OLEH
RETNO TRIWAHYUNI
NIM: 12103084015375
OLEH
RETNO TRIWAHYUNI
NIM : 12103084015375
RETNO TRIWAHYUNI
NIM : 12103084015375
Asuhan Keperawatan Pada Ny.A Dengan Post Operasi Sectio Caesarea Dengan
Indikasi Preeklamsi Berat di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Ahmad
Mochtar Bukittinggi Tahun 2015
ABSTRAK
Sectio caesarea adalah tindakan operasi paling konservasif. Indikasi tindakan operasi
obsetric dipertimbangkan dengan melihat adanya indikasi pada ibu, indikasi pada janin,
indikasi profilaks dan indikasi vital. Salah satu indikasi dilakukan tindakan Sectio Caesarea
adalah Preekalmpsia berat. Preeklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dngan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Berdasarkan data pasien post SC di RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi dari bulan Januari – Mei 2015 yaitu sebanyak 131 orang
dengan indikasi pre eklamsi, CVD, letak sungsang. Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk
mengetahui gambaran asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan tindakan sectio
caesarea dengan preeklamsi berat. Penyusunan karya tulis ini menggunakan metode
deskriptif .Tehnik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Hasil laporan kasus ditemukan data pada Ny.A
telah memunculkan beberapa diagnosa diantaranya diagnosa gangguan rasa nyaman ( nyeri )
berhubungan dengan trauma pembedahan post sectio caesarea teratasi sebagian dengan
teknik relaksasi dan pemberian analgetik, diagnosa infeksi berhubungan dengan luka post op
sectio caesarea tertasi sebagian dengan melakukan perawatan luka, dan diagnosa cemas
berhubungan dengan krisis situasi sudah teratasi dengan memberikan informasi tentang
keadaan bayi dan kondisinya saat ini. Untuk mencegah meningkatnya preeklamsi
beratsebaiknya pasien di beri informasi yang memadai mengenai preeklamsiitu sendiri dan
aspek-aspeknya. Dengan diperolehnya informasi yang cukup maka pencegahan pun dapat
dilakukan dengan segera. Dan adapun untuk pasien yang telah mengalami atau menderita
post op sc dengan indikasi preeklamsi, maka harus segera dilakukan perawatan yang intensif,
agar tidak terjadi infeksi pada luka post op.
RETNO TRIWAHYUNI
12103084015375
Nursing Care Plan Ny. A With Post Surgery Sectio Caesarea DenganIndikasi
Preeclampsia weight in Inpatient Obstetrics Space Hospital Ahmad Mochtar
Bukittinggi 2015
ABSTRACT
Ya Allah..
Sujud syukurku kehadirat – Mu ya Rabbi
Atas kebesaran – Mu dan kemurahan – Mu
Atas prestasi yang telah kugapai, atas perjuangan yang disertai campur tangan – Mu
Hingga aku dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini
” Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantara kamu dan orang – orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ” ( Al Mujadilah 11 ).
Ibu dan ayah, maafkan segala kesalahan yang telah kuperbuat kepadamu,
Kumasih belum mampu membalas setiap tetesan demi tetesan keringat yang kau
Korbankan untukku, kuhanya mampu terus meminta dan bergantung kepadamu
Semoga Allah Swt senantiasa memberikan rizki, kesehatan, dan umur yang panjang
kepadamu, serta membalas semua pengorbanan, cinta, kasih sayang yang diberikan.
Karya kecilku ini juga kupersembahkan kepada abang, kakak dan adikku (bg Rio,kak Ririn
dan dek Redy)dan untuk abang dan kakak iparku ( bg Hendra dan kak Yana)
Tetaplah seimbangkan antara doa dan usaha dalam mengarungi lorong kehidupan ini
Juga untuk seluruh keluarga besar
Terimakasih atas doa dan supportnya
Kawan-kawan semuanya anak D.kep yang ga bisa disebutin satu persatu, sahabat sahabatku
Resti (Kamex), Fathan, Messa yang selalu menemaniku dan buat adikkost Ade. Buat Rudi,
Agus, Bg Benni makasi supportnya Dan untuk teman-teman andia kak Ami, Dila, dan Bg
oka makasi supportnya dan bukunya. I LOVE ALL
Maafkansmuakesalahanku,,,
Akubahagiatelahmengenal kalian..akubahagiaada di antarakalian,,,kalian
smuakanttpjadisahabatku..smogakebersamaaniniknslaluada...akuknslalumerindukankeceriaankit
a...
Thanks for everything
Atas semua waktunya dalam suka maupun duka
Sebuah kenyataan
Kita belum menjadi pribadi sebaik
yang sesungguhnya bisa kita capai.
Kita masih suka menunda,memanjakan rasa malas,
mencurigai orang baik,
bersahabat dengan orang-orang palsu,mendebat nasehat baik,
lalai bersyukur, cepat mengeluh,sombong kepada yang lemah,
tapi minder di depan yang kuat.
Berita gembiranya:
Kehidupan yang lebih baik
masih tersedia bagi kita yang memperbaiki diri.
( Mario Teguh )
RuangRawatInapKebidananRsAhcmadMochtarBukittinggiTahun2015inidapatdisaj
ikandalambentuktulisan. Dalampenyusunaninipenulismengucapkanterimakasihkepada:
telahmemberikanbimbingandanarahandalampembuatanLaporanStudiKasusini
telahmemberikanbimbingandalampembuatanlaporanstudikasusini.
bermanfaatbagipenulis.
telahmengizinkanpenulisuntukmelakukanStudikasusdanmembantudalampembuatanL
aporanStudiKasusini
i
6. Yang tercintaayahandadanibundasertaabang, kakak,adikdan orang
sangatakucintaidansayangiyang
telahmemberikandoronganmorildanmaterilsertaselalumemberikansemangatdando’are
studalampenyusunanLaporanStudiKasusini
berhargadalampenyelesaianLaporanStudiKasusini
baiksecaralangsungmaupuntidaklangsung
PenulismenyadaribahwaLaporanStudiKasusinijauhdarikesempurnaan,
halinibukanlahsuatukesenjanganmelainkankarenaketerbatasanilmudankemampuanpen
memberikanrahmaddanhidayahkepadakitasemua. Amieen
WassalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh
ii
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PERNYATAAN PENGUJI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang………………………………………… .................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 3
1.3 Manfaat ............................................................................................ 5
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ........................................................................................100
4.2 DiagnosaKeperawatan ......................................................................101
4.3 IntervensiKeperawatan .....................................................................103
4.4 Implementasi ....................................................................................104
4.5 Evaluasi ............................................................................................105
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.......................................................................................106
5.2 Saran .................................................................................................107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
indikasi pada janin, indikasi profilaks dan indikasi vital ( Manuaba, 2004 : 197 ).
2007 : 133 ).
Perawatan pasien dengan Sectio Caesarea (SC) merupakan masalah yang rawan
karena banyaknya komplikasi yang didapatkan baik pada ibu dan janin seperti
cedera bladder atau bowel dan komplikasi akibat anastesi diantaranya adalah
Pada pasien Post SC perawatan yang utama adalah balance cairan dan
pemenuhan kebutuhan dasar. Balance cairan harus selalu dimonitor karena pada
pasien post SC banyak kehilangan cairan darah sehingga intake dan output
kebutuhan dasar sangat diperhatikan oleh perawat karena pada pasien post SC
1
2
mental serta pendidikan pada pasien dan keluarga ( Manuaba, 2004 : 198 ).
kematian ibu tahun 2007 meliputi, perdarahan 28%, pre eklamsia 24%, infeksi
18% ( Depkes RI,2007 ). Berdasarkan data pasien post SC di Rumah Sakit DR.
sebanyak 131 orang dengan indikasi pre eklamsi, CVD, letak sungsang.
yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri, sebab terjadinya masih
dalam waktu yang singkat, jika tidak dilakukan tindakan yang tepat untuk
mencegah hal tersebut akan muncul preeklampsia berat bahkan akan menjadi
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema
1.2 Tujuan
Tahun 2015.
2015.
Tahun 2015.
2015.
2015.
1.3 Manfaat
Memberikan masukan bagi tim kesehatan Rumah Sakit Dr. Achamd Mochtar
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
indikasi pada janin, indikasi profilaks dan indikasi vital ( Manuaba, 2004 : 197
).
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2009 :536).
133).
6
7
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema
pengeluaran janin yang dapat hidup di luar kandungan dari dalam uterus ke
dunia luar dengan menggunakan insisi pada perut dan karena adanya
- Genitalia eksterna
1. Mons pubis
2. Labia mayora
Terdiri dari 2 buah lipatan kulit dengan jaringan lemak di bawah nya yang
berlanjut ke bawah sebagai perluasan dari mons pubis dan menyatu menjadi
perinium
3. Labia minora
Merupakan 2 buah lipatan tipis kulit yang terletak di sebelah dalam labia
4. Klitoris
Merupakan tonjolan kecil jaringan erektif yang terletak pada titik temu labia
minora di sebelah anterior , sebagai salah satu zona erotik yang utama pada
wanita.
5. Vestibulum
6. Perinium
Struktur ini membentang dari fourchette ( titik temu labia minora di sebelah
posterioranus
- Genitalia interna
1. Vagina
belakang dari vulva hingga uterus. Dinding anterior vagina memiliki panjang 7,5
Fungsi vagina
- Saluran keluar bagi janin dan produk pembuahan lainnya saat persalinan
2. Uterus
Berbentuk seperti buah advokat, sebesar telur ayam. Terdiri dari fundus uteri,
korpus uteri dan serviks uteri. Korpus uteri merupakan bagian uterus terbesar
-fundus uteri
-korpus uteri
Menyediakan tempat yang sesuai bagi ovum yang suadah di buahi untuk
menanamkan diri
sehingga kadar nya tetap berada di atas nilai ambang perdarahan haid dan
Memberikan perlindungan dan nutrisi pada embrio atau janin sampai matur.
kontraksi otot-otot.
3. Tuba fallopi
Disebut juga dengan oviduct, saluran ini terdapat pada setiap sisi uterus dan
4. Ovarium
pada tiap sisi dan berada di dalam kavum abdomen di belakang ligamentum
latum dekat ujung fibria tuba falopi.Fungsi ovarium adalah untuk produksi
2.1.3 Etiologi
595)(http://andhrey.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawaatan-sc.html)
pervaginam tetapi dengan beresiko ruptur uteri dengan akibat buruk bagi ibu
dan janin.
11
b. Distosia persalinan
Distosia berarti persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya
antara bagian presentasi janin dan jalan lahir, kelainan persalinan terdiri dari :
Oleh karena gaya uterus yang kurang kuat, dilatasi servik(disfungsi uterus)
Panggul sempit
c. Gawat janin
seperti cerebral palsy dapat dihindari dengan waktu yang tepat untuk sectio
caesarea.
d. Letak sungsang
CPD adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar
kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara
alami.
12
f. Pre-Eklamsi
ditunggu satu jam belum terjadi impart. Sebagian besar KPD adalah hamil
Adanya hambatan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir tidak memungkinkan
adanya pembukaan, adanya tumor, dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali
Pusing
Mual muntah
13
( Sarwono, 2005 )
Ovum dibuahi oleh sperma, ovum yang telah dibuahi membelah diisi sambil
bertambah dalam rahim dan cukup bulan akan menuju jalan lahir. Apabila
kelainan letak janin, kehamilan yang melewati dari taksiran persalinan dan
keadaan ibu yang bermasalah selama hamil maka persalinan normal sulit untuk
atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi
disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Setelah dilakukan sectio caesarea
ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa
kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu
produk oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar
hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh
karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril.
Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa
nyaman.
14
terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir
dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin
bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap
tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk
pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan
berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi
menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan
menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat
itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu
339)(http://andhrey.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawaatan-sc.html) :
3. USG abdomen
2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.7.1 Keperawatan
537)
2.1.7.2 Medis
2.1.8 Komplikasi
Komplikasi sectio caesarea mencakup periode masa nifas yang normal dan
keperawaatan-sc.html)
a. Perdarahan
ditempat insisi rahim atau akibat atonia uteri, yang dapat terjadi setelah
Frekuensi dan komplikasi ini jauh lebih besar bila sectio caesarea dilakukan
selama persalinan atau bila terdapat infeksi dalam rahim. Antibiotik profilaksis
2.1.9.1 Pengertian
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema
Preeklamsi berat adalah gangguan multi sistem yang bersifat spesifik terhadap
Pre eklamsi diartikan sebagai hipertensi yang terjadi setelah usia gestasi 20
2.1.9.2 Etiologi
Penglihatan kabur
Kejang / koma
Proteinuria
2.1.9.4 Patofisiologi
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi
Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang
Retardation.
paru dapat terjadi paru non kardiogenik atau kardiogenik. Edema paru non
peningkatan nitrogen urea darah dan peningkatan kreatinin serum. Hati juga
2.1.10.1 Pengertian
Post partumadalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar
lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
dkk, 2009).
Post partum adalah periode 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ - organ
(2004).
sampai alat – alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
(2008).
Menurut Saleha (2009) tahapan yang terjadi pada post partum adalah sebagai
berikut :
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
Pada fase ini memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
1. Alat-alat reproduksi
a. Uterus
Melahirkan
pusat,terus turun 1
22
cm/ hari
simpisis
keadaan sebelum
hamil
b. Lochea
berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Macam –
1) Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
partum.
2) Lochea Sanguinolenta
Berwarna kuning berisi darah dan lender yang terdiri dari darah
3) Lochea serosa
14 post partum
23
4) Lochea alba
lahir.
c. Serviks
terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk
rongga rahim. Setelah dua jam dapat dilalui oleh dua sampai tiga jari
dan setelah tujuh hari hanya dapat dilalui satu jari (Mochtar, 1998).
ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang jatuh ke belakang dan
merah, panas, bengkak, atau rabas) atau tepian insisi tidak saling
mendekat bisa saja terjadi. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya
danlemak
dalam mamae.
berikut :
a) Refleks Prolaktin
bayi menghisap.
c) Refleks Let-Down
susu dari payudara ibu dan susu menetes dari payudara lain yang
tidak sedang diisap oleh bayi. Reflek Let-Down dapat terjadi selama
3. Manfaat ASI bagi bayi yaitu mengandung berbagai zat penangkal infeksi,
sehingga tidak menyebabkan alergi, kontak kasih sayang ibu dan bayi
lebih lama, ibu merasa bangga dan dibutuhkan, isapan bayi membantu
produksi hormon akan teratur pula sehingga ASI tetap tersedia cukup abgi
bayi yang dikasihi, ASI lebih murah dan selalu tersedia, steril dan hangat
setiap waktu.
masih kurang dari berat badan lahir, dalam 6 bulan pertama pertambahan
berat badan bayi kurang dari 600 gram, BAK kurang dari 6 kali dengan
3 Sstem urinaria
melahirkan cairan ini dieliminasi sebagai urin. Aseton uria bisa terjadi pada
lama yang disertai dehidrasi. Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung
kemih selama proses melahirkan. Selain itu, rasa nyeri padsa panggul akibat
adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih dalam lima sampai tujuh
4 Sistem pencernaan
Secara khas penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anestesia bisa
air besar biasanya tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu
melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot menurun selama
proses persalinan dan pada awal pasca partum, diare sebelum persalinan,
kurang makan atau dehidrasi. Ibu sering kali sudah menduga rasa nyeri yang
Kebiasaan buang air besar yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus
5 Sistem muskuloskletal
6 Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah ibu stabil, apabila terjadi penurunan tekanan darah sistolik
lebih atau 20 mmHg saat posisi tidur ke posisi duduk disebut hipotensi
disertai sakit kepala atau gangguan penglihatan maka dicurigai pre eklampsi
post partum. Nadi berkisar 60-80 denyutan permenit, segera setelah partus
dapat terjadi bradikardi. Bila terjadi takikardi sedangkan badan tidak panas,
atau sama dengan 380C, namun bila terjadi peningkatan lebih dari 38 0C
Tujuan pengawasan adaptasi fisiologi dan psikologi pada klien post partum
2.1.10.4Adaptasi Fisiologi
1. Suhu Badan
Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit (37,5°C – 38°C)
kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada
hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada
menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak
2. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis
3. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu
b. Sistem cardiovaskuler
c. Sistem pencernaan
2.1.10.5Adaptasi Psikologi
b. Bonding dan attachment :pada fase ini ibu harus menyusui bayinya agar
pada kala IV (masa setelah keluarnya plasenta sampai 2 jam post partum)
1 sampai 2 hari
c. Bagi orang tua yang kurang mengerti tentang hal itu ,maka akan timbul
(Saleha 2009)
31
kelahiran bayi. Perasaan emosi yang tinggi menurun dengan cepat setelah
a. Adaptasi parental
b. Fase maternal
Tiga fase yang terjadi pada ibu post partum yang disebut “Rubin
Fase ini terjadi antara satu sampai tiga hari setelah persalinan dimana ibu
dalam kehidupannya.
Terjadi antara ketiga sampai kesepuluh hari setelah persalinan dalam fasi
ini secara bertahap tenaga ibu pulih kembali, ibu merasa lebih nyaman,
focus perhatian mulai beralih pada bayi, ibu sangat antusias dalam
Fase ini antara dua sampai empat minggu setelah persalinan dimana ibu
mulai menerima peran barunya yaitu sebagai ibu dari bayi yang baru
2. Adaptasi ayah
hal ini merupakan anak yang pertama. Sebelum bayi tiba di rumah, ia
merupakan bagian terbesar dari keluarganya yang terdiri dari dua orang.
malam hari tanpa gangguan. Kini rumah menjadi tidak terkendali, makan
Sebagai ayah baru, peran ayah tidak kurang rumitnya dibandingkan peran
istri. Tentu sang ayah tidak mengandung si bayi selam 9 bulan, tetapi
sekali. Di satu pihak, sang ayah ungkin merasa seolah-olah tidak ada
hubungan dengan persalinan tetapi pada sisi lain ini adalah bayinya juga.
Ketika bayi akhirnya lahir, sang ayah mungkin merasa sangat lega dan
dengan bayinya. Sang ayah juga merasakan penghargan yang besar dan
cinta kepada istri lebih dari pada sebelumnya. Pada waktu yang sama,
rumah. Ini akan membantu ayah merasa tidak seperti penonton tetapi
lebih sebagai peserta aktif. Ayah akan mengenal bayinya dari permulaaan
istirnya.
Begitu seluruh keluarga berada di rumah, sang ayah dapat dan harus
eksklusif wanita.
3. Adaptasi sibling
Biasanya kelahiran adik atau bayi dapat menjadi suatu perubahan pada
Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan anak adalah kelahiran adik
baru. Kehamilan itu sendiri merupkan waktu ideal bagi anak-anak untuk
sering kecewa ketika sang adik tidak mau segera bermain. Akan tetapi
persaingan sengit yang ditakutkan oleh banya orang tua bukan tidak
dapat dihindari. Temperamen anak tertentu itu dan cara orang tua
menyesuaikan diri dengan kebutuhan bayi baru dan membantu anak yang
lebih besar mengatasi perubhahn itu. Usahakan agar anak yang lebih
lebih larut atau waktu khusus untuk perhatian yang tidak terbagi
untuknya. Pastikan pula bahwa anak yang lebih kecil dilindungi dari
perlakuan marah dan suka memerintah dari anak yang lebih besar, lebih
adalah pola yang lazim di antara kakak dan adik. Tidak bijaksana bila
orang dewaasa. Lebih baik mengajar semua anak karena tidak bertengkar
menyelidiki siapa yang benar dan siapa yang salah. Walaupun tanpa bisa
lain.
a. Payudara
b. Abdomen
Setelah post partum perut akan terasa ringan dan adanya strie serta linea
nigra.
c. Jalan lahir
Pada jalan lahir umumnya pada hari 1-3 lochea berwarna rubra,setiap
fisiologi,2001)
Pada waktu kehamilan terjadi perubahan ada otot rahim yang disebabkan
e. Perubahan kulit
Pada waktu hamil terjadi pigmentasi pada beberapa tempat karena proses
f. Dinding perut
hamil dan setelah persalinan dinding perut akan kendor sesuai dengan
jumlah kehamilan dan tergantung pada perawatan ibu selama masa nifas.
Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan
a. Proses Penyembuhannya
1. Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi
membersihkan area luka dari benda sing dan sel mati dan bakteri.
4.
2. Fase proliferative
Proses kegiatan yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan
sel.
3. Fase Maturasi
1. Usia
3. Status imunologi
4. Penyakit metabolisme
5. Pemakian obat obat steroid yang dapat menekan respon inflamasi dan
6. Kebersihan
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan
Biasanya klien mengeluh nyeri atau tidak nyaman dari berbagai sumber
misalnya trauma bedah/ insisi, nyeri distensi kantung kemih meliputi keluhan
40
atau berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan saat ini dan
panggul ibu sempit, serta letak bayi sungsang. Meliputi penyakit yang lain
panggul sempit, dan sudah riwayat SC sebelumnya atau penyakit yang lain.
d. Riwayat menstruasi
Kaji menarche, siklus haid, lama haid, ganti duk, masalah dalam menstruasi
Pada saat dikaji klien melahirkan pada kehamilan ke berapa, lama masa
kehamilan, dan kelainan selama hamil, kaji tanggal persalinan, jenis persalinan,
f. Riwayat nifas
b. Lochea
tropoblastik
41
b) Lochea serosa terdiri dari darah yang sudah tua ( coklat ), banyak
c) Lochea alba terus ada hingga kira-kira 2-6 minggu setelah persalinan.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital.
a. Kepala
Rambut : rambut dapat bersih atau kotor, warna bervariasi sesuia dengan
ras, rambut rontok atau tidak.
Mata : penglihatan baik/ tidak, kongjungtiva anemis/tidak, sklera
ikterik/tidak.
Hidung : hidung simetris / tidak, bersih/tidak, secret ada/tidak, ada
pembengkakan/tidak.
Telinga : ganggua pendengaran/tidak, adanya serumen / tidak, simetris atau
tidak.
Mulut : kebersihan mulut, mukosa bibir dan kebersihan gigi
b. Leher
Adanya pembengkakan kelenjer tyroid/tidak, warna kulit leher.
c. Thorax
Payudara : ASI ada/tidak, puting susu menonjol/tidak
Paru- paru :
I : simetris kiri kanan/ tidak
P: teraba massa / tidak
P: perkusi diatas lapang paru biasanya normal
A : suara nafas biasanya normal ( vesikuler )
42
Jantung
I: ictus cordis terlihat/tidak
P: ictus cordis terba/tidak
P: suara ketuk jantung
A: reguler, adakah bunyi tambahan tidak
d. Abdomen
I: abdomen mungkin masih besar atau menonjol, terdapat luka operasi tertutup
perban
A: bising usus +/-
P: nyeri pada luka operasi, TFU di umbilicus setelah janin lahir
P: difan muskuler pertahanan otot
e. Genetalia
Lihat keadaaan perineum bersih/tidak, jumlah dan warna lochea post sc hari
ke3 biasanya warna lochea rubra, dan berapa kali ganti duk.
f. Ekstremitas
Post sc dapat terjadi kelemahan sebagai dampak anestesi yang mendefresikan
sistem saraf pada muskulosskletal sehingga menurunkan yonus otot.
5. Data Spiritual
Pasien dengan post SC sulit melaksanaakan ibadah karena kondisi kelemahan
setelah SC.
6. Data Psikologis
2. Taking in
3. Taking Hold
Letting Go
a. After pain
melahirkan)
7. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium : pemeriksaan Hb dan leukosit, biasanya pasien dengan post sc
akan mengalami kekurangan darah dan peningkatn leukosit.
op SC.
penyakit
44
tekanan darah
pengetahuan ibu.
10. Resiko terhadap perubahan menjadi orang tua b/d kurangnya dukungan dari
pasien-dengan-post-operasi-seksio-sesaria/ )
WOC Hamil 42 minggu (cukupbulan)
Sectio Caesarea
Post Sc
MK:Cemas Perubahankelenjer
Hb02 adekuattdkadekuat
Nekrose Mk :kurangpengethuan
Sumber: (Sarwono,2009)
2.2.2 Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1. Gangguan rasa Tujuan : melaporkan 1. Tentukan karakteristik dan lokasi 1. Klien mungkin tidak secara verbal
berhubungan dengan Kriteria Hasil : isyarat verbal dan non verbal ketidaknyamanan secara langsung.
trauma pembedahan - Klien tampak seperti meringis, kaku dan Membedakan karakteristik khusus dari
post op SC. rileks gerakan melindungi atau terbatas. nyeri membantu membedakan nyeri
45
45
yang tepat. memberikan rasa control.
darah berlebihan dan arena nyeri) kontrafksi uterus kuat dn teratur, dan
46
preparat ergot dan ksitosin.
sejahtera.
47
keberadaan dan partisipasi gerakan atot abdomen. Batuk
48
Berikan obat pada klien yang
menyusui.
2. Resiko infeksi Tujuan : tidak 1. Kaji tanda tanda vital ( tekanan 1. Menetapkan data dasar klien,
berhubungan dengan terjadinya infeksi darah, nadi, suhu, dan pernafasan terjadinya peradangan dapat diketahui
49
-bebas dari infeksi 2. Diteksi awal dalam menentukan
2. Kaji adanya tanda-tanda infeksi ( tindakan lanjutan yang tepat dari tanda
3. Dorong masukan cairan oral dan Protein dan vitamin c diperlukan untuk
penyebaran infeksi
50
mencuci tangan dengan cermat
bersih
51
7. Berikan antibiotic khusus untuk
3. Ansietas berhubungan Tujuan: melaporkan 1. Dorong keberadaan / partisipasi 1. memberikan dukungan emosional:
dengan krisis situasi bahwa ansietas sudah dari pasangan dapat mendorong pengungkapan
menurun masalah.
Kriteria hasil: 2. Tentukan tingkat ansietas klien 2. Kelahiran sesar mungkin dipandang
-klien rileks, dapat tidur dan sumber dari asalah. Mendorong sebagai suau kegagalan daam hidup oleh
/ istirahat dengan benar. klien pasangaan untuk klien / pasangan dan hal tersebut dapat
52
3. Bantu klien/ pasangan dalm positif terhadap peran baru : mengurangi
tingkat ansietas.
neonatal intensive care unit ( NICU buruk berkenaan dengan keadaan bayi.
53
4. Kurang pengetahuan 1. Kaji kesiapan dan motivasi klien 1. Periode pasca partum dapat menjadi
berhubungan dengan untuk belajar. Bantu klien / pasangan pengalaman positif bila kesempatan
tidak mengena sumber dalam mengidentifikasi kebutuhan- penyuluhan diberikan untuk membantu
54
menerima penyuluhan.
55
3. Berikan informasi yang menurunkan stress berkenaan dengan
operasi.
56
4. Diskusikan rencana-rencana untuk mungkin dijadwalkan minggu ketiga
5. Konstipasi Tujuan : Eliminasi 1. Auskultasi terhadap adanya bising 1. Menentukan kesiapan terhadap
berhubungan dengan Klien usus pada keempat kuadran setiap 4 pemberian makan per oral, dan
57
penurunan tonus otot Lancar jam setelah kelahiran sesarea. kemungkinan terjadinya komplikasi mis
58
dan sayurandan bijinya. 4. Latihan kaki mengencangkan otot-otot
meningkatkan kemandirian.
59
menit sebelum ambulasi peristaltic dan membantu
ringan.
6. Resiko terjadinya Tujuan:menurunkan 1.Tinjau ulang catan prenatal daan 1. Adanya faktor-faktor resiko seperti
cidera berhubungan faktor-faktorresiko dan intra partal terhadap faktor-faktor kelelahan miometrial, distensi uterus
dengan fungsi perlindungan diri yang mempredisposisikan klien pada berlebihan, stimulasi oksitosin lam, atau
biokimia atau regulasi kriteria hasil: komplikasi.catat kadar HB dan tromboflebitis prenatal memungkinkan
-klien bebas dari kehilangan darah operatif. klien lebih rentan terhadap komplikasi
komplikasi pascaoperasi.
60
2.Pantau TD,nadi,dan suhu.catat hipertensi memerlukan magnesium sulfat
kulit dingin, basah: nadi lemah dan (MgSO4) atau pengobatan anti
61
3. Inspeksi balutan terhadap 4. Aliran lochea seharusnya tidak banyak
kehilangan darah.
4. Perhatikan karakter dan jumlah 5. Fungsi ginjal adalah indek kunci dari
sebaliknya. Urin
62
5. Pantau masukan cairan dan flebitis.
urin.
7. Proses keluarga Tujuan : tidak 1. Anjurkan dan gunakan teknik 1. Membantu mencegah atau membatasi
berhubungan dengan terjadinya infeksi mencuci tangan dengan cermat dan penyebaran infeksi
63
setelah pulang.
3. Dorong masukan caian oral dan volume sirkulasi dan aliran urin. Protein
untuk sintesis Hb
4.Kaji suhu, nadi dan jumah sel darah menunjukan infeksi peningkatan suhu
64
Peningkatan sampai 380C dalam waktu 24
hygine
5. Berikan perawatan perineal dan atau lebih lama dari pada klien yang
sering. sesarea.
65
urin bila infeksi dicurigai.
66
67
2.2.2 Implementasi
Nursalam,2001).
Tahappelaksanaandimulaisetelahrencanatindakandisusundanbergunauntukmemenuhi
Dokumentasitindakankeperawataninibergunauntukkomunikasiantartimkesehatansehi
2.2.3 Evaluasi
keperawatandimanatarafkeberhasilandalampencapaiantujuankeperawatandinilaidank
ebutuhanuntukmemodifikasitujuanatauintervensikeperawatanditetapkan (Brooker,
2001).
adalahsebagaiberikut:
1. Informasikesehatanterpenuhi
2. Tidakmengalamiinfeksi dan cidera post op sc
3. Nyeriberkurangatauterdaptasi
4. Tidak tejadi kontipasi
5. Kecemasanberkurang
68
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Penanggung jawab
Nama : Ny. A
Umur : 43Tahun
Pekerjaan : Petani
68
69
masih basah, nyeri disekitar luka, luka sedikit berbau. Klien mengatakan
lukanya nyeri saat dibaw miring. Klien mengatakan kepala pusing banyak
Genogran
Keterangan :
: perempuan
: laki-laki
: klien
: meninggal
: tinggal serumah
71
d. Riwayatmenstruasi
Siklushaid : teratur
Masalahselamahaid : tidakada
mmHg)
Badan Badan
Umur : 3hari
BB : 2000 gram
PB : 46 cm
Jeniskelamin : Laki-laki
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15
Tanda vital
1. Kepala
- Rambut
- Mata
Keadaan mata bersih kiri dan kanan. Mata simetris kiri dan
- Hidung
- Telinga
2. Leher
I : Simetris kiri dan kanan ,tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, warna kulit
leher sama dengan kulit yang lain sawo matang, jvp 3 cm diatas sudut
sternum
3. Thorak
- Payudara
- Paru-paru
- Jantung
I : simetris kiri dan kanan, ictus cordis tidak teraba, dan tidak ada
A : irama jantung teratur dan tidak ada bunyi tambahan seperti mur-mur
dan gallop
4. Abdomen
±12 cm pada abdomenklien, luka masih sedikit basah dan agak sedikit
berbau.
dibawah pusat
P : tympani
5. Punggung
Tidak terdapat lesi, tidak terlihat adanya kelainan tulang tidak ada bengkak
6. Ekstermitas
tidakadapembengkakan, tidakadakelainan.
7. Kekuatan Otot
5.5.5.5 5.5.5.5
5.5.5.5 5.5.5.5
kecoklatan, klien ganti duk 2 kali sehari, kosistensi encer, dan berbau amis.
9. Integumen : Warna kulit sawo matang, turgor baik, tidak ada oedeme, akral
hangat.
Minum
Jumlah ± 8 gelas / hari ± 8 gelas / hari
Eliminasi
BAB
± 1x/hari ± 1x sehari
Frekuensi
77
BAK
Frekuensi
Warna 4-6 /hari 4-6/hari
Kuning jernih Kuning jernih
Bau
Khas Khas ( obat- obatan )
Konsistensi
Cair Cair
Kesulitan
Tidak ada Tidak ada
Jumlah
±800cc/ hari ±600 cc / hari
Istirahat dan tidur
Waktu tidur
22.00 23.00 ke atas
Lama tidur
8 jam 5 jam
Hal yang
Tidak ada Tidak ada
mempermudah tidur
Kesulitan tidur
Klienmengatakantidakmemilikiriwayatalergibaikituobat,
minumandanmakanan.
78
1. Bounding
2. Taking in
Padafaseinidinilaitingkahlakuibudalamketergantungandengan orang
disekitarnya,padafaseinisiibuketergantunganpadasaatakanberaktifitas,karena
kondisiibu yang
belummemungkinkanuntukberaktifitassendiri,inihanyaberlangsungselama 2
hari.
3. Taking hold
Pada fase ini ibu masih belum bisa menggendong bayinya, dan ibu
4. Letting Go
Si
ibusudahmulaibisamelakukanperawatansendirisepertimandidanberpakaianse
ndiri.
rumahsakithubungankliendenganperawatbaikdanramah.
Sebelumnya di rumahklienjarangmelakukankegiatanibadahshalatdanselama
di rumahsakitklientidakadamelakukankegiatanibadahshalat.
Laboratorium
a. Obat Oral
80
Cefixim ( 2 x1 ) tablet
b. Obat Injeksi
1. Ceftriaxon 1 gr ( 2x1 )
a. Data Subjectif
b. Data Objectif
5. Skala nyeri 4
luka post op op SC
Data objectif :
82
2. Skala nyeri 4
vertical ±12 cm
mmHg
masih basah
disekitar luka
sedikit berbau
Data objectif :
sepanjang ± 12 cm vertical
basah
berbau
mmHg
pusing
bayinya
Data Objectif :
kepalanya
banyak fikiran
mmHg
post SC
keperawatan
1. Gangguan rasa Tujuan : setelah 1. Tentukan karakteristik dan lokasi 1. Klien mungkin tidak secara
nyaman ( nyeri ) dilakukan tindakan ketidaaknyamanan. Perhatikan verbal melaporkan nyeri dan
berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam isyarat verbal dan non verbal ketidaknyamanan secara
trauma pembedahan diharapkan nyeri seperti meringis, kaku dan langsung. Membedakan
84
2. Klien normal 2. Berikan informasi dan petunjuk 2. Meningkatkan pemecahan
130/90 mmHg
85
4. Anjurkan penggunaan teknik 4. Merilekskan otot, dan
menyenangkan,
tanpa efek
samping/oversedasi.
2. Infeksi berhubungan Tujuan : setelah 1. Kaji tanda tanda vital ( tekanan 1. Menetapkan data dasar
dengan luka post op dilakukan tindakan darah, nadi, suhu, dan pernafasan klien, terjadinya peradangan
86
SC keperawatan 3x24 jam ) dapat diketahui dari
3. Klien mengatakan - luka kering 2. Kaji adanya tanda-tanda infeksi ( lanjutan yang tepat dari
nyeri disekitar luka rubor, calor, dubor, tumor, tanda – tanda infeksi
Data objectif : 3. Dorong masukan cairan oral dan sirkulasi dan aliran urin.
1. Tampak luka post diet tinggi protein, vitamin c, dan Protein dan vitamin
87
cm vertical pembentukan kolagen : besi
infeksi
88
6. Anjurkan klien untuk tetap 6. Dengan keadaan luka yang
terjadinya infeksi
teridentifikasi.
3. Cemas berhubungan Tujuan : setelah 1. Kaji tanda- tanda vital ( tekanan 1. Perbandingan dari tekanan
dengan krisis situasi dilakukan tindakan darah, suhu, nadi dan pernafasan darah memberikan
89
banyak fikiran - TTV dalam batas 2. Ciptakan lingkungan yang 2. Lingkungan yang nyaman
90
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
terbatas. teratasi
mengenai penyebab
91
ketidaknyamanan dan
3. Mengevaluasi tekanan
darah
perubahan prilaku
(bedakan antara
kegelisahan karena
kehilangan darah
nyeri)
4. Menganjurkan
penggunaan teknik
92
dan distraksi. Anjurkan
5. Berkolaborasi dalam
indikasi
2. Rabu / 24 Juni Infeksi 09.30 1. Mengkaji tanda tanda vital S: klien mengatakan
93
cairan oral dan diet tinggi teratasi
besi. dilanjutkan
4. Menganjurkan dan
pembuangan pengalas
kelanjutan tindakan-
pulang.
94
5. Melakukan perawatan luka
7. Memberikan antibiotic
infeksi yang
teridentifikasi.
95
yang nyaman pada klien 130/ 90 mmHg
4. Kamis/ 25 Juni Infeksi 08.30 1. Mengkaji tanda tanda vital S : klien mengatakan
dengan luka post suhu, dan pernafasan ) kering dan tidak bau
96
fungsi jaringan) tidak ada tanda-tanda
pembuangan pengalas
kelanjutan tindakan-
97
tindakan ini setelah
pulang.
98
terbatas. darah 120/80 mmHg
3. Mengevaluasi tekanan
darah
perubahan prilaku
(bedakan antara
kegelisahan karena
kehilangan darah
99
nyeri)
4. Menganjurkan
penggunaan teknik
Berkolaborasi dalam
indikasi
100
2. Menciptakan lingkungan O: klien tampak
dihentikan pasien
pulang
101
102
100
BAB IV
PEMBAHASAN
sampai dengan tanggal 25 Juni 2015, ada beberapa hal yang perlu dibahas dan
diperhatikan.
dengan indikasi Preeklamsi Berat sesuai dengan teori-teori yang ada. Untuk
melihat lebih jelas asuhan keperawatan yang diberikan dan sejauh mana
4.1 Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada klien data di dapatkan dari klien , beserta
100
101
Dalamtinjauanteoritisdengantinjauankasustidakadaterdapatkesenjanganpadasaat
bekas post op SC, dan pada tinjauan kasus juga ditemukan klien mengatakan
Terdapatkesenjangandalamtinjauanbiasanyaklienadariwayathipertensi atau
jantungsedangkanberdasarkanhasilwawancarapadaNy.Atidakditemukanadanyari
Pemeriksaan fisik pada teoritis dan pada kasus sama karena pemeriksaan fisik
mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan
pada teori :
op SC.
penyakit
tekanan darah
ibu.
10. Resiko terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan dengan kurangnya
11. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri atau ketidaknyamanan, proses
post op SC.
penyakit
tekanan darah
pengetahuan ibu.
Diagnosa yang lainnya tidak muncul pada tinjauan kasus karena tidak ada data
diharapkan dari pasien dan tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
104
prioritas masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan pada teori dapat
ditegakkan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada tinjauan kasus
4.4 Implementasi
rencana tersebut dalam bentuk nyata, dalam melakukan asuhan keperawatan pada
klien post sectio caesarea dengan indikasi preeklamsi berat, hal ini tidaklah
dapat terlaksana, yang dimulai dengan melakukan pendekatan pada klien agar
nantinya klien mau melaksanakan apa yang perawat anjurkan, sehingga seluruh
dihadapi klien.
b. Pendekatan yang dilakukan pada klien dan keluarga dengan baik sehingga
klien merasa percaya pada penulis dan mudah dalam pemberian serta
c. Adanya kerja sama yang baik dengan petugas ruangan, sehingga penulis
4.5 Evaluasi
Dari 3 diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan apa yang
keperawatan, kurang lebih sudah mencapai perkembangan yang lebih baik dan
optimal, maka dari itu dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai
hasil yang maksimal memerlukan adanya kerja sama antara penulis dengan klien,
2. Pada diagnosa 2 yaitu infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/ luka post
op diangaap masalah sudah teratasi sebagian karena tidak ada tampak tanda-
masalah sudah teratasi karena klien sudah mulai tenang, tidak cemas dan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pengeluaran janin yang dapat hidup di luar kandungan dari dalam uterus ke
dunia luar dengan menggunakan insisi pada perut dan karena adanya hipertensi,
1.1.2 Pada diagnosa asuhan keperawatan pada pasien dengan sectio caesarea
kasus.
1.1.5 Evaluasi pada pasien dengan sectio caesarea diruang rawat inap
dapat dilakukan dan dari 3 diagnosa hampir semua masalah teratasi dan
5.2 Saran
pun dapat dilakukan dengan segera. Dan adapun untuk pasien yang telah
harus segera dilakukan perawatan yang intensif, agar tidak terjadi infeksi
No MR : 413484
dalam tubuh
2. Menjelaskan pada klien tentang control luka
Setelah klien pulang dari rumah sakit anjurkan 1 minggu setelah ia pulang kontrol
- Anjurkan pada klien agar menjaga kebersihan agar luka tidak terjadi infeksi
- Anjurkan klien untuk makan makanan yang mengandung protein tinggi seperti
-Makan makanan yang mengandung serat seperti buah-buahan dan sayur- sayuran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
RiwayatPendidikan
1. TkRaudhatul Athfal Talawi Sawahlunto : 1999 - 2000
2. SDN 13 Nankodok Payakumbuh : 2000 - 2006
3. SMP N 2 Payakumbuh : 2006 - 2009
4. SMA N 3 Payakumbuh : 2009 - 2012
5. StikesPerintis Sumatera Barat : 2012 – 2015