Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sunat atau khitan adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau
seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum dari penis dapat juga dipotong
secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektomi.
HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS.[2] Virus ini
menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga
tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa pengobatan, seorang dengan
HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya.
Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi
(kekurangan) sistem imun. Penyaluran virus HIV bisa melalui penyaluran Semen
(reproduksi), Darah, cairan vagina, dan ASI. HIV bekerja dengan membunuh sel-sel
penting yang dibutuhkan oleh manusia,
AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia
sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus yang disebut HIV.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Khitan dan HIV/AIDS ?
2. Apa manfaat khitan untuk pria?
3. Penularan penyakit apa yang ditularkan melalui kutup penis?
4. Pencegahan apa yang dilakukakan sehingga tidak terkena penyakit
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu Khitan dan HIV/AIDS.
2. Untuk mengetahui manfaat Khitan.
3. Untuk mengetahui penularan penyakit apa yang ditularkan melalui kutup penis.
4. Untuk mengetahui pencegahan apa yang dilakukan sehingga tidak terkena
penyakit.

1
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Dapat mengetahui penyakit HIV/AIDS lebih lanjut.
2. Memahami cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KONSEP KHITAN


2.1.1 PENGERTIAN KHITAN
Khitan adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau
seluruh kulit penutup depan dari penis.frenulum dari penis dapat juga dipotong
secara bersamaan dalam prosedur ynag dinamakan frenektomi.kata sirkumsisi
berasal dari bahasa lain circum (memutar) dan caedere (memotong).beberapa ahli
beragumen bahwa sunat bermanfaaat bagi kesehatan, namun hal ini hanya berlaku
juka pasien terbukti secara klinis mengidap penyakit yang berhubungan dengan
kelamin. Beberapa penyakit yang kemungkinan besar memerlukan sunat untuk
mempercepat penyembuhan seperti pendarahan dan kanker penis ,namaun kedua hal
ini jarang terjadi penyakit fimosis juga bias diatassi dengan sunat, walaupun
sekarang juga telah berkembang tehink yang lainnya.

2.1.2 MANFAAT KHITAN UNTUK MELINDUNGI PRIA DARI HIV/AIDS


Sunat adalah prosedur operasi pengangkatan kulit kulup penis, alis preputium.
Ada 3 bukti medis yang mengatakan bahwa sunat dapat mengurangi resiko pria
terkena HIV/AIDS hingga 60%.Hal yang sama juga dikumandangkan oleh lembaga
pengendalian dan pencegahan penyakit di amerika serikat, CDC.CDC menemukan
bahwa secara medis, selain untuk mencegah penularan HIV/AIDS, manfaat sunat
juga sekaligus membantu mengurangi resiko penyakit kelamin lainya yang dapat di
tularkan lewat hubungan seks tanpa kondom.Prosedur sunat juga di laporkan dapat
menguranmgi resiko pria tertular herpes genital dan infeksi HPV, yang di yakini
menjadi paktor resiko kanker penis. Bahkan, sunat semasa kecil diketahui dapat
memberikan perlindungan dari kanker penis, yang hanya terjadi di kulit
kulup.Meskipun demikian, sunat belum terbukti bias mengurangi resiko infeksi

3
HIV/AIDS yang di dapat melalui seks oral atau anal,maupun mengurangi resiko
penularan HIV/AIDS pada pasangan wanitanya.
2.1.3 PROSES KHITAN
Untuk proses sunat , cara paling aman adalah dengan membebaskan
perlengketen antara preputium atau glans penis. Selanjutnya, kulit yang berlebih ini
dipotong melingkar sejajar dengan dasar dari glans penis. Kemudian,pendarahan
dihentikan dan kulit luar serta dalam dilekatkan kembali lewat penjahitan.

1. Metode Klasik dan Dorsumsisi


Metode ini sebenarnya sudah lama ditinggalkan, namun prakteknya masih
dapat dilihat di sekitar pedesaan. Alat yang umumnya digunakan dalam metode ini
adalah bambu yang telah ditajamkan, skalpel atau pisau bedah, dan silet. Peralatan
yang akan dipakai ini sebelumnya disterilkan dengan alkohol tepat sebelum
penggunaan. Tata cara yang umunya dilakukan oleh para ahli sunat dengan metode
ini adalah:
a. Membersihkan peralatan yang akan dipakai.
b. Mengukur atau memperkirakan panjang kulit yang akan dipotong, relatif
terhadap ukuran penis.
c. Menarik bagian depan dari kulit dan meregangkannya dengan semacam
penjepit.
d. Memotong kulit yang sudah diregangkan dengan sekali iris.
e. Mengaplikasikan obat anti-infeksi atau betadine Bekas luka yang ditinggalkan
dari metode ini tidak dijahit dan langsung dibalut (secara agak longgar
tergantung kenyamanan) dengan kain kassa. Dengan cara sekali iris.
Keterangan:
Metode ini memang menjadi metode tercepat dari semua metode yang ada. Namun,
metode ini memberikan dampak yang sangat luas. Dampak tersebut adalah:
a. Terpotongnya pembuluh darah yang berperan mengalirkan darah ke sebagian
kepala penis.

4
b. Terpotongnya susunan syaraf yang diduga memengaruhi kenikmatan saat
hubungan seksual.
c. Pendarahan yang hebat jika pasien mengalami hemofilia yang belum terdeteksi.
d. Lecet yang disebabkan karena masih adanya perlengketan kulit dengan kepala
penis saat pemotongan.
e. Rasa sakit yang amat sangat bisa menyebabkan pasien bergerak dan
menyebabkan alur pemotongan tidak rata Metode ini kemudian disempurnakan
seiring dengan perkembangan medis di dunia internasional menggunakan obat
bius lokal dan sedikit jahitan untuk memperbagus hasil yang didapat dan
mengurangi rasa sakit, yang umumnya membuat pasien menjadi trauma.

2. Metode Konvensional atau Umum


Metode ini telah berevolusidari metode sebelumnya, yaitu metode klasik.
Pada metode ini, semua prosedur telah mengacu kepada aturan atau standar medis,
sehingga meningkatkan keberhasilan sirkumsisi. Hal yang umumnya ada atau
dilakukan saat melaksanakan metode ini adalah:
a. Pembiusan local.
b. Penggunaan pisau bedah yang lebih akurat.
c. Tenaga medis yang professional.
d. Teknologi benang jahit yang bisa menyatu dengan jaringan disekitarnya,
sehingga meniadakan keperluan untuk melepas benang jahit Dengan adanya
kelengkapan ini, kemungkinan terjadinya infeksi pasca operasi dapat
diminimalkan sampai tidak ada infeksi.

3. Metode Lonceng atau Ikat


Metode ini pada dasarnya unik. Pada metode ini, tidak ada sama sekali
pemotongan atau operasi, sehingga dimungkinkan sirkumsisi tanpa operasi dan
tanpa rasa sakit. Namun, metode ini memerlukan waktu yang relatif lama, maksimal
selama 2 minggu. Banyak kontroversi terjadi atas metode ini, karena kemungkinan

5
terjadi infeksi tinggi sekali. Dibawah ini adalah proses sirkumsisi dengan metode
lonceng:
a. Seluruh bagian penis dibersihkan.
b. Bagian kulit yang akan dihilangkan diukur.
c. Kulit yang telah diukur kemudian diikat menggunakan seutas benang operasi.
d. Ikatan dibiarkan hingga menjadi nekrosis.
e. Nekrosis kemudian menjadi lunak sehingga mudah dilepaskan.
f. Proses sirkumsisi selesai dengan mengaplikasikan obat anti-infeksi Dapat
dilihat bahwa pada metode ini terdapat langkah nekrosis, dimana kulit menjadi
mati karena tidak mendapat aliran darah sama sekali. Hal ini sangat dikecam
dan dilarang di dunia kedokteran karena nekrosis mengandung bakteri yang
mematikan, yaitu Clostridium perfringens.

4. Metode Clamp
Metode ini memiliki banyak merek dagang terdaftar, namun, pada prinsipnya
adalah kulit yang akan dihilangkan dijepit kemudian dipotong saat itu juga. Secara
sekilas, proses penjepitan terlihat seperti metode lonceng, namun, sangat berbeda di
tahap selanjutnya, yaitu pemotongan. Pada metode ini, penjepitan hanya dilakukan0
sebentar saja selama operasi berlangsung dan segera dilepas lalu penjepit kemudian
langsung dibuang (sekali pakai) sehingga tidak terjadi nekrosis. Merek dagang yang
umumnya dipromosikan adalah: • Gomco • Ismail Clamp • Q-Tan • Sunathrone
Clamp • Ali’s Clamp • Tara Clamp • Smart Clamp Di Indonesia, 2 metode yang
terkenal adalah Tara Clamp dan Smart Clamp. TARA CLAMP Ditemukan dan
dipatenkan oleh seorang professor, dr. Tara Gurcharan Singh pada awal tahun 1990,
alat ini hampir seluruhnya terbuat dari plastik dan digunakan hanya sekali saja. Pada
metode ini, prosedurnya:
a. Kulit yang akan dihilangkan dilebarkan, kemudian ditahan dengan Tara Clamp
itu sendiri.
b. Setelah 3-5 menit, kulit akan terlepas dengan sendirinya dikarenakan tekanan.
Walaupun metode ini menggunakan tekanan, nyatanya metode ini tidak

6
menimbulkan rasa sakit, tanpa pendarahan, tanpa jahitan, dan bisa langsung
melakukan aktivitas yang relatif ringan.

5. Metode Electrocoutery
Metode ini menggunakan tekhnik yang berbeda sekali dengan metode yang
lainnya, dimana umumnya menggunakan pemotongan dengan pisau bedah atau alat
lain, sementara metode ini menggunakan panas yang tinggi tetapi dalam waktu yang
sangat singkat. Metode ini memiliki kelebihan dalam hal mengatur pendarahan,
dimana umum terjadi pada anak berumur dibawah 8 tahun, yang dimana memiliki
pembuluh darah yang kecil dan halus.

6. Metode Flash Cutter


Metode ini merupakan pengembangan secara tidak langsung dari metode
electrocautery yang dimana perbedaan mendasarnya adalah menggunakan sebilah
logam yang sangat tipis dan diregangkan sehingga terlihat seperti benang logam.
Logam tersebut kemudian dipanaskan sedikit menggunakan battery. Hal ini
dimaksudkan untuk membunuh bakteri yang kemungkinan masih ada, dan juga
untuk mempercepat pemotongan. Karena alat ini menggunakan battery, alat ini
cenderung lebih mudah dibawa sehingga beberapa dokter yang memiliki alat ini
bisa melakukan proses sirkumsisi dirumah pasien sampai selesai.

7. Metode Laser Carbon Dioxide


Metode inilah yang menggunakan murni laser selama proses sirkumsisi.
Metode ini adalah metode tercepat selain menggunakan metode klasik karena
didukung oleh tekhnologi medis yang telah maju. Berikut ini adalah urutan proses
sirkumsisi pada umumnya menggunakan laser:
a. Pasien diberikan anethesi lokal disekitar pangkal penis.
b. Kulit yang akan dipotong kemudian diukur dan ditahan dengan menggunakan
klem sekali pakai.

7
c. Laser kemudian disinarkan persis di klem tersebut.
d. Langsung setelah pemotongan selesai, klem dibuka, dan hasil sirkuksisi diberi
obatanti-infeksi dan di perban.
e. Tim dokter juga menyarankan untuk diberikan sedikit jahitan agar hasil
potongannya tidak terlalu terlihat setelah sembuh, dan juga untuk mencegah
luka berpindah posisi. Semua proses ini memakan waktu maksimal 15 menit
jika tanpa hambatan. Pemotongannya sendiri memerlukan waktu kurang dari 1
menit karena laser yang digunakan. Metode ini bisanya disarankan dokter jika
yang akan di sirkumsisi masih berusia dibawah 12 tahun. Namun, pada
dasarnya, usia berapa saja diperbolehkan untuk menggunakan metode ini.

2.1.4 MANFAAT KHITAN DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS


Pria yang baru disunat merasa mereka tak berbeda dengan pria yang tidak
disunat dalam mempraktikkan seks yang aman. Prosedur sunat adalah bagian dari
upaya perlindungan diri selain itu juga pemakaian kondom, Manfaat perlindungan
dari sunat tidak ditemui pada perempuan yang melakukan hubungan seks dengan
pria yang terinfeksi HIV. Hal yang sama juga berlaku pada pria homoseksual yang
melakukan hubungan seks dengan orang dengan HIV AIDS.
Penularan HIV/AIDS bisa terjadi melalui hubungan seksual. Dengan sunat
(sirkumsisi) bisa mengurangi risiko penularan penyakit yang mematikan ini.
Menurut penelitian penularan penyakit AIDS ini bisa ditekan hingga lebih dari
60 % dengan bersunat. Jadi dengan kata lain pria bersunat lebih rendah risikonya
untuk terkena HIV/AIDS daripada pria yang tidak bersunat.
Tren khitan atau sunat atau sirkumsisi saat ini makin populer di luar negeri.
Tak hanya untuk alasan keagamaan atau budaya, tetapi khitan baik untuk alasan
kesehatan. Beberapa tahun terakhir penelitian menyebutkan khitan bisa
mempersempit atau mengurangi risiko HIV AIDS.
Di antaranya, mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran kemih, mengurangi
risiko penularan penyakit menular seksual terutama pada laki-laki, mencegah

8
terjadinya kanker penis, dan mengurangi risiko kanker serviks pada perempuan
(partner seksual), serta mencegah penularan infeksi Human Immunodeficiency
Virus (HIV) dan Human Papilloma Virus (HPV).Jika pria sudah dikhitan, maka
risiko gesekan akan lebih sedikit, lipatan akan lebih kecil. Otomatis risiko penularan
menjadi lebih kecil.

2.2. KONSEP HIV/AIDS


2.2.1. PENGERTIAN
HIV/AIDS kependekan dari acquired immune deficiency syndrome.
Acquired yang berati tidak diwariskan tapi ditularkan. Immune deficieny sistem
imunitas tubuh dirusak. Syndrome kelompok gejala yang menyebabkan tidak
diketahui.namun penyebabnya yaitu virus HIV.adalah suatu virus yang dapat
menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang system
kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.Dengan
kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi atau
(kekurangan) system imun. HIV human immunodeficiency virus adalah sustu virus
yang biasanya di tularkan dari satu orang kepada orang lain melaui kontak
seksual.merusak sitem imun dan membuat tubuh menjadi rapuh trhadap infeksi-
infeksi yang jarang serta terhadap kanker yang mengancam nyawa. Infeksi dan
kanker bersifat oportunis, meyerang tubuh karena sitem imun telah melemah dan
kehilangan kekuatan untuk melindungi tubuh. Orang yang telah terinfeksi virus HIV
akan terkena penyakit yang di sebabkan oleh virus HIV tersebut, yaitu AIDS.

2.2.2. KATEGORI PENDERITA AIDS


Terbagi menjadi 2 kategori yaitu:
a. Penderita yang mengidap HIV dan telah menunjukkan gejala klinis (penderita
AIDS positif)
b. Penderita yang mengidap HIV tetapi belum menunjukkan gejala kliinis
(penderita AIDS negatif).

9
2.2.3. PENYEBAB TIMBULNYA HIV/AIDS
AIDS disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). HIV yang
masuk kedalam tubuh akan menghacurkan sel CD4.sel CD4 adalah bagian dari sel
darah putih yang melawan infeksi.semakin sedikit sel CD4 dalam tubuh, maka
semakin lemah pula system kekebalan tubuh seseorang.penularan HIV terjadi saat
darah,sperma,atau cairan vagina dari seseorang yang terifeksi masuk ke dalam
tubuh orang lain.hal ini dapat terjadi melalui berbagai cara, antara lain:
a. Hubugan seks
Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik melalui vagina maupun
dupur (anal). Meskipun sangat jarang , HIV juga dapat menular melalui seks oral.
Akan tetapi,penularan lewat seks oral hanya akan terjadi bila terdapat luka terbuka
mulut penderita,misalnya busi berdarah dan sariawan.
b. Berbagi jarum suntik
Berbagai penggunaan jarum suntik dengan penderita HIV, adalah salah satu
cara yang dapat membuat seseorang tertular HIV. Misalanya menggunakan jarum
suntik bersama saan membuat tato, atau saat menggunakan NAPZA suntik.
c. Transfuse darah
Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima donor darah dari
penderita HIV.
Selain melalui berbagai cara diatas,HIV juga bias menular dari hamil ke
janin yang dikandungnya.virus HIV juga dapat menular pada proses melahirkan,
atau melalui air susu ibu saat proses menyusui. Perlu diketahui, HIV tidak menyebar
melalui kontak kulit seperti berjabat tangan atau berpelukan dengan penderita HIV.
Penulran juga tidak terjadi melalui ludah, kecuali bila penderita mengalami
sariawan, gusi berdarah , atau terdapat luka terbuka di mulut.

2.2.4. FAKTOR RISIKO AIDS


HIV bias menginfeksi semua orang dari segala usia. Akan tetapi, resiko
tertular HIV lebih tinggi pada pria yang tidak disunat, baik pria heteroseksual atau

10
lelaki seks lelaki. Resiko tertular HIV juga lebih tinggi pada individuvdengan
sejumblah factor, diantaranya :
a. Hubungan seks tanpa mengenakn kondom
Resiko penularan akan lebih tinggi melalui hubungan seks anal, dan hubungan
seks dengan berganti pasangan.
b. Menderita infeksi menular seksual
Sebagian besar infeksi menular seksual menyebabkan luka terbuka di kelamin
penderita, sehinngga meningkatkan resiko tertular HIV.
c. Berbagai suntikan
Pengguna NAPZA suntik umumnya berbagi jarum suntik dalam menggunakan
narkoba.

2.2.5. CARA VIRUS HIV BEREAKSI


Awalnya penyakit ini tidak aktif dan mungkin tidak tampak gejala apa pun
selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.virus HIV berkerja dengan cara
sebagai berikut:
a. Virus menginfeksi: virus memasuki tubuh dan mulai menginfeksi sel penderita
akan merasa baik-baik saja dan belum terjangkit AIDS.
b. Sakit; mulai menderita sakit ringan seperti mononucleosis atau penyakit karena
klintir darah putih abnormal. Beberapa orang melewati tahap ini dan langsung
menginjak fase selanjutnya.
c. Adanya antibodi; antibodi dibuat tubuh untuk melawan infeksi HIV atau
seroconversion, biasanya 1 atau 22 bulan setelahh infeksi.
d. Muncul AIDS relatede complex; ARC adalah penyakit serius yang
menunjukkan sistem imun kini telah sangat melemah.Tahap ini bisa jadi
terlewatkan.
e. AIDS terdiagnosis; biasanya karena pasien terserang kanker langka atau
mengalami serangan infeksi, dan didiagnosis bahwa pasien ternya menderita
AIDS. Mulai dari sini, perkiraan harapan hidup hanya berkisar 1 tahun saja.

11
f. Kematian; pasien akan menderita penyakit parah yang berulang yang salah
satunya membuat dia menjadi terlalu lemah untuk kembali pulih.

2.2.6. PENCEGAHAN HIV/AIDS


Khitan dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran kemih,
mengurangi risiko penularan penyakit menular seksual terutama pada laki-laki,
mencegah terjadinya kanker penis, dan mengurangi risiko kanker serviks pada
perempuan (partner seksual), serta mencegah penularan infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan Human Papilloma Virus (HPV).Jika pria sudah
dikhitan, maka risiko gesekan akan lebih sedikit, lipatan akan lebih kecil. Otomatis
risiko penularan menjadi lebih kecil.
Selain itu HIV/AIDS juga dapat di cegah melalui hal-hal berikut:
a. Hindari alcohol dan obat-obatan terlarang.
Berhenti menggunakan alcohol dan obat-obatan terlarang karena dapat
menyebabkan terkena HIV dengan angka paparan yang lebih tinggi.
b. Lakukan hubungan seks yang aman.
Biasakan hubungan seks yang aman dengan memakai kondom, anda dapat
menggunakan kombinasi obat (tenofovir dan emtricitabine) setiap hari untuk
mencegah infeksi HIV. Obat ini dapat menurunkan resiko terkena HIV.
c. Jangan pernah memakai jarum atau alat suntik secara bergantian.
Jarum dan alat suntik dengan mudah membawa HIV dari satu orang ke orang
lain. Jangan pernah menggunakan obat dengan jarum dan jarum yang bukan
berasal dari dokter.
d. Hindari menyentuh darah dan cairan tubuh orang lain.
Anda tidak pernah tau siapa yang memiliki HIV karena tidak adanya stereotip
dan mungkin mereka tidak menyadari dirinya terinfeksi, jadi hindari menyentuh
darah orang lain sebisa mungkin dan hindari kontak langsung dengan cairan tubuh
lain yang dapat menyebabkan HIV, terutama jika anda memiliki luka terbuka di
bagian manapun di tubuh anda. Cairan tubuh yang bias membawa virus HIV
meliputi:

12
1) Air mani dan cairan praejakulasi.
2) Caira vagina.
3) Mukus rectum (pelumas alami anus).
4) Asi.
5) Cairan tutuban, cairan cerebrospindal dan cairan synovial (biasa hanya
terpapar jika anda bekerja di bidang medis).
e. Bagi wanita hamil di anjurkan melakukan perawatan medis.
Semua wanita hamil akan ditawarkan untuk melakukan tes darah untuk HIV
sebagai bagian dari pemeriksaan kandungan. Jika tidak di atasi, HIV dapat di
turunkan dari ibu hamil ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.
Terapi HIV selama kahamilan mengurangi resiko di tularkan HIV ke bayi.

2.2.7. PENULARAN HIV/AIDS MELALUI KULUP PENIS


Memiliki kulup adalah factor resiko nomor 1 untuk infeksi HIV pada pria
heteroseksual.pria yang tidak di sunat beresiko terinfeksi HIV 2-8 kali lipat lebih
tinggi daripada laki-laki yang sudah di sunat.
Virus HIV itu sendiri dapat menyebar lewat penetrasi seks tanpa kondom.
Ketiak penetrasi terjadi tanpa kondom (penis masuk vagina atau penis masuk anus),
maka aka nada gesekan langsung antara kulit penis dan dinding vagina (atau anus).
Gesekan ini rentan menyebabkan luka lecet.
Luka ini dapat menjadi jalur masuk bagi virus dan bakteri penyebab penyakit
yang berasala dari air mania tau cairan vagina patner seks anda yang terinfeksi oleh
penyakit itu.
Tak hanya itu, ketika seseorang pria tidak di sunat, uap air dapat terjebak
antara penis dan kulit kulupnya, sehingga menciptak lingkungan yang ideal bagi
pathogen penyebab peyakit untuk berkembang biak. Terlebih,ada beberapa masalah
lain yang terkai dengan kulit kulup penis yang tidak di sunat, seperti sulit ditarik
kembali atau bahkan macet/keset,juga dapat menimbulkan lua sekaligus menjebak
virus dan bakteri disekitanya.

13
Pria yang tidak di sunat juga lebih mungkin untuk menularkan setiap infeksi
yang mereka miliki, termasuk infeksi ragi, infeksi saluran kencing (ISK), dan
penyakit kelamin (terutama HPV dan HIV), misalnya heepes genital, bisul genital,
chancrid, dan sifilis pada pasangan seksnya

14
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KETERKAITAN KHITAN DENGAN HIV/AIDS

Khitan adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh


kulit penutup depan dari penis.frenulum dari penis dapat juga dipotong secara
bersamaan dalam prosedur ynag dinamakan frenektomi.kata sirkumsisi berasal dari
bahasa lain circum (memutar) dan caedere (memotong).beberapa ahli beragumen
bahwa sunat bermanfaaat bagi kesehatan, namun hal ini hanya berlaku juka pasien
terbukti secara klinis mengidap penyakit yang berhubungan dengan kelamin.
Jika tidak melakukan Khitan, maka resiko terkena HIV/AIDS bisa terjadi
karena kulup penis yang tidak di khitan pada saat melakukan hubungan intim akan
meninggalkan virus dan bakteri yang dapat memicu HIV/AIDS.
HIV/AIDS kependekan dari acquired immune deficiency syndrome. Acquired
yang berati tidak diwariskan tapi ditularkan. Immune deficieny sistem imunitas tubuh
dirusak. Syndrome kelompok gejala yang menyebabkan tidak diketahui.namun
penyebabnya yaitu virus HIV.adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit
AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang system kekebalan tubuh,
sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.Dengan kata lain, kehadiran
virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi atau (kekurangan) system imun.
HIV human immunodeficiency virus adalah sustu virus yang biasanya di tularkan dari
satu orang kepada orang lain melaui kontak seksual.merusak sitem imun dan
membuat tubuh menjadi rapuh trhadap infeksi-infeksi yang jarang serta terhadap
kanker yang mengancam nyawa. Infeksi dan kanker bersifat oportunis, meyerang
tubuh karena sitem imun telah melemah dan kehilangan kekuatan untuk melindungi
tubuh. Orang yang telah terinfeksi virus HIV akan terkena penyakit yang di sebabkan
oleh virus HIV tersebut, yaitu AIDS.

15
3.2 PENDAPAT MENURUT PENELITIAN PARA AHLI
Menurut Peraih Nobel tahun 2008, Francoise Barre-Sinoussi, yang menemukan
HIV sebagai penyebab AIDS, rasa percaya diri yang berlebihan pada pria yang sudah
disunat perlu dikhawatirkan. Karena tidak ada yang bisa menjamin perlindungan
sampai 100 %, bahkan vaksin sekalipun. Berhentilah berpikir satu upaya
perlindungan sudah cukup. Prosedur sunat adalah bagian dari upaya perlindungan diri
selain juga pemakaian kondom, (Francoise Barre-Sinoussi).
Manfaat perlindungan dari sunat tidak ditemui pada perempuan yang melakukan
hubungan seks dengan pria yang terinfeksi HIV. Hal yang sama juga berlaku pada
pria homoseksual yang melakukan hubungan seks dengan orang dengan HIV AIDS.
Bahkan pada uji coba tahun 2006 di Kenya, Uganda, dan Afrika Selatan,
membuktikan bahwa risiko penularan HIV bisa ditekan hingga separuhnya. Penelitian
jangka panjang bahkan menunjukkan sunat memiliki manfaat lebih besar dari yang
selama ini diketahui. Para ahli menyebut manfaat sunat sebagai “vaksin melalui
operasi” karena memiliki efek pencegahan yang efektif dan murah.
Oleh karena itulah, sekarang ini para ahli terus mengampanyekan pentingnya
sunat pada pria dari negara-negara sub-Sahara Afrika yang menjadi “rumah” bagi
sepertiga dari 33 juta orang yang hidup dengan HIV/AIDS di dunia. Diperkirakan
175.000 prosedur sirkumsisi telah dilakukan di lebih dari 13 negara yang merupakan
negara prioritas menurut Badan Dunia Pencegahan AIDS pada pertengahan tahun
2010 lalu.
Studi terbaru dilakukan antara tahun 2007 dan 2010 di kota provinsi Orange
Farm yang sudah melakukan 20.000 prosedur sirkumisisi terutama pada kelompok
usia 15-24 tahun yang merupakan kelompok paling aktif secara seksual. Menurut
David Lewis dari University of the Witwatersrand, Afrika Selatan, sunat merupakan
pencegahan yang sederhana, murah, hanya memakan waktu 20 menit dan dilakukan
sekali seumur hidup.
Tren khitan atau sunat atau sirkumsisi saat ini makin populer di luar negeri. Tak
hanya untuk alasan keagamaan atau budaya, tetapi khitan baik untuk alasan

16
kesehatan. Beberapa tahun terakhir penelitian menyebutkan khitan bisa
mempersempit atau mengurangi risiko HIV AIDS.
Dalam momentum Hari AIDS Sedunia 1 Desember, para pria yang belum
dikhitan bisa mempertimbangkan untuk melakukan khitan. Sirkumsisi beberapa tahun
terakhir menarik perhatian luar biasa di dunia Barat. Bukti-bukti ilmiah dari manfaat
sirkumsisi dapat bermanfaat bagi kesehatan. Meski memiliki manfaat yang luar biasa,
isu nyeri masih dijadikan momok menakutkan sekaligus penghalang dilakukannya
sirkumsisi pada pria. "Banyak sekali tulisan riset membuktikan bahwa sunat itu
bermanfaat mengurangi risiko terjadinya infeksi silang. Salah satunya infeksi HIV,"
kata Pendiri Rumah Sunatan, Dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, Jumat (1/12).
Sebagai contoh, kata Mahdian, ada salah satu jurnal menyebutkan laki-laki
yang tak disunat di Afrika berisiko 4x lipat lebih besar dari laki-laki yang sudah
dikhitan. Mahdian menjelaskan HIV/AIDS menular akibat adanya darah atau plasma
yang menularkan dari satu ke yang lain.
"Jadi ketika terjadi cedera saat hubungan, itu kan ada gesekan. Saat terjadi
iritasi di Miss V akan mengakibatkan cairan HIV pada sperma, masuk ke
pasangannya. Jadi infeksi," paparnya.
Jika pria sudah dikhitan, maka risiko gesekan akan lebih sedikit, lipatan akan
lebih kecil. Otomatis risiko penularan menjadi lebih kecil.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Kita harus waspada terhadap virus HIV/AIDS .makalah diatas menjelaskan


pengertian dampak penularan dan juga dampak positif dari khitan HIV/AIDS adalah
kumpulan gejala, menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit
dari luar.hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun
vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari virus HIV penyebab penyakit AIDS
yang ada nya peneceghannya melalui khitan.

4.2. Saran
Menurut kami sebaiknya anda sebagai pembaca jangan sampai terkena virus
HIV yang menyebabkan penyakit AIDS, karena penyakit ini sangat berbahaya
sebaiknya jangan melakukan hubungan seks jika anda belum menikah dan jika mau
melakukan nya sebaiknya memakai pelindung seperti kondom janga juga sering
berganti pasangan karena dapat meningkatkan resiko terkena HIV/AIDS.

18
DAFTAR PUSTAKA

French, Kathy.2015.kesehatan seksual.Jakarta: bumi madika

Verawaty, Sri noor dan Rahayu Liswidiyawati.2012.merawat dan menjaga kesehatan


seksual wanita.Bandung: PT.Grafindo media pratama

Nakita.grid.id/read/023256/begini-proses-sunat-pada-anak?page=all

www.jadipintar.com/2013/09/Jenis-jenis-Metode-Khitan-Kelebihan-dan-
Kekuranganya.html?m=1

https://www.alodokter.com/hiv-aids/penyebab

19

Anda mungkin juga menyukai