Anda di halaman 1dari 20

Puzzle of Life

Lukas 24:13-35

Kemarin saya membaca satu note di Facebook teman, di situ dia cerita tentang seorang anak
kecil di Skotlandia yang suatu hari anak ini nulis surat buat Tuhan. Ayahnya menemukan
surat itu ... lalu dia baca surat itu yang isinya begini:
Tuhan yang baik, aku mau tanya ... siapa sih yang ciptain Tuhan? (wah calon pendeta atau
calon filsuf yah ni anak??)

Kebayang gak sih, kalau anak bapak dan ibu tanya begitu? "Heh ... kalau tanya tuh jangan
yang susah-susah napa .. ibu tuh dah pusing mikirin masak, nyuci, beberes rumah ... uang
sekolah buat kamu!!" Saya kira, bapak di dalam cerita tadi pun sama pusingnya ... makanya
dia serahin kertas yang isinya pertanyaan anaknya itu ke pendetanya.

Nah yang menarik adalah pendetanya itu kemudian menulis satu surat balasan yang isinya
begini:

Lulu yang baik, (namanya Lulu anak kecil ini)


Papa mu memberikan surat yang isinya pertanyaanmu buat Tuhan ... Pertanyaan yang sulit ...
tapi kalau Tuhan menjawab pertanyaanmu, mungkin isinya seperti ini:
"Lulu yang manis, tidak ada seorangpun yang menciptakan Aku. Aku adalah yang awal dari
segala sesuatu. Dan banyak orang yang kemudian berjumpa dengan Aku ketika mereka
bertanya: "Darimana segala sesuatu di dunia ini bisa ada??"

Pertanyaan itulah yang membuat mereka menyadari keberadaan-Ku dan menemukan-Ku,


bahwa Aku-lah yang menciptakan segala sesuatunya.
Aku menyatakan keberadaan-Ku melalu banyak hal ... melalui alam semesta, dan terutama
melalui kehadiran Yesus Kristus di dunia.

Melalui Yesus, Aku menunjukkan kasih-Ku buat kamu ... buat semua orang ... dan berharap
melalui Yesus, banyak orang yang pada akhirnya berjumpa dan mengetahui siapa Aku."
With Love,
Tuhan yang mengasihi Lulu selalu.
Kalau kita baca Alkitab, dari Kejadian sampai Wahyu ... atau bahkan kalau kita mau melihat
perjalanan kehidupan keseharian kita .. berapa kali banyaknya Tuhan menunjukkan kepada
kita jejak-jejak kasih-Nya? Dalam segala peristiwa kita punya kesempatan besar untuk
menemukan dan berjumpa dengan Tuhan!

Tapi ada satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak orang ... Ayat 16
"Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka,
sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia."

Ada sesuatu yang menghalangi banyak orang untuk bisa melihat, merasakan bahkan untuk
menemukan wajah Tuhan - jejak kasih Tuhan dalam peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
mereka ...

Pertanyaan penting: hari ini adakah sesuatu yang menghalangi kita untuk menemukan kasih
Tuhan ... menyadari bahwa Tuhan itu begitu sayang kepada kita???

O ya .. ada banyak hal yang bisa menghalangi setiap kita sehingga kita "kehilangan
pandangan" untuk bisa menemukan dan berjumpa dengan Tuhan dalam hidup kita ...

Saya punya satu tayangan ... (drama ini menggambarkan kerinduan Tuhan untuk berjumpa
dan menyatakan kasih-Nya kepada kita ... tapi .... )

Adakah sesuatu yang menghalangi kita untuk bisa menemukan dan berjumpa dengan Tuhan?
Banyak!

Kalau di drama tadi: cari uang, cari teman, cari pergaulan ...
Bukan berarti tidak boleh, tapi pastinya kita mesti ekstra hati-hati - godaan di luar sana
banyak! dan ujung-ujungnya bisa gak enak jadinya!

Kalau dalam pembacaan Alkitab kita hari ini ... apa yang menjadi penghalang 2 murid yang
sedang berjalan menuju Emaus untuk bisa melihat, berjumpa dan merasakan kehadiran Yesus
yang saat itu ada tepat di depan mata mereka??

Ayat 21
"Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan
bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi."

Sebutlah itu sebuah kegagalan, kekecewaan, atau kenyataan yang tidak sesuai dengan
harapan ...

Kakak kelas saya di STT Jakarta pernah nulis skripsi dari sudut pandang pengharapan Israel
yang melihat Yesus sebagai calon raja Israel ... calon pembebas Israel dari penjajahan
Romawi waktu itu ... dan kakak kelas saya memberi judul skripsinya itu: "Yesus,
Pemberontak yang Gagal" .. dan masuk perpustakaan STT Jakarta tuh skripsinya ... bagus
nilainya.
Kenapa? Karena memang itulah kenyataannya! Banyak orang yang bisa menganggap Yesus
gagal dan mereka kecewa dengan kenyataan bahwa Yesus kalah! Lihat saja bagaimana kocar-
kacirnya para murid Yesus setelah Yesus disalib dan dikubur ... melarikan diri kan mereka
semua ... takut ... mereka jadi kehilangan pengharapan utnuk melanjutkan perjalanan ...
Seperti yang dilakukan oleh 2 orang murid ini yang sedang pulang kampung ke Emaus!

Sampai di sini, rasanya setiap kita memang punya penghalang versi kita masing-masing
untuk bisa melihat dan berjumpa dengan Tuhan dalam hidup kita.

Hari ini ada 3 hal yang mau kita renungkan untuk "meruntuhkan penghalang-penghalang"
yang membuat kita pada akhirnya dimampukan untuk tetap bisa selalu menemukan kasih
Tuhan bahkan di saat-saat kita mengalami peristiwa yang sama sekali gak enak ...

1) Ayat 25-27
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu,
sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah
Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia
menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai
dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

Apa yang mau dikatakan Yesus?

Seringkali kita tidak bisa melihat "Gambaran Besar" dari rencana


Tuhan dalam kehidupan kita ... Yang kita lihat justru hanyalah
"Gambar Kecil" yang Tuhan sedang susun untuk hidup kita.
Di sinilah kita ketemu dengan: kecewa, marah, gagal, menderita, kalah ...
Itulah gambar-gambaran kecil .. keping-keping puzzle dalam kehidupan kita ...

Yesus menghardik murid-murid waktu itu dengan keras, kenapa? Karena yang mereka lihat
hanya terfokus pada kepingan yang isinya penderitaan saja!! Murid-murid tidak melihat apa
yang Yesus sudah katakan sejak dari awal bahwa Mesias memang harus menderita (Gambar
Kecilnya itu). Akan tetapi ... Gambar Besarnya adalah di balik semua itu ada rencanya-Nya
untuk membawa masuk kita ke dalam kemuliaan Jalan Keselamatan yang di buat oleh-Nya!

Saya ingat ada seorang sahabat yang selalu mengingatkan saya:


"Gerry ... kalau kamu bergumul hari ini ... punya beban yang kamu pikul sekarang ... Jangan
bertanya pada Tuhan: "Tuhan kenapa semua ini terjadi dalam hidup saya?" Tapi beranilah
untuk mulai belajar bertanya kepada Tuhan: "Tuhan, apa yang sebenarnya Tuhan mau
ajarkan dan tunjukkan kepada saya melalui peristiwa berat macam ini?? Kuatkan saya
Tuhan untuk melihat gambaran besar yang Tuhan mau berikan di dalam hidup saya"
2) Ayat 30-32
Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-
mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan
merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang
kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di
tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
Ternyata ... ada kenangan-kenangan di masa lalu yang bisa
membuat "hati kita berkobar-kobar".
Dan inilah alat kita yang ke dua untuk bisa meruntuhkan penghalang kita itu.

Ada seorang ibu dalam doanya dia berkata seperti ini:


"Tuhan betapa bersyukurnya saya melihat pimpinan Tuhan untuk anak sulung saya .. dia
bisa selesai S1-nya ... dalam segala keterbatasan keluarga kami, Tuhan sudah pimpin ... dan
itulah yang saya yakini sekarang ketika saya melihat anak saya yang bunggsu ... Sama
seperti Tuhan sudah memimpin anak sulung kami ... saya yakin dan percaya Tuhan pun akan
memimpin kami untuk mendampingi si bungsu sampai dia bisa selesai studi S1-nya juga"
Bila hati ini kita bergumul, temukanlah kebaikan-kebaikan Tuhan yang pernah Tuhan
nyatakan dalam hidup kita ... Itulah yang menguatkan kita!

3) yang terakhir ... dramanya belum selesai ...

(catatan: waktu itu saya men stop drama 'dancing with Jesus' ini tepat sebelum Yesus berlari
dan datang untuk menyelamatkan si cewek yang dihalang-halangi oleh 'teman-temannya' itu)

Yang namanya 'penghalang' ... mereka atau apapun itu .. pastilah punya kekuatan untuk
melawan keinginan kita untuk berjumpa dengan Tuhan. Dan ada kalanya kita gak sekuat itu
untuk meruntuhkan 'penghalang' kita!

Inilah yang luar biasa dari iman kita ... sebab kita meyakini bahwa
bukan hanya kita yang berjuang untuk menjumpai Tuhan ... Akan
tetapi ... yang jauh lebih penting adalah Tuhan sendiri yang datang
menghampiri kita yang sudah tidak berdaya ini untuk misi
penyelamatan!
Dia tidak pernah datang terlambat untuk menolong dan menyelamatkan kita.
Bersabar dan bertahanlah sedikit lagi, Tuhan sedang dalam perjalanan untuk menolong
kehidupan kita.

Yesus tidak meninggalkan Kita (Lukas 24:13-35)

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook


Setiap orang pernah mengalami perasaan ditinggalkan, keputusasaan dan kehilangan arah.
Beberapa waktu yang lalu saya dikenalkan Gereja di Taipe di mana Romo-romo CM
melayani. Gereja itu bernama Gereja Salib Suci Lan Ya. Tempatnya tidak jauh dari rumah
tempat aku tinggal. Kami berdua naik bus kota satu-satunya yang bisa kami tumpangi yang
mengantar kami dari rumah sampai ke Gereja itu. Di sana kami merayakan misa pagi. Setelah
misa selesai saya bilang kepada romo itu bahwa saya akan pulang dengan berjalan kaki. Lalu
saya pulang berjalan kaki. Saya menyusuri jalan yang bernama Zhong Zhen. Saya pikr. Jalan
itu adalah jalan yang sama yang ada di depan rumah saya. Maka saya terus berjalan
menyusuri jalan itu. Semakin lama semakin jauh dan saya tidak tahu sampai di mana.
Sepertinya aku sampai di daerah Tien Mu. Wah aku jelas salah jalan dan semakin menjauh
dari rumah. Akhirnya aku bertanya pada seseorang yang berada di situ di manakah Jl. Wen
Lin itu. Ternyata benar aku telah menjauh dari tempat itu. Karena jam 9.30 aku harus
berangkat untuk less mandarin maka aku putuskan untuk naik taksi pulang.Juga karena aku
enggak tahu harus ke mana berjalan. Aku berikan alamat rumahku dan taksi itu mengantarkan
aku sampai rumah.

Pengalamanku kehilangan arah ini memang sempat membuatku panik dan agak grogi harus
bagaimana. Ini adalah pengalaman sederhana tentang kehilangan arah. Masih banyak lagi
pengalaman lain yang sempat membuat kita putus asa dan tidak punya harapan lagi.
Kegagalan adalah pengalaman yang menyakitkan. Dan keputusasaan ini bisa dialami siapa
saja. Kehilangan harapan memang tidak menyenangkan. Ketika saya datang Taiwan ini saya
berada di Kaohsiung. Ada seorang Suster yang cerita bahwa tingkat bunuh diri di Taiwan ini
sangat tinggi. Setahunnya melebihi 1000 orang. Mengerikan. Di Negara miskin banyak orang
meninggal karena kelaparan dan bencana. Namun di Negara makmur seperti ini ternyata
angka kematian juga cukup tinggi. Bukan karena penyakit atau kelaparan tetapi karena
bencana kehidupan rohani, spiritual. Dengan irama hidup yang seperti ini saya bisa mengerti
mengapa angka bunuh diri sini sangat tinggi. Orang dituntut untuk berprestasi dan produktif.
Dipacu-dan dipacu. Ini adalah bencana yang juga mengerikan yang tidak kalah dengan
kelaparan. Ya kelaparan hidup spiriritual.

Dua murid Yesus juga mengalami pengalaman yang sama. Dulu dia mengikuti Yesus karena
memiliki banyak harapan. Seperti dikatakan dalam Injil Lukas: “Kami dulu mengharapkan
bahwa Dialah yang Nabi yang akan dating yang akan menyelamatkan Israel” tapi akhirnya
Yesus mati disalib. Sementara ada kabar burung bahwa Yesus bangkit. Dan menampakkan
diri kepada para wanita yang pergi ke makamnya. Kedua murid itu semakin tidak karuan
pandangan mereka tentang Yesus yang selama itu dia ikuti. Hati mereka tidak karuan
Kecewa, putus asa dan bingung. Mereka pun takut kepada orang Yahudi yang juga mengejar
para pengikut Yesus. Di tengah keputusasaan dan kekalutan itu Yesus hadir. Namun karena
kekalutan dan keputusasaan yang menyelimuti pikirannya maka dia tidak menyadari bahwa
yang ada di sampingnya itu adalah Yesus. Sungguh aneh bahwa mereka tidak mengenali
Yesus. Mereka adalah orang yang dekat dengan Yesus, bagaimana mungkin Mereka tidak
mengenali Yesus. Para penafsir Injil Lukas mau menggambarkan bahwa mereka begitu kalut
dan kecewa bercampur ketakutan. Disebutkan ada sesuatu yang yang menghalangi mata
mereka. Apakah yang menghalangi mata mereka. Ini mau menggambarkan bahwa kehadiran
Yesus tidak dilihat oleh mereka. Yesus menyertai mereka namun mereka tidak menyadari
akan kehadirannya.
Sebagai sebuah refleksi bagi kita, dalam kekalutan kegagalan kita sering mengatakan dan
mencari Tuhan: Di manakah Engkau Tuhan mengapa Engkau tidak menyertai aku justru
dalam saat-saat begini. Mengapa Engkau meninggalkan aku di saat aku membutuhkanMu!!!
Ada sebuah cerita kecil yang bagus untuk kita simak: Ada seorang anak kecil berjalan
bersama Yesus di pantai. Walaupun anak kecil itu tidak melihat Yesus namun dia percaya
Yesus berada di sampingnya karena dia melihat ada empat tapak kaki. Dua tapak kakinya dan
dua lainnya adalah tapak kaki Yesus. Anak itu begitu gembira melihat tapak-tapak kaki itu.
Namun ketika berada di lam kerikil dan berbatu dia hanya melihat dua tapak kaki. Dia mulai
takut dan panic. Di mana tapak kaki yang lainnya. Kemudian dia berteriak. Tuhan di mana
Engkau? Mengapa tapak kakimu tidak ada. Yesus menjawab. Anakku..ketika engkau berada
dalam pasir yang lembut Engkau menapak dengan kakimu sendiri tetapi ketika berada dalam
bebatuan aku menggendongmu supaya kakimu tidak terantuk pada batu. Lalu anak itu
tersenyum dan mengatakan pada Yesus: Yesus engkau sungguh penolongku.
Demikianlah dalam hidup kita kita juga sering mengalami kekalutan, keputus-asaan dan
kekecewaan. Mari kita juga seperti murid di Emaus bilang: Tinggalah bersama kami. Dan
begitu mereka tahu Yesus berada bersama mereka, mereka begitu bersemangat untuk
memberi kesaksian. Tuhan telah bangkit. Alleluya
Khotbah Yehezkiel 34:11-19, Minggu 8 Mei 2011

Written by Pdt.S.Brahmana Tuesday, 19 April 2011 12:52

Renungan

Introitus:
Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-
dombanya;/Aku me permakan si tuhu-tuhu. Permakan si tuhu-tuhu nggit ngasamken kesahNa
guna biri-biri e kerina (Johanes 10:11).

Pembacaan: 1 Petrus 2:21b-25; Khotbah: Yehezkiel 34:11-19

Thema:
Ikutlah Gembala yang baik (Ikutkenlah permakan situhu-tuhu e)

(1) Yehezkiel seorang nabi yang di panggil Tuhan pada saat umat Tuhan di pembuangan Babel.
Dimana bangsa Tuhan yang menghadapi pergumulan yang berat, maka tidak jarang mereka putus
asa dalam menjalani kehidupannya di negeri orang. Maka dari itu Allah memanggil Yehezkiel hadir di
tengah-tengah umat itu untuk menyatakan rencana Allah bagi mereka. Yehezkiel yang berarti "Allah
menguatkan", suatu nama yang dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan Israel di
pembuangan. Allah tidaklah salah memilih lewat keterpilihan Yehezkiel ini, Allah berharap agar Israel
tetap berharap serta bersabar menantikan kasih dan pembebasan Allah. Allah perduli, Allah tetap
setia menuntut umatnya untuk di bebaskan dari pembuangan itu.

(2) Ada 2 hal yang ditekankan Nabi Yehezkiel mengawali pasal 33 ini :

a. Di mana Yehezkiel disebut sebagai "Anak Manusia" untuk ditetapkan sebagai "Penjaga
Israel" (33:7), Sebagai penjaga maka ia harus memperingati umat itu agar setia pada Firman
Tuhan.
b. Perlunya Israel melakukan pertobatan sebagai jawaban atas kasih setia Allah, yang tetap
mengasihi dan mengampuni bangsanya (3:11). Sebab Tuhan menginginkan umatnya hidup
dan bukan ke matian dalam kejahatannya, namun harus bertobat dan berbalik pada Allah-
Yehezkiel menekankan bahwa keselamatan itu datang oleh karna kasih setia Allah yang mau
mengampuni, serta lewat kasih Aliah itu akan mendorong / menyemangati agar berbalik dari
jalan yang jahat kejalan yang benar. Tuhan merancang kematian bagi orang yang jahat dan
kehidupan bagi orang yang datang pada Tuhan.

(3) Yehezkiei ikut di buang bersama-sama dengan umat Israel dan nabi hihijlp ditengah-tengah
bangsa yang terpuruk oieh karena pembuangan. Maka dari itu Allah lewat nabinya menyatakan
bahwa umat itu adalah domba-domba yang perlu di perhatikan dan akan mencarinya untuk di
kumpulkan ke suatu tempat yang teduh dan aman. Hal ini di ungkapkan karna para pemimpin-
pemimpin Israel gagal menuntun umatnya ke jalan yang benar. Allah sebagai gembala yang baik
akan membawa umat Israel keluar dari pembuangan itu sendiri ketempat yang telah di sediakan
Allah yakni tanah kanaan sebagai tempat awa! sebelum mereka di buang ke Babel. Panggilan Allah
ini sungguh menggembirakan hati umanya, karena mereka sudah ingin sekali meninggalkan tempat
pembuangan (Babel) yang tidak ada sama sekali kesenangan dan kebahagian, mederita dan gundah
gulana.

(4) Penggsmbalaan yang dilakukan Allah itu adalah punya tanggung jawab untuk
menyenangkan hati domba-domba itu, diman Allah membawa dombsnya itu ke:
a) Gunung-gunung Israel dan di a!ir-aliran sungai.
b) Kepadang rumput yang baik dan subur.
c) Ketempat pembaringan yang aman dan nyaman.
d) Yang hilang tetap di cari, dan yang tersesat di bawa pulang.
e) Yang luka di balut yang sakit di kuatkan.
f) Yang gemuk dan yang kuat akan di lindungi.

Begitulah kebaikan Allah yang tetap memperdulikan umatnya walaupun tekadang umat itu
melanggar apa yang di perintahkan Tuhan.

PENOLONG YANG LAIN (YOHANES 14:15-17)

Bagian yang kita baca mengenai “Penolong yang Lain” ini merupakan bagian dari khotbah
perpisahan Yesus Kristus dengan murid-murid-Nya (pasal 14-17). Kristus sebentar lagi tidak
ada bersama-sama mereka (13:33, 36). Kristus berbicara bahwa sekarang para murid tidak
dapat mengikuti-Nya, tetapi kelak mereka akan ikut Dia. Namun, di interval tempo di antara
sekarang dan kelak, masa kini dan masa yang akan datang itu, bagaimana keadaan para
murid?

Kristus meyakinkan mereka, “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku
datang kembali kepadamu” (14:18). Kristus tetap bersama mereka. Kristus akan hadir di
antara mereka. Dengan cara bagaimana? Tentu, kelak ketika masa pemulihan akhir, Dia
akan datang kembali. Dengan begitu, gereja berseru, “Maranatha!”—datanglah, ya Tuhan
Yesus! Akan tetapi, kembalinya Kristus juga dengan cara lain, yaitu melalui Roh Kudus.
Siapa Roh Kudus itu?

Pertama, Roh Kudus disebut sebagai Penolong yang lain (ay. 16). Kata
Yunaniparakletos berarti seseorang yang dipanggil di samping. Dalam konteks legal-
peradilan, parakletos bertugas sebagai advokat. Tapi kata ini pun lebih luas artinya, meliputi
seseorang yang berada di samping orang yang berdukacita. Dalam kondisi paguyuban
Yohanes yang tengah menghadapi cercaan dan aniaya dunia, maka mereka mendapatkan
penghiburan dengan hadirnya advokat, yaituparakletos di samping mereka. Mereka tidak
sendirian. Mereka bukan yatim piatu.

Kedua, Roh Kudus disebut sebagai Roh Kebenaran (ay. 17). Berarti Roh ini adalah
sumber, otoritas, dan standar kebenaran. Dialah yang mengembuskan kebenaran Allah, dan
oleh Dialah firman Allah dituliskan bagi kita. Dialah otoritas kebenaran, bahwa segala
kebenaran memiliki kuasa untuk mengubah dan memimpin kehidupan orang percaya oleh
karena Roh Kudus. Dialah standar kebenaran, bahwa segala yang Ia katakan pasti tidak
bertolak belakang satu dengan yang lain.

Ketiga, Roh Kudus disebut sebagai Kuasa Allah kontra dunia (ay. 17b). Roh Kudus adalah
Pribadi Allah yang penuh kuasa (bukan seperti Saksi Yehuwa yang percaya sekadar “daya”
ilahi). Kuasa dari Allah adalah kuasa yang tidak sama dengan dunia. Bahkan menentang
dunia. Menarik untuk diamati, bahwa di tengah konteks paguyuban Yohanes yang teraniaya,
yang tidak diterima dunia, yang ditentang kehadirannya oleh dunia, ternyata dunia pun “tidak
dapat menerima Dia.”

Dengan kata lain, dunia tidak sekadar menentang dan melawan orang Kristen. Dunia tengah
menentang Allah Roh Kudus. Sama seperti mereka menentang Anak Allah sampai-sampai
Dia dibunuh dengan demikian terhina, maka dunia pun menentang Roh Kudus. Walhasil,
kalau dunia menentang kehadiran Gereja, itu wajar!

Namun perhatikan sebuah rahasia yang diungkap di sini: Betapa kita memiliki Allah yang
berbela-rasa. Ia adalah Allah yang mengerti apa yang dirasakan dan dialami umat-Nya. Roh
Kudus “menyertai kamu selama-lamanya” (ay. 16). Allah yang bersekutu dengan umat-Nya
dalam sebuah persekutuan rohani (Latin, unio mystica) yang begitu indah, yang tidak
dipahami oleh dunia dan tidak dapat direbut oleh dunia (bdk. ay. 20).

Sahabat Gembala
Gereja/Organisasi Keagamaan · 582 Suka

Opsi untuk berita ini

Renungan Firman Tuhan : Yohanes 14:15-20 : “MENGASIHI YESUS DALAM


KETAATAN”…Orang yang hidupnya sungguh-sungguh bergantung pada seseorang,maka orang
itu akan takut kehilangan orang yang ia andalkan itu.Seorang anak misalnya : ketika hidupnya
masih bergantung kepada orang tuanya,maka ia sangat takut kehilangan orang tuanya.Ia sadar
betul bahwa ia tidak dapat berbuat apa-apa tanpa orang tuanya.
Perasaan yang sama juga dialami oleh murid-murid Yesus.Ketika Yesus berada di Yerusalem,Ia
tahu bahwa waktu-Nya sudah semakin dekat untuk mengakhiri segala tugas pekerjaan
penyelamatan dunia yang diberikan Bapa kepada-Nya melalui penderitaan dan kematian-
Nya.Tentunya situasi ini juga dirasakan oleh para murid.Agar para murid tidak bimbang dalam
menghadapi kenyataan-kenyataan yang akan mereka jalani terutama ketika Yesus
meninggalkan mereka,maka Yesus memberikan berbagai pengajaran untuk menguatkan para
murid. Dalam pengajaran itu Yesus minta kepada para murid supaya mereka tidak
gelisah.Mereka harus tetap percaya kepada Allah dan juga percaya kepada Yesus.Mereka harus
sungguh-sungguh mengasihi Yesus dengan segala yang diperintahkan-Nya.Dengan demikian
maka Yesus akan meminta kepada Bapa seorang Penolong yang akan menyertai mereka. Dunia
tidak akan mengenal Roh Kudus,tetapi para murid akan mengenal-Nya, sebab Ia tinggal di
dalam diri para murid,dan akan menyertai para murid.
Janji Yesus tentang seorang Penolong yang lain yaitu Roh Kudus,bukan saja diperuntukkan bagi
para murid yang hidup pada waktu itu,tetapi juga diperuntukkan bagi seluruh orang percaya di
segala waktu dan tempat sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua.Roh Kudus akan
menuntun,menyertai dan memampukan orang percaya dalam menjalani hidup yang sesuai
dengan kehendak Kristus.Karena itu sebagai orang percaya jangan pernah takut dan gelisah
dalam menghadapi kenyataan-kenyataan hidup sebab Roh Kudus selalu menyertai dan
melindungi,asal kita mau hidup di dalam kebenaran…

13 Mei 2012

Ev. Yehezkiel 34 : 11-19 Ep. 1 Petrus 2 : 21b-25

GEMBALA YANG PEDULI

Oleh: Pdt. Berbic D. Sitompul, STh

1. Pendahuluan

Kitab Yehezkiel merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Lama yang berasal dari zaman
pembuangan sekitar tahun 593-571 SM.Kitab Yehezkiel menggambarkan tahapan baru dari
nubutan Israel. Yehezkiel adalah seorang nabi yang dipanggil dan diperintahkan Tuhan untuk
memberitakan Firman keselamatan melalui nubuatan guna menghibur dan menguatkan umat
Israel yang berada di dalam pembuangan Babel. Di mana umat itu sedang menghadapi
pergumulan yang sangat berat, pergumulan itu adalah sulitnya beribadah kepada Tuhan dan
sebagai warga Negarapun kebebasaNnya dibatasi. Mereka diwajibkan untuk menyembah
kepada dewa-dewa dan tidak mendapatkan keadilan dan keamanan dari raja (negara). maka
umat tersebut berputus asa dan sangat menderita dalam menjalani kehidupannya sehari-hari
di tanah pembuangan tersebut. Dan di dalam keputusasaan bangsa itu ada juga yang mau
tunduk dan beribadah kepada dewa-dewa di Babel, terlebih di kalangan para imam dan
pemimpin Israel mereka bukan meneguhkan dan mengembalakan umatnya malah
menyesatkan dan menindasnya sehingga lahirlah paham sinkritisme yang membuat umat
Israel menjadi tambah menderita. Di dalam situasi yang demikianlah Allah memanggil
Yehezkiel agar hadir dan tampil di tengah-tengah umat itu untuk menyatakan rencana Allah
bagi mereka. Sesuai dengan namanya Yehezkiel yang memiliki arti “Allah menguatkan”,
suatu nama yang membawa harapan dan dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan
Israel di tanah pembuangan.

2. Penjelasan Nas

Ayat 11-16. Di dalam Yeh. 34, Allah menyatakan diriNya sebagai gembala atas umatNya.
Konteks dari Yeh. 34 adalah para pemimpin umat Israel waktu itu tidak melakukan peran dan
tanggungjawabnya selaku gembala. Mereka justru mengeksploitasi umat dengan mengambil,
merampas atau memanfaatkan harta milik umat untuk kepentingan diri. Di Yeh. 34:3-4, Allah
menegur para pemimpin umat Israel yaitu: “Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu
buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu
gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak
kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan
kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman”. Jadi para pemimpin umat Israel
tidak memerankan tugasnya selaku seorang gembala yang dipanggil untuk melindungi dan
menjaga umat; mereka juga memanfaatkan umat gembalaannya sekedar obyek pelengkap dan
korban pemuas keinginan diri mereka. Akibatnya umat Allah menjadi orang-orang yang
teraniaya dan terserak, karena mereka saling mencari perlindungannya masing-
masing. Dalam situasi demikian, Allah segera bertindak dengan mencari umat yang hilang
dan tercerai-berai, mengumpulkan mereka satu-persatu, memberikan rumput dan
pembaringan yang subur dan mengobati mereka yang terluka. Yang jelas dalam tindakan dan
karyaNya tersebut, Allah menampilkan diri sebagai Tuhan yang membela setiap orang yang
lemah dan menderita. Namun juga Tuhan tetap berlaku adil, sehingga mereka yang gemuk
dan yang kuat tetap berada dalam perlindunganNya. Allah menampilkan diri bukan hanya
menjadi Tuhan penyelamat atas orang-orang yang miskin dan tidak berdaya, tetapi juga Dia
adalah Tuhan bagi setiap orang yang kaya dan sehat namun hidup benar. Di dalam Yeh.
34:16, Allah berfirman: “Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang
luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan
Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya”. Dengan
demikian yang dimaksud dengan umat gembalaan Allah bukan hanya tertuju kepada orang-
orang miskin yang menderita, tetapi juga kepada setiap orang yang hidup sehat dan sejahtera.

Ayat 17-19. Menyatakan bahwa Allah adalah Gembala yang Agung, gembala bagi umat
Israel dan para gembala (pemimpin Israel). Allah akan menjatuhkan hukuman kepada umat
yang tidak setia dan gembala-gembala yang tidak melakukan tanggung jawabnya sebagai
pemimpin. Allah menghakimi mereka dengan adil. Sesuai dengan apa yang telah di
lakukannya yaitu dengan menghabiskan padang rumput yang hijau dan mengnjak-injaknya
dan juga meminum air yang jernih, sehingga air itu pun menjadi keruh. Hal ini berarti
kekuatan, kejayaan prilaku semena-mena dari para gembala yang tidak bertanggung jawab itu
akan berakhir, dan Allah sendiri akan mengkahirinya. Ia akan menjadi hakim diantara
gembala-gembala. Itu berarti Ia akan menyatakan kesalahan dan membela kebenaran, bahkan
Ia sendiri bertindak sebagai penolong. Daud adalah gembala Israel yang dijanjikan akan
membawa pemulihan bagi Israel, dan pemulihan yang mengarah pada kesempurnaan hidup
itu terus akan terjadi melalui karya Kristus yang lahir dari keturunan Daud (bd. Pslm
89:5,21,30; Yer. 23:5-6). Janji penyertaan dan pemulihan ini diberikan semata-mata karena
bangsa Israel adalah domba-domba Allah, atau milik Allah. Ia tidak akan menelantarkan
umatNya.

3. Refleksi.

Sikap yang paling menonjol dari sifat seorang gembala adalah memberi perlindungan kepada
domba-dombanya dari serangan binatang buas seperti serigala atau beruang. Hal yang kedua
adalah membimbing atau menggiring dombanya ke tempat dimana ada rumput yang banyak.
Kemudian gembala memberi minum kepada domba-dombanya. Dan yang terakhir gembala
menggiring domba-dombanya kembali masuk ke dalam kandang untuk beristirahat (bd. Maz.
23). Nas ini membawa kita kepada Minggu Miserekordias Domini yang mengingatkan betapa
bumi penuh dengan kasih setia TUHAN (Maz. 33:5b). Pertolongan dan kepeduliaan Allah
sebagai seorang Gembala untuk melepaskan umatnya dari ketidak adilan dan ketertindasan
menandakan bahwa bumi ini penuh dengan kasih setia TUHAN. Siapakah Gembala itu.
Dalam Yoh. 10:11, Yesus mengatakan : Akulah gembala yang baik, gembala yang baik
memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Yesus telah mati di kayu salib dan telah
bangkit untuk menebus dosa-dosa manusia.Yesus adalah gembala dan kita adalah domba-
domba-Nya. Sebab itu bagi kita yang percaya kepada Yesus maka kita akan mendapatkan apa
yang diberikan oleh seorang gembala kepada domba-dombanya yaitu perlindungan,
bimbingan, dan keselamatan. Sebagai Gembala Yang Baik, Yesus memenuhi tiga ciri ini
yakni: Pertama, memberikan nyawa untuk domba-domba. Kedua, mengenal mereka dan
mereka mengenal Dia. Ketiga, mengusahakan persatuan semua kawanan domba (bdk. Yoh
10). Maka jelas kalau Yesus mengatakan Gembala Yang Baik berbeda dengan orang upahan.
Orang upahan cenderung mengutamakan kepentingan diri. Orang upahan sama sekali tidak
peduli akan kesulitan dan tantangan, tetapi Gembala Yang Baik bersedia mengorbankan
hidup-Nya untuk manusia dan menyelamatkan yang tersesat. Amin.

Bahan Khotbah Yehezkiel 34:11-19

Posted by Edward Manalu on May 4, 2011

Tuhan Gembala Yang Baik


Ev. Yehezkiel 34:11-19
Ep. 1 Petrus 2:21b-25

Pendahuluan
Sadar atau tidak, setiap orang mempunyai gembala dalam hidupnya. “Gembala” dalam arti
sesuatu yang menggerakkan, memotivasi, mengarahkan, dan mempengaruhi pola pikir,
prioritas, perilaku, dan keputusan-keputusan dalam hidup seseorang. Gembala itu bisa
berwujud uang, jabatan, popularitas, tokoh yang dikagumi, bisa juga akar pahit atau
pengalaman traumatis di masa lalu. Berbeda halnya dalam Iman Kristen yang mengakui
bahwa Yesus adalah Gembala yang baik dan yang memberikan nyawa-Nya bagi domba-
domba-Nya (Yoh. 10:11, 15). Yesus juga disebut sebagai Gembala Agung segala domba (Ibr.
13:20).
Gembala yang baik adalah Tuhan sendiri. Tuhan yang membimbing, menuntun, dan
memelihara umat-Nya. Tuhan tidak pernah jauh dari domba-dombanya, Tuhan senantiasa
hadir, Tuhan membimbing umatNya ke jalan yang benar. Gembala yang baik itu penuh kasih
dan pemeliharaan dalam setiap jengkal hidup domba-dombaNya.

Bagaimana dengan kita? Pertanyaan penting yang perlu kita renungkan adalah: Apakah
Tuhan sudah menjadi gembala dalam hidup kita, sebagai prioritas dan dasar dari segala
tindakan kita?

Latar Belakang Teks


Yehezkiel (Ibrani yekhezqe’l, ‘Allah menguatkan’). Nama ini tampil sebagai Yehezkel dalam
1 Taw 24:16, ialah seorang Imam yang di panggil menjadi seorang Nabi (Yhz. 1:1-3). Masa
Yehezkiel menjadi Nabi yakni pada saat bangsa Israel dibuang ke Babel pada tahun 597 sM.
Secara keseluruhan Kitab Yehezkiel 34:1-31 menyatakan bahwa Yehezkiel bernubuat
menentang para pemimpin Israel, yaitu para raja, imam dan nabi. Karena keserakahan,
korupsi, dan mementingkan diri sendiri, mereka telah lalai menuntun umat Allah
sebagaimana dikehendaki oleh-Nya. Mereka memeras umat itu (Yhz. 34:3) dan
menggunakan mereka untuk kepentingan pribadi dan bukan menolong mereka secara rohani
(Yhz. 34:4); jadi, mereka bertanggung jawab atas penawanan Yehuda, dan Allah akan
menghukum mereka. Sebagai kontras dengan para gembala yang tidak setia, Yehezkiel
menubuatkan tentang suatu saat ketika Allah akan mengirim seorang Gembala yang berkenan
kepada-Nya (yaitu Sang Mesias) yang akan sungguh-sungguh memelihara umat-Nya. Mereka
tidak akan diperas dan digunakan, melainkan akan menerima “hujan yang membawa berkat”
(Yhz. 34:26).

Analisa Teks
1) Gembala yang Baik; Memperhatikan domba-dombaNya
Setelah Tuhan memperhatikan bahwa gembala-gembala umatNya hanya menggembalakan
dirinya sendiri, para gembala-gembala itu tidak memperhatikan, tidak memperdulikan
bagaimana domba-dombanya, bahkan gembala-gembala itu memeras, menginjak-injak
dengan kekerasan dan kekejaman, maka Allah menubuatkan kepada Nabi Yehezkiel untuk
melawan gembala-gembala Israel (34:1-10). Tuhan mengambil satu keputusan bahwa Dia
langsung yang akan memperhatikan domba-dombaNya.
Kata ‘memperhatikan’ yang dilakukan oleh Allah bukanlah hanya sekedar melihat atau
memandang saja. Dalam bahasa Inggris “look carefully at” yang berarti melihat kepada
sesuatu benda dengan sungguh-sungguh, hati-hati dan dengan senantiasa waspada. Allah
sebagai Gembala senantiasa memperhatikan setiap gerak langkah umatNya. Tuhan
seanantiasa memperhatikan kapan dan dimanapun umatNya berada.

2) Gembala yang Baik; Mencari, Membawa, Mengumpulkan dan menyelamatkan


domba-dombaNya yang sesat
Domba-domba yang sesat sama dengan domba yang berjalan pada jalan yang tidak benar.
Domba yang sesat berada diluar kumpulan kawanan Domba-Domba yang digembalakan.
Domba yang sesat akan rentan dengan kecelakaan (hari berkabut dan kegelapan) dan akan
sulit untuk diperhatikan pengembalanya. Domba yang sesat cendrung akan kehilangan
keselamatan. Tuhan (Gembala) akan senantiasa mencari dan menyelamatkan UmatNya
(domba-dombaNya).
Dalam injil Lukas 15:1-7, melalui perumpamaan Yesus mengajarkan bahwa Dialah Allah
yang datang untuk mencari domba yang hilang, walaupun hanya seekor saja, padahal ia
masih punya sembilan puluh sembilan yang lain. Hal ini sangat mengherankan, apalah artinya
seekor dibanding dengan sembilan puluh sembilan ekor? Demikianlah Tuhan melakukan hal
yang tidak lazim. Satu domba yang tersesat, adalah gambaran dari manusia yang paling
bandel, menyusahkan, dan tidak tahu diri. Ketika orang lain sudah mengabaikan, melupakan
kita bahkan mengharapkan kematian kita, tetapi Bapa kita yang di Sorga tetap mengasihi,
mencari dan menyelamatkan kita, manusia tidak berguna yang tidak layak dicari, yang
seharusnya dibuang, bahkan dengan membayar harga yang mahal. Sama halnya dengan orang
tua, dia akan tetap mengasihi anaknya meski jahat sekalipun. Kasih Tuhan lebih besar
daripada kasih orang tua pada anaknya; Dia mencari kita yang tidak layak untuk dicari, yang
seharusnya dibuang; Dia rela datang, Dia rela menderita dan mati di kayu salib. Dia tidak
menyerah terhadap kita, walaupun hati kita sekeras intan, Dia dengan kasih-Nya besar terus
mencari kita dan akan mengubah kita dengan kasihNya. Inilah kebodohan salib, tetapi justru
menyatakan kebesaran kasih dan anugrah Tuhan.
Tuhan tidak akan membiarkan umatNya bercerai-berai dan berpisah dari kawanan orang-
orang benar. Tuhan senantiasa mencari umatNya yang sesat dengan memanggil dan
mengajak, kemudian membawa kita kepada jalan yang benar dan mengumpulkan ditempat
yang benar. Sebagai Gembala yang baik, Tuhan merindukan pertobatan umatNya dan
menjanjikan perlindungan dan keselamatan bagi setiap orang berjalan dan berkumpul dalam
Kasih Kebenaran Tuhan.
3) Gembala yang Baik; memberikan pemeliharaan yang sempurna dan sejahtera
melimpah.
Siapa yang dapat menjamin hidup kita? Layakkah manusia dijadikan sandaran dan jaminan
hidup kita? Tidak, karena manusia selalu berubah, makhluk yang rentan, yang dalam
ketakutan mereka begitu mudah untuk mengorbankan orang lain; manusia bukanlah gembala
yang baik bagi kita. Hanya Tuhan satu-satunya yang dapat memberikan jaminan kepada kita;
Dia mengasihi kita, dan berkuasa mewujudkan kasih-Nya. Gembala yang baik menuntun,
domba-dombanya masuk ke kandang dan membawa keluar ke padang rumput, ke gunung-
gunung, ke alur-alur sungai dan ke semua tempat kediaman orang di tanah itu; hal ini
melambangkan keamanan, kestabilan, kemakmuran, damai sejahtera dan hidup yang
berkecukupan. Gembala membawa domba, mencari padang rumput, jauh dari rumah dan ia
menjaganya dengan setia, dengan tongkat dan gadanya. Demikianlah Tuhan selalu menjaga
kita, mataNya tidak pernah tertidur. Seperti ayah dan ibu yang selalu menjaga anak ketika
demam tinggi, matanya selalu mengawasi, berjaga-jaga; kuatir karena demam yang tinggi
akan mengancam nyawa si anak. Tuhan adalah gembala yang baik, Dia menjaga kita,
menuntun kita, mengasihi jiwa kita.

4) Menjadi Hakim untuk membela dan memisahkan yang baik dan jahat
Tuhan menjadi hakim atas domba-dombaNya. Hal ini menunjukkan bahwa ada domba yang
baik dan ada juga domba yang jahat yang tidak ingin domba lainnya menerima berkat Tuhan.
Namun kita harus menjadi domba yang baik yang berkenan kepada Allah. Tuhan menghitung
dan memasukkan domba-dombaNya dengan baik ke dalam kandang. Tetapi Ia memisahkan
mereka yang memberontak dan mendurhaka kepadaNya. Mereka akan keluar dari negeri,
terbuang menjadi orang asing dan tidak masuk ke Kerajaan Allah. Mereka yang melanggar
perintah-perintah Tuhan dan menista Yang Mahatinggi adalah domba-domba yang jahat
(Bnd. Mzm. 107:11)
Ayat 17-19 menunjukkan bahwa Gembala yang Baik itu akan menjadi hakim yang
memisahkan antara domba dengan kambing. Kambing menunjukkan kejahatan yang harus
dipisahkan dari kawanan Domba Allah. Pemisahan ini akan terjadi pada saat Gembala yang
Baik itu datang sebagai Hakim Agung pada masa Penghakiman yang telah direncanakanNya.
Dengan demikian, sebagai Domba Allah (umat Tuhan) diingatkan untuk senantiasa
memisahkan yang jahat dari dirinya sendiri selama kita masih diberikan waktu untuk hidup di
dunia ini, agar pada masa penghakiman itu kita masuk pada kawanan Domba Allah.

Pointer Homili
1. Sebagai orang percaya, kita diumpamakan seperti domba-domba Allah dan Yesus adalah
gembalanya. Ia adalah gembala yang baik yang memberikan yang terbaik bagi domba-
dombaNya. Secara fisik, domba adalah binatang yang lemah sama halnya dengan kita yang
masing-masing memiliki kelemahan dan karena kelemahan itu kita memerlukan sosok
penjaga yang mengenal, setia, mengasihi dan senantiasa memperhatikan serta peduli dengan
kita. Sosok itu hanya Tuhan, sebab hanya Tuhan yang mengetahui segala sesuatunya tentang
kita. Gada dan Tongkat Tuhan akan menjaga dan menghibur kita (Bnd. Mzm. 23:4).
2. Gembala yang Baik itu adalah Yesus Kristus (Yoh. 10:1-18), Yesus yang memberikan
nyawaNya untuk domba-dombaNya yang berdosa agar beroleh keutuhan keselamatan dan
damai sejahtera. Maka siapa yang ingin selamat dan beroleh damai sejahtera, terlebih
dahululah menyerahkan dirinya secara utuh kepada Yesus Kristus.
3. Gembala itu mengenal domba-dombaNya, Dia tahu apa yang menjadi keluhan dan masalah
domba-dombaNya, Dia tahu yang ada dalam hati dan pikiran domba-dombaNya dan Dia tahu
keadaan domba-dombaNya secara keseluruhan. Sebab Gembala yang Baik itu adalah Tuhan
yang Maha Mengetahui segala sesuatunya. Maka, sebagai domba-domba Allah diingatkan
untuk menyerukan masalahnya kepada Tuhan, maka Tuhan akan membimbing dan
mengarahkan kepada jalan keluar dari masalah yang dihadapi domba-dombaNya.
4. Melalui Minggu Micerikordias Domini ini: Senantiasalah menjadi kawanan domba Allah,
yang berseru dan memuji Tuhan dengan nyanyian pujian dan kebenaran, sebab Yesus,
Gembala yang Baik itu telah memberikan sapaan indah yang lebih merdu daripada
kemerduan seruling (Suara FirmanNya). Jangan pernah berhenti untuk memanggil namaNya
melalui pujian nyanyian dan doa, sebab Dia adalah Gembala Baik yang mendengarkan setiap
seruan domba-dombaNya.

Rabu, 18 April 2012

SEBAB DIA HIDUP, HIDUPLAH DALAM TUHAN (YOH 14:15-20)

Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (S.Th,S.Si,MATS,Ph.D)


GKMI Kenari, Kudus, 22 April 2012

“…Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. Tinggal
sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan
kamupun akan hidup…” (Yohanes 14: 18-19).

Dari masa yang sangat awal, kebangkitan Tuhan tidak dilambangkan dengan telur yang berisi,
melainkan dengan kubur yang kosong. Hal yang paling dasariah adalah bahwa kebangkitan adalah
kehidupan. Yesus yang bangkit adalah Yesus yang hidup. Dalam ayat 19, Yesus sendiri berkata:
“…sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup.” Dari Bahasa aslinya, kalimat ini berbunyi, “sebab
Aku terus menerus hidup, maka kamupun akan hidup.” Dalam Injil Yohanes, hidup berarti ada
dalam kebersamaan secara terus menerus dengan Allah Bapa. Hidup berarti terus menerus ada
dalam hadirat Tuhan. Oleh sebab itu, Yesus terus menerus hidup karena “Aku di dalam Bapaku”
(ayat 20). Ini yang disebut hidup sejati, yakni hidup dalam arti yang paling dalam.

Karena Tuhan Allah adalah sumber hidup, maka di dalam Tuhan maut tidak berkuasa. Jadi ketika
Yesus berada bersama dengan Allah Bapa, sekalipun Yesus menderita, disalibkan, bahkan mati dan
dikuburkan, Yesus tetap hidup, yakni hidup dalam lingkup kehadiran Tuhan, karena kematian tak
dapat memisahkan persekutuan dalam Tuhan. Yesus mati dengan terpisahnya roh dari tubuh, tetapi
Yesus tetap hidup, karena walauapun ia mati di atas kayu salib, ia mati dalam lingkup kehadiran
Tuhan. Kebersatuannya Yesus dengan Allah Bapa menjadikan Yesus sampai pada tingkat hidup
sejati, hidup abadi, hidup kekal.

Yesus yang hidup berimplikasi pada kehidupan murid-muridnya. Murid-muridNyapun akan


mengalami kehidupan. Sepanjang murid-murid ada terus bersama Yesus, dengan melakukan
perintah Yesus, mereka akan tetap hidup juga. Sepanjang murid-muridNya setia dalam mengikut
Tuhan, maka kehidupan akan diberikan oleh Tuhan. Menyatunya murid-murid dengan Yesus
digambarkan dengan menempelnya cabang-cabang pada pokok anggur yang nantinya menghasilkan
buah-buah kehidupan. Di lain pihak, Yesus tidak akan pernah meninggalkan murid-muridNya.

Tanda yang paling penting bahwa Yesus tak pernah meninggalkan mereka adalah Yesus meminta
Bapa untuk mengirimkan Roh penghibur. Roh penghibur, atau Roh pembela itu akan ada bersama-
sama murid-murid Yesus. Teks mengatakan bahwa Roh penghibur itu akan ada di di antara kamu,
sebagai suatu persekutuan. Jadi kehadiran Roh penghibur yang menguatkan akan nampak dalam
wujud yang paling jelas ketika orang-orang Kristen ada dalam persekutuan yang kokoh, persekutuan
yang solid dan yang tidak terpecah-pecah.
Ajaran Kitab Suci menegaskan bahwa panggilan untuk hidup dalam Tuhan adalah agar kita dapat
hidup menghadapi berbagai persoalan hidup. Hidup adalah pilihan, maka pilihlah untuk hidup,
hiduplah dalam Tuhan, karena Tuhanlah sumber kehidupan kekal. Gereja yang hidup adalah gereja
yang memilih hidup, hidup di dalam Tuhan. Amin.

April 8, 2012

Lukas 24:13-35 ~Yesus Menampakkan Diri di Jalan ke Emaus~


(Perayaan Paskah 2012)

Rate This

Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama
Emaus, uang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,

dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.

Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri
mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal
Dia.

Yesus berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?”
Maka berhentilah mereka dengan muka muram.

Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawabNya: “Adakah Engkau satu-satunya


orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan
ini?”

KataNya kepada mereka: “Apakah itu?” Jawab mereka: “Apa yang terjadi dengan Yesus
orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di
hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.

Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk di
hukum mati dan mereka telah menyalibkanNya.

Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah uang datang untuk membebaskan bangsa
Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semua itu terjadi.

Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta
mereka telah pergi ke kubur,

dan tidak menemukan mayatNya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan
kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Ia hidup.

Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar
yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat.”
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga
kamu tidak percaya segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi!

Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaanNya?”

Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci,
mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak
meneruskan perjalananNya.

Tetapi mereka sangat mendesakNya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab
hari sudah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal
bersama-sama dengan mereka.

Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-
mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.

Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap di tengah-
tengah mereka.

Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia
berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”

Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Disitu mereka mendapati kesebelas
murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.

Kata mereka itu: “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada
Simon.”
Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana
mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

kuburNya telah kosong

bukan berarti Ia telah diculik, akan tetapi,

Ia telah pergi untuk menggenapkan yang ada di Kitab Suci

Ia telah menggenapi janjiNya kepadamu

percayakah hatimu dengan apa yang kamu baca dan kamu dengar hari ini?

tabahkan dan kuatkanlah batinmu

hilangkanlah ketakutan dan kegundahan di hatimu

Ia telah kembali untuk menyatakan kasih sayangNya

Dia datang untuk membawa perdamaian di dalam hatimu

sejauh apapun kamu melangkah, Ia senantiasa mendampingimu

jangan gentar hatimu dan suram wajahmu

sebab itulah kehendak Tuhan

damaikan hatimu bersama sinar kasih Tuhan

karena Ia telah menang melawan maut bagimu

Ia menyayangimu lebih dari apapun

hanya Dialah sumber kekuatan dan keselamatan bagi jiwa dan ragamu

percayalah dan peganglah janjiNya

maka semua harapanmu akan terjadi

berharaplah dan bertekunlah dalam doa

maka kamu akan melihat Yesus berdiri dan membuka tanganNya untuk menerimamu
kembali kepadaNya

MENGALAMI ROH KUDUS DALAM TUBUH KRISTUS (1)


Bacaan Firman
Efesus 1:13-14, Kolose 3:15-16, 1 Korintus 3:3-14, Yohanes 14:15-20

Merenungkan Firman
Di hari kemarin kita telah memahami 2 rahasia besar yang Allah nyatakan kepada kita. Kita
pun telah mengambil komitmen untuk hidup tertanam dalam komunitas sel agar pengenalan
kita akan Kristus terus-menerus bertumbuh. Hari ini, Firman yang kita baca menunjukkan
peran Roh Kudus bagi kehidupan kita dalam Tubuh Kristus itu.

Di dalam Tubuh Kristus, Roh Kudus bagaikan syaraf-syaraf yang menghubungkan setiap
anggota tubuh dengan Kepala dan menghubungkan anggota-anggota tubuh satu sama lain. Ini
berarti, setiap pekerjaan Roh Kudus bertujuan untuk melayani kepentingan seluruh Tubuh,
bukan hanya kepentingan individu. Mari kita lihat berbagai pekerjaan Roh Kudus yang
tercatat di dalam Alkitab.

Roh Kudus membaptis orang-orang percaya ke dalam Tubuh Kristus dan membuat mereka
minum dari Roh yang sama (1 Kor. 12:13, Ef. 5:18-19, Kol. 3:16)
Roh Kudus menyadarkan orang-orang percaya akan kehadiran Kristus dalam diriNya serta
akan keberadaan diri mereka dalam Tubuh Kristus (Yoh. 14:15-20)
Roh Kudus memanifestasikan karunia-karunia untuk orang-orang percaya saling melayani
sebagai sesama anggota dari satu Tubuh Kristus (1 Kor. 12:11 & 14:1-12)
Roh Kudus menyampaikan perkataan Kristus kepada TubuhNya, yaitu jemaat (Wahyu 2:7,
11, 17, 29 & 3:6, 13, 22)
Roh Kudus mempersiapkan Tubuh Kristus sebagai pengantin wanita bagi Kristus dan untuk
menggenapi maksud abadi Allah (Ef. 1:13-14, 2:19-20 & 5:25-27).

Untuk mengalami pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus, kita perlu menggabungkan diri dalam
komunitas sel, hidup sebagai Tubuh Kristus. Jika kita telah tergabung di dalamnya tetapi
belum mengalami pekerjaan Roh Kudus, mungkin kita bisa selama ini berusaha
mempraktekkan pekerjaan-pekerjaan tersebut tanpa mengandalkan Roh Kudus. Atau bisa jadi
kita belum menyadari bahwa semua pekerjaan ini bertujuan bagi kepentingan Tubuh, bukan
kepentingan individu seseorang. Sehingga, walaupun rutin menghadiri pertemuan komunitas
sel, cara hidup kita masih independen. Kita mengetahui pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus,
namun berusaha mengalaminya untuk kepentingan diri sendiri, bukan untuk kepentingan
TubuhNya. Kita lebih peduli terhadap pemulihan hati diri kita, pertumbuhan rohani diri kita,
damai sejahtera diri kita, daripada kondisi TubuhNya.

Hari ini, mari pastikan bahwa kita mengalami pekerjaan Roh Kudus karena kita hidup
sebagai anggota Tubuh Kristus, bukan demi mencari kepentingan diri sendiri.

Pertanyaan Renungan

Anda mungkin juga menyukai