Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi dan semakin kompleksnya persaingan menuntut
peran Manajemen Sumber Daya Manusia yang lebih besar. Permintaan tenaga kerja
dengan keterampilan , pengetahuan, dan kemampuan tinggi juga semakin meningkat. Oleh
karena itu, Sumber Daya Manusia yang mempunyai kompetensi tinggi dipandang dapat
mendukung peningkatan kinerja karyawan dan memberikan kontribusi dalam menentukan
masa depan tempat diamana ia bekerja.
Boulter, Dalziel dan Hill, (1996) mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik dasar
dari seseorang yang memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam
pekerjaannya. Kompetensi merupakan bagian kepribadian yang mendalam dan melekat
pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas
pekerjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria
atau standar yang digunakan.
Menurut Mc.Clelland dalam Cira dan Benjamin (1998), dengan mengevaluasi
kompetensi-kompetensi yang dimiliki seseorang, kita akan dapat memprediksikan kinerja
orang tersebut. Kompetensi dapat digunakan sebagai criteria utama untuk menilai kerja
seseorang.
Misalnya, untuk fungsi profesional, manajerial atau senior manajer. Karyawan –
karyawan yang ditempatkan pada tugas –tugas tersebut akan mengetahui kompetensi -
kompetensi apa saja yang diperlukan, serta cara apa yang harus ditempuh untuk mencapai
promosi ke jenjang posisi berikutnya.
Indikator penilaian kinerja di perusahaan-perusahaan pada umumnya meliputi empat
kelompok yaitu hasil kerja yang berhubungan dengan keuntungan perusahaan, kemampuan
karyawan, pelayanan pelanggan dan peningkatan karyawan. Penilaian kinerja yang sudah
ada perlu dilengkapi dengan kompetensi yang berhubungan dengan skill dan knowledge
yaitu, komunikasi, kerjasama kelompok, kepemimpinan dan pengambilan keputusan secara
analitis.
2. Rumusan Masalah
1) Apa Pengertian Kompetensi ?
2) Apa Pengertian Kinerja ?
3) Faktor-faktor Apa Saja Pembentuk Kompetensi Lunak Karyawan ?
4) Faktor-faktor Apa Saja Pembentuk Kompetensi Keras Karyawan ?

3. Tujuan Penulisan
1) Mengetahui Pengertian Kompetensi.
2) Mengetahui Pengertian Kinerja.
3) Mengetahui Faktor-faktor Pembentuk Kompetensi Lunak Karyawan.
4) Mengetahui Faktor-faktor Pembentuk Kompetensi Keras Karyawan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kompetensi
Belakangan ini kompetensi seakan bagaikan magnet yang sangat kuat menyedot
perhatian semua kalangan, utamanya yang berkecimpung dalam dunia pengembangan
sumber daya manusia(SDM). Awal lahirnya konsep kompetensi dapat ditelusuri dari awal
1970-an, ketika ilmuwan Amerika Serikat menerbitkan artikel berjudul "Mengukur
Kompetensi Bukannya lnteligensi" (Testing for Competence Rather than Intelligence)
yang dikatakan sebagai awal era berkembangnya konsep kompetensi dalam aliran
psikologi.
Konsep dan metode pengukuran berdasarkan kompetensi terus tumbuh dengan
berbagai penelitian dan penerapan di berbagai jenis organisasi. Jika di Amerika
Serikat penerapan konsep kompetensi diawali oleh organisasi pemerintah dan kemudian
berkembang ke organisasi bisnis, di Indonesia perhatian penerapan konsep kompetensi
lebih dahulu ramai di kalangan organisasi bisnis pada tahun 1990-an, di mana
banyak lembaga jasa pelatihan menawarkan berbagai jenis program pelatihan
Pengelolaan SDM Berbasis Kompetensi ( Competency-based Human Resources System)
yang ditawarkan oleh HayGroup sebuah konsultan jasa di bidang SDM.
Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka
mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya. (Boulter, Dalziel dan Hill, 1996 ).
Berdasarkan uraian tersebut makna kompetensi mengandung bagian kepribadian yang
mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada
berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik
dapat diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Analisis kompetensi disusun
sebagian besar untuk pengembangan karier, tetapi penentuan tingkat kompetensi
dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan
dan kemauan untuk melakukan tugas dengan kinerja yang efektif. Hal ini sesuai dengan
pendapat Michael Armstrong (1998), bahwa kompetensi adalah knowledge, skill, dan
kualitas individu untuk mencapai kesuksesan pekerjaannya.
2. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan (Mathis dan Jackson,
2002). Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi
kepada organisasi yang antara lain termasuk: a) Kuantitas keluaran, b) Kualitas keluaran,
c) Jangka waktu keluaran , d) Kehadiran di tempat kerja, e) Sikap kooperatif.
Kinerja perorangan ( individual performance ) dengan kinerja lembaga (institutional
performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang
erat. Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan baik maka kemungkinan besar kinerja
perusahaan juga baik. Kinerja seorang karyawan akan baik bila ia mempunyai keahlian
(skill) yang tinggi, bersedia bekerja (karena gaji atau diberi upah sesuai dengan perjanjian)
dan mempunyai harapan ( expectation) masa depan lebih baik (Prawirosentono, 1999)

3. Faktor-faktor Pembentuk Kompetensi Lunak Karyawan.


Komitmen individu dalam mempertahankan dan mengupayakan pencapaian tujuan
hidupnya merupakan indikator paling nyata pembentuk kompetensi lunak karyawan.
Semangat tinggi dan komitmen untuk fokus mencapai tujuan hidupnya mengarahkan
individu bersangkutan lebih efektif mempelajari apa yang diperlukan untuk pencapaian
tujuan hidupnya. Yang pertama diperlukan sudah barang tentu adalah adanya
kejelasan tujuan hidup yang memberikan gambaran tentang langkah-langkah apa yang
harus dilalui dan perilaku apa yang harus diperankan agar semakin dekat kepada
pencapaian tujuan hidupnya. Seseorang yang berjalan tanpa kejelasan akan tujuan
hidupnya tidak mungkin dapat fokus dan komit untuk mengarahkan kemampuannya secara
optimal dan akan mudah terombang ambing oleh pengaruh lingkungan.
Penegakan aturan disiplin dalam kehidupan keluarga seseorang di masa
pertumbuhannya menjadi indikator terkuat membentuk penguasan kompetensi lunak
individu bersangkutan yang kedua setelah komitmen individu dalam mencapai tujuan hidup.
Aturan disiplin akan membentuk pola perilaku seseorang cenderung menghargai waktu, efektif
dalam penyelesaian tugas, bertanggung-jawab, serta taat proses dan aturan kerja yang
secara kumulatif akan membentuk karakteristik mendasar dari pola perilaku individu
bersangkutan.
Kematangan seseorang dalam pergaulan dan keterampilan berinteraksi akan terpupuk
lebih bagus, jika individu bersangkutan. memainkan peran aktif dalam pergaulan sosial
yang memberikan kesempatan untuk berlatih berinteraksi dengan berbagai macam
kalangan dan lebih mengenal budaya dan norma sosial, sehingga akan menjadikan yang
bersangkutan lebih sensitif dan efektif dalam menjalin komunikasi dengan orang lain.
Hal demikian diperkuat oleh hasil penelitian ini, dimana peran sosial yang dimainkan
seseorang menjadi indikator terkuat ketiga yang turut membentuk penquasaan
kompetensi lunaknya.
lndikator lainya dari pembentuk kompetensi lunak seseorang adalah keberadaan
seorang mentor dan mutu mentor tersebut dalam mem- berikan bimbingan dalam
perjalanan kehidupan individu, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan
dalam dunia kerja, yang merupakan indikator terkuat keempat dan kelima. Peran seorang
mentor dapat dimainkan oleh figur seorang ayah, ibu, kakak, saudara, teman kerja, atasan
langsung atau siapapun yang melakukan peran dimaksud. Jika seseorang dalam perjalanan
hidupnya memiliki kemudahan mendapatkan seorang mentor yang baik
membimbingnya, maka pada umumnya lebih menyentuh aspek keteram- pilan lunaknya,
sehingga dimungkinkan membuat orang bersangkutanmenguasai kompetensi lunak secara
lebih optimal sesuai dengan kemampuan dasamya. Kompetensi lunak yang dimaksud
merupakangabungan dari unsur bawaan dari lahir (born)dan unsur yang dipelajari (teamed).
Secara berurutan, indikator keenam sampai kesebelas lainnya yang juga secara nyata
mem- bentuk penguasaan kompetensi lunak seseorang adalah keharmonisan hubungan
keluarga dimana individu tumbuh dan berkembang, prestasi akademik, jenjang pendidikan
formal yang dilalui, kejelasan akan apa yang ingin dicapai dalam kehidupannya, etos
kerja yang diyakini dan dijalankannya.

4. Faktor-faktor Pembentuk Kompetensi Keras Karyawan.

Anda mungkin juga menyukai