Anda di halaman 1dari 21

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Oksigen (O2) tidak bisa jauh-jauh dalam kehidupan manusia.
Apabila lebih dari 4 menit seseorang tidak mendapatkan oksigen maka
akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan pasien
akan meninggal dunia. Dalam tubuh manusia oksigen memiliki peranan
yang sangat penting, hampir semua proses dalam tubuh manusia
membutuhkan oksigen secara fungsional. Jika ketersediaan oksigen sedikit
atau tidak ada sama sekali dalam tubuh, maka tubuh akan mengalami
gangguan dan bahkan bisa menyebabkan kematian, karena oksigen salah
satunya dibutuhkan dalam proses pernafasan. Oleh karena itu, kebutuhan
oksigen merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak bisa terlepas dari adanya
sistem pernafasan. Bila terdapat gangguan pada fungsional sistem
pernafasan, maka pemenuhan kebutuhan oksigen juga akan mengalami
gangguan. Gangguan sistem pernafasan ini bisa disebabkan karena adanya
peradangan maupun sumbatan pada saluran pernafasan. Jika saluran
pernafasan terganggu, maka oksigen yang didistribusikan darah akan
menurun.
Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling banyak berinteraksi
dengan pasien daripada tenaga kesehatan yang lain, sehingga perawat
harus mengetahui gangguan yang ada pada kesehatan pasien. Gangguan
tersebut dapat dipaparkan seorang perawat dalam beberapa diagnose
keperawatan yang digunakan untuk membuat asuhan keperawatan pada
klien selama di rumah sakit. Oleh karena itu perawat harus bisa membuat
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan.

1
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
respirasi?
C. Tujuan
Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
respirasi?
D. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada beberapa
diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan gangguan sistem
pernafasan.

2
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PERNAFASAN

A. Sistem Pernafasan
Secara garis besar pernapasan dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1. Pernapasan dalam (internal)
Pertukaran gas antara organel sel (mitokondria) dan medium cairnya. Hal
tersebut menggambarkan proses metabolism intraseluler yang meliputi
konsumsi O2 (digunakan untuk oksidasi bahan nutrisi) dan pengeluaran
CO2 (terdapat dalam sitoplasma) sampai menghasilkan energi.
2. Pernapasan luar (eksternal)
Absorpsi O2 dan pembuangan CO2 dari tubuh secara keseluruhan ke
lingkungan luar. Urutan proses pernapasan eksternal adalah:
1) Pertukaran udara luar ke dalam alveoli melalui aksi mekanik
pernapasan yaitu melalui proses ventilasi.
2) Pertukaran O2 dan CO2 yang terjadi di antara alveolus dan darah pada
pembuluh kapiler paru-paru melalui proses difusi.
3) Pengangkutan O2 dan CO2 oleh system peredaran darah dari paru-paru
ke jaringan dan sebaliknya yang disebut proses transportasi.
4) Pertukaran O2 dan CO2 darah dalam pembuluh darah kapilerjaringan
dengan sel-sel jaringan melalui proses difusi.
Saluran pernapasan digolongkan menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu :
1. Saluran nafas bagian atas
Pada bagian ini memiliki fungsi utama yaitu :
a. Air conduction (penyalur udara) sebagai saluran yang meneruskan
udara menuju saluran napas bagian bawah untuk pertukaran gas.
b. Protection (perlindungan) sebagai pelindung saluran napas bagian
bawah agar terhindar dari masuknya benda asing.
c. Warming, filtrasi, dan humidifikasi sebagai bagian yang
menghangatkan, manyaring, dan member kelembapan udara yang
dihirup.

2. Saluran nafas bagian bawah

3
Secara umum terbagi menjadi dua komponen ditinjau dari fungsinya
yaitu:
a. Saluran udara konduktif, yang biasa disebut sebagai percabangan
trakheobronkhialis yang terdiri atas trakea, bronkus, dan bronkiolus.
b. Saluran respiratorius terminal, yang biasa disebut dengan acini yang
berfungsi sebagai penyalur (konduksi) gas masuk dan keluar dari
saluran respiratorius terminal yang merupakan tempat pertukaran gas
yang sesungguhnya.
3. Mekanisme Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh
diperlukan usahakeras pernafasan yang tergantung pada:
a. Tekanan intrapleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi
paru. Dalamkeadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada,
hal ini disebabkan karenaada perbedaan tekanan atau selisih tekanan
atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intrapleural (755 mmHg).
Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume rongga dada
meningkat, tekanan intra pleural dan intra alveolar turun dibawah
tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi
volum rongga dada mengecilmengakibatkan tekanan intra pleural
dan tekanan intra alveolar meningkat diatas atmosfir sehingga udara
mengalir keluar.
b. Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan
aliran dikenal sebagai compliance. Ada dua bentuk compliance
yaitu:
c. Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan
tekanansaluran nafas (airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak.
Pada orangdewasa muda normal : 100 ml/cm H2O.
d. Effective Compliance: (tidal volume/peak pressure) selama
fasepernafasan. Normal ±50 ml/cm H2O.

4
Penurunan compliance akan mengakibatkan meningkatnya usaha nafas.
Compliance dapat menurun disebabkan oleh:
a. Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru
b. Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak
c. Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen
d. Airway resistance (tahanan saluran nafas)
Resistensi saluran napas adalah oposisi terhadap mengalir
disebabkan oleh kekuatan gesekan. Hal ini didefinisikan sebagai
rasio dari tekanan mengemudi dengan laju aliran udara. Perlawanan
mengalir di saluran udara tergantung pada apakah aliran adalah
laminar atau turbulen, pada dimensi jalan napas, dan pada viskositas
gas.
Untuk aliran laminar, resistensi cukup rendah. Artinya,
tekanan mengemudi relatif kecil dibutuhkan untuk menghasilkan laju
aliran tertentu.
Untuk aliran turbulen, resistensi relatif besar. Artinya,
dibandingkan dengan aliran laminar, tekanan mengemudi jauh lebih
besar akan diperlukan untuk menghasilkan laju alir yang sama.
Karena hubungan tekanan-aliran berhenti menjadi linier selama
aliran turbulen, tidak ada persamaan untuk menghitung rapi ada
hambatannya.

B. Pengkajian
Merupakan salah satu dari komponen proses keperawatan yang dilakukan
oleh perawat dalam menggali permasalahan sistem pernafasan klien meliputi:
1. Anamnesa
Anamnesa merupakan tekhnik memperoleh suatu informasi atau data
tentang kesehatan pasien melalui wawancara antara perawat dengan
petugas kesehatan dengan pasien atau orang lain yang mengetahui
kondisi pasien. Dalam anamnesa, informasi yang perlu didapatkan
adalah:

5
a. Biodata pasien
Biodata pasien yang perlu dikaji dalam anamnesa meliputi nama
pasien, umur pasien, jenis kelamin, usia, alamat lengkap, pekerjaan,
pendidikan, status perkawinan, agama, suku bangsa.
b. Keluhan Utama
Dalam membuat riwayat keperawatan yang berhubungan dengan
gangguan sistem pernafasan, penting untuk mengetahui tanda serta
gejalanya. Termasuk dalam keluhan utama pada gangguan sistem
pernafasan yaitu batuk, sesak nafas dan nyeri dada. Keluhan utama
adalah keluhan yang dirasakan sangat mengganggu kondisi pasien
yang mendorong pasien untuk datang menemui layanan kesehatan.
c. Riwayat penyakit saat ini
Pengkajian riwayat penyakit saat ini pada sistem pernafasan seperti
menanyakan tentang riwayat penyakit sejak timbulnya keluhan
sehingga klien meminta pertolongan. Data ini terdiri dari 4
komponen, antara lain: kronologi penyakit, gambaran dan deskripsi
keluhan utama, keluhan penyerta dan usaha berobat.
d. Riwayat penyakit dahulu
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami klien
sebelumnya. Misalnya apakah klien pernah dirawat sebelumnya,
dengan penyakit apa, apakah pernah mengalami sakit yang berat, dan
sebagainya.
e. Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian riwayat penyakit keluarga dalam gangguan sistem
pernafasan meupakan hal yang mendukung keluhan penderita, perlu
dicari riwayat keluarga yang dapat memberikan predisposisi keluhan
seperti adanya riwayat sesak nafas, batuk dalam jangka waktu yang
lama, dan batuk darah dari generasi terdahulu.
f. Riwayat pekerjaan dan gaya hidup
Perawat juga harus menanyakan situasi tempat kerja dan
lingkungannya. Kebiasaan sosial, kebiasaan dalam pola hidup
misalnya minum alcohol, atau obat tertentu.

6
2. Pengkajian fisik (Head to toe)
a. Inspeksi
Prosedur inspeksi yang harus dilakukan oleh perawat adalah sebagai
berikut (Irman Somantri, 2007) :
1) Pemeriksaan dada dimulai dari dada posterior dan pasien harus
dalam keadaan duduk.
2) Data diobservasi dengan membandingkan satu sisi dengan yang
lainnya.
3) Tindakan dilakukan dari atas sampai bawah
4) Inspeksi dada posterior terhadap warna kulit dan kondisinya
(skar, lesi, dan massa) dan gangguan tulang belakang (kifosis,
scoliosis, dan lordosis)
5) Catat jumlah, irama, kedalaman pernafasan, dan kesimetrisan
pergerakan dada.
6) Observasi tipe pernafasan seperti: pernafasan hidung, diafragma
serta pernafasan menggunakan otot bantu pernafasan.
7) Saat mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase inspirasi dan
ekspirasi. Normalnya adalah 1:2.
8) Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter AP dengan
lateral. Rationya berkisar 1: 2 sampai 5: 7, tergantung kondisi
cairan tubuh pasien.
9) Kelainan bentuk dada, yang meliputi Barrel chest, Funnel Chest,
Pigeon Chest, Kyposkoliosis.
10) Observasi kesimetrisan pergerakan dada.
11) Observasi retraksi abnormal ruang intercostal selama inspirasi,
yang dapat mengindikasikan adanya obstruksi jalan nafas.

7
b. Palpasi

Palpasi dimulai dengan memeriksa telapak tangan, jari, leher,


dada dan abdomen. Jari tabuh atau clubbing of finger bisa didapatkan
pada pasien dengan kanker paru, abses paru, empisema dan
bronkiektasis. Tekanan vena jugularis (JVP) diperlukan untuk
mengetahui tekanan pada atrium kanan. Pemeriksaan leher bertujuan
untuk menentukan apakah trachea tetap di tengah ataukah bergeser ke
samping, apakah ada penonjolan nodus limfe. Pemeriksaan palpasi
dada akan memberikan informasi tentang penonjolan di dinding dada,
nyeri tekan, gerakan pernafasan yang simetris, derajat ekspansi dada,
dan untuk menentukan taktil vocal fremitus. Pemeriksaan gerak dada
dilakukan dengan cara meletakkan kedua telapak tangan secara
simetris pada punggung. Kedua ibu jari diletakkan di samping linea
vertebralis, lalu pasien diminta inspirasi dalam. Jika gerakan dada
tidak simetris, jarak ibu jari kanan dan kiri akan berbeda. (Darmanto,
2009).
c. Perkusi

8
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi
pulmonary, organ yang ada disekitarnya, dan pengembangan
(ekskursi) diafragma. Jenis suara perkusi ada dua jenis, yaitu normal
dan abnormal.
1) Suara Normal
Resonan (Sonor): dihasilkan pada jaringan paru normal
umumnya bergaung dan bernada rendah.
Dullness : dihasilkan di atas bagian jantung atau paru-paru
Tympany: dihasilkan di atas perut yang berisi udara umumnya
bersifat musical
2) Suara Abnormal
Hiperresonan : bergaung lebih rendah dan timbul pada bagian
paru yang abnormal berisi udara
Flatness : nadanya lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar
pada perkusi daerah paha, dimana seluruh areanya berisi jaringan.
d. Auskultasi
Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna
mencakup mendengarkan suara napas normal dan suara napas
tambahan (abnormal). Suara napas normal dihasilkan dari getaran
udara ketika melalui jalan napas dari laring ke alveoli dan bersifat
bersih.
1) Suara normal
Bronkial : suaranya terdengar keras, nyaring, dan hembusannya
lembut. Fase ekspirasinya lebih lama daripada inspirasi dan tidak
ada jeda di antara keduanya.
Bronkovesikular : gabungan suara napas bronkial dan vesicular.
Suaranya terdengar nyaring dan intensitasnnya sedang. Inspirasi
dan ekspirasi sama panjangnya.
Vesikular : terdengar lembut, halus, dan seperti angina sepoi-
sepoi. Inspirasi lebih panjang dari ekaspirasi, ekspirasi terdengar
seperti tiupan.

9
2) Suara abnormal
Wheezing : terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan
karakter suara nyaring, musical, suara terus menerus.
Ronchi : Terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, suaranya
terdengar pelan, nyaring, dan suara mengorok terus-menerus.
Berhubungan dengan produksi sputum.
Pleural friction rub :terdengar saat inspirasi dan ekspirasi.
Karakter suara kasar, berciut, dan suara seperti gesekan akibat
dari inflamasi daerah pleura. Pasien akan mengalami nyeri saat
bernafas.
Crackles dibagi menjadi dua yaitu Crackles halus dan kasar.
3. Pemeriksaan Diagnostik
Prosedur diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi gangguan pada
system pernapasan dibagi ke dalam 2 metode, yaitu:
a. Metode morfologis, di antaranya adalah teknik radiologi yang
meliputi radiografi dada rutin, Tomografi computer (CT Scan),
pencitraaan resonansi magnetic (MRI), ultrasound, angiografi
pembuluh paru dan pemindaian paru, endoskopi, pemeriksaan
biopsy dan sputum.
b. Metode fisiologis misalnya pengukuran gas darah dan uji fungsi
ventilasi.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Fungsi pernafasan, resiko ketidakefektifan
5. Disfungsi respon penyapihan ventilator
6. Risiko disfungsi respon penyapihan ventilator
7. Gangguan ventilasi spontan.

10
D. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas
Definisi Ketidakmampuan untuk membersihkan secret
atau obstruksi saluran napas guna
mempertahankan jalan napas yang bersih.
Kriteria Hasil Hasil NOC:
NOC 1. Pencegahan aspirasi; tindkaan personal
untuk mencegah masuknya cairan atau
partikel padat kedalam paru
2. Status pernapasan: ventilasi; pergerakan
udara yang masuk dan keluar ke dan dari
paru
3. Status pernapasan: kepatenan jalan napas;
jalur napas trakeobronkial bersih dan
terbuka untuk pertukaran gas
Tujuan atau Kriteria evaluasi NOC
1. Menunjukkan bersihan jalan napas yang
efektif yang dibuktikan oleh, pencegahan
aspirasi, status pernapasan: ventilasi tidak
terganggu dan status pernapasan:
kepatenan jalan napas
2. Menunjukkan status pernapasan:
kepatenan jalan napas, yang dibuktikan
oleh indicator sebagai berikut:gangguan
eksterm, berat, sedang, ringan, tidak ada
gangguan
Pasien akan (NOC):
1. Batuk efektif
2. Mengeluarkan secret secara efektif
3. Mempunyai jalan napas yang paten
4. Pada pemeriksaan auskultasi, memiliki
suara napas yang jernih

11
5. Mempunyai irama dan frekuensi
pernapasan dalam rentang normal
6. Mempunyai fungsi paru dalam batas
normal
7. Mampu mendeskripsikan rencana untuk
perawatan dirumah
Aktivitas 1. Intervensi NIC
Keperawatan 2. Manajemen jalan napas; memfasilitasi
kepatenan jalan napas
3. Pengisapan jalan napas; mengeluarkan
secret jalan napas dengan cara
memasukkan kateter pengisap kedalam
jalan napas oral atau trakea pasien
4. Kewaspadaan aspirasi; mencegah atau
meminimalkan factor resiko pada pasien
yang berisiko terhadap aspirasi
5. Manajemen asma; mengidentifikasi,
mengobati, dan mencegah reaksi inflamasi
dijalan napas
6. Pemantauan pernapasan; mengumpulkan
dan menganalisis data pasien untuk
memastikan kepatenan jalan napas dan
pertukaran gas yang adekuat
7. Peningkatan batuk; meningkatkan inhalasi
dalam pada pasien yang memiliki riwayat
keturunan intratoraksik dan kompresi
parenkim paru yang mendasari untuk
pengerahan tenaga dalam
menghembuskan udara
8. Pengaturan posisi; mengubah posisi
pasien atau bagian tubuh pasien secara
sengaja untuk memfasilitasi kesejahteraan

12
fisiologis dan psikologis
9. Bantuan ventilasi; meningkatkan pola
napas spontan yang optimal, yang
memaksimakan pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalam paru
1. Pengkajian
1) Kaji dan dokumentasikan hal-hal
berikut:
2) Keefektifan pemberian oksigen dan
terapi lain
3) Keefektifan obat resep
4) Kecenderungan pada gas darah arteri
jika tersedia
5) Frekuensi, kedalaman dan upaya
pernapasan
6) Factor yang berhubungan seperti nyeri,
batuk tidak efektif, mucus kental, dan
keletihan
7) Auskultasi bagian dada anterior dan
posterior untuk mengetahui penurunan
atau ketiadaan ventilasi dan adanya
suara napas tambahan
8) Pengisapan jalan napas (nic):
9) Tentukan pkebutuhan pengisapan oral
atau trakeal
10) Pantau status oksigen pasien dan status
hemodinamik dan irama jantung
sebelum, selama dan setelah
pengisapan
11) Catat jenis dan jumlah sekrat yang
dikumpulkan.
2. Penyuluhan untuk pasien dan keluarga

13
1) Jelaskan penggunaan yang benar
peralatan pendukung
2) Informasikan kepada pasien dan
keluarga tentang larangan merokok
didalam ruangan perawatan
3) Instruksikan kepada pasien tentang
batuk dan teknik napas dalam
4) Ajarkan pasien untuk mengganjal luka
insisi saat batuk, kalau ada
5) Ajarkan pasien dan keluarga tentang
makna perubahan sputum
6) Pengisapan jalan napas (nic):
instruksikan kepada pasien dan
keluarga tentang cara melakukan
pengisapan, jika perlu
3. Aktivitas kolaboratif
1) Rundingkan dengan ahli terapi
pernapasan, jika perlu
2) Konsultasikan dengan dokter tentang
kebutuhan untuk perkusi atau
peralatan pendukung
3) Berikan oksigen yang telah
dihumidifikasi sesuai dengan
instruksi
4) Lakukan atau bantu dalam terapi
aerosol, nebulizer, dan perawatan
paru lainnya sesuai protocol
5) Beri tahu dokter tentang hasil gas
darah yang abnormal
4. Aktivitas lain
1) Anjurkan aktivitas fisik untuk
memfasilitasi pengeluaran secret

14
2) Anjurkan penggunaan spirometer
insentif
3) Jika pasien tidak mampu ambulasi,
pindahkan pasien dari satu sisi tempat
tidur kesisi yang lainnya setiap dua
jam
4) Informasikan kepada pasien sebelum
memulai prosedur untuk menurunkan
kecemasan dan control diri
5) Berikan pasien dukungan emosi
6) Atur posisi pasien yang
memungkinkan untuk pengembangan
maksimal rongga dada
7) pengisapan nasoparing atau oroparing
setiap.
8) Lakukan pengisapan endotrakea atau
nasotrakea jika perlu
9) Pertahankan keadekuatan hidrasi
untuk mengencerkan secret
10) Singkirkan atau tangani factor
penyebab, seperti nyeri, keletihan dan
secret yang kental
Perawatan 1. Instruksikan pasien dan keluarga terlibat
dirumah dalam perencanaan untuk perawatan
dirumah
2. Kaji kondisi rumah untuk keberadaan factor
allergen
3. Bantu pasien dan keluarga untuk
mengidentifikasi cara menghindari allergen
Untuk bayi dan 1. Beri penekanan kepada orangtua bahwa
anak-anak batuk sangat penting bagi anak-anak dan
bahwa batuk tidak harus diredakan dengan

15
obat
2. Seimbangkan kebutuhan terhadap
pembersihan jalan napas dengan kebutuhan
untuk menghindari keletihan
3. Biarkan anak memegang stetoskop dan
mendengarkan buni napasnya sendiri.

2. Ketidakefektifan pola nafas


Definisi Inspirasi dan / atau ekspirasi yang tidak
memberi ventilasi yang adekuat.
Kriteria Hasil NOC Hasil NOC
1. Memiliki frekuensi pernapasan dalam
batas normal dibandingkan nilai dasar
2. Mengekspresikan redanya pearsaan
sesak napas
3. Menyebutkan factor penyebab , berikut
cara mencegah dan mengatasi
4. Pola nafas efektif
5. Bunyi nafas normal atau bersih
6. TTV dalam batas normal
7. Batuk berkurang
8. Ekspansi paru mengembang.
Aktivitas Keperawatan Intervensi NIC
1. Monitor suara nafas dan pergerakan ada
secara teratur
2. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan
dan ekspansi dada. Catat upaya
pernafasan termasuk penggunaan otot
bantu pernafasan / pelebaran nasal.
3. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya
bunyi nafas seperti krekels, wheezing.
4. Tinggikan kepala dan bantu mengubah

16
posisi.
5. Observasi pola batuk dan karakter
sekret.
6. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan
latihan batuk.
Aktivitas Keperawatan Pengkajian
1. Pantau adanya pucat dan sianosis
2. Pantau efek obat pada status pernafasan
3. Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi
di sangkar iga
4. Kaji kebutuhan insersi jalan napas
5. Observasi dan dokumentasikan
ekspansi dada bilateral pada pasien
yang terpasang ventilator
6. Pantau kecepatan, irama, kedalaman
dan upaya pernafasan
7. Perhatikan pergerakan dada, amati
kesimetrisan, penggunaan otot-otot
bantu
8. Pantau pernafasan yang berbunyi,
seperti mendengkur
9. Pantau pola pernafasan, seperti
bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
hipoventilasi
10. Pantau peningkatan kegelisahan,
ansietas dan lapar udara
Aktivitas Kolaboratif:
1. Konsultasi dengan ahli terapi
pernafasan untuk memastikan
keadekuatan fungsi ventilator mekanis
2. Laporkan perubahan sensori, bunyi
napas. Pola pernafasan, nilai GDA,

17
sputum jika perlu sesuai protocol
3. Berikan obat (misalnya bronkodilator)
sesuai dengan protocol
4. Berikan terapi nebulizer ultrasonic dan
udara (oksigen) yang dilembabkan
sesuai protocol
5. Berikan obat nyeri untuk
mengoptimalkan pola pernafasan.

3. Gangguan pertukaran gas


Definisi Kelebihan dan kekurangan oksigen dan/
atau eliminasi karbondioksida di membrane
kapiler-alveolar
Tujuan dan Kriteria Tujuan Umum :
Hasil NOC Mengatasi masalah gangguan pertukaran
gas.

Tujuan khusus NOC:


1. Gangguan pertukaran gas akan
berkurang, yang dibuktikan oleh tidak
terganggunya respon alergi, sistemik,
keseimbangan elektrolit dan asam basa
2. Pertukaran gas tidak akan terganggu
3. Ventilasi tidak akan terganggu.

Kriteria Hasil:
1. Status Pernapasan: pertukaran gas:
Pertukaran CO2 atau O2 di alveolar
untuk memertahankan konsentrasi gas
darah arteri
2. Status Pernapasan: ventilasi:
Perpindahan udara masuk dan keluar

18
dari paru-paru.
Aktivitas Keperawatan Intervensi NIC
1. Kaji bunyi paru, frekuensi
napas,kedalaman dan usaha napas serta
produksi sputum
2. Pantau saturasi O2 dengan oksimeter
nadi
3. Pantau hasil gas darah (misal PaO2
yang rendah, PaCO2 yang meningkat,
kemunduran tingkat respirasi)
4. Pantau kadar elektrolit
5. Pantau status mental
6. Peningkatan frekuensi pemantauan
pada saat pasien tampak somnolen
7. Observasi terhadap sianosis, terutama
membran mukosa mulut
8. Identifikasi kebutuhan pasien akan
insersi jalan napas aktual/potensial
9. Auskultasi bunyi napas, tandai area
penurunan atau hilangnya ventilasi dan
adanya bunyi tambahan
10. Pantau status pernapasan dan
oksigenasi
Pendidikan Untuk Pasien Dan Keluarga :
1. Jelaskan penggunaan alat bantu yang
diperlukan (oksigen,
pengisap,spirometer)
2. Ajarkan teknik bernapas dan relaksasi
3. Jelaskan pada pasien dan keluarga
alasan suatu tindakan dilakukan misal:
terapi oksigen
4. Ajarkan teknik perawatan di rumah

19
(pengobatan, aktivitas, alat bantu, tanda
dan gejala yang perlu dilaporkan)
5. Ajarkan batuk efektif

Aktivitas Kolaboratif
1. Konsultasikan dengan dokter tentang
kebutuhan akan pemeriksaan gas darah
arteri dan penggunaan alat bantu yang
dianjurkan sesuai dengan adanya
perubahan kondisi pasien.
2. Laporkan perubahan sehubungan
dengan pengkajian data (misal: bunyi
napas, pola napas, analisa gas darah
arteri,sputum,efek dari pengobatan)
3. Berikan obat yang diresepkan (misal:
natrium bikarbonat) untuk
mempertahankan kesiembangan asam-
basa
4. Siapkan pasien untuk ventilasi mekanis
5. Berikan oksigen atau udara yang
dilembabkan sesuai dengan keperluan
6. Berikan bronkodilator, aerosol, nebulasi

20
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Djojodibroto, darmanto. 2009. Respirologi (respiratory medicine). Jakarta :Penerbit


Buku Kedokteran (EGC).

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern.2012.Buku Saku DIAGNOSIS


KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi
9. Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep.
Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif._____. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

21

Anda mungkin juga menyukai