Anda di halaman 1dari 22

532

Hubungan Tingkat Kecemasan dan


Lama Partus Kala I Fase Aktif
pada Primigravida di Pontianak

Ristra Retrianda Difarissa1, Jendariah Tarigan2, Didiek Pangestu Hadi3

1 Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN


2 Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN
3 Departemen Pre Klinik Fisiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak

Latar Belakang. Kecemasan merupakan salah satu faktor psikologis yang memengaruhi
primigravida dalam persalinan. Prevalensi kematian wanita yang bersalin maupun bayi yang
dilahirkan masih cukup tinggi di Indonesia. Metode. Penelitian ini merupakan studi analitik
observasional dengan pendekatan jenis desain penelitian cross sectional dan untuk
menganalisis data menggunakan uji Chi-Square dan Spearman. Data diambil dari rekam
medik dan kuesioner yang diberikan kepada primigravida yang bersalin di RSUD dr.
Soedarso Pontianak, Rumah Sakit Bersalin Jeumpa Pontianak, RSUD Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie Pontianak, dan Bidan Praktek Mandiri Mariyani Pontianak. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 29 primigravida. Hasil. Sebanyak 44,83% primigravida memiliki tingkat
kecemasan berat dan sebanyak 51,72% primigravida melewati partus kala I fase aktif normal.
Hasil uji Chi Square dikategorikan per tingkat kecemasan didapatkan hasil tingkat kecemasan
berat dan sedang yang memiliki hubungan bermakna dengan lamanya partus kala I fase aktif
pada primigravida (p=0,005 dan p=0,16). Kesimpulan. Terdapat hubungan bermakna pada
masing- masing tingkat kecemasan berat dan sedang terhadap lamanya partus kala I fase
aktif pada primigravida.

Kata kunci: Kecemasan, partus kala I fase aktif, primigravida

Background. Anxiety is one of phsycological factor influencing primigravida in labouring.


Prevalence of death in mother who gives child birth of the new born baby is still high in
Indonesia. Method. This research was an analytic observational study with cross sectional
approach and data analysed by Chi-square and Spearman test. The data was obtained from
medical record and questioner at RSUD dr. Soedarso Pontianak, Rumah Sakit Bersalin Jeumpa
Pontianak, RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak, dan Bidan Praktek Mandiri
Mariyani Pontianak. The amount of sample in this research was 29 primigravida. Result. There
are 44,83% primigravida was having severe level of anxiety and there is 51,72% primigravida
passed the active phase of first stage normally. Chi Square test categorized by each of anxiety
level shows that severe and medium level of anxiety have valuable relationship with active phase
of first-stage labour duration in primigravida (p=0,005 and p=0,016). Conclusion. There is a
valuable relationship between each of severe and medium anxiety level to active phase of first-
stage labour duration among primigravida.

Keywords: Anxiety, active phase first-stage labour, primigravida

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


532

PENDAHULUAN sedangkan pada multigravida

Kecemasan adalah suatu sebesar 40,62%.4


sinyal yang menyadarkan, ia World Health Organization
memperingatkan adanya bahaya (WHO) mencatat sebanyak lebih
yang mengancam dan dari 5 juta wanita Indonesia yang
memungkinkan seseorang melahirkan setiap tahun dan
mengambil tindakan untuk sebanyak 15.000 yang meninggal

mengatasi ancaman.1 Kecemasan saat hamil maupun melahirkan,

sangat mengganggu homeostasis sementara jumlah kematian bayi

dan fungsi individu, karena itu perlu diperkirakan sebesar 120.000. Data

segera dihilangkan dengan berbagai secara global menunjukkan bahwa

sebesar 80% penyebab kematian


macam cara penyesuaian.2
tersebut disebabkan oleh lima
Danuatmaja dan Meiliasari
penyebab obstetri utama yang
menyatakan bahwa kecemasan dan
langsung dapat menyebabkan
ketakutan dapat mengakibatkan rasa
kematian yaitu perdarahan
nyeri yang hebat dan juga dapat
postpartum, infeksi, aborsi yang
mengakibatkan menurunnya
tidak aman, eklamsi dan partus
kontraksi uterus, sehingga
5
lama.
persalinan akan bertambah lama.3
Wahyuningsih menyatakan
Penelitian menunjukkan bahwa
bahwa insidensi partus lama
nyeri persalinan khususnya kala I
bervariasi dari 1 hingga 7%. Partus
lebih banyak dirasakan pada
lama rata-rata menyebabkan
primigravida yaitu sebesar 59,38%

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


533

kematian ibu sebesar 8% di dunia METODE

dan sebesar 9% di Indonesia.6 Penelitian ini merupakan

Persalinan normal studi analitik observasional dengan

dipengaruhi oleh faktor 4P+1P, pendekatan jenis desain penelitian

yaitu powers (kekuatan mendorong cross sectional.

janin keluar yang mencakup Sampel yang diikutsertakan

his/kekuatan uterus kontraksi otot dalam penelitian ini adalah

dinding perut, kontraksi diafragma, primigravida yang bersalin di RSUD

dan ligamentum action dari ibu), dr. Soedarso Pontianak, Rumah

passage (jalan lahir), passenger Sakit Bersalin (RSB) Jeumpa

(janin dan plasenta), psychologic Pontianak, RSUD Sultan Syarif

(psikologis ibu bersalin) dan Mohamad Alkadrie Pontianak, dan

penolong. Keseimbangan faktor- Bidan Praktek Mandiri Mariyani

faktor tersebut dapat membantu Pontianak kriteria inklusi dan

menciptakan persalinan normal eksklusi sebanyak 29 responden.

7 Pemilihan sampel dilakukan


yang berjalan lancar. Dari
melalui non-probably sampling,
uraian diatas peneliti merasa
yaitu dengan cara consecutive
tertarik untuk mengetahui lebih
sampling.
jauh tentang tingkat kecemasan
Kriteria inklusi dalam
terhadap lama partus kala I fase
penelitian ini adalah
aktif pada primigravida.
primigravida yang menjalani

persalinan di tempat penelitian,

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


534

kooperatif, dan bersedia dan mampu riwayat abortus sebelumnya;

mengikuti seluruh proses primigravida yang memiliki serviks

pengambilan data. yang kaku; primigravida yang

Kriteria eksklusi dalam memiliki tinggi badan di bawah

penelitian ini meliputi: primigravida 140 cm; primigravida yang

yang memiliki riwayat penyakit mempunyai gangguan elektrolit

berat, seperti diabetes mellitus, seperti dehidrasi; primigravida yang

hipertensi, penyakit jantung dan termasuk kategori CPD

kelainan genetik; primigravida (cephalopelvic disproportion); dan

dengan kelainan kehamilan seperti primigravida yang mengisi

plasenta previa, eklamsi, preeklamsi kuesioner secara tidak lengkap.

dan kelainan fisik jalan lahir ibu; Primigravida cukup bulan

primigravida yang didiagnosis yang menjadi responden akan

ketuban pecah dini dengan serviks diobservasi melalui rekam medis

yang masih menutup dan keras; dan diwawancara untuk diputuskan

primigravida yang melahirkan bayi apakah masuk dalam kriteria

dengan berat badan lebih dari 4000 inklusi. Kemudian peneliti

gram atau kurang dari 2500 menanyakan kesediaan dan

gram; primigravida yang memberikan informed consent

melahirkan bayi prematur; kepada primigravida untuk

primigravida yang memiliki his mengikuti penelitian. Primigravida

yang tidak terkoordinasi; yang bersedia akan peneliti berikan

primigravida yang mempunyai kuesioner melalui wawancara

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


535

terpimpin sehingga didapatkan data HASIL

demografik dan tingkat Hasil penelitian pada 29

kecemasannya menggunakan primigravida menggunakan

Hamilton Rating Scale for Anxiety kuesioner HRSA (Hamilton Rating

(HRSA). Scale for Anxiety) diperoleh tingkat

Tingkat kecemasan kecemasan dalam 5 katagori, yaitu

dikategorikan berdasarkan skor tidak cemas, kecemasan ringan,

penilaiannya yaitu tidak cemas bila kecemasan sedang, kecemasan

berkisar 0-13. Responden dikatakan berat, dan kecemasan sangat berat.

memiliki kecemasan ringan bila Primigravida yang tidak

nilai 14-20, kecem asan sedang cemas sebanyak 2 primigravida

hingga berat bilanilai 21-27, dan (6,9%), kecemasan ringan sebanyak

kecemasan berat bila nilai 28-41 2 primigravida (6,9%), kecemasan

8,9 sedang sebanyak 12 primigravida


dan sangat berat >42.
(41,37%), dan kecemasan berat
Setelah itu, peneliti
sebanyak 13 primigravida (44,83%).
mengamati kemajuan persalinan
Tidak ditemukan primigravida yang
primigravida, khususnya partus kala
mengalami kecemasan sangat berat.
I fase aktifnya, baik secara langsung
Penelitian yang dilakukan
maupun melalui partograf.
Batubara pada tahun 2010
Peneliti juga mengecek melalui
mendapatkan hasil kecemasan
rekam medik kesesuaian
paling banyak berada pada
primigravida untuk dapat dijadikan
kelompok kecemasan berat (skor
sampel yang valid.

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


536

28-41) yaitu sebesar 66,7%. Hal ini menunjukkan tingkat

Penelitian yang dilakukan kecemasan pada primigravida lebih

Marpaung pada tahun 2011, jumlah banyak ditemukan pada tingkat

primigravida yang mengalami sedang hingga berat.

kecemasan paling banyak berada Mochtar menjelaskan

pada kelompok kecemasan sedang kecemasan adalah salah satu faktor

(skor 21-27) yaitu sebesar 75%.10 utama yang berpengaruh terhadap

Penelitian yang dilakukan jalannya persalinan dan dapat

Cut Rahmy mendapatkan hasil mengakibatkan pembukaan kurang

tingkat kecemasan terbanyak pada lancar. Dampak dari kecemasan

primigravida terdapat pada dapat menimbulkan rasa sakit pada

kelompok kecemasan berat sebesar persalinan dan dilatasi serviks yang

38,9% dan disusul kelompok tidak lancar. 7

kecemasan sedang sebesar 25%. Lama Partus Kala I

Pada tahun 2009 Utami dan Jumlah primigravida yang

Lestari melakukan penelitian yang melewati partus kala I fase aktif

mendapatkan hasil tingkat kategori normal yaitu sebanyak 15

kecemasan terbanyak pada primigravida (51,72%) dan

primigravida terdapat pada sebanyak 14 primigravida (48,28%)

kelompok kecemasan berat yang masuk dalam kategori

dengan persentase 46,7% dan memanjang.

disusul oleh kecemasan sedang Penelitian ini mendapatkan lebih

sebesar 43,3%.11 banyak primigravida yang bersalin

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


537

melewati fase aktif kala I dalam berinteraksi dengan faktor-faktor

waktu kurang dari 6 jam. lain yang menyebabkan partus lama.

Hal ini tidak sejalan dengan Beberapa ibu merasakan bahwa

penelitian yang dilakukan melahirkan merupakan pengalaman

Iskandar pada tahun 2013, dimana yang paling traumatik pada

didapatkan lebih banyak kehidupannya. Munculnya rasa

primigravida yang melewati partus takut, nyeri, kecemasan dapat

kala I fase aktif lebih dari 6 jam.12 disebabkan oleh lingkungan baru

Peneliti menemukan hasil yang maupun saat menghadapi orang di

sesuai dengan penelitian ini yaitu sekitarnya. Apabila ibu bersalin

penelitian yang dilakukan oleh dihadapkan dengan situasi tersebut

Nayak et. al dari India pada tahun maka akan memicu pelepasan

2014 mendapatkan hasil sebanyak hormon stres, yaitu hormon

66,6% responden yang melewati katekolamin dan adrenalin.

partus kala I fase aktif kurang dari 6 Pelepasan hormon ini dapat

menghambat pelepasan hormon


jam.13
oksitosin (hormon yang dihasilkan
Kontraksi menjadi lebih sering
secara alamiah oleh tubuh yang
dengan durasi yang lebih panjang
bertujuan untuk merangsang
dan intensitas yang lebih kuat
kontraksi rahim). Jika hormon
pada fase aktift. Lavender dan
oksitosin dihambat maka akan
Walkinshaw menyatakan faktor-
melemahkan kekuatan dari
faktor maternal seperti kecemasan,
kontraksi rahim. Hal tersebut dapat
kurang persiapan, dan takut, dapat

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


538

berakibat terjadinya partus fase laserasi perdarahan, infeksi,

aktif kala I lama.12 kelelahan ibu, dan syok.14

His yang tidak normal dalam Ibu mengalami kelelahan

kekuatan dan sifatnya menyebabkan pada partrus lama, karena tanpa

rintangan pada jalan lahir yang makan dan minum yang dapat

lazim terdapat pada setiap menyebabkan terjadinya dehidrasi,

persalinan dan tidak dapat diatasi tampak sakit, pucat, mata cekung,

sehingga persalinan mengalami dan berkeringat dingin, nadi

hambatan atau kemacetan.6 meningkat, tensi turun dan

Kontraksi melemah sehingga temperatur meningkat, his mulai

menjadi kurang kuat, lebih singkat melemah, dan perut tampak

dan atau lebih jarang, kualitas kembung.15

kontraksi sama seperti semula, Usia Primigravida

tidak mengalami kemajuan Sebanyak 24 primigravida

sehingga pada pemeriksaan (82,76%) memiliki usia 20-30

vaginal, serviks tidak mengalami tahun, disusul usia <20 tahun

perubahan, pada fase aktif yang berjumlah 3 primigravida (10,34%)

memanjang. dan usia 30-40 tahun sebanyak 2

Partus kala I fase aktif memanjang primigravida (6,9%). Usia resiko

menimbulkan efek terhadap ibu tinggi berada pada usia <20 tahun

maupun janin. Terdapat kenaikan dan >35 tahun jika usia

terhadap insidensi atonia uteri, primigravida dibagi menurut usia

resiko tinggi untuk hamil. Mayoritas

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


539

primigravida tidak masuk dalam memberikan kontribusi yang

rentang usia resiko tinggi (20-35 berarti bagi kematangan

tahun) yaitu sebanyak 26 psikologis primigravida. Teori

primigravida (89,66%) dan sisanya mengatakan bahwa usia seorang

sebanyak 3 primigravida (10,34%) ibu berkaitan dengan organ

termasuk usia resiko tinggi (<20 reproduksi wa nita. Usia reproduksi

tahun). Usia termuda adalah 18 yang sehat dan aman adalah 20-35

tahun dan usia tertua adalah 33 tahun.

tahun. Kehamilan di usia <20 tahun

Penelitian yang dilakukan dan >35 tahun dapat menyebabkan

Mayasari pada tahun 2010 anemia karena pada kehamilan di

mendapatkan jumlah primigravida usia <20 tahun secara biologis

sebanyak 92% pada kategori usia belum optimal emosinya cenderung

non-resti.16 Hasil penelitian yang labil, mentalnya belum matang

dilakukan Utami dan Lestari sehingga mudah mengalami

menunjukkan pula jumlah keguncangan. Usia >35 tahun

primigravida terbanyak berada pada berkaitan dengan kemunduran dan

kategori usia 20-34 tahun yaitu penurunan daya tahan tubuh serta

sebanyak 95%, sedangkan sisanya berbagai penyakit yang sering

sebanyak 5% berada pada kategori menimpa di usia ini.18

usia 35-65.17 Poedji Rochjati menjelaskan

Hasil penelusuran bahwa ibu hamil yang berusia lebih

kepustakaan menunjukkan usia dari 35 tahun memiliki resiko

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


540

tinggi terhadap kehamilan dan primigravida (41,38%), disusul

persalinan, dimana pada usia SMA/sederajat sebanyak 10

tersebut terjadi perubahan pada primigravida (34,49%) di urutan

jaringan alat-alat reproduksi dan kedua, SMP/sederajat dan

jalan lahir tidak lentur dan bahaya SD/sederajat di urutan ketiga

yang dapat terjadi pada kelompok masing- masing dengan jumlah 3

ini adalah antara lain persalinan primigravida (10,34%), dan hanya 1

lama antara lain akibat power primigravida (3.45%) yang tidak

(tenaga) ibu dan kelainan-kelainan tamat sekolah.

his.19 Penelitian yang dilakukan

Primigravida yang berusia Marpaung pada 2011 mendapatkan

<20 tahun memiliki masalah yang sebanyak 46,9% primigravida

sangat kompleks. Di samping alat berada pada tingkat pendidikan

reproduksinya yang belum siap, ada perguruan tinggi disusul

kemungkinan gangguan psikologis kemudian dengan tingkat

belum siap hamil, misalnya pada pendidikan SMA sebanyak

kasus perkosaan dan akibat seks 40,6%.18 Hal ini sesuai dengan

bebas atau yang dikatakan dengan Notoatmodjo yang mengatakan

hamil di luar nikah. bahwa, pendidikan mempunyai

Tingkat Pendidikan peranan penting dalam menentukan

Perguruan tinggi merupakan tingkat kualitas manusia. Tingkat

pendidikan terakhir primigravida pendidikan masyarakat dikaitkan

terbanyak dengan jumlah 12 dengan kemampuan dalam

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


541

menyerap dan menerima informasi Pendidikan bagi seseorang

dalam bidang kesehatan dan merupakan pengaruh dinamis dalam

keluarga.21 perkembangan jasmani, jiwa,

perasaan, sehingga tingkat


Pendidikan yang dijalani
pendidikan yang berbeda akan
seseorang secara teoritis memiliki
memberi jenis pengalaman yang
pengaruh pada peningkatan
berbeda juga. Status pendidikan
kemampuan berpikir, dengan kata
yang rendah pada seseorang akan
lain seseorang yang berpendidikan
menyebabkan orang tersebut mudah
lebih tinggi akan dapat mengambil
mengalami stres sedangkan
keputusan yang lebih rasional,
pendidikan yang tinggi akan
umumnya terbuka untuk menerima
menyebabkan orang tersebut lebih
perubahan atau hal baru

dibandingkan dengan individu yang mudah mengatasi stres.22

berpendidikan lebih rendah. Primigravida dengan

Tingkat pendidikan pendidikan yang cukup tinggi

primigravida yang tinggi dianggap telah memliki

mempengaruhi penerimaan pengetahuan yang cukup pula

informasi sehingga pengetahuan tentang berbagai macam risiko,

tentang proses persalinan dan seperti nyeri, yang akan dirasakan

faktor-faktor yang berhubungan ketik persalinan sehingga dapat

dengannya menjadi lebih mudah mempersiapkan kondisi psikisnya

dipahami. dan dapat mememinimalisir

kecemasan yang akan terjadi.

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


542

Penelitian ini mendapatkan hasil akan meningkatkan pula informasi

mayoritas primigravida telah yang didapat.

memiliki tingkat pendidikan Bobak menyatakan jenis

yang tinggi sehingga hal itu pekerjaan dapat memengaruhi tinggi

turut memengaruhi partus kala I fase rendahnya aktivitas fisik pada ibu

aktif yang lancar. selama masa kehamilan. Aktivitas

Pekerjaan Primigravida fisik dalam rentang rendah-sedang

Pekerjaan terbanyak yang dapat menimbulkan rasa

adalah sebagai ibu rumah tangga nyaman pada ibu sangat dibutuhkan

yaitu berjumlah 18 primigravida karena akan membantu menghadapi

(62,07%). Pekerja honorer dan proses persalinan.

pegawai swasta sebagai pekerjaan Ibu hamil yang tidak banyak

terbanyak kedua dengan jumlah 5 bergerak dalam bekerja harus lebih

primigravida (17,24%) dan di sering berjalan di sekitar tempat

urutan akhir adalah Pegawai kerja dan berupaya untuk tidak

Negeri Sipil (PNS) sebanyak 1 duduk atau berdiri dalam waktu

primigravida (3,45%). yang lama. Aktivitas diperlukan

Lingkungan di mana untuk mengatasi rasa malas yang

aktivitas manusia sering 23


biasa muncul pada ibu hamil.
dilaksanakan akan memengaruhi
Mayoritas primigravida dalam
cara berpikir, bersikap, maupun
penelitian ini adalah ibu rumah
informasi yang didapatnya. Dengan
tangga.
banyak relasi yang dipunya maka

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


543

Hasil wawancara peneliti dan sebanyak masing-masing 1

mengenai aktivitas fisik pada primigravida (3,45%) merupakan

primigravida tersebut mendapatkan Suku Sunda.

hasil yang sesuai dengan teori Suku memengaruhi

yaitu lebih banyak primigravida kebiasaan ataupun cara berperilaku

yang melakukan aktivitas fisik yang seseorang. Adat istiadat tiap daerah

cukup dan sesuai dengan porsinya yang berbeda menjadi acuan dalam

sehingga partus kala I fase aktif-nya bertindak dalam kehidupan

masuk dalam kategori yang normal bermasyarakat. Begitu pula dalam

(<6 jam). Primigravida akan menghadapi sebuah persalinan yang

memiliki ketahanan fisik yang akan pertama kali dirasakan oleh

prima jika rajin beraktivitas primigravida. Hal ini akan

sehingga dapat menjalani persalinan menunjukkan setiap suku akan

lebih baik. berpikir dan bertindak dengan cara

Suku Primigravida yang beragam.

Suku Melayu merupakan Frekuensi Kunjungan Kontrol

Suku terbanyak pada penelitian ini Kehamilan Primigravida

yaitu sebanyak 9 primigravida Hanya ada 1 primigravida

(31,04%), disusul oleh Suku Jawa (3,45%) yang melakukan kunjungan

dan Suku Bugis sebanyak masing- kontrol kehamilan sebanyak 2 kali,

masing 8 primigravida (27,58%), selebihnya sebanyak 29

kemudian kemudian Suku Madura primigravida (96,55%) telah

sebanyak 2 primigravida (6,9%),

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


544

melakukan kunjungan kontrol Saifudin mengatakan bahwa ibu

kehamilan dengan frekuensi >3 kali. bersalin yang melakukan

Hal ini menunjukkan hampir seluruh pengawasan ANC (antenatal care)

primigravida sudah rutin untuk yang cukup dianggap telah dapat

memeriksakan kandungannya. memahami peristiwa kehamilan, dan

Kunjungan kontrol kehamilan dianggap lebih siap menghadapi

bertujuan untuk memantau persalinan, nifas dan resiko yang

perkembangan kesehatan ibu dan kemungkinan dihadapi.24


janin dalam masa kehamilan. Penelitian ini mendapatkan hasil
Kunjungan kontrol kehamilan yang sesuai dengan teori yaitu lebih
adalah pelayanan kesehatan bagi banyak primigravida yang
ibu hamil dan janinnya oleh tenaga melakukan kunjungan kontrol
professional meliputi pemeriksaan kehamilan lebih dari tiga kali
kehamilan sesuai dengan standar sehingga melewati partus kala I
pelayanan yaitu minimal 4 kali fase aktif dalam waktu yang normal
pemeriksaan selama kehamilan, 1 (<6 jam). Frekuensi kunjungan
kali pada trimester satu, 1 kali pada yang cukup menunjukkan pada
trimester II dan 2 kali pada trimester setiap konseling yang terjadi
III. Kontrol kehamilan penting berjalan efektif. Selain pemeriksaan
dilakukan karena dapat mengetahui kehamilan, yang menjadi tujuan
kondisi ibu dan janin diharapkan ibu utama frekuensi kontrol kehamilan
dapat merawat dirinya selama hamil adalah pemberian informasi dari
dan mempersiapkan persalinannya. pelayanan kesehatan kepada ibu

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


545

sebagai bekal ilmu dalam mendapat perhatian yang cukup dan

menghadapi persalinan. pengakuan atas eksistensinya

Kerabat yang Menemani sebagai calon ibu sehingga

Primigravida meminimalkan kecemasannya.

Mayoritas primigravida yang Varney, et al (dalam

bersalin ditemani oleh suami dan Rohmah) menyatakan bahwa

keluarga mereka yaitu sebanyak 23 pendampingan suami selama

primigravida (79,31%) dan sisanya persalinan mempunyai dampak yang

sebanyak 6 primigravida (20,69%) sangat positif bagi psikologis ibu.25


bersalin ditemani oleh keluarga Suami sebagai orang yang
mereka. paling sering mendampingi ibu saat
Kerabat yang menemani saat bersalin, memiliki pengaruh yang
bersalin sangat memengaruhi cukup dominan terhadap
keadaan psikologis dari keberhasilan persalinan yang aman,
primigravida. Adanya dukungan mengurangi komplikasi pada bayi
moril dan kesediaan hadir untuk yang akan dilahirkan, serta akan
menyaksikan persalinan langsung
memudahkan persalinan.26
dari kerabat terdekat merupakan
Hal ini didukung oleh
suatu bentuk adanya kepedulian
penelitian Utami dan Maghfiroh
dan harapan agar terwujudnya
dengan rata- rata lama persalinan
persalinan yang aman dan lancar.
pada ibu primigravida yang
Primigravida yang ditemani
didampingi oleh suami adalah
kerabat saat persalinan akan merasa
212,15 menit, sedangkan rata-rata

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


546

lama persalinan pada ibu Uji hipotesis komparatif

primigravida tanpa didampingi oleh menggunakan Chi Square didapat

suami adalah 354,55 menit. Hal ini nilai p=0,180 maka hal ini

menunjukkan bahwa kehadiran menunjukkan bahwa tidak terdapat

suami dapat membuat persalinan hubungan bermakna antara tingkat

berlangsung lebih cepat.27 kecemasan dan lamanya partus kala

Penelitian ini mendapatkan I fase aktif.Contingency coefficient

hasil yang sesuai dengan teori yaitu adalah untuk menilai keeratan

lebih banyak primigravida yang hubungan antara variabel kolom dan

didampingi oleh suami dan baris, karena nilainya adalah 0,380

keluarganya sehingga lamanya mendekati nol maka hubungannya

partus kala I fase aktif berjalan lemah. Kriteria hubungan antara

normal (<6 jam). Primigravida akan variabel adalah semakin mendekati

merasa lebih tenang jika diberi nilai 1 maka hubungannya

pendampingan kerabat terdekatnya semakin erat demikian semakin

dan persalinan pun berjalan lebih mendekati 0 maka hubungannya

lancar. lemah.Uji hipotesis korelatif

menggunakan Spearman didapat

nilai p=0,211 maka hal ini


PEMBAHASAN
menunjukkan bahwa tidak terdapat
Analsis Tingkat Kecemasan
hubungan bermakna antara tingkat
dan Lamanya Partus Kala I
kecemasan dan lamanya partus
Fase Aktif pada Primigravida
kala I fase aktif. Hasil penelitian

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


547

juga mendapatkan nilai r=0,272 kecemasan dengan mekanisme

yang menunjukkan bahwa terdapat takut-tegang-nyeri. Kecemasan pada

korelasi yang lemah antara tingkat ibu bersalin akan menginduksi

kecemasan dan lamanya partus kala ketegangan otot sirkuler pada bagian

I fase aktif pada primigravida. bawah uterus atau kekakuan serviks

Uji Chi Square yang dan hipoksia uterus, adanya

dilakukan per tingkat kecemasan kontraksi pada uterus akan

dihubungkan dengan lamanya partus menimbulkan rasa nyeri, impuls

kala I fase aktif pada primigravida nyeri diteruskan ke korteks serebri

menunjukkan hasil bahwa pada melalui sistem thalamolimbik dan

tingkat kecemasan berat dan sedang akibatnya akan menambah rasa

yang memiliki hubungan bermakna, kecemasan kemudian kembali lagi

dengan p=0,005 pada tingkat ke arus lingkaran semula. 28


kecemasan berat dan p=0,016 pada Hasil penelitian yang
tingkat kecemasan sedang. menunjukkan hasil hubungan lemah
Nilai p>0,05 menunjukkan antara hubungan tingkat
bahwa terdapat hubungan bermakna kecemasan dengan lamanya partus
pada tingkat kecemasan berat dan kala I fase aktif yang diukur tidak
sedang yang dihubungkan dengan secara kategorikal merupakan hasil
lamanya partus kala I fase aktif pada yang tidak sesuai dengan teori,
primigravida. peneliti berasumsi bahwa terdapat
Josoprawiro dalam Jatmika faktor lain yang lebih dominan
menerangkan bahwa hubungan pengaruhnya terhadap kecemasan

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


548

dalam partus kala I fase aktif. Faktor yang dalam beberapa bulan terakhir

tersebut di antaranya adalah power mempunyai aktivitas yang menuntut

ibu. agar bergerak lebih banyak

Power yang mendorong mempunyai catatan partus kala I

janin dalam persalinan adalah his, fase aktif yang lebih cepat

kontraksi otot-otot perut, kontraksi sedangkan primigravida yang

diafragma, dan aksi dari ligamen. aktivitasnya kurang dan cenderung

His merupakan kekutatan primer pasif memiliki durasi partus lama

yang diperlukan saat persalinan. yang lebih lama.

Power ibu dipengaruhi dari Aktivitas yang menuntut

asupan makanan maupun minuman aktif untuk bergerak biasanya dapat

yang dikonsumsi ibu saat melatih otot-otot di seluruh tubuh,

sebelum memasuki tahap tidak terkecuali otot-otot perut yang

persalinan. Peneliti mendapati memengaruhi dari his. Hal ini

tidak semua primigravida yang menunjukkan meskipun

bersalin mendapat cukup kalori dari primigravida pada kecemasan yang

makanan sebelumnya. ringan, namun dengan power yang

Peneliti juga mendapati kurang baik lebih meningkatkan

bahwa aktivitas beberapa bulan risiko partus kala I fase aktif

menjelang persalinan primigravida memanjang dibandingkan dengan

juga ikut memengaruhi kelancaran kecemasan yang sedang hingga

proses persalinan. Peneliti berat.

berasumsi bahwa primigravida

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


549

Jalan lahir secara fisiologis olahraga, melakukan pekerjaan

disokong dan secara fungsional rumah tangga dan melakukan

ditutup oleh sejumlah lapisan rutinitas harian. Hal ini sangat

jaringan yang bersama-sama disarankan karena dapat melatih

membentuk dasar panggul. Struktur otot-otot tertentu seperti otot perut,

yang paling penting adalah otot panggul dan otot paha.

musculus levator ani dan fasia yang Pentingnya kunjungan

membungkus permukaan atas dan kontrol kehamilan rutin yang

bawahnya atau sering dianggap efektif, yang diharapkan selain

sebagai dasar panggul. memeriksakan kesehatan ibu dan

Latihan otot dasar panggul janin, juga sebagai sumber

selama kehamilan penting dilakukan informasi dan ilmu bagi

untuk kelancaran proses persalinan primigravida sebagai bekal

itu sendiri. Dengan kencangnya otot dalam menghadapi persalinan.

perut dan panggul maka rasa nyeri Teori kecemasan kognitif

ditulang belakang akan berkurang, menjelaskan bahwa kecemasan

melancarkan sirkulasi dan membuat dapat berasal dari pikiran yang

perubahan letak kepala janin terdistorsi dan disfungsional yang

dari oksiput posterior menjadi dapat saja dipengaruhi dari

oksiput anterior.15 informasi yang dipunyai. Informasi

Kegiatan fisik selama masa akan suatu kejadian yang minimal

kehamilan yang bisa dilakukan ibu atau salah akan menggambarkan

hamil antara lain latihan fisik atau suatu yang tidak sesuai dengan

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


550

kenyataan yang dialami sehingga KESIMPULAN

kecemasan-kecemasan yang Penelitian ini mendapatkan

harusnya tidak terjadi akan hasil terdapat hubungan bermakna

membayangi pikiran. 27 pada masing-masing tingkat

Kerabat yang menemani kecemasan berat dan sedang

primigravida dalam persalinan juga terhadap lamanya partus kala I fase

sangat memengaruhi psikisnya. aktif pada primigravida.

Dukungan yang diterima di kontrol kehamilan mengenai

lingkungan tempatnya melahirkan, persiapan fisik, psikis, dan ilmu

termasuk dari suami dan keluarga tentang kehamilan, persalinanan,

yang menemani, sangat dan pascapersalinan agar tingkat

mempengaruhi aspek psikologisnya, kecemasan yang dialami saat

maka dalam hal ini, ibu yang persalinan tidak meningkat atau

bersalin harus ditemani oleh orang bahkan menjadi gangguan.

yang ia percaya dan membuatnya


DAFTAR PUSTAKA
merasa nyaman.30 1. Kaplan, Viginia A. dan Sadock,
Benjamin J. Kaplan dan Sadock
Peneliti mendapatkan tidak Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2010.
semua rumah sakit mengizinkan 2. Maramis WF. Ilmu Kedokteran
Jiwa. Surabaya: Airlangga
suami atau anggota keluarga lainnya University Press; 2010.
3. Danuatmaja, B. dan Meliasari,
M. Persalinan Normal Tanpa
menemani ibu di ruang bersalin. Hal Rasa Sakit. Jakarta: Puspaswara;
2004.
serupa juga didapatkan pada 4. Ratnawati, S., Sunarsih, dan
Dharmaningrum, WK. Hubungan
penelitian Subeki pada tahun antara Paritas dan Nyeri Persalinan
pada Kala I Fase Aktif Di Bidan
Praktik Swasta Enny Juniati
2003.31 Surabaya. Poltekes Kemenkes

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


551

Surabaya, Jurusan Kebidanan, Selected Hospitals of Odisha. IOSR


Kampus Sutomo; 2011. Journal of Nursing and Health
5. World Health Organization. Science (IORS-JNHS), Volume 3,
WHO Indonesia. Programme: Issues 2 Ver. V (Mar-Apr), 2014;
Reproductive Health and Making PP 07-14.
Pregnancy Safer. Country 14. Oxorn, H., Forte, W.R. Ilmu
Situation. kebidanan Patologi dan
Available:http://www.ino.searo.wh Fisiologi Persalinan Human Labor
o.int/EN/Section4/Section1772.htm and Birth. Mohammad, H. CV.
; 2011 (diakses pada 26 Februari Andi Offset, Yogyakarta; 2010.
2014). 15. Manuaba, I.A.C., Manuaba,
6. Wahyuningsih. Insidensi Partus I.B.G.F., dan Manuaba, I.B.G.
Lama pada Primipara dan Kapita Selekta Penatalaksanaan
Multipara di RSUD Dr. Moewardi Rutin Obstetri Ginekologi dan
Surakarta Tahun 2009 [Skripsi]. KB. EGC, Jakarta; 2001.
Diterbitkan, Fakultas Kedokteran 16. Mayasari, A. R. Perbedaan Tingkat
Universitas Muhammadiyah Pengetahuan Antara Primigravida
Surakarta, Surakarta; 2010. dan Multigravida Tentang Tanda
7. Mochtar, Rustam. Sinopsis Bahaya Kehamilan di Puskesmas
Obstetri: Obstetri Fisiologi, Sibela Surakarta. Program Studi
Obstetri Patologi, Jilid 1 Edisi 3. Kebidanan, Universitas Sebelas
Jakarta: EGC ;2012. Maret, Surakarta; 2010.
8. Hawari, D. Psikometri, Alat 17. Utami, A. dan Lestari, W.
Ukur (Skala) Kesehatan Jiwa. Perbedaan Tingkat Kecemasan
Jakarta: Bala Penerbit FKUI; 2009. Primigravida dan Multigravida
9. Hamilton M. The Assessment of dalam Menghadapi Persalinan
Anxiety States by Rating. Br J Kehamilan. Jurnal Ners Indonesia,
Med Psychol, 1959; 32;50-55. No. 1 Vol. 2; 2011.
10. Batubara, Elvira M. Tingkat 18. Adriaansz G. Asuhan
Kecemasan Ibu Primigravida Antenatal. Dalam: Prawiharjo
dan Multigravida Menjelang S. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4.
Persalinan di Klinik Hj. Hamidah Jakarta: Bagian Obstetri dan
Nasution [Karya Tulis Ilmiah]. Ginekologi FKUI;2008.
Jurusan Kebidanan, Fakultas 19. Rochjati, Poedji. Skrining
Keperawatan, Universitas Sumatera Antenatal Pada Ibu Hamil.
Utara, Medan; 2010. Surabaya: Airlangga University
11. Rahmy, Cut. Hubungan Tingkat Press; 2003.
Kecemasan dengan Kelancaran 20. Marpaung, Lenny M. Gambaran
Proses Persalinan Ibu Kecemasan dan Nyeri Persalinan
Primigravida di Rumah Sakit Ibu pada Ibu Primigravida di Klinik
dan Anak Banda Aceh Tahun Bersalin Sally Medan [Karya Tulis
2013 [Karya Tulis Ilmiah]. Ilmiah]. Jurusan Kebidanan,
STIKES U’Budiyah, Jurusan Fakultas Keperawatan, Universitas
Kebidanan, Banda Aceh; 2013. Sumatera Utara, Medan; 2011.
12. Iskandar, Maulvieska R. 21. Notoadmodjo, Soekidjo. Ilmu
Hubungan antara Stres dengan Kesehatan Masyarakat: Prinsip-
Lamanya Fase Aktif Kala I Prinsip Dasar. Rineka Cipta.
Persalinan pada Ibu Jakarta; 2003.
Primigravida. Jurusan Kebidanan, 22. Ginting, B.B.R. Hubungan
Fakultas Kedokteran, Unversitas Dukungan Sosial Oleh Bidan
Brawijaya, Malang;2013. Selama Kala I Persalinan Normal
13. Nayak et al. Effectiveness of Music dengan Kecemasan Ibu Bersalin Di
Therapy on Anxiety Level, an Pain RSUP. DR. Sardjito. Universitas
Perception in Primipara Mothers Gajah Mada, Yogyakarta; 2001.
During First Stage of Labor on

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016


552

23. Bobak, I.M. dkk. Buku Ajar 28. Jatmika, Wahyu. Hubungan
Keperawatan Maternitas. Jakarta: Skor Kecemasan dengan
EGC;2005. Lama Persalinan Kala I [Thesis].
24. Saifuddin, Abdul B., dkk. Ilmu Semarang, Universitas Diponegoro;
Kebidanan Sarwono Prawiroharjo 1999.
Edisi 4, Cet. 2. Jakarta: PT Bina 29. Nevid, Jeffey S., dkk. Psikologi
Pustaka; 2009. Abnormal Edisi 5, Jilid 1. Jakarta:
25. Rohmah, Nikmatur. Pendidikan PT Gelora Akasara Pratama; 2005.
Prenatal: Upaya Promosi 30. Varney. Asuhan Kebidanan.
Kesehatan bagi Ibu Hamil. Jakarta: Jakarta: EGC; 2006.
Gramata Publishing; 2009. 31. Primasnia, Pevi, dkk.
26. Indrayani. Buku Ajar Asuhan Hubungan Pendampingan Suami
Kehamilan. Jakarta: Trans Info dengan Tingkat Kecemasan Ibu
Media; 2011. Primigravida dalam Menghadapi
27. Utami A.P.S. dan Maghfiroh. Proses Persalinan Kala I di Rumah
Pengaruh Kehadiran Suami Bersalin Kota Ungaran. Prosiding
Terhadap Lama Persalinan di BPS Konferensi Nasional PPNI Jawa
Ny. “Y” Kecamatan Cilimus Tengah; 2013
Kabupaten Kuningan. Jurusan
Kebidanan, STIKes Kuningan
Garawangi, Kuningan; 2009.

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2016

Anda mungkin juga menyukai