Disusun oleh:
TANJUNGPINANG
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah yang berjudul “Mekanika Kuantum
(Radiasi Benda Hitam)” ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya dari alam jahiliyah menuju alam yang kaya dengan ilmu
pengetahuan. Aamiin
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Inelda Yulita, S.Pd., M.Pd yang
merupakan dosen pembimbing kami karena dengan bimbingannya kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun menuju
kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
penulis
MEKANIKA KUANTUM
2. Bilangan Kuantum
Bilangan kuantum utama, azimuth, dan magnetik menyatakan
posisi suatu elektron dalam atom sedangkan bilangan kuantum
spin menyatakan arah putaran elektron.
B. Dualisme Cahaya
Cahaya memiliki sifat dualisme
Gelombang elektromagnetik (teori Maxwell) dengan tertentu
a. Kecepatan propagasi c
b. Gelombang radio, microwave, IR, Visible, UV, X-Ray, gamma-Ray
Sebagai paket energi, foton atau partikel (teori Planck & Einstein) memiliki m dan
p
a. Hukum Stefan-Boltzman
Energi radiasi setiap detik persatuan luas disebut intensitas radiasi (I). Joseph
Stefan dan Ludwig Boltzman telah melakukan pengukuran laju energi kalor
radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda, kemudian dikenal dengan Hukum
Stefan-Boltzman
I (T) = e σ A T4
Intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam menurut hukum Stefan-
Boltzmann bergantung pada temperatur:
I (T) = σT4
Keterangan :
P = daya radiasi (laju energi yang dipancarkan)
Q = energi kalor (J)
t = waktu (s)
σ = konstanta Stefan-Boltzman (5,67 10-8W/m2 K2)
A = luas permukaan benda (m2)
T = suhu mutlak permukaan benda (K)
b. Teori Klasik Radiasi Benda Hitam
Ada dua teori klasik yang mencoba menjelaskan spektrum radiasi benda hitam
yaitu teori Wien dan teori Rayleigh Jeans.
1. Hukum Pergeseran Wien
Teori Wien menyatakan hubungan antara intensitas radiasi dengan
panjang gelombang menggunakan analogi antara radiasi dalam ruangan dan
distribusi kelajuan molekul gas. Radiasi termal yang dipancarkan oleh suatu
permukaan benda merupakan gelombang elektromagnetik. Berdasarkan
eksperimen, radiasi termal itu terdiri atas banyak panjang gelombang.
Intensitas radiasi besarnya berbeda-beda untuk panjang gelombang yang
berbeda. Wilhelm Wien seorang fisikawan Jerman menemukan suatu
hubungan yang empiris sederhana antara panjang gelombang yang
dipancarkan untuk intensitas maksimum (λm) dengan suhu mutlak (T) sebuah
benda yang dikenal sebagai Hukum Pergeseran Wien. W. Wien merumuskan
bahwa terjadi pergeseran maksima λmaks sesuai perumusan dengan :
λmT = C
Keterangan:
λm = panjang gelombang pada intensitas maksimum (m)
T = suhu mutlak (K)
C = tetapan pergeseran Wien (2,898 x 10-3 mK)
D. Teori Planck
Max Planck (1900 M) mengemukakan perumusan intensitas spektrum radiasi
(disebut spektral radiasi R(λ)) yaitu intensitas radiasi termal sebagai fungsi λ pada
temperatur tertentu.
Max Planck menggunakan dasar teoritis untuk memperkuat rumus empirisnya
dengan membuat asumsi bahwa :
1. Energi radiasi yang dipancarkan oleh getaran molekul-molekul benda bersifat
diskret, yang besarnya :
En = n . h . f
Keterangan:
n = bilangan kuantum (n = 1, 2, 3, ...)
f = frekuensi getaran molekul.
h = konstanta Planck (6,626 . 10-34 Js) yang hanya mungkin berada pada salah
satu keadaan yang disebut keadaan-keadaan kuantum.
Daftar Pustaka