Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENYULUHAN

KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

Disusun oleh :
Adibah M. Rahman (2014730003)
Harniza Mauludi (2014730039)
Yusman Malik (2015730098)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RS JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA

2019

0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan
Rahmat-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan Proposal Penyuluhan yang berjudul
“Kesehatan Jiwa Masyarakat” yang merupakan salah satu pemenuhan syarat kelulusan di
Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Islam Klender.

Terima kasih tim penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak
membantu dalam penyusunan proposal penyuluhan ini. Tim penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada rekan-rekan dokter muda sejawat dan semua pihak yang ikut
berkontribusi.

Tim penyusun menyadari sepenuhnya bahwa proposal penyuluhan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu tim penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak guna
menyempurnakan proposal penyuluhan ini. Semoga karya ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan mahasiswa kedokteran pada khususnya.

Sekian dan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Agustus 2019

Tim Penulis

2
SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. IDENTITAS
Topik : Kesehatan Jiwa Masyarakat
Sub Topik : Mengenal mengenai hidup sehat dan kiat-kiat mengatasi stres
Hari/Tanggal : Agustus 2019
Waktu : 09.00 s/d selesai
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien rawat jalan
Tempat: RS Jiwa Islam Klender

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mengetahui
kesehatan jiwa masyarakat, diharapkan pasien dan keluarga pasien yang merupakan
sasaran dari penyuluhan ini memahami manfaat dan tujuan dari kesehatan jiwa
masyarakat dan mengelola stres.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para peserta dapat :
1. Memahami tentang arti sehat jiwa
2. Memahami tentang cara mengenali dan mengatasi stres
3. Memahami tentang mengenali gangguan jiwa di masyarakat

IV. MATERI (TERLAMPIR)

V. MEDIA
1. Laptop
2. LCD
3. Microphone
4. Leaflet

VI. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

VII. KEGIATAN PENYULUHAN

NO Kegiatan Penyuluhan Audiance Waktu


 Mengucap salam  Menjawab salam
1. Pembukaan 5 menit
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
2. Isi  Penyampaian isi materi  Memperhatikan 15 menit

3
 Menyimpulkan materi  Memperhatikan
 Memberi kesempatan  Aktif bertanya
3. Penutup peserta untuk bertanya  Menjawab salam 10 menit
 Menutup dan mengucap
salam

4
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah keadaaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No 23
tahun 1992 tentang kesehatan). Sedangkan menurut WHO (2005) kesehatan adalah
suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas
dari penyakit atau kecacatan. Dari dua defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk dikatakan sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental dan sosial
yang bebas dari gangguan, seperti penyakit atau perasaan tertekan yang memungkinkan
seseorang tersebut untuk hidup produktif dan mengendalikan stres yang terjadi sehari-
hari serta berhubungan sosial secara nyaman dan berkualitas.

Kesehatan jiwa menurut UU No 23 tahun 1996 tentang kesehatan jiwa sebagai suatu
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras dengan keadaan
orang lain. Selain dengan itu pakar lain mengemukakan bahwa kesehatan jiwa
merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera (mental wellbeing) yang memungkinkan
hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian yang utuh dan kualitas hidup seseorang
dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Dengan kata lain, kesehatan jiwa
bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan
oleh semua orang, mempunyai perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Gangguan kesehatan jiwa bukan seperti penyakit lain yang bisa datang secara tiba-
tiba tetapi lebih kearah permasalahan yang terakumulasi dan belum dapat diadaptasi atau
terpecahkan. Dengan demikian akibat pasti atau sebab yang melatar belakangi timbulnya
suatu gangguan. Semakin dini kita menemukan adanya gangguan maka akan semakin
mudah penanganannya. Dengan demikian deteksi dini masalah kesehatan jiwa pada
masyarakat sangat membantu mencegah timbulnya masalah yang lebih berat.

5
I.2. TUJUAN PENULISAN
1. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang kesehatan jiwa masyarakat
2. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang mengenali dan mengatasi
stress
3. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang gangguan jiwa
4. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis gangguan jiwa
5. Sebagai salah satu syarat kelulusan di Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
RSIJ Klender.

I.3. MANFAAT PENULISAN


1. Agar lebih memahami tentang kesehatan jiwa masyarakat
2. Agar lebih memahami tentang mengenali dan mengatasi stres
3. Agar lebih memahami tentang gangguan jiwa dan jenis-jenisnya yang paling banyak
terjadi di masyarakat

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. DEFINISI
Kesehatan adalah keadaaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No 23
tahun 1992 tentang kesehatan). Sedangkan menurut WHO (2005) kesehatan adalah
suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas
dari penyakit atau kecacatan. Dari dua defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk dikatakan sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental dan sosial
yang bebas dari gangguan, seperti penyakit atau perasaan tertekan yang memungkinkan
seseorang tersebut untuk hidup produktif dan mengendalikan stres yang terjadi sehari-
hari serta berhubungan sosial secara nyaman dan berkualitas.

Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau bagian
integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup
manusia yang utuh. Kesehatan jiwa menurut UU No 23 tahun 1996 tentang kesehatan
jiwa sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan
emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras
dengan keadaan orang lain. Selain dengan itu pakar lain mengemukakan bahwa
kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera (mental wellbeing) yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian yang utuh dan kualitas
hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Dengan kata
lain, kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan
sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai perasaan sehat dan bahagia serta
mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Sumiati dkk, 2009).

Gangguan kesehatan jiwa bukan seperti penyakit lain yang bisa datang secara tiba-
tiba tetapi lebih kearah permasalahan yang terakumulasi dan belum dapat diadaptasi atau
terpecahkan. Dengan demikian akibat pasti atau sebab yang melatar belakangi timbulnya
suatu gangguan. Pengetahuan dan pengalaman yang cukup dapat membantu seseorang
untuk menangkap adanya gejala-gejala tersebut. Semakin dini kita menemukan adanya
gangguan maka akan semakin mudah penanganannya. Dengan demikian deteksi dini

7
masalah kesehatan jiwa anak usia sekolah dasar sangat membantu mencegah timbulnya
masalah yang lebih berat.

Masalah kesehatan jiwa yang sifatnya ringan dapat dilakukan penanganan di sekolah
oleh guru atau kerjasama antara guru dan orang tua anak karena penyebab permasalahan
dapat berkaitan dengan masalah dalam keluarga yang tidak ingin dibicarakan oleh orang
tua, mungkin pula anak mempunyai masalah dengan teman (Noviana, 2010).

Lingkup masalah kesehatan jiwa yang dihadapi individu sangat kompleks sehingga
perlu penanganan oleh suatu program kesehatan jiwa yang bersifat kompleks pula.
Masalah-masalah kesehatan jiwa dapat meliputi: 1) perubahan fungsi jiwa sehingga
menimbulkan penderitaan pada individu (distres) dan atau hambatan dalam
melaksanakan fungsi sosialnya; 2) masalah psikososial yang diartikan sebagai setiap
perubahan dalam kehidupan individu baik yang bersifat psikologis maupun sosial yang
memberi pengaruh timbal balik dan dianggap mempunyai pengaruh cukup besar. Sebagai
faktor penyebab timbulnya berbagai gangguan jiwa.

Psikososial yang dapat berupa masalah perkembangan manusia yang harmonis,


peningkatan kualitas hidup, upaya-upaya kesehatan jiwa diperlukan untuk mengatasi
masalah tersebut yang meliputi upaya primer, sekunder dan tersier yang ditujukan untuk
meningkatkan taraf kesehatan jiwa manusia agar dapat hidup lebih sehat, harmonis, dan
produktif (Dalami, 2010)

Seorang yang sehat mental dapat: (WHO)

1. Menyesuaikan diri secara konstruktif dengan kenyataan


2. Memperoleh kepuasan dalam usaha/perjuangan hidup
3. Lebih puas memberi daripada menerima
4. Bebas dari kecemasan/ketegangan
5. Berhubungan dengan orang lain  tolong menolong, saling memuaskan
6. Menerima kekecewaan sebagai pelajaran
7. Mengarahkan rasa bermusuhan  penyelesaian kreatif dan konstruktif
8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar

8
Kepribadian yang berintegrasi baik (skinner):

• Menerima diri sendiri


• Diterima oleh orang lain
• Efisien dalam pekerjaan/studi
• Bebas dari konflik dalam diri sendiri
Perilaku manusia :

- Perilaku manusia dipengaruhi oleh stimulus dari dalam maupun dari luar individu.
- Stimulus dari dalam terkait dengan kondisi jiwa seseorang mempengaruhi
perilakunya.
- Perilaku yang “normal” menunjukkan perkembangan individu yang optimal sesuai
dengan kesejahteraan dan kemajuan kelompok dalam jangka panjang
Normal dan abnormal :

- Abnormal  menyimpang dari normal


- Patokan normal untuk fisik/soma lebih mudah
- Patokan normal untuk perilaku  agak sulit
Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Merasa senang terhadap dirinya serta

 Mampu menghadapi situasi


 Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
 Puas dengan kehidupannya sehari-hari
 Mempunyai harga diri yang wajar
 Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan
2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta

 Mampu mencintai orang lain


 Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
 Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
 Merasa bagian dari suatu kelompok
 Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain "mengakah"
dirinya
3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta

 Menetapkan tujuan hidup yang realistis


 Mampu mengambil keputusan
 Mampu menerima tanggungjawab
 Mampu merancang masa depan

9
 Dapat menerima ide dan pengalaman baru
 Puas dengan pekerjaannya

Gangguan Jiwa

1. Pengertian Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi
jiwa.Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi,
proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera).Gangguan jiwa ini
menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart &
Sundeen, 1998).

Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama,
maupun status sosial-ekonomi.Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan
pribadi. Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai
gangguan jiwa, ada yang percaya bahwa gangguan jiwadisebabkan oleh gangguan roh
jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman
atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita dan
keluarganya karena pengidap gangguan jiwa tidak mendapat pengobatan secara
cepat dan tepat (Notosoedirjo, 2005).

1. Penyebab Gangguan Jiwa


Gejala utama atau gejala yangmenonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur
kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan
sosial (sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik), (Maramis1994). Biasanya tidak
terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai
unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbulah
gangguan badan ataupun jiwa.

Faktor keturunan, kelainan otak baik sejak dalam kandungan, saat lahir
maupun akibat kecelakaan serta kelainan/sakit fisik yang mempengaruhi fungsi otak,
Kepribadian yang rapuh, Daya tahan kejiwaan yang rendah serta pola asuh yang tidak
baik, Lingkungan & situasi kehidupan sosial yang tidak pernah menenteramkan serta

10
adat istiadat dan kebiasaan yang tidak sehat. Orang yang beresiko/ rawan terkena
Gangguan jiwa:

a) Individu yang kehilangan anggota tubuh


b) Individu yang kehilangan/perpisahan dengan orang dicintai
c) Individu yang kehilangan pekerjaan, harta benda, tempat tinggal, sekolah
d) Keluarga dengan penyakit kronis : TBC, hipertensi, diabetes, penyakit jantung,
ginjal dan reumatik
e) Keluarga dengan ibu hamil atau ibu melahirkan

2. Tanda Gangguan Jiwa


3P Perubahan Perasaan

Perubahan Perilaku

Perubahan Pikiran
3. Ciri orang gangguan jiwa
 Marah-marah tanpa sebab
 Mengamuk
 Mengurung diri
 Tidak mengenali orang
 Bicara kacau
 Bicara/tertawa sendiri
 Tidak mampu merawat diri

4. Macam-Macam Gangguan Jiwa


Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang psikologik
dari unsur psikis (Maramis, 1994). Macam-macam gangguan jiwa (Rusdi Maslim,
1998): Gangguan jiwa organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal dan
gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik, gangguan
somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan
faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi mental,
gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan emosional dengan onset
masa kanak dan remaja.

a. Skizofrenia.
Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan
disorganisasi personalitas yang terbesar.Skizofrenia juga merupakan suatu bentuk
psikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala.Meskipun demikian

11
pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan patogenisanya sangat kurang
(Maramis,1994).Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas,
sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara
bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan.
Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati
biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak ” cacat ” (Ingram et al.,1995).

Skizofrenia 3P Tanda psikotik

b. Depresi
Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan
nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta
gagasan bunuh diri (Kaplan, 1998).Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu
bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan,
keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain
sebagainya (Hawari, 1997).Depresi adalah suatu perasaan sedih dan yang
berhubungan dengan penderitaan.Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri
sendiri atau perasaan marah yang mendalam (Nugroho, 2000). Depresi adalah
gangguan patologis terhadap mood mempunyai karakteristik berupa bermacam-
macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri, pesimis,
putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan
takut pada bahaya yang akan datang. Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan
perasaan normal yang muncul sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian
orang yang dicintai. Sebagai ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan
menolak kehilangan dan menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi (Rawlins et
al., 1993). Individu yang menderita suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya
akan kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju
keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktifitas (Depkes, 1993). Depresi dianggap
normal terhadap banyak stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding
dengan peristiwa penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik dimana sebagian
besar orang mulai pulih (Atkinson, 2000).

c. Kecemasan

12
Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh setiap
orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi
sebaik-baiknya, Maslim (1991).Suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut
sebagai bentuk reaksi dari ancaman yang tidak spesifik (Rawlins 1993).Penyebabnya
maupun sumber biasanya tidak diketahui atau tidak dikenali.Intensitas kecemasan
dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat.Menurut Sundeen
(1995) mengidentifikasi rentang respon kecemasan kedalam empat tingkatan yang
meliputi, kecemasn ringan, sedang, berat dan kecemasan panik.

13

Anda mungkin juga menyukai