Iman kepada al quran menuntut beberapa hal yang harus dipenuhi sebagai konsekuensi
diantaranya yaitu :
1. Akrab dengan al quran
Melakukan interaksi yang intens dengan al quran. Interaksi intens hanya bisa
dilakukan dengan 2 hal, yaitu mempelajari dan mengajarkan al quran kepada orang
lain.
2. Menghadirkan suasana
Menghadirkan konteks dan suasana dengan memfokuskan diri dengan perasaan
dan inderanya pada suasana dan lingkungan saat diturunkannya al quran, baik di
makkah dan di madinah, agar dapat menemukan jejak dan pengaruh al quran saat
diturunkan. Ini akan sangat membantu memahami teks-teks sebagai sebuah
konteks. Teks tidak dipahami secara berdiri sendiri, melainkan dalam sebuah
konteks.
3. Mengikuti cara interaksi sahabat dengannya
Mempelajari dan memerhatikan sikap para sahabat-lingkungan mekah dan
madinah- dengan al quran dan interaksi mereka serta kehidupan mereka bersama
al quran :
a. Tidak memahami ayat secara parsial/terpisah melainkan ada kaitan ayat satu
dengan lainnya.
b. Memasuki al quran tanpa membawa persepsi dan pemahamanmasa lalu
c. Mengimani secara mutlak seluruh ayat bahkan yang awalnya bertentangan
dengan logika : logika harus menyesuaikan dengan al quran, bukan sebaliknya
d. Merasakan bahwa ayat-ayat al quran ditujukan untuknya
4. Memahami tujuan azasi al quran
Memahami dan meyakini bahwa al Qur’an merupakan petunjuk dan tuntunan
yang lengkap untuk: membentuk kepribadian individu dan membentuk
masyarakat yang barakah.
5. Mengamalkan dan menerapkannya
Mengamalkannya dalam praktek, dan menerapkannya dalam kehidupan,
menyibukkan diri, perasaan dan anggota tubuh dengan kesibukan yang
berorientasi pada al Qur’an.
5. Kekerasan hati
Di antara kemukjizatan al-Qur’an adalah kekuatannya meluluhkan hati sehingga orang yang
kasar dan kaku pun menjadi lembut karenanya. Contoh yang sangat ekstrim adalah ‘Umar bin
al-Khaththab ra. Saat amarah, kebencian dan permusuhannya
berkobar-kobar justru beliau tersentuh oleh al-Qur’an yang sedang dibacakan. Tidak
tersentuhnya hati oleh al-Qur’an adalah akibat sekat yang ada menjadikannya keras. Padahal
bila sudah mengeras, hati lebih keras dibanding batu.
berkobar-kobar justru beliau tersentuh oleh al-Qur’an yang sedang dibacakan. Tidak
tersentuhnya hati oleh al-Qur’an adalah akibat sekat yang ada menjadikannya keras. Padahal
bila sudah mengeras, hati lebih keras dibanding batu.
DAFPUS