ABSTRAK
1 Hubungan Cara Ibu Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
ABSTRACT
2 Hubungan Cara Ibu Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
hormon, faktor gizi dan cara menyusui yang orang) ibu post partum tidak mengalami
benar. (Winkjosastro, 2005) kelainan pada payudaranya. Dari 4 ibu yang
Dari berbagai faktor tersebut kita dapat mengalami bendungan ASI dan seorang ibu
berikan pencegahan salah satunya dengan yang mengalami mastitis, diketahui bahwa
cara menyusui yang benar. Cara menyusui semuanya tidak menyusui dengan baik dan
yang benar merupakan metode pemberian ASI benar bahkan terdapat 50% ibu post partum
melalui isapan bayi dengan mengatur posisi yang sama sekali tidak pernah menyusui pada
tubuh bayi dengan benar (Soetjiningsih, bayinya. Pada umumnya ibu-ibu tersebut
2005). Suatu proses pemberian ASI pada bayi belum mengetahui tentang posisi menyusui
dengan cara memasukkan seluruh areola yang benar, cara menyusui yang benar, cara
payudara (daerah berwarna cokelat di perawatan payudara, cara mengosongkan
payudara ibu) ke dalam mulut bayi dan payudara untuk mencegah terjadinya
dengan posisi menyusui yang benar (Arini H, bendungan ASI.
2012). Tujuan cara menyusui yang benar Berdasarkan masalah tersebut di atas,
diantaranya yaitu mencegah agar puting tidak penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan
lecet, menghindari agar bayi tidak tersedak, cara ibu menyusui dengan kejadian
menghidari terjadinya komplikasi khususnya bendungan Air Susu Ibu (ASI) pada ibu nifas
bendungan ASI (Soetjiningsih, 2005). Adapun di wilayah kerja puskesmas Tengaran”.
faktor yang mempengaruhi cara menyusui
dari mulai posisi menyusui yang benar dan
pengosongan payudara. Menurut Huliana METODE PENELITIAN
(2003), cara menyusui sangat mempengaruhi
kenyamanan bayi menghisap air susu. Oleh Desain penelitian ini menggunakan
karena itu, usahakan agar ibu dapat menyusui deskriptif korelasi dengan pendekatan cross
dengan baik dan benar. Anjuran yang sectional. Populasi penelitian : Ibu nifas yang
ditekankan adalah untuk segera menyusui menyusui yang berjumlah 58 orang yang
bayinya setelah melahirkan. Masih banyak diambil dari data persalinan bulan Juni 2013.
ibu menyusui yang enggan untuk segera Teknik sampling adalah total sampling.
menyusui bayinya dengan alasan setelah Instrument penelitian adalah kuisioner
melahirkan masih terasa nyeri dan ASI belum sejumlah 10 pertanyaan tentang cara
banyak keluar. Selain itu bidan juga menyusui dan 1 pertanyaan tentang
menganjurkan supaya dikompres air hangat bendungan ASI. Analisa data yang digunakan
dan dilakukan pengosongan payudara. adalah univariate dan bivariate.
Peradangan pada payudara dan menjadi
merah, bengkak, terasa nyeri, suhu tubuh
meningkat, keadaan ini karena kurangnya ASI HASIL PENELITIAN
dihisap atau dikeluarkan atau pengisapan
yang tidak efektif (Purwanti, 2004). Apabila Univariat
payudara tidak dikosongkan, maka alveoli
akan mengalami kongesti (bendungan) dan 1. Cara menyusui
terjadi pembengkakan payudara karena air Tabel 4.1 Distribusi frekuensi cara
susu. menyusui ibu menyusui di
Fenomena yang ada, di wilayah kerja wilayah kerja puskesmas
puskesmas Tengaran di bulan September Tengaran
2012 ada 30 ibu melahirkan dan 11 orang No Cara Menyusui Frekuensi
Persentase
(0,36%) yang dijumpai mengalami bendungan (%)
ASI. Berdasarkan hasil wawancara sementara 1. KurangBaik 30 51,7
2. Baik 28 48,3
terhadap 10 ibu menyusui yang melahirkan di
Jumlah 58 100,0
wilayah kerja Tengaran pada bulan September
2012 didapatkan data 40% (4 orang) ibu post
Tabel 4.1 menunjukan bahwa
partum mengalami bendungan ASI, 10% (1
sebagian besar responden 30 (51,7%)
orang) ibu mengalami mastitis dan 50% (5
mempunyai cara yang kurang baik dalam
3 Hubungan Cara Ibu Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
menyusui anaknya, dan terdapat responden kejadian bendungan ASI ibu menyusu di
28 (48,3%) mempunyai cara yang baik wilayah kerja puskesmas Tengaran.
dalam menyusui anaknya
4 Hubungan Cara Ibu Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
upaya pengosongan payudara, dan ASI (53,3%) tidak pernah melakukan
perawatan payudara, bendungan ASI perawatan payudara mengenai
dapat terjadi. Begitu pula jika bayi ingin pengeluaran ASI sedikit kemudian di
menyusu tetapi ibu tidak mengerti oleskan keseluruh puting susu. Hal ini
bagaimana cara menyusu dan posisi sesuai dengan pembahasan cara menyusui
menyusui yang benar akan menyebabkan yang sudah peneliti jelaskan diatas.
bendungan ASI.
5 Hubungan Cara Ibu Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
penanganan bendungan ASI yang dapat di Nursalam, Parini Siti, (2001). Pendekatan
pelajari diperkuliahan. Praktis Metodologi Riset
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan. C.V Sagung Seto :
Jakarta.
Ambarwati. ER, Wulandari Dyah (2008). Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan
Asuhan Kebidanan Nifas. Metodologi Penelitian Ilmu
Jogjakarta : Mitra Cendikia Offset. Keperawatan. Surabaya : Salemba
Mediks.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Purwanti, Sri Hubertin. (2004). Konsep
Rineka Cipta. Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta :
EGC
Cuningham, at.al (2005). William Obstetri.
Jakarta : EGC. Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Depkes RI. (2001). Manajemen Laktasi. Nuha Medika
Jakarta : Dirjen Pelayanan Medic.
Saifudin, A.B., Wiknjosastro, G.H., dan
Farrer, H. (2001). Perawatan Maternitas. Affandi, B. (2002). Buku Panduan
Jakarta : EGC. Praktis Pelayanan Maternal dan
Neonatal. (1st ed). Jakarta : Yayasan
Halminton (2005). Dasar – dasar Perawatan Bina Pustaka Sarwo no Prawirohardjo.
Meternitas. Edisi IV. Jakarta : EGC.
Sofyan, M. (2004). 50 Tahun IBI Bidan
Huliana, M. (2003). Perawatan Ibu Pasca Menyongsong Masa Depan (ed).
Melahirkan. Jakarta : Rupa Swara. Jakarta : PP IBI.
Jenny SR. (2006). Perawatan Masa Nifas Ibu Suhemi, Widyasih. H, Rachmawati, A.,
dan Bayi. Yogyakarta: Sahabat Setia. (2008). Perawatan Masa Nifas.
Jogjakarta : fitramaya.
Mansjoer, Arif, dkk. (2001). Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media Suyanto dan Umi. (2008). Riset Kebidanan
Aesculapius. Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta :
Mitra Cendikia.
Mansjoer. A. (2001). Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta. Media Varney, H., Kriebs, J.M., dan Begor, C.L
Aesculapius Fk.UI. (2002). Buku saku Bidan (1st ed.oet.I).
Jakarta : EGC.
Manuaba. (2001). Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana Winkjosastro, H., Syaefudin, A.B, dan
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Rachimhadi, T. (2002). Ilmu
EGC. Kebidanan (3rd ed). Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Mochtar, R. (2005). Synopsis Obstetri.
Jakarta. EGC. Winkjosastro, H., Syaefudin, A.B, dan
Rachimhadi, T. (2005). Ilmu
Neilson, (2005). Cara Menyusui yang Benar. Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Jakarta : Arcan. Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
6 Hubungan Cara Ibu Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang