Anda di halaman 1dari 7

PEMBAGIAN KELOMPOK

ORIENTASI PEDOMAN PROSES ASUHAN GIZI PUSKESMAS


DI KAB. BANGGAI

KELOMPOK KASUS
KELOMPOK 1
1. Nitro Galenso, S.Gz
2. Dwi Purnamasari, Amd.Gz
KASUS 1
3. Evelin Kalaha
4. Helly Tobigo, Amd Gz

KELOMPOK 2
1. Samsuddin Ladjawa
2. BettyMargaretha Manangkoda, SKM
3. Siska Melianti Deypaha, AMG KASUS 2

4. Nurhayati Asmudrono, AMG

KELOMPOK 3
1. Muh. Agussalim, AmdKep
2. Ummi Lutfiyatul Hijriyah, SKM KASUS 1
3. Yulice Delim, Amd Gz
4. Novita Lasaka, AMG
KELOMPOK 4
1. Sahat SM Siagian, AMG
2. Noviyanti Rumuat, AMG KASUS 2
3. Selviance Manulut, AMG
4. Sulastri, SPAG
KELOMPOK 5
1. Jolianus Sopuk, AMG
2. Dian Kurniasari Yuwono, S.Gz, MPH KASUS 3
3. Sunarmi Kamaru, AMG
4. Ni Kadek Ariyanti, SKM

KELOMPOK 6
Kasus 4
1. Imadudin, SKM
2. Elionora S. Lasena, AMG

1
3. Nova Novrianti Dada, Amd Kep
4. Restu Kurniawati K, Amd Gz

KELOMPOK 7
1. Beni Sauli
2. Saripa Ayuningsih Tane, SKM
3. Dhani Nurwanti, Amd Kep Kasus 3

4. Nur’aini Lamondjong, Amd Kep


5. Dwi Aulia Tyas Puspito, S.Gz

KELOMPOK 8
1. I Dewa Gede Rasta, AMG
2. I Nengah Duita
3. Baenuna Dg Mangati, SKM Kasus 4
4. Marintang B, SKM
5. Grace Anjella Dangaku, SST

1. STUDI KASUS PROSES ASUHAN GIZI PADA BALITA

2
• Hasil rekap laporan rutin bulan Januari-Desember tahun 2017
Puskesmas Maju Jaya diketahui: jumlah balita = 745, cakupan D/S =
82%, cakupan N/D = 49%, proporsi balita berat badan kurang = 23,3%,
proporsi balita kurus 20,9%, cakupan ASI eksklusif 55 %, cakupan vitamin
A sebesar 92 %, cakupan imunisasi 88%, masih ada masyarakat yang
BAB di tempat terbuka.
• Hasil survey konsumsi pada balita di Kabupaten Rangkas sebagai analog
menunjukkan asupan energi, protein dan lemak < 80% AKG.
• Hasil laporan pengkajian dari balita yang dirujuk ke puskesmas, sebesar
77% ibu balita memiliki pengetahuan yang kurang tentang pemberian
makanan balita dan sebagian besar balita berasal dari keluarga ekonomi
menengah ke bawah, 21% balita memiliki riwayat pernah sakit lebih dari 3
kali dalam 3 bulan terakhir.
• Di Kecamatan Maju Jaya terdapat pasar dengan bahan makanan yang
cukup lengkap. Jarak dari semua desa menuju Puskesmas dapat
ditempuh selama kurang dari 1 jam dengan kendaraan bermotor. Di
daerah tersebut tidak pernah ada konflik sosial, mayoritas beragama
Islam, budaya setempat cukup kental, serta memiliki pimpinan/tokoh
agama/tokoh masyarakat yang cukup disegani.

• Buatlah Proses Asuhan Gizi berdasarkan kasus diatas untuk tingkat


masyarakat.

2. STUDI KASUS PROSES ASUHAN GIZI IBU HAMIL ANEMIA

3
• Dari laporan rutin selama tahun 2017 di Puskesmas Bestari diperoleh
data jumlah ibu hamil 499, ibu hamil anemia sebesar 40 %, jumlah ibu
hamil KEK 140, jumlah bayi berat badan lahir rendah 7, cakupan TTD
sebesar 60,1% serta cakupan K4 sebesar 60%.
• Dari hasil pengkajian ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas
didapatkan bahwa sebagian besar ibu hamil menkonsumsi TTD tidak
teratur, asupan protein ibu hamil rata-rata < 80% AKG serta kurangnya
pengetahuan ibu hamil mengenai makanan sumber zat besi dan makanan
yang menghambat penyerapan zat besi.
• Di wilayah tersebut, akses ke pelayanan kesehatan cukup mudah
dijangkau, begitu juga dengan ketersediaan bahan pangan di pasar yang
cukup lengkap. Sebagian besar masyarakat memiliki pendapatan rendah.
Beberapa keluarga di wilayah kerja puskesmas belum mempunyai
jamban keluarga. Dukungan sosiobudaya dan kebijakan kurang baik.

• Buatlah Proses Asuhan Gizi berdasarkan kasus diatas untuk tingkat


masyarakat.

3. STUDI KASUS PROSES ASUHAN GIZI PADA DEWASA DAN LANSIA


DENGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

4
• Ny. S, usia 55 th, suku Betawi, pendidikan SMP, agama Islam, datang ke
ruang konseling gizi atas rujukan dokter dengan diagnosis medis
Obesitas, Hipertensi stage I dengan keluhan pusing dan pegal pada
bagian tengkuknya. TB = 145 kg, BB = 63 kg, BB terus naik sejak 5 th
yang lalu. Tekanan Darah = 140/90 mmHg, tubuh tampak gemuk.
• Pasien adalah seorang janda pensiunan pegawai negeri yang tinggal
bersama anak dan menantunya. Pekerjaan rumah sehari - hari,
membersihkan rumah, ke pasar dan memasak dikerjakan oleh
menantunya, dimana pasien sering minta untuk menambahkan penyedap
dan garam dalam masakannya. Pasien jarang berolahraga, meskipun
anak dan menantunya selalu mengingatkan untuk berolahraga, dan
mengharapkan penurunan BB ibunya.
• Sehari-hari waktunya banyak dihabiskan dengan nonton TV rata-rata 9
jam/hari dan lama waktu tidur malam dan siang 10 jam. Pasien belum
pernah mendapat konseling gizi. Ketika diberikan pertanyaan terkait
dietnya, pasien tidak dapat menyebutkan jenis bahan makanan tinggi
natrium, tinggi serat, dan beranggapan bahwa makanan tinggi lemak
hanyalah jeroan, kikil, dan lemak daging.
• Pola makan 3x/hari : nasi dengan lauk pauk lebih sering digoreng, hewani
(ayam/ikan asin goreng) 2x/hari, nabati (tempe goreng) 1x/hari, sayuran
1x/hari (kadang tidak ada), sambal terasi, minum teh manis 2x/hari,
makanan selingan lebih sering berupa singkong goreng/biskuit 2x/hari 2-3
potong. Hasil perhitungan Rata – rata Asupan Energi 2300 Kkal. Tidak
suka mengkonsumsi buah dan konsumsi sayur tidak rutin.
• Tidak ada riwayat alergi makanan. Ibu dan kakak pasien memilki riwayat
penyakit jantung. Obat yang diberikan adalah captopril 25 g.

Buatlah Proses Asuhan Gizi berdasarkan kasus diatas untuk tingkat


perseorangan

4. STUDI KASUS PROSES ASUHAN GIZI PADA PMBA

5
• Data di Kecamatan A pada tahun 2017 menunjukkan bahwa 60% dari
bayi usia 6-9 bulan mengalami penurunan BB bahkan 10% bayi tergolong
kurus. Dalam bulan ini, sebagian besar dari mereka sering mengalami
diare selama 3-5 hari. Mereka nampak lemas dan kurang nafsu makan.
Sebagian besar kepala rumah tangga di Desa A bekerja sebagai buruh di
pabrik pembuatan batu bata.
• Sebagian besar Ibu berpendidikan SD dan SMP. Ibu-ibu di desa ini
biasanya hanya menyusui bayinya sebanyak 2-3x pada pagi dan malam
hari dan itupun tidak lama. Sebagian dari mereka juga memberikan susu
formula. Rata-rata bayi mengonsumsi bubur dalam mangkuk kecil
sebanyak 2-3 sdm dan susu formula sebanyak 1 botol (100 cc).
• Kebiasan ibu–ibu di desa tersebut tidak mencuci tangan ketika membuat
susu formula dan menyiapkan makanan lainnya. Dari data lainnya terlihat
bahwa jumlah ibu hamil KEK di desa A cukup tinggi dan kunjungan ANC
rendah.

• Buatlah Proses Asuhan Gizi berdasarkan kasus diatas untuk tingkat


masyarakat.

6
7

Anda mungkin juga menyukai