Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN CARA IBU MENYUSUI DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA

IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGARAN


KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Nur Aeni1), Ari Andayani2), Gipta Galih Widodo3)


Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Email: up2m@AKBIDNgudiWaluyo

ABSTRAK

HUBUNGAN CARA IBU MENYUSUI DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA


IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGARAN KECAMATAN
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG. Cara menyusui adalah suatu proses ilmiah dan
kadang terlihat amat sederhana, namun bila dengan cara yang salah akan menyebabkan air susu
tidak keluar dengan sempurna sehingga akan terjadi bendungan ASI. Fenomena yang terdapat di
wilayah kerja puskesmas Tengaran, kejadian bendungan ASI 40% dialami oleh ibu post partum,
10% mengalami mastitis, 50% ibu post partum tidak mengalami kelainan pada payudara, serta
kebanyakan ibu – ibu tidak paham tentang cara menyusui.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara cara menyusui dengan kejadian
bendungan ASI pada ibu nifas diwilayah kerja puskesmas tengaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan
pendekatan cross sectional pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan tehnik total
populasi, dimana pengambilan sampel atau responden dilakukan secara keseluruhan populasi yang
ada.
Dari hasil uji statistik menggunakan Uji Chi-Square dengan taraf signifikansi 5 % (0,05) didapatkan
p value sebesar 0,001. Jika p value = 0,001 maka p lebih kecil dari alpha (p< 0,05) jadi Ho ditolak.
Kesimpulan dari uji tersebut adalah menunjukkan bahwa ada hubungan antara cara menyusui
dengan kejadian bendungan ASI ibu menyusui di wilayah kerja puskesmas Tengaran.
Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan ibu - ibu menyusui mampu melakukan cara menyusui yang
benar untuk mencegah terjadinya bendungan ASI.

Kata kunci : Cara Menyusui Dan Bendungan ASI


Referensi : 25 (2001 – 2013)

1 Hubungan Cara Ibu Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN BREASTFEEDING TECHNIQUE AND


ENGORGEMENT ON POST PARTUM MOTHER’S AT TENGARAN HEALTH CENTRE
SEMARANG REGENCY. The breastfeeding technique is a natural process and sometimes seems
very simple, but if it is used with the wrong technique, it will cause the breast milk can not flow
perfectly, so that it can cause engorgement.
The purpose this research is to know the correlation between breastfeeding technique and
engorgement on post partum mother’s at Tengaran health centre Semarang regency.
The method used in this research was a descriptive correlation with cross sectional method. Sample
Taking in this research used total sampling technique, where the sampling or respondents was done
to all population.
Based on Chi-square statistical test with significant level 5% (0.05), it is obtained p-value 0.001. If
p-value = 0.001, then p is lower than alpha (p < 0.05), then Ho is rejected. It is concluded that there
is a correlation between breastfeeding technique and engorgement on post partum mother’s at
Tengaran heath centre Semarang regency.
Based on the finding,mothers should be able to do the breastfeeding technique to prevent the
engorgement.

Keywords : breastfeeding technique and engorgement


Bibliography : 25 (2001-2013)

PENDAHULUAN payudara bengkak, keras dan terasa panas.


Gejala yang biasa terjadi antara lain payudara
Latar Belakang penuh terasa panas, berat dan keras, tidak
terlihat mengkilat, edema atau merah. ASI
Gerakan nasional peningkatan biasanya mengalir lancar dan kadang-kadang
penggunaan Air Susu Ibu (ASI) merupakan menetes keluar secara spontan, namun ada
salah satu upaya pemerintah untuk pula payudara yang terbendung membesar,
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. membengkak dan sangat nyeri. Payudara
Upaya ini penting dilaksanakan oleh seluruh dapat terlihat mengkilat dan edema. Puting
anggota masyarakat, para ibu sebagai pelopor susu teregang menjadi rata. ASI tidak
peningkatan kualitas sumber daya manusia mengalir dengan mudah dan bayi sulit
untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu
sejak dini dan dukungan serta bimbingan kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya
yang optimal dari keluarga, lingkungan dan akan hilang dalam 24 jam (Mochtar, 2005).
tenaga kesehatan yang merawat ibu selama Hal ini dapat diantisipasi dengan perawatan
hamil, bersalin dan masa nifas. Ibu yang payudara dan menyusukan segera setelah
sedang menyusui diharapkan dapat persalinan karena apabila tidak disusukan
memberikan ASI secara optimal, sehingga dengan baik atau tidak dikosongkan dengan
bayi dapat tumbuh kembang dengan normal sempurna maka akan terjadi bendungan ASI.
sebagai calon sumber daya manusia yang Jika hal ini dibiarkan maka dapat terjadi
berkualitas (Dinkes Jawa Tengah, 2008). infeksi yang disebut mastitis (Wiknjosastro,
Masalah yang masih sering dijumpai pada 2012).
masa nifas adalah masalah payudara seperti Menghadapi berbagai masalah tersebut
bendungan ASI, abses, mastitis, puting lecet maka bidan atau tenaga kesehatan diharapkan
(Yetti, 2010). Bendungan adalah salah satu memberi penjelasan dan anjuran pada ibu
masalah yang sering terjadi. Bendungan ASI menyusui tentang bendungan ASI dan cara
rata-rata terjadi pada hari ke 2 sampai 3 post pencegahannya. Faktor-faktor yang
partum, sebagian besar keluhan pasien adalah mempengaruhi bendungan ASI adalah faktor

2 Hubungan Cara Ibu Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
hormon, faktor gizi dan cara menyusui yang orang) ibu post partum tidak mengalami
benar. (Winkjosastro, 2005) kelainan pada payudaranya. Dari 4 ibu yang
Dari berbagai faktor tersebut kita dapat mengalami bendungan ASI dan seorang ibu
berikan pencegahan salah satunya dengan yang mengalami mastitis, diketahui bahwa
cara menyusui yang benar. Cara menyusui semuanya tidak menyusui dengan baik dan
yang benar merupakan metode pemberian ASI benar bahkan terdapat 50% ibu post partum
melalui isapan bayi dengan mengatur posisi yang sama sekali tidak pernah menyusui pada
tubuh bayi dengan benar (Soetjiningsih, bayinya. Pada umumnya ibu-ibu tersebut
2005). Suatu proses pemberian ASI pada bayi belum mengetahui tentang posisi menyusui
dengan cara memasukkan seluruh areola yang benar, cara menyusui yang benar, cara
payudara (daerah berwarna cokelat di perawatan payudara, cara mengosongkan
payudara ibu) ke dalam mulut bayi dan payudara untuk mencegah terjadinya
dengan posisi menyusui yang benar (Arini H, bendungan ASI.
2012). Tujuan cara menyusui yang benar Berdasarkan masalah tersebut di atas,
diantaranya yaitu mencegah agar puting tidak penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan
lecet, menghindari agar bayi tidak tersedak, cara ibu menyusui dengan kejadian
menghidari terjadinya komplikasi khususnya bendungan Air Susu Ibu (ASI) pada ibu nifas
bendungan ASI (Soetjiningsih, 2005). Adapun di wilayah kerja puskesmas Tengaran”.
faktor yang mempengaruhi cara menyusui
dari mulai posisi menyusui yang benar dan
pengosongan payudara. Menurut Huliana METODE PENELITIAN
(2003), cara menyusui sangat mempengaruhi
kenyamanan bayi menghisap air susu. Oleh Desain penelitian ini menggunakan
karena itu, usahakan agar ibu dapat menyusui deskriptif korelasi dengan pendekatan cross
dengan baik dan benar. Anjuran yang sectional. Populasi penelitian : Ibu nifas yang
ditekankan adalah untuk segera menyusui menyusui yang berjumlah 58 orang yang
bayinya setelah melahirkan. Masih banyak diambil dari data persalinan bulan Juni 2013.
ibu menyusui yang enggan untuk segera Teknik sampling adalah total sampling.
menyusui bayinya dengan alasan setelah Instrument penelitian adalah kuisioner
melahirkan masih terasa nyeri dan ASI belum sejumlah 10 pertanyaan tentang cara
banyak keluar. Selain itu bidan juga menyusui dan 1 pertanyaan tentang
menganjurkan supaya dikompres air hangat bendungan ASI. Analisa data yang digunakan
dan dilakukan pengosongan payudara. adalah univariate dan bivariate.
Peradangan pada payudara dan menjadi
merah, bengkak, terasa nyeri, suhu tubuh
meningkat, keadaan ini karena kurangnya ASI HASIL PENELITIAN
dihisap atau dikeluarkan atau pengisapan
yang tidak efektif (Purwanti, 2004). Apabila Univariat
payudara tidak dikosongkan, maka alveoli
akan mengalami kongesti (bendungan) dan 1. Cara menyusui
terjadi pembengkakan payudara karena air Tabel 4.1 Distribusi frekuensi cara
susu. menyusui ibu menyusui di
Fenomena yang ada, di wilayah kerja wilayah kerja puskesmas
puskesmas Tengaran di bulan September Tengaran
2012 ada 30 ibu melahirkan dan 11 orang No Cara Menyusui Frekuensi
Persentase
(0,36%) yang dijumpai mengalami bendungan (%)
ASI. Berdasarkan hasil wawancara sementara 1. KurangBaik 30 51,7
2. Baik 28 48,3
terhadap 10 ibu menyusui yang melahirkan di
Jumlah 58 100,0
wilayah kerja Tengaran pada bulan September
2012 didapatkan data 40% (4 orang) ibu post
Tabel 4.1 menunjukan bahwa
partum mengalami bendungan ASI, 10% (1
sebagian besar responden 30 (51,7%)
orang) ibu mengalami mastitis dan 50% (5
mempunyai cara yang kurang baik dalam

3 Hubungan Cara Ibu Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
menyusui anaknya, dan terdapat responden kejadian bendungan ASI ibu menyusu di
28 (48,3%) mempunyai cara yang baik wilayah kerja puskesmas Tengaran.
dalam menyusui anaknya

2. Kejadian bendungan ASI PEMBAHASAN


Tabel 4.2 Distribusi frekuensi kejadian
bendungan ASI ibu menyusui Pada bagian ini peneliti akan membahas
di wilayahkerja tentang hasil dari penelitian, dank an
PuskesmasTengaran. dibandingkan dengan teori dan penelitian lain
yang meneliti cara manyusui dan bendungan
No
Bendungan
Frekuensi
Persentase ASI .
ASI (%) 1. Cara menyusui
1. Ya 19 32,8 Berdasarkan hasil penelitian tentang
2. Tidak 39 67,2
cara ibu menyusui menunjukan bahwa
Jumlah 58 100,0
pada umumnya responden melakukan cara
menyusui kurang baik sebanyak 30
Tabel 4.2 menunjukan bahwa responden (51,7 %). Dari responden yang
responden 19(32,8%) mengalami cara menyusuinya kurang baik, terdapat
bendungan ASI sebagian besar responden yang tidak
pernah melakukan perawatan payudara
Bivariat dengan benar yaitu saat mengeluarkan
sedikit ASI dan di oleskan keseluruh
Hubungan antara Cara Menyusui dengan putting susu dan areola.
Kejadian Bendungan ASI Berdasarkan hasil penelitian, selain
Tabel 4.3 Tabulasi silang antara cara menunjukan responden yang menyusui
menyusui dengan kejadian dengan cara kurang baik, penelitian juga
bendungan ASI ibu menyusui di menunjukan beberapa responden yang
wilayah kerja Puskesmas menyusui dengan cara baik, (48,3%). Dari
Tengaran beberapa responden yang menyusui
Bendungan ASI
dengan cara baik, tidak pernah
Cara Menyusui Mengalami
Tidak Total membersihkan putting susu dengan
Mengalami minyak kelapa atau baby oil. Alasan
N % N % N %
Kurangbaik 16 53,3 14 46,7 30 100,0 mereka, karena menurut mereka
Baik 3 10,7 25 89,3 28 100,0 membersihkan putting susu cukup dengan
Jumlah 19 100,0 39 100,0 58 100,0
sabun pada saat mandi, dan tidak perlu
P value : 0,001 x² : 10,086
dibersihkan lagi menggunakan minyak
kelapa atau baby oil, apabila responden
Tabel 4.3 menunjukan bahwa responden
membersihkan puting hanya pada saat
dengan cara menyusui kurang baik (53,3%)
mandi.
mengalami bendungan ASI dan terdapat
(46,7%) tidak mengalami bendungan ASI.
2. Bendungan ASI
Pada responden dengan cara menyusui baik
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
(10,7 %) mengalami bendungan ASI dan
bahwa responden yang mengalami
terdapat (89,3%) yang tidak mengalami
bendungan ASI yaitu sebanyak 19 orang
bendungan ASI.
(32,8%). Ibu mengalami bendungan ASI
Dari hasil uji statistik menggunakan Uji
adalah ibu yang saat itu masuk pada 2-10
Chi-Square dengan taraf signifikansi 5 %
hari post partum. Ini sesuai pendapat
(0,05) didapatkan p value sebesar 0,001. Jika
Wiknjosastro (2002) karena pada 3-4 hari
p value = 0,001 maka p lebih kecil dari alpha
post partum terjadi produksi ASI dan
(p< 0,05) jadi H0 ditolak. Kesimpulan dari uji
proses pemberian ASI yang adekuat
tersebut adalah menunjukkan bahwa ada
terjadi pada masa post partum tersebut.
hubungan antara cara menyusui dengan
Jika produksi ASI lancar, tetapi tidak ada

4 Hubungan Cara Ibu Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
upaya pengosongan payudara, dan ASI (53,3%) tidak pernah melakukan
perawatan payudara, bendungan ASI perawatan payudara mengenai
dapat terjadi. Begitu pula jika bayi ingin pengeluaran ASI sedikit kemudian di
menyusu tetapi ibu tidak mengerti oleskan keseluruh puting susu. Hal ini
bagaimana cara menyusu dan posisi sesuai dengan pembahasan cara menyusui
menyusui yang benar akan menyebabkan yang sudah peneliti jelaskan diatas.
bendungan ASI.

3. Analisis hubungan cara PENUTUP


menyusui dengan kejadian bendungan
ASI Kesimpulan
Hasil uji statistik menggunakan Uji
Chi-Square dengan taraf signifikansi 5 % 1. Sebagian besar responden 30
(0,05) didapatkan p value sebesar 0,001. (51,7%) mempunyai cara yang kurang
Jika p value = 0,001 maka p lebih kecil baik dalam menyusui anaknya, dan
dari alpha (p< 0,05) jadi H0 ditolak. terdapat responden 28 (48,3%) menyusui
Kesimpulan dari uji tersebut adalah dengan cara yang baik.
menunjukkan bahwa ada hubungan antara 2. Sebagian besar responden 19
cara menyusui dengan kejadian (32,8%) mengalami kejadian bendungan
bendungan ASI ibu menyusui di wilayah ASI.
kerja puskesmas Tengaran. 3. Ada hubungan cara menyusui
Berdasarkan hasil penelitian dengan kejadian bendungan ASI di
didapatkan data bahwa pada responden wilayah kerja puskesmas Tengaran,
dengan cara menyusui kurang baik dan kabupaten Semarang.
mengalami bendungan ASI (53,3%). Dan
pada responden dengan cara menyusui Saran
baik dan mengalami bendungan ASI
(10,7%). Data responden yang menyusui 1. Bagi masyarakat
dengan cara baik dan mengalami Diharapkan aktif mencari tahu tentang
bendungan ASI sebagian besar tidak informasi cara menyusui yang benar dan
mengetahui posisi kepala bayi yang benar dapat mengaplikasikan dalam kehidupan
pada saat menyusu, responden hanya sehari – hari termasuk pada perawatan
mengetahui pada saat menyusui bayinya payudara serta personal hygiene dan
hanya dengan cara menggendong dan posisi bayi saat menyusui.
memeluk bayi. Dilihat dari kebiasaan 2. Bagi tenaga kesehatan
responden yang menyusui bayinya dengan Memberikan penyuluhan tentang cara
berjalan atau berdiri juga mempengaruhi menyusui serta mengajari masyarakat
posisi kepala bayi. Menyusui dengan bagaimana cara menyusui yang benar,
berdiri atau berjalan dapat merubah posisi melakukan pengosongan payudara dan
kepala bayi yang kurang tepat. Posisi perawatan payudara.
kepala bayi yang tidak benar bisa 3. Bagi Peneliti
menyebabkan hisapan bayi yang salah, Bagi peneliti lain sebaiknya dilakukan
karena puting susu dan areolan yang tidak juga penelitian lagi tentang faktor – faktor
masuk semua kemulut bayi. Hal ini dapat yang mempengaruhi terjadinya bendungan
mengakibatkan terjadinya puting lecet. ASI.
Selain itu, dapat menyebabkan bayi 4. Bagi Pendidikan Kesehatan
tersedak karena posisi kepala yang tidak Diharapkan mengembangkan ilmu
miring sejajar satu garis lurus dengan tentang cara menyusui yang benar, dan
lengan bayi. penanganan bendungan ASI.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 5. Bagi institusi pendidikan
responden yang menyusui dengan cara Diharapkan dapat mengaplikasikan
kurang baik dan mengalami bendungan ilmu tentang cara menyusui dan

5 Hubungan Cara Ibu Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
penanganan bendungan ASI yang dapat di Nursalam, Parini Siti, (2001). Pendekatan
pelajari diperkuliahan. Praktis Metodologi Riset
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan. C.V Sagung Seto :
Jakarta.

Ambarwati. ER, Wulandari Dyah (2008). Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan
Asuhan Kebidanan Nifas. Metodologi Penelitian Ilmu
Jogjakarta : Mitra Cendikia Offset. Keperawatan. Surabaya : Salemba
Mediks.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Purwanti, Sri Hubertin. (2004). Konsep
Rineka Cipta. Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta :
EGC
Cuningham, at.al (2005). William Obstetri.
Jakarta : EGC. Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Depkes RI. (2001). Manajemen Laktasi. Nuha Medika
Jakarta : Dirjen Pelayanan Medic.
Saifudin, A.B., Wiknjosastro, G.H., dan
Farrer, H. (2001). Perawatan Maternitas. Affandi, B. (2002). Buku Panduan
Jakarta : EGC. Praktis Pelayanan Maternal dan
Neonatal. (1st ed). Jakarta : Yayasan
Halminton (2005). Dasar – dasar Perawatan Bina Pustaka Sarwo no Prawirohardjo.
Meternitas. Edisi IV. Jakarta : EGC.
Sofyan, M. (2004). 50 Tahun IBI Bidan
Huliana, M. (2003). Perawatan Ibu Pasca Menyongsong Masa Depan (ed).
Melahirkan. Jakarta : Rupa Swara. Jakarta : PP IBI.

Jenny SR. (2006). Perawatan Masa Nifas Ibu Suhemi, Widyasih. H, Rachmawati, A.,
dan Bayi. Yogyakarta: Sahabat Setia. (2008). Perawatan Masa Nifas.
Jogjakarta : fitramaya.
Mansjoer, Arif, dkk. (2001). Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media Suyanto dan Umi. (2008). Riset Kebidanan
Aesculapius. Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta :
Mitra Cendikia.
Mansjoer. A. (2001). Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta. Media Varney, H., Kriebs, J.M., dan Begor, C.L
Aesculapius Fk.UI. (2002). Buku saku Bidan (1st ed.oet.I).
Jakarta : EGC.
Manuaba. (2001). Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana Winkjosastro, H., Syaefudin, A.B, dan
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Rachimhadi, T. (2002). Ilmu
EGC. Kebidanan (3rd ed). Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Mochtar, R. (2005). Synopsis Obstetri.
Jakarta. EGC. Winkjosastro, H., Syaefudin, A.B, dan
Rachimhadi, T. (2005). Ilmu
Neilson, (2005). Cara Menyusui yang Benar. Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Jakarta : Arcan. Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

6 Hubungan Cara Ibu Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

Anda mungkin juga menyukai