Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL RISET OPERASIONAL

PENGARUH IKLIM DAN PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA


DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DAERAH ENDEMIS
SULAWESI TENGAH

2017

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROPOSAL RISET OPERASIONAL

PENGARUH IKLIM DAN PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA DENGAN


KEJADIAN MALARIA DI DAERAH ENDEMIS SULAWESI TENGAH

OLEH

TIM SULAWESI TENGAH:

MUHAMMAD JUSMAN RAU


HERAWANTO
NURHAYA S. PATUI
PITRIANI
MARSELINA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS TADULAKO
2017
I. RINGKASAN
1a. PENGUSUL

Nama Peneliti Utama : Muh. Jusman Rau, S.KM., M.Kes


Jabatan : Dosen

Instansi : FKM Universitas Tadulako


Alamat instansi dan Telp. : Jl. Sukarno-Hatta KM. 9, Palu

E-mail : jusmanepid_06@yahoo.com
Anggota tim (daftar dan institusi) 1. Herawanto, S.KM., M.Kes.
2. Nurhaya S. Patui, S.KM., M.PH
3. Pitriani, S.KM., M.Kes.
4. Marselina, S.KM., M.Kes.
1b. DUKUNGAN INSTITUSI

Nama Atasan Langsung : Dr. Nurdin Rahman, M.Si., M.Kes.


Alamat dan telp : Jl. Sukarno-Hatta KM. 9, Palu

1c. PROYEK RISET OPERASIONAL


Judul Riset: Pengaruh Iklim dan Penggunaan Kelambu
Berinsektisida dengan Kejadian Malaria
di Daerah Endemis Sulawesi Tengah
Ringkasan Riset (250 kata) Pengaruh iklim merupakan salah satu
Latar belakang, komponen yang menyebabkan kejadian
Tujuan malaria. Pemakaian kelambu berinsektisida
Metodologi (desain, cara pengumpulan merupakan upaya preventif untuk
data, rencana analisis) menurunkan prevalensi malaria di daerah
endemis. Tujuan riset ini adalah untuk
menganalisis pengaruh iklim dan
penggunaan kelambu berinsektisida terhadap
kejadian malaria di daerah endemis Sulawesi
tengah yaitu Kabupaten Parigi Moutong dan
Banggai Kepulauan . Data dikumpulkan
melalui jumlah kasus Malaria periode tahun
2015-2016 yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Privinsi Sulawesi Tengah dan data
iklim dalam periode yang sama diperoleh
dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika Palu, Sulawesi Tengah serta
kuesioner yang diberikan kepada penerima
kelambu berinsektisida. Data dianalisis baik
secara univariat, bivariat, dan multivariat
untuk melihat pengaruh iklim dan
penggunaan kelambu terhadap kejadian
malaria.
Lokasi Riset: Provinsi Sulawesi Tengah
Lama Riset: 3 (Tiga) Bulan

1d. RENCANA BIAYA


Jumlah dana dibutuhkan :Rp. 75.660.000
II. ISI PROPOSAL
1. LATAR BELAKANG
Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi tropis yang disebabkan oleh parasit
(protozoa) Plasmodium sp, ditransmisikan melalui nyamuk Anopheles. Malaria juga
melibatkan hospes perantara yaitu manusia maupun vertebra lainnya, dan hospes definitif
yaitu nyamuk Anopheles. Pada manusia plasmodium terdiri dari lima spesies, yaitu
Plasmodium falciparum, P.malariae, P.ovale, P.vivax, dan pada temuan adalah
P.knowlesi (Sudoyo, 2011).

Malaria merupakan masalah kesehatan yang masih mendapat perhatian besar


karena angka kejadiannya yang cukup tinggi. Berdasarkan laporan who pada tahun 2015
terdapat 212 juta kasus baru malaria terjadi di seluruh dunia. Angka kejadian kasus baru
malaria tertinggi adalah wilayah Afrika (90%), wilayah asia tenggara (7%) dan wilayah
mediterania timur (2%) dan perkiraan kematian akibat malaria adalah 429.000 (kisaran
235.000-639.000)di seluruh dunia. Sebagian besar kematian terjadi diwilayah Afrika
(92%), diikuti wilayah asia tenggara (6%) dan wilayah mediterania timur (2 %) (WHO,
2016).
World malaria report 2015 menyebutkan bahwa malaria telah menyerang 106
negara didunia. Komitmen global pada milenium development goals (MDGs)
menempatkan upaaya pemberantasan malaria kedalam salah satu tujuan bersama yang
harus dicapai sampai dengan tahun 2015 melalui tujuan ketujuh yaitu memberantas
penyakit HIV/AIDS, malaria, dan tuberkulosis. Dengan berakhirnya MDGs pada tahun
2015, komitmen global tersebut dilanjutkan melaui suistenable Development Goals
(SDGs). Pada SDGs, upaya pemberantasan malaria tertuang dalam tujuan ketiga yaitu
menjamin kehidupan yang sehat dan mengupayakan kesejahteraan bagi semua orang
dengan tujuan spesifik yaitu mengakhiri epidemic AIDS, tuberculosis, malaria, penyakit
neglected-tropical sampai dengan tahun 2030 (WHO, 2016).
Morbiditas malaria pada suatu wilayah ditentukan dengan Annual Parasite
Incidence (API) per tahun. API merupakan jumlah kasus positif malaria per 1000
penduduk dalam satu tahun. Tren API secara nasional pada tahun 2011 hingga 2015
terus mengalami penurunan. Sulawesi tengah sendiri masuk dalam 10 besar API dengan
0.68 %, posisi teratas adalah Papua (31,93%) endimitas malaria di Indonesia tahun 2012-
2015 (Kemenkes, 2017).
Peningkatan kelembaban dan curah hujan berbanding lurus dengan peningkatan
kepadatan nyamuk, sedangkan suhu mempunyai batas optimum bagi perkembang
biakkan nyamuk antara 25-270C. Faktor iklim berpengaruh signifikan terhadap risiko
penularan penyakit menular vektor seperti malaria (Suwito dkk, 2010).
Kelambu berinsektisida merupakan cara yang efektif untuk pencegahan gigitan
nyamuk vektor dan penularan malaria terutama pada ibu hamil, bayi, dan anak balita
karena selain sebagai penghalang secara fisik terhadap nyamuk, aktivitas insektisida yang
terkandung di dalamnya juga dapat membunuh nyamuk. Hasil penelitian yang dilakukan
di provinsi Sumatera Selatan menunjukkan bahwa ada hubungan penggunaan kelambu
berinteksida dan kejadian malaria. Orang-orang yang tidak menggunakan kelambu lebih
berisiko terkena malaria dibandingkan dengan yang menggunakan kelambu. Penelitian
lainnya menunjukkan terdapat penurunan insiden malaria sebesar 93,2% pada daerah
yang menggunakan kelambu berinsektisida dibandingkan dengan daerah yang tidak
memakai kelambu berinsektisida .
Long Lasting Insecticida Nets (LLINs) juga dapat digunakan setidaknya selama
tiga tahun dan dapat bertahan setelah 20 kali pencucian untuk perlindungan kontak
dengan nyamuk penular malaria. Di Indonesia, eliminasi malaria melalui upaya
pendistribusian kelambu berinsektisida telah dilaksanakan dan diharapkan dan didukung
oleh komitmen yang tinggi dari pemerintah setempat. Sejak tahun 2006 UNICEF berkerja
sama dengan Departemen Kesehatan RI telah memperkenalkan kelambu berinsektisida
khusunya LLINs untuk digunakan di Indonesia. Target utama pembagian kelambu
berinsektisida untuk pencegahan malaria ini adalah orang-orang yang memiliki risiko
tinggi tertular malaria seperti ibu hamil, bayi, dan anak-anak (Nurmaliani dkk, 2016).
Eliminasi malaria di Provinsi Sulawesi tengah sendiri sudah lama dilakukan dan
tertuang dalam peraturan gubernur Sulawesi Tengah nomor 20 tahun 2012 tentang
pedoman eliminasi malaria di Sulawesi tengah. Tujuan pelaksanaan program eiminsi
malaria adalah terwujudnya masyarakat Sulawesi tengah yang hidup sehat di lingkungan
yang terbebas dari penularan malaria pada tahun 2020 secara bertahap sesuai prosedur,
standar, norma dan mekanisme (Pergub Sulteng no.20, 2012).
Daerah endemis di Sulawesi Tengah pada tahun 2015 yaitu kabupaten Poso (800
kasus), Parigi Moutong (776 kasus), Donggala (352 kasus), Banggai Kepulauan (308),
Banggai (267 kasus) dan Banggai Laut (183 kasus) dan pada tahun 2016 yaitu kabupaten
Poso mengalami penurunan jumlah ksus positif (429 kasus), Banggai Kepulauan (257
kasus), Morowali Utara (204 kasus), Tojo Una-una (204 kasus), Donggala (174 kasus)
dan Banggai Laut (134 kasus). Lima kota/kabupaten lainnya yaitu kota Palu, kabupaten
Sigi, Buol, Toli-toli dan Morowoli angka kejadian API berada dibawah < 1 (Dinkes
Sulteng, 2017).

Gambar 1. Angka Kejadian Malaria Tahun 2015 dan 2016 Daerah Endemis
Sulawesi Tengah
Gambar 2. Annual Parasite Incidence Daerah Endemis Sulawesi Tengah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam riset ini adalah :
“bagaimana pengaruh iklim dan penggunaan kelambu berinsektisida dengan kejadian
malaria daerah endemis: studi kasus daerah angka kejadian malaria dan API tertinggi dan
daerah angka kejadian malaria dan API rendah”

2. TUJUAN RISET OPERASIONAL

a. Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh iklim dan penggunaan kelambu berinsektisida dengan
kejadian malaria di daerah endemis Sulawesi Tengah
b. Tujuan Khusus
1. Menganalisis pengaruh curah hujan terhadap kejadian Malaria
2. Menganalisis pengaruh jumlah hari hujan terhadap kejadian Malaria
3. Menganalisis pengaruh temperatur udara terhadap kejadian Malaria
4. Menganalisis pengaruh kelembaban udara terhadap kejadian Malaria
5. Menganalisis pengaruh penggunaan kelambu berinsektisida dengan kejadian
Malaria
6. Menganalisis lama penggunaan kelambu berinsektisida dengan kejadian Malaria
7. Menganalisis program pemberian kelambu dengan kejadian malaria
8. Menganalisis cakupan keberhasilan penggunaan kelambu berinsektisida
3. KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
a. Kerangka Teori
b.
PERILAKU
 Penggunaan kelambu
 Lama penggunaan kelambu KARAKTERISTIK GENETIK
 Kebiasaan keluar rumah Genetik, Imunitas, Ras/suku
pada malam hari
INDIVIDU
 Penggunaan pakaian  Umur
berlengan panjang/celana  Jenis Kelamin
panjang  Pendidikan
 Pemakaian repellen/anti  Riwayat malaria
nyamuk  Pekerjaan
 Kebiasaan membersihkan  Lama bermukim
lingkungan rumah

KEJADIAN
MALARIA

LINGKUNGAN PELAYANAN
 Temperatur KESEHATAN
 Curah hujan PENCEGAHAN
 Jumlah hari hujan  Pengendalian vektor
 Kelembaban (penyemprotan,
 Kecepatan angin Larvaciding)
 Tempat perindukan  Penyuluhan kesehatan
nyamuk  Program pemberian
 Infektifitas Vektor kelambu
 Cakupan keberhasilan
PENGOBATAN
 Penemuan penderita
 Pengobatan penderita
 Profilaksis
Gambar 3. Kerangka konsep penelitian
c. Kerangka Konsep

Faktor Lingkungan :
a. Temperatur
b. Curah hujan
c. Jumlah hari hujan
d. Kelembaban

Faktor Perilaku :
a. Penggunaan
kelambu Kejadian Malaria
b. Lama penggunaan
kelambu

Faktor YANKES:
a. Program pemberian
kelambu
b. Cakupan
keberhasilan

Gambar 4. Kerangka Konsep


4. HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Ada hubungan antara curah hujan terhadap kejadian malaria
b. Ada hubungan antara jumlah hari hujan terhadap kejadian malaria
c. Ada hubungan antara temperatur udara terhadap kejadian malaria
d. Ada hubungan antara kelembaban udara terhadap kejadian malaria
e. Ada hubungan antara penggunaan kelambu berinsektisida terhadap kejadian malaria
f. Ada hubungan antara lama penggunaan kelambu berinsektisida dengan kejadian
malaria
g. Ada hubungan antara program pemberian kelambu dengan kejadian malaria
h. Ada hubungan antara cakupan keberhasilan penggunaan kelambu dengan kejadian
malaria
5. METODE
5.1 Jenis riset
Riset ini menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional
Data iklim dalam periode yang sama diperoleh dari Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah I Palu Sulawesi Tengah. Data
iklim berupa curah hujan, jumlah hari hujan, temperatur udara dan kelembaban.
Data dianalisis dengan uji Pearson correlation dan dengan pendekatan regresi time
series.
5.2 Sampling
a. Populasi
Populasi dalam riset ini adalah seluruh penerima program kelambu
berinsektisida di daerah endemis yang memiliki angka kejadian malaria dan
API yang tinggi dan daerah endemis yang memiliki angka kejadian malaria
dan API rendah
b. Sampel
Penentuan besar sampel dalam riset ini adalah dengan cara accidental sampling
yaitu pengambilan sampel dengan cara memilih siapa yang kebetulan ada atau
dijumpai. Penentuan besar sampel menggunakan rumus lemeshow dan
didaptkan hasil 384 orang

n= 384 orang

Maka jumlah sampel yang dibutuhkan dalam riset ini adalah 384 orang yang
terbagi di dua kabupaten yang menjadi lokasi riset yaitu Banggai Kepulauan
dan Parigi Moutong
5.3 Variabel
Tabel. 1 Variabel Riset
Variabel Definisi Skala Metode Alat Ukur
Pengukuran Pengukuran

Curah Hujan Rata-rata air Rasio Data Sekunder Kuesioner


hujan yang jatuh
ke permukaan
bumi setiap
bulannya
(mm/hari)
Jumlah hari Jumlah hari Rasio Data Sekunder Kuesioner
hujan hujan yang
terjadi dalam
satu tahun
Temperatur Rata-rata derajat Interval Data Sekunder Kuesioner
udara panas atau
dingin udara
dalam setiap
bulannya
Kelembaban Rata-rata Rasio Data Sekunder Kuesioner
udara kandungan uap
air di udara
dalam setiap
bulannya.
Program Suatu proses Nominal Data Sekunder Kuesioner
pemberian pemberian atau
kelambu penyaluran
kelambu
kepada
masyarakat.
Penggunaan Kebiasaan Nominal Wawancara Kuesioner
kelambu responden
menggunakan
kelambu
sewaktu tidur.
Waktu Lama Nominal Wawancara Kuesioner
penggunaan penggunaan
kelambu kelambu
Cakupan Pemanfaatan Nominal Wawancara Kuesioner
keberhasilan kelambu
berinsektisida
oleh masyarakat
yang
mendapatkan
pembagian
kelambu dari
petugas
kesehatan
5.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Riset
a. Lokasi
Riset ini direncanakan akan dilaksanakan di daerah endemis dengan angka
kejadian malaria dan API yang tinggi (Banggai Kepulauan)dan daerah endemis
dengan angka kejadian malaria dan API yang rendah (Parigi Moutong). Alasan
lain pemilihan lokasi ini adalah di Parigi Moutong mengalami penurunan yang
sangat signifikan dari tahun 2015 ke tahun 2016 sementara Banggai Kepulauan
merupakan kabupaten yang sangat kecil penurunan angka kejadian malaria,
serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Palu, Sulawesi Tengah.
b. Waktu Pelaksanaan Riset
Riset akan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember
Tahun 2017 (3 Bulan).
5.5 Rencana pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap, pertama adalah melalui Data
kasus Malaria periode tahun 2010- 2016 yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Privinsi Sulawesi Tengah dan data iklim dalam periode yang sama diperoleh dari
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Palu, Sulawesi Tengah.
Pengumpulan data tahap ke dua adalah memalui kuesioner yang diberikan kepada
penerima kelambu berinsektisida.

5.6 Rencana managemen dan analisis data


Analisis data dalam riset ini pertama adalah secara univariat untuk
menggambarakan distribusi, frekwensi, proporsi dan narasi untuk melihat
karakteristik responden. Kedua adalah analisis bivariat, dilakukan untuk
menganalisis Data iklim berupa curah hujan, jumlah hari hujan, temperatur udara
dan kelembaban terhadap kejadian Malaria serta analisis pengendalian Malaria
dengan program kelambunisasi. Data dianalisis dengan uji Pearson correlation
dengan pendekatan regresi time series.
5.7 Kerangka Operasional

Identifikasi Korodinasi Pengumpulan Data kelambu


Wilayah berinsektisida

Pengumpulan data malaria Pengumpulan Data Iklim

Pengumpulan data akhir Analisis Data

Diseminasi Pelaporan

Gambar 5. Alur Kerangka operasional

5.8 Pre-test
Pre-test atau pengujian awal adalah kegiatan untuk menguji validitas
instrument riset (kuesioner/alat ukur). Cara pengujian dilakukan dengan
mengujicobakan instrumen kepada pihak lain yang berkompeten yang tidak
termasuk dalam sampel riset. Jumlah responden yang akan dilibatkan dalam
pengujian istrumen adalah minimal 10% dari jumlah sampel.
6. DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Sulteng. 2017. Capaian Kegiatan Malaria Tahun 2016.

Kemenkes. 2017. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016. Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2017.

Nurmaliani, R, Oktarina R., Arisanti M, Asiati D. 2016. Daya Bunuh Kelambu


Berinsektisida Long Lasting Insecticida Nets (LLINS) Terhadap Nyamuk Anopheles
Maculatus. Aspirator 8(1) 2016 PP 1-8.

Sudoyo AW, Setiohadi B. Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke-6. Jakarta. Interna Publishing.
Suwito,Hadi UK, Sigit S, Sukowati S. Hubungan Iklim, Kepadatan Nyamuk Anopheles
dan Kejadian Penyakit Malaria. Jurnal Entomologi Indonesia April 2010 Vol. 7 No.1 42-
53.

WHO. 2016. World Malaria Report.


7. RENCANA KERJA

7.1. Susunan Peneliti

No Nama Riwayat Kedudukan Uraian tugas


Pendidikan dalam tim

1 Muh. Jusman Rau, S2 Epidemiologi Ketua Penanggungjawab


S.KM., M.Kes FKM UNHAS Riset
Makassar

2 Herawanto, S.KM., S2 Epidemiologi Anggota Koordinasi dan


M.Kes FKM Pengumpulan Data
Universitas
Airlangga
Surabaya

3 Nurhaya S. Patui, S2 KIA/Kespro Anggota Administrasi dan


S.KM., M.PH FK UGM Pengumpulan Data
Yogyakarta

4 Pitriani, S.KM., S2 Kesehatan Anggota Keuangan dan


M.Kes. Lingkungan Pengumpulan Data
FKM UNHAS
Makassar

5 Marselina, S.KM., S2 Epidemiologi Anggota Pengumpulan Data


M.Kes. FKM UNHAS
Makassar
8.2 Jadwal Kegiatan

NO URAIAN WAKTU (BULAN) KETERANGAN


KEGIATAN
1 2 3

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data
Awal

3 Koordinasi

4 Pengumpulan Data
Malaria

5 Pengumpulan Data
Iklim

6 Pengumpulan Data
Penggunaan Kelambu
Berinsektisida

7 Pengumpulan Data
Akhir

8 Analisis Data

9 Pelaporan

10 Diseminasi
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :Tim Peneliti

Instansi : FKM UNTAD / Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

Dengan ini memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr(i) untuk menjadi responden dalam


penelitian kami. Kerahasiaan jawaban terjamin dan semata-mata untuk kepentingan penelitian.
Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.

Palu, November 2017

(Tim Peneliti)
PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian :

PENGARUH IKLIM DAN PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA DENGAN


KEJADIAN MALARIA DI DAERAH ENDEMIS SULAWESI TENGAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Inisial :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Alamat :

Setelah mendengarkan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta manfaat dari
penelitian ini, maka saya bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden pada penelitian
yang dilakukan oleh Tim Peneliti dari FKM UNTAD/Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah.
. Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak sedang
dalam paksaan siapapun dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Palu, September 2017
Responden,

(...................................)
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH IKLIM DAN PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA DENGAN


KEJADIAN MALARIA DI DAERAH ENDEMIS SULAWESI TENGAH

A. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden :……………………………………………………...

Inisial :...................................................................................

Umur :…......... tahun

Jenis Kelamin :...................................................................................

Pendidikan Terakhir : a. Tidak sekolah d. Akademi/Diploma

b. SD e. Sarjana (S1)

c. SMP f. Pascasarjana (S2, S3)

d. SMA

Pekerjaan :...................................................................................
Lembar Observasi

No Variabel Keterangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Curah hujan
2 Jumlah hari
hujan
3 Temperatur
udara
4 Kelembaban
udara

Lembar Observasi

Keterangan
No Variabel
2015 2016

Program pemberian
1
kelambu
2 Penggunaan kelambu
Waktu penggunaan
3
kelambu
Cakupan keberhasilan
4
Program kelambu

Anda mungkin juga menyukai