negeri
Kewarganegaraan. Bandung:
Bandung yang cocok adalah dengan Laboratorium Pendidikan
pendekatan secara terintegrasi ke dalam Kewarganegaraan (PKn) FPIPS-UPI.
mata kuliah yang ada dan relevan sebagai
pendidikan nilai/karakter, yang Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori
disinergikan dengan pemberdayaan Belajar. Jakarta: Erlangga.
lingkungan dan kegiatan kemahasiswaan
Handoyo, Eko. 2009. Pendidikan Anti-
melalui ORMAWA/UKM. Di samping itu,
Korupsi. Semarang: Kerja Sama
untuk meningkatkan efektivitas Fakultas Ilmu Sosial Universitas
pembelajaran, dibutuhkan kondusivitas Negeri Semarang - Penerbit Widya
lingkungan strategis berupa kebijakan dan Karya,.
pengendalian manajemen institusi yang
mencerminkan nilai karakter institusi. Handoyo, Eko & Tijan. 2010. Model
Pendidikan Karakter Berbasis
Konservasi, Pengalaman Universitas
Saran
Semarang. Jakarta: Derektorat
Beberapa hal yang strategis,
Ketenagaan Direktorat Jenderal
berkaitan dengan pengimplementasian Pendidikan Tinggi Kementerian
pembelajaran pendidikan antikorupsi yang Pendidikan Nasional,.
dicanangkan, membutuhkan koordinasi dan Kurikulum Pendidikan Program Diploma
kerja sama yang sinergis antara pihak- III dan IV Politeknik Negeri
pihak yang terkait. Oleh karenanya, Bandung, 2012.
manajemen Politeknik Negeri Bandung
Nana Syaodih Sukmadinata. 1988. Prinsip
dalam hal ini Pembantu Direktur Bidang
dan Landasan Pengembangan
Akademik agar Kurikulum. Jakarta: Proyek
1) menetapkan kebijakan keberadaan Pengembangan Lembaga Penelitian
pendidikan antikorupsi wajib secara
Model Pembelajaran Pendidikan Antikorupsi 59
di Lingkungan Politeknik Negeri Bandung

Tenaga Kependidikan, Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan. 2012.


Pendidikan Antikorupsi Konsep dan
Implementasi. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Tim Penulis Buku Pendidikan Anti-


Korupsi. 2011. Pendidikan Anti-
Korupsi untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi - Kementrian
Pendidikan dan Kebudaaan RI.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999


tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi juncto Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.

Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 30 Tahun 2002 Tentang
Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.

Undang Undang Republik Indonesia


Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional,
Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi

Peraturan Akademik Politeknik Negeri


Bandung Tahun 2012, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, PoliteknikNegeri Bandung.

Anda mungkin juga menyukai