Paper Pak Manap Yea9 June
Paper Pak Manap Yea9 June
Pengertian Beton
Beton adalah campuran dari semen Portland, air, agregat seperti pasir, krikil /batu
pecah yang kemudian dituang, dicetak lalu didiamkan akan mengeras seperti batuan.
Beton yang sudah keras dapat dianggap sebagai batu tiruan. Dengan rongga-rongga
antara butiran yang besar (agregat kasar, kerikil atau batu pecah) diisi oleh butiran yang
lebih kecil (agregat halus, pasir) dan pori-pori antara agregat halus ini diisi oleh semen dan
air (pasta semen). Pasta semen ini selain mengisi pori-pori diantara butiran-butiran agregat
halus jugabersifat sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan. Sehingga butiran-
butiran agregat saling terekat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang
kompak/padat
Sejarah
1
penggunaan yang serupa bisa dilihat pada beberapa bangunan kuno yang tersisa. Benteng
Indrapatra di Aceh yang dibangun pada abad ke-7 oleh kerajaan Lamuri, bahan
bangunannya berupa kapur, tanah liat, dan batu gunung. Orang Mesir telah menemukan
sebelumnya bahwa dengan memakai aditif debu vulkanik mampu meningkatkan kuat tekan
beton.
Penggunaan beton secara masif diawali pada permulaan abad 19 dan merupakan
awal era beton bertulang. Pada tahun 1801, F.Coignet menerbitkan tulisannya mengenai
prinsip-prinsip konstruksi dengan meninjau kelembaban bahan beton terhadap taruknya.
Pada tahun 1850, J.L. Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan
semen untuk dipamerkan dalam Expo tahun 1855 di Paris. J.Moiner, seorang ahli taman
dari Prancis mematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi taruknya
yang digunakan untuk tanamannya. Pada tahun 1886, Koenen menerbitkan tulisan
mengenai teori dan perancangan struktur beton. C.A.P Turner mengembangkan pelat slab
tanpa balok tahun 1906.
Beton adalah suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat
suatu campuran yaitu semen, pasir, kerikil dan air untuk membuat campuran tersebut
menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan.
Kumpulan material tersebut terdiri dari agregat yang halus dan kasar. Semen dan air
berinteraksi secara kimiawi untuk mengikat partikel-partikel agregat tersebut menjadi
suatu massa padat.
Beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimia sejumlah material
pembentuknya. DPU-LPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara
semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan
air,dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1).
2
II. Fungsi beton pada bangunan
Beton memiliki sifat yang kuat terhadap gaya tekan namun lemah terhadap
gaya tarik. Oleh karena itu, beton dapat mengalami retak jika beban yang dipikulnya
menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat tariknya.
Jika sebuah balok beton (tanpa tulangan) ditumpu oleh tumpuan sederhana (sendi dan rol),
dan di atas balok tersebut bekerja beban terpusat P serta beban merata q, maka akan timbul
momen luar sehingga balok akan melengkung ke bawah.
Pada
balok yang melengkung ke bawah akibat beban luar ini pada dasarnya ditahan oleh kopel
gaya-gaya dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik. Jadi pada serat-serat balok bagian
tepi atas akan menahan tegangan tekan, dan semakin ke bawah tegangan tersebut akan
semakin kecil. Sebaliknya, pada serat-serat bagian tepi bawah akan menahan tegangan
tarik, dan semakin ke atas tegangan tariknya akan semakin kecil pula.
Pada tengah bentang (garis netral) , serat-serat beton tidak mengalami tegangan
sama sekali (tegangan tekan dan tarik = 0).
Jika beban diatas balok terlalu besar maka garis netral bagian bawah akan
mengalami tegangan tarik cukup besar yang dapat mengakibatkan retak pada beton pada
bagian bawah.Keadaan ini terjadi terutama pada daerah beton yang momennya besar, yaitu
pada lapangan/tengah bentang.
3
Fungsi utama beton pada bangunan yaitu untuk:
4
6. Kuat untuk struktur berat
Kuat tekannya yang tinggi mengakibatkan jika dikombinasikan
dengan baja tulangan (yang kuat tariknya tinggi) dapat dikatakan mampu
dibuat untuk struktur berat. Beton dan baja boleh dikatakan mempunyai
koefisien muai yang hampir sama. Saat ini beton banyak dipakai untuk
pondasi, dinding, jalan raya, landasan udara, gedung, penampung air,
pelabuhan, bendungan, jembatan, dan lain sebagainya.
Kekurangan beton
1. Kuat tarik rendah
Beton memiliki kuat tarik yang rendah. Sehingga mudah retak. Oleh
karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa(meshes).
2. Sulit untuk kedap air secara sempurna
Beton sulit untuk kedapp air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan
beton.
3. Bersifat getas
Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan di
detail secara seksama agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan
menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
4. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah.
Sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton
yang panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
5. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu
Sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah
terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
5
IV. Bahan bahan yang digunakan untuk beton dan fungsinya
Pada umumnya beton terdiri dari ± 15 % semen, ± 8 % air, ± 3 % udara, selebihnya
pasir dan kerikil. Campuran tersebut setelah mengeras mempunyai sifat yang berbeda-
beda, tergantung pada cara pembuatannya. Perbandingan campuran, cara pencampuran,
cara mengangkut, cara mencetak, cara memadatkan, dan sebagainya akan mempengaruhi
sifat-sifat beton.(Wuryati Samekto, 2001).
Bahan yang digunakan meliputi pasir, memiliki butiran 0,15 mm-4,8 mm. krikil,
memiliki butiran lebih besar 4,8mm-80mm dan untuk beton normal maksimum 40 mm.
Fungsi pasir dan krikil pada beton sebagai bahan pengisi kadarnya 65-85% volume
beton
Pasir dan krikil dibedakan dua macam, yaitu alami dan batu pecah/ split.
A. Semen Portland
1. Pengertian
Adalah bahan pengikat hidrolis yang diperoleh dengan penggilingan halus
klingker dan gips terdiri dari senyawa-senyawa kalsium silica, alumina, dan besi
bila dicampur dengan air akan mengikat dan mengeras (membatu) bila direndam
dalam air tidak akan larut
2. Fungsi semen
a. Bahan pengikat agregat (pasir dan krikil)
b. Mengisi rongga-rongga antar butiran pasir
c. Kadar semen pada beton ±10%
6
3. Bahan baku pc
a. Batu kapur : CaCO₃ : 60 – 65 %
b. Pasir silica : SiO₂ : 17 – 25%
c. Tanah liat/tanah tawas : AL₂O₃ :3–8%
d. Pasir besi : Fe₂O₃ : 0,5 – 6%
4. Pembuatan
a. Basah & kering
Bahan baku digiling jadi bubur (umpan) → cara basah
Bahan baku digiling cara kering jadi tepung → cara kering
b. Pembakaran
Suhu 105°C : air menguap, batu kapur kering oven
Suhu 350°C : air secara kimia hilang, berwarna kemerah-
merahan
Suhu 800°C : terjadi kalsinasi, tepung kapur CaCO3 –
cao (kapur tohor)
Suhu 1350-1550°C : terjadi sintering/pelelehan, namun tidak
semua caco3 berkalsinasi menjadi cao
c. Pendinginan sampai suhu 60°C → diperoleh klingker
d. Penggilingan bersama gips/kalsium sulfat CaSO₄ (2 – 4%) untuk
mengatur pengikatan, penggilingan sampai halus
5. Sifat-sifat semen
Klingker terdiri dari oksida-oksida (hasil analisa semen)
Oksida kapur : CaO
Oksida silica : SiO₂
Oksida alumina : AL₂O₃
Oksida besi : Fe₂O₃
Oksida magnesia : MgO
Oksida sulfur : SO₃
Oksida soda/potas : Na₂O + K₂O
7
Oksida-oksida ini berinteraksi/bersenyawa satu dengan yang lainnya : sehingga
membentuk senyawa yang disebut senyawa klingker yaitu:
Sifat C₃S dan C₂S kalau bereaksi dengan air akan terjadi mengikat dan
mengeras dan mengeluarkan panas hidrasi, C₃S lebih cepat mengikat dan
mengeras dibanding C₂S
Senyawa C₂S lambat pertumbuhan mengikat dan mengeras tetapi
mempunyai sifat tahan terhadap serangan kimia
Senyawa C₃A sangat cepat bereaksi dengan air sehingga cepat mengeras
dan memberi kekuatan pada semen. Senyawa ini juga mengeluarkan panas
hidrasi yang lebih tinggi, sehingga pada semen yang mempunyai kadar
C₃S dan C₃A kadar yang tinggi semen akan mempunyai kekuatan awal
yang tinggi, kadar C₃A yang tinggi akan memperlemah terhadap
ketahanan terhadap senyawa sulfat
Senyawa C₄AF kurang berpengaruh terhadap senyawa semen terutama
pada pegikatan, pengaruhnya berada pada proses pengerasan.
Senyawa semen dengan air
Empat senyawa semen diatas bila dicampur air akan mengikat dan
mengeras serta mengeluarkan panas yang disebut panas hidrasi semen
sebesar 50°C - 60°C tergantung besarnya kadar senyawa semen tersebut
diatas.
8
6. Sifat fisik semen
a. Pengikatan semen (pengikatan awal dan akhir)
Pada pengerasan semen dikenal dengan adanya waktu pengikatan awal
(initial setting) dan waktu pengikatan akhir (fnal setting). Waktu
pengikatan awal dihitung sejak semen tercampur dengan air hingga
mengeras. Pengikatan awal untuk semua jenis semen harus diantara 60-
120 menit.
b. Kehalusan semen (analisa ayak dan pesawat Blaine)
Semakin halus semen, maka permukaan butirannya akan semakin luas,
sehingga persenyawaannya dengan air akan semakin cepat dan
membutuhkan air dalam jumlah yang besar pula.
c. Berat jenis semen
Berat jenis semen pada umumnya berkisar 3,15 kg/liter
d. Kekuatan semen
e. Kekal bentuk semen
Pasta semen yang dibuat dalam bentuk tertentu dan bentuknya tidak
berubah pada waktu mengeras, maka semen tersebut mempunyai sifat
kekal bentuk.
f. Pengaruh suhu
Pengikatan semen berlangsung dengan baik pada suhu 35°C dan berjalan
dengan lambat pada suhu dibawah 15°C.
g. Pengerasan awal palsu
Gips yang terurai lebih dulu dapat menimbulkan efek pengerasan palsi,
seolah-olah semen tersesuai mulai mengeras tetapi pengaruhnya terhadap
sifat semen tidak berubah. Pengerasan palsi biasanya terjadi jika semen
mengeras kurang dari 60 menit.
9
7. Jenis-jenis semen
a. Semen non-hidrolik
Semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam
air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh utama adalah kapur.
b. Semen hidrolik
Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan
mengeras didalam air. Contoh :
1. Kapur hidrolik, sebagian besar (65%-75%) bahan kapur
hidrolik terbuat dari batugamping, yaitu kalsium karbonat
berserta bahan pengikutnya berupa silika, alumina, magnesia,
dan oksida besi.
2. Semen pozollan, sejenis bahan yang mengandung silisium atau
aluminium, yang tidak mempunyai sifat penyemenan.
Butirannya halus dan dapat bereaksi dengan kalsium
hidroksida pada suhu ruang serta membentuk senyawa-
senyawa yang mempunyai sifat-sifat semen.
3. Semen terak, semen hidrolik yang sebagian besar terdiri dari
suatu campuran seragam serta kuat dari terak tanur kapur
tinggi dan kapur tohor. Sekitar 60% beratnya berasal terak
tanur tinggi. Campuran ini biasanya tidak dibakar. Jenis semen
terak ada dua yaitu: a. bahan yang dapat digunakan sebagai
kombinasi portland cement dalam pembuatan beton dan
sebagai kombinasi kapur dalam pembuatan adukan tembok, b.
bahan yang mengandung bahan pembantu berupa udara, yang
digunakan seperti halnya jenis pertama.
4. Semen alam, dihasilkan melalui pembakaran batu kapur yang
mengandung lempung pada suhu lebih rendah dari suhu
10
pengerasan. Hasil pembakaran kemudian digiling menjadi
serbuk halus. Semen alam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. semen alam yang digunakan bersama-sama dengan portland
cement dalam suatu konstruksi,
b. semen alam yang telah dibubuhi bahan pembantu, yaitu
udara yang ungsinya sama dengan jenis pertama.
5. Semen portland, bahan konstruksi yang paling banyak
digunakan dalam pekerjaan beton. Semen portland adalah
semen hirolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang
terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya
mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai
bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan
utamanya.
6. Semen portland pozollan, campuran semen portland dan
bahan-bahan yang bersifat pozollan seperti terak tanur tinggi
dan hasil residu.
7. Semen putih, semen portland yang kadar oksida besinya
rendah, kurang dari 0,5%.
8. Semen alumnia, dihasilkan melalui pembakaran batu kapur
dan bauksit yang telah digiling halus pada temperatur 16000C.
Hasil pembakaran tersebut berbentuk klinker dan selanjutnya
dihaluskan hingga menyerupai bubuk. Jadilah semen alumnia
yang berwarna abu-abu.
11
Type I
Semen portland jenenis umum (normal portland cement), yaitu jenis semen
portland untuk penggunaan dalam kontruksi beton secara umum tidak memerlukan
sifat-sifat khusus. Misalnya untuk pembuatan trotoar, urung-urung, pasangan bata,
dan sebagainya.
Type II
Semen jenis umum dengan perubahan-perubahan (modified portland
cement). Semen ini memiliki panas hidrasi lebih rendah dan keluarnya panas lebih
lambat daripada semen jenis I. Jenis ini digunakan untuk bangunan tebal tebal
seperti pilar dengan ukuran besar, tumpuan dan dinding tanah tanah tebal, dan
sebagainya retak-retak pengerasan. Jenis ini juga dapat digunakan untuk bangunan-
bangunan drainase di tempat yang memiliki sulfat agak tinggi.
Type III
Semen portland dengan kekuatan awal tinggi (hogh-early-strength-portland-
cement). Jenis ini memperoleh kekuatan besar delam waktu singkat, sehingga dapat
digunakan untuk perbaikan bangunan-bangunan beton yang perlu segara digunakan
atau yang acuannya perlu segera dilepas.
Type IV
Semen portland dengan panas hidrasi yang rendah (low-heat portland-
cement). Jenis ini merupakan jenis khusus untuk penggunaan yag memerlukan
panas hidrasi serendah-rendahnya. Kekuatannya tumbuh lambat. Jenis ini
digunakan untuk bangunan beton massa seperti bendungan-bendungan garavitasi
besar.
12
Type V
Semen portland tahan sulfat (sulfate-resisting portland cement). Jenis ini
merupakan jenis khusus yag maksudnya hanya untuk penggunaan pada bangunan-
bangunan yang kena sulfat, seperti di tanah atau air tang tinggi kadar alkalinya.
Pengerasan berjalan lebih lambat daripada semen portlan biasa.
B. Agregat
Agregat menempati 65-85% volum total dari beton, sifat-sifatnya sangat mempengaruhi
kualitas beton. Agregat yang baik seharusnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Keras dan kuat
2. Bersih
3. Tahan lama
4. Masa jenis tinggi
5. Butir bulat
6. Distribusi ukuran butir yang cocok.
Agregat dapat diperoleh dari proses pelapukan dan abrasi atau pemecahan massa
batuan induk yang lebih besar. Oleh karena itu, sifat agregat tergantung dari sifat batuan
induk. Sifat-sifat tersebut diantaranya, komposisi kimia dan mineral, klasifikasi
petrografik , berat jenis kekerasan (hardness), kekuatan, stabilitas fisika dan kimia,
sstruktur pori, warna dan lain-lain. Namun, ada juga sifat agregat yang tidak bergantung
dari sifat batuan induk, yaitu ukuran dan bentuk partikel, tekstur dan absorbs permukaan.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau
agregat buatan (artificial aggregates). Secara umum agregat dapat dibedakan berdasarkan
ukurannya, yaitu agregat kasar dan agregat halus. Batasan antara agregat halus dan
agregat kasar yaitu 4,80 mm (British Standard) atau 4,75 (Standar ASTM). Agregat kasar
adalah batuan yang ukuran butirannya lebih besar dari 4,8- mm(4,75 mm). Agregat
dengan ukuran lebih besar dari 4,80- 40 mm disebut kerikil beton yang lebih dari 40 mm
disebut kerikil kasar.
13
Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih kecil dari
40 mm. Agregat yang ukurannya lebih besar dari 40 mm digunakan untuk pekerjaan sipil
lainnya, misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul-tanggul penahan tanah, bronjong atau
bendungan, dan lainnya. Agregat halus biasanya dinamakan pasir dan agregat kasar
dinamakan kerikil, split, batu pecah, kricak dan lainnya.
14
Syarat – syarat mutu agregat kasar
1. Kadar lumpur maksimum 1%
2. Kekerasan
a. Dengan batang tembaga, maksimum 20% berat
b. Ke-ausan dengan Los Angeles maksimum 50% berat
c. Kehancuran dengan bejana Rudolf yang hancur lolos ayakan
2mm maksimum 32%
3. Kadar yang pipih, lonjong maksimum 20% berat
4. Memiliki ke-kekalan bentuk
a. Diuji dengan larutan SaO4 yang larut maksimum 12%
b. Diuji dengan MgSO4 yang larut maksimum 10%
Data-data krikil yang harus diketahui untuk merancang campuran
beton, adalah:
1) Berat jenis SSD
2) Penyerapan SSD
3) Bobot isi
4) Butiran terbesar: 10 mm, 20 mm, 40 mm
5) Jenis krikil (alami atau pecah)
Ukurannya bervariasi antara ukuran No. 4 dan No. 100 saringan Standar Amerika.
Agregat halus yang baik harus bebas organic, lempung, partikel, yang lebih kecil dari
saringan No. 100, atau bahan-bahan lain yang dapat merusak campuran beton. Variasi
ukuran dalam suatu campuran harus mempunyai gradasi yang baik, yang sesuai dengan
standar analisis saringan dari ASTM ( American Society of Testing and Materials)
15
Syarat – syarat mutu pasir:
1. Kadar lumpur kecil/tidak ada
Kadar lumpur memiliki angka maksimum 5%. Jika melewati batas maka
berpengaruh pada beton:
a. Mengurangi kelekatan antara semen dan pasir/krikil
b. Memerlukan banyak air
c. Beton menjadi susut
d. Beton akan terjadi retak retak rambut
16
Data pasir yang harus diketahui untuk merancang campuran beton, meliputi:
a. Berat jenis
b. Bobot isi
c. Gradasi
d. Jenis (alami atau pecah)
C. Air
Syarat – syarat mutu air:
1. Air harus bersih dari kotoran
2. Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda-benda terapung yang dapat dilihat
secara visual
3. Tidak mengandung garam-garam yang larut dan dapat merusak beton, misalkan:
a. Asam-asam/zat organic yang lebih dari 15 gr/liter
b. Kandungan chlorida tidak lebih dari 500 ppm, untuk beton pratekan tidak
boleh lebih dari 50 ppm
c. Senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 ppm
4. Kekuatan tekan bila dibuat campuran air dan semen, dibandingkan dengan air dan
air suling tidak lebih dari 90%
Fungsi air:
1. Sebagai bahan persenyawaan semen
2. Sebagai air pengaduk pada pembuatan beton (workability)
3. Sebagai pemeliharaan (curing) pada waktu beton masih basah
17
V. Syarat syarat mutu bahan beton dan pengaruhnya apabila
tidak memenuhi syarat jika digunakan untuk beton
Berikut ini adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh air yang akan digunakan
sebagai campuran beton. Jika ketentuan-ketentuan di bawah ini tidak terpenuhi,
sebaiknya air tidak digunakan untuk membuat campuran beton. Syarat-syarat
tersebut antara lain:
1. Garam-garam anorganik
Konsetrasi garam-garam tersebut hingga 500 ppm dalam campuran beton
masih diijinkan.
2. NaCl dan Sulfat
Konsentrasi NaCl atau garam dapur sebesar 20000 ppm pada umumnya
masih diijinkan.
3. Air asam
Penggunaan air dengan pH diatas 3,00 harus dihindarkan.
4. Air biasa
Konsetrasi basa lebih tinggi dari 0,5% berat semen akan
mempengaruhikekuatan beton.
18
5. Air gula
Apabila kadar gula dalam campuran dinaikkan hingga mencapai 0,2% dari
berat semen, maka waktu pengikatan biasanya akan semakin cepat. Gula
sebanyak 0,25% akan mempengaruhi kekuatan beton
6. Minyak
Minyak mineral atau minyak tanah dengan kosentrasi lebih dari 2%
beratsemen dapat mengurangi kekuatan beton hingga 20%.
7. Rumput laut
Rumput laut yang tercampur dalam air campuran beton. Dapat
menyebabkanberkurangnya kekuatan beton secara signifikan.
8. Zat-zat organik, lanau dan bahan-bahan terapung
Kira-kira 2000 ppm lempung yang terapung atau bahan-bahan halus yang
berasal dari batuan diijinkan dalam campuran.
9. Pencemaran limbah industri atau air limbah
Air yang tercemar limbah sebelum dipakai harus dianalisis
kandunganpengotornya dan diuji untuk mengetahui pengikatannya dan
kekuatan tekan betonnya.
Syarat-syarat air untuk campuran beton sesuai standar PBI 1971/NI-2 pasal 3.6,
yaitu :
19
Syarat Mutu Agregat :
1) Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir
agregat halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
cuaca, seperti terik matahari atau hujan.
2) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap berat kering). Lumpur adalah bagian yang dapat melalui saringan
0,063 mm. Bila kadar lumpur melampaui batas 5% maka agregat harus
dicuci dahulu sebelum digunakan pada campuran.
3) Agregat halus tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak yang
harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder (dengan
larutan NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan ini juga
dapat dipakai asalkan kuat tekan adukan beton agregat tersebut pada umur
7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan yang sama tetapi
dicuci dengan larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci bersih dengan air,
pada umur yang sama.
4) Agregat halus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam dan melewati
ayakan sebesar 4,75 mm.
5) Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton, kecuali dengan petunjuk lembaga pemeriksaan bahan yang diakui.
20
Tabel 1.Persyaratan Gradasi Agregat Halus ASTM C. 33-97
(Sumber : Concrete Technology, Neville & Brooks, 1987)
Ukuran Saringan Persentase Lolos
(mm) Saringan (%)
9,5 100
4,75 95-100
2,36 80-100
1,18 55-85
0,60 25-60
0,30 10-30
0,15 2-10
1) Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak
berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat
dipakai apabila jumlah butir-butir tersebut tidak melebihi dari 20 % berat
agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar tersebut harus bersifat kekal
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
2) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan
dari berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melebihi 1%
maka agregat harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan.
3) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat reaktif alkali.
4) Keausan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan mesin Los Angelos
dengan syarat-syarat tertentu.
5) Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
tidak melewati saringan 5 mm.
21
6) Besar butiran agregat maksimal tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil
antar bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 dari tebal plat, atau 3/4 dari
jarak bersih minimal antara batang-batang atas berkas tulangan.
22
(RKS), masih mengunakan mutu beton dengan “K” (karakteristik). Jadi
jangan coba, sesekali memesan mutu beton K-300 apabila di RKS tercantum
mutu beton fc’ 30 Mpa karena bisa menimbulkan kegagalan struktur bangunan
beton bertulang.
Contoh perhitungan mutu beton fc’ 30 Mpa, menjadi “K”. Misalkan mutu
beton di RKS 30 Mpa, maka kita dapat menghitung dengan konversi benda uji
kubus ke silinder, yakni berkisar 0,83 dan konversi satuan Mpa ke kg/cm2,
yakni sama dengan 10. Jadi mutu beton adalah sama dengan 30*10/0,83 = 361
kg/cm2.
Sebagai catatan tambahan. Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton
dikatakan dicapai dengan memuaskan bila persyaratan berikut terpenuhi :
(i). Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil benda uji yang masing masing
terdiri dari empat hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc’ + 0,82 S). (ii).
Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) mempunyai nilai
dibawah 0,85 fc’.
Beton keras yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama / awet, kedap air, tahan
aus, dan sedikit mengalami perubahan volume (kembang susutnya kecil).
23
A. Beton Segar / Beton Masih Basah
Ada 2 hal yang harus dipenuhi ketika membuat beton:
Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton yang
mengeras, seperti kekuatan, keawetan, dan kestabilan volume; dan
Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika beton
dalam kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan tanpa
adanya bleeding dan segregation.
1) Slump test
2) Compaction test
3) Flow test
4) Remoulding test
5) Mixer test
Kemudahan dapat dilihat dari nilai slump yang identik dengan tingkat
keplastisan beton, semakin mudah pengerjaannya. Terjadinya workability ialah
saat beton dikerjakan.
a. Kadar air pengaduk
Jumlah air pecampur, semakin banyak air semakin medah untuk dikerjakan
24
b. Faktor Air Semen
Faktor air dan semen adalah perbandingan antara berat air dibandingkan
dengan berat semen
Jika FAS tetap, semakin banyak semen semakin berarti semakin banyak
kebutuhan air sehingga keplastisannya-pun akan lebih tinggi.
Dalam perencanaan campuran adukan beton, nilai faktor air semen dapat
anda tetapkan dengan salah satu cara dari 2 cara berikut :
1) Cara Pertama :
Berdasarkan jenis semen yang dipakai dan kuat tekan rata-rata perlu
pada umur beton tertentu, nilai faktor air semen dapat ditetapkan
dengan mengacu pada Grafik hubungan antara kuat tekan beton dan
faktor air semen di atas.
Langkah penetapannya dapat dilakukan dengan cara berikut :
a) Pada sumbu vertical tetapkan nilai fcr’, lalu Tarik ke kanan
sampai memotong kurva yang sesuai
b) Dari titik potong tersebut tariklah garis ke bawah, maka akan
ditemukan nilai FAS (Faktor Air Semen)
25
2) Cara Kedua :
Berdasarkan jenis semen yang dipakai, jenis agregat kasar, dan
kuat tekan rata-rata perlu pada umur beton tertentu, ditetapkan nilai
faktor air semen dengan cara :
26
1. Lihat tabel perkiraan kuat tekan beton di bawah, dengan data
jenis semen, jenis agregat kasar, dan umur beton yang
dikehendaki, dibaca perkiraan kuat tekan rata-rata perlu
seandainya dipakai fas = 0,50.
2. Pada grafik di bawah, buatlah titik A dengan nilai fas = 0,50
(sebagai absis) dan kuat tekan rata-rata perlu yang diperoleh
dari tabel (sebagai ordinat). Pada titik A tersebut kemudian
dibuat grafik baru yang bentuknya sama dengan 2 grafik yang
sudah ada di dekatnya, selanjutnya ditarik garis mendatar dari
sumbu tegak (ordinat) di kiri pada kuat tekan rata-rata perlu
memotong grafik baru tersebut. Dari titik potong itu kemudian
ditarik garis ke bawah sampai memotong sumbu mendatar
(absis) dan dapat dibaca nilai faktor-air-semen yang dicari.
Alami (kerikil) 17 23 33 40
I, II, V
Buatan (batu pecah) 19 27 37 45
Alami (kerikil) 21 28 38 44
III
Buatan (batu pecah) 25 33 44 48
27
c. Gradasi agregat
2. Kohesifnes
Yaitu, sifat-sifat untuk saling melekat.
Terjadinya: saat bahan-bahan beton dicampur dengan air terutama semennya.
Dipengaruhi oleh:
a. Kehalusan semen
b. Kadar air pengaduk
c. Permukaan agregat
3. Setting time
Adalah sifat beton-semen waktu mengikat dan mengeras.
Terjadinya: saat beton dicampur dengan air kemudian didiamkan
Dipengaruhi oleh:
a. Jenis semen yang digunakan
b. Faktor air semen
c. Suhu lingkungan
d. Bahan tambah (admixture)
28
4. Bleeding
Kecendrungan Air untuk naik kepermukaan pada beton yang baru dipadatkan
dinamakan Bleeding. Air yang naik ini membawa semen dan butir-butir halus pasir,
yang pada saat beton mengeras nantinya akan membentuk selaput (laitance).
Terjadinya: saat beton sedang dipadatkan
Dipengaruhi oleh:
a. Cara pemadatan beton
b. Kadar air yang digunakan
c. Bahan tambah (admixture)
5. Segregasi
Yaitu, kecenderungan butir butir kasar untuk lepas dari campuran beton.
Hal ini akan menyebabkan sarang kerikil yang pada akhirnya akan
menyebabkan keropos pada beton. segregasi ini disebabkan oleh beberapa hal.
pertama, campuran kurus atau kurang semen. kedua, banyak air. ketiga, besar ukuran
agregat maksimum lebih dari 40 mm. keempat, permukaan butir agregat; semakin
kasar permukaan butir agregat, semakin mudah terjadi segregasi.
Terjadinya: saat beton segar dituangkan dan dipadatkan.
29
Dipengaruhi oleh:
a. Tinggi jatuh penuangan
b. Sifat-sifat agregat
c. Kadar agregat kasar
d. Bahan tambah (admixture)
Pecobaan slump dilakukan untuk mengetahui tingkat kemudahan pengerjaan. Percoban ini
dilakukan dengan alat berbentuk kerucut terpancung, yang daimeter atasnya 10cm dan
dimeter bawahnya 20cm dan tinggi 30cm, dilengkapi dengan kuping untuk mengangkat
beton segar dan tongkat pemadat diameter 16 mm sepanjang minimal 60 cm.
30
(1) Siapkan alat-alat slump,termaksud centong untuk memasukan semen.
(3) Jika dihitung, tinggi lapisan 1/3 pertama + 7 cm, tinggi nlapisan kedua + 9
dan sisanya menjadi tinggi lapisan kedua.
(4) Masukkan beton dengan centong secara hati-hati setinggi 1/3 Volume (jangan
sampai alat slump bergerak).
(6) lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga.
(8) Angkat alat slump secara hati-hati (jangan sampai miring) hingga mengenai
sisi beton segar.
(10)Ukur rata-rata tinggi slump, diukur dari tinggi permukaan alat sampai tinggi
permukaan beton yang jatuh.
Ada tiga jenis slump yaitu slum sejati, slum geser dan slump runtuh.
31
Dalam pemeriksaan slump beton biasanya akan didapat 3 jenis slump,
yaitu slump sejati (murni), slump geser, dan slump runtuh. Slump sejati dijumpai
pada beton yang kohesi.
Untuk mencegah penggunaan adukan beton yang terlalu encer atau kental,
dianjurkan untuk menggunakan nilai – nilai slump seperti pada tabel dibawah ini :
32
Uraian Slump (cm)
Maximum Minimum
• Dinding plat pondasi dan pondasi telapak bertulang. 12,5 5,0
• Pondasi telapak tidak bertulang, konstruksi dibawah 9,0 2,5
tanah.
• Plat, balok, kolom dan dinding. 15,0 7,5
• Pengerasan jalan. 7,5 5,0
• Pembetonan massal. 7,5 2,5
B. Beton Keras
Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kekuatan karakteristik, kekuatan
tekan, tegangan dan regangan, susut dan rangkak, reaksi terhadap temperatur, keawetan
dan kekedapan terhadap air . Dari semua sifat tersebut yang terpenting adalah kekuatan
tekan beton karena merupakan gambaran dari mutu beton yang ada kaitannya dengan
strukturt beton. Berbagai test uji kekuatan dilakukan pada beton keras ini antara lain:
1. Uji kekuatan tekan (compression test);
2. Uji kekuatan lentur;
3. Uji kekuatan tarik belah (spillting tensile test);
4. Uji lekatan antara beton dan tulangan; dan
5. Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.
33
Kuat tekan beton dinyatakan :
𝑃 𝑘𝑔
𝐹𝐶 = ( , 𝑀𝑃𝑎)
𝐴 𝑐𝑚2
Dalam struktur beton, kuat beton dinyatakan kuat tekan yang
dipersyaratkan:
𝐹𝐶ˈ = 𝐹𝐶𝑅 − 𝐾. 𝑆
FCR = kuat tekan rata-rata
K = angka konstanta tetapan dari statistic, K nilainya = 1,64
S = standar defiasi
√∑(𝐹𝐶−𝐹𝐶𝑅)²
S= 𝑘𝑔/𝑐𝑚²
𝑁−1
34
2. Kekuatan tarik beton
Kekuatan tarik beton berkisar 1⁄18 kuat desak beton pada waktu umurnya
masih muda dan berkisar seperduapuluh sesudahnya. Kekuatan tarik biasanya
tidak diperhitungkan di dalam perencanaan bangunan beton. Kuat tarik
merupakan bagian penting di dalam menahan retak – retak akibat perubahan kadar
air dan suhu.
1. Rangkak
Rangkak adalah penambahan terhadap waktu akibat beton yang bekerja.
Faktor – faktor yang mempengaruhi rangkak adalah:
a. Kekuatan
Rangkak dikurangi bila kenaikan kekuatan semakin besar
b. Perbandingan campuran
Bila fas dan volume pasta semen berkurrang maka rangkak berkurang
c. Agregat
d. Rangkak bertambah bila agregat makin halus
e. Perawatan
f. Umur
g. Kecepatan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton
35
2. Susut
Susut adalah berkurangnya volume elemen beton karena terjadi kehilangan uap
air ketika terjadi penguapan. Faktor – faktor yang mempengaruhi besarnya susut
adalah :
Pengujian beton keras dilakukan setelah masa perawatan contoh uji yang
caranya dapat mengikuti SK.SNI.T-16-1991-03. SK.SNI.M-08-1991-03.
Memberikan tata cara pengujian untuk kuat tekan. Pengujian kuat geser tertuang
dalam SK.SNI.M-09-1991-03, sedangkan pengujian nilai modulus harus sesuai
dengan SK.SNI.M-11-1991-03. Benda uji yang digunakan dapat berupa silinder,
balok ataupun kubus dengan ukuran sesuai dengan yang disyaratkan.
36
Kekuatan beton yang utama adalah kuat tekannya. Nilai kuat tekan beton
meningkat sejalan dengan peningkatan umurnya dan pada umur 28 hari, beton mencapai
kekuatan maksimal. Nilai kuat tekan beton diukur dengan membuat benda uji berbentuk
silinder atau kubus. Pembacaan kuat tekan pada benda uji kubus dan silinder relatif
berbeda. Perbandingan kuat tekan silinder dan kubus menurut ISO Standard 3893 – 1977
disajikan pada tabel.
Kuat tekan
silinder 2 4 6 8 10 12 16 20 25 30 35 40 45 50
(Mpa)
Kuat tekan
kubus
2.5 5 7.5 10 12.5 15 20 25 30 35 40 45 50 55
(Mpa)
Pada umumnya, beton mencapai kuat tekan 70% pada umur 7 hari, dan pada umur
14 hari, kekuatannya mencapai 85 – 90% dari kuat tekan beton umur 28 hari. Pengukuran
kuat tekan beton didasarkan pada SK SNI M14-1989-F (SNI 03-1974-1990). Pembebanan
pada pengujian kuat tekan termasuk pembebanan statik monotorik dengan menggunakan
Compressive Test. Beban yang bekerja akan terdistribusi secara kontinue melalui titik
berat.
f'cr = P / A
P = beban
A = luas penampang
37
Kuat tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat tekannya pada umur masih muda
dan berkisar seperduapuluh pada umur sesudahnya. Nilai kuat tekan dan tarik bahan beton
tidak berbanding lurus. Suatu perkiraan kasar dapat dipakai bahwa nilai kuat tarik bahan
beton normal hanya berkisar antara 9% - 15% dari kuat tekannya. Nilai pendekatan yang
diperoleh dari hasil pengujian berulangkali mencapai kekuatan 0.50 – 0.60 kali √f’c,
sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57 √f’c.
Pengamatan kuat tarik beton khususnya pada beton bertulang sangat penting pada
penentuan kemungkinan pencegahan keretakan akibat susut dan perubahan panas. Sedang
untuk beton tidak bertulang, hasil pengujian ini dimanfaatkan dalam perencanaan
konstruksi jalan raya dan lapangan terbang serta untuk beton prategang.
Cara yang digunakan untuk mengukur kuat tarik beton adalah dengan pengujian
kuat tarik belah sesuai SK SNI M-60-1990-03 (SNI 03-2492-1991). Spesimen yang
digunakan adalah silinder dan ditekan oleh dua plat paralel pada arah diameternya.
38
Tabel perbandingan kekuatan tekan beton berbagai umur
No Uraian Keterangan
1 Kuat tekan berdasar kekuatan mekanik 30 Mpa
yang di syaratkan umur 28 hari (f’c)
2 Kuat tekan berdasar keawetan yang 35 Mpa
disyaratkan pada umur 28 hari (f’c)
3 Deviasi standar (s) Tidak Diketahui
4 Nilai tambah (m) 8,3 Mpa
5 Kuat tekan rata-rata yang di rencanakan 43,3 Mpa
(f’α)
6 Jenis semen Semen Portland
Pozzolan
7 Jenis agregat (kasar atau halus) Batu Pecah dan Alami
8 Faktor air semen 0,40
39
9 Faktor air semen maksimum 0,40
10 Faktor air semen yang di gunakan 0,40
11 Nilai slump 100mm
12 Ukuran maksimum agregat 20mm
13 Kebutuhan air 205 liter
14 Kebutuhan semen portland 512,5 kg
15 Daerah garadasi agregat halus 2
16 Persentase berat agregat halus terhadap 40%
agregat campuran
17 Berat jenis agregat campuran 2,60
18 Berat jenis beton 2380 kg/m³
19 Kebutuhan agregat 1662,5 kg/m³
20 Kebutuhan agregat halus 665 kg/m³
21 Kebutuhan agregat kasar 997,5 kg/m³
Kesimpulan Kondisi Agregat Jenuh-Kering Muka (SSD)
Volume Berat beton Air Semen Agregat Agregat
Halus Kasar
1m³ 2380 kg 185 ltr 512,5 kg 665 kg 997,5 kg
40
Persyaratan Keawetan menurut SNI 2847:2013
41
42
Perolehan Data :
a) Pasir
1) Kadar lumpur = 1,67 %.
2) Kadar air SSD = 2,71 %.
3) Berat jenis SSD = 2,83 gram/ml
4) Bobot isi gembur = 1,51
5) MKB = 3,57 (masuk zona II)
6) Kadar zat organic = no 1
b) Kerikil Alami
1) Berat jenis SSD = 2,68 gram/mL.
2) Bobot isi gembur = 1,44
3) Persen bag. Lemah = 26,17 %
4) Bentuk = 34,525 %
c) PC
1) Bobot isi = 1,056
2) Kehalusan = 4,11 %
3) Berat Jenis = 3,19 gram/mL
Langkah Kerja Mix Design Beton (Adukan Beton)
1) Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (f’c) pada umur 28 hari. F’c = 20
MPa.
2) Penetapan deviasi standar (sd)
Deviasi standar ditetapkan berdasarkan tingkat mutu pengendalian pelaksanaan
pencampuran beton. Makin baik mutu pelaksanaan makin kecil nilai deviasi standarnya.
1 Memuaskan 2,8
3 Baik 4,2
43
4 Cukup 5,6
5 Jelek 7,0
f’cr = f’c + M
= 20 + 6,89
= 26,89 MPa
5) Penentuan jenis semen portland.
Ditetapkan = Tipe 1
6) Penetapan jenis agregat.
Agregat halus = Alami
Agregat Kasar = Alami
7) Penetapan faktor air-semen dengan berdasarkan jenis semen yang dipakai dan kuat
tekan rata-rata silinder beton yang direncanakn pada umur 28 hari menggunakan grafik 7.8.
Fas = 0,55
44
Grafik 7.8 Hubungan Fas dengan F’cr
8) Penetapan faktor air-semen maksimum
Agar beton yang diperoleh tidak cepat rusak misalnya, maka perlu ditetapkan
nilai faktor air-semen maksimum. Penetapan dilakukan dengan tabel 7.12. Jika nilai
faktor air-semen (fas) ini lebih tinggi daripada nilai faktor air-semen (fas) dari
langkah 7, maka nilai fas yang digunakan adalah nilai pada langkah 7.(yang nilainya
lebih kecil). (Tetap 0,55)
Tabel 7.12 Persyaratan fas maksimum untuk berbagai jenis pembetonan
Jenis pembetonan fas maksimum
45
b. Keadaan sekeliling korosif,
disebabkan oleh kondensasi atau
uap korosi
Beton di luar ruangan
a. Tidak terlindung air hujan 0,55
dan terik matahari langsung
b. Terlindung dari hujan dan 0,60
terik matahari langsung
Beton yang masuk ke dalam tanah
a. Mengalami keadaan basah 0,55
dan kering berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat Ditentukan
dan alkali tanah dengan
persyaratan
khusus
11) Penetapan jumlah air per meter kubik beton berdasarkan ukuran maksimum
agregat, jenis agregat, dan slam yang diinginkan, lihat tabel 7.14.
46
Tabel 7.14 Kebutuhan air per meter kubik beton (liter)
Besar Slump (mm)
ukuran Jenis
0- 10- 30- 60-
maksimum batuan
10 30 60 120
(mm)
Alami 150 180 205 225
Batu 180 205 230 250
pecah
10
135 160 180 195
Alami 170 190 210 225
Batu
20
pecah 115 140 160 175
155 175 190 205
Alami
40
Batu
pecah
Dalam Tabel 7.14 Apabila agregat halus dan agregat kasar yang dipakai kenis yang
berbeda, maka jumlah air dapat diperoleh dengan rumus
A = 0,67 Ah + 0,33 Ak
A = Jumlah air (liter/m3)
Ah = jumlah air yang diperlukan menurut jenis agregat halus
Ak = jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat kasar
Karena agregat halus dan agregat kasar jenisnya sama, maka jumlah air tidak perlu dihitung
menggunakan rumus diatas. Kebutuhan air= 175 lt/m3
12) Penghitungan berat semen yang diperlukan
Berat semen dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah air per meter kubik yang
diperlukan dengan fas yang didapat.
175 : 0,55 = 318,18 kg/m3
13) Kebutuhan semen minimum
47
Kebutuhan semen minimum ditetapkan dengan tabel 7.15. Kebutuhan semen minimum
ditetapkan untuk menghindarkan beton dari kerusakan akibat lingkungan khusus misalnya
korosi, air, air payau, dan air laut.
Tabel 7.15 Kebutuhan semen minimum untuk pembetonan dengan lingkungan khusus
Semen minimum
48
14) Penyesuaian kebutuhan semen. Bila kebutuhan semen yang diperoleh pada langkah
12 ternyata lebih sedikit daripada kebutuhan semen minimum (langkah 13), maka
kebutuhan semen dipakai yang langkah 13 (yang nilainya lebih besar). Dipakai 325 kg/m3.
15) Penyesuaian jumlah air atau factor air semen : jika jumlah semen ada perubahan
akibat langkah 14, maka nilai fas berubah, dan hitung ulang.
325 x 0,55 = 178,75 lt/m3
16) Penentuan daerah gradasi agregat halus. Zone 2
17) Perbandingan agregat halus dan agregat kasar
Nilai banding dibutuhkan untuk memperoleh gradasi agregat campuran yang baik. Pada
langkah ini dicari nilai banding antara berat agregat halus dan berat agregat
campuran.penetapan dilakukan dengan memperhatikan besar butir maksimum agregat
kasar, nilai slam, fas, dan daerah gradasi agregat halus. Lihat grafik pada Gambar 7.10.c
Gambar 7.10.c. Grafik presentase agregat halus terhadap agregat keseluruhan untuk
ukuran butir max 40 mm
(Kardiyono Tjokrodimuljo,1996)
Presentase agregat halus ; (32,5 + 40,5) : 2 = 36,5 %
18) Berat jenis agregat campuran
Berat jenis agregat campuran dihitung dengan rumus
49
𝑷 𝑲
BJ camp = 𝟏𝟎𝟎 𝒃𝒋 𝒂𝒈𝒓𝒆𝒈𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒍𝒖𝒔 + 𝟏𝟎𝟎
𝒃𝒋 𝒂𝒈𝒓𝒆𝒈𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒔𝒂𝒓
50
22) Kebutuhan berat agregat kasar yang diperlukan
Cara menghitung kebutuhan agregat kasar adalah mengalikan kebutuhan agregat campuran
dengan presentase berat agregat kasar.
1969,25 x 0,635 = 1250,47 kg
N Uraian Hasil
o
51
1 Ukuran maksimum agregat kasar 40
0. mm
52
Berat Air Seme Agreg Agreg
Volum Total n at at
(Kg/L
e Halus Kasar
(Kg/m t) (Kg)
3
) (Kg) (Kg)
1
aduka 78,62 5,68 10,33 22,85 39,76
n
Kebutuhan PC, air, pasir dan kerikil ( untuk 1 adukan = 6 silinder) yaitu :
Diameter silinder = 15 cm
Volume silinder = r² t
= 3,14 x 7,52 x 30
= 5298,75 cm3
= m3
= 0,0317925 m³
Jadi volume 1 adukan = 6 silinder untuk kebutuhan Pc, air, pasir dan kerikil adalah
0,0317925 m³
53
Pasir 0,0317925 x 718,78 = 20,20
A. Proses Pembuatan
Sebelum Pengecoran
Pengujian Material
Sebelum pengecoran, dilakuakn terlebih dahulu penyiapan material dan
pengjian sebagian material (terutama material utama, yaitu : semenportland,
air, agregat halus dan agregat kasar) serta bahan tambahan yang digunakan.
Pengujian tersebut adalah :
Semen Portland
Berat jenis semen
Kehalusan semen
Konsistensi normall
Waktu ikat/setting time
Berat isi semen
Air
pH
sifat – sifat air
Agregat Kasar dan Agregat Halus
Berat Jenis dan penyerapan agregat kasar
Berat jenis dan penyerapan agregat halus
Berat isi agregat
Kadar organic agregat
Kadar lumpur Agregat
54
Kadar air agregat
Bulking faktor
Persiapan silica fume
Sebelum digunakan untuk pengecoran, silica fume yang telah disipakan
sesuai takarandicampur dengan air sampai berbentuk slurry, dengan metode
pencampuran mekanis menggunakan mixer, pencampuran tersebut dilakukan
sampai benar – benar tercampur merata tanpa adanya gumpalan – gumpalan.
Persiapan air
Air yang digunakan bersuhu 27o C, setelah dipersiapkan sesuai kebutuhan,
kemudian kami tambahkan superplasticizer dan kemudian diaduk sampai merata
(homogen).
Persiapan agregat
Meskipun kadar lumpur dalam agregat memenuhi syarat, masih perlu
pencucian secara konvensional dengan mengaduk pasir didalam wadah besar berisi
air supaya kadar lumpurnya hilang, kemudian ditiriskan, dilakukan selam 3 kali
berturut-turut, pencucian tersebut dilakukan setelah diadakan pengujian kadar
lumpur. Agregat hasil pengujian didiamkan sampai SSD baru kemudian diadakan
pengjian (agregat) yang lainnya.
Karena agregat yang dipersiapkan dipilih (dibeli) secara acak mak perlu
dilakukan penggabungan agregat, disamping untuk mendapatkan gradasi yang baik
(well graded), juga untuk memenuhi criteria zona 1, seperti yang tertera dalam mix
design. Untuk analisa gradasi agregat halus dan agregat kasar diperlakukan
menurut gradasi ASTM C-33-78. Untuk penggabungannya dilakukan dengan
metode Road Note Number 4 (RN-4)
55
Kemudian ditambahkan silica fume yang berbentuk slurry, dan diaduk selama
5 menit. Setelah seluruh bahan-bahan kering tercampur secara homogeny, mulai
menambahkan secara bertahap agregat kasar berturut-turut air yang telah dicampur
dengan superplasticizer dimasukkan kemudian diaduk selama 15 menit.
Setelah menjadi campuran beton, adukan tersebut dituang ke wadah yang
kemudian di masukkan kedalam cetakan silinder, tiap pemasukan 10 cm ditumbuk
dengan besi penumbuk selama 25 kali secara merata hal tersebut dilakukan sampai
cetakan benda uji terisi penuh, pengecoran benda uji tersebut dilakukan pada meja
penggetar (vibrator).
Setelah pengecoran
Setelah 1 hari (24 jam) benda uji tersebut dikeluarkan dari cetakan dan
kemudian direndam dalam air tawar yang bersih bersuhu 27oC (sama dengan air
yang digunakan dalam pengecoran), meskipun terjadi fluktuasi suhu air antara
malam hari dan siang hari tetapi sangat kecil, berkisar 1 sampai 2oC, di malam dan
pagi hari cenderung lebih dingin daripada siang hari.
B. Pengendalian Mutu
56
Tabel 1
Analisa Saringan Agregat Kasar
Tabel 2
Analisa Saringan Agregat Halus
Ø Berat Berat Material Persentase
(Diameter Saringan Saringan Tertahan (%)
Saringan) (gram) + (gram)
Material
(gram)
19
9,5 537,8 537,8 0,0 0,0
4,75 430,6 430,6 0,0 0,0
57
2,34 410,9 433,6 22,7 1,3
1,18 408,6 857,5 448,9 25,1
0,6 334,0 1021,6 687,6 38,5
0,3 403,6 804,5 400,9 22,4
0,15 379,0 568,0 189,0 10,6
pan 434,9 472,2 37,3 2,1
Jumlah 1786,4
Tabel 3.
Perhitungan analisa saringan agregat kasar
Ø Tertahan Total komulatif
(Diameter Gram % Tertahan Lolos %
Saringan)
38,10 0,0 0,0 0 100
19,0 495,2 15,3 15,3 84,7
9,5 608,6 18,9 34,2 65,8
4,75 1001,5 31,0 65,2 34,8
2,34 631,1 19,6 84,8 15,2
1,18 291,2 9,0 93,8 6,2
0,6 195,4 6,1 99,9 0,1
0,3 3,3 0,1 100 0
0,15 0,0 0,0 100 0
pan 0,0 0,0 100 0
3226,3 100,0
58
Tabel 4.
Perhitungan analisa saringan gabungan
59
Semen
Untuk semen tidak diadakan pemeriksaan lagi, karena semua ketentuan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah telah dipenuhi oleh pabrik. Oleh karena itu yang terpenting
ialah pada waktu penyimpanan. Di tempat penyimpanan semen, semen disimpan dengan
memakai alas yang terbuat dari papan, sehingga semen tidak berhubungan langsung
dengan lantai.
Air
Air yang digunakan pada pembuatan beton ialah yang dapat diminum. Yang
dimaksud di sini adalah air yang tidak mengandung minyak, lumpur dan bahan-bahan
kimia yang dapat merusak kekuatan beton. Sebelum digunakan air terlebih dahulu
diperiksa di laboratorium baru kemudian bisa digunakan.
PENGENDALIAN PROPORSI
CAMPURAN
Didapat hasil dari mix design K-400, dengan uji kubus 15x15x15 cm, slump on site 14 cm
PENCAMPURAN BETON
60
3. Memasukan agregat halus.
4. Memasukan semen.
5. Memasukan air sisa yang kurang lebih 10 % air campuran, karena pada waktu
memasukan bahan-bahan kering air dimasukkan sedikit demi sedikit.
PENGANGKUTAN BETON
PENGADUKAN BETON
Tabel 5
Pengadukan Beton
61
Setelah selesai pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan warna yang
merata dan pekerjaan ini diawasi oleh seorang ahli.
PENAMBAHAN ADDITIVE
Additive yang digunakan adalah Rheobuild 716 dan penambahan additive dikerjakan
m3
di lokasi. Banyaknya additive sesuai dengan mix design yaitu 2.3 l/ . Setelah additive
dimasukkan, mixer diputar kembali dengan RPM 2300 selama kurang lebih 1.5 menit
karena syarat pengadukan menurut PBI’71 paling sedikit 1.5 menit.
PENGUJIAN BETON
Pengujian Slump
Target Value = (160 + 140) : 2 = 150 mm Upper Warning Limit = 160 – ( 160 x 5 %) =
152 mm
Lower Warning Limit = 140 + (140 x 5 %) = 147 mm
62
Gambar 3. Control Chart Slump Test
Pada pembangunan rumah susun ini dibuat benda uji dengan ukuran kubus
15x15x15 cm. Benda uji kubus beton ini dibuat untuk umur 14 jam, untuk umur 4 hari,
untuk umur 7 hari, dan umur beton 28 hari. Di sini diambil sampel benda uji untuk umur
14 jam, karena cetakan direncanakan akan dibuka bila sudah mencapai waktu 14 jam. Ini
dikarenakan pihak pelaksana menggunakan cetakan kubus di mana cetakan harus
dibongkar dalam waktu 14 jam.
Untuk mendapatkan mutu beton yang baik, pihak pelaksana merubah Tbk Ijin
untuk umur beton 14 jam dari 13.330% menjadi 25%. Dan untuk mendapatkan kekuatan
25% dari K-400 ini ditambahkan additives Rhebuild 716.
Selain dari itu additives ini juga berfungsi untuk memudahkan pekerjaan. Analisa
karakteristik beton periode pengecoran bulan Januari 1996.
Control Chart Untuk Kuat Tekan Beton K-400
63
Control Chart Kuat Tekan Beton K-400
64
Pembahasan Pekerjaan Beton Seluruhnya
Control charts menunjukkan bahwa strategi penetapan mutu yang sudah ada, apakah
menggunakan mutu yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Control charts hasil pengujian beton dari Proyek Bangunan Rumah Susun
menunjukkan bahwa sebagian besar hasil pengujian beton untuk kekuatan tekan berada di
atas Lower Control Limit.
Pada pengujian Slump terlihat secara visual nilai Slump lebih besar, tapi pada
pengujian kuat tekan menunjukkan sebagian besar hasil pengujian beton berada di atas
Lower Control Limit, jadi untuk hasil pengujian ini bahwa pengecoran masih bisa
diteruskan, tapi untuk pekerjaan selanjutnya harus ada perbaikan.
PENGECORAN
Pengecoran ini dilaksanakan pada malam hari. Karena kalau pada siang hari suhu
cukup tinggi dan dikhawatirkan terjadi keretakan akibat dari penguapan dan pengerasan
yang terlalu cepat.
Dari truk mixer spesi beton dituangkan dahulu dalam bucked untuk selanjutnya
diangkat dengan menggunakan crane ke tempat yang akan dicor. Pada waktu penuangan
beton ini diusahakan sedekat mungkin dengan tempat yang akan dicor untuk menghindari
tinggi jatuh yang terlalu jauh yang akan menyebabkan segregasi spesi beton. Ini disebabkan
karena bahan-bahan yang terberat dan terbesar akan jatuh ke bawah lebih dahulu,
selanjutnya kerikil dan kemudian pasir dan akhirnya pasta semen yang akan jatuh dalam
cetakan. Pencampuran sebelumnya yang baik akan terpengaruh dan kualitas beton akan
berkurang bahkan buruk sekali.
65
PEMADATAN
Untuk menghilangkan udara yang terdapat antara dinding dan spesi beton juga di
dalam campuran beton itu sendiri dilakukan pemadatan. Karena kalau tidak dilakukan
maka udara akan membentuk ruang kosong dalam beton. Ruang kosong itu sangat
merugikan bagi kualitas beton, selain
kekuatannya berkurang hasil cornya akan buruk dan berongga.
Metode pemadatan yang dilakukan adalah dengan tangan dan jarum penggetar.
Metode pemadatan dengan tangan yaitu dengan cara menusuk-nusuk dengan sepotong
kayu atau batang lain. Sedangkan metoda dengan jarum getar yaitu pemadatan dengan
menggunakan alat mekanis yang disebut jarum penggetar atau vibrator.
Para pekerja yang melakukan pekerjaan ini dibekali cara-cara praktis untuk
mengetahui cukup tidaknya pemadatan. Pengambilan keputusan apakah telah atau belum
cukup pemadatan yang dilakukan ialah dengan menggunakan indera penglihatan dan
pendengaran. Untuk indera penglihatan dapat dilihat keluarnya gelembung-gelembung
udara yang besar kemudian disertai gelembung-gelembung yang kecil. Juga dapat dilihat
pada permukaan beton akan mulai bersinar akibat cukupnya air akibat bleeding. Pada
indera pendengaran digunakan untuk memeriksa frekuensi dari alat penggetar. Alat
penggetar yang berada di luar beton akan mengeluarkan suara yang nyaring berfrekuensi
tinggi, tetapi begitu dimasukkan dalam campuran beton maka suaranya menjadi rendah dan
frekuensinya rendah pula, kemudian lambat laun suaranya akan meninggi dan mencapai
frekuensi yang konstan, bila hal ini terjadi maka pemadatan sudah cukup.
PERAWATAN BETON
Untuk menjaga supaya permukaan beton tidak retak maka sewaktu beton mengeras
perlu perawatan. Tindakan ini diambil setelah penuangan, agar mendapat situasi
pengerasan yang optimal sehingga menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang
diharapkan. Fungsi utama dari perawatan ini adalah :
1. Menghindarkan kehilangan zat cair yang banyak ketika pengerasan beton pada jam-jam
awal.
66
2. Menghindarkan kebanyakan penguapan air dari beton pada pengerasan beton pada suhu
yang tinggi.
67
Tujuan penggunaan bahan tambah menurut manual of concrete practice dalam
admixture and concrete adalah :
68
b) Retarder (zat kimia untuk memperlambat proses ikatan campuran
beton)
Biasanya diperlukan untuk beton yang tidak dibuat dilokasi
penuangan beton. Proses pengikatan campuran beton sekitar 1 jam.
Sehingga apabila sejak beton dicampur sampai penuangan memerlukan
waktu lebih dari 1 jam, maka perlu ditambahkan zat kimia ini. Zat
tambahan ini diantarannya berupa gula, sucrose, sodium gluconate,
glucose, citric acid, dan tartaric acid.
69
pengadukan dilaksanakan, lebih bersifat penyemenan lebih banyak digunakan
untuk memperbaiki kinerja kekuatannya.
70
5) Material lain seperti:
a. Material inorganik seperti seng, garam-garam, barak, posfat,
klorida.
b. Asam amino dan turunannya.
c. Karbonhidrat, polisakarin, dan gula asam.
d. Campuran polimer, seperti eter, turunan, melamic, naptan,
silicon,hidrokarbon-sulfat.
71
d. Tipe D “Water Reducing and Retarding Amixtures”
Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah
yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan
menghambat pengikatan awal.
e. Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixtures”
Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan
tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu
dan mempercepat pengikatan awal.
f. Tipe F “Water Reducing, High Range Admixtures”
Water Reducing, High Range Admixtures adalah bahan tambah
yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu,sebanyak 12 % atau lebih.
g. Tipe G “Water Reducing, High Range Retarding Admixtures”
Water Reducing, High Range Retarding Admixtures adalah
bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga untuk menghambat
pengikatan beton.
72
d. Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
e. Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-
silika
f. Mempertinggi usia beton
g. Mempertinggi kekuatan tekan beton
h. Mempertinggi keawetan beton
i. Mengurangi penyusutan
j. Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton.
2) Slag
Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi.
Definisi slag menurtu ASTM C.989 “standard specification for
ground granulated blast furnance slag for use in concrete and
mortar” adalah produk non metal yang merupakan material
berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian
didinginkan, misalnya dengan mencelupkannya kedalam air.
Keuntungan menggunakan slag dalam campuran beton adalah
sebagai berikut (Levis, 1982):
73
Mempertinggi kekuatan beton, karena kecenderungan
lambatnya kenaikan kuat tekan
Menaikkan ratio antara kelenturan dan kuat tekan
Mengurangi variasi kuat tekan
Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air laut
Mengurangi serangan alkali silica
Mengurangi panas hidrasi dan menurunkan suhu
Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi warna cerah
pada beton
Memperbaiki keawetan karena pengaruh perubahan volume
Mengurangi porositas dan serangan klorida
3) Silica fume
Menurut ASTM C.1240-95 “specification for silica fume for
use in hydraulic cement concrete and mortar”, silica fume adalah
material pozzolan yang halus, dimana komposisi silica lebih banyak
yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silicon atau alloy
besi silicon (dikenal dengan gabungan antara microsilika dengan
silica fume)
Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan
untuk menghasilkan, beton dengan kekuatan tekan yang tinggi.
Misal: untuk kolom struktur, dinding geser, pre-cast atau beton pra
tegang dan beberapa keperluan lainnya. Kriteria beton berkekuatan
tinggi sekitar 50-70 Mpa pada umur 28 hari. Penggunaan silica fume
berkisar 0-30%, untuk memperbaiki karakteristik kekuatan dan
keawetan beton dengan factor air semen sebesar 0.34 dan 0.28
dengan atau tanpa superplastisizer dan nilai slump 50 mm
(Yogendran, et al, 1987)
74
4) Penghalus gradasi (finely devided mineral admixtures)
Bahan ini merupakan mineral yang dipakai untuk
memperhalus perbedaan-perbedaan pada campuran beton dengan
memberikan ukuran yang tidak ada atau kurang dalam agregat,
selain itu juga dapat dipergunakan untuk menaikkan mutu beton
yang akan dibuat. Kegunaan lainnya adalah mengurangi
permeabilitas atau ekspansi dan juga mengurangi biaya produksi
beton. Contoh bahan ini adalah kapur hidrolis, semen slag, fly ash
pozzolan alam yang sudah menjadi kapur atau mentah.
1. Air entraining
Bahan tambah ini membentuk gelembung-gelembung udara
berdiameter 1 mm atau lebih kecil didalam beton atau mortar selama
pencampuran, dengan maksud mempermudah pengerjaan beton pada saat
pengecoran dan menambahkan ketahanan awal beton
2. Beton tanpa slump
Beton tanpa slump didefinisikan sebagai beton yang mempunyai slump
sebesar 1 inch (25,4 mm) atau kurang, sesaat setelah pencampuran.
Pemilihan bahan tambah ini tergantung pada sifat-sifat beton yang diingikan
terjadi, seperti sifat plastisnya, waktu pengikatan dan pencapaian
kekuatan, efek beku-cair, kekuatan dan harga dari beton tersebut.
2. Polimer
Ini adalah produk bahan tambah yang baru yang dapat menghasilkan
kekuatan tekan beton yang tinggi sekitar 15.000 psi (1.000psi = 6,9 Mpa)
atau lebih, dan kekuatan belah tariknya sekitar 1.500 Psi atau lebih. Beton
dengan kekuatan tinggi ini biasanya diproduksi dengan menggunakan
polimer dengan cara:
1) Memodifikasi sifat beton dengan mengurangi air dilapangan atau
2) Menjenuhkan dan memancarkannya pada temperature yang sangat
tinggi di laboratorium.
75
3. Bahan pembantu untuk mengeraskan permukaan beton (hardener concrete)
Permukaan beton yang harus menanggung beban-beban yang berat
dan hidup serta selalu dalam keadaan berputar atau berpindah-pindah,
seperti lantai untuk bengkel-bengkel alat-alat berat ( heavy equipment), dan
lainnya. Pembebanan ini akan menyebabkan pengausan pada permukaan
beton, yang seiring dengan bertambahnya waktu akan menyebabkan
rusaknya permukaan beton tersebut. Untuk menghindari hal ini dapat
digunakan dua jenis bahan untuk mengeraskan beton, yaitu:
1) Agregat beton terbuat dari bahan kimia, dan
2) Agregat metalik, terdiri dari butiran-butiran yang halus.
4. Bahan pembantu kedap air ( water proofing)
Jika beton terletak di dalam air atau berada di dekat permukaan air
tanah (misalnya beton yang digunakan pada pembuatan tunnel) maka beton
tersebut tidak boleh mengalami rembesan sehingga harus diusahakan agar
kedap air. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah bahan yang
mempunyai partikel-partikel halus dan gradasi yang menerus dalam
pencampuran beton. Bahan-bahan semacam itu akan mengurangi
permeabilitas air.
5. Bahan tambah pemberi warna
Beton yang diexpose permukaanya biasanya memerlukan
keindahan bahan yang digunakan untuk member warna pada permukaan
beton ini cat (coating), yang dilapiskan setelah pengerjaan beton selesai.
Cara lainnya adalah menambahkan bahan warna, misalnya oker masih
segar. Bahan-bahan ini biasanya dicampurkan dalam suatu adukan yang
mutunya terjamin baik. Cara ini merupakan cara yang terbaik. Selain itu
dapat pemberian warna dapat pula dilakukan dengan cara menamburkan
pasir silika atau agregat metalik selagi permukaan beton dalam keadaan
segar.
76
6. Bahan tambah untuk memperkuat ikatan beton lama dangan beton baru
(bonding agent for concrete)
Penuangan beton segar di atas permukaan beton lama sering
mengalami kesulitan dalam pengikatan (penyatuaanya). Untuk
mengatasinya, perlu ditambahkan suatu bahan tambah agar terjadi ikatan
yang menyatu antara permukaan yang lama dengan permukaan yang baru
jenis bahan tambah tersebut biasanya disebut bonding agent yang
merupakan larutan polimer.
77
f. Pengawasan dan pengendalian yang ketat pada keseluruhan
prosedur dan mutu pelaksanaan, yang didukung oleh koordinasi
operasional yang optimal.
Pemadatan penuh
Rasio wc/
Gambar 1. Hubungan antara kuat tekan dan fas (w/c) (Neville
A.M., 1981)
78
Dari gambar 1 tampak bahwa idealnya semakin rendah fas kekuatan
beton semakin tinggi, akan tetapi karena kesulitan pemadatan maka
dibawah fas tertentu (sekitar 0,30) kekuatan beton menjadi lebih rendah,
karena betonnya kurang padat akibat kesulitan pemadatan. Untuk mengatasi
kesulitan pemadatan dapat digunakan alat getar (vibrator) atau dengan
bahan kimia tambahan (chemical admixture) yang bersifat menambah
kemudahan pengerjaan (Tjokrodimuljo, 1992). Untuk membuat beton
bermutu tinggi faktor air semen yang dipergunakan antara 0,28 sampai
dengan 0,38. Sedangkan untuk beton bermutu sangat tinggi faktor air
semen yang dipergunakan lebih kecil dari 0,2 (Jianxin Ma dan Jorg Dietz,
2002).
a. Berbentuk bulat.
d. Bersih.
e. Gradasi yang baik dan teratur (diambil dari sumber yang sama).
79
D. Kualitas agregat kasar
a. Porositas rendah.
80
d. Bersih dan kuat tekan hancur yang tinggi.
e. Gradasi yang baik dan teratur (diambil dari sumber yang sama).
81
Mikrosilika (Silicafume) merupakan aditif yang sangat baik untuk
digunakan dalam pembuatan beton mutu tinggi dan sangat tinggi, yang
merupakan produk sampingan sebagai abu pembakaran dari proses
pembuatan silicon metal atau silicon alloy dalam tungku pembakaran
listrik. Mikrosilika ini juga bersifat pozzolan (bahan yang mempunyai
kandungan utama senyawa silika/silika dioksida dan alumina), dengan
kadar kandungan senyawa silica-dioksida (Si O2) yang sangat tinggi (> 90
%), dan ukuran butiran partikel yang sangat halus, yaitu sekitar 1/100
ukuran rata-rata partikel semen. Dengan demikian penggunaan mikrosilika
pada umumnya akan memberikan sumbangan yang lebih efektif pada
kinerja beton, terutama untuk beton bermutu sangat tinggi.
82
G. Metode penelitian
1. Bahan atau Materi Penelitian.
2. Alat.
a. Mesin uji tekan beton berkapasitas maksimum 2000 KN.
b. Cetakan beton berbentuk silinder dengan ukuran diameter 150
mm dan tinggi 300 mm.
c. Saringan/ayakan, dengan ukuran 19,52 mm; 9,52; 4,75 mm;
2,36 mm; 1,18 mm; 0,60 mm; 0,30 mm; 0,15 mm.
d. Oven, digunakan untuk mengeringkan sampel dalam
pemeriksaan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
campuran beton.
e. Timbangan, untuk mengetahui berat dari bahan-bahan penyusun
beton.
f. Mesin Los Angeles, untuk menguji tingkat keausan agregat
kasar.
83
g. Gelas ukur, untuk menakar volume air, berat jenis dan
memeriksa kadar lumpur pasir.
3. Pelaksanaan Penelitian.
84
(3). Pemeriksaan bahan susun silicafume : Pemeriksaan kadar air
silicafume dan Pemeriksaan kehalusan butiran silicafume.
(4). Perancanagan bahan susun beton yang berupa : air, semen, pasir,
koral, Superplasticizer, dan Silicafume.
85
Metoda yang dipakai dalam perencanaan bahan susun beton pada
penelitian ini adalah:
4. Cara Analisis.
Hasil nilai kuat tekan beton yang dihasilkan pada pengujian beton
normal dipakai sebagai acuan/pembanding terhadap hasil nilai kuat
tekan beton yang telah diberi bahan tambah superplastiziser maupun
silicafume. Kemudian dibuat grafik hubungan antara kadar
superplastiziser maupun silicafume terhadap kuat tekannya, dari hasil
tersebut akan diketahui pada kadar berapa persen sehingga
menghasilkan kuat tekan beton optimum. Begitu juga terhadap
silicafume, pada kadar silicafume berapa persen sehingga dapat
menghasilkan kuat tekan beton optimum. Dari hasil tersebut akan
didapat proporsi campuran bahan pembentuk beton yang menghasilkan
kuat tekan yang paling optimum.
Disamping itu diuji juga nilai slump baik pada beton normal maupun
beton yang diberi bahan tambah superplastiziser maupun silicafume.
Kemudian dibuat grafik hubungan antara nilai slump terhadap kuat
tekannya. Dari hasil tersebut akan diketahui kinerja beton mutu tinggi
terhadap nilai slump nya.
86
H. Hasil dan pembahasan
A. Pemeriksaaan Bahan Susun.
87
Tabel 1. Kebutuhan bahan susun beton tanpa silicafume tiap 1 meter
kubik
Kadar Volume Berat Berat Berat
Superplastiziser Air Superplastiziser Semen Pasir Koral Fas
(%) (liter) (liter) (kg) (kg) ( kg )
0.0% 0.5% 0 750 764.40 705.60 0.30
1.0% 1.5% 225.00 8.44 750 764.40 705.60 0.29
2.0% 0.28
16.88 25.31 750 764.40 705.60
2.5% 216.56 0.27
33.75 750 764.40 705.60
0.26
42.19 750 764.40 705.60
208.13 0.24
750 764.40 705.60
199.69
191.25
182.81
88
C. Hasil Uji Slump Beton Segar
89
Table 4. hasil uji slump beton segar dengan kadar superplastisizer 2%
191.25 600.00
90
slump beton segar menjadi semakin rendah sesuai dengan kadar silicafume
yang ditambahkan.
dimana fc’ adalah kuat tekan beton (MPa) dan SP adalah superplastisizer
(%).
Tabel 5. Hasil Uji Kuat Tekan Beton Umur 28 hari Tanpa Silicafum.e
Kadar Beban fc'
Superplastiziser Diameter Luas Maksimum fc' rata-rata
(%) (cm) (cm2) (kN) (MPa) ( MPa )
0.0% 15.09 178.91 67220 37.57
0.0% 14.99 176.55 68900 39.03
0.0% 14.92 174.91 73790 42.19 39.94
0.0% 14.99 176.55 72350 40.98
0.5% 15.01 177.02 91920 51.93
0.5% 15.00 176.79 80350 45.45
0.5% 14.98 176.31 85030 48.23 47.94
0.5% 14.97 176.08 81300 46.17
1.0% 14.98 176.31 69590 39.47
1.0% 14.98 176.31 89250 50.62
1.0% 15.02 177.26 87340 49.27 47.29
1.0% 15.02 177.26 88250 49.79
91
1.5% 15.00 176.79 91670 51.85
1.5% 14.99 176.55 92080 52.16
1.5% 14.98 176.31 79340 45.00 49.90
1.5% 15.06 178.20 90140 50.58
2.0% 15.04 177.73 96900 54.52
2.0% 15.02 177.26 94790 53.48
2.0% 15.00 176.79 87230 49.34 52.30
2.0% 15.00 176.79 91670 51.85
2.5% 15.03 177.49 90700 51.10
2.5% 14.99 176.55 90500 51.26
2.5% 14.98 176.31 89450 50.73 50.51
2.5% 14.98 176.31 86300 48.95
53
51
49
43
41
39
37
35
0.0% 0.5% 1.0% 1.5% 2.0% 2.5%
Kadar Superplastisizer
92
Dari gambar 2 tersebut terlihat bahwa semakin besar kadar
superplastisizer semakin besar kuat tekannya, namun sampai dengan kadar
2 % kuat tekan beton semakin kecil. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa kuat tekan optimum didapat pada kadar superplastisizer 2%, dan
berdasarkan persamaan 1 didapat nilai kuat tekan beton optimum sebesar
51,35 MPa, dengan slump sebesar 12,90 cm (berdasarkan Tabel 3).
Berdasarkan Tabel 3 Perbadingan berat bahan susun beton tanpa silicafume
dengan kadar superplastisizer 2%, yaitu sebesar = 1 superplastisizer : 5,67
air : 22,22 semen : 22,65 pasir : 20,91 koral.
Hasil uji kuat tekan beton pada umur 28 hari dengan kadar
superplastisizer sebesar 2%, dan kadar silicafume bervariasi disajikan
selengkapnya pada Tabel 6, atau dapat digambarkan grafiknya sebagaimana
tergambar pada Gambar 3, dan persamaannya sebagaimana ditulis pada
persamaan 2.
dimana fc’ adalah kuat tekan beton (MPa) dan SC adalah silicafume (%).
93
Tabel 6. Hasil Uji Kuat Tekan Beton
Umur 28 hari dengan kadar
superplastisizer 2 % dan Silicafume
bervariasi
94
10% 15.01 105670 59.69
177.02
15% 14.94 99930 56.98
175.37
15% 14.97 118650 67.38
176.08
15% 14.97 100850 57.28 60.32
176.08
15% 15.00 105450 59.65
176.79
20% 14.97 94110 53.45
176.08
20% 15.02 99540 56.16
177.26
20% 15.00 95470 54.00 54.67
176.79
20% 14.99 97260 55.09
176.55
95
Pengaruh silicafume terhadap kuat tekan
75
y = -1161.8x 2 + 235.23x + 53.156
R2 = 0.6986
70
65
60
55
50
45
0.0% 2.5% 5.0% 7.5% 10.0% 12.5% 15.0% 17.5 % 20.0%
Kadar Silicafume
96
Ada beberapa jenis fiber baja yang biasa digunakan (Soroushian dan Bayashi, 1991)
1) Bentuk fiber baja (steel fiber shapes)
a. Lurus (straight)
b. Berkait (hooked)
c. Bergelombang (crimped)
d. Double duo form
e. Ordinary duo form
f. Bundle (paddled)
g. Kedua ujung ditekuk (irregular)
h. Tidak teratur (irregular)
i. Bergerigi (idented)
2) Penampang fiber baja (steel fiber cross section)
a. Lingkaran atau kawat (round atau wire)
b. Persegi atau lembaran (rectangular atau sheet)
c. Tidak teratur atau bentuk dilelehkan (irregular atau melt extract)
3) Fiber dilekatkan bersama dalam satu ikatan (fiber glued together into a
bundle)
B. Serat polypropelene
Adalah salah satu jenis serat plastic. Sifat serat ini adalah tidak menyerap air semen,
modulus elastisitas rendah, mudah terbakar, kurang tahan lama, dan titik lelehnya yang
rendah.
C. Serat kaca
Sifat serat ini adalah berat jenisnya rendah, modulus elastisitas kecil dan kurang tahan
terhadap pengaruh alkali.
D. Serat asbestos
Ditinjau dari harganya serat ini relative murah. Kelebihan lainnya adalah tahan
terhadap panas, sehingga sering digunakan untuk membuat asbes lembaran, pipa
maupun genteng.
E. Serat Kevlar
Serat ini mempunyai modulus elastisitas dan kuat tarik yang tinggi, tetapi harganya
mahal sehingga jarang digunakan.
97
F. Serat karbon
Serat ini juga relative mahal. Serat ini sering dipakai untuk beton yang harus
mempunyai ketahanan terhadap retak yang tinggi.
G. Serat kawat
Serat ini banyak tersedia di Indonesia dan harganya yang murah
Penambahan serat pada adukan beton dapat menimbulkan masalah pada fiber
dispersion dan kelecakan (workability) adukan. Fiber dispersion dapat diatasi dengan
memberikan bahan tambah berupa superplasticizer ataupun dengan meminimalkan
diameter agregat maksimum. Sedangkan pada workability adukan beton dapat dilakukan
dengan modifikasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kelecakan adukan beton
yaitu nilai faktor air semen (fas), jumlah dan kehalusan butiran semen, gradasi campuran
pasir dan keriki, tipe butoran agregat, diameter agregat maksimum serta bahan tambah.
Dalam ACI Comette 544 dikatakan bahwa smeua material yang terbuat dari
baja/besi yang berbentuk fisik kecil/pipih dan panjang dapat dimanfaatkan sebagai
serat pada beton. Dalam ACI Comitte 544 secara umum fiber baja panjangnya
antara 0,5 inch (12,77 mm) sampai 2,5 inch (63,57 mm) dengan diameter antara
0,017 inch (0,45 mm) sampai 0,04 inch (1,0 mm).
98
Konsentrasi fiber yang diteliti adalah 0,5% dan 1,0%. Diameter kerikil maksimal
yang dipakai adalah 2 cm karena akan mempermudah penyebaran fiber kawat
bendrat secara merata dalam adukan beton. Faktor air semen 0,55. Dari hasil
penelitian terhadap benda-benda uji disimpulkan dengan adanya serat pada beton
dapat mencegah retak-retak rambut menjadi retakan yang lebih besar. Dengan
penambahan serat pada adukan beton ternyata dapat meningkatkan ketahanan
terhadap daktilitas, beban kejut (impact test resistance) dan kuat desak.
Beton serat yang menggunakan kawat bendrat berbentuk lurus dan berkait
ke dalam campuran beton. Kemudian beton diuji kuat desak, kuat lentur, kuat tarik
dan pengujian balok beton. Sebagai bahan susun beton dipakai batu pecah dengan
ukuran agregat maksimal 20mm, kawat bendrat diameter ±1 mm dipotong dengan
ujungnya dibuat berkait (hooked fiber) dan panjang 60 mm, faktor air semen 0,55
dan volume fiber (Vf) 0,7% volume adukan. Dengan berat jenis kawat bendrat 6,68
gr/cm³, maka berat yang harus ditambahkan ke dalam 1 m³ adukan beton
(dibulatkan) 50 kg. Untuk balok beton bertulang dengan ukuran 15 x 25 x 180 cm
dengan kandungan fiber 0,25% ; 0,5% ; 0,75% dan 1,00% dari volume beton dan
dengan menggunakan aspek rasio sekitar 60-70 akan memberikan hasil yang
optimal. Penambahan hooked fiber ke dalam adukan beton dapat menurunkan
workability sehingga beton menjadi sulit dikerjakan. Kuat tarik, kuat desak, kuat
lentur meningkat setelah diberi hooked fiber untuk kandungan fiber yang optimal
0,75 (Leksono, Suhendro dan Sulistyo.1995)
99
benda uji dengan panjang serat 80 mm sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang
80 mm adalah panjang serat yang optimal. (Sudarmoko, 1993)
Dalam pembuatan atau perencanaan beton berserat ada beberapa variable yang
berpengaruh terhadap beton berserat yang dihasilkan, diantaranya :
c. Mutu Beton
Berbeda dengan beton mutuu normal, penambahan serat fiber pada beton
mutu dimana prosentase airnya lebih sedikit dibandingkan beton mutu
normal dimungkinkan terjadinya tingkat workability yang rendah. Hal ini
akan menyulitkan pengerjaan di lapangan bila tidak diantisipasi.
Penambahan additive tertentu akan menjadikan beton berserat akan lebih
mudah dikerjakan.
100
d. Bentuk Permukaan Fiber
Daya lekat (bond) antara fiber dan beton sangat berpengaruh terhadap
kualitas beton fiber. Makin besar lekatannya maka sifat-sifat mekanik beton
akan semakin baik. Tegangan beton akan ditransfer dari beton ke serat
melalui lekatan tersebut sampai beton mengalami retak-retak. Semakin
kasar permukaan fiber maka lekatannya akan makin kuat, sehingga pada
fiber baja dikembangkan bentuk-bentuk penampang yang bervariasi.
e. Metode/Cara Pencampuran
Penyebaran fiber pada adukan beton tergantung cara/teknik
pencampurannya. Ada dua cara pencampuran kering dan pencampuran
basah yang keduanya boleh dilakukan tergantung pada jenis fiber yang
digunakan. Pencampuran kering adalah dengan mencampurkan fiber pada
beton sebelum dituang air. Sebaliknya pencampuran basah fiber
dicampurkan setelah adukan beton dituang air.
Beton sangat tidak tahan terhadap tarik, sehingga pada perencanaan elemen
struktur daerah tarik beton dipasang tulangan. Pada kondisi beban normal dimana
keretakan beton belum terjadi maka elemen struktur akan tetap stabil. Tetapi pada
beban yang besar kadang-kadang akan terjadi keretakan pada daerah tarik. Bila
lebar / dalam retak cukup besar maka tulangan akan menjadi tidak terlindung,
sehingga terjadi kontak dengan udara. Akibatnya korosi akan segera terjadi. Yang
dalam proses waktu tertentu akan mengurangi kekuatan struktur balok tersebut.
Penambahan fiber pada beton diantaranya adalah untuk mengatasi masalah
diatas. Fiber pada beton akan berfungsi sebagai tulangan mikro yang disebarkan
secara merata dengan orientasi acak, sehingga dapat mencegah atau mengurangi
terjadinya retakan-retakan beton akibat pembebanan maupun panas hidrasi.
101
Penambahan fiber akan mengakibatkan penambahan kekuatan lentur beton.
Bila dibandingkan dengan penambahan kuat tekan dan tarik umumnya
penambahan kuat lentur lebih besar prosentasenya (Ananta A,2005).
Penambahan kuat lentur tersebut diebabkan karena beton berserat terdapat
tulangan mikro berupa serat fiber sehingga beton akan menjadi lebih lentur.
Pada penelitian ini fiber yang akan digunakan adalah fiber kawat galvanis
dengan diameter 1 mm panjang kawat 60 mm, 75 mm dan 90 mm. dengan
demikian secara berturut-turut aspek rasio menjadi 60,75, dan 90. Perbandingan
volume fiber diambil 2% berat semen. Fiber kawat ujungnya dibuat berkait
dengan cara ditekuk.
Dengan bentuk berkait diharapkan mampu meningkatkan ikatan antar fiber
kawat dan mortar.
Beton Pracetak / Precast Beton adalah beton pra - cetak yang di buat dicetakan
dengan ukuran yang sudah ditentukan atau disesuaikan dengan aplikasi kerja sehingga
bisa menghemat biaya dan efisien waktu.
Precast Concrete / Beton pracetak adalah suatu metode percetakan komponen
secara mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan memberi waktu pengerasan dan
mendapatkan kekuatan sebelum dipasang.
Precast Concrete atau Beton pra-cetak menunjukkan bahwa komponen struktur
beton tersebut : tidak dicetak atau dicor ditempat komponen tersebut akan dipasang.
Biasanya ditempat lain, dimana proses pengecoran dan curing-nya dapat dilakukan
dengan baik dan mudah. Jadi komponen beton pra-cetak dipasang sebagai komponen
jadi, tinggal disambung dengan bagian struktur lainnya menjadi struktur utuh yang
terintegrasi.
102
Karena proses pengecorannya di tempat khusus (bengkel frabrikasi), maka
mutunya dapat terjaga dengan baik. Tetapi agar dapat menghasilkan keuntungan, maka
beton pra-cetak hanya akan diproduksi jika jumlah bentuk typical-nya mencapai angka
minimum tertentu, sehingga tercapai break-event-point-nya. Bentuk typical yang
dimaksud adalah bentuk-bentuk yang repetitif, dalam jumlah besar.
103
D. Sistem Pracetak Beton
Pada pembangunan struktur dengan bahan beton dikenal 3 (tiga) metode
pembangunan yang umum dilakukan, yaitu system konvensional, system formwork
dan system pracetak.
Sistem konversional adalah metode yang menggunakan bahan tradisional kayu dan
triplek sebagai formwork dan perancah, serta pengecoran beton di tempat. Sistem
formwork sudah melangkah lebih maju dari system konversional dengan digunakannya
system formwork dan perancah dari bahan metal. Sistem formwork yang telah masuk
di Indonesia, antara lain System Outinord dan Mivan. Sistem Outinord menggunakan
bahan baja sedangkan Sistem Mivan menggunakan bahan alumunium.
Pada system pracetak, seluruh komponen bangunan dapat difabrikasi lalu dipasang
di lapangan. Proses pembuatan komponen dapat dilakukan dengan kontrol kualitas
yang baik.
E. Sistem Koneksi
E.1 Sambungan
Pada umumnya sambungan – sambungan bisa dikelompokkan sebagai berikut:
1. Sambungan yang pada pemasangan harus langsung menerima beban ( biasanya
beban vertical ) akibat beban sendiri dari komponen .
2. Sambungan yang pada keadaan akhir akan harus menerima beban-beban yang
selama pemasangan diterima oleh pendukung pembantu.
3. Sambungan pada mana tidak ada persyaratan ilmu gaya tapi harus memenuhi
persyaratan lain seperti : kekedapan air, kekedapan suara.
4. Sambungan-sambungan tanpa persyaratan konstruktif dan semata-mata
menyerdiakan ruang gerak untuk pemasangan .
104
E.2 Ikatan
Cara mengikatkan atau melekatkan suatu komponen terhadap bagian
komponen konstuksi yang lain secara prinsip dibedakan sebagai berikut :
b. Ikatan Terapan
Cara menghubungkan komponen satu dengan yang lain secara “lego”
(permainan balok susun anak-anak) disebut Iaktan Terapan.
Dimulai dengan cara hubungan “ PELETAKAN “, kemudian
berkembang menjadi “ Saling Menggigit “.
c. Ikatan Baja
Bahan pengikat yang dipakai : Plat baja dan Angkur. Sistem ikatan ini
dapat dibedakan sebagai berikut :
Menyambung dengan cara di las ( Welded Steel )
Menyambung dengan Baut / Mur / Ulir ( Corbel Steel )
105
Catatan :
d. Ikatan Tegangan
Merupakan perkembangan lebih jauh dari ikatan baja dengan
memasukan unsure Post Tensioning dalam system koneksi.
Memerlukan penunjang / pendukung Bantu selama pemasangan
Perlu tempat / ruang yang relatuf besar untuk Post Tensioning
Angker cukup mahal
E.3 Simpul
Merupakan kunci dalam struktur yang memakai komponen pra – cetak dan
merupakan tempat pertemuan antara 2 atau lebih komponen struktur
Secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Simpul Primer
Pertemuan yang menghubungkan kolom dengan balok dan juga terhadap
plat lantai. Disisni beban dari plat akan diteruskan ke pendukung-
pendukung vertical.
106
Simpul Penyalur Sekunder-Primer ( Pelat Balok )
Untuk menyalurkan beban vertical
Tahap Produksi
107
g. Posisi pemasangan
h. Perawatan beton
i. Pemindahan, penyimpanan dan transportasi produk
j. Pencatatan ( record keeping )
a. Persiapan
b. Pabrikasi tulangan dan cetakan
c. Penakaran dan pencampuran beton
d. Penuangan dan pengecoran beton
e. Transportasi beton segar
f. Pemadatan beton
g. Finishing / repairing beton
h. Curing beton
Tahap Pascaproduksi
108
Berat komponen : berdasarkan beban maksimum
Kondisi local : pencapaian lokasi dan topografi
Menurut tempat pembuatan beton pracetak dibagi 2 yaitu :
Dicor di tempat disebut Cast In Situ
Dicor di pabrik
2. pembuatan cetakan
4. Pengecoran beton
5. Perawatan ( curing)
6. Penyempurnaan akhir
7. Penyimpanan
109
b. Transportasi Dan alat angkut
1. Keran mobile
2. Keran teleskopis
3. keran menara
4. Keran portal
110
c. Pelaksanaan Konstruksi ( Ereksi )
Pada system ini beton dituangkan diatas cetakan baja yang dapat bergerak
memanjat ke atas mengikuti penambahan ketinggian dinding yang bersangkutan.
Pada system ini lantai teratas atap di cor terlebih dalu kemudian diangkat ke atas
dengan hidranlic – jack yang dipasang di bawah elemen pendukung vertical.
e) Box System
111
XIV. Teknologi pelaksanaan konstruksi beton
Bangunan adalah sebagai lingkungan buatan maka untuk mempercepat proses
pembuatan suatu bangunan dibutuhkan suatu cara metode yang disebut dengan metode
konstruksi.
112
Inovasi Teknologi
METODE KONSTRUKSI
Syarat dalam SERANGKAIAN KEGIATAN Lingkungan dan kondisi
kontrak proyek. SD terbatas
MEMBANGUN
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Misal untuk menguraikan metoda konstruksi pada pembuatan pondasi dan caasting yard
(tempat fabrikasi) sampai dnegan pemasangan pondasi, perlu dipertimbangkan seluruh aspek
kegiatan sejak dipersiapkan sampai dengan pemasangannya, antara lain:
113
b) Kegiatan transportasi
Penyiapan alat transportasi
Penyiapan dari alat transportasi ke lokasi pelaksanaan
c) Kegiatan di lokasi pelaksanaan
Penyiapan tempat
Penyiapan peralatan untuk pemasangan/penurunan
Penyiapan pengawasan pelaksanaan
Dan seterusnya
1) Teknologi bahan
Bahan bangunan yang umum dipakai pada struktur bangunan gedung adalah beton
dan baja, kemajuan teknologi pada proses pembuatan baja dan beton berdampak
pada peningkatan kekuatan bahan beton dan baja. Missal contoh pembuatan kabel
baja bermutu tinggi, yang selanjutnya digunakan dalam peningkatan teknologi
beton pratekan yang lebih ekonomis.
2) Teknologi desain
Dengan adanya perangkat computer yang makin canggih berdampak pada metode
desain yang lebih cepat dan bervariasi, sehingga dapat membuat berbagai
alternative desain yang lebih baik dalam waktu yang singkat, demikian pula dalam
bahan-bahan miniature tahap perancangan arsitektual, lebih dapat memuaskan
pengguna rancangan dengan berbagai variasi warna dan bentuk rancangan.
3) Metoda konstruksi
Dengan adaya bahan-bahan baru yang lebih baik dan kemajuan teknologi dalam
peralatan lebih sempurna, menyebabkan jadwal dan biaya pelaksanaan dapat lebih
memenuhi persyaratan kontrak.
114
SISTEM STRUKTUR PADA GEDUNG
Sistem struktur dasar dengan analisa perhitungan yang lebih sederhana
1. Macam-macam system struktur
Tanggung jawab atas kriteria-kriteria fungsional dalam proses
desain bangunan gedung ada pada para arsitektur. Hal ini dikarenakan
bangunan gedung mempunyai fungsi sebagai tempat berbagai kegiatan
manusia seperti kegiatan perbankan, kegiatan pendidikan dan lain-lain.
Dalam perkembangannya dengan semakin sempitnya lahan, maka
gedung dibangun secara vertical atau berlantai banyak, sehingga
inovasi teknologi konstruksi termasuk metode konstruksi sangat
mempengaruhi arsitek bangunan maupun sistem strukturnya, dalam arti
bahwa kriteria fungsional pada proses desain bagi arsitektur
berhubungan erat dengan proses perhitungan analisa struktir yang telah
terpilih.
Sistem struktur pada bangunan dapat merupakan sistem struktur
padat (solid) panel ataupuun box, pelat berlipat, rangka, dll. Dengan
analisa perhitungan sebagai satu kesatuan (analisa perhitungan yang
lebih sederhana.
115
b. Sistem struktur atas
Kolom yang di cor ditempat karena teknologi sambungan
pracetak yang ada di Indonesia belum memungkinkan
megatasi permasalahan beban lateral akibat gempa yang
besar untuk gedung
Balok di cor ditempat/ pracetak/ pratekan
Bangunan atas jembatan, rangka, baja, rangka beton, dll
Pelat lantai/ atap di cor ditempat/ pracetak/ pratekan
116
2. Metoda Top-Down
Biasanya metoda ini digunakan pada proyek konstruksi yang
mempunyai ruang bebas yang terbatas akibat adanya bangunan gedung
yang telah ada dilokasi pembangunan dalam hal ini rentannya galian
basement terhadap bahaya longsor apabila dilaksanakan dengan metoda
Bottom-Up.
PERALATAN KERJA
Selain bahan bangunan, untuk pelaksanaan proyek ini juga diperlukan
adanya peralatan kerja sebagai sarana untuk membantu dan memudahkan
pelaksanaan pekerjaan. Berikut contoh alat pekerjaan yang digunakan untuk
konstruksi bangunan:
1. Bar bender
Cara kerja alat ini adalah baja yang akan dibengkokkan dimasukkan
di antara poros tekan dan poros pembengkok kemudian diatur sudutnya
sesuai dengan sudut bengkok yang diinginkan dan panjang
pembengkokkannya. Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang
dengan kunci pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda
pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan pembengkokkan
yang diinginkan. Bar bender dapat mengatur sudut pembengkokan
tulangan dengan mudah dan rapi.
117
lokasi yang di dekatkan dengan generator set. Karena pernah terjadi
kecelakaan kerja pada saat tulangan besi di bengkokkan dan disaat itu
pula terdapat pekerja lain yang melintasi area tersebut.
Spesifikasi Alat :
2. Bar cutter
Bar cutter yaitu alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran yang
diinginkan. Pada proyek ini digunakan bar cutter listrik. Keuntungan
dari bar cutter listrik dibandingkan bar cutter manual adalah bar cutter
listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dan
dengan mutu baja cukup tinggi, disamping itu juga dapat
mempersingkat waktu pengerjaan. Bar cutter yang dibahas saat ini
118
mempunyai dimensi tulangan maksimal untuk pemotongan yaitu
dimensi maksimal dengan diameter besi tulangan 32mm.
Cara kerja dari alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan
ke dalam gigi bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak, dan dalam
hitungan detik baja tulangan akan terpotong. Pemotongan untuk baja
tulangan yang mempunyai diameter besar dilakukan satu persatu.
Sedangkan untuk baja yang diameternya lebih kecil, pemotongan dapat
dilakukan beberapa buah sekaligus sesuai dengan kapasitas dari alat.
Spesifikasi Alat :
Type : Toyo Kensetsu (sumber tenaga listrik)
Kapasitas : semua dimensi tulangan (maks. D32 mm)
Oleh : Chairil Nizar
119
3. Concrete vibrator
120
Gambar 3.1 Concrete Vibrator
Spesifikasi Alat :
Type : Electric Concrete Vibrator
Kapasitas : Ø 2,5”
oleh: Chairil Nizar
121
dari campuran beton yang akan dipompa. Sebab jika nilai slump terlalu
kecil maka kerja pompa akan menjadi berat. Slump adalah pengujian
untuk mengetahui kadar air beton / kelecakan beton dengan
menggunakan kerucut abrams
122
Gambar 5.1 Pengecoran Menggunakan Concrete Bucket dan Pipa
Tremie
Spesifikasi Alat :
Kapasitas : 0,8 m3
6. Theodolite
123
dan elevasi-elevasi/ peil-peil bangunan. Untuk keperluan pekerjaan
struktur diperlukan keakuratan dibawah 1 mm pada jarak tidak melebihi
30 meter. Dalam penggunaannya, theodolite didirikan pada tripod (kaki
tiga).
Spesifikasi Alat :
Type : Topcon DT-200 Series (Digital Theodolite)
Kapasitas : 300 m
124
7. Waterpass
125
Gambar 7.1 Detail dan Penggunaan Waterpass/Auto Level untuk
Pengecekan Elevasi Tulangan
Spesifikasi Alat :
Type : Topcon AT-G6
Kapasitas : 300 m
8. dump truck
Berbentuk seperti mobil pada umumnya namun dibuat lebih besar
dengan bak dibelakngnya sehingga dapat digunakan untuk
pengangkutan bahan bangunan dari pabrik menuju lokasi proyek
bangunan atau sebaliknya. pada proyek skala besar akan banyak kita
126
temui dump truck, penggunaan paling padat terjadi pada pekerjaan
galian tanah yang apabila lokasi proyek berada diperkotaan maka harus
memperhatikan peraturan transportasi dan kebersihan jalan raya,
misalnya untuk daerah Jakarta untuk wilayah tertentu hanya
mengizinkan dump truck beroperasi di malam hari, oleh karena itu pada
proyek gedung bertingkat tinggi ditengah kota yang sedang melakukan
pekerjaan galian tanah menjadi sangat sibuk dimalam hari dan kosong
disaat siang. sebelum meninggalkan area proyek perlu pekerjaan
pembersihan truck terlebih dahulu dengan menyediakan tempat khusus
cuci ban truck karena jika tidak dilakukan maka siap-siap untuk
dipanggil dan diminta pertanggungjawaban dinas pertamanan
pemerintah kota setempat.
9. Tower crane
Hampir semua proyek gedung bertingkat tinggi menggunakan alat
ini, fungsi utamanya adalah sebagai alat lalu lintas material dari bawah
menuju atas atau sebaliknya, misalnya digunakan saat melakukan
pekerjaan pengecoran beton dengan cara mengangkat beton dengan
bucket dari truck mixer menuju area pengecoran, fungsi lainya
misalnya untuk mpbilisasi besi tulangan ke area pekerjaan. penggunaan
TC ini perlu direncanakan dengan baik dari sisi penempatan, pondasi
TC dan pengaturan jadwal penggunaan alat sehingga tower crane dapat
terpakai secara maksimal.
127
11. Mobil crane
Fungsinya sama dengan tower crane namun jenis alat berat ini
bersifat mobile atau bisa berpindah tempat sehingga tidak memerlukan
pondasi khusus.
128
Besi beton/ besi tulang beton/ BTB adalah salah satu produk yang beredar di
pasar yang memiliki toleransi dalam dimensi. Artinya ada selisih marking diameter
antara besi beton yang beredar dengan diameter besi beton riel. Misalnya besi beton 8
KS Cilegon memiliki toleransi 0,1. Maka diameter riel dari besi beton ini lebih kecil
0,1 mm dari markingnya, atau diameter rielnya hanya 7,9 mm. Panjang standar seluruh
besi beton adalah 12 meter, kecuali besi beton tarikan (tidak memiliki marking)
memiliki panjang kurang dari 12 m.
Besi beton adalah produk yang bisa diukur (measurable). Dimensi diameter dan
panjangnya jelas. Pada realitanya, toleransi yang lebih “lebar” lagi justru banyak
ditemukan di pasar dalam negeri karena besi beton jenis itu memiliki pangsa pasar
(market share) sendiri. Hal ini menjelaskan bahwa pangsa pasar besi beton terbentuk
karena struktur pasar itu sendiri. Secara garis besar, ada 2 pangsa pasar yang terbentuk
yaitu pangsa pasar (properti) pribadi dan pangsa pasar (properti) non-pribadi. Untuk
pribadi, toleransi bisa diterima karena alasan menekan cost dan biasanya struktur
bangunan relatif tidak berat (rumah tinggal atau lainnya). Sedangkan pangsa pasar non-
pribadi adalah projek-projek swasta berstruktur berat (high rise building) dan bangunan
pemerintah. Secara umum mereka sangat concern dengan kualitas SNI karena
perhitungan struktur dan spesifikasi teknik telah ditetapkan konsultan perencana
profesional yang ditunjuk.
129
bahan konstruksi yang paling penting karena digunakan dalam berbagai bentuk untuk
hampir semua struktur baik besar maupun kecil seperti bangunan, jembatan, perkerasan
jalan, bendungan, dinding pebahan tanah, terowongan, jembatan yang melintasi
lembah (viaduct), drainase, fasilitas irigasi, tangki dan sebagainya.
Khusus untuk bangunan gedung bertingkat tinggi, besi beton digunakan untuk struktur
kolom, balok, dinding, plat, besi poer dan sloof. Sukses beton bertulang sebagai bahan
konstruksi yang universal karena banyaknya kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan
tersebut antara lain :
Memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan kebanyakan bahan lain.
Memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, bahkan memiliki struktur terbaik
untuk bangunan yang banyak bersentuhan dengan air. Pada peristiwa kebakaran
dengan intesitas rata-rata, batang-batang struktur dengan ketebalan penutup beton yang
memadai sebagai pelindung tulangan hanya mengalami kerusakan pada permukaannya
saja tanpa mengalami keruntuhan.
Struktur beton bertulang sangat kokoh.
Tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.
Dibandingkan dengan bahan lain, memiliki usia layan yang sangat panjang. Dalam
kondisi-kondisi normal, struktur beton bertulang dapat digunakan sampai kapanpun
tanpa kehilangan kemampuannya untuk menahan beban. Ini dapat dijelaskan dari
kenyataan bahwa kekuatannya tidak berkurang dengan berjalannya waktu bahkan
semakin lama semakin bertambah dalam hitungan tahun, karena lamanya proses
pemadatan semen.
Merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk pondasi tapak, dinding basement,
tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-bangunan semacam itu.
Dapat dirakit menjadi bentuk yang sangat beragam mulai dari plat, balok dan kolom
yang sederhana sampai menjadi atap kubah dan cangkang besar.
Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton bertulang lebih
rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti baja struktur.
130
C. Macam Besi Beton
1. Besi beton polos (plain bar)
Besi beton disebut Baja Tulangan dikarenakan fungsinya sebagai
rangka utama penyusun struktur bangunan sehingga besi beton menjadi
bahan primer dalam suatu pembangunan pondasi tapak, dinding
basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-bangunan
sebagainya. Istilah lain dari Besi Beton Polos adalah Roun Bar
dikarenakan permukaannya yang polos.
Standart kekuatan besi beton polos yaitu BJTP 24 dan ukuran
standart SNI yaitu full ukurannya. Meski demikian, pada ukuran
aktualnya tetap saja mempunyai toleransi misalnya besi beton Merek
KS yang disebut ukuran full tetap saja ada toleransi 0,1mm . sebagai
Contoh besi besi beton ukuran 10mm (Merek KS) ukuran nyatanya
9,9mm namun demikian produk KS pada saat ini tetap menjadi
primadona pasar dikarenakan kuwalitas dan ukuran No. 1 di Indonesia
dan mempunyai harga yang paling tinggi dibandingkan produk yang
lainnya. Pada umumnya spesifikasi material besi beton adalah SS400
ASTM A 615, 706 ; DIN 488 ; JIS G 3112 NFA 35015/16 ; SNI 07
2052
131
12mm = 10,7
16mm = 19
19mm = 26,76
22mm = 35,76
25mm = 46,2
32mm = 35,72
132
misalnya besi beton Merek KS yang disebut ukuran full tetap saja ada
toleransi 0,1mm . sebagai Contoh besi besi beton ukuran 10mm (Merek
KS) ukuran nyatanya 9,9mm namun demikian produk KS pada saat ini
tetap menjadi primadona pasar dikarenakan kuwalitas dan ukuran No.
1 di Indonesia dan mempunyai harga yang paling tinggi dibandingkan
produk yang lainnya. Pada umumnya spesifikasi material besi beton
adalah ASTM A 615, 706 ; DIN 488 ; JIS G 3112 NFA 35015/16 ; SNI
07 2052
Kandungan kimia besi beton (Chemical Composition) KS 10mm
C 16 %, Si 19 %,Mn 52%,P 1,2%,S 0,9%,Ni 2%,Cr 2% ,V 0 %
Mecanical Properties Besi Beton
Batas Ulur = 29,96 kg/mm
Kuat Tarik = 43,85 kg/mm
Regang = 30 %
Tabel Berat Besi Beton Ulir (Deformed Bar)
Ukuran Kg
10mm = 7,4
13mm = 12,5
16mm = 19
19mm = 26,76
22mm = 35,76
25mm = 46,2
32mm = 35,72
133
Daftar Pustaka
Sumber dari internet:
http://bahan-tekniksipil.blogspot.com/2012/06/teknologi-beton.html
http://yoppyinfo.blogspot.com/2009/10/teknologi-beton-semen.html
http://www.slideshare.net/indahsamad/teknologi-beton-mutu-tinggi
http://21perubahan93.blogspot.com/
http://21perubahan93.blogspot.com/2013/03/sifat-dan-karakteristik-yang-dibutuhkan.html
https://www.google.com/search?q=faktor+air+semen&ie=utf-8&oe=utf-8
http://belajarsipil.blogspot.com/2012/09/penetapan-nilai-faktor-air-semen.html
https://www.google.com/search?q=admixture+beton&ie=utf-8&oe=utf-8
https://khedanta.wordpress.com/2012/06/11/bahan-tambah-untuk-campuran-beton/
http://rumahdangriya.blogspot.com/2011/07/perencanaan-campuran-beton-atau.html
http://lauwtjunnji.weebly.com/pbi--sni--sampling-beton-dan-pengujian.html
http://civilresearch.blogspot.com/2011/01/sifat-sifat-beton-catatan-kuliah.html
https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-
8#q=Syarat+syarat+mutu+beton
http://studistruktur.blogspot.com/2008/12/sifat-bahan-beton.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30255/4/Chapter%20II.pdf
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=makalah+penelitian+perusahaan+beton
http://daniaactivity.blogspot.com/2014/01/makalah-observasi.html
http://www.distrodoc.com/205433-desain-komponen-beton-pracetak-untuk-fasade-bangunan-tinggi
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-beton-dalam-konstruksi.html
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0CFM
QFjAJ&url=http%3A%2F%2Fkontruksibangunan-kb1.blogspot.com%2F2013%2F03%2Fjenis-jenis-beton-
dalam-
konstruksi.html&ei=onNuVeKJBciLuwTIx4LwAQ&usg=AFQjCNHrrLV93FjPPXdTTb4dYjfBk4tshQ&bvm=bv.
94911696,d.c2E
http://www.academia.edu/4836726/Beton_adalah_suatu_campuran_yang_terdiri_dari_pasir
134
http://kampus-sipil.blogspot.com/2012/12/penerapan-besi-beton-bertulang-pada.html
http://www.ilmusipil.com/concrete-bucket-dan-pipa-tremie
http://www.academia.edu/4324662/METODE_PELAKSANAAN_KONSTRUKSI_BANGUNAN_GEDUNG_MA
NAJEMEN_TEMPAT_PEMBANGUNAN
http://widilesmana19061993.blogspot.com/2013/12/beton-mutu-tinggi.html
http://andykasipil.blogspot.com/2012_01_01_archive.html
http://helmizulmar.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://www.slideshare.net/cakagha1307/sni-20dt-209100082007beton
http://blog-tekniksipil.blogspot.com/2011_01_01_archive.html
135