Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas sebagai organisasi atau lembaga milik Pemerintah berperan sebagai

ujung tombak terdepan dalam melaksanakan pembangunan bidang kesehatan. Dalam

menjalankan fungsinya Puskesmas harus menerapkan fungsi managemen dengan

sebaik-baiknya, karena dalam organisasi Puskesmas terdapat sumber – sumber daya,

program, sarana dan prasarana yang sangat kompleks, yang mana bila tidak

menjalankan managemen dengan baik akan timbul banyak permasalahan-

permasalahan yang akan mengganggu proses dalam mencapai tujuan. Dalam proses

pencapaian tujuan yang diinginkan Puskesmas harus melaksanakan Perencanaan,

Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Penilaian (evaluasi) dengan sebaik-baiknya

karena hanya dengan cara tersebut suatu organisasi akan dapat menjalankan

fungsinya dengan baik.

Profil Puskesmas Kartini disusun dimaksudkan untuk memberikan gambaran

kepada Pembaca, Masyarakat atau relasi yang ingin mengetahui informasi secara

lengkap mengenai Puskesmas Kartini. Profil Puskesmas Kartini ini berisi tentang

informasi mengenai sistem Pelayanan, hasil kegiatan, fasilitas yang disediakan dan

sebagainya.

B. TUJUAN

Profil Puskesmas Kartini disusun dengan tujuan :

1. Untuk memberikan gambaran tentang Puskesmas Kartini secara lengkap baik

dari segi sistem pelayanan, managemen, fisik, program, hasil kegiatan dan

sebagainya.

2. Untuk dijadikan bahan masukan untuk pengevaluasian mengenai hal-hal yang

masih perlu diperbaiki.


2

3. Sebagai salah satu bahan “marketing” atau promosi tentang produk-produk yang

dihasilkan di Puskesmas Kartini.


3

BAB II
GAMBARAN UMUM
PUSKESMAS KARTINI KOTA PEMATANGSIANTAR

1. KEADAAN GEOGRAFIS

UPTD Puskesmas Kartini merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah

Kecamatan Siantar Barat, terletak di sebelah Barat Kota Pematangsiantar kurang lebih

berjarak 3,5 km tepatnya berada di Kelurahan Bukit Sofa. Jumlah wilayah kerjanya

meliputi 2 Kelurahan, namun hanya1 Kelurahan yang paling strategis mengakses ke

UPTD Puskesmas Kartini yaitu Kelurahan Simarito, sedangkan 1 wilayah kelurahan

lainnya yaitu Sipinggol-pinggol secara geografis lebih mudah mendapatkan pelayanan

ke luar wilayah, baik di Puskesmas Raya, dengan batasannya sebagai berikut:

Gambar.1. Peta wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kartini

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Timbang Galung

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Bah Kapul

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kampung Kristen

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Teladan


4

Gambar. 2. Luas Wilayah Desa (km2) yang ada di UPTD Puskesmas Kartini Tahun
2018

Luas Wilayah

Simarito
0.37
0.42 Sipinggol-
pinggol

Diagram di atas memperlihatkan bahwa wilayah terluas adalah Kelurahan

Simarito, lalu Kelurahan Sipinggol-pinggol. Dengan total wilayah seluas 0,790 km2

2. KEADAAN PENDUDUK

2.1 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang besar merupakan modal pembangunan, dan juga

merupakan beban dalam pebangunan, karenanya pembangunan diarahkan kepada

peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Gambar.3. Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan di UPTD Puskesmas Kartini


Tahun 2018

Jumlah Penduduk

Simarito
5234 5326
Sipinggol-pinggol

Diagram di atas memperlihatkan jumlah penduduk terbanyak adalah di

Kelurahan Sipinggol-pinggol (5.326 jiwa), paling sedikit Kelurahan Simarito (5.

234 jiwa)
5

2.2 Kepadatan Penduduk

Gambar.4. Kepadatan Penduduk Di UPTD Puskesmas Kartini Tahun 2018

Kepadatan Penduduk

12680.95
14145.95

Simarito Sipinggol-pinggol

Gambar di atas memperlihatkan Kelurahan Sipinggol-pinggol merupakan

Kelurahan yang terpadat penduduknya (14145.95 jiwa).

3. Sex Ratio

Sex ratio adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin.

Ratio ini merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan

di suatu daerah tertentu.

Sex ratio untuk wilayah kerja UPTD Puskesmas Kartini adalah 96,91. Dari

gambar 5 di bawah ini terlihat bahwa perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Untuk

Kelurahan Simarito dan Sipinggol-pinggol lebih banyak perempuan 5.310 orang

sedangkan laki-laki 5.146 orang


6

Gambar 5. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Di UPTD Puskesmas


Kartini Tahun 2018

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

5398
5574

Perempuan Laki-laki

4. Tingkat Pendidikan

Keadaan penduduk berdasarkan tingkat Pendidikan adalah sebagai berikut:

Gambar 6. Tingkat Pendidikan Di UPTD Puskesmas Kartini Tahun 2018

Tingkat Pendidikan
684 1
15
716 1108

917 1631

3666 2611

Tidak Memiliki Ijazah SD SD/MI SMP/MTs


SMA/MA SMK D I/D II
AKADEMI/D III S1/ DIV S2/S3

Berdasarkan gambar diatas tingkat Pendidikan paling banyak adalah SMA/MA

3.666 orang sedangkan paling sedikit adalh S 2/S 3 1 orang.

5. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan factor pendukung dalam penyediaan

pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan mampu mendorong

peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih menjangkau masyarakat dan berkualitas.


7

Sumber daya kesehatan dalam bab ini dibagi menjadi dua bagian yaitu Sarana

kesehatan dan Tenaga Kesehatan

a. SARANA KESEHATAN

Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan baik yang bersumber dari

pemerintah ataupun sumber daya masyarakat

 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap : 1 Puskesmas

 Jumlah Posyandu : 9 posyandu

 Posyandu Aktif : 100%

 Rasio posyandu per 100 balita : 1,30 per 100 balita

 UKBM berupa Poskeskel : 2 poskeskel

 Posbindu PTM : 9 Posbindu

b. TENAGA KESEHATAN

Gambaran tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kartini adalah sbb :

 Jumlah Dokter umum : 2 Orang

 Jumlah dokter gigi : 1 Orang

 Jumlah Perawat : 8 Orang

 Jumlah Perawat gigi : 1 Orang

 Jumlah Bidan : 11 0rang

 Jumlah Tenaga Kefarmasian : 1 Orang

 Jumlah Tenaga Analisis Kesehatan : 2 Orang

 Jumlah Tenaga gizi : 1 Orang

 Jumlah Tenaga Kesehatan lainnya : 3 Orang


8

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Beberapa indicator yang dapat digunakan dalam menilai derajat kesehatan

masyarakat tercermin dalam kondisi morbiditas, morbilitas dan status gizi. Penyajian ini

terutama akan menampilkan derajat kesehatan yang meliputi umur harapan hidup,

Angka kematian neonatal, Angka kematian Bayi, Angka kematian Balita, Angka

kematian ibu, Angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi masyarakat. Indikator

ini sesuai dengan standard pelayanan minimal di Puskesmas

Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator Mortalitas, Morbiditas dan

status gizi. Mortalitas dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup,

Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup. Morbiditas dilihat dari indikator angka

kesakitan Malaria per 1000 penduduk, angka kesembuhan TB Paru per 1000 penduduk,

Angka Akut Flacid Paralysis (AFP) dan angka kesakitan Demam Berdarah dengue

(DBD) per 100000 penduduk. Sedangkan status Gizi dilihat dari indikator Persentase

Balita dengan Status Gizi di bawah Garis Merah pada KMS, Bayi dengan Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR).

1.1 Angka Kematian (Mortalitas)

Angka kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi

gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai

indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan

kesehatan lainnya.

Pada tahun 2018 tidak terdapat kasus kematian neonatal , tidak terdapat kematian ibu

hamil, dan tidak terdapat kematian Balita.


9

Gambar.7. Jumlah Kasus Kematian Bayi, Lahir Mati Dan Kematian Ibu Di Wilayah
UPTD Puskesmas Kartini Tahun 2015 s.d 2018

Jumlah Kematian Neonatal


6

0
2015 2016 2017 2018

Jumlah Kematian Neonatal Series 2 Series 3

Dari gambaran di atas tidak terdapat kasus neonatal mati tahun 2018

1.1.1.Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

mengukur keberhasilan program kesehatan ibu dan anak, sebab angka kematian bayi

berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak. Adapun angka target AKB tahun

2015 adalah 40 per seribu kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran

hidup di wilayah UPTD Puskesmas Kartini mengalami perubahan Pada tahun 2015

terdapat 1 kasus kematian bayi dari 231 kelahiran hidup, tahun 2016 terdapat 1 kasus

kematian bayi dari 232 kelahiran hidup, pada tahun 2017 terdapat 1 kasus kematian

bayi dari 224 kelahiran hidup sedangkan tahun 2018 tidak terdapat kematian neonatal .

Bila dituangkan ke dalam rumus maka AKB tahun 2018 adalah 0 per 1000 kelahiran

hidup.

1.1.2. Angka Kematian Balita

Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak umur<5 tahun per 1000

kelahiran hidup. Angka Kematian Balita menggambarkan tingkat permasalahan

kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita

seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.


10

Adapun Angka Kematian Balita pada tahun 2018 ini tidak terdapat kematian

Balita di wilayah UPTD Puskesmas Kartini.

1.1.3. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu pada masa kehamilan,

melahirkan dan nifas per 100000 kelahiran hidup. Untuk Wilayah UPTD Puskesmas

Kartini tahun 2018 tidak terdapat kasus kematian ibu.

1.2. Angka Kesakitan (Morbiditas)

Angka Kesakitan penduduk di dapat dari data SP2TP (Sistem Pencatatan dan

Pelaporan Puskesmas). Indikator yang digunakan adalah Incidence Rate (IR) dan

Prevalence Rate (PR)

Gambaran Pola penyakit terbesar di UPTD Puskesmas Kartini Tahun 2018

menunjukkan bahwa ISPA masih mendominasi. Berikut ini adalah tabel 10 besar

penyakit di UPTD Puskesmas Kartini tahun 2018.

Tabel.1. Sepuluh Besar Penyakit Di UPTD Puskesmas Kartini Tahun 2018

No. Diagnosa Jumlah Kasus


1 ISPA 2131
2 Hipertensi 938
3 Penyakit pulpa dan jaringan perapikal 605
4 Penyakit Kulit karena jamur 582
5 Penyakit Susunan Saraf lainnya 503
6 DM 485
7 Kelainan Refraksi 459
8 Gastritis 457
9 Rematik 421
10 Gangguan dan jaringan penyangga lainnya 280

Sumber : Data SP2TP UPTD Puskesmas Kartini Tahun 2018

1.2.1.Malaria

Tidak ditemukan adanya kasus malaria di wilayah UPTD Puskesmas Karitni.

Wilayah UPTD Puskesmas Karitni bukan termasuk daerah endemis malaria.

1.2.2. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kartini pada tahun 2015

sebesar 9 kasus dari 11.133 jiwa (80,8 per 100000 penduduk), tahun 2016 sebesar 16

kasus dari 10.894 jiwa (145,7 per 100000 penduduk) ,tahun 2017 terdapat 10 kasus dari
11

10.972 jiwa, sedangkan tahun 2018 terdapat 7 kasus. Perlunya menggerakkan kegiatan

PSN dan penyuluhan.

Gambar.8. Angka Kesakitan DBD Di Wilayah UPTD Puskesmas Kartini Tahun 2015
s.d 2018

Jumlah Penderita DBD

9
12

10 16

2015 2016 2017 2018

Sumber : Data SP2TP UPTD Puskesmas Kartini tahun 2018

1.2.3. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru Positif

Jumlah kasus TB Paru yang positif pada tahun 2015 terdapat 13 kasus, tahun

2016 sebanyak 15 kasus, tahun 2017 terdapat 13 kasus sedangkan tahun 2018 27

Kasus. Angka kesembuhan ini mencapai 100 %.


12

Gambar.9. Jumlah Penderita TBC Di Wilayah UPTD Puskesmas Kartini Tahun

2015 s.d 2018

PENDERITA TB PARU

13

27 2015
2016
2017
15 2018

13

1.2.4. Angka Kesakitan Diare

Kasus Penyakit Diare sebesar 27 kasus di wilayah Kelurahan Simarito dan

Sipinggol-pinggol sedangkan 266 kasus berada diluar wilayah kerja Puskesmas Kartini

pada balita. Dari gambar di bawah dapat dilihat bahwa kasus diare menurun pada tahun

2018.

Gambar. 10. Kasus Diare di Wilayah UPTD Puskesmas Kartini Tahun 2015 s/d
2018

Jumlah Kasus Diare

27

2015
33 2016
97 2017
2018

33

Sumber : Data SP2TP UPTD Puskesmas Kartini tahun 2018


13

1.2.5. Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Hasil survailans terhadap kasus AFP , tidak ditemukan adanya kasus.

1.2.6. Kasus HIV

Tidak ditemukan adanya kasus HIV

1.3.Status Gizi.

Berbagai usaha dalam mengatasi masalah gizi telah dilakukan melalui program

Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT),

Pemberian Kapsul vit. A, Pemberian tablet Fe. Sebagai Indikator terhadap status gizi

bayi dipergunakan Angka Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Balita di Bawah Garis

Merah (BGM)

1.3.1.Bayi dengan BBLR

Tidak terdapat kasus bayi BBLR

1.3.2. Balita di Bawah Garis Merah (BGM)

Tidak ditemukan kasus balita di bawah garis merah pada tahun 2018

1.3.3. Cakupan Ditribusi Vitamin A

Penanggulangan masalah kekurangan vitamin A dengan pemberian kapsul

vitamin A dosis tinggi pada anak balita dan ibu nifas merupakan program yang masih

terus dilaksanakan, melalui posyandu dan puskesmas. Cakupan pemberian vitamin A

pada balita tahun 2018 adalah 54,25 %.

1.3.4.Presentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Besi (Fe)

Upaya penanggulangan kasus anemia gizi dengan pemberian tablet dan sirup

besi diprioritaskan pada kelompok rawan gizi yaitu ibu hamil dan balita. Pada tahun

2018 Fe 3 100 %, Fe1 91,8 %.

Tabel.2. Distribusi Fe 1 dan Fe 3 di Wilayah UPTD Puskesmas Kartini Tahun 2015


s.d 2018

No. Tahun Jumlah bumil Fe 1 % Fe 1 Fe 3 % Fe 3


1 2015 256 252 98,46 232 69.63
2 2016 254 249 96,51 254 95
3 2017 244 244 100 224 91,8
4 2018 220 220 100 220 100
14

2. KESEHATAN LINGKUNGAN

Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan indikator-indikator

presentasi rumah sehat dan tempat-tempat umum

2.1. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan,

yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan

sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian

rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Pada tahun 2018

terdapat 91,3 % yang memiliki akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas.

2.2. Tempat-tempat Umum sehat

Tempat-tempat umum (TTU) merupakan sarana yang dikunjungi oleh banyak

orang, dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU yang sehat

adalah tempat umum yang memnuhi syarat kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih,

tempat pembuangan sampah, sarana oembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas

lantai yang sesuai dan pencahayaan yang baik. Dari beberapa TTU yang diperiksa

masih terdapat beberapa TTU yang masih belum sehat.

3. PERILAKU MASYARAKAT

Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh

terhadap derajat kesehatan, akan disajikan indikator Posyandu, presentase rumah

tangga berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), presentase penduduk yang

terlindungi Jaminan Kesehatan.

3.1.Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

(UKBM) yang paling dikenal yaitu Posyandu. Posyandu menyelenggarakan beberapa

kegiatan. Posyandu dikelompokkan menjadi 4 tingkat perkembangan yaitu pratama,

madya, purnama dan mandiri.


15

Dari 9 posyandu yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Kartini, 0 Pratama (0 %), 0

Madya (0%), 6 Purnama (66,67%), 3 Mandiri (33,3%)

3.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Tingkat kesehatan rumah dan lingkungan antara lain tercermin dari banyaknya

rumah tangga yang telah melaksanakan paling sedikit 7 dari 10 indikator Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS). Secara keseluruhan jumlah Rumah Tangga 195 diperiksa.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dari rumah yang diperiksa telah dapat diketahui bahwa

rumah yang sehat adalah sebesar 28,3% . Kemudian yang menjadi masalahah pokok

adalah kebiasaan merokok.

3.3. Penduduk yang Terlindungi Jaminan Kesehatan

Masyarakat terlindungi oleh Jaminan Kesehatan Nasional.

3.3.1 AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Jumlah kunjungan UPTD Puskesmas Kartini sebanyak 10.805 orang (2018),

10.972 orang (2017), 10.774 orang (2016) dan 7.821 orang (2015)

Gambar. 11.Kunjungan Pasien di UPTD Puskesmas Kartini Tahun 2015 s/d 2018

Jumlah Kunjungan

7821
10805
2015
2016
2017

10774 2018

10972
16

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan

menimgkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah

kesehatan. Dalam rangka mewujudkan masyaraka sehat sesuai dengan visi Puskesmas

Kartini : Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Berkwalitas dan Menjangkau

Masyarakat. Upaya kesehatan yang diutamakan yang bersifat promotif dan preventif

serta didukung dengan upaya kuratif dan rehabilitative.

4.1. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal mencakup pemberian pelayanan terhadap ibu hamil saat

kunjungan pertama (K1) dan kunjungan ulangan yang ke empat kali (K4). Cakupan K1

menggambarkan tingkat keaktifan petugas pelayanan kesehatan. Tahun 2018 terdapat

2 kunjungan (100%) , K4 192 kunjungan (87,3%) dari 244 bumil yang ada Tahun 2017

terdapat 224 kunjungan (100%) , K4 224 kunjungan (91,8%) dari 244 bumil yang ada.

Tahun 2016 terdapat 249 kunjungan (96,5%), K4 terdapat 225 kunjungan (87,5%) dari

258 bumil yang ada.


17

Gambar. 11.Kunjungan K1 dan K4 di UPTD Puskesmas Kartini Tahun 2015 s/d


2018

230

220

210

200 Jumlah K1
Jumlah K2

190

180

170
2015 2016 2017 2018

4.2. Pertolongan Persalinan

Proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu

upaya untuk penurunan angka kematian ibu dan bayi.Persalinan oleh tenaga kesehatan

berdasarkan data tahun 2018 sebesar 100% sehingga sudah mencapai target, tetapi

bila dibandingkan dengan tahun 2016 95,4%, 2015 95% terjadi peningkatan.

Tabel. 3.Presentase Linakes Wilayah UPTD Puskesmas Kartini Tahun 2018

JUMLAH PERTOLONGAN PERSALINAN


NO Kelurahan PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
JUMLAH %
1 3 4 5 6

1 Simarito 114 114 100%


2 Sipinggol-pinggol 96 96 100%
JUMLAH 210 210 100%

4.3. Cakupan Pemeriksaan Neonatal (KN)

Cakupan pemeriksaan neonatal adalah persentase neonatal yang mendapatkan

pelayanan kesehatan minimal 2 kali yang digunakan untuk melihat jangkauan dan

kualitas pelayanan terhadap bayi umur kurang dari 1 bulan.


18

Cakupan pemeriksaan neonatal dengan indikator kunjungan neonates pertama

(KN 1) dengan sasaran bayi umur 0-7 hari dan KN 2 dengan sasaran bayi umur 8-28

hari. Ini ditujukan untuk melihat jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal.

Cakupan KN tahun 2018 211 bayi dari 211 bayi (100 %)

4.4. Imunisasi

Imunisasi merupakan upaya perlindungan yang diberikan kepada kelompok

beresiko tinggi terhadap serangan penyakit khususnya dalam rangka menurunkan

angka kesakitan bayi dan ibu serta menjaga penularannnya, yang pada akhirnya

menurunkan angka kematian bayi dan ibu. Cakupan pelayanan imunisasi dapat diukur

dengan presentase desa yang telah UCI dengan indikator seluruh bayi yang ada 90 %

mendapatkan imunisasi lengkap. Semua Desa telah UCI.

4.5. Cakupan Imunisasi Bumil (TT1 dan TT2)

Cakupan pemberian imunisasi TT1 pada bumil tahun 2018 100 %,


19

BAB VI

KESIMPULAN

Dari beberapa hal-hal penting dari profil Puskesmas Kartini yang telah

dipaparkan di bab-bab sebelumnya dapat ditelaah lebih lanjut bahwa ada keberhasilan

yang telah dicapai dari beberapa program seperti program pemberantasan penyakit

menular, KIA dan KB .

Untuk kegiatan persentase bayi dengan Balita mendapat vitamin A masih kurang

yaitu 54,25%, walaupun telah mengalami peningkatan dari tahun lalu dan perlu untuk

ditingkatkan kesadaran dan pemahaman ibu-ibu akan pentingnya pemberian vitamin A

pada balita untuk pembangunan kesehatan anak.

Demikian juga untuk cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi sudah

mengalami peningkatan dari 57.08% tahun 2017, tahun 2018 sudah mencapai 92,61% .

Hal ini tercapai atas kerjasama masyarakat dan petugas kesehatan

Akses penduduk terhadap air minum dan jamban yang layak juga sudah tercaPAI

100% tetapi kebiasaan dan berprilaku hidup bersih dan sehat masih perlu ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai