Anda di halaman 1dari 10

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

8.1 Register
Dalam elektronika digital seringkali diperlukan penyimpan data sementara sebelum
data diolah lebih lanjut. Elemen penyimpan dasar adalah flip-flop. Setiap flip-flop
menyimpan sebuah bit data. Sehingga untuk menyimpan data n-bit, diperlukan n buah
flip-flop yang disusun sedemikian rupa dalam bentuk register. Suatu memori register
menyimpan data 1001 dapat ditunjukkan secara blok diagram seperti gambar 8.1.

1 0 0 1

Gambar 8.1 Blok diagram register memori 4-bit

Data biner dapat dipindahkan secara seri atau parallel (lihat gambar 8.2)
B3 b2 b1 b0
(a)

(b) b0 = 1

b1 = 0

b2 = 1

b3 = 1

Gambar 8.2 Transfer data (a) mode seri , dan (b) mode paralel

Dalam metode seri, bit-bit dipindahkan secara berurutan satu per satu : b0, b1, b2,
dan seterusnya. Dalam mode paralel, bit-bit dipindahkan secara serempak sesuai dengan
cacah jalur paralel (empat jalur untuk empat bit) secara sinkron dengan sebuah pulsa

91
clock. Ada empat cara dimana register dapat digunakan untuk menyimpan dan
memindahkan data dari satu bagian ke bagian sistem yang lain :
1. Serial input paralel output ( SIPO )
2. Serial input serial output ( SISO )
3. Paralel input parallel output ( PIPO )
4. Paralel input serial output ( PISO )

Beberapa tipe flip-flop dapat digunakan untuk membuat suatu register. Jika D FF
digunakan untuk membentuk register memori 4-bit, susunannya dapat dilihat pada
gambar 8.3.

Gambar 8.3 Rangkaian register memori 4-bit

Pada gambar 8.3 ditunjukkan sebuah register memori 4 bit yang terdiri dari 4
buah D FF. Data input dimasukkan secara paralel pada terminal A, B, C, dan D. Data
pada input akan di transfer ke output setiap ada pulsa clock secara paralel juga. Karena
data input masuk secara paralel dan output juga secara paralel maka rangkaian di atas
disebut sebagai Paralel Input dan Paralel Output (PIPO).
Data yang disimpan pada rangkaian 8.3 tidak dapat digeser dari satu D FF ke D
FF yang lainnya. Jika output QA dihubungkan ke input B, data akan di geser dari kiri ke
kanan yang dikenal sebagai shift register, seperti ditunjukkan pada gambar 8.4.
Misalkan QA dan QB diset awal ke 0. Bit pertama dimasukkan ke input flip-flop
A, jika ada clock pertama, bit tersebut akan di transfer ke output QA. Bit pertama
sekarang telah tersambung ke input B, dan bit ke dua dari data input terhubung ke input
flip-flop A. Jika ada pulsa clock kedua, bit pertama berpindah ke output QB dan bit

92
kedua berpindah ke output QA. Proses perpindahan data akan berlanjut sampai 4-bit.
Data dapat dibaca secara paralel dari QA, QB, QC, dan QD secara simultan, dikenal
sebagai Serial Input Serial Output (SISO).

Gambar 8.4 Shift Register 4-bit

Shift register juga dapat disusun dari SR FF atau JK FF, dengan penambahan fasilitas
Preset dan Clear. Rangkaian dapat digunakan untuk serial input maupun paralel input.
Untuk paralel input dan paralel output dapat ditunjukkan pada gambar 8.5

Gambar 8.5 Register paralel input paralel output

8.2 Counter
Pada bagian ini akan dibahas bagaimana flip-flop dapat digunakan di dalam counter
biner sedemikian rupa hingga keadaan-keadaan output FF menyatakan suatu bilangan
biner yang sama dengan jumlah pulsa-pulsa clock yang datang. Pada bagian ini akan

93
dipelajari beberapa jenis rangkaian counter yang paling luas penggunaannya secara
mendetail. Meskipun rangkaian – rangkaian tersebut tersedia sebagai IC, namun operasi
internalnya masih patut mendapat perhatian karena pentingnya teknik-teknik dan prinsip-
prinsip yang digunakan dan dapat diperluas untuk pemakaian-pemakaian lain.

8.2.1 Counter-Counter Asinkron


Gambar 8.6 menunjukkan suatu rangkaian counter biner 4-bit, poin-poin berikut
yang berkenaan dengan operasinya :
1. Pulsa clock hanya diberikan kepada CLK input dari FF A. Jadi, FF A akan toggle
setiap saat pulsa-pulsa CLK melakukan transisi negatip (Tinggi ke Rendah). Ingat
bahwa untuk semua J=K=1.
2. Output FF A berfungsi sebagai CLK input untuk FF B, sehingga FF B akan toggle
setiap saat output A berubah dari 1 ke 0. Demikian juga FF C akan toggle pada
saat B berubah dari 1 ke 0 dan FF D akan toggle apabila C berubah dari 1 ke 0.
3. Tabel 8.1 menunjukkan urutan keadaan-keadaan biner, dengan D sebagai MSB
dan A sebagai LSB maka akan dihasilkan urutan counting biner dari 0000 sampai
1111.
4. Setelah terjadi pulsa ke 15, counter FF berada dalam keadaan 111. Atas komando
pulsa clock yang ke 16 FF A beruabah dari 1 ke 0, yang menyebabkan FF B
berubah dari 1 ke 0, dan seterusnya sampai counter berada dalam keadaan 0000.
Dengan kata lain, counter tersebut telah melewati satu cycle lengkap dan telah
recycled kembali ke 0000, dimana counter akan mulai suatu cycle counting baru
apabila diberikan pulsa-pulsa clock berikutnya.

Jenis counter ini dikenal sebagai counter asinkron. Karena kerjanya saling menunggu,
maka terjadi penundaan antara respond dari setiap FF. Pada FF modern penundaan ini
sangat kecil (10-40 ns), tapi dalam beberapa hal penundaan ini dapat menyulitkan.
Dikarenakan cara bekerjanya, jenis counter ini juga umum dikenal sebagai ripple
counter.

94
* Semua J dan K input diasumsikan sama dengan 1.
Gambar 8.6 Counter Asinkron 4-bit
Tabel 8.1
D C B A Jumlah pulsa clock
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 2
0 0 1 1 3
0 1 0 0 4
0 1 0 1 5
0 1 1 0 6
0 1 1 1 7
1 0 0 0 8
1 0 0 1 9
1 0 1 0 10
1 0 1 1 11
1 1 0 0 12
1 1 0 1 13
1 1 1 0 14
1 1 1 1 15
0 0 0 0 16 ( recycles )
0 0 0 1 17
0 0 1 0 18
0 0 1 1 19
0 1 0 0 20
0 1 0 1 21

Modulo Number
Counter pada gambar 8.6 mempunyai 16 kedudukan yang berbeda (0000 sampai
1111). Jadi counter ini merupakan Mod-16 ripple counter. Ingat bahwa Modulo number
selalu sama dengan jumlah kedudukan atau keadaan yang dilewati counter dalam setiap

95
cycle lengkap sebelum recycle kembali ke kedudukan permulaannya. Mod number
dengan mudah dapat diperbesar dengan menambah lebih banyak FF pada counter. Yaitu :
Modulo number = 2N
Dimana N adalah jumlah FF yang dihubungkan dalam susunan counter. Misalnya apabila
digunakan lima FF, maka akan didapatkan mod-32 counter (25 = 32), yang berarti
memiliki 32 kedudukan yang berbeda (00000 sampai 11111).

8.2.2 Self-Stopping Ripple Counter


Ada kemungkinan untuk memakai counter gambar 8.6 dan memodifikasi
sedemikian rupa hingga hanya menghitung sampai nilai biner tertentu dan kemudian
berhenti menghitung meskipun pulsa clock terus menerus diberikan. Misalnya, 4-bit
ripple counter normalnya akan menghitung sampai 1111 (15). Apabila kita akan
menghitung sampai 1001 (desimal 9) dan kemudian berhenti, rangkaiannya dapat
ditunjukkan seperti gambar 8.7.

* Input J dan K dari FF B, C, D semuanya sama dengan 1


Gambar 8.7 Self stopping ripple counter yang berhenti pada 1001

8.2.3 Counter-Counter dengan Sembarang/Setiap Mod Number


Ripple counter pada gambar 8.6 terbatas pada Mod number yang merupakan hasil
pemangkatan-pemangkatan bilangan 2. Ripple counter dapat dengan mudah dimodifikasi
untuk menghasilkan setiap mod number yang diinginkan dengan cara membuat counter
tersebut menjadi apa yang disebut skip states. Satu contoh ditunjukkan pada gambar 8.8.

96
* Semua input J dan K dari FF A, B, dan C semuanya sama dengan 1

Gambar 8.8 Mod-6 counter dengan meng-clear suatu mod-8 counter pada saat
terjadi hitungan keenam (110)

8.2.4 Counter Sinkron


Masalah yang dihadapi ripple counter disebabkan oleh berakumulasinya
penundaan perambatan FF. Kesukaran-kesukaran ini dapat diatasi dengan menggunakan
counter sinkron atau paralel, dimana semua FF di-trigger secara serentak (secara paralel)
oleh pulsa clock. Karena pulsa-pulsa input diberikan kepada semua FF, maka harus
digunakan beberapa cara untuk mengontrol kapan tiap-tiap FF harus toggle atau diam tak
terpengaruh oleh suatu pulsa clock.
Berikut dibahas bagaimana merancang counter sinkron modulo-8 dengan
menggunakan JK Flip-Flop.
Counter modulo-8 membutuhkan tiga buah flip-flop, yang mampu mencacah dari 000
sampai 111 dan berulang. Runtutan cacahan ditunjukkan pada tabel 8.2.

97
Tabel 8.2 Tabel counter mod-8 binary counter
Present State Next State
A B C A+ B+ C+
0 0 0 0 0 1
0 0 1 0 1 0
0 1 0 0 1 1
0 1 1 1 0 0
1 0 0 1 0 1
1 0 1 1 1 0
1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 0 0

Untuk menganalisis lebih lanjut harus diingat tabel exitasi dari JK FF, seperti ditunjukkan
pada tabel 8.3

Tabel 8.3 tabel exitasi untuk JK Flip-Flop


Present Next Input
State State
Q Q+ J K
0 to 0 0 x
0 to 1 1 x
1 to 1 x 0
1 to 0 x 1

Langkah perancangan selanjutnya yaitu dengan menggunakan tabel present state, next
state dan exitasi Jk FF seperti ditunjukkan tabel 8.4

Tabel 8.4
A B C A+ B+ C+ JA KA JB KB JC KC
0 0 0 0 0 1 0 x 0 x 1 x
0 0 1 0 1 0 0 x 1 x x 1
0 1 0 0 1 1 0 x x 0 1 x
0 1 1 1 0 0 1 x x 1 x 1
1 0 0 1 0 1 x 0 0 x 1 x
1 0 1 1 1 0 x 0 1 x x 1
1 1 0 1 1 1 x 0 x 0 1 x
1 1 1 0 0 0 x 1 x 1 x 1

Dari tabel di atas dibuat peta karnaugh untuk input J dan K :

98
BA BA
00 01 11 10 00 01 11 10
C C

0 0 x x 0 0 x 0 0 x
1 0 x x 1 1 x 0 1 x

JA = B C KA = B C

BA BA
00 01 11 10 00 01 11 10
C C

0 0 0 x x 0 x x 0 0
1 1 1 x x 1 x x 1 1

JB = C KB = C

BA BA 00 01 11 10
00 01 11 10
C C

0 1 1 1 1 0 x x x x
1 x x x x 1 1 1 1 1

JC = 1 KC = 1
Dari persamaan J dan K untuk masing-masing FF dapat disusun rangkaian counter
sinkron modulo-8 sebagai berikut :

J C J B J A
1

K C' K B’ K A'

CLOCK
Gambar 8.9 Implementasi JK FF sebagai counter sinkron modulo-8

99
Soal :
1. Buatlah counter asinkron modulo-5 dari JK Flip-Flop
2. Buatlah counter sinkron modulo-5 dari JK Flip-Flop
3. Sebutkan keuntungan counter sinkron dibandingkan counter asinkron

100

Anda mungkin juga menyukai