Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR

MATA PELAJARAN :
ADMINISTRASI PAJAK
DISUSUN OLEH
NAMA PESERTA : NGATIAH, S.Pd
NOMOR PESERTA : 18136085710037

Kompetensi Inti

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyan

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
(gotong royong,kerjasama, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual dan operasional dasar sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
perrbankan dan keuangan mikro pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional dan internasional.
KI.4 Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
perbankan dan keuangan mikro. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan
mutu dan kualitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritiis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan
keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah kongkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

KOMPETENSI DASAR :
3.17. Menerapkan pengisian Surat Setoran pajak (SSP) Masa PPN dan PPnBM.
4.17. Melakukan pengisian Surat Setoran pajak (SSP) Masa PPN dan PPnBM.

Indikator Pencapaian Kompetensi pengetahuan:


3.17.1. Menjelaskan surat setotan pajak (SSP) masa PPN dan PPnBM dengan benar
dan percaya diri.
3.17.2. Menjelaskan fungsi dan jenis surat Setoran Pajak (SSP) dengan benar dan
percaya diri.
3.17.3. Menjelaskan langkah-langkah pengisian surat setoran pajak (SSP) Masa PPN
dan PPnBM dengan benar dan percaya diri.
Indikator Pencapaian Kompetensi keterampilan:
4.17.1. Menerapkan / mengisi surat setoran pajak (SSP) Masa PPN dengan benar dan
teliti.
4.17.2. Menerapkan / mengisi surat setoran pajak (SSP) masan PPnBM dengan benar
dan teliti.
MATERI

Pengertian Fungsi dan Jenis Surat Setoran Pajak

A. Pengertian Surat Setoran Pajak


Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

B. Fungsi Surat Setoran Pajak


Dalam transaksi pembayaran yang umum terjadi, setiap melakukan pembayaran
dengan uang selalu ada tanda bukti penerimaannya. Misalnya kuitansi pembayaran,
atau struk pembayaran, atau nota pembayaran, dan lainnya. Namun, untuk pembayaran
pajak tidak menggunakan berbagai sarana yang telah disebutkan di atas. Melainkan
ada sarana administrasi khusus yang disebut sebagai Surat Setoran Pajak atau SSP.
Penggunaan sarana ini terkait dengan sistem pembayaran kepada negara, utamanya
akan masuk ke kas negara, yakni dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
Adapun pengertian Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran
pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan
cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan. Pengertian lain juga menyebutkan bahwa SSP adalah surat yang digunakan
oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke
kas negara melalui Kantor Penerima Pembayaran.

Fungsi dari Surat Setoran Pajak


Mengingat bahwa SSP sangat penting dalam pembayaran atau penyetoran pajak, maka
Surat Setoran Pajak berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak bila telah disahkan
oleh Pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang, atau bila telah
mendapatkan validasi dari pihak lain yang berwenang. SSP Standar dapat
digunakan untuk pembayaran semua jenis pajak yang dibayar melalui Kantor Penerima
Pembayaran yang belum terhubung secara on-line tapi masih berhak menerima
pembayaran pajak, dan untuk penyetoran/pemungutan PPh Pasal 22 Bendaharawan
dan atau PPN Bendaharawan.
C. Jenis Surat Setoran Pajak
Surat Setoran Pajak sebagai sarana administrasi untuk melakukan pembayaran, terdiri
dari:
 Surat Setoran Pajak Standar;
 Surat Setoran Pajak Khusus;
 Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak dalam Rangka Impor;
 Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan
dalam Negeri.
Masing-masing pengertian jenis Surat Setoran Pajak tersebut adalah sebagai berikut:
 SSP Standar adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak atau berfungsi untuk
melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kantor Penerima
Pembayaran, dan digunakan sebagai bukti pembayaran dengan bentuk, ukuran,
dan isi yang telah ditetapkan.
 SSP Khusus adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak terutang ke Kantor
Penerima Pembayaran yang dicetak oleh Kantor Penerima Pembayaran dengan
menggunakan mesin transaksi dan/atau alat lainnya yang isinya sesuai dengan
yang telah ditetapkan, dan mempunyai fungsi yang sama dengan SSP Standar
dalam administrasi perpajakan.
 Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak dalam Rangka Impor (SSPCP) adalah
SSP yang digunakan oleh Importir atau Wajib Bayar dalam rangka impor.
 Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan
dalam Negeri (SSCP) adalah SSP yang digunakan oleh Pengusaha untuk cukai
atas Barang Kena Cukai dan PPN hasil tembakau buatan dalam negeri.
Unsur Pokok yang ada dalam Surat Setoran Pajak

Terkait dengan administrasi perpajakan bagi Wajib Pajak, demikian halnya dengan
administrasi keuangan negara dalam APBN, dalam SSP terdapat beberapa unsur pokok
yang dicantumkan. Adapun unsur pokok tersebut adalah sebagai berikut:

Untuk SSP Standar, paling sedikit memuat keterangan-keterangan sebagai berikut:

1. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);


2. Nama dan alamat Wajib Pajak;

3. Identitas Kantor Penerima Pembayaran;

4. Mata Anggaran Penerimaan (MAP)/Kode Jenis Pajak dan Kode Jenis Setoran;

5. Masa Pajak dan/atau Tahun Pajak;

6. Nomor Ketetapan (untuk pembayaran: STP, SKPKB, atau SKPKBT);

7. Jumlah dan Tanggal Pembayaran;

8. Uraian pembayaran; dan

9. Nomor Transaksi Pembayaran Pajak (NTPP) dan/atau Nomor Transaksi Bank (NTB)
atau Nomor Transaksi Pos (NTP).

Berapa Lembar/Rangkap Surat Setoran Pajak Itu?

SSP Standar dibuat rangkap 5 (lima) dengan peruntukan:

1. Lembar ke-1: Untuk Arsip Wajib Pajak;


2. Lembar ke-2: Untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN);

3. Lembar ke-3: Untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke KPP;


4. Lembar ke-4: Untuk arsip Kantor Penerima Pembayaran;

5. Lembar ke-5: Untuk arsip Wajib Pungut atau pihak lain sesuai dengan ketentuan
perundangan perpajakan yang berlaku.

SSP Khusus dicetak:

1. Pada saat transaksi pembayaran atau penyetoran pajak sebanyak 2 (dua) lembar,
yang berfungsi sama dengan lembar ke-1 dan lembar ke-3 SSP Standar;
2. Terpisah sebanyak 1 (satu) lembar, yang berfungsi sarana dengan lembar ke-2 SSP
Standar untuk diteruskan ke KPPN sebagai lampiran Daftar Nominatif Penerimaan
(DNP).

SSPCP dibuat dalam rangkap 8 (delapan) dengan peruntukan:

1. Lembar ke- 1a: Untuk KPBC melalui Penyetor/Wajib Pajak;


2. Lembar ke-1b: Untuk Penyetor/Wajib Pajak;

3. Lembar ke-2a: Untuk KPBC melalui KPPN;

4. Lembar ke-2b dan ke-2c: Untuk KPP melalui KPPN;

5. Lembar ke-3a dan ke-3b: Untuk KPP melalui Penyetor/WP atau KPBC;

6. Lembar ke-4: Sedangkan SSCP.

Sedangkan SSCP dibuat dalam rangkap 6 (enam) dengan peruntukan:

1. Lembar ke-1a: Untuk KPBC melalui Penyetor/Wajib Pajak;


2. Lembar ke-1b: Untuk Penyetor/Wajib Pajak;

3. Lembar ke-2a: Untuk KPBC melalui KPPN;

4. Lembar ke-2b: Untuk KPP melalui KPPN;

5. Lembar ke-3: Untuk KPP melalui Penyetor/Wajib Pajak;

6. Lembar ke-4: Untuk Bank Persepsi atau PT Pos Indonesia

Mata Anggaran Penerimaan (MAP) untuk Surat Setoran Pajak


Berhubung SSP digunakan untuk melakukan pembayaran atas semua jenis pajak,
sedangkan pengadministrasian setiap jenis pajak adalah sendiri-sendiri dalam kas
negara (APBN), maka perlu ada Mata Anggaran Penerimaan (MAP) untuk setiap
jenis pembayaran pajak. Satu SSP Standar maupun SSP Khusus hanya dapat
digunakan untuk pembayaran satu jenis pajak, dan untuk satu Masa Pajak atau satu
Tahun Pajak surat ketetapan pajak Surat Tagihan Pajak dengan menggunakan satu
MAP/Kode Jenis Pajak dan satu Kode Jenis Setoran. ”

Berikut adalah MAP untuk setiap jenis pembayaran pajak yang digunakan untuk
keperluan pengisian SSP dan perekamannya di bank persepsi atau pos persepsi,
maupun di Direktorat Jenderal Pajak.

No. MAP Baru Uraian

1. 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasa121


2. 411122 Untuk Jenis Pajak PPh Pasa122

3. 411123 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22 Impor

4. 411124 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 23

5. 411125 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi

6. 411126 Untuk Jenis Pajak PPh Pasa125129 Badan

7. 411127 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 26

8. 411128 Untuk Jenis Pajak PPh Final dan Fiskal Luar Negeri

9. 411129 Untuk Jenis Pajak PPh Non-Migas Lainnya

10. 411111 Untuk Jenis Pajak PPh Minyak Bumi

11. 411112 Untuk Jenis Pajak PPh Gas Alam

12. 411113 Untuk Jenis Pajak PPh Lainnya dari Minyak Bumi

13. 411119 Untuk Jenis Pajak PPh Migas Lainnya

14. 411211 Untuk Jenis Pajak PPN dalam Negeri

15. 411212 Untuk Jenis Pajak PPN Impor


16. 411221 Untuk Jenis Pajak PPnBM dalam Negeri

17. 411222 Untuk Jenis Pajak PPnBM Impor

18. 411219 Untuk Jenis Pajak PPN Lainnya

19. 411229 Untuk Jenis Pajak PPnBM Lainnya

20. 411611 Untuk Bea Materai

21. 411612 Untuk Penjualan Benda Materai

22. 411619 Untuk Pajak Tidak Langsung Lainnya

23. 411621 Untuk Bunga Penagihan PPh

24. 411622 Untuk Bunga Penagihan PPN

25. 411623 Untuk Bunga Penagihan PPnBM

26. 411624 Untuk Bunga Penagihan PTLL

Dibawah ini adalah bentuk Surat Setoran Pajak Lembar 1 sesuai dengan Lampiran
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2009:
D. Petunjuk Pengisian Formulir Surat Setoran Pajak (SSP)
Petunjuk pengisian Formulir SSP Pajak sebagai berikut:

1. Kolom NPWP. Kolom ini diisi dengan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) yang wajib
pajak miliki.
2. Nama Wajib Pajak. Isikan nama wajib pajak yang sesuai dengan yang terdaftar.
3. Alamat Wajib Pajak. Isikan alamat lengkap wajib pajak pada kolom ini sesuai
dengan yang terdaftar dalam SKT (Surat Keterangan Terdaftar).

4. NOP. Pada bagian ini dapat diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak yang didasarkan
pada surat-surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dari Pajak Bumi Terhutang
(PBB).

5. Alamat OP. Bagian ini dapat diisi dengan alamat Objek Pajak berdasarkan SPPT.

6. Kode Akun Pajak. Isi kolom ini dengan angka dari kode akun pajak untuk jenis-jenis
pajak yang akan dibayarkan.

7. Kode Jenis Setoran. Isi bagian ini dengan angka untuk setiap pajak yang akan
dibayarkan.

8. Kolom Uraian Pembayaran. Kolom yang satu ini dapat diisi sesuai dengan uraian
yang terdapat dalam kolom “Jenis Setoran”.

9. Masa Pajak. Isi kolom ini dengan cara member tanda “X” atau silang di salah satu
kolom masa pajak untuk waktu yang akan dibayarkan.

10. Tahun Pajak. Bagian ini diisi dengan tahun terutangnya pajak.

11. Nomor Ketetapan. Kolom yang ini diisi dengan nomor ketetapan yang ada di dalam
Surat Ketetapan Pajak atau bisa dilihat pada STP (Surat Tagihan Pajak).

12. Jumlah Pembayaran. Bagian ini diisi dengan nilai atau angka pajak yang
dibayarkan dengan nilai rupiah.

13. Terbilang. Isi bagian ini dengan nilai pajak yang dibayarkan dengan tulisan huruf
dengan menggunakan bahasaIndonesia

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran (untuk SSP Standar)

Diisi Nomor Transaksi Pembayaran Pajak (NTPP) dan atau Nomor Transaksi Bank
(NTB) atau Nomor Transaksi Pos (NTP) hanya oleh Kantor Penerima Pembayaran yang
telah mengadakan kerja sama Modul Penerimaan Negara (MPN) dengan. Direktorat
Jenderal Pajak.
Pemberlakuan SSP Baru

SSP dan kode akun pajak sebagaimana terlampir ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli
2009 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
38/PJ/2009.

Penggunaan SSP (Surat Setoran Pajak) Digantikan Dengan SSE (Surat


Setoran Elektronik)

Untuk saat ini SSP (Surat Setoran Pajak) sudah lagi tidak digunakan sebagai alat
pembayaran pajak. Hal ini dikarenakan, sekarang ini sudah menggunakan SSE
(Surat Setoran Elektronik).

SSE (Surat Setoran Elektronik) pajak online atau aplikasi surat setoran elektronik
ini akan menerbitkan kode billing (ID billing) pajak untuk berbagai kode akun
pajak dan kode jenis setoran, yang nantinya kode billing (ID billing) yang telah
diberikan dapat digunakan wajib pajak (baik badan usaha maupun orang pribadi)
untuk pembayaran pajak secara online maupun pembayaran melalui bank.

Dengan masuk ke dalam website sse.pajak.go.id dan dengan memilih versi


mana yang mau wajib pajak gunakan untuk pembuatan SSE (Surat Setoran
Elektronik) yang nantinya digunakan dalam pembayaran pajak.

Sumber :

http://www.pajak.go.id/content/formulir-surat-setoran-pajakssp

Anda mungkin juga menyukai