LP KDM Nutrisi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

BAB I

KONSEP DASAR KEBUTUHAN DASAR

A. Definisi
a. Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar
manusia menurut Abraham Maslow dalam teori hierarki kebutuhan menyatakan
bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis
(makan, minum), keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri.
b. Nutrisi
Nutrisi adalah elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori zat
makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kebutuhan
energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Makanan
terkadang dideskripsikan berdasarkan kepadatan nutrisi mereka, yaitu proporsi
nutrisi yang penting berdasarkan jumlah kilokalori. Makanan dengan kepadatan
nutrisi yang tinggi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Makanan dengan
kepadatan nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau gula, adalah makanan yang
tinggi kalori tetapi rendah nutrisi.
B. Anatomi dan Fisiologi
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan
dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri
atas hati, kantong empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya
pencernaan makanan secara kimiawi.
a. Saluran Pencernaan
1. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan terdiri atas dua
bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi
dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami
proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat
hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilum
yang terkandung dalam makanan menjadi maltosa.
2. Faring & Esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang
hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di
bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung berhubungan
dengan esofagus. Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan
makanan dari faring menuju ke lambung. Esofagus berbentuk seperti silinder
yang berongga dengan panjang kurang lebih dua sentimeter dengan kedua
ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas
selalu tertutup, kecuali bila ada makanan dilakukan dengan cara peristaltik,
yaitu lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang
makanan berkontraksi.
3. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian
atas disebut fundus bagian utama, dan bagian bawah berbentuk horizontal
(antrum pilorik). Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pankreas,
sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fundus. Fungsi motoris lambung
adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan samapi dicerna sedikit
demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel
– partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi
dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCl yang akan memecah protein
menjadi pepton, amilase memecah amilum menjadi maltosa, lipase memecah
lemak menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi
faktor intrinsik yang memungkinkan absorbsi vitamin B12 yaitu di ileum, dan
mensekresi mukus yang bersifat protektif. Dalam getah lambung terdapat
beberapa enzim, diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi
mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut dan renin, berfungsi
mengubah makanan menjadi bahan yang lebih dari karsinogen yang dapat larut.
4. Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat – lipat dengan panjang kurang
lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaiut
duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum dengan panjang kurang
lebih 2 m, dan ileum dengan panjang kurang lebih 1 m atau 3/5 akhir dari usus.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorbsi chime
dari lambung. Zat – zat makanan yang telah halus akan diabsorbsi di dalam usus
halus, yaitu pada duodenum, dan disini terjadi absorbsi besi, kalsium dengan
bantuan vitamin D. Vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan empedu dan asam
folat.
5. Usus Besar
Usus besar atau juga disebut sebagai kolon merupakan sambungan dari
usus halus yang dimulai dari aktup ileokolik yang merupakan tempat lewatnya
makanan. Usus besar memilki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi
atas desenden, sigmoid, dan berakhir di rektum yang panjangnya kira – kira 10
cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran
anal. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorbsi air (kurang lebih 90%)
elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih 5000
cc/hari. Flora yang terdapat pada usus besar berfungsi untuk menyintesis
vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa – sisa makanan.
6. Anus
Anus bertugas mengeluarkan feses yang sebelumnya telah dikumpulkan
di rektum. Proses ini sering disebut proses defikasi. Anus bekerja ditopang oleh
otot polos yang berada di dalam anus dan otot lurik yang terletak di luar anus.
Otot lurik akan terpicu ketika feses menyentuh dinding rektum. Pada kondisi ini
otot polos mengendur hingga feses akan keluar tubuh.
b. Organ Asesoris
1. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian
paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma, dan
memiliki berat kurang lebih 1500 gram (kira – kira 2,5% orang dewasa).
Hati terdiri atas dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan
oleh ligamen falsiformis. Pada lobus kanan bagian belakang kantong empedu
terdapat sel yang bersifat fagositosis terhadap bakteri dan benda asing lain
dalam darah. Fungsi hati adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis
bakteri, dan benda asing lainnya, memproduksi sel darah merah dan menyimpan
glikogen.
2. Kantong Empedu
Kantung empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong
yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai
pinggiran depan yang memiliki panjang 8 – 12 cm dan berkapasitas 40 – 60
cm2. Kantong empedu memilki bagian fundus, leher, dan tiga pembungkus,
yaitu sebelah luar pembungkus peritoneal, sebelah tengah jaringan berotot tak
bergaris, dan sebelah dalam membran mukosa.
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu,
memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH
optimum enzim – enzim pada usus halus, mengemulsi garam – garam empedu,
mengemulasi lemak, mengekskresi beberapa zat yang tak digunakan oleh tubuh,
dan memberi warna pada feses. Cairan empedu mengandung air, garam,
empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid, dan sedikit protein.
3. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar
ludah dan memilki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian kepala pankreas yang paling lebar, badan pankreas yang
letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama, serta
bagian ekor pankreas yang merupakan bagian runcing di sebelah kiri dan
menyentuh limpa. Pankreas memilki dua fugsi, yaitu fungsi eksokrin yang
dilaksanakan oleh sel sekretori yang membentuk getah pankreas berisi enzim
serta elektrolit dan fungsi endokrin yang tersebar di antara alveoli pankreas.

C. Patofisiologi dan Patoflow

D. Penatalaksanaan
1. Menstimulasi nafsu makan
a. Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien
b. Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksik
c. Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum
atau setelah makan
d. Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau
yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang
tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan
pengaruh negative pada nafsu makan
e. Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu
makan; istirahat bila mengalami keletihan
f. Kurangi stress psikologi
g. Berikan oral hygiene sebelum makan
2. Membantu klien makan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi.

E. Pengkajian Keperawatan
Metode pengkajian ABCD
a. A (Antropometri)
1) Berat badan
2) Tinggi badan
3) Berat badan ideal: (TB ̶ 100) ± 10%
BB (kg)
4) BMI (Body Mass Index): TB × TB (m)

5) Lingkar pergelangan tangan


6) Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
7) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
b. B (Biokimia)
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml, wanita: 0,
5 ─ 1,0 mg/100 ml)
c. C (Clinical)
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
d. D (Diet)
1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
4) Adakah status fisik klien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan
demam?
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?

F. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis;
ketidakmampuan makan

G. Rencana Keperawatan
Hari/tgl No Tujuan & KH Intervensi Rasional
dx

- 1. Setelah diberikan 1. Tentukan status gizi


asuhan klien dan kemampuan
keperawatan klien untuk memenuhi
selama…..x….. kebutuhan gizi.
jam diharapkan
klien dapat
menyeimbangkan 2. Tentukan jumlah
kebutuhan nutrisi kalori dan jenis nutrisi
dengan kriteria yang dibutuhkan.
hasil: 3. Identifikasi adanya
1. Asupan gizi alergi atau intoleransi
meningkat makanan yang
dari skala 1 dimiliki klien.
ke 5 4. Tawarkan makanan
2. Asupan ringan yang padat gizi
makanan 5. Monitor kalori dan
meningkat asupan makanan.
dari skala 1 6. Monitor
ke 5 kecenderungan
3. Rasio berat terjadinya penurunan
badan/tinggi atau kenaikan berat
badan badan.
meningkat 7. Anjurkan klien untuk
dari skala 1 memntau kalori dan
ke 5 intake makanan.

H. Implementasi Keperawatan
Implementasi sesuai dengan intervensi
I. Evaluasi
a. Klien kooperatif dalam pemenuhan nutrisi
b. Kebutuhan nutrisi klien tepenuhi

BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Keprawatan
E. Implementasi
F. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai